PENDAHULUAN
I. TUJUAN
1
5. Labview untuk mengatur buzzer dan menampilkan gelombang sensor.
2
BAB II
DASAR TEORI
1. Transformator
dimana :
Np = Banyaknya lilitan primer
Ns = Banyaknya lilitan sekunder
Is = Arus pada sisi sekunder
Ip = Arus pada sisi primer
Vp = Tegangan pada sisi primer
Vs = Tegangan pada sisi sekunder
3
Trafo catu daya dibedakan menjadi dua, yaitu trafo non CT dan
trafo center tap (CT). Pada pembuatan realisasi ini yang digunakan adalah
Trafo non CT.
2. Resistor
4
Selanjutnya untuk mengetahui besar tahanan resistor dapat
memalui gelang warna yang masing masing warnanya memiliki nilai. Di
bawah ini adalah tabel warna pada resistor:
5
3. Transistor
6
4. Kapasitor
7
Gambar 1.6 (a) Kapasitor Polar Gambar 1.6 (b) Kapasitor Non-Polar
5. IC
8
Terdapat berbagai jenis Voltage Regulator atau Pengatur Tegangan,
salah satunya adalah Voltage Regulator dengan Menggunakan IC Voltage
Regulator. Salah satu tipe IC Voltage Regulator yang paling sering
ditemukan adalah tipe 7805 yaitu IC Voltage Regulator yang mengatur
Tegangan Output stabil pada Tegangan 5 Volt DC. IC 7812 yaitu IC Voltage
Regulator yang mengatur tegangan output stabil pada tegangan 12Volt DC.
6. Dioda
9
kelebihan elektron, dan sebaliknya muatan bertipe P merupakan bahan
dengan kekurangan elektron yang dipisahkan oleh depletion layer yang
terjadi akibat keseimbangan kedua muatan tersebut, oleh karena itu dioda
tersebut menghasilkan suatu hole yang berfungsi sebagai pembawa
tegangan atau muatan sehingga terjadi perpindahan sekaligus pengaliran
arus yang terjadi di hole tersebut.
7. MOC/Optocoupler
10
Gambar 1.9 Optocoupler
8. LED
11
walaupun juga telah digunakan dalam fotografi biasa. Sebelum era
elektronik, model warna RGB telah memiliki landasan yang kuat
berdasarkan pemahaman manusia terhadap teori trikromatik.
9. Heatsink
12
10. Arduino UNO
Microcontroller ATmega328
Operating Voltage 5V
13
SRAM 2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Length 68.6 mm
Width 53.4 mm
Weight 25 g
Power
Arduino Uno dapat disupply langsung ke USB atau power supply
tambahan yang pilihan power secara otomatis berfungsi tanpa saklar.
Kabel external (non-USB) seperti menggunakan adaptor AC ke DC atau
baterai dengan konektor plug ukuran 2,1mm polaritas positif di tengah ke
jack power di board. Jika menggunak baterai dapat disematkan pada pin
GND dan Vin di bagian Power konektor.
14
Penjelasan Power PIN:
3V3 – Pin tegangan 3.3 volt catu daya umum langsung ke board.
Maksimal arus yang diperbolehkan adalah 50 mA.
15
PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11.
- TWI: pin A4 atau pin SDA dan and A5 atau pin SCL. Support TWI
communication menggunakan Wire library. Inilah pin sepasang
lainnya di board UNO.
- AREF. Tegangan referensi untuk input analog. digunakan fungsi
analog Reference.
- Reset. Meneka jalur LOW untuk mereset mikrokontroler, terdapat
tambahan tombol reset untuk melindungi salah satu blok.
16
B. Rangkaian Elektronika Daya
1. Catu Daya
Prinsip kerja catu daya (power supply) dapat dipelajari sesuai
bagiannya masing-masing. Pada dasarnya perangkat elektronika mestinya
disuplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja
dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya DC yang paling
baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar,
sumber dari baterai tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah
sumber bolak-balik AC (alternating current) dari pembangkit tenaga listrik.
Untuk itu diperlukan suatu perangkat catu daya yang dapat mengubah arus
AC menjadi DC. Pada tulisan kali ini disajikan prinsip rangkaian catu daya
(power supply) linier mulai dari rangkaian penyearah yang paling sederhana
sampai pada catu daya yang ter-regulasi.
Transformator (Trafo)
17
dengan kebutuhan komponen Elektronika yang terdapat pada
rangkaian adaptor (DC Power Supply). Transformator bekerja
berdasarkan prinsip Induksi elektromagnetik yang terdiri dari 2 bagian
utama yang berbentuk lilitan yaitu lilitan Primer dan lilitan Sekunder.
Lilitan Primer merupakan Input dari pada Transformator sedangkan
Output-nya adalah pada lilitan sekunder. Meskipun tegangan telah
diturunkan, Output dari Transformator masih berbentuk arus bolak-
balik (arus AC) yang harus diproses selanjutnya.
18
Gambar 2.5 Rectifier
Filter (Penyaring)
19
Bentuk gelombang setelah filter kapasitor :
20
Gambar 2.8 Rangkaian IC Regulator
2. Rangkaian SSR
Solid state relay adalah relay yang elektronik, yaitu relay yang
tidak menggunakan kontaktor mekanik. Solid state relay menggunakan
kontaktor berupa komponen aktif seperti TRIAC, sehingga solid state
relay dapat dikendalikan dengan tegangan rendah dan dan dapat digunakan
untuk mengendalikan tegangan AC dengan voltase besar. Baik relay
kontaktor biasa maupun solid state relay (SSR) mempunyai keuntungan dan
kerugian. Baik keuntungan maupun kerugian tersebut merupakan ‘trade-off’
yang harus dipilih bagi disainer sistem kontrol.
21
Gambar 3.0 rangkaian input SSR
22
menggunakan supply AC atau non-terpolarisasi DC. Tentu saja, produsen
memproduksi dan menjual solid state relay input AC (biasanya 90 hingga
280 volt AC).
Salah satu keuntungan terbesar dari solid state relay atas relay
elektromekanis adalah kemampuannya untuk mengalihkan "OFF" beban AC
pada titik arus beban nol, dengan demikian sepenuhnya menghilangkan
lengkungan, kebisingan listrik dan pantulan kontak yang terkait dengan
relay mekanis konvensional dan beban induktif.
23
Turn-off arus nol adalah keuntungan utama untuk menggunakan
solid state relay karena mengurangi reduksi listrik dan ggl-balik yang terkait
dengan peralihan beban induktif seperti yang terlihat oleh kontak relay
elektro-mekanis. Pertimbangkan diagram bentuk gelombang output di
bawah ini dari solid state relay AC yang ideal.
C. Labview
24
1. Front Panel
25
Blok diagram adalah bagian window yang berlatar belakang
putih berisi source code yang dibuat dan berfungsi sebagai instruksi
untuk front panel.
Function pallete
26
Gambar 3.5 Function Pallete
27
BAB III
PEMBUATAN ALAT
A. Pembuatan Rangkaian
28
Daftar alat dan bahan pada rangkaian SSR :
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah
29
5. Ferricloride - Secukupnya
6. Mur dan baut - Secukupnya
7. Tenol - Secukupnya
8. Stopkontak - 1 buah
9. Lampu pijar 5Watt 1 buah
10. Jack Arduino - 1 buah
11. Kabel jumper - Secukupnya
12. Spacer - 14 buah
13. Fitting lampu - 1 buah
LANGKAH KERJA
30
7. Rendam PCB pada larutan tersebut dan menggoyang-goyangkan
baskom hingga tembaga yang tidak tetutup carbon atau spidol
menjadi hilang akibat proses pelarutan dengan Ferricloride.
8. Setelah proses pelarutan tembaga pada PCB selesai, bersihkan
karbon yang masih menempel dengan kapas yang dibasahi dengan
tiner/bensin secara perlahan.
9. Melubangi papan PCB sesuai jalur yang telah dibuat dengan
menggunakan bor khusus PCB. Yaitu bor ukuran 0,8-1mm sesuai
letak dan besar kaki komponen.
10. Memasang komponen pada papan PCB sesuai letak komponen dan
mensoldernya dengan tenol. Pada proses ini pensolderan harus
dilakukan dengan cepat dan rapi karena ada beberapa komponen
yang tidak tahan dengan suhu tinggi sehingga dapat mengurangi
kepekaan komponen.
13. Memasang rangkaian yang sudah jadi pada media sesuai keinginan
(Akrilik) sebagai casing.
31
4. Hubungkan terminal block sebelah terminal inputan PSA ke
buzzer. Kemudian hubungkan Output dimmer DC ke Port
Arduino.
5. Hubungkan pula Sensor LDR Ke Port Arduino.
6. Hubungkan 220v dari Trafo ke Rangkaian SSR.
7. Sambungkan Lampu pijar dengan lampu kemudian masukkan
terminal blok di sebelah inputan 220v.
8. Sambungkan output SSR ke arduino uno.
9. Pastikan Port yang anda hubungkan dengan pengaturan di labview
sama.
10. Coba alat dengan masukkan steker ke stop kontak. Serta hidupkan
saklar.
11. Atur labview dan check.
1. Eagle
32
c. Tambahkan komponen yang ingin digunakan kedalam lembar kerja
dengan cara klik "add".
33
e. Hubungkan semua kaki kaki komponen sesuai dengan yang anda
inginkan, jika semua kaki sudah terhubung dengan benar klik “
Generate/switch to board” kemudian akan muncul peringatan lalu
klik “yes”.
f. Menyimpan file yang sudah dibuat dengan cara klik "file" lalu klik
"save”.
D. Labview
34
BAB IV
CARA KERJA
35
(jembatan). Tegangan hasil penyearah gelombang penuh tersebut masih
terdapat ripple.
2. Rangkaian SSR
Inti dari prinsip solite state relay adalah ketika tegangan DC (dari
arduino uno misalnya) menghidupkan LED. Led akan mentrigger
optocoupler yang kemudian melanjutkan tegangan tersebut ke TRIAC. Triac
disini akan menyalakan beban yaitu 3 buah resistor. Dimana fungsi resistor
adalah untuk membatasi arus. Arus yang dibatasi adalah arus untuk LED,
36
uptocoupler dan arus untuk TRIAC sendiri. Uptocoupler berfungsi untuk
mengisolasi antara controller dengan perangkat eksternal yang dikontrol.
LED hanya untuk indicator bahwa rangkaian tersebut berjalan dengan
semestinya. Selain itu TRIAC disini adalah komponen utama yaitu berfungsi
sebagai mengatur ada atau tidaknya arus listrik yang melewatinya. TRIAC
cocok diaplikasikan pada tegangan AC karena TRIAC merupakan
komponen SCR yang disusun secara berlawanan dengan gate yang saling
dihubungkan. Komponen ini diperlukan karena pada TRIAC arus bisa
berjalan bolak balik. Tidak seperti SCR lain seperti dioda yang bersifat
sebagai penyearah.
3. Rangkaian Dimmer DC
37
4. Dioda digunakan sebagai pelindung mosfet karena beban induktif saat
disuplly input atau saat diberhentikan mempunyai lonjakan yang tinggi
dan akan menyebabkan kerusakan mosfet
5. PWM terhubung dengan kaki gate pada mosfet tetapi melewati resistor
yang berfungsi sebagai pembatas arus
6. Pengontrolan duty cycle menyebabkan tegangan yang masuk pada gate
mosfet bervariasi yang mempengaruhi besar arus yang mengalir dari
kaki drain ke source pada mosfet. Setelah gate tertrigger, tegangan
tertahan pada kaki drain mosfet akan mengalir menuju source.
7. Resistor 10k berfungsi sebagai pull down tegangan yang akan masuk ke
kaki gate agar gate mendeteksi kondisi low 0V secara sempurna.
4. Rangkaian Keseluruhan
2. PSA 12v Volt digunakan untuk mensuplai daya untuk dimmer dc. Kemudian
dimmer dihubungkan ke buzzer dan arduino.
38
BAB V
39
Pengukuran dilakukan pada masing-masing rangkaian untuk
mengetahui kemungkinan adanya kesalahan pada rangkaian dengan mengamati
besar tegangan keluarannya.
Adapun rangkaian yang diukur dan diamati pada pembuatan alat ini
adalah rangkaian Catu Daya, rangkaian SSR, Sensor, rangkaian dimmer DC,
buzzer :
1. Rangkaian Catu Daya
Rangkaian catu daya sebagai penyuplai daya ke Dimmer DC.
Pengukuran rangkaian catu daya dilakukan dengan mengukur tegangan
keluaran dan masukan terminal-terminal dan transformator.
Tabel pengukuran rangkaian catu daya 12 V
NO Titik Ukur Tegangan Terukur
2. Rangkaian SSR
Rangkaian ssr merupakan rangkaian solite state relay. Pengukuran
yang dilakukan dengan mengukur tegangan input dan output rangkaian
relay.
NO Input Tegangan Terukur
40
3. Rangkaian Dimmer DC
2
Buzzer 5 Volt
3
41
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
42