(ELEKTRONIKA)
“Komponen Elektronika”
Oleh:
Gambar
2. SEKERING
Simbol
Gambar
Fungsi
Sekering (dari bahasa Belanda zekering) adalah suatu alat yang digunakan
sebagai pengaman dalam suatu rangkaian listrik apabila terjadi kelebihan muatan
listrik atau suatu hubungan arus pendek.
Cara kerjanya apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau terjadi hubungan
arus pendek, maka secara otomatis sekering tersebut akan memutuskan aliran listrik
dan tidak akan menyebabkan kerusakan pada komponen yang lain.
3. SAKELAR
Simbol
Gambar
TRANSFORMATOR
Transformator atau transformer atau trafo adalah komponen elektromagnet
yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain.
Prinsip kerja
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks
magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik
ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua
daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
4. TRANSFORMATOR STEP UP
Simbol
Gambar
5. TRANSFORMATOR STEP-DOWN
Simbol
Gambar
6. AUTO TRANSFORMATOR
Simbol
Gambar
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara
listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga
merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan
dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat
dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari
autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah
daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan
isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu,
autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa
kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
7. TRANSFORMATOR ISOLASI
Simbol
Gambar
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan
lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada
beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk
mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara
dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan
oleh kopling kapasitor.
KONDENSATOR/KAPASITOR
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang
dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang
disebut Farad dari nama Michael Faraday.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif
dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
KONDENSATOR TETAP
9. KONDENSATOR/KAPASITOR POLYESTER
Pada dasarnya sama saja dengan kondensator keramik begitu juga cara
menghitung nilainya. Bentuknya persegi empat seperti permen. Biasanya mempunyai
warna merah, hijau, coklat dan sebagainya. Polister film adalah bahan yang
digunakan untuk pembuatan kapasitor ini. Kapasitor ini memiliki toleransi yang kecil
sekitar ±5% sampai ±10% dan juga tidak memiliki kutub.
Gambar
Gambar
RESISTOR
Simbol
Gambar
Gambar
14. POTENSIOMETER
Simbol
Gambar
15. RHEOSTAT
Simbol
Gambar
Cara paling umum untuk mengubah-ubah resistansi dalam sebuah sirkuit adalah
dengan menggunakan resistor variabel atau rheostat. Sebuah rheostat adalah resistor
variabel dua terminal dan seringkali didesain untuk menangani arus dan tegangan
yang tinggi. Biasanya rheostat dibuat dari kawat resistif yang dililitkan untuk
membentuk koil toroid dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas toroid,
menyentuh koil dari satu lilitan ke lilitan selanjutnya.
16. TRIMPOT
Simbol
Gambar
17. TERMISTOR
Simbol
Gambar
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 x 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan
toleransi 10%.
Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 x 10 5 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm
dengan toleransi 10%.
Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Angka
Contoh :
Kode Angka yang tertulis di badan Komponen Chip Resistor adalah 4 7 3;
Contoh cara pembacaan dan cara menghitung nilai resistor berdasarkan kode angka
adalah sebagai berikut :
Masukkan Jumlah nol dari Angka ke 3 = 000 (3 nol) atau kalikan dengan 10³
Maka nilainya adalah 47.000 Ohm atau 47 kilo Ohm (47 kOhm)
Gambar
Dioda cahaya atau lebih dikenal dengan sebutan LED (light-emitting diode)
adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak
koheren ketika diberi tegangan maju. Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi.
Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai, dan bisa
juga ultraviolet dekat atau inframerah dekat.
Fungsi Fisikal
Sebuah LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah
dioda normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh,
atau di-dop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut
p-n junction. Pembawa-muatan - elektron dan lubang mengalir ke junction dari
elektroda dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh
ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon.
Emisi cahaya
Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu
warnanya, tergantung dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk p-n
junction. Sebuah dioda normal, biasanya terbuat dari silikon atau germanium,
memancarkan cahaya tampak inframerah dekat, tetapi bahan yang digunakan untuk
sebuah LED memiliki selisih pita energi antara cahaya inframerah dekat, tampak, dan
ultraungu dekat.
Gambar
Dioda schottky (diambil dari nama seorang ahli fisika Jerman Walter H.
Schottky; juga dikenal sebagai dioda pembawa panas) adalah dioda semikonduktor
dengan tegangan rendah.
Konstruksi
Dioda Schottky adalah tipe khusus dari dioda dengan tegangan yang rendah.
Ketika arus mengalir melalui dioda akan ditahan oleh hambatan internal, yang
menyebabkan tegangannya menjadi kecil di terminal dioda. Dioda normal antara 0.7-
1.7 volt, sementara dioda Schottky tegangan kira-kira antara 0.15-0.45 volt.
Dioda Schottky menggunakan simpangan logam-semikonduktor sebagai sawar
schottky (dari sebuah simpangan semikonduktor-semikonduktor seperti dalam dioda
konvensional). Sawar schottky ini dihasilkan dengan waktu kontak yang sangat cepat
dan tegangan yang rendah.
Perbedaan yang paling penting antara p-n dan dioda Schottky adalah dari
membalikkannya waktu pemulihan, ketika beralih dari keadaan tidak menghantarkan
ke keadaan menghantarkan dan sebaliknya. Dimana dalam dioda p-n waktu
pemulihan balik dapat dalam orde ratusan nano-detik dan kurang dari 100 nano-detik
untuk dioda cepat.
Aplikasi
Aplikasi termasuk perlindungan muatan pada sel surya yang dihubungkan
dengan batere timbal-asam dan dalam mode saklar-sumber listrik; dalam kedua kasus
rendahnya tegangan akan meningkatkan efisiensi. Dioda silicon standar tegangan
kira-kira sekitar 0.7 volt dan dioda germanium 0.3 volt.
Gambar
Dioda Zener adalah dioda yang memiliki karakteristik menyalurkan arus
listrik mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui
batas "tegangan rusak" (breakdown voltage) atau "tegangan Zener". Ini berlainan dari
dioda biasa yang hanya menyalurkan arus listrik ke satu arah.
Dioda yang biasa tidak akan mengijinkan arus listrik untuk mengalir secara
berlawanan jika dicatu-balik (reverse-biased) di bawah tegangan rusaknya. Jika
melampaui batas tegangan rusaknya, dioda biasa akan menjadi rusak karena
kelebihan arus listrik yang menyebabkan panas. Namun proses ini adalah reversibel
jika dilakukan dalam batas kemampuan. Dalam kasus pencatuan-maju (sesuai dengan
arah gambar panah), dioda ini akan memberikan tegangan jatuh (drop voltage)
sekitar 0.6 Volt yang biasa untuk dioda silikon. Tegangan jatuh ini tergantung dari
jenis dioda yang dipakai.
Sebuah dioda Zener memiliki sifat yang hampir sama dengan dioda biasa,
kecuali bahwa alat ini sengaja dibuat dengan tengangan rusak yang jauh dikurangi,
disebut tegangan Zener. Sebuah dioda Zener memiliki p-n junction yang memiliki
doping berat, yang memungkinkan elektron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi
material tipe-p ke dalam pita konduksi material tipe-n. Sebuah dioda zener yang
dicatu-balik akan menunjukan perilaku rusak yang terkontrol dan akan melewatkan
arus listrik untuk menjaga tegangan jatuh supaya tetap pada tegangan zener. Sebagai
contoh, sebuah diode zener 3.2 Volt akan menunjukan tegangan jatuh pada 3.2 Volt
jika diberi catu-balik. Namun, karena arusnya tidak terbatasi, sehingga dioda zener
biasanya digunakan untuk membangkitkan tegangan referensi, atau untuk
menstabilisasi tegangan untuk aplikasi-aplikasi arus kecil.
Pemakaian
Dioda Zener biasanya digunakan secara luas dalam sirkuit elektronik. Fungsi
utamanya adalah untuk menstabilkan tegangan. Pada saat disambungkan secara
parallel dengan sebuah sumber tegangan yang berubah-ubah yang dipasang sehingga
mencatu-balik, sebuah dioda zener akan bertingkah seperti sebuah kortsleting
(hubungan singkat) saat tegangan mencapai tegangan rusak diode tersebut. Hasilnya,
tegangan akan dibatasi sampai ke sebuah angka yang telah diketahui sebelumnya.
Sebuah dioda zener juga digunakan seperti ini sebagai regulator tegangan
shunt (shunt berarti sambungan parallel, dan regulator tegangan sebagai sebuah kelas
sirkuit yang memberikan sumber tegangan tetap.
Cara Pengujian
1. Dengan jangkah OHM x1k atau x100 penyidik merah ditempel pada katoda (ada
tanda gelang) dan hitam pada anoda, jarum harus ke kanan.
2. Penyidik dibalik ialah merah ke anoda dan hitam ke katoda, jarum harus tidak
bergerak. Bila tidak demikian berarti kemungkinan diode rusak.
Pengeras suara Inggris loud speaker atau speaker saja) adalah transduser
yang mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio (suara) dengan cara menggetarkan
komponennya yang berbentuk selaput.
Membuat suara
Pada dasarnya, speaker merupakan mesin penterjemah akhir, kebalikan dari
mikrofon. Speaker membawa sinyal elektrik dan mengubahnya kembali menjadi
getaran untuk membuat gelombang suara. Speaker menghasilkan getaran yang
hampir sama dengan yang dihasilkan oleh mikrofon yang direkam dan dikodekan
pada tape, CD, LP, dan lain-lain. Speaker tradisional melakukan proses ini dengan
menggunakan satu drivers atau lebih.
Gambar
Pada gambar terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang
gate pada kaki yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang
SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai
fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga
semikonduktor dengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai
pengendalinya adalah gate (G). SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari
bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif)
dan biasanya disebut PNPN Trioda.
Guna SCR:
Sebagai rangkaian Saklar (switch control)
Sebagai rangkaian pengendali (remote control)
Diagram dan skema SCR:
Ada tiga kelompok besar untuk semikonduktor ini yang sama-sama dapat
berfungsi sebagai Saklar (Switching) pada tegangan 120 volt sampai 240 volt. Ketiga
kelompok tersebut adalah SCR ini sendiri, DIAC dan TRIAC.
23. DIAC
DIAC merupakan salah satu jenis dioda SCR, namun memiliki dua terminal
(elektroda) saja, berbeda dengan "saudaranya" yang memiliki tiga terminal, TRIAC.
Pada diagram menunjukkan ada lima lapisan dalam DIAC, memiliki dua
terminal yaitu terminal 1 (T1) and terminal 2 (T2).
TRANSISTOR
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal
atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
PNP P-channel
NPN N-channel
BJT JFET
Simbol Transistor dari Berbagai Tipe
BJT
BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor.
Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua dioda yang terminal positif atau
negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah
emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat
menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor.
Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik.
Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan
dengan β atau hFE. β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.
FET
FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate
FET (IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor)
FET (MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk
sebuah dioda dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara
fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung
vakum, yang juga membentuk sebuah dioda antara grid dan katode. Dan juga,
keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion mode", keduanya memiliki
impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan arus listrik dibawah kontrol
tegangan input.
FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion
mode. Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source
saat FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh:
dalam depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan
dalam enhancement mode, gate adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate
dibuat lebih positif, aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-
channel FET, polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe
enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.
1. Penentuan jenis FET dilakukan dengan jangkah pada x100 penyidik hitam pada
Source dan merah pada Gate.
2. Bila jarum menyimpang, maka janis FET adalah kanal P dan bila tidak, FET
adalah kanal N.
3. Kerusakan FET dapat diamati dengan rangkaian pada gambar. Jangkah
diletakkan pada x1k atau x10k, potensio pada minimum, resistansi harus kecil.
4. Bila potensio diputar ke kanan, resistansi harus tak terhingga. Bila peristiwa ini
tidak terjadi, maka kemungkinan FET rusak.
Gambar
1. Cara kerja UJT (Uni Junktion Transistor) adalah seperti switch, UJT kalau masih
bisa on off berarti masih baik.
2. Jangkah pada 10 VDC dan potensio pada minimum, tegangan harus kecil.
3. Setelah potensio diputar pelan-pelan jarum naik sampai posisi tertentu dan kalau
diputar terus jarum tetap disitu.
4. Bila jarum diputar pelan-pelan ke arah minimum lagi, pada suatu posisi tertentu
tiba-tiba jarum bergerak ke kiri dan bila putaran potensio diteruskan sampai
minimum jarum tetap disitu. Bila peristiwa tersebut terjadi, maka UJT masih
baik.
Gambar
Transistor dwikutub gerbang-terisolasi (IGBT = insulated gate bipolar
transistor) adalah piranti semikonduktor yang setara dengan gabungan sebuah BJT
dan sebuah MOSFET. Jenis peranti baru yang berfungsi sebagai komponen saklar
untuk aplikasi daya ini muncul sejak tahun 1980-an.
Karakteristik IGBT
Sesuai dengan namanya, peranti baru ini merupakan peranti yang
menggabungkan struktur dan sifat-sifat dari kedua jenis transistor tersebut di atas,
BJT dan MOSFET. Dengan kata lain, IGBT mempunyai sifat kerja yang
menggabungkan keunggulan sifat-sifat kedua jenis transistor tersebut. Saluran
gerbang dari IGBT, sebagai saluran kendali juga mempunyai struktur bahan penyekat
(isolator) sebagaimana pada MOSFET.
Masukan dari IGBT adalah terminal Gerbang dari MOSFET, sedang terminal
Sumber dari MOSFET terhubung ke terminal Basis dari BJT. Dengan demikian, arus
cerat keluar dan dari MOSFET akan menjadi arus basis dari BJT. Karena besarnya
resistansi masukan dari MOSFET, maka terminal masukan IGBT hanya akan
menarik arus yang kecil dari sumber. Di pihak lain, arus cerat sebagai arus keluaran
dari MOSFET akan cukup besar untuk membuat BJT mencapai keadaan jenuh.
Dengan gabungan sifat kedua unsur tersebut, IGBT mempunyai perilaku yang cukup
ideal sebagai sebuah saklar elektronik. Di satu pihak IGBT tidak terlalu membebani
sumber, di pihak lain mampu menghasilkan arus yang besar bagi beban listrik yang
dikendalikannya.
Terminal masukan IGBT mempunyai nilai impedansi yang sangat tinggi,
sehingga tidak membebani rangkaian pengendalinya yang umumnya terdiri dari
rangkaian logika. Ini akan menyederhanakan rancangan rangkaian pengendali dan
penggerak dari IGBT.
Di samping itu, kecepatan pensaklaran IGBT juga lebih tinggi dibandingkan
peranti BJT, meskipun lebih rendah dari peranti MOSFET yang setara. Di lain pihak,
terminal keluaran IGBT mempunyai sifat yang menyerupai terminal keluaran
(kolektor-emitor) BJT. Dengan kata lain, pada saat keadaan menghantar, nilai
resistansi-hidup (Ron) dari IGBT sangat kecil, menyerupai Ron pada BJT.
Dengan demikian bila tegangan jatuh serta borosan dayanya pada saat
keadaan menghantar juga kecil. Dengan sifat-sifat seperti ini, IGBT akan sesuai
untuk dioperasikan pada arus yang besar, hingga ratusan Ampere, tanpa terjadi
kerugian daya yang cukup berarti. IGBT sesuai untuk aplikasi pada perangkat
Inverter maupun Kendali Motor Listrik (Drive).
Sifat-sifat IGBT
Komponen utama di dalam aplikasi elekronika daya dewasa ini adalah saklar
peranti padat yang diwujudkan dengan peralatan semikonduktor seperti transistor
dwikutub (BJT), transistor efek medan (FET), maupun Thyristor. Sebuah saklar ideal
di dalam penggunaan elektronika daya akan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Pada saat keadaan tidak menghantar (off), saklar mempunyai tahanan yang
besar sekali, mendekati nilai tak berhingga. Dengan kata lain, nilai arus bocor
struktur saklar sangat kecil
2. Sebaliknya, pada saat keadaan menghantar (on), saklar mempunyai tahanan
menghantar (Ron) yang sekecil mungkin. Ini akan membuat nilai tegangan jatuh
(voltage drop) keadaan menghantar juga sekecil mungkin, demikian pula dengan
besarnya borosan daya yang terjadi, dan kecepatan pensaklaran yang tinggi.
1. Untuk transistor jenis NPN, pengujian dengan jangkah pada x100, penyidik hitam
ditempel pada Basis dan merah pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan.
2. Bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum harus ke kanan lagi.
3. Kemudian penyidik merah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus tidak
menyimpang dan bila penyidik hitam dipindah ke Emitor jarum juga harus tidak
menyimpang.
4. Selanjutnya dengan jangkah pada 1 k penyidik hitam ditempel pada kolektor dan
merah, pada emitor, jarum harus sedikit menyimpang ke kanan dan bila dibalik
jarum harus tidak menyimpang. Bila salah satu peristiwa tersebut tidak terjadi,
maka kemungkinan transistor rusak.
5. Untuk transitor jenis PNP, pengujian dilakukan dengan penyidik merah pada Basis
dan hitam pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan.
6. Demikian pula bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum arus menyimpang
ke kanan lagi.
7. Selanjutnya analog dengan pangujian NPN. Kita dapat menggunakan cara tersebut
untuk mengetahui mana Basis, mana Kolektor dan mana Emitor suatu transistor
dan juga apakah jenis transistor PNP atau NPN.
8. Beberapa jenis multimeter dilengkapi pula fasilitas pengukur hFE, ialah salah
parameter penting suatu transistor.
9. Dengan circuit seperti pada gambar, dapat diperkirakan bahan transistor.
Pengujian cukup dilakukan antara Basis dan Emitor, bila voltage 0.2 V germanium
dan bila 0.6 V maka kemungkinan silicon.