Anda di halaman 1dari 8

NAMA : AIDIL SAPUTRA

KELAS : XI TOI 1

KONTAKTOR DAN RELAY


Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja apabila kumparan
diberi energi. The National Manufacture Assosiation (NEMA) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai
alat yang digerakan secara magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak
seperti relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik tanpa
merusak. Beban-beban tersebut meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor, dan motor
listrik

Prinsip Kerja

Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO ) dan
beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat
kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan
normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah
lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga
terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu
mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian
listrik.

Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti yang telah dijelaskan di
atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet akan menarik jangkar
sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan
yang harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun tegangan searah ( DC ), tergantung
dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan. Untuk beberapa keperluan digunakan juga kumparan
arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari segi produksi lebih disukai kumparan tegangan karena
besarnya tegangan umumnya sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai
tertentu.
Karakteristik
Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya kontaktor ditulis dalam
ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban yang dipikul, kemampuan menghantarkan arus dari
kontak – kontaknya, ditulis dalam satuan ampere, kemampuan tegangan dari kumparan magnet, apakah
untuk tegangan 127 Volt atau 220 Volt, begitupun frekuensinya, kemampuan melindungi terhadap
tegangan rendah, misalnya ditulis ± 20 % dari tegangan kerja. Dengan demikian dari segi keamanan dan
kepraktisan, penggunaan kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada saklar biasa.

Aplikasi
Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan kontrol yang dioperasikan
secara manual meliputi hal :
a.Pada penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat manual yang cocok. Lebih
dari itu, alat seperti itu besar dan sulit mengoperasikannya. Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk
membangun kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau tegangan yang tinggi, dan
alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari kontaktor.
b.Kontaktor memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator (satu lokasi) dan
diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi.
c.Pengoperasian yang harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat digunakan kontaktor untuk
menghemat usaha. Operator secara sederhana harus menekan tombol dan kontaktor akan memulai
urutan event yang benar secara otomatis.
d.Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang sangat peka.
e.Tegangan yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari operator, sehingga
meningkatkan keselamatan / keamanan instalasi.
f.Dengan menggunakan kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik yang jauh. Satu-
satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk tombol tekan.
g.Dengan kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan dengan peralatan seperti
kontrol logika yang dapat diprogram seperti Programmable Logic Controller (PLC).
Pengertian relay

Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara
prinsip, relai merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya
Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada
solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang,
tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.Relay biasanya digunakan untuk
menggerakkan arus/tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan
memakai arus/tegangan yang kecil (misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC). Dalam pemakaiannya biasanya
relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang di-paralel dengan lilitannya
dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk
mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak
merusak komponen di sekitarnya.

Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta kekuatan relay men-switch
arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay. Misalnya relay 12VDC/4 A 220V, artinya
tegangan yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik
(maksimal) sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt. Sebaiknya relay difungsikan 80% saja dari
kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman.Relay jenis lain ada yang namanya
reedswitch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil
yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan
saling menempel sehingga menjadi saklar yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet
hilang dan kontak kembali terbuka (off).

Persamaan dan Perbedaan Kontraktor dan Relay

Kontaktor dan relay mempunyai prinsip kerja yang sama, yaitu memanfaatkan koil yang dialiri listrik
akan menghasilkan medan magnet. Kontaktor dan relay juga mempunyai penamaan terminal untuk koil
yang sama, yaitu A1 dan A2.
Foto Relay

Foto Kontaktor

Secara fisik dan kasat mata, kontaktor memiliki ukuran yang lebih besar daripada relay. Secara fungsi,
biasanya kontaktor digunakan untuk salah satu material atau alat bantu untuk sistem motor induksi 3
fasa. Sedangkan relay digunakan pada sistem control (PLC). Dari sisi besarnya tegangan listrik, umumnya
kontaktor digunakan untuk listrik 380V ( 3 fasa ) dan relay biasanya digunakan untuk listrik 220VAC dan
listrik DC.
Sejarah Kontaktor

pixabay.com

Pada tahun 1950, kontaktor pertama kali diluncurkan oleh perusahaan OEM HVACR (Original
Equipment Manufacturer Heating Ventilation Air Conditioning and Refrigeration).

OEM HVACR bekerja sama dengan perusahaan lainnya yang bergerak dalam bidang yang sama.

Beberapa perusahaan yang saling bekerja sama tersebut, bertujuan untuk membuat kontaktor
murah serta ramah lingkungan.

Unit elektrikal ini mulanya diperuntukkan untuk pasar di benua Amerika Utara saja dan sudah
berstandart NEMA.

Namun, Perusahaan OEM HVACR ini membuat target baru ke pasar asia juga yang berstandart
ICE. Sehingga akhirnya kini kita bisa menggunakan kontaktor tersebut dan menggunakannya
dalam instalasi kelistrikan.

Fungsi Kontaktor

Seperti yang telah diketahui, kontaktor adalah alat yang berguna untuk dapat menyambungkan
serta memutuskan arus listrik bertipe AC.

Dengan demikian, arus pada rangkaian elektronik jadi lebih mudah ketika ingin dikontrol.

Di luar itu, sebenarnya kontaktor juga memiliki beberapa fungsi lain. Yaitu:
1. Kontrol Lighting

unsplash.com

Kontaktor dapat berfungsi sebagai kontrol pencahayaan atau sebagai komponen penghubung
dan pemutus arus listrik ke lampu tersebut. Pada saklar NO dan NC di kontaktor maka fungsi
tersebut dapat dimaksimalkan.

Biasanya dengan fungsi ini kontaktor dapat digunakan pada pencahayaan konser musik,
stadion olahraga dan sebagainya.

2. Kontrol Motor Listrik

unsplash.com
Kontaktor juga dapat digunakan dalam dunia industri sebagai komponen untuk mengontrol
motor listrik yang memiliki daya besar. Kontaktor berfungsi untuk menghubungkan serta
memutuskan arus listrik ke motor tersebut.

Dengan fungsi ini, kontaktor dapat disebut juga dengan istilah magnetic starter karena mampu
mengendalikan kontrol listrik. Seperti pada mesin-mesin pabrik yang memerlukan daya arus
listrik yang besar.

3. Transfer Switch

unsplas
h.com

Kontaktor sering dipakai pada transfer switch yang masih merupakan sistem ATS. Selain itu,
kontaktor juga sering digunakan sebagai saklar transfer dan interlock didalamnya.

Alasannya, karena pada transfer switch memerlukan kapasitas kontrol dengan daya besar serta
kecepatan transfer yang mumpuni. Semua yang diperlukan transfer switch dimiliki oleh
karakteristik dari kontaktor tersebut.
4. Kontrol Suatu Komponen Secara Otomatis

un
splash.com

Kontrol ini memang pada awalnya menjadi fungsi utama dari kontaktor. Karena kontaktor
memiliki saklar NO dan NC, yang dapat membuka serta menutup arus listrik yang mengalir
secara otomatis pada rangkaian elektronik.

Jadi, adanya kontaktor maka arus listrik pada rangkaian elektronik dapat terkendali dengan
maksimal.

Selain itu, jika tidak ada arus listrik yang mengalir lagi maka kontaktor akan kembali ke keadaan
semula.

Anda mungkin juga menyukai