Materi
Paraf :
: ....................................
...............................
Asisten : ...................................................
......
Keterangan :
1. Trafo 3A CT
NP : jumlah lilitan primer
( 1 buah)
NS : jumlah
lilitan
sekunder
2. Resistor
680
Ohm
2,0 Watt
VP : tegangan primer
3. Transistor 2N 3055
VS : tegangan sekunder
(2 buah)
(2 buah)
Ohm yang
dilambangkan dengan simbol (Omega) merupakan satuan resistansi dari sebuah resistor yang bersifat
resistif. Fungsi resistor adalah sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan arus listrik dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan.
Adapun fungsi resistor secara lengkap adalah sebagai berikut :
1. Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian
elektronika.
2. Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian
elektronika.
3. Berfungsi untuk membagi tegangan.
4. Berfungsi untuk
Gambar 6. Resistor
Gambar 7. Transistor
Transistor adalah komponen elektronika terbuat dari alat semikonduktor yang banyak di pakai sebagai
penguat, pemotong (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya.
Pengertian Transistor pada alat semikonduktor mempunyai 3 elektroda (triode), yaitu dasar (basis),
pengumpul (kolektor) dan pemancar (emitor). Pada dasarnya transistor juga memiliki banyak kegunaan,
salah satunya adalah berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET) memungkinkan mengalirkan arus listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya. Tegangan yang memiliki satu terminal contohnya adalah Emitor yang dapat di pakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang lebih besar dari pada input basis.
Dalam sebuah rangkaian analog, komponen transistor dapat di gunakan dalam penguat (amplifier).
Komponen yang terdapat dalam rangkaian analog antara lain pengeras suara, sumber listrik stabil dan
penguat sinyal radio. Jadi pengertian transistor dapat di bilang sebagai pemindahan atau peralihan bahan
setengah penghantar menjadi penghantar pada suhu tertentu. Pengertian transistor merupakan komponen
yang sangat penting dan di perlukan untuk sebuah rangkaian elektronika. Tegangan yang terdapat pada
transistor merupakan tegangan satu terminal, misalnya emitor yang dapat di pakai untuk mengatur arus
dan tegangan inputnya, memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Gambar 8. Transistor
Pemeriksaan Transformator
Untuk mengetahui sebuah trafo masih bagus atau sudah rusak adalah dengan menggunakan AVO
meter. Caranya posisikan AVO meter pada posisi Ohm meter, lalu cek lilitan primernya harus terhubung.
Demikian juga lilitan sekundernya juga harus terhubung. Sedangkan antara lilitan primer dan skunder
tidak boleh terhubung, jika terhubung maka trafo tersebut konslet (kecuali untuk jenis trafo tertentu yang
memang didesain khusus untuk pemakaian tertentu). Begitu juga antara inti trafo dan lilitan
primer/skunder tidak boleh terhubung, jika terhubung maka trafo tersebut akan mengalami kebocoran arus
jika digunakan.
Secara fisik trafo yang bagus adalah trafo yang memiliki inti trafo yang rata dan rapat serta jika
digunakan tidak bergetar, sehingga efisiensi dayanya bagus. Dalam penggunaannya perhatikan baik2
tegangan kerja trafo, tiap tep-nya biasanya ditulis tegangan kerjanya misalnya pada primernya 0V 110V
220V, untuk tegangan 220 volt gunakan tep 0V dan 220V, sedangkan untuk tegangan 110 volt gunakan
0V dan 110V, jangan sampai salah atau trafo kita bakal hangus! Dan pada skundernya misalnya 0V 3V
6V 12V dsb, gunakan 0V dan tegangan yang diperlukan. Ada juga jenis trafo yang menggunakan CT
(Center Tep) yang artinya adalah titik tengah. Contoh misalnya 12V CT 12V, artinya jika kita gunakan
tep CT dan 12V maka besarnya tegangan adalah 12 volt, tapi jika kita gunakan 12V dan 12V besarnya
tegangan adalah 24 volt.
Komponen-Komponen Transformator / Trafo
1. Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, magnetik yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas
(sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus pusar atau arus eddy (eddy current).
2. Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan
atau gulungan.
Kerugian tembaga. Kerugian I2.R dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh resistansi
tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.
2.
Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak sempurna,
sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong lilitan sekunder.
Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan
sekunder.
3.
Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada
lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat mempengaruhi efisiensi transformator untuk
frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder
secara semi-acak (bank winding).
4.
Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah. Disebabkan
karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan seketika.
Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti reluktansi rendah.
5.
Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus cenderung
untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan juga
menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat
Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi
radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.
6.
Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang
menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang
membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks
magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapisan.
Arus Emiter
Dari hukum Kirchhoff diketahui bahwa jumlah arus yang masuk kesatu titik akan sama jumlahnya
dengan arus yang keluar. Jika teorema tersebut diaplikasikan pada transistor, maka hukum itu menjelaskan
hubungan :
LANGKAH - LANGKAH
A. Kaki collector pada kedua buah transistor hubungkan dengan tegangan 12v milik trafo ct. transistor
inilah yang nantinya sebagai pusat pengolah tegangan pada rangkaian inverter ini.
B. Pada transistor ke satu, hubungkan kaki basis ke resistor lalu kaki resistor satunya sambungkan ke
collector transistor ke dua yang terhubung ke 12v trafo.
C. Pada transistor ke dua hubungkan kaki basis ke resistor, kaki resistor yang lain
hubungkan dengan collector milik transistor ke satu yang terhubung dengan
tegangan 12v Trafo CT.
D. Hubungkan kaki emitter transistor pertama dan transistor kedua. Kaki inilah
yang menjadi tegangan keluaran negative yang nantinya akan di ukur
E. Untuk keluaran positif berasal dari tegangan CT yang ada pada trafo.