BAB 7
VII
TRANSFORMATOR ARUS
atau
CURRENT TRANSFORMER (CT)
Transformator Arus (Current Transformer) atau yang biasa disebut Trafo arus
adalah tipe instrument trafo yang didesain untuk mendukung arus yang mengalir
pada kumparan sekunder sebanding dengan arus bolak-balik yang mengalir pada
sisi primer. Secara umum Transformator ini digunakan untuk pengukuran dan
melindungi rele pada industri yang memakai tegangan tinggi di mana
transformator ini mempunyai fasilitas pengukuran yang aman dalam mengukur
jumlah arus yang besar begitu juga dengan tegangan yang tinggi.
1
primer transformator arus dihubungkan secara serie dengan jaringan atau
peralatan yang akan diukur arusnya, sedangkan kumparan sekunder dihubungkan
dengan peralatan meter dan rele proteksi.
Cara kerja dari transformator arus ini: Jika pada kumparan primer mengalir arus
I1, maka pada kumparan primer akan timbul gaya gerak magnet sebesar N1 I1.
gaya gerak magnet ini memproduksi fluks pada inti. Fluks ini membangkitkan
gaya gerak listrik pada kumparan sekunder. Jika kumparan sekunder tertutup,
maka pada kumparan sekunder mengalir arus I2. arus ini menimbulkan gaya gerak
magnet N2.I2 pada kumparan sekunder.
Trafo arus pengukuran untuk metering memiliki ketelitian tinggi pada daerah
kerja (daerah pengenalnya) antara 5% - 120% arus nominalnya, tergantung dari
kelas dan tingkat kejenuhan.
Trafo arus proteksi memiliki ketelitian tinggi sampai arus yang besar yaitu pada
saat terjadi gangguan, dimana arus yang mengalir mencapai beberapa kali dari
arus pengenalnya dan trafo arus proteksi mempunyai tingkat kejenuhan cukup
tinggi.
2
Fungsi transformator arus adalah untuk menurunkan arus yang besar menjadi
kecil. Konstruksi transformator arus yang dipasang pada tegangan 150 kV di
gardu induk ditunjukkan pada Gambar 7.1 dan 7.2.
CT
3
Gambar 7.3. Konstruksi transformator arus di gardu induk
4
a. Jenis Menurut Jumlah Kumparan Primer
Jenis transformator arus ini ditinjau dari konstruksi belitan primernya terdiri atas
jenis kumparan (wound type) dan jenis bar (bar type) lihat Gambar 7.3. Jenis
kumparan ini digunakan untuk pengukuran arus rendah atau beban yang besar.
Jumlah belitan primernya tergantung pada arus primer yang akan diukur, biasanya
dibatasi tidak lebih dari 5 belitan dan dirancang untuk menghasilkan gaya
gerak magnet kira-kira 1200 ampere belitan.
5
R = Rele
M = Meter
6
dengan belitan sekunder yang dibelit secara seragam pada cincin dan dimasukkan
dalam isolasi. Dengan demikian terbuka jalan untuk membawa lapisan terluar
yang dibumikan ke luar dari transformator arus.
Keterangan :
1. Konduktor dalam sebagai kumparan
primer
2. Inti berbentuk cincin dengan kumparan
sekunder
3. Elektroda pelindung
4. Tabung luar
5. Kotak terminal sekunder
6. Tutup penyekat gas
Gambar 7.6. Transformator arus inti cincin di dalam rel daya isolasi SF6
7
Pada umumnya isolasi terdiri dari zat cair yang berfungsi
mengisolasikan bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan atau mengisolasi bagian bertegangan yang berlainan
phasanya.
Terminal
Fungsi terminal adalah tempat penghubung dari sisi primer atau
sekunder kebagian-bagian peralatan listrik yang membutuhkannya.
8
berhubungan dengan arus sekunder, resistansi, dan juga reaktansi (lihat Gambar
7.8). Impedansi akan menurun apabila arus sekundernya bertambah. Burden
pengenal transformator arus ditetapkan lebih besar dari burden total, yaitu jumlah
impedansi kumparan sekunder transformator, peralatan, dan kabel, yang
persamaan sebagai berikut :
Burden
Zm
Impedansi alat ukur rele dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Sn
Zb = I 2n (7.2)
9
Jika faktor daya atau beban cos ϕ , P = VA, maka persamaannya adalah
Rb = Zb cos ϕ (ohm) (7.3)
Pada saat beban tunggal, maka arus sekunder nominalnya berubah, dan apabila
beban dihubungkan ke beban dasar, maka beban berubah menjadi daya (VA).
Pada saat rele tersusun untuk mengoperasikan perbedaan arus, dari arus sekunder
nominal pada transformator arus, maka beban yang efektifdapat dinyatakan pada
persamaan sebagai berikut :
2
Is
Pe = Pr
()
Ir
(7.5)
di mana : Pe = beban efektif pada transformator arus (VA)
Pr = beban rele (VA)
Is = arus sekunder (A)
Ir = arus rele (A)
Burden alat ukut dan rele masing-masing diberikan pada Tabel 7.1 dan 7.2.
Ammeter 3
Wattmeter 5
Faktor Daya – meter 5
Perekam arus 3
Perekam daya 5
Perekam faktor daya 5
KWH dan KVAR meter 5
10
Tabel 7.2. Burden rele pada arus pengenal
N 1 I1 = N 2 I2 (7.6)
11
I1 N2
atau I2 = N1
(7.7)
di mana :
N1 = jumlah belitan primer
N2 = jumlah belitan sekunder
I1 = arus pada belitan primer
I2 = arus pada belitan sekunder
V 2 = I2 Z 2 (7.8)
E2 – V2 = E2 – I2 Z2 = I2 Z1 (7.9)
atau E 2 = I2 ( Z 2 + Z 1 )
Dalam prakteknya transformator arus mengandung arus beban nol, arus beban ini
akan menimbulkan fluksi yang dibutuhkan untuk membangkitkan gaya gerak
listrik. Dimana persamaannya sebagai berikut :
E2 = 4,44 f N2 φ (7.10)
atau
E2 = 4,44 f N2 A B (7.11)
di mana :
f = frekuensi
φ = fluksi magnetik
A = luas penampang inti transformator
Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)
12
B = rapat medan magnetik
E2 = tegangan induksi sekunder
V2 = tegangan terminal sekunder
Z2 = impedansi sekunder
Zi = impedansi primer
I0 = arus beban nol
Z0 = Impdansi beban nol
Gaya gerak listrik ini akan mempertahankan aliran arus sekunder pada impedansi
(Z2 + Zi ). Oleh karena itu, ampere belitan yang ditimbulkan oleh arus beban nol
harus dapat mengimbangi ampere belitan yang ditimbulkan arus primer dan
sekuder. Dimana persamaannya sebagai berikut :
N 1 I0 = N 1 I1 + N 2 (7.12)
Pengaruh arus beban nol ini terlihat pada diagram fasor pada Gambar 7.10 di
mana arus beban nol mengakibatkan dua hal yaitu:
I1 N2
a. I2 ≠ N1 hal ini akan menimbulkan terjadinya kesalahan
perbandingan
b. Fasor I1 tidak sefasa dengan I2, hal ini akan menimbulkan kesalahan
sudut.
13
Gambar 7.11. Diagram fasor kumparan transformator arus
Saat transformator arus ini digunakan untuk mengukur arus I 1 dan arus
k n I 2 −I 1
γ =
( I1 ) x 100 o/o (7.14)
Kesalahan sudut fasa ( δ ) adalah sudut antara fasa fasor (N1 I1) dengan
fasor (-N2I2).
Karena sudut fasa relatif kecil, maka proyeksi N1 I1 pada N2 I2 dapat dianggap
N1 I1 = N2 I2 + N1 I0 cos (
ϕ0 −ϕ2 )
(7.15)
I 2 N 2 + I 0 N 1 (ϕ0 −ϕ 2 )
I1 = N1
(7.16)
14
k n −I 1 / I 2 k n −k i
γ =
( I 1/ I 2 ) x 100 o/o =
( ki ) x 100 o/o
(7.18)
1
kn I 2
+1
γ = I 0 cos( ϕ0 −ϕ2 ) x 100 o/o (7.19)
karena faktor kesalahan sudut sangat kecil, maka tg δ dapat dianggap sama
(7.20)
Jika I0 N1 cos (
ϕ0 −ϕ2 ) sangat kecil dibandingkan dengan N I dan ϕ0 ¿
2 2,
I 0 cos ϕ2
δ ¿ kn I 2
(7.21)
15
Contoh : Pilih transformator arus yang sesuai untuk sisi primer dan sisi sekunder,
misalkan Transformator Daya 60 MVA , 3 phasa dan Tegangan 150/20 kV.
Sisi Primer :
Arus pengenal primer dari transformator arus antara lain : 50, 150, 200, 300
ampere, maka dipilih harga perbandingan transformator arus yang digunakan
pada sisi primer adalah : 300 / 5 ampere.
Sisi Sekunder :
KVA
Is = √3. KV
60.000
Is = √3.20
Is = 1732,1 Ampere
Pilihan harga perbandingan transformator arus yang digunakan pada sisi sekunder
adalah : 2000/5 Ampere.
16
7.8. Pemilihan Transformator Arus
Dalam pemilihan transformator arus perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Jenis transformator arus
b. Banyaknya kumparan sekunder
c. Kelas ketelitian masing-masing kumparan sekunder
d. Burden pengenal
e. Faktor batas ketelitian
f. Pengenal arus waktu singkat
17
Tabel 7.3. Kelas ketelitian transformator arus untuk pengukuran
Kelas Penggunaan
0,1 Pengujian yang teliti dan sebagai sub-standar pada pengujian transformator
yang digunakan di laboratorium.
0,2 Untuk laboratorium, untuk pengujian meter ketelitian tinggi, dan sebagai
sub-standar pada pengujian transformator arus industri.
0,5 Untuk alat ukur industri ketelitian tinggi, komersial dan industri.
1,0 Untuk meter komersial dan meter yang dipakai pada industri.
3,0 Untuk wattmeter dan ammeter
5,0 Untuk pengukuran di mana ketelitian rasio tidak terlalu penting.
18
KUIS -7
TRANSFORMATOR ARUS
19
Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)
20