Anda di halaman 1dari 20

BAB

BAB 7
VII

TRANSFORMATOR ARUS
atau
CURRENT TRANSFORMER (CT)

7.1. Pengertian Transformator Arus

Transformator Arus (Current Transformer) atau yang biasa disebut Trafo arus
adalah tipe instrument trafo yang didesain untuk mendukung arus yang mengalir
pada kumparan sekunder sebanding dengan arus bolak-balik yang mengalir pada
sisi primer. Secara umum Transformator ini digunakan untuk pengukuran dan
melindungi rele pada industri yang memakai tegangan tinggi di mana
transformator ini mempunyai fasilitas pengukuran yang aman dalam mengukur
jumlah arus yang besar begitu juga dengan tegangan yang tinggi.

Transformator arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan


ampere dan untuk pengukuran arus yang mengalir dalam jaringan tegangan tinggi.
Jika arus yang hendak diukur mengalir pada jaringan tegangan rendah yang
besarnya di bawah 5 ampere, maka pengukuran dapat dilakukan secara langsung
dengan menggunakan alat ukur ammeter yang dihubungkan seri dengan jaringan.
Tetapi jika arus yang hendak diukur mengalir pada jaringan tegangan tinggi,
meskipun besarnya di bawah 5 ampere, maka pengukuran tidak dapat dilakukan
secara langsung dengan menggunakan alat ukur ammeter, karena cara demikian
sangat berbahaya bagi operator. Cara ini juga sangat berbahaya bagi alat ukur
ammeter yang digunakan, karena isolasi ammeter tidak dirancang untuk memikul
tegangan tinggi. Jika arus yang hendak diukur mengalir pada jaringan tegangan
rendah yang besarnya di atas 5 ampere maka pengukuran tidak dapat dilakukan
secara langsung dengan menggunakan alat ammeter, karena batas kemampuan
alat ukur ammeter hanya digunakan untuk mengukur arus di bawah 5 ampere.
Disamping penggunannya untuk mengukur arus, transformator arus juga
dibutuhkan untuk pengukuran daya dan energi, trafo arus juga dibutuhkan untuk
pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele proteksi. Kumparan

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

1
primer transformator arus dihubungkan secara serie dengan jaringan atau
peralatan yang akan diukur arusnya, sedangkan kumparan sekunder dihubungkan
dengan peralatan meter dan rele proteksi.

Transformator arus bekerja sebagai transformator yang terhubung singkat.


Transformator arus untuk tujuan proteksi biasanya harus mampu bekerja lebih
dari 10 kali arus pengenalnya.

Cara kerja dari transformator arus ini: Jika pada kumparan primer mengalir arus
I1, maka pada kumparan primer akan timbul gaya gerak magnet sebesar N1 I1.
gaya gerak magnet ini memproduksi fluks pada inti. Fluks ini membangkitkan
gaya gerak listrik pada kumparan sekunder. Jika kumparan sekunder tertutup,
maka pada kumparan sekunder mengalir arus I2. arus ini menimbulkan gaya gerak
magnet N2.I2 pada kumparan sekunder.

Berdasarkan penggunaan, trafo arus dikelompokkan menjadi dua kelompok dasar,


yaitu; trafo arus metering dan trafo arus proteksi.

 Trafo Arus Metering

Trafo arus pengukuran untuk metering memiliki ketelitian tinggi pada daerah
kerja (daerah pengenalnya) antara 5% - 120% arus nominalnya, tergantung dari
kelas dan tingkat kejenuhan.

 Trafo Arus Proteksi

Trafo arus proteksi memiliki ketelitian tinggi sampai arus yang besar yaitu pada
saat terjadi gangguan, dimana arus yang mengalir mencapai beberapa kali dari
arus pengenalnya dan trafo arus proteksi mempunyai tingkat kejenuhan cukup
tinggi.

Tranformator arus bekerja sebagai tranformator arus yang terhubung singkat.


Daerah kerja dari transformator arus yang digunakan untuk pengukuran biasanya
0,05 sampai 1,2 kali arus yang akan diukur. Transformator arus untuk tujuan
proteksi biasanya harus mampu bekerja lebih dari 10 kali arus pengenalnya.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

2
Fungsi transformator arus adalah untuk menurunkan arus yang besar menjadi
kecil. Konstruksi transformator arus yang dipasang pada tegangan 150 kV di
gardu induk ditunjukkan pada Gambar 7.1 dan 7.2.

CT

Gambar 7.1. Konstruksi transformator arus di gardu induk

Gambar 7.2. Transformator arus (Current transformer) di gardu induk

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

3
Gambar 7.3. Konstruksi transformator arus di gardu induk

Perbedaan utama transformator arus dan transformator daya adalah sebagai


berikut :
1. Jumlah belitan kumparan primer sangat sedikit, tidak lebih dari lima
belitan.
2. Arus primer tidak dipengaruhi beban yang terhubung pada kumparan
sekundernya, karena arus primer ditentukan oleh arus pada jaringan yang
diukur.
3. Semua beban pada kumparan sekunder terhubung seri.
4. Terminal sekunder transformator arus tidak boleh terbuka, oleh karena itu
terminal kumparan sekunder harus selalu dihubungkan dengan beban atau
dihubung singkat jika bebannya belum dihubungkan.

7.2. Jenis-jenis Tranformator Arus


Jenis-jenis transformator arus dibedakan menurut tipe konstruksinya dan
pasangannya.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

4
a. Jenis Menurut Jumlah Kumparan Primer
Jenis transformator arus ini ditinjau dari konstruksi belitan primernya terdiri atas
jenis kumparan (wound type) dan jenis bar (bar type) lihat Gambar 7.3. Jenis
kumparan ini digunakan untuk pengukuran arus rendah atau beban yang besar.
Jumlah belitan primernya tergantung pada arus primer yang akan diukur, biasanya
dibatasi tidak lebih dari 5 belitan dan dirancang untuk menghasilkan gaya
gerak magnet kira-kira 1200 ampere belitan.

Gambar 7.4. Transformator arus tipe kumparan dan tipe bar

b. Jenis Menurut Jumlah Rasio


Supaya transformator arus dapat digunakan untuk mengukur arus yang besar,
maka belitan primer biasanya dibagi dalam beberapa kelompok yang dapat
dihubungkan seri atau paralel. Dengan demikian perbandingan transformasi
pengenal transformator arus dapat bervariasi, misalnya 1 : 2 : 4 arus pengenal, dan
faktor kesalahan tidak berubah. Jenis transformator arus ini dilihat dari banyaknya
rasio yang disediakan terdiri atas transformator arus rasio tunggal dan
transformator arus rasio ganda seperti ditunjukkan pada Gambar 7.5. Pada
transformator arus rasio ganda diperoleh dengan membuat sadapan di kumparan
sekundernya. Tetapi perlu diperhatikan bahwa daya keluar sebanding dengan
kuadrat ampere-belitan sekundernya. Jika rasio dikurangi menjadi setengah, maka
kapasitas dayanya berkurang menjadi seperempat dari semula.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

5
R = Rele
M = Meter

Gambar 7.5. Transformator arus rasio ganda

c. Jenis Menurut Jumlah Inti


Berdasarkan jumlah intinya, transformator arus dapat juga dibagi atas dua jenis,
yaitu transformator arus inti tunggal dan transformator arus inti ganda.
Transformatur arus inti ganda digunakan apabila sistem membutuhkan arus untuk
pengukuran dan proteksi. Inti yang digunakan untuk pengukuran tersebut terbuat
dari bahan yang jenuh pada arus rendah, sehingga besarnya arus sekunder tetap
dalam batas kemampuan ammeter, sehingga alat ukur ammeter tidak rusak pada
saat arus primer sangat besar. Sebaliknya, inti yang digunakan untuk rele proteksi
harus terbuat dari bahan yang jenuh pada arus tinggi, sehingga arus sekunder
sebanding dengan arus primer.

d. Jenis Menurut Konstruksi Isolasi


Konstruksi transformator arus dengan isolasi sering dipakai untuk pasangan luar
sampai tegangan 110 KV. Pada tegangan menengah digunakan transformator arus
epoksi-resin, karena transformator ini memiliki kekuatan hubung singkat belitan
lebih tinggi. Transformator arus bertegangan tinggi untuk gardu induk pasangan
luar dibuat dengan isolasi minyak-kertas dan ditempatkan dalam kerangka
porselen. Jenis konstruksi transformator arus ini dibedakan atas susunan bagian-
bagian inti dan belitan pada sistem isolasi kabel, bushing transformator atau rel
daya yang diisolasi dengan SF6, selalu dibuat transformator arus konduktor
tunggal tanpa isolasi. Dalam hal ini sangat sering digunakan inti berbentuk cincin

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

6
dengan belitan sekunder yang dibelit secara seragam pada cincin dan dimasukkan
dalam isolasi. Dengan demikian terbuka jalan untuk membawa lapisan terluar
yang dibumikan ke luar dari transformator arus.

Keterangan :
1. Konduktor dalam sebagai kumparan
primer
2. Inti berbentuk cincin dengan kumparan
sekunder
3. Elektroda pelindung
4. Tabung luar
5. Kotak terminal sekunder
6. Tutup penyekat gas

Gambar 7.6. Transformator arus inti cincin di dalam rel daya isolasi SF6

7.3. Bagian Utama dan Fungsi Transformator Arus


Adapun bagian-bagian utama transformator arus dan fungsi dari bagian
transformator arus tersebut adalah :

a. Bagian-Bagian Utama Transformator Arus


Pada umumnya bagian-bagian utama transformator arus terdiri dari
 Kumparan (lilitan)
 Isolasi
 Terminal

b. Fungsi Bagian-Bagian Transformator Arus.


Fungsi bagian-bagian transformator arus adalah
 Kumparan
Kumparan berfungsi untuk mentransformasikan besaran-besaran ukur
arus listrik dari yang tinggi ke yang rendah.
 Isolasi

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

7
Pada umumnya isolasi terdiri dari zat cair yang berfungsi
mengisolasikan bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan atau mengisolasi bagian bertegangan yang berlainan
phasanya.
 Terminal
Fungsi terminal adalah tempat penghubung dari sisi primer atau
sekunder kebagian-bagian peralatan listrik yang membutuhkannya.

7.4. Karakteristik Transformator Arus.


Pada umumnya kerja dari transformator arus pada saat arus primernya dialiri arus
hubung singkat, yang digambarkan dengan faktor arus lebih (n), di mana pada saat
arus primer sama dengan n.I1, faktor kesalahan masih dalam batas yang
ditentukan. Karakteristik transformator arus yang ideal adalah seperti garis lurus
yang terputus-putus, sedangkan karakteristik transformator arus yang sebenarnya
adalah seperti garis bersambung, ini terjadi karena adanya kejenuhan inti (lihat
Gambar 7.7.).

Gambar 7.7. Karakteristik transformator arus

7.5. Beban Transformator Arus


Beban pada transformator arus disebut juga Burden. Beban transformator arus
adalah impedansi beban yang terpasang pada terminal sekunder dari transformator
arus, yang dinyatakan dalam ohm dan faktor daya. Beban transformator arus dapat
juga dinyatakan dalam daya (VA). Yang diserap beban pada suatu harga arus dan
faktor daya tertentu. Beban transformator arus disebut juga impedansi yang

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

8
berhubungan dengan arus sekunder, resistansi, dan juga reaktansi (lihat Gambar
7.8). Impedansi akan menurun apabila arus sekundernya bertambah. Burden
pengenal transformator arus ditetapkan lebih besar dari burden total, yaitu jumlah
impedansi kumparan sekunder transformator, peralatan, dan kabel, yang
persamaan sebagai berikut :

Burden total = Zs + Zm + ZR + Zk (7.1)


di mana :
Zs = tahanan sekunder (ohm)
Zm = tahanan alat ukur (ohm)
ZR = tahanan rele (ohm)
Zk = tahanan kabel (ohm)

Burden
Zm

Gambar 7.8. Burden transformator arus

Gambar 7.9. Rangkaian ekivalen burden transformator arus

Impedansi alat ukur rele dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Sn

Zb = I 2n (7.2)

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

9
Jika faktor daya atau beban cos ϕ , P = VA, maka persamaannya adalah
Rb = Zb cos ϕ (ohm) (7.3)

Xb = √ Z 2b−R2b (ohm) (7.4)


di mana :
Zb = impedansi beban (ohm)
In = arus pengenal (Amper)
Rb = resistansi beban (ohm)
Xb = reaktansi beban (ohm)
P = beban peralatan (VA)

Pada saat beban tunggal, maka arus sekunder nominalnya berubah, dan apabila
beban dihubungkan ke beban dasar, maka beban berubah menjadi daya (VA).
Pada saat rele tersusun untuk mengoperasikan perbedaan arus, dari arus sekunder
nominal pada transformator arus, maka beban yang efektifdapat dinyatakan pada
persamaan sebagai berikut :
2
Is

Pe = Pr
()
Ir
(7.5)
di mana : Pe = beban efektif pada transformator arus (VA)
Pr = beban rele (VA)
Is = arus sekunder (A)
Ir = arus rele (A)

Burden alat ukut dan rele masing-masing diberikan pada Tabel 7.1 dan 7.2.

Tabel 7.1. Burden alat ukur pada 5A, 50 Hz


Alat Ukur Burden (VA)

Ammeter 3
Wattmeter 5
Faktor Daya – meter 5
Perekam arus 3
Perekam daya 5
Perekam faktor daya 5
KWH dan KVAR meter 5

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

10
Tabel 7.2. Burden rele pada arus pengenal

Jenis Rele Burden (VA)


Rele arus lebih 2
Rele arus lebih – waktu terbalik 1,5 – 5
Rele arus balik 1,8
Rele daya balik 0,07 – 3,5
Rele daya 0,23 – 11,5
Rele diferensial 0,8 – 6
Rele jarak 2 – 25

7.6. Analisa Kerja Transformator Arus


Prinsip kerja transformator arus sama dengan transformator daya satu fasa. Jika
pada kumparan primer mengalir arus I1, maka pada kumparan primer timbul gaya
gerak magnet sebesar N1.I1. Gaya gerak magnet ini memproduksi fluksi pada inti.
Fluksi ini akan membangkitkan gaya gerak listrik pada kumparan sekunder,
seperti pada Gambar 7.10 yaitu gambar kontruksi suatu transformator arus dan
rangkaian ekivalennya yang dilihat dari sisi sekunder.

Gambar 7.10. Konstruksi dan rangkaian ekivalen transformator arus

Jika terminal kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder


mengalir arus I2. Arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N2 I2 pada kumparan
sekunder. Bila transformator tidak mempunyai rugi-rugi maka berlaku persamaan

N 1 I1 = N 2 I2 (7.6)

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

11
I1 N2
atau I2 = N1

(7.7)
di mana :
N1 = jumlah belitan primer
N2 = jumlah belitan sekunder
I1 = arus pada belitan primer
I2 = arus pada belitan sekunder

Tegangan terminal sekunder tergantung pada impedansi peralatan yang terhubung


pada terminal sekunder, dan dapat dituliskan sebagai berikut:

V 2 = I2 Z 2 (7.8)

Jika tahanan dan reaktansi bocor kumparan transformator dinyatakan dalam


impedansi internal, maka gaya gerak listrik pada kumparan sekuder harus lebih
besar dari tegangan sekunder, agar rugi-rugi tegangan pada impedansi primer
dapat dikompensasi. Dimana persamaannya sebagai berikut :

E2 – V2 = E2 – I2 Z2 = I2 Z1 (7.9)
atau E 2 = I2 ( Z 2 + Z 1 )

Dalam prakteknya transformator arus mengandung arus beban nol, arus beban ini
akan menimbulkan fluksi yang dibutuhkan untuk membangkitkan gaya gerak
listrik. Dimana persamaannya sebagai berikut :

E2 = 4,44 f N2 φ (7.10)
atau
E2 = 4,44 f N2 A B (7.11)
di mana :
f = frekuensi
φ = fluksi magnetik
A = luas penampang inti transformator
Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

12
B = rapat medan magnetik
E2 = tegangan induksi sekunder
V2 = tegangan terminal sekunder
Z2 = impedansi sekunder
Zi = impedansi primer
I0 = arus beban nol
Z0 = Impdansi beban nol

Gaya gerak listrik ini akan mempertahankan aliran arus sekunder pada impedansi
(Z2 + Zi ). Oleh karena itu, ampere belitan yang ditimbulkan oleh arus beban nol
harus dapat mengimbangi ampere belitan yang ditimbulkan arus primer dan
sekuder. Dimana persamaannya sebagai berikut :
N 1 I0 = N 1 I1 + N 2 (7.12)

Pengaruh arus beban nol ini terlihat pada diagram fasor pada Gambar 7.10 di
mana arus beban nol mengakibatkan dua hal yaitu:
I1 N2
a. I2 ≠ N1 hal ini akan menimbulkan terjadinya kesalahan

perbandingan

b. Fasor I1 tidak sefasa dengan I2, hal ini akan menimbulkan kesalahan

sudut.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

13
Gambar 7.11. Diagram fasor kumparan transformator arus

Misalkan perbandingan belitan sekunder dengan primer suatu transformator arus


adalah :
N2
kn = N1 (7.13)

Saat transformator arus ini digunakan untuk mengukur arus I 1 dan arus

sekundernya adalah I2, maka persamaan faktor kesalahan rasionya adalah :

k n I 2 −I 1
γ =
( I1 ) x 100 o/o (7.14)

Kesalahan sudut fasa ( δ ) adalah sudut antara fasa fasor (N1 I1) dengan

fasor (-N2I2).

Karena sudut fasa relatif kecil, maka proyeksi N1 I1 pada N2 I2 dapat dianggap

sama dengan jumlah N2 I2 dengan proyeksi N1 I0 pada N2 I2 sehingga

persamaannya adalah sebagai berikut :

N1 I1 = N2 I2 + N1 I0 cos (
ϕ0 −ϕ2 )

(7.15)

I 2 N 2 + I 0 N 1 (ϕ0 −ϕ 2 )
I1 = N1

(7.16)

Jika faktor perbandingan transformator arus ki, maka persamaannya adalah :

I 1 N 2 I 0 cos( ϕ 0−ϕ2 ) I cos ( ϕ0 −ϕ2


= + =k n + 0
ki = I 2 N 1 I2 I2 (7.17)

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

14
k n −I 1 / I 2 k n −k i
γ =
( I 1/ I 2 ) x 100 o/o =
( ki ) x 100 o/o

(7.18)

Substitusi Persamaan (7.17) ke Persamaan (7.18) maka akan diperoleh

1
kn I 2
+1
γ = I 0 cos( ϕ0 −ϕ2 ) x 100 o/o (7.19)

karena faktor kesalahan sudut sangat kecil, maka tg δ dapat dianggap sama

dengan faktor kesalahan sudut ( δ ), sehingga persamannya


I 0 N 1 sin(ϕ 0 −ϕ2
δ = tg δ = N 2 I + I 0 N 1 cos ( ϕ0 −ϕ 2 )

(7.20)

Jika I0 N1 cos (
ϕ0 −ϕ2 ) sangat kecil dibandingkan dengan N I dan ϕ0 ¿
2 2,

90o sehingga sin (


ϕ0 − ϕ2 ) ¿ cos ϕ2 , maka persamaan faktor
kesalahan sudutnya adalah sebagai berikut :

I 0 cos ϕ2
δ ¿ kn I 2
(7.21)

7.7. Perhitungan Arus Pada Transformator Arus


Transformator arus ini digunakan untuk mengukur arus beban dari sistem tenaga
di gardu induk, dengan menggunakan transformator arus ini maka arus beban
yang besar dapat diukur dengan menggunakan Amperemeter yang tidak terlalu
besar. Disini harus diketahui perbandingan lilitan transformator dan pembacaan
arus di Amperemeter, sehingga arus beban sesungguhnya dapat siketahui
besarnya. Transformator arus ini juga dihubungkan dengan alat-alat pengukuran
yang ada di gardu induk.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

15
Contoh : Pilih transformator arus yang sesuai untuk sisi primer dan sisi sekunder,
misalkan Transformator Daya 60 MVA , 3 phasa dan Tegangan 150/20 kV.

Sisi Primer :

Daya tiga phasa : P=√ 3.V . I .Cos ϕ atau S= √3.V . I


KVA
Ip = √3. KV
60.000
Ip = √ 3.150
Ip = 230,94 Ampere

Arus pengenal primer dari transformator arus antara lain : 50, 150, 200, 300
ampere, maka dipilih harga perbandingan transformator arus yang digunakan
pada sisi primer adalah : 300 / 5 ampere.

Sisi Sekunder :
KVA
Is = √3. KV
60.000
Is = √3.20
Is = 1732,1 Ampere

Pilihan harga perbandingan transformator arus yang digunakan pada sisi sekunder
adalah : 2000/5 Ampere.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

16
7.8. Pemilihan Transformator Arus
Dalam pemilihan transformator arus perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Jenis transformator arus
b. Banyaknya kumparan sekunder
c. Kelas ketelitian masing-masing kumparan sekunder
d. Burden pengenal
e. Faktor batas ketelitian
f. Pengenal arus waktu singkat

a. Jenis Transformator Arus


Jika digunakan pemutus daya minyak, maka transformator arus jenis bushing
adalah lebih murah. Untuk jenis pemutus daya yang lain transformator arus jenis
tonggak, dengan belitan terpisah digunakan bersama pemutus daya minyak. Hal
ini dilakukan karena keterbatasan burden dan ketelitian jenis bushing. Jika
tegangan pengenal sekunder dirancang 5 ampere, kabel ukur yang digunakan
cukup panjang dan transformator arus yang akan digunakan cukup panjang dan
transformator arus yang akan digunakan adalah jenis bushing, maka harus
diperiksa apakah burden total dapat dipikul oleh transformator arus tersebut.

b. Jumlah Kumparan Sekunder


Pada umumnya transformator arus dilengkapi dengan dua kumparan sekunder,
satu untuk alat ukur dan satu lagi untuk keperluan rele proteksi. Jika sistem
proteksi terdiri atas proteksi primer dan proteksi cadangan, maka dibutuhkan
transformator arus dengan inti terpisah.

c. Kelas Ketelitian Transformator Arus


Kelas ketelitian untuk berbagai transformator arus pengukuran diberikan pada
Tabel 7.3 dan 7.4

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

17
Tabel 7.3. Kelas ketelitian transformator arus untuk pengukuran
Kelas Penggunaan
0,1 Pengujian yang teliti dan sebagai sub-standar pada pengujian transformator
yang digunakan di laboratorium.
0,2 Untuk laboratorium, untuk pengujian meter ketelitian tinggi, dan sebagai
sub-standar pada pengujian transformator arus industri.
0,5 Untuk alat ukur industri ketelitian tinggi, komersial dan industri.
1,0 Untuk meter komersial dan meter yang dipakai pada industri.
3,0 Untuk wattmeter dan ammeter
5,0 Untuk pengukuran di mana ketelitian rasio tidak terlalu penting.

Tabel 7.4. Ketelitian transformator arus proteksi


No Penggunaan Kelas
1. Rele arus lebih reaksi cepat 15P
Faktor batas ketelitian (FBK) = 5

2. Rele arus lebih, karakteristik arus terbalik, 10P


dan waktu tunda minimum tertentu

3. Rele arus tanah karakteristik arus terbalik 10 P atau 15 P di mana


dan waktu tunda minimum tertentu yang Sn x FBK = 150
tidak membutuhkan stabilitas pada saat Sn = Daya keluaran pengenal
terjadi gangguan fasa-fasa dan peningkatan Penyetelan arus rele > 20 %
waktu yang teliti. Burden rele pada setelan arus pengenal
 4 VA

4. Rele arus tanah yang membutuhkan 5P


kestabilan pada saat gangguan fasa-fasa dan
Sn x FBK = 150
pertambahan waktu yang teliti

5. Rele diferensial dan rele jarak 5P dan 10P

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

18
KUIS -7

TRANSFORMATOR ARUS

1. Mengapa transformator arus dipasang di saluran tegangan tinggi?. jelaskan.

2. Jelaskan fungsi dari tansformator arus.

3. Sebutkan dan jelaskan beban-beban pada transformator arus.

4. Jelaskan kegunaan dari transformator arus.

5. Jika diketahui Transformator Daya 30 MVA, 150/20 KV, bagaimana cara


mengukur arus pada sisi tegangan tingginya dan peralatan apa saja yang
digunakan, jelaskan.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

19
Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

20

Anda mungkin juga menyukai