Anda di halaman 1dari 22

BAB 10I

BAB
ISOLATOR

10.1. Fungsi Isolator


Dalam sistem transmisi tegangan tinggi isolator merupakan salah satu komponen
penting yang mendukung kontinuitas pelayanan daya listrik. Di mana isolator
pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) berfungsi :
a. Dari segi listrik untuk mengisolasikan (media penyekat) antara kawat
penghantar yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan
(tower/tiang). Oleh karena itu tingkat isolasi harus diperhatikan sehingga
tidak memungkinkan terjadinya gangguan-gangguan pada saluran daya.
b. Dari segi mekanik untuk penahan berat dari penghantar/konduktor, untuk
mengatur jarak dan sudut antara penghantar dengan penghantar.

Jadi tingkat isolasi yang dimaksud di sini adalah kemampuan untuk memisahkan
sistem tegangan, sehingga tidak tembus sekelilingnya. Besarnya isolasi pada
umumnya 3 hingga 3,3 kali tegangan sistem, dimaksudkan akan tahan terhadap
muka tegangan petir pada waktu 1,2 mikro detik. Apabila nilai isolasi menurun
akibat dari polutan maupun kerusakan pada isolasinya, maka akan terjadi
kegagalan isolasi yang akhirnya dapat menimbulkan gangguan.

Dalam hal ini syarat utama dari isolator yang digunakan pada sistem transmisi
tegangan tinggi adalah :
 Secara mekanis harus kuat, guna menanggung beban tarik kawat maupun
beban berat isolator dan kawat penghantar
 Tidak terpengaruh terhadap perubahan temperatur atau cuaca
 Tahan terhadap gas-gas ataupun cairan yang diserap oleh bahan isolator
 Memiliki kekuatan dielektrik yang cukup tinggi

Jadi isolator perlu memiliki kekuatan Mekanikal (M) dan Elektrikal (E) yang baik,
yang sering disebut kekuatan M & E.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

1
10.2. Bahan – Bahan Isolator

Bahan-bahan Isolasi

Bahan isolasi yang biasa dipergunakan pada isolator saluran udara yang
dioperasikan pada tegangan tinggi (di atas 1 kV) adalah bahan porselin, bahan
gelas serta bahan polymer (composite).

Bahan Porselin (keramik)

Porselin terbuat dari tanah liat china (china clay) yang terdapat di alam dalam
bentuk alumunium silikat. Bahan tersebut dicampur kaolin, felspar dan quarts.
Kemudian campuran ini dipanaskan dalam tungku yang suhunya dapat diatur.
Bahan porselin dibakar sampai keras, halus mengkilat dan bebas dari lubang-
lubang.

Untuk mendapatkan sifat-sifat listrik dan sifat mekanis yang baik, harus dipilih
suhu pemrosesan bahan isolasi yang sesuai, karena jika bahan isolasi diproses
pada suhu yang agak rendah, sifat mekanisnya baik, tetapi bahan tetap berlubang-
lubang. Sedangkan jika diproses pada suhu yang tinggi, lubang-lubangnya
berkurang tetapi bahan menjadi rapuh.

Isolator porselin yang baik secara mekanis mempunyai kuat dielektrik kira-kira 60
kV/cm, kuat tekan dan kuat tariknya masing-masing 70.000 kg/cm2 dan 500
kg/cm2.
Beberapa kelebihan isolator porselin/keramik antara lain:

1. Stabil, adanya ikatan ionik yang kuat antaratom yang menyusun keramik,
seperti silikon dan oksigen dalam silica dan silicates, membuatnya strukturnya
sangat stabil dan biasanya tidak mengalami degradasi karena pengaruh
lingkungan. Ini berarti bahwa isolator keramik tidak akan rusak oleh pengaruh
UV, kelembaban, aktivitas elektrik, dsb.

2. Mempunyai kekuatan mekanik yang baik, merupakan ciri alami bahwa

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

2
bahan keramik mempunyai sifat mekanik yang kuat, sehingga pada pemakaian
isolator porselin sebagai terminal kabel, bushing, dan arrester surja tidak
memerlukan material lain untuk meyokongnya.

3. Harganya relatif murah, penyusun porselin seperti clay, feldspar dan quartz
harganya relatif murah dan persediaannya berlimpah.

4. Tahan lama, proses pembuatan porselin yang terdiri dari beberapa proses
seperti pencetakan dan pembakaran dalam mengurangi kadar air menyebabkan
porselin mempunyai sifat awet.

Di samping kelebihan-kelebihan di atas, isolator porselin mempunyai beberapa


kekurangan, yaitu:

1. Mudah pecah, isolator porselin rentan pecah pada saat dibawa maupun saat
instalasi. Vandalisme merupakan faktor utama yang yang menyebabkan isolator
pecah.

2. Berat, salah satu sifat dari keramik adalah mempunyai massa yang berat. Oleh
karenanya, pada isolator porselin berukuran besar dan berat biasanya mahal
karena biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman dan instalasi.

3. Berlubang akibat pembuatan kurang sempurna, berdasarkan pengalaman


isolator porselin yang berlubang dapat meyebabkan terjadinya tembus internal
(internal dielectric breakdown).

4. Bentuk geometri kompleks, porselin mempunyai relatif mempunyai


karakteristik jarak rayap yang kecil, oleh karenanya untuk memperpanjang jarak
rayap tidak dilakukan dengan memperbesar diameter atau memperpanjang isolator

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

3
melainkan mendesain isolator dengan membuat shed-shed. Hal ini membuat
bentuknya menjadi kompleks.

5. Mudah terpolusi, permukaan porselin bersifat hidrophilik, yang berarti bahwa


permukaan porselin mudah untuk menangkap air, sehingga pada kondisi
lingkungan yang berpolusi mudah untuk terbentuk lapisan konduktif di
permukaannya. Hal ini yang dapat menyebabkan kegagalan isolasi yaitu
flashover.

1.2 Bahan Gelas

Selain bahan porselin, bahan gelas juga banyak digunakan sebagai isolator
pasangan luar (outdoor insulator) atau isolator saluran udara (overhead insulator),
karena bahan gelas mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:

1. Kuat dielektriknya tinggi, sekitar 140 kV/cm


2. Koefesien muainya rendah
3. Mudah didesain (karena kuat dielektrikanya tinggi)
4. Kuat tekannya lebih besar daripada porselin
5. Karena sifatnya yang tembus pandang, adanya keretakan, ketidakmurnian
bahan, adanya gelembung udara dan pecahnya isolator mudah diketahui
6. Bahan hampir merata (homogen)

Selain keuntungan-keuntungan yang dimilikinya, isolator gelas juga mempunyai


kerugian sebagai berikut:

1. Uap air mudah mengembun pada permukaannya. Oleh karena itu debu dan
kotoran akan mudah mengumpul pada permukaannya, kejadian ini akan
memudahkan mengalirnya arus bocor serta terjadinya flashover

2. Untuk dipergunakan pada sistem tegangan yang tinggi, gelas tidak dapat dicor
dalam bentuk yang tidak beraturan, karena pendinginan yang tidak teratur akan
menimbulkan tekanan dari dalam.
3. Mudah pecah, sama seperti bahan porselin, bahan gelas mempunyai sifat

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

4
yang mudah pecah pula. Vandalisme merupakan penyebab utama pecahnya
isolator gelas (misal ditembak).

1.3 Bahan Polimer (Composite)

Bahan polimer telah dipakai selama kurang lebih 50 tahun dan mengalami
perkembangan pesat dibanding bahan lainnya. Menurut R. Hackam, pada tahun
1940 telah dipakai bisphenol epoxy resin untuk isolator dalam, cycloaliphatic
epoxy untuk isolator luar (1950). Selanjutnya terjadi perkembangan pesat dalam
pemakaian polimer untuk bahan isolator dan dibuat untuk skala komersial.
Ethylene Propylene Rubber (EPR) dibuat oleh Ceraver, Francis (1975), Ohio
Brass, USA (1976), Sedivar, USA (1977), dan Lapp, USA (1980). Silicone
Rubber (SIR) dibuat oleh Rosenthal, Jerman (1976) dan Reliable, USA (1983),
serta penggunaan cycloaliphatic epoxy pada jaringan transmisi di United
Kingdom (1977).

Isolator komposit (composite insulator) telah digunakan di beberapa negara lebih


dari tiga dekade sebagai alternatif pengganti isolator porselin dan gelas. Isolator
komposit menunjukkan performansi yang bagus pada beberapa kondisi, terutama
untuk daerah berpolusi.

Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh isolator polimer:

1. Ringan, kepadatan material polimer lebih rendah dibandingkan keramik


maupun gelas, hal ini menyebabkan isolator polimer ringan, sehingga mudah
dalam penanganan maupun instalasi.

2. Bentuk geometri sederhana, karena mempunyai karakteristik jarak rayap


yang relatif besar menyebabkan desain isolator polimer sederhana.

3. Tahan terhadap polusi, karena bahan polimer mempunyai sifat hidrophobik


(menolak air) yang baik. Sehingga air atau kotoran lainnya akan sukar
menempel pada permukaannya meskipun dioperasikan pada kondisi

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

5
lingkungan yang berpolusi maka isolator polimer mempunyai ketahanan
tegangan lewat-denyar yang baik.

4. Waktu pembuatan lebih singkat dibandingkan dengan isolator porselin,


namun tidak mengurangi performansinya.

5. Tidak terdapat lubang karena pembuatan, karena sifat polimer yang


berbeda dengan porselin dalam hal pembuatannya. Sehingga memungkinkan
tidak terjadinya tembus internal.

Sedangkan kekurangan yang dimilki oleh isolator polimer adalah:

1. Penuaan/degradasi pada permukaannya (surface ageing), stress yang


disebabkan antara lain karena korona, radiasi UV atau zat kimia dapat
menyebabkan reaksi kimia pada permukaan polimer. Sehingga dapat merusak
permukaan polimer (penuaan) yang dapat menghilangkan sifat hidrofobiknya,

2. Mahal, bahan penyusun polimer lebih mahal dibandingkan dengan porselin


maupun gelas.

3. Kekuatan mekaniknya kecil, isolasi polimer biasanya tidak mampu untuk


menyokong dirinya sendiri. Oleh karenanya dalam instalasi dibutuhkan
peralatan lain seperti jacket (oversheath) sebagai penyokongnya.

4. Kompabilitas material, produk polimer menpunyai interface lebih dari satu


sumbu bergantung pada fungsi dan desainnya. Apabila terdapat banyak
interface menyebabkan pengaruh penting pada perekatnya. Oleh karenya harus
diketahui dengan jelas sebelum menggunakan isolator polimer, sebab dapat
menimbulkan korosi atau retakan apabila formulasinya tidak sesuai.

Bahan isolator terbuat dari :

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

6
- Keramik/porselin : Mempunyai keunggulan tidak mudah pecah, tahan
terhadap cuaca, harganya relatif mahal. Pada umumnya isolator menggunakan
bahan ini.

- Gelas/kaca : Mempunyai kelemahan mudah pecah.. Digunakan hanya untuk


isolator jenis piring.

Bahan kaca ini memiliki beberapa keuntungan yaitu :


a. Mempunyai kekuatan dielektrik yang cukup tinggi yaitu kira-kira 140
kV/cm dari tebalnya bahan tersebut.
b. Dengan pemanasan yang tepat akan diperoleh resistivitas yang tinggi.
c. Mempunyai koefisien muai panas yang rendah.
d. Biaya pembuatannya lebih murah dibandingkan dengan porselin isolator.
e. Bersifat transfaran (lebih jernih) sehingga setiap kerusakan adanya
gelembung udara, keretakan-keretakan, ketidakmurnian dapat dengan
mudah diamati.
f. Daya rentangnya jauh lebih besar dari pada porselin isolator.
g.

h.
i. Gambar 10.6. Isolator kaca

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

7
Gambar 1. Isolator Piring untuk tegangan

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

8
10.3. Menurut bentuk pasangannya
- “I” string
- “V” string
- Horisontal string
- Single string
- Double string

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

9
- Quadruple
Pada daerah yang rawan lingkungan maupun kemampuan mekanik yang belum
mencukupi harus dilakukan penguatan rencengan isolator, sebagai contoh :dibuat
double string.

Gambar 10.1. Isolator renceng untuk tower suspension (“I” type)

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

10
Gambar 10.2. Isolator renceng untuk tower tension SUTETI (“V” type)

Gambar 10.3. Isolator renceng untuk tower tension (Horizontal type)

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

11
\

Gambar 10.4. Konfigurasi Isolator tower Suspensi SUTET 500 kV

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

12
Gambar 10.5. Isolator yang terpasang pada tension tower type DD

Gambar 10.7. Isolator keramik

1. Isolator Piring (Suspension Insulator)

Pada sistem saluran udara tegangan tinggi, jenis isolator yang banyak
dipergunakan adalah isolator piring. Sejumlah isolator piring dihubung-
hubungkan secara seri dengan mempergunakan sambungan logam, membentuk

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

13
satu rentengan. Sedangkan penghantar saluran dipegang oleh isolator yang
terbawah.

10.4. Speksifikasi isolator


Setiap isolator harus mempunyai speksifikasi dari fabrikan yang mencantumkan:
- Standar mutu, misalnya dari IEC
- Type dan Model sambungan
- Panjang creepage atau alur (mm)
- Kuat mekanik (kN)
- Panjang antar sambungan (mm)
- Berat satuan (kg)
- Diameter (mm)
- Tegangan lompatan api frekuensi rendah kondisi basah (kV)
- Tegangan lompatan impuls kondisi kering (kV)
- Tegangan tembus (kV)

10.5. Karakteristik Listrik Isolator


Ditinjau dari segi kelistrikan, isolator dan udara membentuk suatu sistem isolasi
yang berfungsi untuk mengisolir suatu konduktor bertegangan dengan kerangka
penyangga yang dibumikan sehingga tidak ada arus listrik yang mengalir dari
konduktor tersebut ke tanah. Ada dua kejadian yang dapat menyebabkan sistem
isolasi ini gagal melaksanakan fungsinya, yaitu terjadi tembus listrik pada udara di
sekitarGambar 22. Isolator
permukaan isolator gantung di menara
yang disebut transmisi
peristiwa tegangan(flashover)
lewat-denyar tinggi dan
tembus listrik (breakdown) pada isolator yang menyebabkan isolator pecah.
Kegagalan suatu isolator dapat terjadi karena bahan dielektrik isolator tembus

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

14
listrik (breakdown) atau karena terjadinya lewat-denyar (flashover) udara yang di
sepanjang permukaan isolator.

Semua isolator dirancang sedemikian hingga tegangan tembusnya jauh lebih


tinggi dari tegangan lewat-denyarnya. Dengan demikian, kekuatan dielektrik suatu
isolator ditentukan oleh tegangan lewat-denyarnya. Kekuatan dielektrik dan nilai
tegangan yang dapat dipikul isolator tanpa terjadi lewat denyar dapat diperkirakan
dari tiga karakteristik dasar isolator, yaitu tegangan lewat-denyar bolak-balik
pada keadaan kering, tegangan lewat-denyar bolak-balik pada keadaan basah, dan
karakteristik tegangan-waktu yang diperoleh dari tegangan surja standar.

Tegangan lewat-denyar bolak-balik digunakan untuk memperkirakan kekuatan


listrik isolator jika memikul tegangan lebih internal. Sedang karateristik tegangan-
waktu digunakan untuk memperkirakan kekuatan listrik isolator jika memikul
tegangan lebih surja akibat sambaran petir pada jaringan.

Tegangan lewat-denyar bolak-balik kering adalah karakteristik utama dari isolator


yang dipasang pada ruangan tertutup. Tegangan lewat-denyar ditentukan pada
keadaan permukaan isolator kering dan bersih. Tegangan lewat-denyar dinyatakan
pada keadaan standar, yaitu pada saat suhu udara 20 0C dan tekanannya 760
mmHg. Tegangan lewat-denyar kering pada sembarang suhu dan tekanan udara
dapat ditentukan dengan persamaan :

V =  VS (10.1)
di mana :
V = Tegangan lewat-denyar isolator pada sembarang keadaan udara
VS = Tegangan lewat-denyar isolator pada keadaan standar
 = Faktor koreksi udara

0 , 386. b
δ =
273+Ψ (10.2)

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

15
 = Temperatur udara (0C)
b = Tekanan udara (mmHg)

Bahan Isolator yang diapit oleh logam merupakan kapasitor. Kapasitansinya


diperbesar oleh polutan maupun kelembaban udara dipermukaannya. Bagian
ujung saluran mengalami tegangan permukaan yang paling tinggi, sehingga
dibutuhkan arcing horn untuk membagi tegangan tersebut lebih merata ke
beberapa piring isolator lainnya.

Tegangan lewat-denyar bolak-balik basah suatu isolator juga tergantung kepada


kondisi udara. Tetapi pengalaman menunjukkan bahwa yang lebih berpengaruh
terhadap tegangan lewat-denyar bolak-balik basah adalah tekanan udara sedang
suhu tidak begitu berpengaruh. Jika lewat denyar terjadi pada suatu isolator
basah, maka peluahan melintasi permukaan isolator yang basah dan celah udara.
Oleh karena itu, kenaikan tegangan lewat denyar bolak-balik basah akibat
kenaikan tekanan udara tidak sama pada setiap jenis konstruksi isolator. Jika celah
udara yang dilalui peluahan lebih panjang, maka pengaruh tekanan udara terhadap
tegangan lewat-denyar basah semakin basah. Umumnya, setengah dari lintasan
peluahan merupakan celah udara. Dengan anggapan ini, tegangan lewat denyar
basah pada sembarang tekanan udara dapat ditentukan sebagai berikut :

b
(
V =0,5 V S 1+
760 ) (10.3)
Di mana : VS adalah tegangan lewat denyar basah pada tekanan udara standar

10.6. Karakteristik Mekanis Isolator


Karakteristik mekanis suatu isolator ditandai dengan kekuatan mekanisnya, yaitu
beban mekanis terendah yang mengakibatkan isolator tersebut rusak. Kekuatan
mekanis ditentukan dengan membebani isolator dengan beban yang bertambah
secara bertahap hingga isolator terlihat rusak. Kekuatan mekanis suatu isolator

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

16
dinyatakan dalam tiga keadaan beban, yaitu kekuatan mekanis tarik, kekuatan
mekanis tekan dan kekuatan mekanis tekuk.

Sebelum menetapkan kekuatan mekanis isolator untuk suatu konstruksi, perlu


diketahui lebih dahulu beban mekanis yang akan dipikulnya di lapangan. Jika
isolator akan digunakan pada jaringan hantaran udara, maka isolator harus mampu
memikul berat konduktor dan beban tarik. Berak konduktor tergantung kepada
luas penampang konduktor, jenis bahannya, jarak gawang dan ada tidaknya
timbunan es pada konduktor. Tegangan mekanis karena beban tarik tergantung
pada luas penampang konduktor, jarak gawang, suhu dan kecepatan angin. Bila
jaringan hantaran udara menggunakan isolator gantung, maka semua beban di atas
akan menimbulkan regangan. Bila menggunakan isolator jenis pin, maka semua
beban umumnya akan menimbulkan beban tekuk pada isolator.

Dalam pengujian kekuatan mekanis dari suatu isolator, kerusakan tidak selamanya
terlihat, khusus pada pengujian isolator gantung, karena kerusakan dapat terjadi di
dalam jepitan logam sehingga terlindung dari pandangan mata. Oleh karena itu,
untuk isolator gantung, pengujian kekuatan mekanis dilakukan sambil memberi
tegangan listrik pada isolator sebesar 70-80% tegangan lewat denyar bolak-balik
kering. Beban mekanis terendah yang menyebabkan isolator tembus listrik
dinyatakan sebagai kekuatan mekanisnya. Tembus listrik ditandai dengan
terputusnya hubungan listrik pada transformator uji yang digunakan untuk
mencatu tegangan pada isolator.

10.7. Isolator Piring (Suspension Insulator)


Untuk tegangan saluran yang tinggi, isolator pasak yang dibutuhkan menjadi lebih
berat, desainnya rumit dan harganya mahal. Penggantian isolator yang rusak
mahal, oleh karenanya isolator pasak menjadi tidak ekonomis bila digunakan pada
sistem tegangan tinggi. Pada sistem saluran udara tegangan tinggi, jenis isolator
yang banyak dipergunakan adalah isolator piring. Isolator piring dipergunakan
untuk isolator penegang dan isolator gantung, dimana jumlah piringan isolator

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

17
disesuaikan dengan tegangan sistem pada Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) tersebut. Sejumlah isolator piring dihubung-hubungkan secara seri
dengan mempergunakan sambungan logam, membentuk satu rentengan.
Sedangkan penghantar saluran dipegang oleh isolator yang terbawah (lihat
Gambar 10.6).

Gambar 10.6. Susunan Isolator gantung/piring

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

18
Pada isolator gantung (piring) pada umumnya diperlengkapi dengan tanduk busur,
berfungsi untuk melindungi isolator dari tegangan Surja. bagian E pada Gambar
10.6. Cincin perisai (grading ring). Fungsi dari cincin perisai yaitu untuk
meratakan (mendistribusikan) medan listrik dan distribusi tegangan yang terjadi
pada isolator, bagian F Gambar 10.6.

Sebuah isolator piring terdiri dari sebuah pirigan porselin atau gelas yang bagian
bawahnya berlekuk-lekuk untuk memperbesar jarak rayap (lihat Gambar 10.7).

Gambar 10.7. Isolator Piring type Ball dan Socket

Keuntungan-keuntungan mempergunakan isolator piring adalah :


a. Setiap lapisannya dirancang untuk tegangan rendah atau menengah,
misalnya General Electric (GE) yang mendesain satu cakram isolator
gantung untuk 11,5 KV, sehingga dengan menghubungkan beberapa buah
isolator secara seri, maka sederetan isolator tersebut dapat digunakan untuk
setiap tegangan yang diinginkan.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

19
b. Bila di dalam deretan isolator tersebut, salah satu isolator terjadi kerusakan
maka peroses penggantiannya akan lebih mudah dan harganya relative murah.
c. Tekanan mekanis pada rangkaian isolator akan berkurang karena tempat
pengikat kawat penghantarnya fleksibel dan dapat berosilasi serta dapat pula
mempertahankan posisi di mana tekanannya adalah tekanan murni.
d. Bila isolator tersebut digantung pada menara yang terbuat dari baja, maka
penghantarnya kurang berpengaruh terhadap sambaran petir, karena kawat
penghantar tersebut posisinya sedikit lebih rendah dari pada lengan menara
yang dibumikan dan mempunyai sifat sebagai penangkal (penangkap) petir.
e. Jika beban mekanisnya naik, misalnya karena tegangan saluran transmisi
ditinggikan, dapat dipergunakan saluran ganda atau menambah jumlah isolator
dalam rentengan.

10.8. Distribusi Tegangan Sepanjang Rangkaian Isolator Piring/Gantung


Bilamana misalnya dipergunakan 7 buah cakram isolator gantung untuk saluran
udara tegangan tinggi 70 kV, maka dianggap bahwa tiap cakram isolator memikul
bagian tegangan sebesar 10 kV masing-masing. Hal ini tidaklah benar dan seorang
perancang harus hati-hati dalam membuat desain, terutama pada tegangan-
tegangan yang tinggi, misalnya di atas 100 kV, dan lebih-lebih lagi untuk
tegangan extra tinggi. Pada suatu isolator gantung yang panjang, tegangan tidak
didistribusikan secara merata.

Ketidakrataan dari tegangan ini disebabkan oleh adanya pengaruh :


a. Kapasitansi antara penghubung isolator atau kapasitansi yang terdiri dari
elemen isolatornya (C).
b. Kapasitansi antara penghubung isolator dengan tanah/menara, atau
kapasitansi shunt dengan tanah (Ce).
c. Kapasitansi antara penghubung isolator dengan konduktor tegangan tinggi
(Ch)

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

20
K U I S - 10

ISOLATOR

1. Jelaskan fungsi isolator pada tegangan tinggi.

2. Sebutkan bahan-bahan isolator tegangan tinggi

3. Jelaskan keuntungan menggunakan isolator piring (gantung)

4. Jelaskan mengapa distribusi tegangan pada isolator piring yang

digunakan pada tegangan tinggi tidak merata.

5. Bagaimana caranya agar distribusi tegangan pada isolator piring

merata pada setiap lapisnya ?. Jelaskan.

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

21
2 Klasifikasi Isolator Saluran Udara
Menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator pasangan luar (outdoor
insulator) atau isolator saluran udara (overhead insulator) diklasifikasikan
menjadi: isolator pasak (pin type insulator), isolator piring (suspension insulator),
isolator batang panjang (long rod insulator), isolator pos saluran (line post
insulator) dan isolator pos pin (pin post insulator).

2.1 Isolator Pasak (Pin Type Insulator)


Isolator jenis ini adalah yang pertama kali dirancang untuk menopang penghantar
saluran. Desain dari isolator ini ditunjukkan pada gambar 2.1. Garis patah-patah
AB menunjukkan jarak rayap isolator.

Jarak rayap isolator dapat diperpanjang dengan membuat sebuah atau lebih
pelindung hujan (rain shed), pelindung hujan ini disebut juag petticoats atau skirt.
Pelindung hujan dibuat sedemikian rupa agar pada waktu isolator basah masih
terdapat jarak rayap yang kering.

Untuk pemakaian tegangan yang makin tinggi, dibutuhkan bahan isolasi yang
makin tebal, akan tetapi dalam praktek tidak dapat dibuat isolator tunggal yang
sangat tebal. Oleh karena itu dibuat isolator pasak yang terdiri dari beberapa
7bagian disambungkan satu sama lain dengan mempergunakan perekat semen. ‘

Gambar 2.1

Peralatan Tegangan Tinggi (Sudaryanto)

22

Anda mungkin juga menyukai