Anda di halaman 1dari 73

SISTEM

TRANSMISI
A. PENYALURAN DAYA LISTRIK

❖ . Daya listrik dari pusat listrik yang disalurkan ke

konsumen diperlihatkan pada diagram satu garis sbb.

Pusat listrik
24 kV/ 500 kV G. I
G.I Distribusi
Tr Saluran transmisi Saluran transmisi Saluran distribusi Saluran distribusi
primer sekunder primer sekunder
500 kV 150 kV atau 70 kV 20 kV 220 V atau 380 V
konsumen
Tr Tr Tr
Distribusi

❖ . Diagram satu garis tersebut meliputi jaringan atau

saluran transmisi dan saluran distribusi.


1. KATAGORI SALURAN TRANSMISI

a. Saluran transmisi udara (overhead lines),


1). biaya pemasangan saluran, murah
2). pencarian kerusakan/gangguan saluran, mudah
3). mudah terjadi gangguan oleh alam
4). kurang estetis
b..Saluran transmisi bawah tanah (underground cable)
1). biaya pemasangan saluran, mahal
2). Pencarian kerusakan/gangguan saluran, sulit
3). jarang terjadi gangguan oleh alam
4). lebih estetis
❖ Jenis saluran transmisi untuk menyalurkan arus listrik:

1. saluran transmisi AC

a). penaikan dan penurunan tegangan mudah dilakukan

b). mempunyai sistem 1 fasa dan 3 fasa

❑ kelebihan sistem 3 fasa dari 1 fasa:

✓ . daya yang disalurkan lebih besar

✓ . nilai sesaatnya konstan

✓ . medan magnit putar mudah diadakan


2. Saluran transmisi DC
a). isolasi lebih sederhana
b). efisiensi lebih tinggi
c). tidak ada masalah stabilitas
d). lebih ekonomis untuk jarak penyaluran 400 s/d
600 km atau > 50 km untuk saluran bawah ta-
nah, hal ini terkait biaya peralatan pengubah
AC/DC dan DC/AC (inverter/konverter), mahal
2. JATUH TEGANGAN PADA SALURAN TRANSMISI AC
Selisih tegangan pada pangkal pengiriman (sending end)
dan tegangan pada ujung penerimaan (receiving end) di
sebut jatuh tegangan. Besarnya tergantung impedansi
dan admitansi saluran serta pada beban dan faktor daya
Jatuh tegangan relatip atau regulasi tegangan (voltage
regulation) dinyatakan;

VS − V R
x 100%
VR

dengan VS = tegangan pangkal pengiriman


VR = tegangan ujung penerimaan
. Untuk jarak pendek, regulasi tegangan beberapa % saja

tapi untuk jarak sedang dan jauh, mencapai 5 – 15%.

3. RUGI DAYA

Rugi daya atau hilang daya pada saluran transmisi udara:

a. rugi tahanan

b. rugi korona

c. rugi kebocoran isolator (insulator leakage loss), teru –

ma pada saluran tegangan tinggi.


Rugi daya saluran bawah tanah;

a. rugi daya dielektrik

b. rugi daya pada sarung kabel (sheath)

❖. Rugi tahanan (resistansi):

Untuk saluran transmisi pendek (3 fasa 3 kawat), rugi

daya utama adalah rugi tahanan, dinyatakan;

Pl = 3 I R l
2

sedangkan untuk saluran panjang, dimana arus pemuat

diperhitungkan, maka
 2 1 2
Pl = 3 R l  I − I . I C cos r + I C 
 3 
Dimana.
Pl = rugi daya tahanan ( watt)
R = tahanan kawat per fasa ( / km)
l = panjang saluran (km)
cos r = faktor daya beban
I = arus beban ( A)
I C = arus pemuat pada titik pengiriman ( A)
. Pada persamaan di atas jatuh tegangan diabaikan, sehi –

ngga arus pemuat adalah linier.


❖. Rugi korona:

Korona terjadi pada saluran transmisi, jika diameter ka –

wat kecil dibandingkan tegangan transmisi. Korona me –

nyebabkan rugi korona dan gangguan radio.

❖. Rugi kebocoran isolator:

Isolator memiliki rugi daya dielektrik dan rugi daya kare-

na kebocoran dipermukaannya yang disebabkan kotoran

atau polutan yang menempel


❖. Rugi lain-lain
Kecuali rugi – rugi daya seperti yang telah disebut
terdapat pula rugi daya pada peralatan-peralatan dalam
gardu induk (G.I) dan pusat-pusat listrik

4. KELENGKAPAN SALURAN TRANSMISI UDARA


a. penopang saluran transmisi
b. kawat penghantar (konduktor) dan kawat tanah
c. kelengkapan kawat penghantar
d. isolator
❖. Penopang saluran transmisi

1. menara baja

2. tiang-tiang baja

Jenis tiang baja

Jenis menara baja


❖. Kawat penghantar (konduktor) dan kawat tanah.

1. kawat tembaga dengan konduktivitas 100%

2. kawat tembaga dengan konduktivitas 97,5%

3. kawat aluminium dengan konduktivitas 61%

Jenis kawat aluminium yang digunakan diantaranya:

a. AAC (All-Aluminium Conductor)

b. AAAC (All-Aluminium-Alloy Conductor)

c. ACSR (Aluminium Conductor, Steel-Reinforced)

d. ACAR (Aluminium Conductor, Alloy-Reinforced)


➢. Sifat bahan kawat penghantar (konduktor)

1. konduktivitas tinggi

2. kekuatan tarik tinggi

3. tidak mudah patah

➢. Kawat penghantar jenis TACSR (Thermal Almunium

Conductor Steel Reinforced) dipasang didaerah rawan

longsor

➢. Jarak antar kawat fasa: SUTT 70 kV ideal 3 m

SUTET 500 kV ideal 6 m


➢. Kawat penghantar pada SUTT dan SUTET berupa kawat

berkas (stranded) yaitu kawat serabut yang dipilin.

➢. Kawat tanah atau earth wire atau ground wires (kawat

petir) juga disebut kawat pelindung (shield wires). Meru

pakan kawat baja yang digalvanis atau dilapisi alumini-

um, sering digunakan ACSR


❖. Kelengkapan kawat penghantar

1. sambungan penghantar (joints)

a. sambungan kompresi

b. sambungan belit

c. sambungan khusus

2. perentang (spacer)

3. batang pelindung (armor rods)

4. peredam (damper)
Sambungan kompresi untuk ACSR
Peredam Stockbridge

Perentang per (jenis ball & socket


untuk kawat berkas Batang pelindung
❖. Isolator

1. isolator gantung (suspension)

a. tipe clevis (clevis type)

b. tipe ball and socket (ball and socket type)

2. isolator jenis pasak (pin-type)

3. isolator batang panjang (long rod)

4. isolator pos saluran (line post)

➢. Pasangan isolator

1. pasangan isolator (besi-U, U-clevis) dll


2. tanduk api dan cincin perisai

3. jepitan

Gandengan isolator gantung


Isolator gantung (250 mm)

Isolator pasak

Isolator batang
Isolator pos saluran
panjang
5. GANGGUAN SALURAN TRANSMISI

a. Sebab-sebab gangguan

1). gempa bumi

2). petir

3). hujan badai

4). pemburukan isolasi

5). es dan salju

6). Garam, debu dan gas dll


b. Jenis gangguan

1). gangguan hubung sikat

2). gangguan hubung terbuka (putus kawat)

➢. Katagori hubung singkat:

a). hubung singkat 1 atau 2 fasa dengan tanah

b). hubung singkat antar 2 fasa

c). hubung singkat 3 fasa satu sama lain

d). hubung singkat 3 fasa dengan tanah

✓. Hubung singkat 1 fasa ke tanah yang sering terjadi


B. PARAMETER SALURAN TRANSMISI UDARA

Parameter atau konstanta saluran transmisi berpengaruh

pada kinerjanya, sebagai sistem tenaga. Parameter tsb:

1. Resistansi (R)

2. Induktansi (L)

3. Kapasitansi (C)

4. Konduktansi (G)

➢ . Nilai (G) sangat kecil, sehingga dalam perhitungan dan

pengaruhnya pada saluran transmisi dapat diabaikan


1. RESISTANSI

Resistansi penghantar, adalah penyebab rugi daya ( po-


wer losses). Jika tidak ada penjelasan, yang dimaksud
resistansi adalah resistans efektif. Resistans efektif
suatu penghantar dinyatakan

rugi daya pada penghantar ( P) .............. 1.1


R= 2

I

dengan:
P = daya (watt)
I = arus rms (ampere)
Resistansi efektif sama dengan resistansi arus searah
(dc) dari saluran jika terdapat distribusi arus yang merata
(uniform) di seluruh penghantar.
Resistansi dc dinyatakan dengan:


R=  ..............1. 2
dengan
A
 : panjang penghantar
 : resistivit as penghantar
A : luas penampang penghantar

Satuan SI,  (m), A (m2),  (Ωm) dan satuan di Amerika


Serikat  (feet), A (cmil = circular mils) dan  (ohm-cmil
per foot). 1 cmils = 1/1000 inch = 10-3 inch
Pada tabel sering dijumpai, penampang kawat diberikan da-

lam satuan “circular mils” disingkat CM. Jika luas penam-

pang kawat diberikan dalam satuan mm2, maka jika dinya-

takan dalam circular mils (CM) adalah:

CM =1973 x (luas penampang dalam mm 2)


atau
mm 2 =5,067 x 10– 4 x (luas penampang dalam CM)
Kawat penghantar umumnya kawat pilin (stranded), maka
resistansi dc kawat lebih besar dari yang dirumuskan pada
persamaan (1. 2).
Sebagai faktor koreksi untuk memperhitungkan pengaruh
pilin tersebut, panjang kawat dikalikan 1,02. Kenaikan resis-
tansi diperkirakan 1% untuk penghantar dengan tiga serat
dan 2% untuk penghantar dengan pilinan konsentris.
Perubahan resistansi kawat terhadap berubahan suhu
dapat dikatakan linear untuk batas pengoperasian normal.
Pada batas suhu 100C s/d 1000C, untuk kawat tembaga dan
aluminium, berlaku rumus:

Rt2 = Rt11 + t1 (t2 − t1 )  .............. 1. 3


dengan:
Rt2 = resistans pada suhu t2 (0C)
Rt1 = resistans pada suhu t1 (0C)
t1 = koefisien suhu resistans pada suhu t1 0C

Rt2 Rt 2 T0 + t 2
jadi = 1 + t1 (t 2 − t1 ) atau =
Rt1 Rt1 T0 + t1

dengan
1 1
t1 = atau T0 = − t1
T0 + t1  t1

Bahwa − T0 adalah suhu dimana resistansi kawat akan


menjadi nol, bila persamaan linier yang sama berlaku
untuk daerah suhu itu.
Jika itu benar maka − T0 sama dengan suhu absolut
– 2730C. Untuk tembaga (Cu) “annealed” yang konduktivi -
tasnya 100%, koefisien suhu resistansi pada 200C adalah:

20 = 0,00393 dan T0 = (1/0,00393) – 20 = 234,50C

Untuk tembaga “hard drawn”dengan konduktivitas 97,5%,

20 = 0,00383 dan T0 = 241,00C

Untuk aluminium “hard drawn”dengan konduktivitas 61%

20 = 0,00403 dan T0 = 228,10C


❖. annealed = diperkeras dengan cara memenaskan sam-
pai memijar dan didinginkan berangsur-angsur.
❖. hard drawn = diperkeras dengan cara ditarik

Tabel 1, Harga T0 dan  untuk bahan konduktor standar

koefisien temperatur dari resistans x 10 -3


Material T0 0C
0  20  25  50  75  80 100
Cu 100% 234,5 4,27 3,93 3,85 3,52 3,25 3,18 2,99
Cu 97,5% 241,0 4,15 3,83 3,76 3,44 3,16 3,12 2,93
Al 61% 228,1 4,38 4,03 3,95 3,60 3,30 3,25 3,05
Tabel 2. Resistivitas bahan konduktor untuk berbagai suhu

Mikro – Ohm - cm
Material
ρ0 ρ20 ρ25 ρ50 ρ75 ρ80 ρ100
Cu 100% 1,58 1,72 1,75 1,92 2,09 2,12 2,26
Cu 97,5% 1,63 1,77 1,80 1,97 2,14 2,18 2,31
Al 61% 2,60 2,83 2,89 3,17 3,46 3,51 3,74

✓Resistansi dc yang diperoleh dari perhitungan di atas harus


dikalikan dengan faktor:

1,0 untuk penghantar padat (solid wire)


1,01 untuk penghantar pilin yang terdiri atas 2 lapis (strand)
1,02 untuk penghantar pilin lebih dari dua lapis
❖. Distribusi arus yang merata diseluruh penampang suatu
penghantar hanya terdapat pada arus searah (dc). Pada
arus bolak-balik (ac) tidak terjadi distribusi arus yang
merata (uniform).

❖. Meningkatnya frekuensi arus bolak-balik menyebabkan


distribusi arus semakin tidak merata dan menyebabkan
tidak meratanya kerapatan arus (current density), dengan
kata lain kerapatan arus pada penampang konduktor makin
besar ke arah permukaannya. Fenomena ini disebut efek
kulit (skin effect). Pada frekuensi kerja 50 – 60 Hz, penga-
ruh efek kulit sangat kecil dan dapat diabaikan
1. Contoh: berapa resistansi dc suatu konduktor tembaga
253 mm2 per kilometer pada 250C, jika konduktivitas dari
konduktor 97,5%. Jawab

2. Contoh: berapa resistansi dc dari konduktor ACSR 403


mm2 pada 250C. Penampang konduktor tidak termasuk
penampang baja, hanya penampang Al saja. Jadi untuk
Al dengan konduktivitas 61%. Jawab

3. Contoh: penghantar berpilin seluruhnya terbuat dari


aluminium memberikan resistansi dc 0,01558 Ω per 1000
ft pada 200C dan resistansi ac 0,0956 Ω/mil pada 500C.
Penghantar tersebut mempunyai 61 serat dan ukurannya
1.113.000 cmil. Periksa nilai resistansi dc dan hitung
perbandingan resistansi ac terhadap resistansi dc Jawab
2. INDUKTANSI
2.1. Induktansi penghantar yang disebabkan fluks internal

Gb 2.1 medan magnet dan medan listrik dari


saluran dua kawat

✓. Gb 2.1 hanya memperlihatkan garis fluks berada diluar


penghantar (external), sebenarnya sebagian medan mag
net juga berada di dalam penghantar (internal).
✓. Gb 2.1 masing-masing fluks yang berada diluar penghan-
tar menggandeng rangkaian sekali (fluks gandeng).
✓. Berubahnya garis fluks di dalam penghantar, berpengaruh
terhadap tegangan imbas pada rangkaian dan juga terha –
dap induktansi.
✓. Nilai induktansi dari saluran transmisi, perlu memperhi –
tungkan fluks internal masing-masing penghantar maupun
fluks external.
✓. Nilai induktansi per satuan panjang (henry per meter) un –
tuk suatu penghantar berpenampang bundar yang disebab
kan hanya oleh fluks internal adalah:
1
L int = x 10 −7 H/m .............. 2.1
2
❑. Dalam satuan SI, permeabilitas ruang hampa adalah:
 0 = 4 x 10 −7
H/m

❑. Permeabilitas relatif adalah:

 r=  /  0
➢.  = permeabilitas penghantar
Catatan:
1 ft = 12 inci = 0,3048 m 1 mil = 1,609 km = 5280 ft
1 m = 3,280 ft = 39,37 inci 1 km = 0,621 mil
1 inci = 0,083ft
2.2. Induktansi penghantar yang disebabkan fluks external

✓. Induktansi yang disebabkan


fluks external, dapat dihitung
dengan merumuskan fluks
gandeng sebuah penghantar
Gb 2.2. penghantar dan titik
eksternal P1 dan P2 yang tersendiri (isolated) yang
disebabkan oleh bagian dari
fluks external yang terletak diantara dua titik (P1 dan P2)
pada jarak D1 dan D2 dari titik tengah penghantar.
✓. Jalur-jalur fluks berupa lingkaran-lingkaran konsentris
ada di sekitar penghantar, seluruh fluks antara P1 dan P2
terletak pada permukaan-permukaan berbentuk selinder
yang konsentris yang melalui P1 dan P2
✓. Induktansi yang disebabkan fluks eksternal yang berada
di antara P1 dan P2 adalah:

−7 D2
L12 = 2 x 10 ln H/m .............. 2.2
D1

2.3. Induktansi saluran fasa tunggal dua kawat


✓ . Gambar 2.3 memperlihatkan rangkaian dengan dua
penghantar, masing-masing jari-jarinya r1 dan r2. Peng
hantar yang satu merupakan rangkaian balik dari peng -
hantar yang lain
✓. Perhatikan fluks gandeng yang di
sebabkan oleh arus pada penghan
tar 1, garis fluks yang berjarak =
atau > D + r2 dari titik tengah peng
hantar 1 tidak menggandeng rang
kaian dan karenanya tidak meng –
imbas tegangan pada rangkaian.
Gb 2.3. Penghantar dengan jari-jari
berbeda dan medan magnet Dengan kata lain, garis fluks itu
yang ditimbulkan oleh arus
penghantar 1 saja menggandengkan arus total = nol,
karena arus pada penghantar 2 sama besarnya dengan arus
pada penghantar 1 tapi berlawanan arah.
✓ . Arus total yang digandengkan oleh garis fluks di luar
penghantar 1 pada jarak = atau < D – r2 adalah 1.
✓ . Diantara D – r2 dan D + r2 (permukaan penghantar 2),
arus total pada rangkaian yang digandengkan oleh ga-
ris fluks yang ditimbulkan oleh arus pada penghantar 1
adalah bervariasi antara 1 dan 0.
✓ . Seluruh fluks eksternal yang dibangkitkan oleh arus pa-
da penghantar 1 sampai pada titik tengah penghantar 2
menggandengkan seluruh arus I dan fluks diluar titik te
ngah penghantar tidak menggandengkan arus apapun.
✓ . Induktansi rangkaian yang disebabkan oleh arus peng –
hantar 1 yang diberikan oleh persamaan (2), jarak D2
digantikan oleh jarak D antara penghantar 1 dan 2 dan
D1 digantikan jari-jari r1 penghantar 1. Induktansi peng –
hantar 1 untuk fluks eksternal saja berlaku:

−7 D
L1 ext = 2 x 10 ln H/m .............. 2.3
r1

Untuk fluks internal saja berlaku:

1 −7
L1int = x 10 H/m ..............2.4
2
✓. Induktansi total rangkaian yang disebabkan oleh arus
pada penghantar 1 saja adalah:
1 D
 
L1 =  + 2 ln  x 10 H/m .............. 2.5
−7

2 r1 

✓. Persamaan (2.5) dapat diubah, dengan mengingat bahwa


1 , maka menjadi
 1/ 4
=
4
 D .............. 2.6
L1 = 2 x 10  ln ε + ln 
−7 1/4

 r1 

dengan menyatukan suku-suku, diperoleh,

−7 D
L1 = 2 x 10 ln .............. 2.7
r1 ε −1/4
❖. Kuantitas  −1 / 4 = 0,7788

➢. Jika disubstitusikan r1
!
untuk r1  −1 / 4
, maka

−7 D
L1 = 2 x 10 ln ! H/m ..............2.8
r1

!
r1 adalah jari-jari suatu penghantar fiktif yang diumpama-
kan tidak mempunyai fluks internal tetapi dengan induktan
si yang sama dengan induktansi penghantar sebenarnya
dengan jari-jari r1
❖. Membandingkan dengan persamaan (2.8), induktansi
yang disebabkan oleh arus pada penghantar 2 adalah

−7 D
L2 = 2 x 10 ln ! H/m .............. 2.9
r2
dan induktans untuk keseluruhan rangkaian adalah:

−7 D
L = L1 + L2 = 4 x 10 ln H/m .............. 2.10
r1! r2!

r
❖. Jika 1
!
= r2
!
= r !
, induktans keseluruhan rangkaian men-
jadi:
−7 D .............. 2.11
L = 4 x 10 ln ! H/m
r

❑. Persamaan (2.11) adalah induktans saluran dua kawat


yang telah memperhitungkan fluks gandeng yang dise –
babkan arus di kedua penghantar, dimana penghantar
yang satu merupakan jalur balik arus pada penghantar
yang lain.
❑. Nilai induktans ini sering disebut induktans per loop
meter atau per loop mile
2.4. Induktansi saluran dari penghantar terpadu

Gb 2.4. Saluran berfasa tunggal,


b c!
terdiri dari dua penghan-
c b! tar terpadu
m
n
a a!

Penghantar X Penghantar Y

❑. Penghantar terpadu (composite) adalah penghantar yang

terbuat dari dua atau lebih elemen atau serat, yang seca-

ra elektris terhubung paralel.


❑. Penghantar X terdiri n serat yang identik dan paralel, yang

masing-masing mengalirkan arus sebesar I/n.

❑. Penghantar Y merupakan rangkaian balik bagi arus pada

penghantar X.

❑. Penghantar Y, terdiri m serat yang identik dan pralel, dan

masing-masing mengalirkan arus sebesar – I/m.

❑. Jarak antar serat akan dinyatakan dengan huruf “D” de –

ngan subskrip yang sesuai.


❑. Fluks gandeng pada serat a dari penghantar X adalah;

I 1 1 1 1 
 a = 2 x 10 −7
 ln ! + ln + ln + ``````+ ln 
n r a Dab Dac Dan 

−7 I 
 1 1 1 1 
− 2 x 10 ln + ln + ln +``````+ ln
m  Daa! Dab! Dac! Dam 

dari persamaan tersebut diperoleh

m Daa! Dab! Dac! .......Dam


 a = 2 x 10 I ln
−7
Wbt/m
n
r !a Dab Dac ..........Dan
..............2.12
membagi persamaan (2.12) dengan arus I/n, diperoleh
induktansi serat “a” adalah

a −7
m Daa! Dab! Dac! .......Dam
La = = 2n x 10 ln H/m
I /n n !
r Dab Dac ..........Dan
a

..............2.13

demikian pula, induktnsi serat “b” adalah:

b −7
m Dba! Dbb! Dbc ! .......Dbm
Lb = = 2n x 10 ln H/m
I /n n !
r Dba Dbc ..........Dbn
b

..............2.14
Induktansi rata-rata dari serat-serat penghantar “X” adalah:

La + Lb + Lc + ..........Ln
Lav = .............. 2.15
n
❖ . Penghantar X terdiri dari n serat yang terhubung paralel.
Jika semua serat mempunyai induktansi yang sama, in –
duktansi penghantar akan menjadi 1/n kali induktansi
satu serat. Di sini semua serat mempunyai induktansi
yang berbeda-beda, namun induktansi keseluruhannya
dalam hubungan paralel adalah 1/n kali induktansi rata –
rata. Jadi induktansi penghantar X adalah;

Lav La + Lb + Lc + ........... + Ln
Lx = = 2
n n ..............2.16
❖. Dengan menggantikan rumus logaritmik untuk induktansi
masing-masing serat pada persamaan (2.16) dan menya –
tukan beberapa suku, diperoleh persamaan;;

Lx = 2 x 10 −7
mn ( Daa! Dab! Dac! .....Dam )( Dba! Dbb! Dbc! ......Dbm ).......(Dna! Dnb! Dnc! .....Dnm )
x ln H/m
( Daa Dab Dac ......Dan )( Dba Dbb Dbc ......Dbn ).......(Dna Dnb Dnc ......Dnn )
2
n

..............2.17

➢. Untuk membuat rumus tersebut lebih terlihat simetris,


!
r, r!
a
!
b dan r
n berturut-turut sudah digantikan dengan
!
Daa!, Dbb! dan Dnn
➢ Perhatikan persamaan (2.17), bahwa pembilang argumen
logaritma adalah akar pangkat mn dari suku-suku mn,
yang merupakan hasil perkalian jarak dari seluruh n serat
penghantar X ke seluruh m serat penghantar Y. Untuk se
tiap serat pada penghantar X, ada m jarak ke serat-serat
pada penghantar Y, dan seluruhnya ada n serat pada
penghantar X. Perkalian m jarak untuk masing-masing n
serat menghasilkan suku mn. Akar pangkat mn dari per
kalian mn jarak dinamakan jarak rata-rata geometris
(geometric mean distance = GMD) antara penghantar X
dan peng hantar Y. GMD atau Dm sering disebut GMD
bersama antara dua penghantar.
➢ Bahwa penyebut argumen logaritma adalah akar pangkat
n2 dari suku n2. Semuanya ada n serat, dan untuk setiap
serat ada n faktor yang terdiri dari r!. Untuk serat terse -
but dikalikan dengan jarakdari serat tersebut ke semua
serat pada penghantar X .
➢ r !a kadang disebut jarak dari serat a ke serat itu sendiri,
terutama jika dinyatakan dengan Daa. Dengan demikian
suku-suku di bawah tanda akar pada penyebut dapat
diartikan sebagai perkalian jarak dari setiap serat pada
penghantar ke serat itu sendiri dan ke semua serat yang
lain
➢ Akar pangkat n 2 dari suku-suku ini disebut GMD sendiri
dari penghantar X, dan r! dari tiap serat dinamakan GMD
sendiri dari serat. GMD sendiri disebut juga jari-jari rata-
rata geometrik (geometric mean radius = GMR) dan dapat
dinyatakan dengan Ds. Dengan menggunakan Dm dan Ds,
maka persamaan (17) menjadi

−7Dm ..............2.18
Lx = 2 x 10 ln H/m
Ds
❑ Induktansi penghantar Y ditentukan dengan cara yang
sama seperti penghantar X,. Dan induktansi salurannya
adalah:
L = LX + LY ..............2.19

9m Soal 1.
a d Rangkaian saluran transmisi fasa
tunggal terdiri dari tiga kawat solid
6m

b e dengan jari-jari 0,25 cm. Rangkaian


balik terdiri dari dua kawat dengan
6m

jari-jari 0,5 cm. Hitung induktansi


c akibat arus di setiap sisi saluran dan
Sisi X Sisi Y induktansi keseluruhan saluran
(dalam satuan henry per meter dan
milihenry per mil) Jawab
2.5. Reaktansi induktansi fasa tunggal.
Nilai reaktansi induktif biasanya lebih diinginkan dari
pada induktansi. Reaktansi induktif suatu penghantar
dari saluran dua penghantar fasa tunggal adalah;
Dm
X L = 2  f L = 2  f x 2 x 10 ln −7
/m
Ds
Dm ..............2.20
= 4  f x 10 ln
−7
/m
Ds

atau

−3 Dm
X L = 2,022 x 10 f ln  / mil ..............2.21
Ds
❖ Dimana Dm adalah jarak antar kedua penghantar, Dm
dan Ds harus dinyatakan dengan satuan yang sama,
meter atau feet.
❖ Dengan menguraikan suku logaritmik, maka persamaan
(2.21) menjadi

−3 1
X L = 2,022 x 10 f ln + 2,022 x 10 −3 f ln Dm  / mil
Ds
..............2.22

Jika Ds dan Dm dinyatakan dalam feet, suku pertama


pada persamaan (2.22) adalah reaktansi induktif salah
satu penghantar dari saluran dua-penghantar yang ber –

jarak 1 feet
❖. Suku pertama pada persamaan (2.22) disebut reaktansi
induktif dengan jarak pemisah 1 feet (Xa). Suku ini
tergantung GMR penghantar dan frekuensi.

❖ Suku kedua disebut faktor pemisah reaktansi induktif


(Xd). Suku yang kedua ini tidak tergantung pada jenis
penghantar dan hanya tergantung pada frekuensi dan
jarak pemisah saja.

SOAL:

Hitunglah reaktansi induktif per mil untuk saluran fasa


tunggal yang bekerja pada 60 Hz. Konduktornya dari jenis
Partridge, dan jarak pemisah antara pusat-pusatnya
adalah 20 kaki Jawab dan tabel A.1, A.2
2.6. Induktansi saluran tiga fasa dengan jarak pemisah
sama (simetris)
b
Diperlihatkan saluran tiga fasa memben –
tuk segi tiga sama sisi, karena jarak
D

pemisahnya sama . Jika kawat netral


a c dianggap tidak ada atau arus fasornya
D

Gb.2.5 Penghantar salu –


adalah seimbang, maka Ia + Ib + Ic = 0.
ran 3 fasa berjarak
Fluks gandeng untuk penghantar a
sama
adalah;
 1 1 1
 a = 2 x 10  I a ln
−7
+ I b ln + I c ln  Wbt / m
 Ds D D
..............2.23
karena Ia = - (Ib + Ic), maka persamaan (23) menjadi;
 1 1 D
 a = 2 x 10  I a ln
−7
− I a ln  = 2 x 10 I a ln
−7
Wbt / m
 Ds D Ds
..............2.24
dan

−7D
La = 2 x 10 ln H /m ..............2.25
Ds
❖. Persamaan (2.25) sama bentuknya dengan persamaan

(2.8) untuk suatu saluran fasa tunggal kecuali bahwa

Ds menggantikan r !.
❖ Karena simetris, induktansi penghantar b dan c =
induktansi penghantar a. karena setiap fasa hanya terdiri
dari satu penghantar saja

❖ persamaan (2.25) memberikan inilai induktansi per fasa


untuk saluran tiga fasa

2.7. Induktansi saluran tiga fasa dengan jarak pemisah tidak


simetris
Pengh . a Pengh . c Pengh . b Pengh . a
Pos .1
D1

Pengh . b Pengh . a Pengh . c Pengh . b


2
D 31

Pos .2
23

Pengh . c Pengh . b Pengh . a Pengh . c


D

Pos .3
Sehubungan jarak pemisah tidak sama, fluks gandeng
dan induktansi setiap fasa berbeda. Induktansi yang ber –

berbeda menghasilkan rangkaian yang tidak seimbang.

Keseimbangan ketiga fasa dapat dikembalikan dengan


mempertukarkan posisi penghantar pada selang jarak
yang teratur disepanjang saluran, sehingga setiap peng –
hantar akan menduduki posisi semula terhadap penghan –
tar yang lain pada jarak yang sama.
Pertukaran posisi penghantar semacam ini disebut trans –
posisi (transposition).
Transposisi menghasilkan induktansi rata-rata yang sama
pada setiap penghantar untuk seluruh siklus
❖ . Sistem penyaluran daya modern biasanya tidak ditrans
posisikan pada jarak yang teratur, namun dilakukan pa –
da stasiun-stasiun penghubung (switching stations) un-
tuk membuat induktansi fasa-fasanya lebih seimbang.

❖ . Berikut ini fluks gandeng untuk saluran yang ditranspo-


sisikan;
1. Fluks gandeng; penghantar a (posisi 1), jika penghantar b

pada posisi 2 dan penghantar c pada posisi 3 adalah;

 1 1 1 
 a1 = 2 x 10  I a ln
−7
+ I b ln + I c ln  Wbt / m
 Ds D12 D31 
2. Untuk penghantar a pada posisi 2, penghantar b (posisi
3) dan penghantar c (posisi 1), fluks gandengnya:

 1 1 1 
 a2 = 2 x 10  I a ln
−7
+ I b ln + I c ln  Wbt / m
 Ds D23 D12 

3. Untuk penghantar a (posisi 3), penghantar b (posisi 1)


dan penghantar c (posisi 2)

 1 1 1 
 a3 = 2 x 10  I a ln
−7
+ I b ln + I c ln  Wbt / m
 Ds D31 D23 

❑. Nilai rata-rata fluks gandeng penghantar a adalah;


 a1 +  a 2 +  a 3
a =
3
2 x 10 −7
 1 1 1 
=  3I a ln + I b ln + I c ln 
3  Ds D12 D23D31 D12 D23D31 

Dengan pembatasan bahwa I a = −(I b + I c ),

2 x 10 −7  1 1 
a =  3I a ln − I a ln 
3  Ds D12 D23D31 

−7 D12D23D31
3
= 2 x 10 I a ln Wbt/m
Ds
dan induktansi rata-rata per fasa adalah;

Deq −7
La = 2 x 10 ln H/m ..............2.26
Ds
dimana Deq = 3 D12 D23D31
✓. Ds adalah GMR penghantar. Deq yaitu rata-rata geome -
tris dari ketiga jarak pada saluran tidak simetris.
SOAL:
Saluran tiga fasa rangkaian tunggal
yang bekerja pada frekuensi 60 Hz
tersusun seperti pada gambar
ft

20

Penghantarnya adalah jenis ACSR


20

ft

Drake. Hitung reaktasi induktif per


38 ft
mil per fasa Jawab
2.8. Penghantar berkas
Pada tegangan ekstra tinggi (EHV), 500 kV, jika rangkai-
annya hanya sebuah penghantar per fasa maka rugi da-
ya akibat korona akan berlebihan. Dengan mengguna –
kan dua penghantar atau lebih per fasa yang disusun
berdekatan dibanding jarak pemisah antara fasa- fasa –
nya, maka gradien tegangan tinggi pada penghantar da-
pat dikurangi. Saluran semacam ini dikatakan sebagai
penghantar berkas (bundled conductors).
d

d d
d d Gb.2.6 Susunan berkas
d

d d
❖. Arus tidak terbagi rata dengan tepat antar penghantar
dalam berkas, jika tidak dilakukan transposisi penghan-
tar dalam berkas, tetapi perbedaannya tidak begitu pen-
ting karena dalam praktek dengan metode GMD sudah
cukup teliti untuk perhitungan.
❖. Keuntungan lain yang diperoleh dari pemberkasan ada-
lah penurunan reaktansi. Penurunan reaktansi disebab –
kan oleh kenaikan GMR berkas yang bersangkutan
❖. Peningkatan jumlah penghantar dalam suatu berkas me
ngurangi efek korona dan mengurangi reaktansi.
❑ . Setiap penghantar pada berkas dua penghantar, misal –
nya, dapat diperlakukan sebagai sebuah serat atau
lilitan suatu penghantar dua lilitan. Jika misalkan bahwa
adalah GMR penghantar berkas dan Ds adalah GMR se –
tiap penghantar yang membentuk berkas, maka dengan
mengacu pada gambar diperoleh;
1. Untuk berkas dua penghantar

D = ( Ds x d ) = Ds x d
b
s
4 2

2. Untuk berkas tiga penghantar

D = ( Ds x d x d ) = Ds x d
b
s
9 3 3 2

3. Untuk berkas empat penghantar


Dsb = 16 ( Ds x d x d x d x 21 / 2 )4 = 1,09 4 Ds x d 3

Penggunaan persamaan (26) untuk menghitung induktansi,


Dsb berkas menggantikan Ds penghantar tunggal.
Untuk menghitung Deq, jarak dari pusat berkas kepu-
sat berkas yang lain cukup tepat untuk Dab, Dbc dan Dca.
SOAL. d d d

a a! b b! c c!
8m 8m

d = 45 cm
Setiap penghantar pada saluran dengan penghantar ber -
kas adalah jenis ACSR, 1,272,000 cmil Pheasant.
Hitung reaktansi induktif (ohm per km dan per mil) per fasa
untuk d = 45 cm. Hitung juga reaktansi seri per fasa salur -
an jika panjangnya 160 km dan dasar yang dipakai adalah
100 MVA, 345 kV Jawab

2.9. Saluran tiga fasa rangkaian paralel


Dua rangkaian tiga fasa yang identik susunannya dan seca-
ra elektris terhubung paralel, mempunyai reaktansi induk –
tif yang sama. Jika kedua rangkaian tersebut terletak pada
menara yang sama, dapat dipakai metode GMD untuk me –
ndapatkan induktansi per fasa dengan menganggap se –
mua penghantar disetiap fasa tertentu sebagai lilitan atau
serat suatu penghantar terpadu
18 ft c!
a

10 ft
21 ft Gb.2.7 Saluran tiga fasa rangkaian
b paralel
b!
10 ft
18 ft
c
a!

❖. Walaupun dalam kenyataan mungkin saluran tidak di –


transposisikan, untuk mendapatkan nilai induktansi
dan perhitungan yang sederhana adalah dengan memi-
salkan saluran tersebut ditransposisikan
❖. Misal penghantar a dan a ! diparalelkan untuk memben –
tuk fasa a, demikian pula dengan fasa b dan c.
❖. Dimisalkan pula a dan a ! menempati posisi b dan b !, ke-
mudian menempati posisi c dan c !, ketika penghantar –
nya diputar dengan cara yang sama pada siklus trans –
posisi

❑. Untuk menghitung Deq, metode GMD mensyaratkan pe –


p p p
makaian D ,D
ab bc dan D
ca ,dimana superscrip menu –
njukkan bahwa kuantitas ini adalah nilai GMD dan ber –
arti GMD antara penghantar fasa a dan fasa b.
❑. Ds pada persamaan (26) digantikan Dsp ,yaitu rata-rata
geometris nilai-nilai GMR untuk dua penghantar yang
semula menempati posisi a dan a !, kemudian posisi b
dan b ! , dan akhirnya posisi c dan c !.

SOAL:

18 ft c! saluran tiga fasa rangkaian


a
ganda terdiri dari penghan -
10 ft
tar ACSR Ostrich 300.000
21 ft cmil 26/7 yang disusun se -
b perti gambar
b! Tentukan reaktansi induktif
10 ft
(ohm per mil per fasa)
18 ft
c untuk 60 Hz. Jawab
a!

Anda mungkin juga menyukai