Anda di halaman 1dari 6

Sistem Proteksi pada Sistem Kelistrikan

Fungsi Sistem Proteksi.

Pada dasarnya semua konstruksi jaringan distribusi tidak ada yang benar-benar aman dari
gangguan yang datangnya dari dalam sistem itu sendiri maupun dari dari luar sistem. Gangguan
tersebut merupakan potensi yang merugikan ditinjau dari beberapa hal, maka perlunya dipasang
sistem proteksi yang berfungsi sebagai berikut :

Mencegah atau membatasi kerusakan pada jaringan beserta peralatannya


Menjaga keselamatan umum
Meningkatkan kontinuitas pelayanan

Pada sistem distribusi 20 kV hal yang terpenting pada sistem proteksi selain alat proteksi
itu sendiri, sistem pentanahan juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem
proteksi itu sendiri. Misalnya ada gangguan fasa yang bocor ke tanah, maka bila sistem
pentanahan tidak sesuai dengan sistem distribusi yang diproteksi, maka alat proteksi tidak akan
bekerja dengan benar, sehingga dapat merusak peralatan jaringan maupun membahayakan
keselamatan manusia.

Sistem pentanahan pada kenyataan di PLN terdapat beberapa pola, sehingga sistem
proteksinya juga berbeda-beda. Pada perencanaan konstruksi jaringan distribusi untuk
menentukan komponen jaringan, misalnya penghantar, harus dipertimbangkan besarnya arus
gangguan hubung singkat ketanah dan selanjutnya sistem proteksi yang sesuai, sehingga tujuan
membangun konstruksi jaringan distribusi yang aman dan menguntungkan dapat tercapai.

Prinsip Kerja Sistem Proteksi

Melakukan koordinasi dengan tegangan sistem tegangan tinggi seperti :

Gardu Induk (GI)


Transmisi
Pembangkitan
Mengamankan peralatan dari kerusakan dan gangguan.
Menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Melokalisir gangguan.
Secepatnya membebaskan pemadaman karena gangguan (manuver).
Mengurangi frekwensi pemutusan.

Syarat-Syarat Sistem Proteksi

Peka (sensitif).
Cermat (selektivitas).
Andal (reliability).
PENYEBAB GANGGUAN DAN PERELATAN PROTEKSINYA

Gangguan Pada Pembangkit / Generator.

Satu fasa ke tanah


Dua fasa ke tanah
Tiga fasa ke tanah

Dapat mengakibatkan teganggan dan arus yang mengalir pada setiap fasanya menjadi tidak
seimbang, sehingga gangguan ini dapat merusak sistem dan juga dapat menyebabkan kerusakan
pada Generator dan motor pengerak, sehingga dapat menyebabkan pemadaman aliran listrik.
Oleh kerena itu dibutuhkan alat proteksi yang andal untuk mengamankan atau melindungi
peralatan-peralatan yang ada di pembangkit energi listrik. mempercepat atau melokalisir
apabila terjadi gangguan.

Proteksi yang digunakan adalah :

Pemutus Tenaga / Circuit Breaker ( PMT/CB)Pemutus Daya (PMT) atau Circuit breaker
(CB) adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berfungsi untuk memutuskan
hubungan antara sisi sumber tenaga listrik dan sisi beban yang dapat bekerja secara
otomatis ketika terjadi gangguan atau secara manual ketika dilakukan perawatan atau
perbaikan.

Relay ProteksiPenggunaan pengaman pemutus daya untuk kerja otomatis perlu


dilengkapi dengan peralatan tambahan yang dapat mendeteksi perubahan keadaan yang
terjadi pada rangkaian. Peralatan tersebut berupa gulungan yang diberi daya dari sumber
DC melalui saklar yang dioperasikan dengan peralatan khusus yang disebut relai
(relay). Relai merupakan suatu peralatan yang dilengkapi dengan kontak-kontak yang
mampu merubah rangkaian lain. Oleh karena itu pemutus tenaga yang dilengkapi
dengan relai digunakan sebagai peralatan perlindungan suatu sistem tenaga dari
kemungkinan kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan.

Gangguan Pada Saluran Transmisi.

Gangguan ini relatif jarang karena lokasinya memakai tower yang tinggi, namun tetap
bisa terjadi, terutama gangguan yang disebabkan oleh petir, kawat yang putus atau
disabotasi. Contoh sabotase adalah menggergaji tower sehingga tower menjadi roboh.
Proteksi yang digunakan adalah:

Komponen pengaman pada saluran udara transmisi tegangan tinggi, antara lain :

Kawat Tanah Atau Grounding.


Zeus L.E.C Lightning Event Counter.Dipasang di sepanjang jalur SUTT yang
berfungsi untuk mengetanahkan arus listrik saat terjadinya gangguan (sambaran) petir
secara langsung. Pentanahan tiang untuk menyalurkan arus listrik dari kawat tanah
(ground wire) akibat terjadinya sambaran petir. Terdiri dari kawat tembaga atau kawat
baja yang di klem pada pipa pentanahan dan ditanam di dekat pondasi tower (tiang)
SUTT.

Gangguan Pada Gardu Induk (GI).

Banyak sekali penyebab gangguan di gardu induk, seperti trafo jebol karena overload
atau karena tua, oli trafo yang bocor, tersambar petir, isolator tembus, percikan api atau
korona, kelembaban tinggi, peralatan pendukung terbakar dan lain-lain. Proteksi yang
digunakan adalah:

Neutral Grounding Resistance (NGR) adalah komponen yang dipasang antara titik
netral trafo dengan pentanahan, dan Neutral Grounding Resistance (NGR) berfungsi
untuk memperkecil arus gangguan yang terjadi.

Circuit Breaker (CB) adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus
rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. Circuit breaker (CB) dapat dioperasikan pada
saat jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi gangguan. Kerena pada
saat bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan timbulnya) busur api, maka pada CB
dilengkapi dengan pemadam busur api.

Lightning Arrester (LA) Berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik di


gardu dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada kawat
transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching surge). Dalam keadaan
normal (tidak terjadi gangguan) LA bersifat isolatif atau tidak bisa menyalurkan arus
listrik. Dan sebaliknya apabila terjadi gangguan LA akan bersifat konduktif atau
menyalurkan arus listrik ke bumi.

Relay
Penggunaan pengaman pemutus daya untuk kerja otomatis perlu dilengkapi dengan
peralatan tambahan yang dapat mendeteksi perubahan keadaan yang terjadi pada
rangkaian. Peralatan tersebut berupa gulungan yang diberi daya dari sumber DC melalui
saklar yang dioperasikan dengan peralatan khusus yang disebut relai (relay). Relai
merupakan suatu peralatan yang dilengkapi dengan kontak-kontak yang mampu
merubah rangkaian lain. Oleh karena itu pemutus tenaga yang dilengkapi dengan relai
digunakan sebagai peralatan perlindungan suatu sistem tenaga dari kemungkinan
kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan.
Gangguan Pada JTM.

Banyak sekali gangguan yang dialami oleh Jaringan tegangan menengah (JTM)
misalnya tertimpa pohon, terkena sayap burung atau kelelawar, kerangka layang-layang
yang menempel atau lengket di jaringan, tiang TV yang roboh dan kena jaringan, fuse
(pengaman/sekering) tegangan menengah putus, dan lain sebagainya. Proteksi yang
digunakan adalah :

Lightning Arresteradalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai
pengaman terhadap tegangan surja yang terjadi ketika terjadi sambaran petir. Sambaran
petir pada jaringan hantaran udara sistem tenaga listrik merupakan suntikan muatan
listrik yang menimbulkan kenaikan tegangan sesaat yang cukup besar pada jaringan.
Agar tegangan lebih tersebut tidak merusak isolasi peralatan pada jaringan, maka
dipasang pelindung yang akan mengalirkan surja petir tersebut ke tanah.

IsolatorIsolator mempunyai peranan penting untuk mencegah terjadinya aliran arus dari
konduktor phasa ke bumi melalui menara pendukung (tiang). Dengan
demikian, isolator merupakan proteksi dalam sistem transmisi energi listrik.

Gangguan Pada Distribusi atau JTR.

Gangguan tegangan rendah atau distribusi yang sering ada seperti tidak setabilnya
tegangan listrik, kendornya sambungan, kabel terseret oleh mobil besar seperti truk atau
bis, tiang ditabrak mobil, kabel meleleh karena terlalu panas, tertimpa pohon dan lain
sebagainya.Proteksi yang digunakan adalah :

Fuse Cut Out (FCO)Cut out biasanya digunakan pada jaringan distribusi 20 kV untuk
proteksi trafo distribusi dari arus lebih akibat hubung singkat, dan juga diletakkan pada
percabangan untuk proteksi jaringan. Prinsip kerjanya adalah ketika terjadi gangguan
arus maka fuse pada cut out akan putus, seperti yang ada pada SPLN 64 tabung ini akan
lepas dari pegangan atas, dan menggantung di udara, sehingga tidak ada arus yang
mengalir ke Trafo.

Sekring Gardu / Pelebur TR biasanya digunakan pada jaringan distribusi 20 kV untuk


proteksi jaringan tegangan rendah (JTR) dari arus lebih akibat hubung singkat. Prinsip
kerjanya adalah ketika terjadi gangguan arus maka fuse pada sekring akan putus,
sehingga tidak ada arus yang mengalir ke jaringan tegangan rendah (JTR).

Gangguan Saluran Rumah (APP).

Gangguan yang sering terjadi berupa teganggan yang tidak setabil naik dan turunnya
daya listrik, KWH meter rusak dan MCB lemah atau rusak. Poteksi yang digunakan
adalah :
Miniature Circuit Breaker (MCB)Miniature circuite breaker atau MCB merupakan
komponen listrik yang bekerja dengan sistem thermal atau panas. Didalamnya terdapat
bimetal, dimana bila arus listrik yang mengalir melebihi ukuran tertentu (karena
kelebihan beban atau terjadi hubung singkat) dari MCB ini, maka bimetal ini secara
mekanis akan memutus aliran listrik dan menggerakkan tuas ke posisi OFF. Secara
umum fungsi MCB antara lain :

1. Membatasi Penggunaan daya Listrik.

2. Mematikan listrik secara otomatis apabila terjadi hubungan singkat.

3. Membagi daya pada instalasi rumah menjadi beberapa bagian, sehingga lebih
mudah untuk mendeteksi kerusakan instalasi listrik.
Makalah
Sistem Proteksi pada Sistem Kelistrikan

Disusun Oleh :

Nama : Bayu Novi Mochammad Nur Rohman


NIM : 1652019
Jurusan : Teknik Lidtrik DIII

JURUSAN TEKNIK LISTRIK DIII


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

Anda mungkin juga menyukai