Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Daya Semu, Daya Nyata, dan Daya Reaktif

By: Onny

Daya semu, daya nyata, dan daya reaktif dianggap sebagian engineer sebagai
sesuatu yang sulit untuk dipahami. Terutama karena sulitnya untuk
mengimajinasikan daya-daya tersebut. Namun sebenarnya cukup mudah untuk
memahami apa itu daya semu, daya nyata, dan daya reaktif. Hanya dibutuhkan
sebuah pandangan yang lebih luas mengenai sistem jaringan listrik AC.

Memahami daya semu, daya nyata, dan daya reaktif tidak mungkin dapat kita
lakukan jika kita tidak terlebih dahulu memahami tiga macam beban listrik AC
yaitu beban resistif, induktif, dan kapasitif. Jika Anda belum memahami ketiga
jenis beban tersebut, silahkan Anda baca pembahasan kami di artikel Pengertian
Beban Resistif, Induktif, dan Kapasitif Pada Jaringan Listrik AC.

Daya listrik didefinisikan sebagai kecepatan aliran energi listrik pada satu titik
jaringan listrik tiap satu satuan waktu. Dengan satuan watt atau Joule per detik
dalam SI, daya listrik menjadi besaran terukur adanya produksi energi listrik oleh
pembangkit, maupun adanya penyerapan energi listrik oleh beban listrik.

Daya listrik menjadi pembeda antara beban dengan pembangkit listrik, dimana
beban listrik bersifat menyerap daya sedangkan pembangkit listrik bersifat
mengeluarkan daya. Berdasarkan kesepakatan universal, daya listrik yang
mengalir dari rangkaian masuk ke komponen listrik bernilai positif. Sedangkan
daya listrik yang masuk ke rangkaian listrik dan berasal dari komponen listrik,
maka daya tersebut bernilai negatif.

Daya Nyata

Secara sederhana, daya nyata adalah daya yang dibutuhkan oleh beban resistif.
Daya nyata menunjukkan adanya aliran energi listrik dari pembangkit listrik ke
jaringan beban untuk dapat dikonversikan menjadi energi lain. Sebagai contoh,
daya nyata yang digunakan untuk menyalakan kompor listrik. Energi listrik yang
mengalir dari jaringan dan masuk ke kompor listrik, dikonversikan menjadi energi
panas oleh elemen pemanas kompor tersebut.

Daya listrik pada arus listrik DC, dirumuskan sebagai perkalian arus listrik dengan
tegangan.

P=IxV

Namun pada listrik AC perhitungan daya menjadi sedikit berbeda karena


melibatkan faktor daya (cos ∅).

P = I x V x cos ∅

Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan grafik sinusoidal berikut.

1
Gelombang Arus, Tegangan, dan Daya Listrik AC

Grafik di atas adalah grafik gelombang listrik AC dengan beban murni resistif.
Nampak bahwa gelombang arus dan tegangan berada pada fase yang sama (0°)
dan tidak ada yang saling mendahului seperti pada beban induktif dan kapasitif.
Dengan kata lain nilai dari faktor daya (cos ∅) adalah 1. Sehingga dengan
menggunakan rumus daya di atas maka nilai dari daya listrik pada satu titik posisi
jaringan tertentu memiliki nilai yang selalu positif serta membentuk gelombang
seperti pada gambar tersebut.

Nilai daya yang selalu positif ini menunjukkan bahwa 100% daya mengalir ke arah
beban listrik dan tidak ada aliran balik ke arah pembangkit. Inilah daya nyata,
daya yang murni diserap oleh beban resistif, daya yang menandai adanya energi
listrik terkonversi menjadi energi lain pada beban resistif. Daya nyata secara
efektif menghasilkan kerja yang nyata di sisi beban listrik.

Daya Reaktif

Daya reaktif menjadi tema bahasan yang dianggap cukup sulit bagi sebagian
orang. Berbagai bentuk ilustrasi dan pengandaian digunakan untuk memudahkan
kita memahami daya reaktif. Kali ini kita akan membahas daya reaktif
menggunakan dua pendekatan, yakni pendekatan sederhana dan pendekatan
ilmiah. Kita akan cukup dalam membahas daya reaktif secara ilmiah agar kita
memahaminya dengan lebih total dan 'menancap' di kepala kita.

Secara sederhana, daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk


membangkitkan medan magnet di kumparan-kumparan beban induktif. Seperti
pada motor listrik induksi misalnya, medan magnet yang dibangkitkan oleh daya
reaktif di kumparan stator berfungsi untuk menginduksi rotor sehingga tercipta
medan magnet induksi pada komponen rotor. Pada trafo, daya reaktif berfungsi
untuk membangkitkan medan magnet pada kumparan primer, sehingga medan
magnet primer tersebut menginduksi kumparan sekunder.

2
Ilustrasi Daya Reaktif

Daya reaktif diserap oleh beban-beban induktif, namun justru dihasilkan oleh
beban kapasitif. Peralatan-peralatan kapasitif seperti lampu neon, bank kapasitor,
bersifat menghasilkan daya reaktif ini. Daya reaktif juga ditanggung oleh
pembangkit listrik. Nampak pada ilustrasi di atas bahwa pada gambar pertama
daya reaktif yang dibutuhkan oleh motor listrik disupply oleh sistem pembangkit
(utility). Sedangkan pada gambar kedua, kebutuhan daya reaktif dicukupi oleh
kapasitor, sehingga daya total yang ditanggung oleh jaringan listrik berkurang.

Satuan daya reaktif adalah volt-ampere reactive dan disingkat dengan var.
Mengapa satuan daya reaktif adalah var dan bukannya watt, disinilah bahasan
mendalam mengenai daya reaktif kita butuhkan. Daya reaktif, sebenarnya
bukanlah sebuah daya yang sesungguhnya. Sesuai dengan definisi dari daya
listrik yang telah kita singgung di atas, bahwa daya listrik merupakan bilangan
yang menunjukkan adanya perpindahan energi listrik dari sumber energi listrik
(pembangkit) ke komponen beban listrik. Daya reaktif tidak menunjukkan adanya
perpindahan energi listrik, daya nyata-lah yang menjadi bilangan penunjuk
adanya perpindahan energi listrik. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan
daya reaktif?

Daya reaktif adalah daya imajiner yang menunjukkan adanya pergeseran grafik
sinusoidal arus dan tegangan listrik AC akibat adanya beban reaktif. Daya reaktif
memiliki fungsi yang sama dengan faktor daya atau juga bilangan cos Ø. Daya
reaktif ataupun faktor daya akan memiliki nilai (≠0) jika terjadi pergeseran grafik
sinusoidal tegangan ataupun arus listrik AC, yakni pada saat beban listrik AC
bersifat induktif ataupun kapasitif. Sedangkan jika beban listrik AC bersifat murni
resistif, maka nilai dari daya reaktif akan nol (=0).

Sekalipun daya reaktif hanya merupakan daya 'khayalan', pengendalian daya


reaktif pada sistem jaringan distribusi listrik AC sangat penting untuk diperhatikan.
Hal ini tidak lepas dari pengaruh beban reaktif terhadap kondisi jaringan listrik AC.
Beban kapasitif yang bersifat menyimpan tegangan sementara, cenderung

3
mengakibatkan nilai tegangan jaringan menjadi lebih tinggi daripada yang
seharusnya. Sedangkan beban induktif yang bersifat menyerap arus listrik,
cenderung membuat tegangan listrik jaringan turun. Berubah-ubahnya tegangan
listrik jaringan tersebut sangat mengganggu proses distribusi energi listrik dari
pembangkit ke konsumen. Perubahan tegangan jaringan berkaitan langsung
dengan kerugian-kerugian distribusi listrik seperti kerugian panas dan emisi
elektromagnetik yang terbentuk sepanjang jaringan distribusi. Semakin jauh nilai
tegangan jaringan dari angka yang seharusnya, akan semakin besar kerugian
distribusi listriknya dan akan semakin mengganggu proses distribusi daya nyata
listrik. Di sinilah peran kontrol daya reaktif jaringan listrik sangat perlu
diperhatikan.

Capacitor Bank Jaringan Listrik

Beban induktif, yang dominan terjadi di siang hari, dapat dikompensasi dengan
dua cara. Cara pertama adalah digunakannya bank kapasitor sehingga
penurunan tegangan listrik jaringan akibat beban induktif dapat dikompensasi
oleh kapasitor. Cara kedua adalah dengan menaikkan tegangan listrik keluaran
generator pembangkit dengan jalan menaikkan arus eksitasi generator, sehingga
tegangan keluaran generator naik.

4
Contoh Rangkaian Pengkompensasi Beban AC Jaringan

Kompensasi juga dilakukan jika beban jaringan bersifat kapasitif sehingga


menyebabkan tegangan jaringan melebihi nilai normalnya. Generator akan
menurunkan tegangan keluarannya dengan jalan mengurangi arus eksitasi.
Penggunaan inductor bank juga digunakan untuk meredam kenaikan tegangan
jaringan agar tidak melampaui batas.

Daya Semu

Daya semu atau daya total (S), ataupun juga dikenal dalam Bahasa Inggris
Apparent Power, adalah hasil perkalian antara tegangan efektif (root-mean-
square) dengan arus efektif (root-mean-square).

S = VRMS x IRMS

Tegangan RMS (VRMS) adalah nilai tegangan listrik AC yang akan menghasilkan
daya yang sama dengan daya listrik DC ekuivalen pada suatu beban resistif yang
sama. Pengertian tersebut juga berlaku pada arus RMS. 220 volt tegangan listrik
rumah kita adalah tegangan RMS (tegangan efektif). Secara sederhana, 220 volt
tersebut adalah 0,707 bagian dari tegangan maksimum sinusoidal AC. Berikut
adalah rumus sederhana perhitungan tegangan RMS:

VRMS=Vmax2–√

Demikian pula dengan rumus perhitungan arus RMS:

IRMS=Imax2–√

5
Dimana Vmax dan Imax adalah nilai tegangan maupun arus listrik pada titik tertinggi
di grafik gelombang sinusoidal listrik AC.

Nilai Tegangan RMS pada Grafik Sinusoidal Tegangan Listrik AC

Pada kondisi beban resistif dimana tidak terjadi pergeseran grafik sinusoidal arus
maupun tegangan, keseluruhan daya total akan tersalurkan ke beban listrik
sebagai daya nyata. Dapat dikatakan jika beban listrik bersifat resistif, maka nilai
daya semu (S) adalah sama dengan daya nyata (P). Lain halnya jika beban
jaringan bersifat induktif ataupun kapasitif (beban reaktif), nilai dari daya nyata
akan menjadi sebesar cos Ø dari daya total.

P = S cos Ø

P = VRMS IRMS cos Ø

Ø adalah besar sudut pergeseran nilai arus maupun tegangan pada grafik
sinusoidal listrik AC. Ø bernilai positif jika grafik arus tertinggal tegangan (beban
induktif), dan akan bernilai negatif jika arus mendahului tegangan (beban
kapasitif).

Pada kondisi beban reaktif, sebagian daya nyata juga terkonversi sebagai daya
reaktif untuk mengkompensasi adanya beban reaktif tersebut. Nilai dari dari daya
reaktif (Q) adalah sebesar sin Ø dari daya total.

Q = S sin Ø

Q = VRMS IRMS sin Ø

6
Hubungan antara daya nyata, daya reaktif dan daya semu dapat diilustrasikan ke
dalam sebuah segitiga siku-siku dengan sisi miring sebagai daya semu, salah
satu sisi siku sebagai daya nyata, dan sisi siku lainnya sebagai daya reaktif.

Segitiga Daya

Sesuai dengan hubungan segitiga di atas maka hubungan antara daya nyata,
daya reaktif dan daya semu dapat diekspresikan ke dalam sebuah persamaan
pitagoras.

S = P2 + Q2−−−−−−− √

Referensi:

 Wikipedia: AC Power
 Wikipedia: Electric Load
 Wikipedia: Electric Power
 Explanation of Reactive Power
 Reactive Power
 RMS Voltage of Sinusoidal Waveform

Sumber : http://artikel-teknologi.com/pengertian-daya-semu-daya-nyata-dan-
daya-reaktif/2/

7
DAYA AKTIF REAKTIF DAN SEMU

Daya listrik adalah besarnya laju hantaran energi listrik yang terjadi pada suatu
rangkaian listrik. Dalam satuan internasional daya listrik adalah W (Watt) yang
menyatakan besarnya usaha yang dilakukan oleh sumber tegangan untuk
mengalirkan arus listrik tiap satuan waktu J/s (Joule/detik). Berikut ini adalah
rumus yang digunakan untuk menghitung daya listrik :

Keterangan :

P = Daya (W)
W = Usaha (J)
t = Waktu (s)

A. Macam-Macam Daya Pada Listrik Arus Bolak-Balik


Dalam listrik bolak-balik terdapat tiga jenis daya yaitu :

1. Daya Aktif (P)

Daya aktif adalah daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban. Satuan daya
aktif adalah W (Watt) dan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur listrik
Wattmeter.

Daya Aktif pada beban yang bersifat resistansi (R), dimana tidak mengandung
induktor grafik gelombang tegangan (V) dan arus se fasa, sehingga besar daya
sebagai perkalian tegangan dan arus menghasilkan dua gelombang yang
keduanya bernilai positif. besarnya daya aktif adalah P. Sisa puncak dibagi
menjadi dua untuk mengisi celah-celah kosong sehingga kedua rongga terisi oleh
dua puncak yang mengisinya.

Gambar gelombang daya aktif pada beban yang bersifat resistansi


Persamaan Daya aktif (P) pada beban yang bersifat resistansi :

8
Keterangan :

P = Daya Aktif (W)


Pm = Daya maksimum (W)
Im = Arus listrik maksimum (A)
Vm = Tegangan maksimum (V)
V = Tegangan listrik (V)
I = Arus listrik (A)

Daya aktif pada beban impedansi (Z), beban impedansi pada suatu rangkaian
disebabkan oleh beban yang bersifat resistansi (R) dan induktansi (L). Maka
gelombang mendahului gelombang arus sebesar φ. Perkalian gelombang
tegangan dan gelombang arus menghasilkan dua puncak positif yang besar dan
dua puncak negatif yang kecil. Pergeseran sudut fasa bergantung seberapa besar
nilai dari komponen induktor nya.

Gambar gelombang daya aktif dengan beban impedansi


(Gelombang tegangan mendahului arus sebesar φ = 60o)

Persamaan daya aktif (P) pada beban yang bersifat impedansi :

Kerangan :
P = Daya aktif (W)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)

9
cos φ = Faktor daya

2. Daya Reaktif (Q)

Daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk pembentukan medan magnet
atau daya yang ditimbulkan oleh beban yang bersifat induktif. Satuan daya reaktif
adalah VAR (Volt.Amper Reaktif). Untuk menghemat daya reaktif dapat dilakukan
dengan memasang kapasitor pada rangkaian yang memiliki beban bersifat
induktif. Hal serupa sering dilakukan pada pabrik-pabrik yang mengunakan motor
banyak menggunakan beban berupa motor-motor listrik.
Persamaan daya reaktif :

Keterangan :

Q = Daya Reaktif (VAR)


V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
sin φ = Faktor reaktif

3. Daya Semu (S)

Daya semu adalah daya yang dihasilkan dari perkalian tegangan dan arus listrik.
Daya nyata merupakan daya yang diberikan oleh PLN kepada konsumen. Satuan
daya nyata adalah VA (Volt.Ampere).
Beban yang bersifat daya semu adalah beban yang bersifat resistansi (R), contoh
: lampu pijar, setrika listrik, kompor listrik dan lain sebagainya. Peralatan listrik
atau beban pada rangkaian listrik yang bersifat resistansi tidak dapat dihemat
karena tegangan dan arus listrik se fasa perbedaan sudut fasa adalah 0o dan
memiliki nilai faktor daya adalah 1. Berikut ini persamaan daya semu :

Keterangan :
S = Daya semu (VA)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)

B. Segitiga Daya

Gambar segitiga Daya


(daya semu aktif, daya reaktif, dan daya semu)

10
Daya aktif (P) digambarkan dengan garis horizontal yang lurus. Daya reaktif (Q)
berbeda sudut sebesar 90o dari daya aktif. Sedangkan daya semu (S) adalah
hasil penjumlahan secara vektor antara daya aktif dengan daya reaktif. Jika
mengetahui dua dari ketiga daya maka dapat menghitung salah satu daya yang
belum diketahui dengan menggunakan persamaan berikut :

Keterangan :
P = Daya aktif
Q = Daya reaktif
S = Daya semu

Contoh soal :
Sebuah motor listrik dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik 100 V,
jika arus yang mengalir adalah 2 A dan faktor kerjanya 0,8. Berapakah besar nilai
daya semu, daya aktif, dan daya reaktif ?
Diketahui : V = 100 V
I=2A
cos φ = 0,8

Ditanya :S=?
P=?
Q =?
Jawab :

Menghitung nilai daya semu (S) :

Menghitung nilai daya semu (S) :

Menghitung nilai daya aktif (P) :

11
Menghitung nilai daya reaktif (Q) :

Sumber : http://kusumandarutp.blogspot.co.id/2015/08/daya-listrik-daya-aktif-
daya-reaktif.html

12

Anda mungkin juga menyukai