Salah satu komponen utama dari generator adalah magnet yang berfungsi untuk
membangkitkan medan magnet pada proses elektromagnetik. Magnet yang
digunakan tersebut dapat berupa magnet permanen ataupun medan kumparan.
Seperti yang kita ketahui bahwa jika sebuah kumparan kawat dialiri arus listrik
searah, maka akan timbul medan magnet di sekitarnya. Proses pembangkitan
medan magnet dengan menggunakan arus listrik searah inilah yang biasa
dikenal dengan proses eksitasi.
Berdasarkan hal di atas maka generator AC dapat dibagi menjadi dua tipe
berdasarkan sumber medan magnet, yakni generator yang menggunakan
1
magnet permanen dan generator yang menggunakan magnet buatan. Keduanya
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan berikut adalah
penjabarannya:
Kekurangan :
Kelebihan :
2
Alternator Dengan Magnet Buatan
Kekurangan :
Pembangkitan gaya gerak listrik (GGL) oleh generator terjadi karena adanya
medan magnet yang di tengah-tengahnya melintas kawat kumparan, atau
sebaliknya adanya sebuah kawat kumparan yang sedang dilintasi oleh medan
magnet. Atas dasar hal tersebut maka generator AC dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yakni alternator dengan kumparan sebagai rotor dan alternator
dengan medan magnet sebagai rotor.
3
berputar dan memotong garis gaya magnet sehingga terbangkitkan arus
listrik pada kumparan tersebut. Arus listrik dikeluarkan dari rotor melalui
slip ring dan sikat karbon (brush). Masing-masing slip ring terkoneksi
dengan tiap-tiap ujung kawat kumparan. Sikat karbon berfungsi sebagai
bidang gesek yang berkontak langsung dengan slip ring. Voltase listrik
yang dihasilkan generator ditransfer dari slip ring melewati sikat karbon
untuk menuju ke luar sistem.
Generator AC tipe ini lebih banyak diaplikasikan untuk kebutuhan daya listrik
rendah. Jika digunakan untuk daya listrik yang tinggi, maka arus listrik yang
mengalir melewati slip ring dan sikat karbon akan semakin besar. Tentu hal ini
merupakan losses yang cukup besar dengan mentransmisikan listrik berdaya
besar melewati sebuah bidang gesek. Dibutuhkan biaya yang tidak sedikit jika
alternator tipe ini dipaksakan untuk memproduksi listrik berdaya tinggi. Sehingga
sebagian besar generator AC yang memproduksi listrik berdaya tinggi
merupakan tipe medan magnet sebagai rotor.
4
medan magnet di kumparan rotor. Seiring dengan perputaran rotor, maka medan
magnet akan ikut bergerak berputar. Garis gaya medan magnet yang bergerak
berputar, akan terpotong oleh kumparan pada sisi stator yang diam sehingga
tercipta gaya gerak listrik di sisi kumparan stator. Dikarenakan daya keluaran
generator ini melalui sisi stator, maka dimungkinkan untuk menggunakan
konektor tetap dan selalu terisolasi sebagai sistem transmisinya. Hal ini tentu
menjadi kelebihan jika digunakan untuk mentransmisikan arus AC yang besar. Di
sisi lain, sistem slip ring dan sikat karbon yang digunakan pada sisi rotor tidak
menjadi masalah karena arus listrik DC yang ditransmisikan tidak sebesar arus
listrik AC yang dihasilkan pada sisi stator.
Telah kita bahas di artikel sebelumnya bahwa karakter listrik AC adalah besar
voltase yang naik turun membentuk gelombang sinusoidal. Pada suatu sistem
listrik AC, gelombang voltase tersebut bisa berjumlah satu atau tiga. Jumlah satu
dan tiga ini lebih familiar digunakan di khalayak umum dibandingkan dengan
angka yang lain. Jika sistem listrik AC tersebut hanya terdapat satu gelombang
voltase, maka hal ini disebut listrik AC satu fasa. Sedangkan jika terdapat tiga
gelombang voltase maka disebut dengan listrik AC tiga fasa.
5
Perbedaan Gelombang Listrik AC Fasa Tunggal dengan Tiga Fasa
Bagaimana bisa ada dua tipe arus listrik AC di atas adalah berasal dari sumber
arus listrik AC tersebut, dalam hal ini adalah generator. Komponen generator
yang menentukan jumlah fasa yang dihasilkan tersebut adalah kumparan kawat
(armature). Jumlah dan susunan kumparan menjadi penentu jumlah fasa yang
dihasilkan oleh sebuah generator AC. Berikut akan kita bahas lebih lanjut dua
tipe generator ini berdasarkan fasa listrik AC yang ia hasilkan.
6
a) Alternator Dengan Satu Putaran Lilitan Kumparan Sebagai Rotor
7
(d) Alternator Dengan Dua Pasang Kumparan Sebagai Stator
Gambar (c) dan (d) adalah generator AC tipe medan magnet sebagai rotor,
sehingga kawat kumparan didesain berada di sisi stator. Nampak pada gambar
(c), stator tersusun atas dua sisi kumparan yang saling terhubung secara seri.
Selain itu arah putaran lilitan kumparan antara yang satu dengan yang lainnya
nampak saling berkebalikan, hal ini dikarenakan tiap-tiap kumparan akan
menghadap ke medan magnet dengan kutub yang berbeda. Dengan desain
demikian akan membuat arah arus listrik yang terbangkitkan akan selalu searah
antara kumparan yang satu dengan yang lainnya.
8
kutub magnet yang juga menjadi empat kutub. Lilitan kumparan saling terhubung
secara seri sesuai dengan gambar di atas. Dengan desain semacam ini, untuk
setiap 90o putaran rotor, kutub voltase listrik akan berubah arah dari positif ke
negatif ataupun sebaliknya. Sehingga di setiap satu putaran rotor akan tercipta
dua gelombang penuh listrik AC. Selain itu karena kumparan dihubungkan
secara seri dan output tegangan berupa satu fase, maka besar tegangan listrik
total yang dihasilkan oleh generator ini sebanyak empat kali tegangan yang
dihasilkan oleh masing-masing kumparan. Dengan kata lain dua kali lebih besar
dibandingkan dengan tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator (c).
Generator tiga fasa memiliki prinsip kerja yang sama dengan generator satu
fasa. Pembeda paling utama adalah digunakannya tiga kumparan kawat yang
saling terhubung dengan konfigurasi khusus. Jika pada alternator satu fasa
beberapa kumparan dihubungkan secara seri akan menghasilkan tegangan
listrik AC yang lebih besar, maka pada alternator tiga fasa koneksi antar ketiga
kumparan kawat akan menghasilkan tiga gelombang voltase listrik AC yang
saling mendahului.
9
Koneksi Antar Kumparan Pada Alternator AC
Tiga kumparan kawat, baik diposisikan sebagai rotor ataupun stator alternator,
disusun sedemikian rupa sehingga diantara ketiganya memiliki jarak sudut 120 o.
Masing-masing kumparan memiliki dua ujung kawat yang salah satu ujungnya
dihubungkan dengan ujung kawat kumparan lainnya dengan bentuk konfigurasi
delta (Δ) atau wye (Y) seperti pada gambar di atas. Sedangkan ujung-ujung
kawat kumparan lainnya berfungsi sebagai output untuk menyalurkan energi
listrik AC yang terbangkitkan keluar generator.
10
3 Kumparan Sebagai Stator Alternator Saling Terhubung dengan Koneksi Y
11
1. Generator Sinkron
Generator sinkron adalah generator yang putaran rotornya seirama
dengan frekuensi jaringan. Pada generator ini berlaku rumus menghitung
frekuensi jaringan sebagai berikut:
Macam-macam Generator AC
By: Onny
1. Generator Sinkron
Generator sinkron adalah generator yang putaran rotornya seirama
dengan frekuensi jaringan. Pada generator ini berlaku rumus menghitung
frekuensi jaringan sebagai berikut:
f=dfracNtimesP60Hz
Dimana N adalah kecepatan rotor dalam rpm, P adalah jumlah pasang kutub
magnet rotor, sedangkan 60 adalah konversi ke detik
12
Generator Sinkron
Semisal ada sebuah generator yang menggunakan dua kutub magnet (1 utara
dan 1 selatan) terpasang ke sebuah jaringan listrik berfrekuensi 50Hz. Jika
putaran rotor generator tersebut adalah 3000 rpm, maka generator tersebut
disebut generator sinkron.
13
2. Generator tipe ini banyak dipergunakan untuk pembangkit listrik tenaga
angin dan tenaga mikro hidro. Hanya saja ada beberapa kelemahan di
dalamnya, yakni:
o Efisiensi sistem eksitasi internal di dalam generator ini kurang baik.
o Kita tidak dapat menggunakan generator tipe ini untuk kondisi
faktor daya sedang lagging.
o Generator ini membutuhkan daya reaktif yang terlalu besar.
Referensi:
Wikipedia: Alternator
Wikipedia: Single Phase Generator
Wikipedia: Three Phase Electric Power
Sumber : http://artikel-teknologi.com/macam-macam-generator-ac/4/
14
Gambar prinsip tangan Kanan Flamming
15
keluar masuk, sehingga batang kawat dipotong oleh fluk magnet. Di ujung
penghantar dipasang pengukur tegangan listrik, jarum penunjuk pada volt meter
akan menunjuk ke kanan dan ke kiri. Prinsip ini dasar pembangkitan listrik AC.
Rumus untuk menghitung tegangan induksi :
Keterangan :
vi = Tegangan Induksi (V)
B = Fluk magnet
I = Panjang penghantar (m)
v = Kecepatan rata-rata (m/s)
Z = Jumlah pengahantar
Generator adalah alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi mekanik
(gerak) menjadi energi listrik. Konstruksi generator tiga fasa terdiri dari stator dan
rotor. Stator adalah bagian generator yang diam, diantaranya badan generator,
lilitan stator, sikat arang, terminal box.
Rotor merupakan bagian generator yang bergerak, terdiri dari kutub rotor,
slipring. lilitan stator terdiri dari 3 fasa yaitu lilitan fasa U, lilitan phasa V dan lilitan
fasa . Ujung-ujung lilitan diberikan notasi U1-U2, V1-V2, dan W1-W2.
Rotor memiliki dua kutub utara (N) north, dan kutub selatan (S) south. Arus listrik
DC yang mengalir melewati slipring dan sikat arang, tujuannya untuk
mendapatkan fluk magnet yang diatur besarnya. Aliran listrik dari pembangkit,
pengukuran tegangan dan penyaluran daya ke beban 3 fasa, dalam hubungan
bintang (Y) dan segitiga (Δ).
16
Gambar rangkaian pembangkit, pengukuran dan beban bintang segitiga
Listrik 3 fasa dari pembangkit, fasa U, V dan W, tegangan ketiga fasa masing-
masing berbeda 120o. fasa U mengalirkan arus I1, fasa V mengalirkan arus listrik
I2 dan phasa W mengaliarkan arus I3. dengan jala-jala L1, L2, L3, dan N
tegangan diukur dengan tiga buah voltmeter. Tegangan L1-L2 terukur V12,
tegangan L2-L3 terukur V23 dan tegangan L3-L1 terukur V31.
Aliran ke beban ada dua jenis, beban bintang (Y) dan beban segitiga (Δ). Beban
bintang mengunakan empat kawat L1-U, L2-V, L2-W dan N-N. Lilitan beban
mendapatkan arus fasa, juga mendapatkan tegangan fasa-netral. Rumus
tegangan fasa-fasa :
Sumber : http://kusumandarutp.blogspot.co.id/2015/08/generator-listrik-3-
fasa.html
17