DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
D4 5A
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rezeki, Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya
kepada kita semua. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan dengan judul “ Alat
Pembuatan Kerupuk Ikan Berbasis PLC ”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah Programable Logic Control II pada program studi D-IV Teknik
Listrik di Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Samarinda.
Penulis menyadari penyusunan Makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Rasa hormat dan terima kasih bagi semua pihak atas segala dukungan dan
doanya, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang mereka berikan kepada penulis,
Amin.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu dan semoga Allah SWT melimpahkan karunia-Nya dalam setiap amal kebaikan kita,
Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 32
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerupuk Ikan ............................................................................................................................... 3
Gambar 2. PLC Omron Sysmac CP1L 30I/O ............................................................................................... 9
Gambar 3 Bagian PLC Omron Sysmac CP1L 30 I/O ................................................................................. 10
Gambar 4 Port Input model suplai AC dan DC .......................................................................................... 12
Gambar 5 Port Output model suplai AC dan DC ....................................................................................... 12
Gambar 6 Sensor Limit Switch .................................................................................................................... 13
Gambar 7 Single and Double ...................................................................................................................... 13
Gambar 8 Type Actuator ............................................................................................................................. 14
Gambar 9 Photoelectric Sensors ................................................................................................................. 14
Gambar 10 True Beam Scan ....................................................................................................................... 15
Gambar 11 PNP dan NPN Wire Diagram .................................................................................................. 15
Gambar 12 Contoh Pemasangan Sensor .................................................................................................... 16
Gambar 13 Pemilihan Jenis Output ............................................................................................................ 16
Gambar 14 Proximity Sensor Sample ......................................................................................................... 17
Gambar 15 Photoelectric Sensor Sample.................................................................................................... 18
Gambar 16 Laser Level Measurement ........................................................................................................ 19
Gambar 17 mesin pembuat kerupuk ............................................................................................................ 20
Gambar 18 diagram langkah ...................................................................................................................... 23
Gambar 19 diagram langkah ...................................................................................................................... 23
Gambar 20 diagram langkah ...................................................................................................................... 24
Gambar 21 diagram langkah ...................................................................................................................... 24
Gambar 22 diagram langkah ...................................................................................................................... 25
Gambar 23 diagram langkah ...................................................................................................................... 25
Gambar 24 Flow Chart Diagram ................................................................................................................ 26
Gambar 25 Flow Chart Diagram ................................................................................................................ 27
Gambar 26 Flow Chart Diagram ................................................................................................................ 28
Gambar 27 diagram ladder ......................................................................................................................... 29
Gambar 28 diagram ladder ......................................................................................................................... 29
Gambar 29 diagram ladder ......................................................................................................................... 30
Gambar 30 diagram ladder ......................................................................................................................... 30
v
DAFTAR TABEL
Table 1 Spesifikasi PLC Omron Sysmac CP1L .......................................................................................... 11
Table 2 jumlah I/O ...................................................................................................................................... 22
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Pada industri, untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas dari produk-produk yang
dihasilkan maka diperlukan pengaturan proses kerja mesin-mesin industry yang meliputi
pengontrolan mesin-mesin industru dan pengawasan atas kerja mesin-mesin industri tersebut
(monitoring). Pada umumnya proses pengontrolan suatu sistem dibangun oleh sekelompok alat
elektronik, yang dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas, akurasi, dan mencegah terjadinya
transisi pada proses produksi. Industri otomatis pada beberapa tahun yang lalu hanya
menggunakan papan elektronik sebagai sistem kontrol. Penggunaan papan elektronik ini
membutuhkan banyak sekali interkoneksi di antara relay untuk membuat supaya sisem bekerja.
Dengan kata lain, untuk menghubungkan relai-relai tersebut dibutuhkan kabel yang sangat
banyak.
Jadi seorang ahli mesin harus membuat suatu rangkaian logika yang kemudian di
implementasikan dalam bentuk relai. Relai yang dibutuhkan dalam perancangan tersebut
berjumlah ratusan dan skema yang dibuat dinamakan Ladder Schematic. Ladder Schematic
menampilkan switch, sensor, motor, dan relai. Semua piranti elektrinik tersebut dihubungkan
menjadi satu. Salah satu masalah yang mungkin timbul adalah jikan salah satu relai rusak maka
secara otomatis proses produksi akan berhenti dan hanya akan dapatdijalankan lagi jika relai
tersebut telah selesai diperbaiki. Halini akan menyebabkan terjadinya ketidak efisien waktu
produksi.
Terkait dengan masalah ini maka muncullah sebuah piranti elektronik yang dapat dapat
mengatasi semua masalah tersebut, yaitu yang dinamakan dengan PLC (Programable Logic
Controller). Hanya dengan mengeksekusi program yang tersimpan dalam memori, PLC dapat
memonitor status dari suatu sistem berdasarkan sinyal input yang masuk pada PLC. Dalam
pengontrolan suatu proses yang sangat kompleks dimungkinkan untuk menggunakan lebih dari 1
PLC. Saat ini, dengan semaikn berkembangnya teknologi, semakin banyak muncul PLC dengan
merek yang berbeda-beda, seperti Omron, Siemens, LG, Mitsubishi, National, Festo, Sigma, dan
lain sebagainya. Karena adanya berbagai keuntungan pada PLC inilah maka semakin banyak
industri yang saat ini menggunakan PLC sebagai pusat dari seluruh proses produksi mereka.
1.2 Tujuan Dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan laporan ini adalah:
Page | 2
BAB II
DASAR TEORI
Pada saat ini proses pembuatan kerupuk masih menggunakan peralatan secara manual dan
sederhana sehingga dalam pengerjaan membutuhkan waktu yang cukup lama, maka dirancang
dan dibuatlah mesin pembuat kerupuk berbasis PLC sebagai alat produksi sehingga dalam
pengerjaan tidak membutuhkan waktu yang lama serta lebih efektif dan efisien dibandingkan
dengan cara manual.
Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan
perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong
tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan digoreng dengan minyak goreng yang
banyak.
Kerupuk bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan
Indonesia seperti nasi goreng dan gado-gado. Jenis kerupuk yang paling umum dijumpai di
Indonesia adalah Kerupuk udang dan kerupuk ikan. Harga kerupuk relatif murah seperti kerupuk
acih anya dibuat dari adonan sagu dicampur garam, bahan pewarna makanan, dan vetsin.
Kerupuk biasanya dijual di dalam kemasan yang belum digoreng. Kerupuk kulit dan Kerupuk
ikan dari jenis yang sulit mengembang ketika digoreng biasanya dijual dalam bentuk sudah
digoreng karena krupuk perlu digoreng sebanyak dua kali. Kerupuk perlu digoreng lebih dulu
dengan minyak goreng bersuhu rendah sebelum dipindahkan ke dalam wajan berisi minyak
goreng panas.
Kerupuk merupakan sumber kalori yang berasal dari pati (serta sumber lemak
apabila telah digoreng), dan sebagai sumber protein (apabila ikan dan udang benar-benar
ditambahkan).
Dari hasil analisis di laboratorium ditemukan bahwa kadar protein kerupuk dalam
keadaan mentah bervariasi dari 0.97 sampai 11.04 % berat basah (dengan kadar air yang
bervariasi dari 9.91 sampai 14 %).
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kerupuk meliputi bahan baku utama,
yaitu bahan yang digunakan dalam jumlah besar dan fungsinya tidak dapat digunakan
oleh bahan lain, dan bahan baku tambahan yang merupakan bahan pelengkap bahan baku
utama dalam proses produksi. Sebagai bahan baku utama dalam pembuatan kerupuk
adalah bahan- bahan berpati, misalnya tepung tapioka, tepung sagu, tepung terigu atau
tepung beras (kadang- kadang nasi). Tetapi yang paling banyak digunakan untuk
pembuatan kerupuk adalah tepung tapioka yang berasal dari ketela pohon.
Pati yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan kerupuk disebut
sebagai puffable material. Puffable material adalah bahan yang memegang peranan
utama dalam proses pemekaran produk.
Bahan tambahan yang digunakan yaitu sebagai bahan penimbul cita rasa, berupa
bahan pangan yang mengandung protein, lemak, penambah rasa manis, rasa gurih dan
air untuk membentuk adonan kerupuk.
Bahan baku kerupuk sagu adalah tepung sagu, sedangkan bahan tambahan yang
digunakan adalah terigu, garam dan bawang putih.
Page | 4
Pati merupakan komponen terbanyak dalam kerupuk sagu mentah yaitu 85.56
persen pada kadar air 9.44 persen berat basah, karena tepung sagu yang digunakan
mempunyai kandungan pati yang cukup tinggi.
Ikan dan udang merupakan bahan tambahan dalam pembuatan kerupuk ikan dan
kerupuk udang. Tujuan penampakan ikan atau udang untuk meningkatkan nilai gizi dan
untuk mendapatkan cita rasa khas ikan atau udang. Ikan dan udang adalah
sumber protein, lemak, vitamin dan mineral. Perbandingan tepung, ikan, udang akan
mempengaruhi mutu kerupuk yang dihasilkan.
Fungsi telur dalam pembentukan kerupuk adalah untuk meningkatkan nilai gizi,
rasa serta bersifat sebagai emulsifier dan mengikat komponen-komponen adonan.
Kerupuk yang terbuat dari tepung tapioka dengan campuran kuning telur tidak lebih
dari 15 persen (persen total dari telur yang ditambahkan) telah dapat
menigkatkan rasa, kerenyahan dan pengembangan volume. Lecithine yang
terkandung dalam telur akan membantu memperlemas gluten tepung terigu. Sehingga
produk kerupuk dari bahan baku tepung terigu ini akan bersifat lebih halus, renyah serta
berwarna seragam kekuning- kuningan.
Page | 5
Penambahan lemak pada adonan kerupuk dimaksudakan untuk memperbaiki
struktur fisik kerupuk, memberikan rasa gurih dan menambah nilai gizi. Margarine atau
mentega dapat ditambahkan untuk membuat kerupuk kentang sebanyak 3 persen dari
jumlah tepung kentang. Penambahan margarine sebanyak 3 persen dari jumlah tepung
kimpul untuk membuat kerupuk kimpul dan 1 persen dari jumlah hancuran biji durian
untuk membuat kerupuk biji durian.
Untuk memperbaiki atau menambah cita rasa, dapat ditambahkan bumbu atau
bahan penyedap kedalam adonan kerupuk. Bumbu yang sering ditambahkan antara lain
bawang merah, bawang putih, ketumbar, merica, bawang daun dan terasi. Sebagai
pengganti bumbu dapat digunakan monosodium glutamat.
Pengembangan kerupuk merupakan salah satu faktor mutu kerupuk yang paling
penting karena menentukan penerimaan konsumen. Pada dasarnya fenomena
pengembangan kerupuk disebabkan oleh tekanan uap yang terbentuk dari pemanasan
kandungan air bahan sehingga mendesak struktur bahan membentuk produk yang
mengembang.
Kandungan air yang terikat pada gel pati merupakan hasil dari proses gelatinisasi.
Gelatinisasi adalah peristiwa pembengkakan granula pati sedemikian rupa sehingga
Page | 6
granula tersebut tidak dapat kembali kepada kondisi semula. Pada peristiwa ini
molekul air akan menyusup diantara bagian-bagian pati yang akan membentuk ikatan-
ikatan gel pati.
𝑃1
% Daya pengembangan linier = 𝑥 100%
𝑃2
dimana :
Page | 7
kerupuk merupakan pengembangan volume maka persen daya pengembangan linier
yang diperoleh menjadi kurang tepat.
V1 – V2
Page | 8
Volume pengembangan = X 100 %
V1
dimana :
Page | 9
2.2.1.1. Bagian-bagian PLCOmron CP1L
1 6
5 9
2 7
Page | 10
Table 1 Spesifikasi PLC Omron Sysmac CP1L
Page | 11
2.2.1.2. Port terminal Input Output PLC Omron CP1L
Port pada PLC CP1L 30 I/O terdiri dari 18 buah terminal input yaitu dari CIO
0.00 – 0.11 dan CIO 1.00 – 1.05. Untuk port outputnya terdapat 12 buah terminal
yaitu dari CIO 100.00 – 100.07 dan CIO 101.00 – 100.03.Pada port input terdapat
dua buah terminal untuk masukan suplai AC PLC yaitu pada teminal L1 dan L2/N.
Port input terhubung pada satu titik COM (common). Masukkan pada terminal COM
dapat berupa polaritas + atau negatif -.
Pada model AC power supply terdapat output 24 VDC pada terminal + dan -.
Suplai ini dapat digunakan untuk suplai VDC pada terminal input.
Page | 12
2.2.2. Sensor
2.2.2.1. Sensor Limit Switch
Sensor Limit Switch adalah berupa alat mekanik yang menggunakan kontak
pisik untuk mendeteksi ada tidaknya sebuah benda (target).
1. Single-Pole, Double-Throw(SPDT)
2. Double-Pole,Double-Throw(DPDT)
Page | 13
Berikut adalah beberapa type aktuator yang ada disesuaikan dengan kebutuhan
dilapangan :
Page | 14
True Beam Scan
Sensor yang ada di pasaran antara lain mempunyai output type NPN , PNP ,solid
state-ac dan E/m relay ,jika kita ingin menggunakannnya perhatikan jenis output
sensornya , pada kesempatan ini akan di tunjukan perbedaan output sensor NPN
atau PNP.
Page | 15
Contoh pemasangan sensor photoelectric pada load/PLC type output NPN dan
PNP
Page | 16
Contoh Penggunaan Sensor
Proximity Sensor
Page | 17
Photoelectric Sensor Sample
Page | 18
2.2.2.3. Sensor Laser Level Measurement
Page | 19
BAB III
PEMBAHASAN
Adapun kerja dari mesin seperti yang tertera pada Gambar 3.1 adalah sebagai berikut:
Tombol start di tekan, kemudian M1 dan M19 ON (tabung bahan dalam keaadan terisi
ikan,bawang, dan es batu), setelah beberapa waktu (sesuai waktu yang telah di setting pada T1)
M1 OFF, kemudian M4 ON bersamaan dengan M2 dan M3, setelah setting pada S1 dan S2
terpenuhi M2 dan M3 off. Setelah beberapa waktu (sesuai waktu yang telah di setting pada T2)
M4 off, kemudian M5 ON dan M6 terbuka serta M10 ON.
Setelah M6 terbuka dan bahan yang berada pada tabung 1 berpindah ke tabung 2 sampai
menutupi S3, M6 akan menutup kembali, kemudian M7 ON sampai M7 menyentuh S4, selama
M7 ON, M8 akan membuka selama beberapa waktu (sesuai waktu yang telah di setting pada T3)
dan akan menutup kembali saat M9 ON (M8 tidak akan membuka jika M9 ON), M9 akan OFF
sesaat (sesuai waktu yang telah di setting pada T3) saat loyang loyang diatasnya menyentuh S7.
Setelah loyang-loyang pada M10 menyentuh S5 sebanyak 5 kali, M11 akan menutup, dan
M12 akan membuka. Selama M11 menutup M1, M2, M3, M4, M6, M7, M8, M9, serta M10
tidak boleh bekerja
Setelah beberapa waktu( sesuai waktu yang telah di setting pada T4) M12 akan menutup
kembali, dan M13 akan membuka, serta M14 ON. Setelah beberapa waktu (sesuai waktu yang
telah di setting pada T5) M13 menutup kembali dan M11 membuka, serta M15 dan M16 ON dan
T1, T2, T3, T4, serta T5 akan reset kembali.
Setelah Loyang menyentuh S6 M17 dan M18 ON, ketika Loyang menyentuh S6
sebanyak 5 kali M15 OFF. Semua system akan OFF ketika tombol Stop ditekan (M11, M12,
serta M13 akan menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu).
Page | 21
3.3. Jumlah I/O
Page | 22
3.4. Diagram Langkah
Adapun diagram langkah dari mesin (Gambar 3.1) adalah sebagai berikut:
ON
M1
OFF
ON
M2
OFF
ON
M3
OFF
ON
M4
OFF
ON
M5
OFF
ON
M6
OFF
ON
M7
OFF
Start T1 T2 ON S1 S2 T2 OFF S3 T3 S4 S5
ON
M1
OFF
ON
M2
OFF
ON
M3
OFF
ON
M4
OFF
ON
M5
OFF
ON
M6
OFF
ON
M7
OFF
T4 T5 T5 OFF S6 Stop
Page | 23
ON
M8
OFF
ON
M9
OFF
ON
M10
OFF
ON
M11
OFF
ON
M12
OFF
ON
M13
OFF
ON
M14
OFF
Start T1 T2 ON S1 S2 T2 OFF S3 T3 S4 S5
M8
OFF
M9
OFF
M10
OFF
M11
OFF
M12
OFF
M13
OFF
M14
OFF
T4 T5 T5 OFF S6 Stop
Page | 24
ON
M15
OFF
ON
M16
OFF
ON
M17
OFF
ON
M18
OFF
ON
M19
OFF
T1 T2 ON S1 S2 T2 OFF S3 T3 S4 S5
Start
M15
M16
OFF
M17
M18
OFF
M19
OFF
T4 T5 T5 OFF S6 Stop
Page | 25
3.5. Flow Chart
Adapun Flow Chart diagram dari mesin (Gambar 3.1) tersebut sebagai berikut.
Start
Pb Start ON
M1 = ON
M19 = ON
T1 ON
M4, M2, M3 = ON
M1 = OFF
S1 ON
M2 = OFF
S2 ON
M3 = OFF
Page | 26
A
T2 ON
M5 = ON
M6 = ON
M10 = ON
S3 ON
M4 = OFF
M7 = ON
S7 ON M6 = OFF
T3 ON
M8 = ON (terbuka)
M9 = OFF
S7 OFF
T3 OFF
M9 = ON
M8 = OFF (tertutup)
S4 ON
M7 = OFF
Page | 27
B
S5 ON
M11, M12 = ON
5X
M1, M2, M3, M4, M6 = OFF
T4 ON
M13, M14 = ON
M12 = OFF
T4 ON
M13, M14 = ON
M12 = OFF
T5 ON
M15, M16 = ON
S6 ON M11, M13 = OFF
1X
S6 ON
M17, M18 = ON
5X
M15 = OFF
Pb Stop
END
Page | 28
3.6. Diagram Ladder
Page | 29
Gambar 29 diagram ladder
Page | 30
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
PLC adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram untuk mengontrol proses atau
operasi mesin. Kontrol program dari PLC adalah menganalisa sinyal input kemudian mengatur
keadaan output sesuai dengan keinginan pemakai.
Peralatan input yang digunakan pada pembuatan kerupuk ikan ini adalah push button,
sensor photoelektrik, laser level measurement, proximity sensor, serta limit switch yang dapat
menghasilkan sinyal inputan ke dalam PLC. Sedangkan peralatan outputnya berupa motor
conveyor, motor mesin mixer dan mincer, penutup steamer, penutup boiler, mesin press, cutter,
dryer, oven, fan dan indicator lamp, serta valve.
Pada pembuatan kerupuk ikan ini berjalan otomatis ketika tombol push button start ditekan.
Selanjutnya, yang bekerja adalah sensor-sensor yang sudah diatur pada peralatan penggilingan
dan pengemasan. Sistem akan berhenti apabila tombol push button stop ditekan.
4.2. Saran
Pembuatan kerupuk ikan berbasis PLC ini dapat dikembangkan lagi dari segi fitur dan segi
kontrolnya sebagaimana berikut :
Tugas Akhir Rizki Pratiwi, 2012. Perancangan Sistem Kontrol Locker Isi3 Dengan Kode Kunci Berbasis
PLC, Padang: Politeknik Negeri
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d7/Kerupuk_ikan.JPG
https://www.academia.edu/8807593/Yas_Aje_sistem_pakar_kerupuk_
http://collegexspy.blogspot.com/2015/02/tugas-makalah-elektronika-programmable_14.html