Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan serta kelancaran, sehingga Laporan Otomasi Sistem Pengolahan Air
Limbah ini bisa dapat diselesaikan dengan baik. Adapun laporan ini disusun
sebagai bagian dari tugas mata kuliah Programmable Logic Control II Dalam
penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terimaksih sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini. Adapun pihak-
pihak tersebut antara lain :
1. Bapak Dadang Suherman SST., MT selaku dosen pengampu mata kuliah
Programmable Logic Control II
2. Teman-teman serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih belum bisa
dikatakan sempurna. Untuk itu, kami dengan sangat terbuka menerima kritik dan
saran dari pembaca sekalian agar laporan ini dapat tersusun dengan lebih baik
lagi. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................iv
BAB 1 ......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan ......................................................................................................2
BAB 2 ......................................................................................................................3
2.1 Air Limbah...............................................................................................3
2.2 PLC Yang Digunakan.............................................................................4
2.2.1 Hardware CP1-L...............................................................................4
2.2.2 Software CX Programmer ................................................................5
2.3 Peralatan Dan Komponen ......................................................................5
2.3.1 Motor Listrik ....................................................................................5
2.3.2 Pompa................................................................................................6
2.3.3 Push Button .......................................................................................8
2.3.4 Relay ..................................................................................................9
2.3.5 Kontaktor........................................................................................10
2.3.6 Lampu Indikator............................................................................11
2.3.7 Selector Switch ................................................................................11
2.3.8 Water Level Indikator .....................................................................11
2.3.9 Ampremeter....................................................................................12
2.3.10 Voltmeter ........................................................................................13
2.4 Pengaman ...............................................................................................13
2.4.1 Thermal Overlaod..........................................................................14
2.4.2 MCB ................................................................................................14
2.4.3 MCCB .............................................................................................15
BAB 3 ....................................................................................................................16
3.1 Sistem Pengolahan Air limbah Domestik............................................16
3.2 Desain .....................................................................................................17
3.3 Deskripsi Kerja......................................................................................18
ii
3.4 Diagram Langkah .................................................................................20
3.5 Diagram Fungsi .....................................................................................22
3.6 Program Ladder ....................................................................................25
3.7 Analisa Ladder ......................................................................................27
BAB 4 ....................................................................................................................28
4.1 Simpulan ................................................................................................28
4.2 Saran…………………………………………………………………...28
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................29
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang selalu meningkat
dari masa ke masa, penggunaan kontroler PLC ini kita bisa mendapatkan
kelebihan dibandingkan dengan sistem kontrol proses konvensional, diantaranya
adalah :
1. Dibandingkan dengan sistem control proses konvensional, jumlah kabel
yang dibutuhkan bisa berkurang hingga 80 %.
2. Pendeteksian kesalahan yang mudah dan cepat.
3. Perubahan pada urutan operasional dapat dilakukan dengan mudah, hanya
dengan melakukan perubahan atau penggantian program, baik melalui
terminal konsol maupun komputer PC.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan yang kita ingin dicapai oleh
penulis adalah :
1. Mengetaui alur kerja proses pengolahan air limbah domestik.
2. Dapat merencanakan dan mendesain sistem kontrol pompa air
menggunakan PLC OMRON CP1-L.
3. Dapat membuat program simulasi sistem kontrol pada proses pengolahan
air limbah domestik menggunakan PLC OMRON CP1-L.
4. Mengetaui besaran pengaman berdasarkan spesifikasi motor listrik.
2
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bab ini berupa penjelasan ringkas mengenai air limbah dan juga
komponen-komponen peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan air
limbah domestik.
3
2.2 PLC Yang Digunakan
2.2.1 Hardware CP1-L
Pengertian PLC adalah perangkat elektronika yang mengontrol proses
sinyal input dan output (digital/ analog) sebuah mesin. PLC (Programmable logic
controller) memiliki kontrol program untuk menganalisa sinyal input yang
kemudian mengatur kondisi output sesuai dengan keinginan Kondisi input pada
PLC disimpan didalam sebuah memory dimana PLC melakukan instruksi logika
yang di program mengikuti kondisi inputan tersebut. Peralatan input biasanya
berupa sensor photo elektrik, push button pada panel kontrol, limit switch dan
juga peralatan elektronika lainnya yang dapat menghasilkan suatu sinyal untuk
masuk dan diproses ke dalam PLC.[3]
Sedangkan untuk peralatan output umumnya berupa switch yang
menyalakan lampu indikator, relay yang menggerakkan motor dan juga peralatan
lain yang bisa digerakkan oleh sinyal output dari sebuah PLC.
Sedangkan untuk peralatan output umumnya berupa switch yang
menyalakan lampu indikator, relay yang menggerakkan motor dan juga peralatan
lain yang bisa digerakkan oleh sinyal output dari sebuah PLC.
4
2.2.2 Software CX Programmer
CX Programmer adalah software khusus untuk memprogram PLC buatan
OMRON.CX Programmer ini merupakan salah satu software bagian dari CX-
One. Dengan CX-Programmer ini kita bisa memprogram aneka PLC buatan
omron dan salah satu fitur yang saya suka yaitu adanya fitur simulasi tanpa harus
terhubung dengan PLC, sehingga kita bisa mensimulasikan ladder yang kita buat,
dan simulasi ini juga bisa kita hubungkan dengan HMI PLC Omron yang telah
kita buat dengan menggunakan CX-Designer (bagian dari CX-One)[4]
5
Banyak produsen elektrik motor yang tidak mengikuti standar IEC dan EU
supaya produknya menjadi murah dan lebih banyak terjual, banyak negara
berkembang manjdi pasar untuk produk ini, yang dalam jangka panjang
memboroskan keuangan pemakai, sebab tagihan listrik yang semakin tinggi setiap
tahunnya
2.3.2 Pompa
Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk
memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain yang diinginkan. Pompa
beroperasi dengan membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction)
dengan bagian keluar (discharge). Pompa juga berfungsi mengubah tenaga
mekanis dari suatu sumber tenaga penggerak menjadi tenaga kinetis (kecepatan).
Tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada
di sepanjang aliran. [6]
6
Gambar 2. 3 Pompa
7
2.3.2.3 Dosing Pump
Dosing pump atau pompa injeksi kimia adalah pompa yang digunakan
untuk menginjeksi atau menambahkan suatu cairan kimia dalam jumlah tertentu
ke dalam suatu cairan yang jumlahnya lebih banyak (biasanya air). Misalnya
menginjeksi kaporit cair kedalam air kolam renang sebagai disinfektan.
Tidak seperti pompa pada umumnya, aliran cairan yang dipompakan
pompa injeksi kimia akan terputus-putus dan sedikit demi sedikit. Pompa
dosing merupakan jenis positive displacement pump, dimana tipe yang umum
digunakan untuk pompa injeksi kimia ini adalah diaphragm, piston dan
plunger. Biasanya pompa model ini memiliki debit/flowrate yang kecil tetapi
tekanan/head yang besar dan debit pompanya juga dapat diatur sesuai
kebutuhan.
8
Sebagai device penghubung atau pemutus, push button switch hanya
memiliki 2 kondisi, yaitu On dan Off (1 dan 0). Istilah On dan Off ini menjadi
sangat penting karena semua perangkat listrik yang memerlukan sumber energi
listrik pasti membutuhkan kondisi On dan Off.
Karena sistem kerjanya yang unlock dan langsung berhubungan dengan
operator, push button switch menjadi device paling utama yang biasa digunakan
untuk memulai dan mengakhiri kerja mesin di industri. Secanggih apapun
sebuah mesin bisa dipastikan sistem kerjanya tidak terlepas dari keberadaan
sebuah saklar seperti push button switch atau perangkat lain yang sejenis yang
bekerja mengatur pengkondisian On dan Off.
2.3.4 Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan
merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2
bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak
Saklar/Switch). Relay menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan
Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat
menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
PLC, sebagai kendali utama, pasti tidak dapat langsung mengendalikan
kontaktor. Hal tersebut disebabkan karena adanya batas pada kapasitas yang bisa
dilalui PLC, sehingga relay menjadi perantaranya.
9
Gambar 2. 7 Relay
2.3.5 Kontaktor
Kontaktor adalah perangkat listrik yang digunakan untuk menghidupkan
atau mematikan sirkuit listrik. Itu dianggap sebagai jenis estafet aspecial. Namun,
perbedaan mendasar antara relai dan kontaktor adalah bahwa kontaktor digunakan
dalam aplikasi dengan daya dukung arus yang lebih tinggi, sedangkan relai
digunakan untuk aplikasi arus yang lebih rendah. Kontaktor dapat dipasang
dengan mudah dan berukuran kompak.
Secara umum, perangkat listrik ini memiliki banyak kontak. Kontak ini
biasanya terbuka dan menyediakan daya pengoperasian untuk beban ketika koil
kontaktor dienergisasi. Kontaktor paling sering digunakan untuk
mengendalikan motor listrik.
Gambar 2. 8 Kontaktor
10
2.3.6 Lampu Indikator
Lampu-lampu indikator merupakan komponen yang digunakan sebagai
lampu tanda. Lampu-lampu tersebut digunakan untuk berbagai keperluan
misalnya untuk lampu indikator pada panel penunjuk fasa R, S dan T atau L1, L2
dan L3. Selain itu juga lampu indikator digunakan sebagai indikasi bekerjanya
suatu sistem kontrol misalnya lampu indikator merah menyala motor bekerja dan
lampu indikator hijau menyala motor berhenti.
11
secara otomatis menghidupkan atau mematikan pompa tergantung pada tindakan
koreksi yang diperlukan.
2.3.9 Ampremeter
Ampere meter adalah alat ukur arus listrik yang digunakan untuk
mengukur besarnya kuat arus listrik yang terdapat dalam sebuah rangkaian
tertutup. Amperemeter terdiri dari sebuah galvanometer yang terdiri atas arus,
sebuah magnet, sebuah kumparan kawat, sebuah pegas spiral, sebuah jarum
penunjuk, dan sebuah skala kalibrasi. Sebuah amperemeter mempunyai batas
ukur tertentu. Agar amperemeter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus yang
lebih besar daripada batas ukurnya, maka harus ditambahkan suatu hambatan
yang dipasang paralel dengan amperemeter yang disebut hambatan Shunt.
Gambar 2. 12 Ampremeter
12
2.3.10 Voltmeter
Voltmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besara tegangan atau
beda potensial listrik antara dua titik pada suatu rangkaian listrik yang dialiri arus listrik.
Pada alat ukur voltmeter ini biasanya ditemukan tulisan voltmeter (V), milivoltmeter
(mV), mikrovoltmeter, dan kilovolt (kV). Sekarang ini, voltmeter ditemukan dalam dua
jenis yaitu voltmeter analog (jarum penunjuk) dan voltmeter digital. Voltmeter memiliki
batas ukur tertentu, yakni nilai tegangan maksimum yang dapat diukur oleh voltmeter
tersebut. Jika tegangan yang diukur oleh voltmeter melebihi batas ukurnya, voltmeter
akan rusak.
Gambar 2. 13 Voltmeter
2.4 Pengaman
Pengaman adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi atau
mengamankan atau mencegah sistem instalasi listrik dari beban arus yang
melebihi kemampuannya. Arus yang mengalir pada suatu penghantar akan
menimbulkan panas, baik pada saluran penghantar maupun pada alat listriknya
sendiri. Pengaman listrik mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut:
1. Mengamankan system instalasi listrik (hantaran, perlengkapan listrik dan
alat/ pesawat yang menggunakan listrik)
2. Melindungi/membatasi arus lebih yang disebabkan oleh pemakaian beban
yang berlebihan dan akibat hubung singkat antara fasa dengan fasa, fasa
dengan netral atau fasa dengan badan (body).
3. Melindungi hubung singkat dengan badan mesin atau perlengkapan
lainnya.
13
2.4.1 Thermal Overlaod
Thermal Overload Relay adalah komponen pengaman kontaktor utama
yang melindungi rangkaian motor listrik dari arus berlebih. Komponen utama dari
gerbang adalah bimetal, dua bahan logam yang memiliki koefisien muai berbeda.
Jika ada panas, mereka mengatakan bahwa dua logam memuai untuk
membengkokkan diri jika arus yang mengalir ke bimetal terlalu tinggi.
Karakteristik ini digunakan untuk memutus arus yang mengalir. Gerbang
dipasang pada kontak utama dengan beban ke kontak utama kontaktor.Dengan
demikian, pelat listrik dengan gerbang diisi dengan arus yang sangat besar.
Gerbang ini membengkok dan arus berhenti.
2.4.2 MCB
MCB atau kepanjangan dari Miniatur Circuit Breaker merupakan
komponen dalam instalasi listrik rumah tinggal yang memiliki peran sangat
penting. Komponen ini berfungsi sebagai sistem proteksi dalam instalasi listrik
bila terjadi beban lebih dan hubungan singkat arus listri (short circuit atau
korsleting). Dasar pemilihan rating arus MCB yang ingin dipakai di Instalasi
rumah tinggal tentu disesuaikan dengan besarnya langganan daya listrik PLN
yang terpasang. Sebab, PLN menetapkan besar langganan listrik sesuai rating arus
dari MBC yang diproduksi untuk pasar dalam negeri.
14
Gambar 2. 15 MCB
2.4.3 MCCB
MCCB adalah salah satu pengaman listrik yang mempunyai 2 fungsi yaitu
sebagai pengaman dan sebagai alat penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman,
maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat
dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan
pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. MCCB ini biasanya
digunakan pada arus diatas 100A. Fungsi MCCB adalah sebagai pemutus sirkit
pada tegangan menengah. Berikut dibawah ini gambar fisik MMCB.
Gambar 2. 16 MCCB
15
BAB 3
PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas tentang penjelasan mengenai sistem pengolahan air
limbah domestik , desain dari proses pengolahan air limbah tersebut, diagram
kerja,diagram langkah , diagram fungsi , program ladder, analisa ladder untuk
otmasi pengolahan air limbah domestik
16
3. Sub Sistem Pengolahan Lumpur Tinja
Sub sistem pengolahan lumpur tinja berfungsi untuk mengolah lumpur
tinja yang masuk dalam Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). IPLT
adalah instalasi pengolahan air limbah yang dirancang hanya menerima
dan mengolah lumpur tinja yang berasal dari Sub-sistem Pengolahan
Setempat. Sub sistem pengolahan lumpur tinja terdiri dari pengolahan
fisik, pengolahan biologis, dan/atau pengolahan kimia.
3.2 Desain
Pompa
Penyaringan Celup 1
Bak Sedimentasi
(Pengendapan 1)
Fan
Blower
Pompa 1
4m
Pompa
Sumur awal Celup 2
pengumpulan Air Bak 30 cm
Limbah Anaerob-Aerob
Pompa 2
Sumur
valve 3 Pengumpul
Tabung Klorin Endapan
3m
Bak Pengumpulan Dosing Pump
akhir
Pompa
Celup 3 4m
1m
Pompa 3
1m 3m
Bak Sedimentasi
Bak Klorinasi (Pengendapan 2)
Pompa Akhir
17
3.3 Deskripsi Kerja
Sebuah Sistem IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) memiliki 8 buah
pompa, 1 buah fan blower , 3 buah valve. Air Limbah yang telah dikumpulkan
akan di aliri menuju unit- unit pengolahan, setiap Bak/Unit memiliki waktu
tinggal yang berbeda. Untuk proses pertama motor listrik mengaliri air menuju bar
screen (Penyaringan ) untuk disaring limbah yang berbentuk padatan ( terkecuali
unit ini tidak memiliki waktu tinggal karena aliran air lansung ditujukan ke bak
pemisah minyak). Setelah memasuki bak pemisah minyak air akan diproses
sekitar 60 – 120 menit. kemudian menuju bak ekualisasi dengan tujuan
penyamaan konsentrasi air limbah 8 – 12 jam , setelah itu air limbah akan menuju
bak pengendapan awal untuk di endapkan selama 2 – 4 jam . lalu dialiri menuju
bak anaerob- aerob yang bertujuan menguraikan zat yang terkandung dalam air
limbah dengan bantuan oksigen selama 14 jam, kemudian air limbah akan masuk
bak pengendapan akhir selama 2 – 4 jam. Setelah itu air limbah akan dialiri
dengan zat klorin masuk bak klorinasi dengan tujuan penambahan zat klorin untuk
membunuh pathogen dan menghilangkan amonia dalam air limbah selama 15
menit. Terakhir air limbah akan di masukan di bak pengumpulan akhir sebelum di
kembalikan ke badan air atau pun di kelola pihak PDAM.
1. Pada saat PB.Start ditekan sistem akan berjalan secara otomatis.
2. PB. Start juga mengaktifkan (ON) pompa 1 untuk menghisap air limbah
dari sumur pengumpul menuju penyaringan( Bar Screen) hingga sensor
penuh pada Bar Screen aktif lalu membuka valve 1 dan mematikan pompa
3. Kemudian air limbah mengalirkan air menuju Bak pemisah minyak hingga
sensor penu maka bak aktif
4. Setelah sensor penuh aktif valve 1 akan menutup dan air limbah akan di
proses dibak ini selama 6 detik, kemudian valve 2 membuka (ON) selama
8 detik mengalirkan air ke bak ekualisasi
5. Kemudian air menuju bak pengendapan awal yang dialirkan oleh pompa
celup 1 dan diendapkan selama 4 detik dan valve 2 akan menutup
6. Setelah melalui pengendapan awal, air limbah menuju bak Anaerob –
aerob yang dialiri oleh pompa celup 2 (ON) , di Bak ini Fan blower (ON)
18
aktif sebagai peralatan penunjang proses pengolahan , proses di bak ini
berlansung selama 14 detik.
7. Setelah diproses selama 14 detik ,Valve 3 membuka menuju bak
pengendapan akhir, pompa celup 2 dan blower disini akan OFF. Pada
proses pengendapan ini air limbah akan diendapkan selama 4 detik
8. Kemudian pompa celup 3 dan dosing pump menghisap klorin untuk
dicampurkan di bak klorinasi dan pompa digunakan untuk mengailiri air
limbah menuju bak klorinasi. proses ini akan berlansung selama 5 detik.
Di proses ini pompa 2 dan pompa 3 akan aktif menghisap sisa endapan di
Bak Pengendapan awal dan akhir menuju sumur pengumpul endapan, jika
sensor bawah pada bak pengendapan telah aktif maka pompa 2 dan pompa
3 OFF.
9. Setelah 5 detik pompa akhir akan aktif mengalirkan air limbah menuju bak
penampungan akhir dan siklus akan berulang
10. Jika PB. Stop di tekan ditengah proses maka proses akan tetap berlanjut,
pb stop hanya dapat aktif untuk mematikan siklus dan mematikan pompa 1
dan pompa akhir
11. Jika PB. Emergency ditekan maka seluruh proses pengolahan akan terhenti
19
3.4 Diagram Langkah
20
Gambar 3. 2 Diagram Langkah Prosesn Pengolahan Air Limbah
21
3.5 Diagram Fungsi
22
23
Gambar 3. 3 Diagram Fungsi Proses Pengolahan Air Limbah
24
3.6 Program Ladder
25
Gambar 3. 4 Program Ladder
26
3.7 Analisa Ladder
Rung 0 : Ketika PB. START Ditekan akan mengaktifkan kontak bantu (IR 1)
yang mana kontak bantu tersebut mengaktifkan pompa 1.
Rung 1 : Internal Relay akan nengaktifkan pompa 1
Rung 2 : Ketika sensor bawah bak dan sensor atas bak aktif maka valve 1 aktif
sehingga air mengalir menuju bak pemisah minyak dan mematikan
pompa 1
Rung 3 : Ketika Sensor bawah dan sensor full aktif maka akan mengaktifkan
Timer 0 dan mematikan valve 1
Rung 4 : Ketika Timer 0 aktif akan mengaktifkan valve 2 dan akan mengaktifkan
timer 1
Rung 5 : Timer 2 akan menyalakan pompa celup 2
Rung 6 :Timer 2 akan menyalakan fan blower dan timer 3
Rung 7 : timer 3 akan mengaktifkan pompa celup 3 dan timer 4
Rumg 8 : timer 4 akan mematikan pompa celup 3
Rung 9 : timer 4 akan menaktifkan Dosing Pump
Rung 10 : timer 4akan mengaktifkan timer 5
Rung 11 : sensor c dan sensor akan menagktifkan pompa 2
Rung 12 : Sensor G dan sensor H akan mengaktifkan pompa akhir
Rung 13 : Pb. Emergency akan mematikan seluruh proses
27
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dengan mengadakan suatu percobaan dan analisa melalui simulator tentang
pengontrolan pada sistem pengolahan air limbah dengan menggunakan kontrol
PLC dapat ditarik suatu kesimpulan :
1. Program dari control PLC yang dibuat sesuai dengan deskripsi kerja dari
system pengolahan air limbah yang sesungguhnya, perbedaannya hanya
terletak pada hubungan antara PLC dengan system instalasi mesin, pada
simulator terhubung langsung dikarenakan tegangan dan arus pada mesin
disamakan dengan tegangan dan arus pada PLC yaitu max 24 VDC, 2 A
sedangkan pada aplikasi sesungguhnya memerlukan peralatan eksternal
untuk menyamakan antara tegangan dan arus PLC dengan system instalasi
mesin biasanya memakai inverter atau kontaktor.
2. Alat simulator system pengolahan air limbah yang dibuat dapat
mempresentasikan kerja dari sistem pengolahan air limbah yang
sesungguhnya, baik pada system pengadukan, system blower, maupun
system pompa pembuangan.
3. Dengan menggunakan system control PLC ini dapat memudahkan
pengoperasian dari system proses pengolahan air limbah, baik dalam hal
pengawasan, pencarian kesalahan atau kerusakan maupun dalam
memodifikasi system control tersebut jika suatu saat diperlukan.
28
DAFTAR PUSTAKA
29