Disusun Oleh :
Pelaksana 1 Pelaksana 2
Pelaksana 3 Pelaksana 4
Menyetujui:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Ketua Program Studi
2. PERUMUSAN MASALAH
4. PEMBATASAN MASALAH
Dalam pembatasan masalah pembuatan Tugas Akhir ini agar pembahasan
menjadi terarah dan mempunyai maksud dan tujuan yang jelas maka tugas akhir
ini memberikan batasan yang akan di bahas. Batas-batasanya adalah sebagai
berikut:
a. Rancang Bangun Automasi Pintu dengan RFID Berbasis PLC dan
SCADA pada pintu masuk Bengkel Listrik POLINES bekerja secara
otomatis sesuai dengan pengaturan yang sudah ditentukan pada masing-
masing system keamanan yang sudah sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya pada Bengkel Listrik.
b. Jika terjadi trouble pada Rancang Bangun Automasi Pintu dengan RFID
Berbasis PLC dan SCADA pada pintu masuk Bengkel Listrik POLINES
dapat dikendalikan secara manual pada panel kontrol PLC-nya.
5. TINJAUAN PUSTAKA
5.1 PLC
Programmable Logic Controller (PLC) adalah kendali logika terprogram
merupakan suatu sistem atau piranti elektronik yang dirancang untuk dapat
beroperasi secara digital dengan menggunakan memori sebagai media
penyimpanan instruksi-instruksi internal untuk menjalankan fungsi-fungsi
logika, seperti fungsi pencacah, fungsi urutan proses (sekuensial), fungsi waktu,
fungsi aritmatika dan fungsi lainnya dengan cara memprogramnya untuk
mengontrol berbagai macam mesin, mengendalikan sistem lampu dan
memproses modul masukan atau keluaran baik digital maupun analog.
Program-program yang dibuat kemudian dimasukkan dalam PLC melalui
programmer atau monitor, pembuatan program dapat menggunakan komputer
sehingga dapat mempercepat hasil pekerjaan. PLC dapat beroperasi pada sistem
yang memiliki output atau input yang bisa menghasilkan on atau off (digital).
Input biasanya berasal dari sensor atau saklar atau tombol yang menghasilkan
input digital, sedangkan output yang berupa motor, buzzer, dan kipas angin,
juga biasanya berdasarkan hasil on ataupun off saja. Bagian-bagian PLC
ditujukkan pada gambar 5.1 berikut ini.
PLC sendiri memiliki beberapa jenis dan tipe yang beredar di pasaran.
PLC yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah produk dari Schneider yaitu
tipe Modicon M221 dengan seri TM221CE16R. PLC Schneider Modicon
M221 TM221CE16R memiliki jumlah 9 digital input dan 7 digital output (total
16 I/O) serta 2 analog input. Selain itu, untuk fasilitas komunikasinya dapat
dilakukan melalui kabel RJ45, kabel RS232/RS485, dan mini B USB 2.0. Pada
PLC ini telah dilengkapi dengan sumber tegangan 100-240 VAC dan 24 VDC.
Dalam suatu sistem PLC ini terdapat 5 komponen bagian utama, kelima
komponen itu yaitu Central Prosesing Unit (CPU), unit catu daya, perangkat
pemrograman, unit memori, bagian input dan output.
1. Central Prosesing Unit (CPU), merupakan otak dari PLC
Bagian ini merupakan otak atau jantung PLC, karena bagian ini
merupakan bagian yang melakukan operasi/pemrosesan program yang
tersimpan dalam PLC. Disamping itu CPU juga melakukan pengawasan
atas semua operasional kerja PLC, transfer informasi melalui internal bus
antara PLC, memori dan unit I/O.
2. Unit Catu Daya
Tegangan masukan pada PLC biasanya sekitar 24 VDC atau 220 VAC.
Pada PLC yang besar, catu daya biasanya diletakan terpisah. Catu daya
tidak digunakan untuk memberikan daya secara langsung ke input maupun
output, yang berarti input dan output murni merupakan saklar. Jadi
pengguna harus menyediakan sendiri catu daya untuk input dan output pada
PLC. Dengan cara ini maka PLC itu tidak akan mudah rusak.
3. Unit Memory
Memori merupakan tempat penyimpan data sementara dan tempat
program yang harus dijalankan, dimana program tersebut merupakan hasil
terjemahan dari ladder diagram yang dibuat oleh user. Sistem memori pada
PLC juga mengarah pada teknologi flash memory. Dengan menggunakan
flash memory maka akan sangat mudah bagi pengguna untuk melakukan
programming maupun reprogramming secara berulang-ulang. Selain itu
pada flash memory juga terdapat EPROM yang dapat dihapus berulang-
ulang. Sistem memory dibagi dalam blok-blok dimana masing-masing blok
memiliki fungsi sendiri-sendiri. Beberapa bagian dari memory digunakan
untuk menyimpan status dari input dan output, sementara bagian memory
yang lain digunakan untuk menyimpan variable yang digunakan pada
program seperti timer dan counter. Timer atau pengontrolan waktu adalah
sesuatu yang sangat dibutuhkan. Pada proyek ini, timer digunakan untuk
member delay waktu pada pengtrolan relay. Delay waktu ini digunakan
untuk memberi jeda buzzer untuk menyala. Contoh lain, adalah pengaturan
waktu nyala/padam dari suatu lampu tanda pada panel. Itulah sebabnya PLC
dilengkapi dengan timer untuk mendukung kebutuhan tersebut. Timer
mengukur atau menghitung waktu dengan menggunakan piranti clock
internal CPU.
4. Perangkat pemrograman
Program atau monitor merupakan suatu alat yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan PLC, dengan menggunakan program atau monitor
ini dapat dibuat program yang kemudian dimasukkan ke dalam PLC dan
juga dapat memonitor proses yang dilakukan oleh PLC, programmer atau
monitor mempunyai beberapa fungsi yaitu:
a. Off, difungsikan untuk mematikan PLC sehingga program yang dibuat
tidak dapat di jalankan.
b. Run, difungsikan utuk pengendalian suatu proses pada saat program
dalam kondisi di aktifkan.
c. Monitor untuk mengetahui keadaan suatu proses yang terjadi pada
PLC.
d. Program yang menyatakan suatu keadaan dimana programmer atau
monitor dapat digunakan untuk membuat program.
5. Bagian input dan output
a. Modul input
Modul masukan berfungsi untuk menerima sinyal dari unit
pengindera periferal, dan memberikan pengaturan sinyal, terminasi,
isolasi, maupun indikator keadaan sinyal masukan. Sinyal-sinyal dari
piranti periferal akan di scan dan keadaannya akan dikomunikasikan
melalui modul antarmuka dalam PLC.
b. Modul output
Modul keluaran mengaktivasi berbagai macam piranti seperti aktuator
hidrolik, pneumatic, solenoid, starter motor, dan tampilan status titik-
titik periferal yang terhubung dalam sistem. Fungsi modul keluaran
lainnya mencakup conditioning, terminasi dan juga pengisolasian sinyal-
sinyal yang ada. Proses aktivasi itu tentu saja dilakukan dengan
pengiriman sinyal-sinyal diskret dan analog yang relevan, berdasarkan
watak PLC sendiri yang merupakan piranti digital.
5.3 RFID
Radio frequency identification (RFID) adalah sebuah teknologi yang
menggunakan komunikasi via gelombang elektromagnetik untuk merubah
data antara terminal dengan suatu objek seperti produk barang, hewan,
ataupun manusia dengan tujuan untuk identifikasi dan penelusuran jejak
melalui penggunaan suatu piranti yang bernama RFID tag. RFID tag dapat
bersifat aktif atau pasif. RFID tag yang pasif tidak memiliki power supply
sendiri, sehingga harganya pun lebih murah dibandingkan dengan tag yang
aktif. Dengan hanya berbekal induksi listrik yang ada pada antena yang
disebabkan oleh adanya pemindaian frekuensi radio yang masuk, sudah
cukup untuk memberi kekuatan yang cukup bagi RFID tag untuk
mengirimkan respon balik. Dengan tidak adanya power supply pada RFID
tag yang pasif maka akan menyebabkan semakin kecilnya ukuran dari RFID
tag yang mungkin dibuat, bahkan lebih tipis daripada selembar kertas
dengan jarak jangkauan yang berbeda mulai dari 10 mm sampai dengan 6
meter. RFID tag yang aktif memiliki power supply sendiri dan memiliki
jarak jangkauan yang lebih jauh. Memori yang dimilikinya juga lebih besar
sehingga bisa menampung berbagai macam informasi di dalamnya. RFID
tag yang banyak beredar sekarang adalah RFID tag yang sifatnya pasif.
RFID SCADA
& Kontrol
PIN PLC Sistem
Kendali
Pintu RFID
7. RINCIAN HARGA
Agenda Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Observ
asi
Survey
Alat
Peranca
ngan
Pengad
aan
Alat
dan
Bahan
Pembu
atan
Alat