Oleh :
Kelompok 4
Departemen Kimia
Universitas Diponegoro
2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Judul Praktikum : Isolasi dan Karakterisasi DNA
Nama : Sazza Aizah 24030115140083
I. TUJUAN
Untuk memperoleh dan menentukan sifat-sifat (karakter) umum molekul
DNA
H3C
N N Sitosin
Timin
O N OH HN N O
H H H H H
HN N O N N H
Adenin Guanin
N N
N N
N N
(Lehninger, 1982)
II.2Sentrifugasi
Sentrifugasi merupakan suatu teknik pemisahan yang dilakukan
berdasarkan sifat partikel dalam medan gaya sentrifugal. Partikel yang
berbeda dalam berat jenis, ukuran dan bentuk akan mengendap searah dengan
arah gaya sentrifugal yaitu arah jari-jari ke luar (menjauhi sumbu). Untuk
partikel yang akan dipisahkan biasanya disuspensikan dalam medium
cairyang dimasukan dalam tabung sentrifugal dan ditempatkan dalam motor
yang berputar. Rotor terdapat pada pusat sumbu simetri.
(Wirahadikusumah,1989)
II.3Sifat-Sifat DNA
Beberapa sifat penting dari DNA adalah :
(Hart, 1963)
II.4Struktur DNA
Struktur asam nukleat dapat diketahui lebih terinci lagi. Gugus hidroksi 3’
dari ribosa terikat pada hidroksil 5’ dan ribosa berikutnya melalui ikatan
fosfodiester. Tentu saja basa heterosiklik dihubungkan dengan unit
deoksiribosa oleh ikatan N-glikosida. Pada DNA tidak ada lagi gugus
hidroksil unit deoksiribosa yang tersisa. Pada setiap fosfat masih mempunyai
satu proton bersifat asam yang biasanya mengion pada pH 7. Jika proton ada,
zat tersebut adalah suatu asam, karena itulah bernama asam nukleat. Struktur
sebagian dari molekul DNA adalah sebagai berikut :
NH2
5' N
N
Adenin
O N N
5' NH2
O P O CH2 H
O
4'H H 1' NH
OH 3' 2'
3' Sitosin
H H
O H H N O
5' O
O P O CH2
O
N
OH H H NH Guanin
3'
5' H
H H
O H N N O NH 2
5'
O P O CH2 H3C
O
NH
OH H H
3'
Timin
H H
O H H N O
5'
O P O CH2
O
4' H H 1'
O- 3' 2'
H H
OH H
(Hart, 1963)
1. DNA terdiri dari dua rantai polinukleotida yang melingkar menurut satu
sumbu heliks
2. Kedua sumbu heliks bersifat putar kanan dan arahnya berlawanan menurut
ujung-ujung 3’ dan 5’ nya
3. Basa purin dan pirimidin terletak di dalam heliks pada bidang yang tegak
lurus sumbu heliks, sedangkan gugus-gugus deoksiribosa dan fosfat
terletak di bagian luar heliks
(Lehninger, 1982)
Tulang belakang molekul DNA adalah suatu rantai panjang yang terdiri
dari molekul gula deoksiribosa yang diikat menjadi satu oleh gugus-gugus
fosfat. Satu ujung rantai mempunyai satu gugus OH pada karbon lima,
menurut penomoran gula, ujung yang lain mempunyai satu gugus OH pada
karbon nomor 3’.
Tiap molekul gula dalam DNA juga dihubungkan ke satu molekul cincin
heterosiklik, yang bisa dirujuk sebagai basa. Hanya empat basa utama yang
terdapat dalam DNA. Dua sari basa ini adalah pirimidin tersubstitusi dan dua
lagi adalah purin tersubstitusi.
(Fessenden, 1986)
II.7Isolasi DNA
Proses isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Hal ini
bertujuan untuk memisahkan DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan.
Proses ini harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak DNA yang
diisolasi. Untuk mengeluarkan DNA dari sel dapat dilakukan dengan
memecahan dinding sel, membran plasma dan membran inti sel baik secara
mekanik maupun secara kimiawi. Cara mekanik bisa dilakukan dengan
pemblenderan atau menggerus dengan mortar, sedangkan cara kimiawi dapat
dilakukan dengan senyawa yang dapat merusak membrane sel dan membrane
inti, salah satunya adalah detergen.
Penambahan detergen dalam isolasi DNA dapat dilakukan karena detergen
dapat menyebabkan rusaknya membran sel, melalui ikatan yang dibentuk
detergen dengan protein-protein kompleks. Ikatan tersebut dapat terbentuk
karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofobik, demikian juga dengan
detergen sehinga dapat membentuk suatu ikatan kimia.
(Mahmud, 2006)
II.10 Elektroforesis
Elektroforesis adalah sebuah metode untuk separasi atau pemisahan
sebuah molekul besar (seperti protein, fragmen DNA, RNA dll) dari campuran
molekul yang serupa. Elektroforesis digunakan untuk memisahkan komponen
atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam
sebuah medan listrik. Sebuah arus listrik dilewatkan melalui medium yang
mengandung sampel yang akan dipisahkan.
Mobilitas atau pergerakan DNA relatif tergantung pada faktor-faktor
tertentu, terutama pada konsentrasi agarose dalam gel, kekuatan arus yang
digunakan, kekuatan ionik dari larutan buffer dan konformasi fragmen DNA
itu sendiri. Secara umum, molekul yang lebih kecil bergerak lebih cepat dan
bermigrasi lebih jauh dari molekul kecil karena memiliki gesekan yang lebih
rendah saat bergerak menuju elektroda positif. Konsentrasi yang rendah pada
gel agarose memberikan resolusi yang lebih baik untuk fragmen besar dengan
memberikan fragmen yang lebih besar. Konsentrasi gen yang lebih tinggi, di
sisi lain, dapat mengurangi kecepatan migrasi fragmen panjang yang
sementara dapat memfasilitasi pemisahan yang lebih baik pada fragmen DNA.
Elekroforesis gel bermanfaat untuk mengetahui ukuran fragmen DNA
dari produk PCR, memisahkan produk DNA dari hasil digesti yang berbeda
ukuran, lalu dapat disequencing, dan juga untuk pemurnian atau purifikasi
DNA. Elektroforesis dapat diaplikasikan untuk berbagai jenis kegiatan, antara
lain membandingkan gen homolog dari spesies yang berbeda, mengetahui
susunan sekuens berbagai genom, DNA finger printing, mengetahui ada atau
tidaknya gen-gen penyebab kelainan genetik atau penyakit tertentu,
mendeteksi lokasi dan jumlah mRNA dalam sel atau jaringan tertentu,
mengetahui aktivitas gen selama perkembangan berbagai sel organism atau
aktivitas gen sebelum dan sesudah diberi perlakuan tertentu, mempelajari
tingkat evolusi di tingkat molekuler, mengetahui variasi genetik dalam
populasi natural di alam, menentukan berat molekul fragmen DNA, RNA,
protein dan aktivitas enzimatik, menganalisa fragmen DNA yang
diamplifikasi melalui PCR, mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
genetik antara individu dan menentukan jumlah fragmen DNA yang diklon
dalam rekombinan plasmid DNA.
Disamping itu, elektroforesis gel juga memiliki kekurangan yaitu pada
deteksi atau identifikasi amplikon. Penggunaan elektroforesis gen dirasakan
kurang efisien karena pengerjaanya lama dan terbatasnya jumlah sampel yang
dapat diperiksa. Terkadang hasil PCR dalam gel, muncul pita yang tidak
terbentuk atau pita yang terlampau banyak sehingga hasilnya sulit
diinterpretasikan.
(Chandra,2007)
(Chandra, 2007)
Tanaman jambu biji merupakan salah satu spesies dari famili
Myrtaceae. Jambu biji yang berbentuk bulat dan berbentuk buah pir
dahulu dianggap sebagai spesies terpisah; P. pomiferum L. dan P.
pyriferum L., tetapi sekarang hal tersebut dianggap sebagai variasi
saja.Secara taksonomi jambu biji dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Buah jambu biji memiliki variasi yang besar baik dalam ukuran
buah,bentuk buah, maupun warnanya. Buah berdompolan, bentuknya globose,
bulat telur, lonjong atau berbentuk buah pir, dengan ukuran beragam diameter
sekitar 2,5-10 cm bergantung pada sifat bawaan, umur pohon, kesuburan
tanah, dan ketersediaan air .
(Cahyono B, 2010)
II.12 Analisa Bahan
II.12.1 Eter
Sifat Fisik : Titik leleh -116,3oC, Titik didih 34,6o
Sifat Kimia : Senyawa yang relative lembam (inert), biasanya tidak
bereaksi dengan asam encer ataupun basa encer, digunakan sebagai
pelarut organik.
(Hart, 2003)
II.12.2 NaCl
Sifat Fisik : Padatan kristalin putih. Densitas 2,17 Titik leleh 801 oC,
Titik didih 1413oC
Sifat Kimia : Larut dalam air dan sedikit larut dalam etanol, dijumpai
sebagai mineral dalam air laut
(Daintith, 1994)
II.12.3 Heksana
Sifat Fisik : Rumus molekul C6H14, didapat dari fraksi minyak bumi
yang ringan pada titik 69oC, Densitas 0,66
Sifat Kimia : Banyak digunakan sebagai pelarut, merupakan pelarut
non polar.
(Arsyad, 2000)
II.12.4 Aquadest
Sifat Fisik : Cairan tak berwarna, tak berasa dan tak berbau, berat
molekul 12,016gr/mol, Indeks bias 1,332, Titik leleh 0oC,
Titik didih 100oC.
Sifat Kimia : Bersifat Polar, digunakan sebagai pelarut universal.
(Basri, 1996)
II.12.5 Etanol
Sifat Fisik : Larutan tidak berwarna, rumus molekul C2H5OH, berat
molekul 46.0414 gr/mol, titik leleh -114.1, titik didih 78
Sifat Kimia : larut dalam air, stabil dibawah suhu normal dan tekanan.
(Basri, 1996)
II.12.7 Nanas
Sifat fisik : Rasa manis pada buah yang masak dan rasa asam pada
buah yang muda, Daging buah berwarna kuning
Sifat kimia : mencegah kanker dan melindungi tubuh dari radikal
bebas, menyehatkan sistim pencernaan, membantu menurunkan berat
badan, meningkatkan daya tahan tubuh, meredakan peradangan.
(Daintith, 1994)
II.12.8 Kloroform
Sifat fisik : BM = 119,3 g/mol, densitas 1,484, C=18,05%, H=0,84%,
Cl = 89,10 %.
Sifat Kimia : diperoleh dengan mereaksikan Cl2 dengan
aseton/alkohol, bersifat volatil
(Daintith, 1994)
III. METODE PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Pisau
Kertas saring
Gelas bekker
Gelas Ukur
Rak tabung
Mesin blender
Spatula
Batang pengaduk
Tabung reaksi
Sentrifuge
III.1.2 Bahan
Etanol
Eter/Heksana
Garam dapur
Deterjen
Akuades
Kloroform
III.2 Skema Kerja
Hasil
Detergen 2 mL
Hasil
Filtrat Residu
Tabung
- Penambahan 9 ml etanol
- Pengamatan
- Pemisahan DNA dari larutannya
Residu
Karakterisasi DNA
Pellet DNA
-Penimbangan berat pellet DNA
-Pelarutan pellet DNA dalam berbagai pelarut akuades,
etanol, eter, heksana, kloroform
-Pengamatan proses denaturasi dan renaturasi DNA
Hasil
IV. DATA PENGAMATAN
No Perlakuan Hasil
1 Isolasi DNA dengan metode sederhana
- Pelarutan 2 mL detergen pada 20 ml
Aquades dalam gelas beker -Larutan berwarna
merah muda dan
- 100 gram buah jambu biji + 10 gram berbusa
nanas
- Penambahan 200 ml akuades dan 1 g NaCl
- Blender selama 15 menit
- Pencampuran 4 ml jus sampel dengan 4 ml -Jambu biji menjadi
larutan detergen halus
- Pengadukan selama 15 menit hingga -Larutan berwarna
campuran homogen merah muda
- Penyaringan campuran sebanyak 2 kali
- Penambahan 9 ml etanol 96% dingin
- Pengamatan proses timbulnya DNA
- Pengambilan pellet DNA
Terbentuk gumpalan
Karakterisasi DNA
- Pelarutan pellet DNA dalam pelarut bergelembung
akuades, etanol, eter, heksana, dan (DNA)
kloroform
- Pengamatan denaturasi
2. -DNA larut
sempurna dalam
aquades
-DNA larut tidak
sempurna dalam
etanol
-DNA tidak larut
dalam
kloroform,heksana,
dan eter
V. HIPOTESA
Dalam percobaan Isolasi dan Karakterisasi DNA ini bertujuan untuk
memperoleh dan menentukan sifat – sifat (karakter) umum molekul DNA.
Sampel yang digunakan adalah buah jambu biji dan nanas. Pada
percobaan ini mempunyai prinsip yakni perusakan sel dari buah jambu biji
secara mekanik dan kimiawi agar terjadi pengecahan sel dan karakterisasi
dengan pengamatan kelarutan. Sedangkan metode yang digunakan dalam
percobaan ini adalah penglisisan sel dengan cara mekanik yaitu dengan
pemblenderan dan secara kimiawi dengan penambahan detergen. Dari
percobaan ini diprediksikan akan diperoleh DNA dari sampel jambu biji
dengan menambahkan etanol 96%, dan juga akan dilakukan karakterisasi
dari DNA yang sudah dihasilkan dengan identifikasi berupa Pelarutan.
Pada pelarutan akan diprediksikan bahwa pelarutan terhadap pelarut polar
DNA yang dihasilkan akan larut semua, sedangkan pada pelarut non polar
tidak larut.
VI. PEMBAHASAN
Percobaan isolasi dan karakterisasi DNA bertujuan untuk
memperoleh dan menentukan sifat-sifat atau karakter umum molekul
DNA. Sampel yang digunakan adalah jambu biji. Prinsip dari percobaan
ini adalah perusakan sel ekstrak dari jambu biji secara mekanik dan
kimiawi agar terjadi pemecahan sel dan karakterisasi dengan pengamatan
kelarutan. Metode yang digunakan adalah metode kelarutan.
DNA adalah master molekul yang mengandung semua informasi
yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam setiap organisme. DNA
adalah asam polimer yang terdiri dari molekul-molekul
deoksiribosanukleat yang terikat satu dengan yang lain, sehingga
membentuk rantai polinukleotida yang panjang. Molekul DNA ini tersusun
atas 3 komponen utama yaitu gula deoksiribosa, basa nitrogen, dan
phosphat yang membentuk suatu nukleotida.
Basa purin yang terdapat dalam DNA adalah adenin dan guanin
sedangkan basa pirimidin yang terdapat dalam DNA adalah sitosin dan
timin. Antara basa-basa yang terdapat pada rantai asam nukleat ini terikat
dengan suatu ikatan hidrogen. Adenin dapat membentuk dua ikatan
hidrogen dengan timin (A=T), sedangkan Guanin dan sitosin dapat
membentuk tiga ikatan hidrogen (G C).
Ikatan yang terbentuk antara basa-basa tersebut dapat dilihat dari
struktur berikut:
H3 C
N N Sitosin
Timin
O N OH HN N O
H H H H H
HN N O N N H
Adenin Guanin
N N
N N
N N
(Poedjiadi,1994)
Struktur sebagian dari molekul DNA adalah sebagai berikut:
NH2
5' N
N
Adenin
O N N
5' NH2
O P O CH2 H
O
4'H H 1' NH
OH 3' 2'
3' Sitosin
H H
O H H N O
5' O
O P O CH2
O
N
OH H H NH Guanin
3'
5' H
H H
O H N N O NH 2
5'
O P O CH2 H3 C
O
NH
OH H H
3'
Tim in
H H
O H H N O
5'
O P O CH2
O
- 4' H H 1'
O 3' 2'
H H
OH H
(Poedjiadi, 1994)
Molekul DNA yang panjang itu terbentuk oleh ikatan antara atom
C nomor 3 dengan atom nomor 5 pada molekul deoksiribosa dengan
perantaraan gugus phosphat. DNA dapat mengalami denaturasi dan
renaturasi. Selain itu molekul DNA juga dapat diisolasi yaitu yang terikat
dan membentuk kromosom dan ditemukan di nukleus, mitokondria, dan
kloroplas.
Pada Isolasi DNA ini bertujuan untuk memperoleh DNA dari buah
jambu biji dan mengetahui pengaruh detergen pada perolehan DNA. Pada
percobaan ini sampel yang digunakan adalah buah jambu biji dan buah
nanas sebagai sumber enzim bromelin. Prinsip dari percobaan ini adalah
pemecahan membran sel dengan pemblenderan dan penambahan sabun
sehingga DNA dapat dikeluarkan dari dalam sel. Detergen yang digunakan
dalam percobaan ini adalah bentuk cair.
Isolasi DNA dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan antara lain:
Pelarutan detergen, preparasi ekstrak sel, pemurnian DNA dari ekstrak
sel, dan presipitasi DNA. Isolasi DNA dapat dilakukan dengan beberapa
cara namun setiap jenis buah tentunya akan memberikan hasil yang
berbeda karena adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam
konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA.
Buah dengan kadar air tinggi akan menghasilkan isolat yang berbeda
jika dibandingkan dengan buah berkadar air rendah. Semakin tinggi kadar
air maka sel yang terlarut di dalam ekstrak akan semakin sedikit,
sehingga DNA yang terpretisipasi juga akan sedikit. Suatu sumber
menyatakan bahwa dalam proses pembuatan sumber DNA untuk isolasi
DNA hendaknya jangan terlalu encer karena semakin encer sumber DNA,
DNA yang terpresipitasi akan semakin sedikit. Karena sel yang lisis di
dalam air tentunya lebih sedikit jika dibandingkan dengan sumber DNA
yang lebih kental (Anonim, 2005). Namun, masalah pengaruh keenceran
terhadap hasil isolasi DNA dapat diatasi dengan pengurangan jumlah
akuades yang digunakan. Maka walaupun sumber DNA yang digunakan
adalah buah dengan kadar air tinggi, tetap dapat diperoleh ekstrak yang
cukup kental. Pada percobaan ini sampel jambu biji memiliki kandungan
air yang cukup tinggi, maka tidak digunakan banyak aquadest dalam
proses pemblenderan agar DNA yang terpresipitasi bisa lebih banyak.
Tahap kedua dari isolasi DNA yaitu pengeluaran DNA dari sel dengan
jalan merusak dinding dan membran sel serta membran inti. Pengrusakan
dapat dilakukan dengan cara mekanik atau cara kimiawi. Cara mekanik
adalah dengan pemblenderan sedangkan cara kimiawi adalah dengan
menambahkan senyawa kimia, misalnya sabun yakni seperti detergen.
Pemblenderan buah jambu biji dan nanas bertujuan untuk merusak
membran dan dinding sel sehingga DNA dapat dikeluarkan.
Pemblenderan ini dilakukan dengan menambahkan sedikit aquades yang
berfungsi untuk mempermudah pemblenderan. Penambahan aquadesnya
hanya sedikit karena apabila larutan terlalu encer maka DNA yang
terpresipitasi akan semakin sedikit. Hal ini disebabkan sel yang lisis di
dalam air akan lebih sedikit jika dibanding dengan larutan kental.
(Machmud, 2006)
Dengan adanya garam (kation kovalen seperti Na+) dan pada suhu
dibawah 20˚ C atau kurang, ethanol absolut akan mempresipitasikan asam
nukleat polimerik dengan baik. Pemekatan ini dilakukan dengan
penambahan ethanol pada lapisan atas sampel sehingga terjadi pesipitasi
DNA pada perbatasan kedua larutan. Dalam proses ini ion Na+ akan
membentuk ikatan dengan kutub negatif ion fosfat DNA. Kutub tersebut
bisa menyebabkan molekul-molekul saling tolak menolak satu sama lain
sehingga pada saat ion Na+ membentuk ikatan dengan kutub negatif
fosfat DNA, DNA akan bergabung. Garam juga berperan penting, yaitu
untuk menghilangkan protein dan karbohidrat karena garam dapat
menyebabkan keduanya terpresipitasi, dan bersama-sama dengan
detergen.
Hart, H., 1963, “Organic Chemistry A Short Course”, Houghton Milli and
Company, Boston
Min, Ji Hyun, Mi-Kyung Woo, Ha Young Yoon, Jin Woo Jang, Jun Hua Wu,
Chae-Seung Lim, Young Keun Kim, isolation of DNA using magnetic
nanopartickes coated with dimercaptosuccinic acid. Analytical
Biochemistry 447 (2014) 114-118, Korea