I. Tujuan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut :
A. Alat.
1. Pipa kapiler
2. Chamber
3. Gelas kimia 100 mL
4. Gunting
5. Kertas saring
6. Pipet tetes.
7. Pensil
8. Erlenmeyer 100 mL
9. Semprotan
10. Tissue
11. Mistar
12. Aluminiumfoil
B. Bahan.
1. Larutan Ninhidrin
2. Ekstrak metanol kembang merah
3. Eluen BBA ( n-butanol:asam asetat:air, 4:1:5)
4. Sampel asam amino ( Glysin’dan sistein )
5. Plat TLC/Plat KLT.
IV. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang kami lakukan pada percobaan ini adalah
sebagai berikut:
A. Penjenuhan eluen
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Memasukkan eluen ke dalam chamber
3. Menjenuhkan eluen selama 30 menit dengan cara memasukkan kertas
saring dengan rapat.
B. Proses KLT sampel
a) Ektrak bunga kembang merak merah.
1. Menyiapkan plat yang digunakan yakni silika gel
2. Menotolkan sampel (ekstrak bunga kembang merak merah) sebanyak
4 kali pada plat
3. Memasukkan plat kedalam chamber yang telah disediakan pada tahap
awal
4. Membiarkan proses elusi terjadi selama ± 15 menit sampai terjadi
proses penyerapan sampel.
5. Mengeluarkan sampel dan mengidentifikasinya
b) Asam amino
1. Menyiapkan plat yang digunakan yakni silika gel
2. Menotolkan sampel (Asam amino) sebanyak 4 kali pada plat
3. Memasukkan plat kedalam chamber yang telah disediakan pada tahap
awal.
4. Membiarkan proses elusi terjadi selama ± 15 menit sampai terjadi
proses penyerapan sampel.
5. Mengeluarkan sampel dan mengidentifikasinya.
V. Hasil Pengamatan
O O
O
H O
OH
OH + NH 2 OH N
H
O O
O
Ninhidrin Glisin anion
Ungu
O O
H H
OH H2O
OH + NH 2 COOH N COOH
H H
O O
Ninhidrin O O
H H
- CO 2 - H2O
H N H +
N H
Penataan ulang HCHO
O O
O
O O O O
O
+
H
O - -
H N H N
H2O
O O O O
Biru violet
VII. Perhitungan
Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan ini maka dilakukan
perhitungan sebaga berikut :
Penyelesaian :
Komponen I
2,7 𝑐𝑚
Rf =
3,5 𝑐𝑚
= 0,771
Komponen II
3,3 𝑐𝑚
Rf =
3,5 𝑐𝑚
= 0,945
2. Asam amino
Diketahui :
Jarak komponen : 0,9 cm
Jarak eluen : 3,7 cm
Ditanya : Rf = ...?
Penyelesaian :
0,9 𝑐𝑚
Rf =
3,7 𝑐𝑚
= 0,243
VIII. Pembahasan
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas
perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara
dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas).
Pemisahan campuran dengan cara kromatografi didasarkan pada perbedaan
kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yang bercampur pada
medium tertentu.Pada percobaan kali ini digunakan meode kromatografi
lapis tipis. kromatografi Lapis Tipis (KLT) ini mirip dengan kromatografi
kertas, hanya bedanya kertas digantikan dengan lembaran kaca tau plastik
yang dilapisi dengan lapisan tipis adsorben seperti alumina, silike gel,
selulosa atau materi lainnya. Lapisan tipis adsorben pada proses pemisahan
berlaku sebagai fasa diam. Kromatografi lapis tipis lebih bersifat
reproduksibel ( bersifat boleh diulang) dari pada kromatografi kertas.
Perbedaan nyatanya terlihat pada fase diamnya atau media pemisahnya,
yakni digunakan lapisan tipis adsorben sebagai pengganti kertas. Bahan
adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel, alumina dan serbuk
selulosa. Partikel selika gel mengandung gugus hidroksil pada
permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul polar
air. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung
substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase
gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai (Roy J, 1991).
Bagaimana senyawa melekat pada fase diam, misalnya jel silika. Hal ini
tergantung pada bagaimana besar atraksi antara senyawa dengan silika
gel.
Anonim. 2009.http://greenhati.blogspot.com/2009/01/kromatografi-lapis-
tipis.html . diakses 15 Mei 2013.