Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

“DESTILASI DAN EKSTRASI”

Disusun oleh :
ANANDA DITA FERNIA (20330043)

DOSEN PENGAMPU :

Apt. Erwi Putri Setyaningsih,M.Si.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya untuk Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyusun LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR yang telah mengalami perbaikan penulisan cara
kerja Pada beberapa materi praktikum serta penambahan pertanyaan untuk
mengetahui Pencapaian pembelajaran praktikum sekaligus sebagai pelengkap
laporan praktikum.

Laporan ini disusun untuk membantu dalam melakukan percobaan-


percobaan yang berkaitan dengan teori dan pengetahuan tentang Kimia Dasar pada
bidang ilmu Farmasi. Praktikum ini menitikberatkan pada pengenalan alat dan
bahan dilaboratorium, pembuatan larutan,teknik dasar pemisahan (kristalisasi,
destilasi, ekstraksi, kromatografi), reaksikimia (reaksi asam basa, reaksi
pengendapan, reaksi pembentukan kompleks, reaksi redoks), kesetimbangan kimia
dan asam basa & indikator.

Informasi yang termuat dalam laporan praktikum ini masih sangat


minim, mahasiswa disarankan untuk membaca beberapa pustaka yang telah
direkomendasikan dalam daftar pustaka. Kami berharap adanya kritik dan saran
guna perbaikan buku ini sehingga lebih lengkap dan sempurna. Akhirnya kami
sampaikan selamat bekerja, dan berharap semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya kepada pembaca umumnya dan mahasiswa
peserta praktikum khususnya.

Jakarta,

Penyusun
PERTEMUAN 5
DESTILASI

I. Tujuan

Memisahkan komponen-komponen suatu larutan dengan cara destilasi.

II. Dasar Teori


Proses yang terjadi pada destilasi adalah perubahan fasa cair menjadi fasa
uap atau gas dengan pendidihan, kemudian gas tersebut mengembun. Tahap
terpenting pada destilasi adalah pendidihan dan kondensasi. Kebanyakan zat cair
menunjukan kecenderungan untuk berubah menjadi uap atau gas.Kecenderungan
ini secara kuantitatipdapat dinyatakan dengan tekanan uap. Tekanan uap
merupakan suatu silat fisika dari zat cair yang tergantung pada suhu. Tekanan
uap selalu bertambah jika temperatur bertambah.
Temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan luar ( tekanan
atmosfir) disebut titik didih. Pada temperatur ini, molekul-molekul zat cair
mempunyai energi yang cukup untuk berubah menjadi keadaan uap, tidak hanya
pada permukaan zat cair, tetapi diseluruh bagian larutan sehingga terjadi
gelembung-gelembung dan keadaan ini disebut mendidih. Temperatur titik didih
dimana tekanan uap zat cair sama dengansatu atmosfir disebut titik didih nornal.
Untuk memurnikan zat cair dapat digunakan beberapa zat cair dapat
digunakan beberapa cara destilasi yang didasarkan atas perbedaan titik didih
cairan yang dipisahkan itu. Destilasi adalah cara yang umum dipakai untuk
memisahkan secara sempurna komponen-komponen suatu larutan. Teknik ini
menggunakan prinsip sebagai berikut:
Bila zat-zat yang terdapat dalam larutan tidak sama penguapannya, makauap
larutan akan mempunyai komposisi yang berbeda dengan komposisi larutan.
Mula-mula. Pemisahan dikerjakan dengan mendinginkan uapnya dan
menampungnya. Bila salah satu zat mudah menguap, sedangkan lainya tidak,
pemisahan akan sempurna. Bila kedua zat menguap telap tidak sama
penguapannya, pemisahannya hanya akan terjadi sebagian, tetapi destilatnya
menjadi lebih kaya akan salah satu komponen dari pada larutan semula.

III. Alat dan Bahan


1. Alat:
Satu set alat destilasi (labu ukur, thermometer, kondensor, penghubung,
Erlen meyer, selang pendingin, dan Calm, gelas ukur, gelas kimia 500ml)
2. Bahan:
- Kalium permanganat (KmnO4)
- Aquadest 150ml
- Asam klorida (Ha)
- Ammonium Hidroksida (NH4OH) 5ml
- AgNo3
- Asam nitrat (HNO3)

IV. Prosedur Kerja


1. Tambahkan larutan kalium permanganate secukupnya kedalam
50ml aquades sampai terjadi warna ungu yang cukup jelas.
Masukkan larutan ini dalam labu destilasi.Tampung destilat
dalam gelas kimia. Kosongkan labu destilasi, bilas dengan air
ledeng dan HCl.

2. Tambahkan kira-kira 5ml ammonium hidroksida kedalam kira-


kira 50ml aquades.Ciumlah larutan ini hati-hati, periksa dengan
lakmus. Masukkan larutan ini ke dalam labu, lalu destilasi.
Tampung destilat dalam bejana, ciumlah destilat nya hati-hati,
lalu test dengan lakmus.

3. Tambahkan kira-kira 5ml larutan HCI encer ke dalam kira-kira


50ml air, Test larutan dengan lakmus. Masukkan larutan kedalam
labu, lalu di destilasi. Test destilat dengan lakmus.

4. Ambilah dua buah tabung reaksi bersih dan isilah masing-masing


dengan 5 ml larutan HCL yang belum didestilasi dan 5 ml destilat.
Lalu tambahkan beberapa tetes larutan AgNO3 dan kemudian
asamkan dengan HNO3.

5. Lakukan pengamatan pada uji coba.


V. Teori

 Warna KmnO4 di tambahkan 50 ml aquades menjadi ungu

 Suhu didih 780 c dan suhu soal destilasi mulai keluar dari kondensasi
1000 c

 Hasil desilasi berwarna bening dari KmnO4 setelah di didihkan berwarna


bening coklat muda

 Larutan menjadi tidak berwarna saat di campurkan Hcl + air

 Kertas lakmus berubah warna dari warna biru menjadi merah setelah di
masukan larutan Hcl encer

 Saat destilasi larutan berwarna jernih

 Suhu didih 30 ° c terpisah pada 1000 c warna destilasi bening. Hasil destilasi
berwarna jernih dan senyawa setelah destilasi berwarna jernih

VI. Hasil percobaan

No. Sebelum Percobaan Hasil Percobaan

1. KmnO4 Berwarna ungu pekat KmnO4 Menjadi ungu tidak pekat

2. NH4OH Tak berwarna NH4OH Tak berwarna

3. HCL tak berwarna HCL tak berwarna


HCL ditambahkan AgNO3 dan HCL ditambahkan AgNO3 dan HNO3
4.
HNO3 menjadi lebih encer menjadi lebih kental

NO JENIS CAIRAN TITIK DIDIH HASIL PERCOBAAN


1. Kalium Permanganat KmnO4 2400c Yang terdapat dalam labu
Aquadest Aquadest 100oC destilasi adalah kalium
permanganat dan aquadest.
Yang terlebih dahulu masuk
kedalam labu penampung
adalah aquadest, karena titik
didih aquadest lebih rendah
dibanding titik didih kalium
permanganat
2. Amonium Hidroksida NH4OH 24,70 c Yang terdapat dalam labu
Aquadest Aquadest 100oC destilasi adalah ammonium
hidroksida dan aquadest. Yang
terlebih dahulu masuk
kedalam labu penampung
adalah ammonium hidroksida,
karena titik didih ammonium
hidroksida lebih rendah
dibanding titik didih aquadest.

3. Asam Klorida HCL -85,050 C Yang terdapat dalam labu


Aquadest Aquadest 100oC destilasi adalah asam klorida
dan aquadest disaat destilasi
yang masuk terlebih dahulu
kedalam labu penampung
adalah asam klorida karena
titik didih asam klorida lebih
rendah dibanding titik didih
aquadest
4. Asam klorida HCL -85,05OC Untuk membuktikan bahwa
Aquadest Aquadest 100oC hasil destilatnya itu asam
Perak nitrat AgNO3 212oC klorida atau bukan
menggunakan cara HCL yang
sudah didestilat. Keduanya
ditambahkan AgNO3 jika
keduanya mengalami endapan,
maka benar hasil destilatnya
adalah HCL. Untuk HCL yang
belum didestilat,jika
ditambahkan AgNO3 akan
lebih cair, untuk HCL yang
sudah didestilat, jika
ditambahkan AgNO3
larutannya menjadi lebih
kental.
RANGE
NO JENIS C LAKMUS SEBELUM LAKMUS SETELAH KESIMPULAN
pH
AIRAN DESTILASI DESTILASI
1. KMNO4 Merah Merah Merah Merah
7 Larutan Yang Asam
Biru  Biru Biru  Biru

2. Amonium Hidroksida Merah  Biru Merah  Biru 11,7 Larutan Yang Basa
Biru  Biru Biru  Biru

3. Hcl Merah  Merah Merah  Merah 38


Sebelumnya adalah
Biru  Merah Biru  Biru Larutan asam setelah
Destilasi menjadi netral

Zat cair dapat dipisahkan dan dimurnikan dengan cara destilasi. Destilasi merupakan
suatu teknik pemisahan larutan yang berdasarkan pada perbedaan titik didihnya.
Dasar pemisahan suatu campuran dengan destilasi adalah adanya perbedaan titik
didih dua cairan atau lebih yang jika campuran tersebut dipanaskan, maka komponen
yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Secara teori, metode
pemisahan dengan menggunakan destilasi secara sederhana dimulai dengan rangkai
alat destilasi. Setelah dirangkai, labu alas bulat atau labu destilasi kemudian
dimasukkan batu didih kedalamnya.

I. Kesimpulan

1. Destilasi adalah perubahan fase cair menjadi fase uap atau gas dengan
pendidihan, kemudian gas tersebut mengembun.
2. Dari percobaan destilasi saya dapat mengetahui bagaimana cara
melakukan proses destilasi, dan dapat memisahkan zat cair dari sampuran
nya ataupun untuk memisahkan suatu larutan dari larutan lain, kemudian
dapat mengetahui warna dari destilat tersebut.

II. Daftar pustaka

1. Petunjuk praktikum kimia dasar ISTN


2. Ansar,Ruliani.2014.Destilasi Sederhana.Kendari.Universitas Haluoleo
3. Darsam dan k. Muchtar Afandi. 1980. Petunjuk Praktek Atau Mesin
Pengolahan Hasil Pertanian 3. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan.
4. Nova Permata Intan, Laporan lengkap, academia.edu
5. Anonym : http://eprints.undip.ac.id/58351/4/BAB_II.pdf
PERTEMUAN 6
EKSTRAKSI

I. TUJUAN :
Memisahkan suatu zat dari campurannya dengan cara ekstraksi pelarut.

II. DASAR TEORI :


Ekstrasi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian
sebuah zat terlarut dua pelarut yang tidak dapat bercampur untuk mengambil
zat terlarut dari suatu pelarut ke pelarutan lain. Seringkali campuran benda
padat dan cair misalnya bahan alami tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan
dengan metode pemisahan termis yang telah di bicarakan. Misalnya saja karena
komponennya saling bercampur secara sangat erat, pekat terhadap panas dan
benda sifat fisik nya terlalu kecil.
Jika ekstraksi di lakukan dalam corong pemisah, maka lapisan bawah dapat di
pisahkan. Pelarut yang di gunakan untuk ekstraksi harus merupakan pelarut yang
baik bagi zat terlarut yang akan di ekstraksikan. Dalam suatu ekstraksi dikenal
perbandingan distribusi ‘D’ yang didefinisikan sebagai:
konsentrasi zat terlarut dalam fasa organik
D=
konsentrasi zat terlarut dalam fasa air
Dalam praktek kesempurnaan ekstraksi harus diketahui, Persen ekstraksi ‘E%’
ada hubungannya dengan ‘D’,
D
%E = 100 [ ]
D+Va /Vo
Va =volume fasa air
Vo = volume fasa organik
Jika Va = Vo, maka :
D
%E = 100 [ ]
D+ 1
Biasanya satu kali ekstraksi tidak cukup. Oleh karena itu lapisan ekstrak pada
ekstraksi pertama dipisahkan, lalu kemudian di estraksi lagi dengan pelarut
organik yang baru. Cara ini dilakukan sampai beberapa kali. Jumlah persen zat
terlarut yang terekstrak sebanyak n kali dengan pelarut organik yang baru (Va =
Vo) :
%E = 100 - 100 (D+1)
III. ALAT DAN BAHAN

Alat :
1. Corong pisah
2. Beaker glass
3. Erlen meyer
4. Statif
Bahan :
1. Iodium
2. Aquadest
3. Kloroform

IV. PROSEDUR KERJA


1. Perhatikan cara ekstrasi dengan menggunakan corong pemisah yang akan
diperagakan oleh instruktur Anda.
2. Masukan sebutir iodium ke dalam 5 mL aquades dan perhatikan perubahan
warnanya larutannya.
3. Tambahkan ke dalam larutan 2, 1 mL CHCl 3 (Kloroform) dan dikocok.
4. Perhatikan warna pelarut sebelum dan sesudah dikocok.

V. DATA HASIL PERCOBAAN


Iodium dan air dimasukkan ke corong pisah sebelum dikocok menghasilkaan
warna bening, setelah dikocok searah akan menghasilkan warna ungu.
Kemudian dalam corong pisah larutan unggu ditambahkan CHCL3 terjadi 2
warna yang tidak bisa bercampuur atau memisah yaitu warna orange dari
CHCL3 dan warna ungu dari larutan iodium dengan air. Lalu larutan yang
berwarna ungu dan larutan berwarna orange dikocok searah akan
menghasilkan 2 warna lagi yaitu bening dan ungu maka terlihat batas antara
air dan kloroform. Setelah itu keran corong pisah dibuka kedalam beaker
glass untuk memisahkan sampai batas larutan antara air dan kloroform.
Adanya batasan karena kerapatan berat / bobot jenis, jika larutan dengan
bobot jenisnya kecil maka larutan itu posisinya akan diatas, jika larutan
dengan bobot jenisnya besar maka larutan itu posisinya ada dibawah. Untuk
melakukkan penggojokan/kocok sebaiknya satu arah karena jika tidak satu
arah akan merusak pelarut organik.
VI. KESIMPULAN
Ekstrasi adalah suatu proses dimana zat terlarut terbagi dalam dua pelarut
yang tak bercampur. Kebanyakan kombinasi 2 pelarut yang tak bercampur ini
adalah air dan pelarut organik yang tidak bercampur dengan air. Kedua
pelarut ini akan membentuk dua lapisan. Hasil dari percobaan zat terlarut dari
duaa pelarut tersebut tidak dapat bercampur karena memiliki kepolaran dan
berat jenis yang berbeda pula.

VII. DAFTAR PUSTAKA

1. Tim dosen kimia dasar. 2018. Petunjuk praktikum kimia dasar ISTN
2. Mukhriani. 2014. Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2. UIN Alauddin.
Makassar

3. Rudi. 2010. Penuntun Dasar – dasar Pemisahan Analitik II. Kendari :


Universitas Haluoleo
4. Anonym : http://eprints.polsri.ac.id/5160/3/File%2011.pdf
http://eprints.undip.ac.id/58506/3/BAB_ll.pdf
https://www.youtube.com/watch?v=D-rJZ_RSFGE

Anda mungkin juga menyukai