Disusun Oleh :
( vi + 23 )
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………….. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................... Error! Bookmark not defined.
iii
2.4.4 Senyawa CuO ………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Reaksi fisik dan kimia dari metode kopresipitasi …………………… 11
Tabel 2.8 Perbandingan sifat TiO2 jenis rutil dan anatas ……………………… 21
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Prosedur semacam itu makan waktu lama dan mahal. Juga dengan proses
penggilingan hanya dapat diperoleh partikel nano dalam jumlah kecil dan terbatas.
Pembuatan nano partikel dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan
yang lazim disebut sebagai pendekatan top-down (missal penggilingan
1
2
Sesuai latar belakang diatas, maka masalah yang akan dibahas dalam
penulisan ini adalah bagaimana mengetahui jenis jenis nanopartikel.
LANDASAN TEORI
2.1 Nanopartikel
Keterangan :
3
4
Quantum dot adalah material berukuran kurang dari 100 nanometer yang
mengurung elektron secara 3-dimensi, baik arah x, y dan z. Hal ini dimungkinkan
karena diameter dari quantum dot tersebut sebanding dengan panjang gelombang
dari elektron. Bahkan, disebut bahwa quantum dot ini merupakan atom buatan
(artificial atom). Nanowire adalah material berukuran nanometer yang dapat
mengurung elektron secara 2-dimensi dan bebas bergerak di dimensi yang ketiga,
yaitu ke depan atau ke belakang. (Astuti, 2007)
1. Sifat Elektrik
Pengaruh size reduction pada sifat elektrik nanopartikel dapat
meningkatkan konduktivitas nanometals, membangkitkan
konduktivitas nanodielektrik, dan meningkatkan induktansi dielektrik
untuk ferroelectrics. Nanomaterial dapat mempunyai energi lebih besar
dari pada material ukuran biasa karena memiliki surface area yang
6
2. Sifat Optik
Sistem nanokristalin memiliki sifat optikal yang menarik, yang mana
berbeda dengan sifat kristal konvensional. Pengaruh size reduction
pada sifat optik nanopartikel dapat meningkatkan penyerapan
(absorbansi) dalam range ultraviolet (blue shift), Osilasi penyerapan
optik, dan meningkatkan nilai band gap. Kunci peyumbang faktor
masuknya quantum tertutup dari pembawa elektrikal pada
nanopartikel, energi yang efisien dan memungkinkan terjadinya
pertukaran karena jaraknya dalam skala nano serta memiliki sistem
dengan interface yang tinggi. Dengan perkembangan teknologi dari
material mendukung perkembangan sifat nanofotonik. Dengan sifat
optik linear dan non linear material nano dapat dibuat dengan
mengontrol dimensi kristal dan surface kimia, teknologi pembuatan
menjadi faktor kunci untuk mengaplikasikan.Contoh aplikasi : pada
optoelektronik., electrochromik untuk liquid crystal display (LCD).
3. Sifat Magnetik
Kekuatan magnetik adalah ukuran tingkat kemagnetan. Pengaruh
penurunan ukuran butiran patikel (Size reduction) dan kenaikan
spesifik surface area per satuan volume partikel pada sifat magnetik ini
dapat meningkatkan atau menurunkan koersivitas magnet, menurunkan
temperatur Curie, memiliki sifat paramagnetik atau feromagnetik,
7
4. Sifat Mekanik
Pengaruh penurunan ukuran butiran patikel (Size reduction) dari
partikel pada sifat mekanik dapatmeningkatkan kekerasan (hardness),
kekuatan (strength), daktilitas (fracture ductility), dan ketahanan aus
(wear resistance). Nanomaterial memiliki kekerasan dan tahan gores
yang lebih besar bila dibandingkan dengan material dengan ukuran
biasa. Contoh aplikasi : automobil dengan efisiensi greater fuel.
Nanomaterial diterapkan pada automobil sejak diketahui sifat kuat,
keras dan sangat tahan terhadap erosi, diharapkan dapat diterapkan
pada busi.
Sintesis nanopartikel dapat dilakukan dalam fasa padat, cair, maupun gas.
Proses sintesis pun dapat berlangsung secara fisika atau kimia. Proses sintesis
secara fisika tidak melibatkan reaksi kimia. Yang terjadi hanya pemecahan
material besar menjadi material berukuran nanometer, atau penggabungan
material berukuran sangat kecil, seperti kluster, menjadi partikel berukuran
nanometer tanpa mengubah sifat bahan. Proses sintesis secara kimia melibatkan
reaksi kimia dari sejumlah material awal sehingga dihasilkan material lain yang
berukuran nanometer (Abdullahet al. 2008).
Produk dari metode ini diharapkan memiliki ukuran partikel yang lebih
kecil dan lebih homogen daripada metoda solid state dan ukuran partikel yang
lebih besar dari pada metoda sol-gel. Bila suatu endapan memisah dari dalam
suatu larutan, endapan itu tidak selalu sempurna murninya, kemungkinan
mengandung berbagai jumlah zat pengotor, bergantung pada sifat endapan dan
kondisi pengendapan. Kontaminasi endapan oleh zat-zat yang secara normal larut
dalam cairan induk dinamakan kopresipitasi. Kita harus membedakan dua jenis
kopresipitasi yang penting. Yang pertama adalah yang berkaitan dengan adsorpsi
pada permukaan partikel yang terkena larutan, dan yang kedua adalah yang
sehubungan dengan oklusi zat asing sewaktu proses pertumbuhan kristal dari
partikel-partikel primer.
12
Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Berekasi
dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan untuk
reaksi dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor yang
menghasilkan tembaga(II) klorida.
Pada umumnya lapisan tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi
lagi dengan nikel atau khrom. Pada prinsipnya merupakan proses pengendapan
logam secara elektrokimia, digunakan listrik arus searah (DC). Jenis elektrolit
yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam.
Tembaga(II) oksida atau kupri oksida adalah senyawa anorganik dengan rumus
CuO. Padatan hitam tersebut adalah salah satu dari dua oksida stabil dari tembaga,
yang lainnya adalah Cu2O atau kupro oksida. Sebagai mineral, dikenal
sebagai tenorit. Senyawa ini adalah produk penambangan tembaga dan prekursor
banyak produk yang mengandung tembaga dan senyawa kimia.
Senyawa ini diproduksi dalam skala besar melalui pirometalurgi yang digunakan
untuk mengekstraksi tembaga dari bijih. Bijih diperlakukan dengan campuran air
amonium karbonat, amonia, dan oksigen untuk menghasilkan kompleks
amina tembaga(I) dan tembaga(II), yang diekstraksi dari padatan. Kompleks ini
didekomposisi dengan uap untuk menghasilkan CUO.
Tembaga (II) oksida (CuO) merupakan salah satu senyawa oksida logam
transisi yang memiliki karakteristik menarik sebagai semikonduktor tipe-p.
Oksida logam transisi ini memiliki celah pita energi (band gap) yang sempit, yaitu
1,2 eV pada fasa ruah (bulk). Karena sifatnya ini, tembaga (II) oksida dapat
diaplikasikan sebagai sel surya, fotodetektor, fotokatalis, dan field emission
displays (FEDs).
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Ti dan nomor atom 22. Unsur ini merupakan logam transisi yang ringan,
kuat, berkilau, tahan korosi (termasuk tahan terhadap air laut, aqua regia,
dan klorin) dengan warna putih – metalik - keperakan.
Dua sifat yang paling berguna pada titanium adalah ketahanan korosi dan
rasio kekuatan terhadap densitasnya yang paling tinggi di antara semua logam
lain. Pada kondisi murni, titanium sama kuat dengan beberapa baja, tetapi lebih
ringan. Ada dua bentuk alotropi dan lima isotop alami dari unsur. Meski memiliki
jumlah elektron valensi dan berada pada golongan tabel periodik yang sama
dengan zirkonium, keduanya memiliki banyak perbedaan pada sifat kimia dan
fisika.
Sifat kimia dari titanium yang paling terkenal adalah ketahanan terhadap korosi
yang sangat baik (pada suhu biasa membentuk oksida, TiO2), hampir sama seperti
platinum, resistan terhadap asam, dan larut dalam asam pekat. Diagram Pourbaix
menunjukkan bahwa titanium adalah logam yang sangat reaktif, tetapi lambat
untuk bereaksi dengan air dan udara.
1. Reaksi dengan Air
Titanium akan bereaksi dengan air membentuk Titanium dioksida dan
hydrogen.
Ti(s) + 2H2O(g) → TiO2(s) + 2H2(g)
18
Titanium dioksida (TiO2) juga bisa disebut Titania atau Titanium (IV)
oksida merupakan bentuk oksida dari titanium secara kimia dapat dituliskan TiO2.
Senyawa ini dimanfaatkan secara luas dalam bidang anatas sebagai pigmen,
bakterisida, pasta gigi, fotokatalis dan elektroda dalam sel surya.
Bentuk titanium dioksida yang stabil adalah rutil, dimana bentuk lain
titanium dioksida berubah pada suhu tinggi. Rutil mempunyai struktur kristal
mirip dengan anatas, dengan pengecualian bahwa Ti-O oktahedral patungan 4 sisi
bukan 4 sudut. Struktur rutil dan anatas dapat digambarkan sebagai rantai
oktahedral TO6 kedua struktur kristal dibedakan oleh distorsi oktahedral dan pola
susunan rantai oktahedralnya. Penataan tersebut menghasilkan terbentuknya rantai
yang tersusun dalam simetri empat lipat seperti ditunjukan oleh Gambar 2.5
21
Perbandingan sifat struktur TiO2 jenis rutil dan anatas dapat dilihat pada Tabel
2.8
Serbuk TiO2 dengan struktur rutil paling luas penggunaanya karena indeks
biasnya yang tinggi, warna yang kuat, dan sifat kimianya yang inert. Struktur
anatas lebih baik untuk aplikasi sel surya berbasis sensitiser zat warna pada lapis
tipis TiO2.
22
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
23
DAFTAR PUSTAKA
[5] Cao, Yan., Wang Yue J., Zhou Kang G., Bi Z. 2009. Morphology Control
Of Ultrafine Cuprous Oxide Powder And Its Growth Mechanism. Elsevier
Journal, Trans. Nonferrous Met. Soc. China 20(2010) s216 – s220.
[9] Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Cetakan Kedua. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.