Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK II

ACARA II

TEKNIK PEMISAHAN CAMPURAN NAPHTALENA DAN NAPHTOL


DENGAN CARA EKSTRAKSI

DISUSUN OLEH :

RIMA ASTAGINA

G1C018084

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MATARAM

2020
ACARA II

TEKNIK PEMISAHAN CAMPURAN NAPHTALENA DAN NAPHTOL


DENGAN CARA EKSTRAKSI

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
-Memisahkan naftalen dan naftol dengan memanfaatkan penggunaan
corong pisah.
2. Waktu Praktikum
Jumat, 10 Juli 2020
3. Tempat Praktikum
Lantai I, Laboratorium Sintesis Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Dalam karya ini, ekstraksi cair-cair 3-klorofenol, 2, 5-diklorofenol, 2,
4, 6-triklorofenol dan pentaklorofenol dari air limbah dilakukan dengan
menggunakan lima cairan ion hidrofobik (IL). Apalagi dampaknyaparameter
kunci seperti struktur molekul, pH, suhu, rasio fasa dan konsentrasi awal
pemberian pakan, penghapusan klorofenol (CP) dari larutan berair mereka
dipelajari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur molekul IL memiliki
dampak penting pada penghilangan CP. (Lissete, dkk : 2019).
Dalam karya ini, kemungkinan pemisahan ion logam Zn2 + dan Cd2 +
dari klorida (air garam)solusi diperiksa. Untuk tujuan ini, percobaan ekstraksi
pelarut sederhana (SX) oleh diasam etilheksil fosfat (D2EHPA) dalam
minyak tanah sebagai pelarut t dilakukan pada sintetis dan solusi industri
klorida yang diperoleh dari pencucian brine dari kue saringan seng (oleh)
-produk seng
pengolahan hidrometalurgi). Kondisi optimal untuk pemisahan ditentukan.
Seng
efisiensi ekstraksi adalah 99% dengan co diabaikan
-Ekspresi kadmium
. Karena itu,tinggi Nilai ΔpH0.5 untuk Zn (II) dan Cd (II) telah tercapai. FT
-IR dan analisis kemiringan menunjukkan bahwa, Spesies ZnClA ∙ 3HA dan
CdClA ∙ 3HA mungkin diekstraksi. (yoozbashizadeh, dkk : 2019).

Alkohol atau yang sering di sebut juga sebagai etanol adalah istilah untuk
senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil yang terikat pada atom
karbon,atau yang terikat pada atom hidrogen maupun atom karbon lain.
Rumus kimia alkohol adalah CnH2n+2OH’ Manfaat Alkohol. Manfaat
alkohol adalah sebagai pembunuh kuman, serta sebagai penawar untuk racun
metanol. (Bresnick, 1999 : 112).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat praktikum
a. Batang pengaduk
b. Corong kaca 60 mm
c. Corong pisah 250 ml
d. Gelas arloji
e. Gelas kimia 100 ml
f. Gelas kimia 250 ml
g. Gelas ukur 10 ml
h. Klem
i. Pipet tetes
j. Pipet volume 2 ml
k. Rubber bulb
l. Statif
m. Stopwatch
n. Timbangan analitik
2. Bahan –bahan praktikum
a. Aquades (H2O(l))
b. Larutan asam klorida (HCl) 2M
c. Larutan diklorometana (DCM)
d. Larutan natrium hidroksida (NaOH) 1 M
e. Padatan campuran naftalena dan naftol
f. Padatan natrium sulfat (Na2SO4) anhidrat

D. HASIL PENGAMATAN

No Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan


1.  Campuran naftalena + naftol  Warna awal campuran
ditimbang sebanyak 1,42 gram naftalena + naftol adalah
cream/putih kecoklatan

 Dilarutkan dalam 10 mL DCM  Warna awal DCM adalah


bening
 Setelah dilarutkan dengan
DCM warna campuran
nafalena + naftol menjadi
kuning

 Larutan campuran kemudian  Warna awal NaOH adalah


ditambahkan dengan 1 mL bening
NaOH 1 M  Setelah ditambahkan
NaOH terbentuk 2 lapisan
 Diekstraksi  Lapisan atas (air)
berwarna keruh
 Lapisan bawah (organik)
berwarna bening
 Ditambahkan dengan 10 mL  Warna aquades bening
aquades
 Diekstraksi  Lapisan fase atas (air)
keruh, fase bawah
(organik) benimg
1.  Dipisahkan antara fase organik  Warna fase organik
dan fase air bening
 Dituang fase organik kedalam
gelas arloji
 Pada fase organik  Warna awal Na2SO4
ditambahkan dengan 0,5 gam anhidrat adalah bubuk
Na2SO4 anhidrat putih
 Setelah ditambahkan
Na2SO4 larutan berwarna
bening

 Dikeringkan  Terbentuk padatan


naftalena berwarna putih

 Ditimbang  Berat padatan naftalena `:


0, 259 gram
2.  Pada fase air ditambahkan  Warna HCl awal adalah
dengan HCl 1 M bening
 Setelah ditambahkan HCl
tebentuk padatan putih
 Ditambahkan dengan 10 mL  Warna DCM awal adalah
DCM bening
 Terbentuk 2 fase, fase atas
(air) dan fase bawah
(organik)

 Diekstraksi  Terpisah antara fase


organik dan air
3.  Pada fase organik  Warna larutan fase
ditambahkan dengan Na2SO4 organik tetap bening
anhidrat
 Dikeringkan  Terbentuk padatan naftol
putih
 Ditimbang  Berat padatan naftol
adalah gram : 0,10 gram

E. ANALISIS DATA

1. Persamaan Reaksi

Pemisahan campuran naphtalena dan naphtol

O H O Na
O
+
+ Na OH H H

O Na O H

+ H Cl + Na Cl

NaOH

O H O Na

Larut dalam DCM

2. Perhitungan

Pemisahan campuran naphtalena dan naphtol

a. % naphtalena dan naphtol


berat naphtalena
% naphtalena = x 100 %
berat campuran
0,259 gram
= x 100 %
1,42 gram
= 18,2 %
b. % naphtol dalam campuran
berat naphtol
% naphtol = x 100 %
berat campuran
0,10 gram
= x 100 %
1,42 gram
=7%

F. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini membahas tentang teknik pemisahan campuran


naftalen dan naftol dengan cara ektraksi. Ektraksi adalah proses satu atau
lebih komponen dari suatu campuran homogeny menggunakan pelarut cair
(solven) sebagai separating agen pemisahan atas dasar kemampuan larut,
yang larut berbeda dari komponen-komponen dalam campuran. Pada
percobaan ini juga menggunakan metode ekstraksi cair-cair, prinsip kerja
metode ini adalah berdasarkan pada perbedaan koefisien distribusi zat terlarut
dalam dua larutan yang berbeda fasa dan tidak saling bercampur.
Pada percobaan ini, ekstraksi yang digunakan adalah metode
pemisahan campuran antara naftalena (kapur barus) dan naftol berbentuk
bulat berwarna cream / kecoklatan / putih keruh. Senyawa tersebut
merupakan senyawa aromatic, ditambah DCM (Diklorometana) berwarna
bening yang merupakan pelarut bersifat nonpolar/organic. Baik naftalen
maupun naftol memiliki kelarutan yang sama dalam DCM. Hala ini
dikarenakan struktur dari kedua senyawa ini hampir sama, perbedaannya
terdapat pada gugus fungsi –OH yang dimiliki naftol. Namun, Kristal-kristal
naftalena lebih sukar larut. Perbedaan yang dimiliki naftol ini penyebab tidak
bisa langsung menggunakan metode atraksi, dengan menambahkan larutan
NaOH 1M yang menyebabkan naftol dapat larut dalam air sehingga mudah
dipisahkan dari naftalen yang sudah larut dalam DCM.
Penambahan aquadest bertujuan untuk memastikan mana lapisan fasa
air dan lapisan fasa organic pada DCM. Hasilnya lapisan air berada diatas dan
lapisan fasa organic (DCM) berada di bawah, tapi barulah campuran disaring
dan sudah diketahui beratnya yang kemudian dikeringkan dan ditimbang.
Namun, Kristal naftalena yang didapat berwarna cream / agak kecoklatan/
putih keruh dan memiliki bau yang khas, hal ini mungkin dikarenakan masih
ada naftol. Selanjutnya, untuk mendapatkan kembali naftol dalam air tersebut,
lapisan air ditambahkan 1mL HCl untuk menetralkan garam naftol, agar
kembali ke bentuk semula sehingga bisa larut kembali dalam DCM.
Kemudian diekstksi kembali dengan DCM 10 ml.
Namun, proses ini untuk mengeringkan lapisan DCM. Digunakan
Na2SO4 anhidrat dalam bentuk bubuk putih, untuk menyerap air yang keluar
pada saatdilakukan pemisahan. Setiap 1 mol Na2SO4 anhidrat akan
menyisakan 5 molekul H2O dan kemudian penyaringan dilakukan untuk
Na2SO4, filtrate dari ini diuapkan sehingga didapatkan naftol kembali, naftol
ini yang menjadi hasil akhir yaitu Kristal murni.
G. KESIMPULAN
Jadi,dalam praktikum ini sangat jelas menunjukan cara pemisahan
naftalen dan naftol dengan memanfaatkan corong pisah untuk mendapat hasil
akhir berupa Kristal murni. Di mana sesuai dengan salah satu fungsi corong
pisah yaitu untuk memisahkan larutan, atau 2 cairan yang tidak bercampur
karena kepolaran yang berbeda. Corong pisah biasa digunakan untuk
pemisahan ekstraksi.

H. DAFTAR PUSTAKA
Sulaiman, R., Adeyemi, I., Abraham, S. R., Hasan, S. W., & AlNashef, I. M.
(2019). Liquid-liquid extraction of chlorophenols from wastewater
using hydrophobic ionic liquids. Journal of Molecular Liquids, 294,
111680.

Aghdam, A. A. B., Yoozbashizadeh, H., & Moghaddam, J. (2020). Simple


separation method of Zn (II) and Cd (II) from brine solution of zinc
plant residue and synthetic chloride media using solvent
extraction. Chinese Journal of Chemical Engineering, 28(4), 1055-
1061.

Bresnick. S, D., (2004). Intisari Kimia Organik. Jakarta : Hipokrates.

I. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai