Oleh:
I PUTU RAIWATA MERTANJAYA
(0813031019)
IDENTITAS PENELITI
Nama
NIM
: 0813031019
Jurusan
: Pendidikan Kimia
I.
PENDAHULUAN
bunga pacar air akan memberikan warna yang berbeda pada kondisi pH tertentu, sehingga dapat
digunakan sebagai indikator alternatif asam-basa. Bunga pacar air yang digunakan dalam
penelitian ini adalah yang berwarna ungu, karena ekstraknya yang semula berwarna ungu akan
memberikan perubahan warna yang tegas dalam suasana asam (hijau) dan suasana basa (merah).
Penelitian ekstrak bahan tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan sebagai indikator
alternatif dilaporkan oleh Kirna (1990) yang menggunakan ekstrak bunga mawar sebagai
pengganti fenolftalein. Penelitian sejenis dilakukan oleh Sukarta (1999) yang menggunakan
ekstrak bunga mawar sebagai pengganti fenolftalein dan memperoleh trayek pH 7-9 dengan daya
tahan maksimal 18 hari.
Penelitian-penelitan sejenis yang pernah dilakukan hanya terbatas pada trayek pH dan
daya simpan ekstraknya saja, namun belum dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai serapan
sinar tampaknya. Antosianin dalam ekstrak bunga, khususnya pacar air ungu mengandung ikatan
rangkap terkonjugasi yang dapat menyerap sinar UV-Vis, sehingga pelu dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai serapan sinar tampak dari bunga pacar air ungu.
Berdasarkan permasalahan yang timbul, maka penulis ingin melakukan penelitian
mengenai ekstrak bunga pacar air ungu (Impatiens balsamina Linn.) yang dapat digunakan
sebagai indikator alternatif dalam titrasi asam basa berdasarkan trayek pH, daya tahan
penyimpanan, dan serapan sinar tampaknya.
1.3 Tujuan
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan ekstrak bunga
pacar air ungu (Impatiens balsamina Linn.) dapat digunakan sebagai indikator alternatif dalam
3
titrasi asam basa berdasarkan trayek pH, daya tahan penyimpanan, dan serapan sinar tampak dari
ekstrak bunga pacar air ungu (Impatiens balsamina Linn.).
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggunaan ekstrak
tumbuhan sebagai indikator pada titrasi asam basa, khususnya ekstrak bunga pacar air ungu
(Impatiens balsamina Linn.). Informasi yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat
merangsang pemanfaatan tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar kita agar dapat digunakan
sebagai indikator asam basa alternatif selain indikator yang telah tersedia di laboratorium.
Dalam bidang pendidikan, hasil penelitian diharapkan dapat dipergunakan sebagai
alternatif pada praktikum tentang titrasi asam basa untuk siswa SMA dan sebagai salah satu
pilihan indikator asam basa yang bersumber dari lingkungan sekitar.
konsentrasinya sudah diketahui (Justiana dan Muchtaridi, 2009). Volume titran ditambahkan
sampai titik ekivalennya, yaitu sampai saat dimana pereaksinya tepat bereaksi. Prosedur analisis
yang melibatkan titrasi dengan larutan yang konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetri.
Titrasi asam-basa didasarkan pada persamaan reaksi yang telah pasti. Konsentrasi larutan
asam atau basa dihitung secara stoikiometri pada keadaan ekivalen asam sama dengan ekivalen
basa.
V2 N 2
2H2O(l)
Tidak semua reaksi asam-basa dapat mempergunakan cara titrasi untuk menentukan
konsentrasi asam atau basanya. Titrasi dapat dilaksanakan jika memenuhi beberapa syarat
berikut:
a. Reaksi berlangsung sempurna sesuai dengan reaksi kimia tertentu dan tidak ada reaksi
samping.
b. Reaksi harus berlangsung lengkap sampai saat tercapainya titik ekivalen.
c. Tersedia cara yang jelas untuk menentukan saat tercapainya titik ekivalen.
d. Reaksi berlangsung cepat sehingga titran dapat bereaksi sempurna dalam waktu beberapa
detik.
Berdasarkan pH larutan pada keempat keadaan di atas, dapat dibuat grafik titrasi asam-basa
yang terdiri dari perubahan harga pH atau pOH terhadap mL titran.
H+ + In(warna 2)
Pemilihan indikator yang tepat merupakan hal yang penting untuk mencapai hasil titrasi
yang teliti. Pemilihan indikator asam-basa memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Dalam konsentrasi yang encer harus menunjukkan perubahan warna yang jelas.
b. Trayek pH perubahan warna seharusnya sesempit mungkin. Hal ini berhubungan
dengan ketajaman perubahan warna indikator.
c. Trayek pH perubahan warna indikator harus memotong kurva yang curam dari grafik
titrasi asam-basa dan sedekat mungkin dengan titik ekivalen.
d. Indikator asam-basa harus bersifat asam lemah atau basa lemah.
titrasi asam dengan basa kuat. Asam yang dititrasi dapat berupa asam kuat atau asam lemah
dengan batas harga Ka yang memenuhi syarat dalam jangka waktu reaksi kesempurnaan.
Fenolftalein adalah senyawa yang mengandung gugus fenol, sehingga bersifat asam
lemah. Dalam larutannya, fenolftalein terionisasi sebagai berikut.
O
HO
OH
HO
OH
H2O
OH
OH
O
O
C
C
C OO
(II)
(I)
(III)
O
O
OH
C
O
O
C
O
O
(IV)
(V)
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Geraniales
Famili
: Balsaminaceae
Genus
: Impatiens
Spesies
2.3.1 Antosianin
Antosianin adalah pigmen berwarna merah, ungu, dan biru yang terdapat pada seluruh
tumbuhan kecuali fungus. Sebagian besar antosianin dalam bentuk glikosida, biasanya mengikat
satu atau dua unit gula seperti glukosa, galaktosa, ramnosa, dan silosa. Jika monoglikosida, maka
bagian gula hanya terikat pada posisi 3, dan pada posisi 3 dan 5 bila merupakan diglikosida dan
bagian aglikionnya disebut antosianidin. Sebagian besar antosianin berwarna kemerahan dalam
larutan asam, tetapi menjadi ungu dan biru dengan meningkatnya pH yang akhirnya rusak dalam
larutan alkali kuat (Sinaga, 2010).
Warna yang dihasilkan dari antosianin dipengaruhi oleh tingkat keasaman medium, pada
suasana asam pH 1-3 antosianin menunjukkan warna merah sementara peningkatan pH
mengakibatkan penurunan intensitas warna yang dihasilkan (Abbas, 2003). Hal tersebut
menunjukkan bahwa antosianin merupakan pigmen yang tidak stabil terhadap perubahan pH dan
suhu.
OH
OH
O+
HO
OH
OH
OH
O
HO
+H+
HO
-H+
OH
OH
OH
OH
pH < 3 (merah)
pH = 7 (ungu)
+H+
-H+
OH
O
O
OH
pH > 9 (hijau)
OH
Hingga saat ini, telah ditemukan sekitar 300 jenis sianidin, beberapa di antaranya
disebutkan pada tabel di bawah ini.
Antosianidin R1
R2
R3
R4
R5
R6
R7
Aurantinidin
-H
-OH
-H
-OH
-OH
-OH
-OH
Cyanidin
-OH
-OH
-H
-OH
-OH
-H
-OH
Delphinidin
-OH
-OH
-OH
-OH
-OH
-H
-OH
Europinidin
-OCH3
-OH
-OH
-OH
-OCH3
-H
-OH
Luteolinidin
-OH
-OH
-H
-H
-OH
-H
-OH
Pelargonidin
-H
-OH
-H
-OH
-OH
-H
-OH
Malvidin
-OCH3
-OH
-OCH3
-OH
-OH
-H
-OH
Peonidin
-OCH3
-OH
-H
-OH
-OH
-H
-OH
Petunidin
-OH
-OH
-OCH3
-OH
-OH
-H
-OH
Rosinidin
-OCH3
-OH
-H
-OH
-OH
-H
-OCH3
H2
C
C
H2
terpenting glikosilasi gugus hidroksil (pembentukan flavonoida O-glikosida) atau inti flavonoida
(pembentukan flavonoida C-glikosida) (Sinaga, 2010).
2.4 Spektrometri UV-Vis
Spektrometri UV-Vis merupakan metode analisis yang didasarkan atas serapan molekul
dengan menggunakan radiasi sinar ultraviolet dan sinar tampak dengan panjang gelombang
antara 160-780 nm (Muderawan, 2009). Metode ini sering dipakai dalam analisis kuantitatif
senyawa organik maupun anorganik. Sinar ultraviolet memiliki panjang gelombang antara 160400 nm dan sinar tampak yang biasa dilihat manusia memiliki rentang panjang gelombang antara
400-800 nm.
11
Bunga pacar air ungu (Impatiens balsamina Linn.) dipetik dalam keadaan segar (tidak
layu), dipetik dengan cara memotong tungkai bunganya dengan menggunakan gunting.
Pemetikan dilakukan sehari sebelum eksperimen dilakukan dan disimpan ditempat yang teduh.
Jumlah
2 buah
6 buah
4 buah
1 buah
2 buah
2 buah
2 buah
3 buah
1 buah
12
pH meter
Corong
Lumpang dan Alu
Statif dan Klem
Spektrofotometer
Shimadzu 1700
1 buah
1 buah
1 buah
1 set
UV-Vis 1 set
3.3.2 Bahan
Nama Bahan
Fenolftalein
Bunga pacar air ungu
Alkohol 95%
Aquades
Larutan NaOH
Larutan NH4OH
Larutan CH3COOH
Larutan HCl
Larutan Borax
Larutan Asam Oksalat
Jumlah/Konsentrasi
1 gram
500 gram
500 mL
1 Liter
0,1 N
0,1 N
0,1 N
0,1 N
0,1 N
0,1 N
2.
Ekstrak bunga pacar air ungu dibuat dengan cara sebagai berikut.
a. Bunga pacar air ungu dipotong kecil dan ditimbang sebanyak 100 gram,
kemudian digerus.
b. Bunga yang sudah halus ditambahkan dengan etanol 95% sebanyak 250 mL.
Diamkan selama 15 menit kemudian disaring.
c. Ekstrak dimasukkan ke dalam botol gelap dan disimpan di tempat yang teduh.
3.
Larutan yang dibuat adalah larutan asam dan basa yang dipergunakan dalam titrasi
dengan konsentrasi 0,1 N, larutan standar Borak 0,1 N, larutan standar asam oksalat
0,1 N.
4.
menggunakan NaOH 0,1 N. Titrasi dihentikan sampai timbul warna merah muda
pada larutan. Volume NaOH yang diperlukan dan pH larutan diukur dan dicatat.
Cara kerja diulangi untuk titrasi NaOH-CH3COOH dan NH4OH-HCl.
b. Kelompok 2
Cara kerja hampir sama dengan kelompok kontrol, namun indikator PP diganti
dengan menggunakan ekstrak bunga pacar air ungu.
5.
Serapan sinar tampak dari ekstrak bunga pacar air ungu dilakukan dengan
menggunakan UV-Vis Shimadzu 1700 spektrometer. Serapan diukur sebanyak 3
kali, yaitu serapan tanpa penambahan asam dan basa, serapan dengan penambahan
asam, dan serapan dengan penambahan basa.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan eksperimen
laboratorium. Pengambilan data dilakukan tiga kali penggulangan.
Tabel 3.1 Titrasi 25 mL asam dengan NaOH 0,1 N dan NH4OH 0,1 N dengan menggunakan
indikator ekstrak bunga pacar air ungu (Impatiens balsamina Linn.)
HCl-NaOH
Volume pH
Warna
Ulangan
NaOH
(mL)
1
2
3
NaOH-CH3COOH
Volume pH
Warna
NaOH
(mL)
NH4OH-HCl
Volume pH Warna
NH4OH
(mL)
Untuk menentukan lama daya tahan ekstrak bunga pacar air ungu yang telah diuji pada
hari ke nol (hari pada saat dibuat) disimpan selama 20 hari. Penelitian dengan cara seperti tabel
di bawah ini dilakukan setiap dua hari.
Tabel 3.2 Titrasi 25 mL HCl dengan NaOH 0,1 N dengan menggunakan indikator ekstrak bunga
pacar air ungu (Impatiens balsamina Linn.)
Hari
Fenolftalein
Rata-rata Volume
NaOH (mL)
pH
0
2
4
14
6
8
Dst.
3.5
Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif, kemudian dianalisis
secara deskriptif. Penentuan lama daya tahan ekstrak bunga pacar air ungu (Impatiens balsamina
Linn.) dengan kurva hubungan antara waktu pendiaman dengan volume titran yang digunakan.
Penentuan absorbansi ekstrak bunga pacar air ungu (Impatiens balsamina Linn.) dilakukan
dengan bantuan Spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1700.
15
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Asmi. 2003. Identifikasi dan Pengujian Stabilitas Pigmen Antosianin Bunga Kana
(Canna coccinea mill.) serta Aplikasinya pada Produk Pangan. Tersedia pada
http://student-research.umm.ac.id/index.php/dept_of_agribisnis/article/view/3235
(diakses tanggal 19 Februari 2011)
ChromaDex,
Inc.
2009.
Anthocyanins
and
Anthocyanidins.
Tersedia
http://www.chromadex.com/Literature/Brochures/AnthocyaninsBrochure.pdf
pada
(diakses
Utara,
Medan.
Tersedia
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22465/4/Chapter%20II.pdf
pada
(diakses
(diakses
16