Disusun oleh :
********
########
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL. i
DAFTAR ISI.. ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.. 1
B. Rumusan Masalah. 2
C. Tujuan... 2
II. PEMBAHASAN
A. Sejarah Nanoteknologi 3
B. Pengertian Nanoteknologi 4
C. Sifat Material Nano. 5
D. Aplikasi Dan Manfaat Nanoteknologi. 10
E. Kontribusi Nanoteknologi dalam dunia IT (information technology).. 14
III. PENUTUP
KESIMPULAN 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Material dalam skala nano dalam beberapa dekade terakhir ini menjadi sangat
menarik, dan telah memiliki banyak metode sintesis yang dikembangkan. Berbagai
penelitian yang dilakukan dengan sangat cermat terus menerus dilakukan. Penelitian
dilakukan berdasar pada pemikiran/ide yang sangat sederhana, yaitu menyusun sebuah
material yang terdiri atas blok-blok partikel homogen dengan ukuran nanometer.
Hasilnya sebuah material baru lahir dengan sifat-sifat fisis yang berbeda dari material
penyusunnya. Hal ini memicu perkembangan material nanopartikel di segala bidang
dengan memanfaatkan ide yang sangat sederhana tersebut (Kortshagen, 2009).
Salah satu hal besar yang masih menjadi permasalahan dalam pengembangan
teknologi nano adalah resiko potensial terhadap kesehatan, keamanan dan lingkungan
sebagai akibat penggunaan material nano serta cara terbaik untuk mengelola resiko
tersebut. Teknologi nano sendiri diturunkan dari istilah nanometer.
Satu nanometer setara dengan sepersatu miliar meter, kurang lebih seratus ribu
kali lebih kecil dari diameter rambut manusia, seribu kali lebih kecil dari sel darah merah,
dan setengah kali diameter DNA. Sementara pengertian teknologi nano adalah suatu
proses rekayasa dari fungsi sistem pada tingkat molekular. Teknologi ini mengacu pada
manipulasi atau perakitan diri dari atom , molekul atau kelompok molekul menjadi
material atau alat dengan sifat-sifat baru. Cara kerjanya melalui proses top down
ataupun bottom up . Top down berarti memperkecil ukuran sampai pada skala nano
contohnya diterapkan pada elektro nano dan rekayasa nano. Sedangkan bottom up
merupakan kebalikan proses dari top up, dimana pada proses ini atom-atom atau molekul
dimanipulasi sehingga menjadi susunan dengan skala nano. Hal ini lebih menyerupai
biokimia atom.
Teknologi nano merupakan salah satu teknologi yang relatif masih dalam taraf
pengembangan dalam penerapan, walaupun ada beberapa bidang yang telah
menerapkannya Perkembangan teknologi ini berlangsung dengan pesat terutama pada
tahun 2000-an.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari nanoteknologi?
2. Bagaimana sifat material nano ?
3. Bagaimana aplikasi dan manfaat nanoteknologi dalam kehidupan sehari-hari.
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari nanotelnologi.
2. Mengetahui sifat suatu partikel nano.
3. Mengetahui aplikasi dan manfaat nanoteknologi dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Nanoteknologi
Istilah "nanoteknologi" ditakrifkan buat pertama kali oleh Norio Taniguchi ,
Profesor Universiti Sains Tokyo , pada tahun 1974 dalam kertas kerjanya, " Mengenai
Konsep Asas 'Nanoteknologi', " sebagai berikut: "'Nanoteknologi' terdiri terutamanya
daripada pemprosesan bahan-bahan melalui pemisahan, penyatuan, dan pencacatan
bentuk oleh sebiji atom atau sebiji molekul." Istilah "nanoteknologi" didefinisikan
pertama kali oleh Norio Taniguchi , Profesor Universiti Sains Tokyo , pada tahun 1974
dalam kertas kerjanya, "Tentang Konsep Dasar 'Nanoteknologi'," sebagai berikut:
"'Nanoteknologi' terdiri terutama dari pemrosesan bahan-bahan dalam pemisahan,
persatuan, dan pencacatan bentuk oleh sebiji atom atau sebiji molekul. "
Pada dekad 1980-an , idea asas untuk takrif ini diperiksa dengan teliti oleh Dr.
Pada dekade 1980-an , ide dasar untuk definisi ini diperiksa dengan teliti oleh Dr. Eric
Drexler. Eric Drexler. Beliau mempromosikan keertian teknologi untuk fenomena-
fenomena dan peranti-peranti skala nano melalui ucapan-ucapan dan buku-bukunya,
" Enjin-enjin Penciptaan: Era Nanoteknologi Yang Akan Datang " ( Engines of Creation:
The Coming Era of Nanotechnology ) dan " Sistem-sistem Nano: Jentera Molekul,
Pengilangan dan Pengiraan " ( Nanosystems: Molecular Machinery, Manufacturing, and
Computation , ISBN 0-471-57518-6 ) dan disebabkan beliau, istilah itu memperoleh
maksud kini. Ia mempromosikan keertian teknologi untuk fenomena-fenomena dan
perangkat-perangkat skala nano melalui ucapan-ucapan dan buku-bukunya, " Mesin-
mesin Penciptaan: Era Nanoteknologi Yang Akan Datang "(Engines of Creation: The
Coming Era of nanotechnology) dan" Sistem- sistem Nano: Jentera Molekul, pembuatan
dan Penghitungan "(Nanosystems: Molecular Machinery, Manufacturing, and
Computation,ISBN 0-471-57518-6 ) dan disebabkan beliau, istilah itu memperoleh
maksud kini.
Teknologi kini menggunakan istilah 'nano' tidak terlalu berkaitan dan agak jauh
dengan matlamat teknologi perubahan dan istimewa bagi cadangan pengilangan molekul,
tetapi istilah tersebut sering membawa kepada idea tersebut. Teknologi kini
menggunakan istilah 'nano' tidak terlalu berhubungan dan agak jauh dengan tujuan
teknologi perubahan dan istimewa bagi cadangan pengilangan molekul, tetapi istilah
tersebut sering membawa kepada idea tersebut. Maka, mungkin berbahaya yang "buih
nano" akan terbentuk daripada penggunaan istilah tersebut oleh para saintis dan
usahawan untuk mendapatkan keuntungan, tanpa menghiraukan (dan mungkin kurang)
minat dalam kemungkinan perubahan kerja yang lebih kelihatan berwawasan tinggi dan
jauh. Maka, mungkin berbahaya yang "buih nano" akan terbentuk dari petunjuk istilah
tersebut oleh para ilmuwan dan pengusaha untuk mendapatkan keuntungan, tak peduli
(dan mungkin kurang) minat dalam kemungkinan perubahan kerja yang lebih terlihat
berwawasan tinggi dan jauh.
Bahan yang bertambah secara nanoteknologi akan mengurangkan berat dan
diikuti dengan bertambahnya kestabilan dan kegunaan. Bahan yang bertambah secara
nanoteknologi akan mengurangi berat dan diikuti dengan bertambahnya stabilitas dan
penggunaan.
B. Pengertian Nanoteknologi
Nanoteknologi adalah sebuah cabang ilmu yang berfokus pada materi-materi pada
ukuran antara 1 hingga 100 nanometer (1 nm = 10 -9 meter ). Pada dasarnya,
nanoteknologi ialah peluasan sains-sains yang sedia ada ke skala nano. Pada dasarnya,
nanoteknologi adalah perluasan ilmu-ilmu yang ada ke skala nano.
Salah satu aspek skala nano yang terpenting adalah bahwa semakin objek-objek
menjadi kecil, semakin besar nisbahnya antara luas permukaan dengan isi padu. Salah
satu aspek skala nano yang terpenting adalah bahwa semakin benda menjadi kecil,
semakin besar nisbahnya antara luas permukaan dengan volume. Fenomena ini telah
memungkinkan penciptaan bahan-bahan yang menarik serta penggunaan-penggunaan
yang baru. Fenomena ini telah memungkinkan penciptaan bahan-bahan yang menarik
serta petunjuk-petunjuk yang baru.
Umpamanya, bahan-bahan yang legap menjadi lut sinar (tembaga); bahan-bahan
yang stabil menjadi bahan boleh bakar (aluminium); pepejal menjadi cecair pada suhu
bilik (emas); dan penebat menjadi konduktor (silikon). Umpamanya, bahan-bahan yang
legap menjadi transparan (tembaga); bahan yang stabil menjadi bahan dapat bakar
(aluminium); padat menjadi cair pada suhu kamar (emas); dan insulator menjadi
konduktor (silikon). Kejayaan-kejayaan cemerlang dalam nanoteknologi telah
menghasilkan alat-alat solek dan losen-loesen pelindung cahaya matahari yang lebih baik,
serta seluar kalis air. Perolehan-perolehan cemerlang dalam nanoteknologi telah
menghasilkan alat-alat solek dan losion-loesen pelindung sinar matahari yang lebih baik,
serta celana kedap air.
Teknologi-Nano adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada
ukuran sangat kecil. Materi atau devais ini berada pada ranah 1 hingga 100 nanometer
(nm). Satu nm sama dengan satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000
lebih kecil dari ukuran rambut manusia. Saintis menyebut ukuran pada ranah 1 hingga
100 nm ini sebagai skala nano (nanoscale), dan material yang berada pada ranah ini
disebut sebagai kristal-nano (nanocrystals) atau material-nano (nanomaterials).
Beberapa terobosan penting telah muncul di bidang nanoteknologi.
Pengembangan ini dapat ditemukan di berbagai produk yang digunakan di seluruh dunia.
Sebagai contohnya adalah katalis pengubah pada kendaraan yang mereduksi polutan
udara, devais pada komputer yang membaca-dari dan menulis-ke hard disk, beberapa
pelindung terik matahari dan kosmetik yang secara transparan dapat menghalangi radiasi
berbahaya dari matahari, dan pelapis khusus pakaian dan perlengkapan olahraga yang
dapat meningkatkan kinerja dan performa atlit. Hingga saat ini para ilmuwan yakin
bahwa mereka baru menguak sedikit dari potensi teknologi nano.
2) Sifat magnetik
Sifat fisis yang unik dari nanopartikel magnetik adalah sifat kemagnetan yang
dimilikinya. Magnetisasi (per atom) dan anisotropi magnetik nanopartikel berbeda
dengan sifat material bulk, serta memiliki perbedaan suhu Curie (Tc) dan suhu Neel
(Tn). Selain itu pada nanopartikel ditemukan sifat yang menarik seperti giant
magnetoresistance (GMR), efek magnetokalorik yang besar, dan sebagainya.
Sifat lain yang istimewa pada nanopartikel magnetik yaitu bersifat
superparamagnetik. Sifat superparamagnetik merupakan sifat yang muncul pada
material berorde satu domain magnetik. Ukurannya yang kecil menyebabkan material
tersebut sangat reaktif terhadap medan magnet luar, namun jika medan magnet luar
dihilangkan pengaruhnya secara perlahan-lahan maka sifatnya akan mirip dengan
material paramagnetik. Beberapa sifat istimewa tersebut menyebabkan nanopartikel
magnetik telah luas digunakan dalam katalis, mineralogi (seperti pemilihan biji besi),
informasi (data penyimpan), bidang lingkungan (konsentrasi polutan), dan lain-lain.
Berdasarkan pada sifatnya yang dapat dipengaruhi medan magnet, biokompatibel,
biodegradabel, dan memiliki gugus fungsional, nanopartikel magnetik dapat dengan
mudah dikonjugasi dengan banyak molekul fungsional seperti enzim, antibodi, sel,
DNA, dan RNA.
Nanopartikel magnetik memiliki beberapa jenis seperti -Fe2O3, -Fe2O3,
danFe3O4. Masing-masing jenis partikel tersebut memiliki sifat yang berbeda. Seperti
-Fe2O3 memiliki struktur cubic closed-packed dengan kesetimbangan kimia yang
baik, dan biasanya digunakan untuk perekaman dengan media magnet. -Fe2O3
memiliki struktur rhombohedral, jenis ini merupakan jenis yang paling stabil akan
tetapi bersifat anti-ferromagnetik di bawah suhu Neel (< 955 K). Sedangkan magnetit
Fe3O4 mempunyai struktur spinel terbalik pada suhu kamar.
3) Sifat mekanik
Sifat-sifat mekanik itu diantaranya kekerasan, modulus elastik dan kekuatan
tarik yang menjadi lebih baik sebagai akibat dari kesempurnaan struktur dari dari
material pada skala nano. Ukuran kecil ini menyebabkan material nano bebas dari
ketidaksempurnaan struktur dalam karena adanya dislokasi ataupun impuritas dari
bahan lain yang dapat menyebabkan kesalahan mekanik (mechanical failur ).
Peningkatan sifat-sifat mekanik bahan pada skala nano itu memberikan banyak potensi
penerapan seperti mechanical nano resonators, sensor massa dan penjepit nano untuk
objek pada proses manipulasi pada skala nano. Sedangkan aplikasi secara makro
diantaranya adalah pada stuktur reinforcement bahan polimer, pembuatan material
yang kuat tetapi ringan, pelapis yang bersifat konduktif dan fleksibel serta peralatan
pemotong yang lebih keras dan kuat.
Gambar 2 di atas menunjukkan sifat mekanik yang diinginkan dari suatu
material atau bahan yang bergantung pada ukuran partikel bahan atau material
tersebut. Dapat diamati dari Gambar 2 bahwa sifat-sifat mekanis yang paling besar
(maksimum) terjadi ketika ukuran paritkel adaladah sangat halus, mendekati ukaran
nanometer. Semakin besar ukuran partikel, yakni pada skala micrometer ke atas, sifat-
sifat mekanis yang diinginkan justru berkuang.
Contoh aplikasi : automobil dengan efisiensi greater fuel. Nanomaterial diterapkan
pada automobil sejak diketahui sifat kuat, keras dan sangat tahan terhadap erosi,
diharapkan dapat diterapkan pada busi.
4) Sifat optik
Sistem nanokristalin memiliki sifat optikal yang menarik, yang mana berbeda
dengan sifat kristal konvensional. Kunci peyumbang faktor masuknya quantum
tertutup dari pembawa elektrikal pada nanopartikel, energi yang efisien dan
memungkinkan terjadinya pertukaran karena jaraknya dalam skala nano serta memiliki
sistem dengan interface yang tinggi. Dengan perkembangan teknologi dari material
mendukung perkembangan sifat nanofotonik. Dengan sifat optik linear dan non linear
material nano dapat dibuat dengan mengontrol dimensi kristal dan surface kimia,
teknologi pembuatan menjadi faktor kunci untuk mengaplikasikan.
Contoh aplikasi : pada optoelektronik., electrochromik untuk liquid crystal
display (LCD).
5) Sifat kimia
Merupakan faktor yang penting untuk aplikasi kimia nanomaterial yaitu
penambahan surface area yang mana akan meningkatkan aktivitas kimia dari material
tersebut. Contoh aplikasi : teknologi fuel cell merupakan aplikasi yang penting dari
penggunaan logam nanopartikel. Dimana dalam fuel cell digunakan logam Pt dan Pt-
Ru.
Besi oksida nanopartikel merupakan oksida logam yang mendapat perhatian
yang besar dalam rekayasa material nanopartikel, mengingat potensi penerapan
teknologi yang dimungkinkan. Pemanfaatan oksida logam yang memiliki beberapa
spesies oksida berkarakteristik khas ini telah banyak dilaporkan yaitu sebagai :
fotokatalis pada fotooksidasi fenol sebagai katalis autooksidasi bahan bakar jet-A,
komponen aktif pada media rekam padat informasi, sebagai penghantaran obat
paramagnetik dengan mengubahnya menjadi senyawa magnetic-gels, sensor alkohol
pada temperatur ruang dan sebagai fotokatalis untuk menguraikan air menjadi
hidrogen dan oksigen dlam bentuk elektroda lapis tipis, selain itu besi oksida
nanopartikel dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan CaO sebagi sensor gas SO2.
D. Aplikasi Dan Manfaat Nanoteknologi
Akibat perkembangannya yang amat cepat, aplikasi nanoteknologi dapat
digolongkan menjadi tiga bagian, yakni (i) nanoteknologi bertahap, (ii) nanoteknologi
evolusioner, dan (iii) nanoteknologi radikal. Nanoteknologi bertahap adalah aplikasi
nanoteknologi yang bersifat jangka pendek. Berbagai penemuan yang cepat terjadi dan
dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Nanoteknologi evolusioner adalah aplikasi
nanoteknologi yang belum terwujudkan dalam jangka pendek. Dengan demikian, saat ini
masih dalam tahap penelitian. Sedangkan nanoteknologi radikal adalah berbagai
kemungkinan aplikasi yang di masa depan juga nampak tidak memungkinkan. Di bawah
ini akan dibahas tentang berbagai aplikasi nanoteknologi yang bertahap pada evolusioner.
Namun demikian, perlu dicatat pula bahwa sebelum perkembangan pesat
nanoteknologi seperti saat ini, masyarakat jaman dahulu secara tidak sengaja telah
menggunakan nanoteknologi dalam kehidupannya. Pada abad ke-10 sampai akhir tahun
1750, pedang-pedang yang diproduksi di Damaskus telah mengandung silinder nano
karbon (carbon nanotubes). Para empu pedang tersebut tidak menyadari bahwa mereka
telah mengaplikasikan nanoteknologi.
1. Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, melalui nanoteknologi dapat diciptakan "mesin
nano" yang disuntikan ke dalam tubuh guna memperbaiki jaringan atau organ tubuh
yang rusak. Penderita hipertensi, misalnya, kini tak perlu lagi disuntik atau
mengonsumsi obat, cukup hanya disemprot saja ke bagian tubuh tertentu.
Nanoteknologi mencakup pengembangan teknologi dalam skala nanometer, biasanya
0,1 sampai 100 nm (satu nanometer sama dengan seperseribu mikrometer atau
sepersejuta milimeter). Untuk industri logam, dapat diciptakan sebuah materi logam
alternatif yang murah, ringan dan efisien, yang dapat menekan biaya produksi
kendaraan, mesin dan lainnya. Nanoteknologi telah dapat merekayasa obat hingga
dapat mencapai sasaran dengan dosis yang tepat, termasuk peluang untuk mengatasi
penyakit-penyakit berat seperti tumor, kanker, HIV dan lain lain.
2. Bidang Industri
Aplikasi nanoteknologi dalam industri sangat luas. Dengan nanoteknologi,
kita bisa membuat pesawat ruang angkasa dari bahan komposit yang sangat ringan
tetapi memiliki kekuatan seperti baja. Kita juga bisa memproduksi mobil yang
beratnya hanya 50 kilogram. Industri fashion pun tidak ketinggalan. Mantel hangat
yang sangat tipis dan ringan bisa menjadi tren di masa mendatang dengan bantuan
nanoteknologi.
Perkembangan pesat ini akan mengubah wajah teknologi pada umumnya
karena nanoteknologi merambah semua bidang ilmu. Tidak hanya bidang rekayasa
material seperti komposit, polimer, keramik, supermagnet, dan lain-lain. Bidang-
bidang seperti biologi (terutama genetika dan biologi molekul lainnya), kimia bahan
dan rekayasa akan turut maju pesat. Misalnya, manusia akan mengecat mobil dengan
cat nanopartikel yang mampu memantulkan panas sehingga kendaraan tetap sejuk
walau diparkir di panas terik matahari. Atau, kawat tembaga akan sangat jarang
digunakan (terutama dalam hardware computer) karena digantikan dengan konduktor
nanokarbon yang lebih tinggi konduktivitasnya.
3. Bidang Militer
Nanoteknologi dalam bidang militer terkait dengan aplikasi ilmu-ilmu fisika,
kimia, dan biologi. Salah satu Negara yang sedang mengembangkan nanoteknologi
di bidang militer adalah Amerika Serikat. Militer Amerika Serikat menggunakan
peralatan elektronik dalam kesehariannya. Penginderaan di malam hari dan sensor
suhu digunakan oleh tentara, pilot pesawat terbang, dan pesawat terbang tanpa awak.
Nanoteknologi memberikan memberikan keuntungan bagi militer Amerika Serikat.
Inti dari penginderaan malam hari (night vision) adalah adalah lempeng
microchannel (microchannel plate-MCP). Elektron-elektron akan melewati ribuan
microchannel yang nantinya akan melipatgandakan jumlah elektron. Selanjutnya
elektron-elektron tersebut akan melewati layar fosfor. Ilustrasi penginderaan malam
hari dapat diamati pada Gambar di bawah ini.
Ket gambar: Teknologi penginderaan di malam hari. (a) Mekanisme berkas
elektron bergerak sepanjang alat night vision. (b) Hasil kenampakan suatu daerah
jika diteropong melalui alat night vision.
http://ms.wikipedia.org/wiki/Nanoteknologi
http://aguspur.wordpress.com/2008/10/09/aplikasi-nanoteknologi/
http://s3autumn.wordpress.com/nanoteknologi-di-bidang-farmasi/
http://subari.blogspot.com/2008/07/peran-teknologi-nano-nanotechnology.html
http://blog.ugm.ac.id/2010/10/03/peran-teknologi-nano-di-bidang-it/