BEGITULAH HIDUP kadang kebaikan yang kita tanam...tak pernah di sebut orang ...
IKHLAS LAH SEPERTI GULA
LARUT LAH SEPERTI GULA
TETAP SEMANGAT MEMBERIKAN KEBAIKAN
KARENA KEBAIKAN Tidak untuk di sebut ......
Tapi untuk di rasakan sesama .....
Pada suatu hari seorang Raja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia
memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar istana kakinya terluka
karena terantuk batu. Ia berpikir, “Ternyata jalan2 di negeriku ini jelek sekali. Aku harus
memperbaikinya.”
Lalu sang raja berniat utk memindahkan desa & warganya ketempat yg tanahnya dipenuhi oleh
rerumputan yg rindang agar saat ia berjalan nanti kaki sang raja akan nyaman sesuai seperti apa yg
ia inginkan, tapi baru saja direncanakan niatnya, sang raja diprotes keras oleh warga2nya. Warga
berpendapat tidak mudah membangun kediaman, & butuh waktu bertahun2.
Sang raja bingung tapi mengiyakan keluhan tersebut, tak kehabisan akal sang raja lalu memanggil
seluruh menteri istana memerintahkan untuk melapisi seluruh jalan2 di negerinya dengan kulit sapi
yang terbaik. Lalu para menteri istana melakukan persiapan2. Mereka mengumpulkan sapi2 dari
seluruh negeri.
Di tengah2 kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang pertapa menghadap raja. Ia berkata
pada sang raja,
“Wahai Paduka, mengapa Paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan2
di negeri ini?? padahal sesungguhnya yang Paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk
melapisi telapak kaki Paduka saja~.”
Karena kita seringkali keliru dalam menafsirkan dunia. Dunia, dalam pikiran kita, kadang hanyalah
suatu bentuk personal. Dunia, kita artikan sebagai milik kita sendiri, yang pemainnya adalah kita
sendiri.
Ya, memang, jalan kehidupan yang kita tempuh masih terjal dan berbatu.
"Manakah yang akan kita pilih, melapisi setiap jalan itu dengan permadani berbulu agar kita tak
pernah merasakan sakit, atau, melapisi hati kita dengan kulit pelapis, agar kita dapat bertahan
melalui jalan2 itu".