Hi sob, kali ini saya akan mencoba berbagi masalah pelajaran Bahasa Indonesia, tepatnya masalah
Bab Peribahasa. Sebenarnya Peribahasa Indonesia sudah sering digunakan oleh masyarakat.
Keanekaragaman adat-istiadat, budaya, dan bahasa di negara Indonesia berpengaruh pada
perbendaharaan kalimat, yaitu Peribahasa Indonesia. Berikut ini saya akan memberikan kumpulan
Peribahasa Indonesia beserta arti atau maknanya.
1. Besar pasak daripada tiang. Artinya lebih besar pengeluaran daripada pendapatan. bisa dibilang
orang yang tidak bisa mengatur keuangan.
2. Ada uang abang di sayang, tak ada uang abang ditendang. Artinya hanya mau bersama disaat
senang saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah.
3. Air beriak tanda tak dalam. Artinya orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya.
4. Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan
nama.Artinya setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya di
dunia.
5. Bagai pungguk merindukan bulan. Artinya seseorang yang membayangkan atau menghayalkan
sesuatu yang tidak mungkin.
6. Bagai Makan Buah Simalakama. Artinya bagai seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan yang
sangat sulit untuk dipilih.
7. Ada uang abang disayang, tak ada uang abang melayang. Artinya hanya mau bersama saat sedang
senang saja, tak mau tahu di saat sedang susah.
8. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Artinya kalah ataupun menang sama-sama menderita.
9. Bagaikan abu di atas tanggul.Artinya orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan
mudah jatuh.
10. Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan.Artinya Di mana pun berada pasti akan tersedia
rezeki buat kita.
11. Adat pasang turun naik. Artinya kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih
berganti.
12. Membagi sama adil, memotong sama panjang. Artinya jika membagi maupun memutuskan
sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah.
13. Air beriak tanda tak dalam. Artinya orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.
14. Air tenang menghanyutkan. Artinya orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak
menyimpan ilmu pengetahuan dalam pikirannya.
15. Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Artinya Sifat-sifat anak biasanya menurun dari sifat
orangtuanya.
16. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi. Artinya Menuntut ilmu hendaknya
sepenuh hati dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang baik.
17. Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga. Artinya Sepandai-pandainya manusia,
suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.
18. Tong kosong nyaring bunyinya. Artinya Orang sombong dan banyak bicara biasanya tidak berilmu.
19. Tong penuh tidak berguncang, tong setengah yang berguncang. Artinya Orang yang berilmu tidak
akan banyak bicara, tetapi orang bodoh biasanya banyak bicara seolah-olah tahu banyak hal.
20. Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Artinya Orang tua yang bersikap seperti anak muda,
terutama dalam masalah percintaan.
21. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Artinya Karena kesalahan kecil, menghilangkan
semua kebaikan yang telah diperbuat.
22. Bagaikan burung di dalam sangkar. Artinya Seseorang yang merasa hidupnya dikekang.
24. Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga. Artinya Meskipun hidup dalam
kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa juga.
25. Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh. Artinya Seiya sekata dalam semua keadaan.
26. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Artinya Segala sesuatu dalam kehidupan
bukan manusia yang menentukan.
27. Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya. Artinya Bermaksud mencelakakan
orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.
28. Jauh di mata dekat di hati. Artinya Dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal berjauhan.
29. Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul. Artinya Seberat apapun
penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.
30. Badan boleh dimiliki, hati jangan. Artinya Ungkapan bahwa orang tersebut sudah memiliki kekasih,
hatinya sudah ada yang memiliki. Secara fisik mau menuruti segala macam perintah yang menindas,
namun di dalam hati tetap menentang.
31. Lain di bibir lain di hati. Artinya Perkataan yang tidak sesuai dengan kata hatinya, tidak jujur.
32. Seperti lebah, mulut bawa madu, pantat bawa sengat. Artinya Berwajah rupawan namun
perilakunya jahat.*
33. Ada harga ada rupa. Artinya Harga suatu barang tentu disesuaikan dengan keadaan barang
tersebut.
34. Membelah dada melihat hati. Artinya Ungkapan untuk menyatakan kesungguhan.
35. Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan. Artinya Berpikir baik-baik sebelum
bertindak agar tidak kecewa.
36. Karena mata buta, karena hati mati. Artinya Menjadi celaka karena terlalu menuruti hawa
nafsunya.
37. Pandai berminyak air. Artinya Pandai menyusun kata-kata untuk mencapai maksudnya.
38. Putih kapas dapat dibuat, putih hati berkeadaan. Artinya Kebaikan hati yang bisa dilihat dari
tingkah lakunya.
39. Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa. Artinya Mau bekerja dengan baik jika sudah
mendapat teguran.
40. Jika ditampar sekali kena denda emas, dua kali setampar emas pula, lebih baik ditampar betul-
betul. Artinya Setiap perbuatan jahat itu sama saja akibatnya, meski besar ataupun kecil.
41. Lubuk akal tepian ilmu. Artinya Seseorang yang dikenal memiliki banyak ilmu pengetahuan.
42. Nasi tak dingin, pinggan tak retak. Artinya Orang selalu mengerjakan sesuatu dengan hati-
hati.
43. Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengajar diri. Artinya Belajar untuk mengendalikan diri dan
meninggalkan kebiasaan bersenang-senang.
44. Seludang menolak mayang. Artinya Sebutan untuk orang sombong dan melupakan orang lain yang
telah berjasa dalam hidupnya.
45. Kalau dipanggil dia menyahut, kalau dilihat dia bersua. Artinya Bisa menyampaikan maksud
dengan cara yang tepat.
46. Pangsa menunjukkan bangsa, umpama durian. Artinya Kita bisa melihat perangai seseorang
melalui tutur katanya.*
47. Ditindih yang berat, dililit yang panjang. Artinya Kemalangan yang datang tanpa bisa dihindari.
48. Tertangguk pada ikan sama menguntungkan, tertanggung pada rangsang sama mengiraikan.
Artinya Suka dan duka dijalani bersama. Keuntungan yang didapatkan dinikmati bersama-sama,
kesusahan yang dialami diatasi bersama-sama juga.
49. Tambah air tambah sagu. Artinya Tambah banyak permintaannya, bertambah pula biayanya.
Bila bertambah anak, akan bertambah pula rezekinya.
50. Sekali air pasang, sekali tepian beranjak; Sekali air di dalam, sekali pasir berubah. Setiap
terjadi perubahan pimpinannya, berubah pula aturannya.*
51. Bagaikan api makan ilalang kering, tiada dapat dipadamkan lagi. Artinya Orang yang tidak mampu
menolak bahaya yang menimpanya.
52. Hancur badan di kandung tanah, budi baik dikenang jua. Artinya Budi pekerti, amal kebaikan, akan
selalu dikenang meski seseorang sudah meninggal dunia.
53. Alang berjawab, tepuk berbatas. Artinya Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan baik,
perbuatan jahat dibalas dengan perbuatan kejahatan pula.
54. Cuaca di langit pertanda akan panas, gabak di hulu tanda akan hujan. Artinya Sesuatu pasti akan
ada identitas atau tanda khususnya.
55. Orang mau seribu daya, bukan seribu dalil. Artinya Jika menghendaki sesuatu, pasti akan
mendapatkan jalan, jika tidak menghendaki, pasti mencari alasan.
56. Enak makan dikunyah, enak kata diperkatakan. Artinya Sesuatu hal haruslah
dimusyawarahkan terlebih dahulu.****
57. Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan. Artinya Hawa nafsu tidak boleh
diremehkan harus dijaga sebaik-baiknya
58. Sekali jalan terkena, dua kali jalan tahu, tiga kali jalan jera. Artinya Bagaimanapun bodohnya
seseorang, jika sekali tertipu, tak akan mau tertipu lagi untuk kedua kalinya.
59. Jangan disesar gunung berlari, hilang kabut tampaklah dia. Artinya Hal yang sudah pasti,
kerjakanlah dengan sabar tidak perlu tergesa-gesa.
60. Sehari selembar benar, setahun selembar kain. Artinya Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan
keyakinan dan kesabaran akan membuahkan hasil yang baik.
61. Di mana kayu bengkok, di sana musang mengintai. Artinya Orang yang sedang lengah
mudah dimanfaatkan oleh musuhnya.
62. Terlalu aru berpelanting, kurang aru berpelanting. Artinya Segala sesuatu yang berlebihan atau
kurang akan berakibat kurang baik.
63. Menghela lembu dengan tali, menghela manusia dengan kata. Artinya Segala pekerjaan harus
dilakukan menurut tata cara aturannya masing-masing.
64. Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan. Artinya perundingan yang baik
jangan disia-siakan, tetapi hendaknya dipikirkan secara dalam-dalam.
65. Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja. Artinya Menantikan bantuan dari orang yang tidak dapat
memberikan bantuan.
66. Luka sudah hilang parut tinggal juga. Artinya Setiap perselisihan selalu meninggalkan bekas
dalam hati orang yang berselisih, walaupun perselisihan itu sudah berakhir.
67. Makan hati berulam rasa. Artinya Menderita karena perbuatan orang yang kita sayang.
68. Untung bagaikan roda pedati, sekali ke bawah sekali ke atas. artinya Keberuntungan atau nasib
manusia tiada tetap, kadang di bawah dan kadang di atas.
69. Kalau tiada senapang, baik berjalan lapang. Artinya. Jika tidak bersenjata atau tidak
bertenaga, sebaiknya mengalah.
Ma'af sob, hanya itu yang dapat saya bagikan buat sobat smua,.... jika sobat ingin menambahkan
silahkan tinggalka komentar untuk saya. Dan semoga kumpulan Peribahasa Indonesia ini dapat
bermanfa'at untuk sobat semua. Makasiiiih.......
PERIBAHASA :
Kesimpulan1.
1. Maajan tuah= kok dapek awak sajo nana batuah urang salah sadonyo
2. Maambiak contoh kanan sudah tuah kamanang
3. Pandai batenggang di nan sampik
4. Besar pasak daripada tiang
5. Bagaikan abu di atas tanggul
6. Bagai Makan Buah Simalakama
7. Bagai pungguk merindukan bulan
8. Membagi sama adil, memotong sama panjang
9. Ada Padang ada belalang
10. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi
11. Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh
Berbicara tentang arti pribahasa atau perumpamaan, pada artikel sebelumnya Mamen telah
memposting 50 pribahasa dan artinya, nah artikel kali ini adalah lanjutan dari artikel
sebelumnya yang juga merupakan arti pribahasa/perumpamaan bahasa Indonesia. Seperti
yang telah sobat tahu bahwa Bangsa Indonesia sangat kaya akan pribahasa dan
perumpamaan yang penuh makna. Yang mana bukan hanya manggambarkan Bangsa
Indonesia yang kaya akan budaya tetapi berbudi pekerti yang luhur sehingga tidak heran kalau
pada zaman dulu, Bangsa Indosia ini sangat di segani oleh bangsa-bangsa lainnya di dunia.
Tetapi seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi nilai-nilai luhur yang
dianut oleh Bangsa Indonesia mulai luntur satu per satu, padahal tugas kita semua justru harus
menjaganya dan memeliharanya, jangan sampai kebudayaan kita diakui oleh Bangsa lain dan
di patenkan, kan kita gak mau donk tentunya. Coba lihat Bangsa China, mereka menjadi
negara yang sangat besar karena masyarakatnya sangat mengagung-agungkan dan bangga
dengan kebudayaan negara nya sendiri, dan hal ini juga membuat bangsa lain salut pada
China, dan menyebut Kebudayaan China dalah kebudayaan yang tertua tetapi masih eksis
hingga sampai detik ini. Nah sobat Mamen, kita juga sebagai Bangsa Indonesia jangan kalah
sama Bangsa lain, karena Indonesia sendiri mempunyai budaya yang sangat kaya dan
beragam, marilah kita jaga semua harta peninggalan leluhur itu, dan diantaranya dengan tidak
meninggalkan pribahasa-pribahasa yang dulu pernah dibuat oleh para leluhur kita sebelumnya
yang bermakna sangat dalam. Baiklah Ini dia 100 kumpulan lengkap pribahasa dan artinya.
1. Air Susu di balas air tuba*
Kebaikan dibalas dengan kejahatan
27. Anjing itu sekalipun dipukul, berulang kali pula ia kembali ke tempat yang banyak
tulang*
Orang yang jahat itu akan mengulang kejahatannya, msekipun sering dihukum
92. Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai
Cita-cita tinggi tetapi tak mampu untuk menggapainya (tapi jangan menyerah dalam mengejar
mimipi, karena tidak ada hal yang tidak mungkin didunia ini asalkan keinginan kita kuat untuk
menggapainya, dan yakin serta percaya)
96. Lebih baik mati berkalang tanah, daripada hidup bercermin bangkai
Daripada hidup menanggung malu lebih baik
99. Ikut hati mati, ikut rasa binaasa, ikut mata buta
Jangan menurutkan hawa nafsu, bisa celaka
PERIBAHASA :
1. Air Susu di balas air tuba
27. Anjing itu sekalipun dipukul, berulang kali pula ia kembali ke tempat yang banyak tulang
92. Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai
96. Lebih baik mati berkalang tanah, daripada hidup bercermin bangkai
99. Ikut hati mati, ikut rasa binaasa, ikut mata buta
Besar pasak daripada tiang. Artinya lebih besar pengeluaran daripada pendapatan. bisa dibilang
orang yang tidak bisa mengatur keuangan.
2. Ada uang abang di sayang, tak ada uang abang ditendang. Artinya hanya mau bersama disaat
senang saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah.
3. Air beriak tanda tak dalam. Artinya orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya.
4. Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan
nama.Artinya setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya
di dunia.
5. Bagai pungguk merindukan bulan. Artinya seseorang yang membayangkan atau menghayalkan
sesuatu yang tidak mungkin.
6. Bagai Makan Buah Simalakama. Artinya bagai seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan yang
sangat sulit untuk dipilih.
7. Ada uang abang disayang, tak ada uang abang melayang. Artinya hanya mau bersama saat
sedang senang saja, tak mau tahu di saat sedang susah.
8. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Artinya kalah ataupun menang sama-sama menderita.
9. Bagaikan abu di atas tanggul.Artinya orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan
mudah jatuh.
10. Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan.Artinya Di mana pun berada pasti akan tersedia
rezeki buat kita.
11. Adat pasang turun naik. Artinya kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih
berganti.
12. Membagi sama adil, memotong sama panjang. Artinya jika membagi maupun memutuskan
sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah.
13. Air beriak tanda tak dalam. Artinya orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.
14. Air tenang menghanyutkan. Artinya orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak
menyimpan ilmu pengetahuan dalam pikirannya.
15. Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Artinya Sifat-sifat anak biasanya menurun dari sifat
orangtuanya.
16. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi. Artinya Menuntut ilmu hendaknya sepenuh
hati dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang baik.
17. Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga. Artinya Sepandai-pandainya manusia,
suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.
18. Tong kosong nyaring bunyinya. Artinya Orang sombong dan banyak bicara biasanya tidak
berilmu.
19. Tong penuh tidak berguncang, tong setengah yang berguncang. Artinya Orang yang berilmu tidak
akan banyak bicara, tetapi orang bodoh biasanya banyak bicara seolah-olah tahu banyak hal.
20. Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Artinya Orang tua yang bersikap seperti anak muda,
terutama dalam masalah percintaan.
21. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Artinya Karena kesalahan kecil, menghilangkan semua
kebaikan yang telah diperbuat.
22. Bagaikan burung di dalam sangkar. Artinya Seseorang yang merasa hidupnya dikekang.
24. Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga. Artinya Meskipun hidup dalam
kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa juga.
25. Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh. Artinya Seiya sekata dalam semua keadaan.
26. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Artinya Segala sesuatu dalam kehidupan bukan
manusia yang menentukan.
27. Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya. Artinya Bermaksud mencelakakan
orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.
28. Jauh di mata dekat di hati. Artinya Dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal berjauhan.
29. Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul. Artinya Seberat apapun penderitaan
orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.
30. Badan boleh dimiliki, hati jangan. Artinya Ungkapan bahwa orang tersebut sudah memiliki
kekasih, hatinya sudah ada yang memiliki. Secara fisik mau menuruti segala macam perintah yang
menindas, namun di dalam hati tetap menentang.
31. Lain di bibir lain di hati. Artinya Perkataan yang tidak sesuai dengan kata hatinya, tidak jujur.
32. Seperti lebah, mulut bawa madu, pantat bawa sengat. Artinya Berwajah rupawan namun
perilakunya jahat.
33. Ada harga ada rupa. Artinya Harga suatu barang tentu disesuaikan dengan keadaan barang
tersebut.
34. Membelah dada melihat hati. Artinya Ungkapan untuk menyatakan kesungguhan.
35. Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan. Artinya Berpikir baik-baik sebelum
bertindak agar tidak kecewa.
36. Karena mata buta, karena hati mati. Artinya Menjadi celaka karena terlalu menuruti hawa
nafsunya.
37. Pandai berminyak air. Artinya Pandai menyusun kata-kata untuk mencapai maksudnya.
38. Putih kapas dapat dibuat, putih hati berkeadaan. Artinya Kebaikan hati yang bisa dilihat dari
tingkah lakunya.
39. Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa. Artinya Mau bekerja dengan baik jika sudah mendapat
teguran.
40. Jika ditampar sekali kena denda emas, dua kali setampar emas pula, lebih baik ditampar betul-
betul. Artinya Setiap perbuatan jahat itu sama saja akibatnya, meski besar ataupun kecil.
41. Lubuk akal tepian ilmu. Artinya Seseorang yang dikenal memiliki banyak ilmu pengetahuan.
42. Nasi tak dingin, pinggan tak retak. Artinya Orang selalu mengerjakan sesuatu dengan hati-hati.
43. Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengajar diri. Artinya Belajar untuk mengendalikan diri
dan meninggalkan kebiasaan bersenang-senang.
44. Seludang menolak mayang. Artinya Sebutan untuk orang sombong dan melupakan orang lain
yang telah berjasa dalam hidupnya.
45. Kalau dipanggil dia menyahut, kalau dilihat dia bersua. Artinya Bisa menyampaikan maksud
dengan cara yang tepat.
46. Pangsa menunjukkan bangsa, umpama durian. Artinya Kita bisa melihat perangai seseorang
melalui tutur katanya.
47. Ditindih yang berat, dililit yang panjang. Artinya Kemalangan yang datang tanpa bisa dihindari.
48. Tertangguk pada ikan sama menguntungkan, tertanggung pada rangsang sama mengiraikan.
Artinya Suka dan duka dijalani bersama. Keuntungan yang didapatkan dinikmati bersama-sama,
kesusahan yang dialami diatasi bersama-sama juga.
49. Tambah air tambah sagu. Artinya Tambah banyak permintaannya, bertambah pula biayanya. Bila
bertambah anak, akan bertambah pula rezekinya.
50. Sekali air pasang, sekali tepian beranjak; Sekali air di dalam, sekali pasir berubah. Setiap terjadi
perubahan pimpinannya, berubah pula aturannya.
51. Bagaikan api makan ilalang kering, tiada dapat dipadamkan lagi. Artinya Orang yang tidak
mampu menolak bahaya yang menimpanya.
52. Hancur badan di kandung tanah, budi baik dikenang jua. Artinya Budi pekerti, amal kebaikan,
akan selalu dikenang meski seseorang sudah meninggal dunia.
53. Alang berjawab, tepuk berbatas. Artinya Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan baik,
perbuatan jahat dibalas dengan perbuatan kejahatan pula.
54. Cuaca di langit pertanda akan panas, gabak di hulu tanda akan hujan. Artinya Sesuatu pasti akan
ada identitas atau tanda khususnya.
55. Orang mau seribu daya, bukan seribu dali. Artinya Jika menghendaki sesuatu, pasti akan
mendapatkan jalan, jika tidak menghendaki, pasti mencari alasan.
56. Enak makan dikunyah, enak kata diperkatakan. Artinya Sesuatu hal haruslah dimusyawarahkan
terlebih dahulu.
57. Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan. Artinya Hawa nafsu tidak boleh
diremehkan harus dijaga sebaik-baiknya
58. Sekali jalan terkena, dua kali jalan tahu, tiga kali jalan jera. Artinya Bagaimanapun bodohnya
seseorang, jika sekali tertipu, tak akan mau tertipu lagi untuk kedua kalinya.
59. Jangan disesar gunung berlari, hilang kabut tampaklah dia. Artinya Hal yang sudah pasti,
kerjakanlah dengan sabar tidak perlu tergesa-gesa.
60. Sehari selembar benar, setahun selembar kain. Artinya Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan
keyakinan dan kesabaran akan membuahkan hasil yang baik.
61. Di mana kayu bengkok, di sana musang mengintai. Artinya Orang yang sedang lengah mudah
dimanfaatkan oleh musuhnya.
62. Terlalu aru berpelanting, kurang aru berpelanting. Artinya Segala sesuatu yang berlebihan atau
kurang akan berakibat kurang baik.
63. Menghela lembu dengan tali, menghela manusia dengan kata. Artinya Segala pekerjaan harus
dilakukan menurut tata cara aturannya masing-masing.
64. Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan. Artinya perundingan yang baik jangan
disia-siakan, tetapi hendaknya dipikirkan secara dalam-dalam.
65. Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja. Artinya Menantikan bantuan dari orang yang tidak
dapat memberikan bantuan.
66. Luka sudah hilang parut tinggal juga. Artinya Setiap perselisihan selalu meninggalkan bekas
dalam hati orang yang berselisih, walaupun perselisihan itu sudah berakhir.
67. Makan hati berulam rasa. Artinya Menderita karena perbuatan orang yang kita sayang.
68. Untung bagaikan roda pedati, sekali ke bawah sekali ke atas. artinya Keberuntungan atau nasib
manusia tiada tetap, kadang di bawah dan kadang di atas.
69. Kalau tiada senapang, baik berjalan lapang. Artinya. Jika tidak bersenjata atau tidak bertenaga,
sebaiknya mengalah.
Yang tak diarah dapat, yang diarah tak kena = Keberuntungan manusia itu takdir, meski
bagaimanapun orang memburu rezeki, jika belum diberikan oleh Tuhan maka tak akan
tercapai.
Yang tajam tumpul, yang bisa tawar = Dengan perkataan yang lemah lembut dapat
diselesaikan segala sengketa.
Yang seorang memeram batu, yang seorang memeram pisang = Perbedaan pendirian;
seorang boleh menanti seorang lagi tidak
Yang sesukat takkan jadi segantang = Tidak ada yang dapat mengubah takdir.
Yang sejengkal tidak dapat jadi sedepa = Sesuatu yang tidak dapat diubah lagi.
Yang sehasta takkan jadi sedepa = Sesuatu yang tidak dapat diubah lagi.
Yang secupak takkan jadi sesukat, yang sejengkal takkan jadi sehasta = Sesuatu yang sudah
pasti.
Yang secupak tak akan menjadi segantang = Sesuatu yang sudah pasti; sesuatu yang sudah
pasti dan tidak akan diubah.
Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang = Kasih sayang hanya waktu
berhadapan saja, setelah berjauhan lalu dilupakan.
Angus (hangus) tiada berapi, karam tiada berair = Menderita kesusahan karena kematian
atau kehilangan kekasih.
Badak makan anak = Bagaimana sekalipun orang berkasih-kasihan, tetapi dengan mudah
juga dapat diceraikan, karena orang lebih mengutamakan harta-benda.
Bagai bertepuk sebelah tangan = Cinta kasih yang tidak berbalas.
Bagai emak mandul baru beranak = Girang yang amat sangat; kasih sayang yang terlalu
amat.
Bagai menjaga permata intan ketika dicanai = Kasih sayang yang tidak ada taranya.
Bagai ular dengan legundi = Sangat terpikat kepada kekasih.
Bakar tak berapi = Cinta tidak dengan sebenarnya; cinta dengan diam-diam.
Balam dua sesangkar = Seorang perempuan dicintai oleh dua orang lelaki.
Di belakang ia menendang kita, bila di depan ia mengeting kita, jika di tengah ia berpusing
ligat pula = Menghadapi seseorang yang kita kasihi, yang menyebabkan kita menjadi serba-
salah.
Gajah seekor gembala dua = Sesuatu pekerjaan dikepalai oleh dua orang; dua orang lelaki
mencintai seorang perempuan.
Gelang tidak laga sebentuk, laga keduanya = Cinta kasih mestilah datang daripada kedua-
dua belah pihak.
Hidung dicium, pipi digigit = Kasih sayang yang pura-pura saja; menyembunyikan perbuatan
jahat dengan perbuatan baik.
Air besar, batu bersibak = Saudara dan sahabat berpecah-belah apabila timbul perselisihan
besar.
Air dicencang tiada putus = Dua orang yang bersaudara tidak dapat dipisahkan oleh
perselisihan.
Air sama air menjadi satu, sampah ke tepi juga = Jangan ikut campur dalam perselisihan
orang bersaudara, apabila mereka berbaik kembali, kita akan tersisih ke tepi.
Bagai empedu lekat di hati = Sangat karib (tentang orang bersahabat atau orang berkasih-
kasihan).
Berkuah sama menghirup, bersambal sama mencolek = Persahabatan yang sangat karib.
Berpatah arang berkerat rotan = Memutukan tali persahabatan (persaudaraan).
Bersaksi ke lutut = Minta pertimbangan kepada orang yang bodoh; sahabat atau sanak
saudara dijadikan saksi.
Jika cerdik teman berunding, jika bodoh disuruh diarah = Sahabat yang tulus ikhlas dan suka
membantu.
Kundur tidak melata pergi, labu tidak melata mari = Persetujuan atau persahabatan harus
datang daripada kedua-dua belah pihak.
Laba sama dibagi, rugi sama diterjuni = Persahabatan yang sangat karib.
Sekain sebaju, selauk senasi = Gambaran persahabatan atau ikatan percintaan yang seia
sekata sehidup sepenanggungan.
Selapit ketiduran sebantal sekalang gulu = Persahabatan yang sangat akrab.
Seperti inai dengan kuku = Persahabatan yang sangat erat dan tidak akan dapat dipisahkan.
Seperti sendok dengan periuk sentuh-menyentuh = Adakalanya terjadi perselisihan dengan
sahabat.
Terlentang sama makan abu, tengkurap sama makan tanah = Kesetiaan dalam persahabatan
atau percintaan sehingga ikhlas dalam menjalani hidup, baik suka maupun duka.
Zikir-zikir saja jatuhkah rezeki jatuh dari langit = Rezeki tidak datang dengan hanya berdoa.
Zaman Tuk Nadur berkajang kain = Zaman yang telah lalu; sudah lama sekali.
Zaman beredar musim berganti = Musim yang tidak dapat dipastikan lagi kapan waktunya
akan berganti.
Zaman beralih, musim bertukar = Segala sesuatu (peraturan, hukuman dan sebagainya)
hendaklah disesuaikan dengan keadaan zaman.
Yang untut lain, yang mengensot lain = Yang salah lain, yang kena hukum lain.
Yang tua dimuliakan, yang kecil dikasihi = Orang yang pandai menempatkan diri di segala
tempat dan situasi.
Yang tinggi tampak jauh, yang dekat jolong bersua = Dalam sesuatu usaha pemimpinlah
yang bertanggungjawab dan dialah pula yang akan dipuji atau dicela.
Yang terpelanting akan dipilih, yang terserat tidak di kampungkan lagi = Hendaknya hidup itu
dijalani dengan sederhana dan tidak dengan berfoya-foya.
Yang terkalang-kalang di mata, yang terasa-rasa di hati = Keinginan hendaknya dapat
diwujudkan, agar tercapai semua harapan dan hidup bahagia.
Yang terbujur lalu, yang terlintang patah = Sesuatu yang tak dapat dihalang-halangi.
Yang teguh disokong, yang rebah ( rendah) ditindih = Orang yang sudah kuat (kaya, baik dan
sebagainya) dibantu, sedangkan orang yang lemah (miskin dan sebagainya) diperas.
Yang tegak disokong, yang lemah ditopang = Orang kaya dimuliakan dihormati, sedangkan
orang miskin dibantu dan ditolong.
Hidup sandar-menyandar umpama aur dengan tebing = Suami isteri yang berkasih-kasih;
sahabat yang setia dan bertolong-tolongan.
Hitam mata itu takkan boleh bercerai dengan putihnya = Orang yang sed
Kumpulan peribahasa Indonesia, kata pepatah, kata ibarat, kata ungkapan dan tamsil
(abjad s)
Berikut merupakan kumpulan peribahasa indonesia. Peribahasa dapat berupa kata pepatah, kata-
kata ibarat, kata-kata perumpamaan, kata-kata kiasan, kata-kata ungkapan, kata-kata tamsil dll.
Kumpulan peribahasa Indonesia ini di susun menurut abjad.Silahkan menuju ke sini untuk
mendapatkan kumpulan peribahasa Indonesia selengkapnya.
Artinya: Satu kali melakukan pekerjaan, mendapatkan beberapa hasil (atau keuntungan) sekaligus.
Seperti antah ditepi gantang, masuk tak genap keluar tak ganjil
Artinya: Seseorang yang kehadirannya dianggap tidak berguna karena tidak penting (tidak kaya,
tidak pandai, tidak berkedudukan, dllsbnya).
Seperti ayam, kais pagi makan pagi, kais petang makan petang
Artinya: Sangat miskin.
Seperti menghela rambut ditepung, rambut tak putus, tepung tidak terserak
Artinya: Hati-hati sekali dalam menyelesaikan perselisihan agar tidak ada fihak yang merasa
dirugikan.
Seperti padi hampa, kepalanya mendongak (Seperti padi hampa, makin lama makin mendongak)
Artinya: Orang yang tidak berpengetahuan biasanya malah suka menyombongkan diri; angkuh.
Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna / Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian
tidak berguna
Artinya: Setiap tindakan atau perbuatan itu hendaknya dipikirkan dahulu baik-baik sebelum
dikerjakan agar tidak timbul penyesalan di kemudian hari.