PENDAHULUAN
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat merupakan rumah sakit yang pertama berada
di Kabupaten Pasaman Barat. Rumah sakit ini didirikan pada tahun 1991 dan merupakan kelanjutan
dari kegiatan pelayanan kesehatan yang telah diselenggarakan oleh Balai Kesehatan Ibnu Sina
Kapar. Perkembangan daerah yang cepat telah memberi peluang kepada Balai Kesehatan Ibnu Sina
Kapar untuk berkembang menjadi sebuah rumah sakit di Simpang Empat.
Sebagai salah satu fasilitas kesehatan yang ada di Pasaman barat, RSI Ibnu Sina Simpang
Empat punya peran yang strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat Pasaman Barat. Peran tersebut dewasa ini semakin dituntut dengan adanya perubahan
struktur demografi dan perubahan pola tingkah laku akibat terjadinya peningkatan derajat ekonomi
masyarakat yang lebih mengharapkan pelayanan yang lebih bermutu dan dapat memberikan solusi
dari keluhan yang mereka derita.
Tuntutan tersebut semakin bertambah dengan adanya perubahan status Pasaman Barat
menjadi kabupaten dengan ibu kota Simpang Empat. Sebagai kabupaten baru, pemerintah daerah
mengharapkan banyaknya pemodal baik investor local maupun asing untuk menanamkan modalnya
di Pasamn barat. Dan ini tidak tertutup untuk pemodal yang bergerak di bidak perumahsakitan.
Dengan demikian, akan datang saatnya bahwa Rumah Sakit Ibnu Sina Simpang Empat bukan lagi
sebagai satu-satunya rumah sakit di Pasaman Barat, tapi akan banyak saingan yang datang sebagai
kompetitor.
Untuk dapat bersaing dengan sehat agar tetap eksis, maka Rumah Sakit Ibnu Sina Simpang
Empat harus mulai lebih berbenah diri dari saat ini. Perlu perbaikan manajemen dengan pengelolaan
rumah sakit yang professional. Rumah sakit harus mampu memberikan pelayanan yang berorientasi
terhadap kepuasan konsumen. Semua sumber daya yang ada harus dikelola secara baik, efektif dan
efisien agar dapat menghasilkan produk layanan yang berkwalitas dan mampu bersaing dengan
kompetitor lainnya. Oleh sebab itu diambil langkah konkrit dengan melakukan analisis terhadap
manajemen, identifikasi masalah, dan kemudian membuat perencanan yang akan memandu
organisasi dalam mencapai tujuan dimasa yang akan datang .
1
7. KEPMENKES RI No : HK. 03. 01/ 60/1/2010 perencanaan pembangunan Nasional th 2010
- 2014
8. Peraturan presiden no 5 tahun 2010 tentang rencana pembangunan jangka menengah
nasional tahun 2010-2014
9. Undang-Undang No. 5, tahun 1992 tentang penataan ruang.
10. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembar Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 100, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495)
11. Undang-Undang No. 23, tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup.
12. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional
13. Undang-Undang No. 29, tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
14. Peraturan Pemerintah No. 82, tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air
15. Peraturan Pemerintah No. 32, tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
16. PERMENKES RI No : 028/MENKES/PER/1/2011 tentang Klinik
17. PERMENKES RI No : 56 tahun 2014 tentang kualifikasi dan perizininan Rumah Sakit.
18. PERMENKES RI No : 492 /MENKES/PER//IV/2010 tentang persyaratan kualitas air
minum
19. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan rumah sakit.
20. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129/Menkes/SK/II/2008 Standar Pelayanan minimal
Rumah Sakit
21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000 tentang Visi Misi dan
Strategi pembangunan kesehatan nasional.
22. Kebijakan Yarsi Tentang..........................
2
15. Peraturan Menteri Kesehatan No. 986/Menkes/Per/XI/1992 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan rumah sakit
16. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1333/Menkes/Kes/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit.
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000 tentang Visi Misi dan Strategi
pembangunan kesehatan nasional.
18. Kebijakan Yarsi Tentang..........................
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Landasan Hukum
BAB II Gambaran Pelayanan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
2.2 Sumber Daya Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat
2.3 Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat
3
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang
Empat
BAB III Falsafah, Visi, Misi, Moto, Tujuan, Landasan Nilai, Strategi Dan Kebijakan Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Simpang Empat
4.1 Falsafah
4.2 Visi dan Misi
4.3 Moto
4.4 Tujuan
4.5 Landasan nilai
BAB V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, dan Kelompok Sasaran
BAB VI Penutup
Lampiran
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA SIMPANG
EMPAT
4
Pada tanggal 15 Maret 1991 diresmikan pemakaian gedung Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Simpang Empat yang berlokasi di Pasaman Baru Simpang Empat. Ketika diresmikan bangunan
rumah sakit terdiri dari 2 buah bangunan permanen yaitu bangunan polkilnik dan 1 buah bangunan
untuk rawat inap dengan kap[asitas 18 tempat tidur. Sedangkan untuk dapur/gizi baru dalam bentuk
bangunan darurat.
Pada 7 Januari 2004, Pasaman Barat resmi menjadi sebuah kabupaten baru sebagai hasil
pemekaran dari kabupaten induk Kabupaten Pasaman. Kebijakan pemerintah tentang otonomi daerah
dan pemekaran daerah Kabupaten Pasaman menjadi dua kabupaten ini merupakan peluang besar
bagi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Ampek untuk lebih maju dimasa yang akan datang,
tetapi juga merupakan ancaman karena bermunculannya klinik dan apotik baru serta adanya rumah
sakit daerah sebagai sarana pelayanan kesehatan kabupaten.
Untuk itu Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Ampek berusaha membenahi diri agar
perubahan kebijakan dan tantangan yang akan dihadapi dimasa datang dapat berubah menjadi sebuah
potensi yang akan mendukung eksistenasi RSI Ibnu Sina Simpang Ampek. Berbagai sarana dan
prasarana serta fasilitas pelayanan rumah sakit dilengkapi untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Dalam melengkapi saran fisik, rumah sakit mengacu kepada rencana induk pengembangan RSI Ibnu
Sina Simpang Ampek.
Pada tahun 2007 di bangun UGD, Kamar Bersalin dan Kamar Operasi agar sarana yang ada
lebih representatif. Dengan jumlah Tempat tidur menjadi 60 tempat tidur.
Pada Tahun 2009,di buka poli spesialis lebih banyak dan penambahan dokter spesialis tetap
seperti bedah misalnya dan interne.dan penambahan ruangan gizi,laundry,yang permanen.
Pada tanggal 28 Januari 2010 RSI Ibnu Sina Simpang Ampek dinyatakan lulus akreditasi
oleh Departemen kesehatan Republik Indonesia dengan status akreditasi penuh tingkat dasar.
Pada Januari tahun dibuka pelayan Poli Paru dengan memeberdayakan dokter dokter
spesialis yang ada d pasaman Barat. Seiring dengan itu pada bulan September 2014 RSI Ibnu Sina
Simpang Empat merencanakan pembangunan baru dengan gedung 4 lantai, penambahan ruang
rawatan menjadi 110 Tempat tidur dengan target siap pakai 2017
Alhamdulillah pada awal tahun 2018 bulan maret bangunan baru dengan segala fasilitasnya
sudah dapat di operasionalkan,demi meningkatkan pelayanan kesehatan umat
Berdasarkan Sk Yayasan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Sumatra Barat No...tentang
pembentukan dan susunan organisasi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat, Rumah Sakit
Islam Ibnu Sina Simpang Empat dipimpin oleh seorang kepala dengan sebutan direktur. Adadpun
susunan organisasinya adalah sebagai berikut :
Unsur Pimpinan : Direktur
Pembantu pimpinan terdiri dari :
1. Kepala bidang pelayanan, membawahi :
a. Kasie pelayanan medis
b. Kasie penunjang medis, membawahi :
i. Rekam Medis
5
ii. Gizi
iii. Laundri
iv. CSSD
v. Supir Ambulans
c. Kasie keperawatan
2. Kepala bidang manajemen resiko, membawahi :
a. PPI
b. Mutu dan Keselamatan Pasien
c. K3RS
3. Kepala bagian SDM dan umum, membawahi :
a. SDM dan Diklat
b. Umum dan Perencanaan
c. Humas dan Pemasaran
4. Kepala bagian keuangan, membawahi :
a. Akuntansi
b. Keuangan
c. Verifikasi
Selain dibantu oleh kelompok struktural, direktur dibantu oleh kelompok fungsional danunsur
pelaksasan pelayanan, yang terdiri dari :
1. Satuan Pemeriksa Internal
2. Ruhul Islam
3. Komite Medik
4. Kelompok Staf Medik
5. Komite Keperawatan
6. Komite Rekam Medis
7. Komite Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
8. Komite Farmasi Dan Terapi
9. Tim Pasien Safety
10. Tim Geriatri
11. Tim PPRA
12. Tim Ponek
13. Tim TB-DOTS
14. Tim PKRS
3. Instalasi Khusus
a) OK-RR
6
b) ICU
4. Instalasi Penunjang
a) Farmasi
b) Laboratorium
c) Radiologi
d) Fisioterapi
Undang-undang RS No.44 Tahun 2009 Pasal 33 berbunyi : Setiap RS harus memiliki organisasi
yang efektif, efisien, dan akuntabel. Organisasi rumah sakit disusun dengan tujuan untuk mencapai
visi dan misi rumah sakit dengan menjalankan tatakelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1046/Menkes/Per/XI/2006 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan, dengan klasifikasikelas C
dengan jenis RS umum yang meberikan pelayanan kesehatan semua bidang dan jenis penyakit.
Struktur organisasi berdasarkan azas organisasi hemat struktur dan kaya fungsi, yang
menggambarkan kewenangan, tanggung jawab dan komunikasi dalam menyelenggarakan
pelayanan, komunikasi antar unit pelayanan, serta manajemen “ Cross Fungsional And
Communication Management” atau dengan kata lain seluruh struktur kerja operasional bukan
struktur kerja birokrasi yang kaku.
Komite Medis dari Ketua, Sekretaris, dan Subkomite yang terbagi menjadi Subkomite
Kredensial, Mutu, dan Etika.
Direktur RS bekerja sama dengan komite medis untuk menyusun pengaturan layanan medis
agar pelayanan yang profesional terjamin mulai saat pasien masuk RS hingga keluar RS.
7
Rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan yang baik, sehingga membutuhkan berbagai sumber
daya yang harus diatur dengan proses manajemen yang baik.
Bagan 1 : Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat
2.2 Sumber Daya Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat
a) Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat sampai tahun ini ada orang 230
orang dengan berbagai macam latar belakang profesi seperti dokter umum, dokter gigi, dokter
spesialis, paramedis keperawatan/non keperawatan, tenaga kesehatan lainnya serta tenaga non
kesehatan. Berdasarkan jenisnya terdiri dari 110 orang pegawai medis dan 38 orang pegawai
penunjang dan 82 orang non medis.
Tabel 3.2 Tabel Prasarana Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Empat
Kondisi
Uraian Jumlah Keterangan
baik Rusak
1. Sumber listrik
a. PLN 1 X 550 KVH
500 KVH dan 100
b. Ginset 2 X KVH
2. Sumber air
PDAM 1 X
3.IPAL 1 X
c) Fasilitas Pelayanan
1. Rawat Jalan
Poli Umum
Poli Gigi
UGD 24 Jam
Poli Spesialis Penyakit Dalam
Poli Spesialis Bedah
Poli Spesialis Anak
Poli Spesialis Kebidanan
Poli Spesialis Orhtopedi
Poli Spesialis THT
Poli Spesialis Mata
Poli Spesialis Paru
Poli Spesialis Kulit
Poli Spesialis Syaraf
Poli Rehabilitasi Medik
2. Rawat Inap
VIP
Kelas Utama
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Isolasi
Perina
ICU
3. Penunjang
Rekam Medis
Kamar Operasi
Kamar Bersalin
Kamar Ginekologi
Farmasi 24 Jam
Laboratorium
10
Radiologo
USG
EkG
Ambulans
FIsioterapi
Gizi
Ruhul Islam
IPAL
2.3 Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat
11
VIP 1.460 1.811 1.504 2.512 1.427
Kunjungan Kebidanan
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Persalinan 2013 2014 2015 2016 2017
Persalinan Normal (Tanpa
Penyulit) 241 288 605 588 360
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat
BAB III
FALSAFAH, VISI, MISI, MOTO, TUJUAN, LANDASAN NILAI, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN RUMAH SAKIT ISLAM IBNUN SINA SIMPANG EMPAT
4.1 Falsafah
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina adalah sarana ibadah dalam pelayanan kesehatan sebagai perwujudan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT
4.2 Visi dan Misi
13
Visi : Terwujudnya Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat terakreditasi paripurna tahun
2020.
Misi :
1) Melaksanakan pelayanan bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien yang terdepan di
pasaman barat dan sekitarnya
2) Melengkapi sumber daya, sarana dan prasarana
3) Meningkatkan profesionalisme pemberi pelayanan
4) Menjadikan Rumah sakit mitra terbaik untuk semua pelanggan
5) Menerapkan nilai nilai islami dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit
4.4 Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan sesuai dengan ajaran islam
serta menurut ketentuan perundang undangan tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan.
Secara umum nilai Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat adalah JADI
J : Jujur dalam segala hal
A : Amanahh dalam mengemban tugas
D : Disiplin dalam menjalankan tugas
I : Ikhlas dalam melayani
BAB IV
RENCANA STRATEGIS
14
Empat bukan hanya lagi satu-satunya Rumah Sakit di Pasaman Barat. Tapi bermunculan berbagai
jenis klinik dan rumah sakit.
Pemerintah daerah berusaha untuk menggali sumber daya alam dengan menarik lebih
banyak investor baik lokal maupun asing. Tujuannya agar terjadi peningkatan perekonomian daerah.
Sarana transportasi diperbaiki sehingga tidak ada lagi daerah terisolir.
Kebijakan pemerintah ini merupakan peluang dan sekaligus ancaman bagi RSI Ibnu Sina
Simpang Empat. Dengan adanya keterbatasan sarana prasarana dan keterbatasan manajemen saat ini
maka kondisi daerah merupakan ancaman. Tapi dengan adanya perekembangan kondisi daerah
dengan terbukanya kesempatan kerja yang luas dan membaiknya ekonomi masyarakat maka kondisi
ini lebih banyak peluang dari pada sebagai ancaman. Untuk itu perkembangan kabupaten Pasaman
Barat dalam analisa ini diasumsikan sebagai peluang/ opportunities (O)
2. Hubungan Kerjasama
Adanya hubungan kerja sama yang telah terbentuk antara RSI Ibnu Sina Simpang Empat dengan
perusahaan swasta dan BUMN yang ada di Pasaman Barat merupakan peluang/ opportunities (O)
bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat. Peluang ini ditambah lagi dengan bertambahnya investor baru
yang belum tergarap
3. Pelanggan
Pelanggan RSI Ibnu Sina Simpang Empat Di Pasaman Barat terutama adalah penduduk
kabupaten Pasaman Barat berekonomi menengah ke atas yang bekerja sebagai petani, pedagang dan
karyawan perkebunan. Sebagiannya adalah pelanggan fanatik/tradisional. Ini merupakan peluang/
opportunities (O) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat.
5. Pesaing
Dengan berkembangnya Pasaman Barat, banyak tumbuh tempat praktek dokter swasta
khususnya sekitar RSI Ibnu Sina Simpang Empat. Bidan pasca PTT yang membuka praktek swasta
dan ditambah dengan muncul praktek bersama dokter spesialis, rumah obat dan apotik yang
memberikan pelayanan setiap hari dengan harga lebih murah. Sesuai dengan perkembangan
wilayah, pemerintah daerah telah menambah sarana pelayanan kesehatan berupa RSUD, puskesmas
rawatan dan klinik yang melayani rawat inap dengan harga lebih murah agar dapat jadi alternatif
bagi masyarakat terutama bagi lapisan bawah yang kurang mampu. Ini semuanya merupakan
ancaman/threat (T) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat
15
punya sarana dan mutu pelayanan yang belum optimal menyebabkan keadaan ini lebih banyak
sebagai ancaman/threat (T) dari pada sebagai peluang
8. Tekhnologi Kesehatan
Tekhnologi kesehatan disini diasumsikan sebagai ancaman/ (T) mengingat keterbatasan
keuangan RSI Ibnu Sina Simpang Empat untuk pengadaannya
2. Produk layanan
Pelayanan kesehatan yang diberikan saat ini disamping dengan menampilkan nilai Islam juga telah
dilengkapi dengan pelayanan spesialisasi empat besar ditambah dengan spesialis spesialis lainnya
yang saat ini sudah mencapai 11 spesialis yang dapat di layani. Dan ada beberapa poli spesialis
hanya kita yang punya.Pelayanan spesialis ini telah berlangsung setiap hari. Hal ini dapat menjadi
kekuatan/strength (S) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat
3. Informasi
Promosi/sosisalisasi RSI Ibnu Sina Simpang Empat kepada masyarakat di Pasaman Barat telah
dilakukan melalui kegiatan personal karyawan, symposium, leaflet dan berbagai kegiatan sosial. Ini
tentu saja merupakan kekuatan/strength (S) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat
4. Lokasi
RSI Ibnu Sina Simpang Empat saat ini berada di jalan utama kota Simpang Empat dan merupakan
satu – satunya rumah sakit swasta di Kabupaten Pasaman Barat dengan pelayanan spesialisasi setiap
hari dan UGD buka 24 jam. Gedung RSI Ibnu Sina Simpang Empat saat yang dapat menampung
lebih banyak jumlah pasien dengan desain yang nyaman dan elegant merupkan sebuah kekuatan.
Maka semuanya merupakan kekuatan/strength (S) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat
5. Budaya Kerja
Motivasi kerja petugas ruangan untuk memberikan perawatan yang baik cukup bagus. Sehingga
pasien betah dan merasa nyaman selama perawatan. Petugas rawat inap telah dapat memberikan
jawaban yang memuaskan pasien yang dirawat dan keluarga. Pemberian layanan dengan menuntun
pasien ketempat pemeriksaan, petugas mengantarkan hasil pemeriksaan dan tidak merepotkan
16
pasien dan keluarga dengan berbagai urusan pasien sendiri telah mampu memperbaki citra rumah
sakit sebagai mana motto yang dikumandangkan. Walaupun demikian, asuhan keperawatan belum
berjalan maksimal dan masih perlu perbaikan
Pelayanan spesialisasi 4 besar ditambah spesialis spesialis lainnya yang di buka setiap hari
serta UGD buka 24 jam dengan paerawat dan dokter jaga yang telah ikut berbagai pelatihan telah
memberikan banyak kemudahahn bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan. Ini
semuanya merupakan merupakan kekuatan/strength (S) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat.
6. Keuangan
RSI Ibnu Sina Simpang Empat sebagai organisasi yang mandiri dimana biaya operasional
ditanggung oleh pendapatan sendiri. Sisa hasil usaha yang diperoleh belum dapat menambah
investasi besar karena banyak perlengkapan kecil yang harus dibenahi. Kondisi keuangan ini dapat
menjadi kelemahan/Weakness (W) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat kedepan.
7. Sarana dan Prasarana
Saat ini Ruangan rawat inap sudah memadai, di harapkan tempat tidur sering penuh. Dari 110
tempat tidur yang tersedia, 90% terisi. Sehingga pasien yang akan rawat inap tidak antri di UGD
menunggu adanya tempat rawatan kosong.
USG saat ini yang kita miliki lebih dari 1 buah dan berada di tempat tempat yang
memebutuhkan. Keadaan ini membantu tercapainya pelayanan prima kepada masyarakat
Juga sudah tersedia ruangan khusus untuk kasus emergency ( ICU ). Peralatan emergency
lainnya serta ruangan ponex tempat pelayanan pasien kebidanan di unit igd. Semuanya ini tentu
merupakan kekuatan/strength (S) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat dalam memberikan
pelayanan yang professional
8. Pemasaran
Fungsi pemasaran belum optimal dilakukan karena belum terbentuk petugas khusus yang dapat
memasarkan produk-produk layanan rumah sakit. Akibatnya masih banyak pangsa pasar yang
belum mengerti dan kurang tertarik untuk memanfaatkan pelayanan RSI Ibnu Sina Simpang Empat.
Hal ini juga merupakan Kelemahan/Weakness (W) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat .Namun
kita selalu berbenah di mana saat ini kita sudah merencanakan penempatan seorang staf pemasaran
dengan harapan dapat membantu meringan kan pasien dalam pelayanan serta dapat menjadi sebuah
kekuatan/strength (S).
9. Manajemen
Manajemen masih belum tertata baik. Pembagian kerja ( job description ) dan pelimpahan
wewenang belum berjalan optimal. Sehingga masih banyak pekerjaan yang seharusnya dapat
dikerjakan pada waktu bersamaan oleh tenaga yang berbeda, tapi masih harus dikerjakan satu persatu
oleh satu tangan. Belum ada keberanian direksi untuk mengambil kebijaksanaan secara cepat dan
tepat guna kemajuan rumah sakit karena terkungkung oleh pola sentralisasi yang diterapkan YARSI
Sumatera Barat. Pola manajemen kolektif di YARSI Sumatera Barat ( Setiap keputusan harus
melalui rapat pengurs harian ) menyebabkan perkembangan rumah sakit berjalan lamban dan
tersendat-sendat. Sampai saat ini belum semua fungsi manajemen dilaksanakan. Pemberian reward
belum seimbang dengan tenaga petugas yang dipakai. Juga belum ada standar tetap yang dapat
dijadikan acuan untuk pelayanan. Ini tentu saja merupakan kelemahan/Weakness (W) bagi RSI
Ibnu Sina Simpang Empat.
10. Tenaga Kerja
17
Di poliklinik tenaga perawat yang dinas pagi hari hanya 11 orang, dengan dokter yang pemberi
pelayanan ada 12 orang ( 1 dokter umum, 1 dokter gigi dan 10 spesialis ).
Tenaga perawat ruang rawat inap yang melayanani 110 orang pasien hanya 90 orang (
terbagi dalam 3 shif ). Akibatnya beban kerja perawat tinggi dan membuat stamina tidak lagi bagus
dalam memberikan layanan.
Akibat pemberian pelayanan yang meningkat, pelayanan di apotik juga meningkat. Petugas
apotik berjumlah 18 orang ( terbagi 3 shiff ) yang terdiri dari 5 apoteker,Tenaga teknis 11 orang dan
harus melayani 300-350 resep/hari. Akibatnya beban kerja asisten apoteker tinggi dan membuat
stamina tidak lagi bagus dalam memberikan layanan. Sebagai efek domino, kejadian ini juga
berimbas pada karyawan di Pencatatan medik dan gizi.
Tenaga UGD yang tersedia hanya 10 orang ( terbagi dalam 3 shiff ) untuk rata- rata 45-50
pasien UGD perhari. Akibatnya pelayanan belum memuaskan masyarakat karena stamina petugas
yang rendah, walaupn mereka telah dilatih untuk profesional
Kamar operasi hanya punya 7 orang tenaga. Dengan adanya konsulen setiap hari, jumlah
operasi terus meningkat. dan itu pun merangkap ke poliklinik dan UGD. Tenaga anestesi sudah
ada,tapi tidak memadai,1 spesialis anestesi dan 1 penata anestesi. Sedangkan dokter spesialis bedah,
mata dan Obs & Gin sudah masuk setiap hari. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan anestesi di
panggil tenaga anestesi part time dari luar ( RSUD Pasaman Barat ). Laboratorium punya tenaga
analis hanya 7 orang dengan shif dinas pagi sore malam libur. Dengan jumlah kunjungan labor yang
cukup tinggi baik rawat jalan dan rawat inap masih di kategorikan sangat minim sekali. Di radiologi
tenaga ada 3 orang dengan memakai sistem on call untuk pasien d malam hari karena kunjungan
Radiologi baru berkisar 10 -15 per hari. Sehingga respon time untuk pasien rontgen malam hari
sangat lama.
Jumlah tenaga Pembantu Perawat di rawat inap kurang. Tenaga yang ada sekarang hanya
bisa untuk shif pagi dan sore. Sif malam pekerjaan Pembantu Perawat diambil alih oleh perawat.
Akibatnya perawat yang hanya dua orang tidak dapat memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap pasien. Dengan jumlah tenaga yang sangat pas pasan , Ini bisa merupakan
kelemahan/Weakness (W) yang ada di RSI Ibnu Sina Simpang Empat
18
Ancaman C.
1. Pesaing 0,15 3 0,45
2. SDM Masyarakat 0,09 2 0,16
3. Image Masayarakat ( biaya
tinggi ) 0,08 2 0,16
4. Tekhnologi Kesehatan 0,09 2 0,18
Jumlah D. 0,95
Total 1 2,83
C.
Kelemahan
1. Budaya Kerja 0,15 3 0,45
2. Sarana dan Prasarana 0,15 3 0,45
3. Pemasaran 0,08 2 0,16
4. Manajemen 0,1 2 0,2
5. Tenaga Kerja 0,11 3 0,33
D.
Jumlah 1,59
Total 1 2,53
C. ANALISA PENGGABUNGAN
Untuk menetapkan strategi alternatif yang akan dipakai sebagai acuan, maka perlu dilakukan
penggabungan kedua analisis diatas dengan menggunakan TOWS Matrik dan Iinternal Eksternal
Matrik. Dari penggabungan dengan TOWS Matrik dapat dikembangkan 4 strategi alternatif, yaitu :
19
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Image Lembaga 1. Budaya Kerja
2. Produksi Layanan 2. Sarana/Prasarana
3. Informasi 3. Pemasaran
4. Lokasi 4. Manajemen
5. Keuangan 5. Tenaga Kerja
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Kabupaten Baru 1.Tingkatkan peran ruhis 1.Pembinaan SDM yang
2. Kerjasama 2.Tingkatkan kerjasama kontiniu dan berkesi-
3. Pelanggan dengan perusahaan nambungan
4. Tingkat 2.
3.Tambah produk pelayanan Lengkapi sarana dan
Ekonomi baru prasarana
4.Perluas jangkauan layanan 3.Tingkatkan pemasaran
4.Evaluasi dan perbaiki
manajemen
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
1. Pesaing 1.Kerjasama dengan klinik 1. Tingkatkan profesional
2. SDM dan dokter swasta petugas
Masyarakat 2.Sistim tarif terjangkau dan 2. Tingkatkan konsolidasi
3. Image berimbang 3. Tingkatkan motivasi kerja
Masyarakat 3.Tingkatkan promosi dan 4. Perbaiki job kerja dan
4. Budaya edukasi pelimpahan wewenang
5. Tekhnologi 4.Tingkatkan mutu layanan
Kesehatan
Berdasarkan hasil analisis matrik IE dan TOWS matrik, maka dapat dirumuskan Visi, Misi,
Strategi dan Program Kerja RSI Ibnu Sina Simpang Empat untuk 12 tahun ke depan sebagai berikut :
20
A. Menjadikan RSI Ibnu Sina Simpang Empat sebagai pusat pelayanan Traumatic ( Trauma center )
B. Meningkatkan kwalitas pelayanan dengan memperbaiki kwalitas SDM menjadi tenaga yang
professional
C. Meningkatkan peran ruhis dalam mengembangkan nilai-nilai islami untuk meningkatkan mutu
layanan
D. Evaluasi dan revisi organisasi dan manajemen rumah sakit
E. Menyiapkan master plan rumah saki
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, DAN KELOMPOK SASARAN
5.1 Program
Mengingat kondisi di atas dan tantangan ke depan maka perlu dilakukan pengembangan RSI
Ibnu Sina Simpang Empat dengan layanan unggulan sebagai pusat pelayanan Traumatic ( Traumatic
center ) di Pasaman Barat. Untuk itu perlu dikembangkan berbagai komponen pendukung.
A. GEDUNG
a. Gedung A
1. 62 m dari pinggir jalan kolateral, 12 m dari pinggir jalan utama.
2. Membujur dari utara ke selatan
3. Ukuran 15 x 29 m terdiri dari 2 lantai
21
4. Lantai 1 untuk UGD, Kamar Operasi dan Kamar bersalin
5. Lantai 2 untuk perkantoran
b. Gedung B
1. 7,5 m di selatan gedung A
2. Membujur dari utara keselatan
3. Ukuran 15 x 20 m terdiri dari 3 lantai
4. Lantai 1 untuk unit rawat jalan
5. Lantai 2 untuk intsalasi farmasi dan penyimpanan status
6. Lantai 3 untuk rawat inap klas I dan II
c. Gedung C
1. Di timur gedung B bersambung dengan bagian selatan gedung B membentuk huruf L
2. Membujur dari barat ke timur
3. Ukuran 12 x 43 m terdiri dari 3 lantai
4. Lantai 1 untuk rawat inap klas I, II dan III
5. Lantai 2 untuk rawat inap klas I, II dan III
6. Lantai 3 untuk rawat inap klas I, II
d. Gedung D
1. Di timur gedung A bersambung dengan bagian selatan gedung A membentuk huruf L
2. Membujur dari barat ke timur
3. Ukuran 12 x 40 m terdiri dari 2 lantai
4. Lantai 1 untuk ruang diagnostik
5. Lantai 2 untuk ruang pertemuan ( aula )
e. Gedung E
1. Di timur gedung D bersambung dengan bagian timur gedung D membentuk huruf T
2. Membujur dari utara ke selatan
3. Ukuran 12 x 30 m terdiri dari 3 lantai
4. Lantai 1 untuk ruang ICU dan emergensi
5. Lantai 2 untuk rawat inap VVIP dan VIP
6. Lantai 3 untuk rawat inap VVIP dan VIP
f. Gedung F
1. 4 m di timur gedung C dan 3 m di selatan gedung E
2. Membujur dari Barat ke timur
3. Ukuran 12 x 20 m terdiri dari 1 lantai dan berfungsi untuk laundry, gizi dan logistik
g. Masjid
1. Terletak di barat gedung B, jarak 8 m dari gedung B
2. Membujur dari barat ke timur
3. Ukuran 40 x 40 m
22
a. Dokter Jaga IGD 24 jam yang telah terlatih ( telah mengikuti ATLS dan ACLS )
b. Dokter ahli bedah umum 2 orang
c. Dokter ahli bedah ortopedi 1 orang
d. Dokter ahli bedah saraf 1 orang
e. Dokter ahli anastesi 1 orang
f. Dokter Ahli Radiologi 1 orang
g. Dokter ahli penyakit dalam 2 orang
h. Dokter ahli patologi klinik 1 orang
i. Dokter rehabilitasi medik 1 orang
j. Dokter Ahli Anak 1 orang
k. Dokter Ahli Kebidanan dan Kandungan 1 orang
l. Perawat UGD telah terlatih ( mengkuti pelatihan PPGD minimal BTCLS )
m. Perawat Kamar Operasi yang terlatih ( mengikuti pelatihan PPGD dan OK )
n. Perawat Bedah yang terlatih ( mengkuti pelatihan PPGD minimal BTCLS )
o. Perawat anastesi yang terlatih ( mengkuti pelatihan PPGD minimal BTCLS )
p. Perawat ICU yang terlatih ( mengkuti pelatihan PPGD minimal BTCLS )
q. Perawat Rawat inap yang terlatih
r. Ahli Madia Gizi
s. Perawat Fisioterapi
t. Menambah tenaga lain sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan Rumah sakit
D. PERBAIKAN PELAYANAN
a. Ruhis
Melaksanakan tarbiah islam secara berkala kepada karyawan
Menyusun dan melaksanakan kompetensi nilai keislaman karyawan
Membuka klinik rohani untuk konseling agama
b. Manajemen
Melengkapi dan merevisi SOP guna menganisipasi perkembangan lingkugan
Mempersiapkan akreditasi tahap I dan tahap II
Evaluasi tarif rumah sakit
Komputerisasi dengan memakai billing system
Melaksanakan pendekatan secara persuasive kepada dokter swasta, bidan swasta dan klinik swasta
dan mengajak mereka untuk memanfaatkan RSI Ibnu Sina sebagai rumah sakit rujukan
23
Melaksanakan pendekatan secara persuasive kepada dokter-dokter spesialis yang ada di Pasaman
Barat dan mengajak mereka untuk dapat bersama merawat pasien di RSI ibnu Simpang Empat
Membentuk kerja sama yang mengikat antara RSI Ibnu Sina Simpang Empat dengan perusahaan
yang ada di Pasaman Barat
Meningkatkan usaha promosi/sosisalisasi
5.2 Kegiatan
2. Penambahan pendidikan
Penambahan pendidikan tenaga dilaksanakan sesuai dengan kebijakan pengurus Yarsi. Jenjang
pendidikan yang diikuti adalah D-3, S-1, Sp1 ataupun jenjang pendidikan lain sesuai kebutuhan
rumah sakit
Penambahan tenaga dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Setiap kali ada penambahan
tenaga dibentuk panitia penerimaan yang bertanggungjawab langsung kepada direktur. Tenaga yang
diterima sesuai dengan kopetensi yang dibutuhkan.
24
BAB VI
PENUTUP
Demikian Rencana Stategis ini disusun untuk dapat dijadikan acuan dalam pengembangan
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat. Agar lebih sempurna dibutuhkan pembicaraan
bersama antara Badan Pengurus maupun Rumah Sakit Yarsi Sumbar.
Diharapkan dalam dalam pertemuan tersebut dapat dicarikan jalan keluarnya serta strategi yang baik
untuk kemajuan RSI Ibnu Sina Yarsi Simpang Empat Pasaman Barat.
25
26