Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat merupakan rumah sakit yang pertama berada
di Kabupaten Pasaman Barat. Rumah sakit ini didirikan pada tahun 1991 dan merupakan kelanjutan
dari kegiatan pelayanan kesehatan yang telah diselenggarakan oleh Balai Kesehatan Ibnu Sina
Kapar. Perkembangan daerah yang cepat telah memberi peluang kepada Balai Kesehatan Ibnu Sina
Kapar untuk berkembang menjadi sebuah rumah sakit di Simpang Empat.
Sebagai salah satu fasilitas kesehatan yang ada di Pasaman barat, RSI Ibnu Sina Simpang
Empat punya peran yang strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat Pasaman Barat. Peran tersebut dewasa ini semakin dituntut dengan adanya perubahan
struktur demografi dan perubahan pola tingkah laku akibat terjadinya peningkatan derajat ekonomi
masyarakat yang lebih mengharapkan pelayanan yang lebih bermutu dan dapat memberikan solusi
dari keluhan yang mereka derita.
Tuntutan tersebut semakin bertambah dengan adanya perubahan status Pasaman Barat
menjadi kabupaten dengan ibu kota Simpang Empat. Sebagai kabupaten baru, pemerintah daerah
mengharapkan banyaknya pemodal baik investor local maupun asing untuk menanamkan modalnya
di Pasamn barat. Dan ini tidak tertutup untuk pemodal yang bergerak di bidak perumahsakitan.
Dengan demikian, akan datang saatnya bahwa Rumah Sakit Ibnu Sina Simpang Empat bukan lagi
sebagai satu-satunya rumah sakit di Pasaman Barat, tapi akan banyak saingan yang datang sebagai
kompetitor.
Untuk dapat bersaing dengan sehat agar tetap eksis, maka Rumah Sakit Ibnu Sina Simpang
Empat harus mulai lebih berbenah diri dari saat ini. Perlu perbaikan manajemen dengan pengelolaan
rumah sakit yang professional. Rumah sakit harus mampu memberikan pelayanan yang berorientasi
terhadap kepuasan konsumen. Semua sumber daya yang ada harus dikelola secara baik, efektif dan
efisien agar dapat menghasilkan produk layanan yang berkwalitas dan mampu bersaing dengan
kompetitor lainnya. Oleh sebab itu diambil langkah konkrit dengan melakukan analisis terhadap
manajemen, identifikasi masalah, dan kemudian membuat perencanan yang akan memandu
organisasi dalam mencapai tujuan dimasa yang akan datang .

1.2. Landasan Hukum

1. Undang Undang Republik Indonesia no 36 tahun 2009 tentang kesehatan


2. KEPMENKES RI No : HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang rencana strategis kemenkes th
2015 – 2016
3. Peraturan menteri perencanaan pembangunan nasional / kepala badan perencanaan
pembangunan nasional RI no : 5 tahun 2014 tentang pedoman penyusunan dan penelaahan
rentra kementrian lembaga (Rentra K/L) 2015 – 2019
4. Undang Undang Republik Indonesia no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5. KEPMENKES RI No : HK. 01. 07/ MENKES/422/2017 tentang Rumah Sakit
6. Undang Undang RI no 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan Nasional

1
7. KEPMENKES RI No : HK. 03. 01/ 60/1/2010 perencanaan pembangunan Nasional th 2010
- 2014
8. Peraturan presiden no 5 tahun 2010 tentang rencana pembangunan jangka menengah
nasional tahun 2010-2014
9. Undang-Undang No. 5, tahun 1992 tentang penataan ruang.
10. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembar Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 100, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495)
11. Undang-Undang No. 23, tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup.
12. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional
13. Undang-Undang No. 29, tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
14. Peraturan Pemerintah No. 82, tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air
15. Peraturan Pemerintah No. 32, tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
16. PERMENKES RI No : 028/MENKES/PER/1/2011 tentang Klinik
17. PERMENKES RI No : 56 tahun 2014 tentang kualifikasi dan perizininan Rumah Sakit.
18. PERMENKES RI No : 492 /MENKES/PER//IV/2010 tentang persyaratan kualitas air
minum
19. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan rumah sakit.
20. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129/Menkes/SK/II/2008 Standar Pelayanan minimal
Rumah Sakit
21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000 tentang Visi Misi dan
Strategi pembangunan kesehatan nasional.
22. Kebijakan Yarsi Tentang..........................

1. Undang Undang Republik Indonesia no 36 tahun 2009 tentang kesehatan


2. Undang Undang Republik Indonesia no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang Undang RI no 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan Nasional
4. Peraturan presiden no 5 tahun 2010 tentang rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun
2010-2014
5. Undang-Undang No. 5, tahun 1992 tentang penataan ruang.
6. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun
1992 Nomor 100, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495)
7. Undang-Undang No. 23, tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup.
8. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional
9. Undang-Undang No. 29, tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
10. Peraturan Pemerintah No. 20, tahun 1990 tentang pencemaran air.
11. Peraturan Pemerintah No. 32, tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
12. Peraturan Menteri Kesehatan No. 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang upaya pelayanan kesehatan
swasta di bidang medik.
13. Peraturan Menteri Kesehatan No. 159b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit.
14. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan dan pengawasan
kualitas air bersih.

2
15. Peraturan Menteri Kesehatan No. 986/Menkes/Per/XI/1992 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan rumah sakit
16. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1333/Menkes/Kes/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit.
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000 tentang Visi Misi dan Strategi
pembangunan kesehatan nasional.
18. Kebijakan Yarsi Tentang..........................

1.3. Maksud Dan Tujuan


a. Maksud dan tujuan disusunnya Renstra Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat ini diharapkan
secara keseluruhan dapat melaksanakan dan merencanakan “ Pelayanan yang bermutu “ yaitu
pelayanan yang berkualitas yang secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat melalui :
1) Gambaran tentang keterkaitan hubungan antara rencana strategis dengan visi msi Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina Simpang Empat.
2) Gambaran struktur Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat yang meliputi tugas pokok dan
fungsi, struktur organisasi serta sumber daya yang di miliki.
3) Keadaan kinerja pelayanan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat
4) Merumuskan perencanaan strategi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat.
5) yang berisikan visi, misi, dan prioritas pembangunan yang terdiri dari tujuan dan sasaran strategi.
6) Memaparkan program kerja dan kegiatan RSI Ibnu Sina Simpang Empat serta pendanaannya periode
2018-2023.
b. Tujuan
Dengan disusunnya rencana strategis RSI Ibnu Sina Simpang Empat tahun 2018 – 2023 diharapkan
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat akan :
1) Punya acuan langkah yang jelas untuk pengembangan rumah sakit ke depean sehingga
pengembangan yang dilakukan tepat guna dan tepat sasaran.
2) Mampu mengantisipasi permintaan pasar yang semakin hari semakin meningkat dan komplit baik
jumlah maupun tuntutan terhadap mutu pelayanan.
3) Dapat bersaing secara sehat dengan rumah sakit lain.
4) Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Landasan Hukum

BAB II Gambaran Pelayanan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
2.2 Sumber Daya Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat
2.3 Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat

3
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang
Empat

BAB III Falsafah, Visi, Misi, Moto, Tujuan, Landasan Nilai, Strategi Dan Kebijakan Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Simpang Empat
4.1 Falsafah
4.2 Visi dan Misi
4.3 Moto
4.4 Tujuan
4.5 Landasan nilai

BAB IV Rencana Dan Strategi

BAB V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, dan Kelompok Sasaran
BAB VI Penutup
Lampiran

BAB II
GAMBARAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA SIMPANG
EMPAT

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi


Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat berdiri tahun 1991. Rumah sakit ini merupakan
kelanjutan dari Balai Kesehatan Ibnu Sina Kapar yang telah ada sejak tahun 1975. Balai Kesehatan
Ibnu Sina Kapar pada mulanya menempati rumah penduduk dan lokal PGA Kapar. Ini berlangsung
selama 2 tahun. Pada tahun 1977 diresmikanlah bangunan Balai Kesehatan Ibnu Sina kapar di atas
tanah wakaf almarhum Buya Sasak seluas 25 x 50 m dengan memanfaatkan bantuan DDII dan
masyarakat.

4
Pada tanggal 15 Maret 1991 diresmikan pemakaian gedung Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Simpang Empat yang berlokasi di Pasaman Baru Simpang Empat. Ketika diresmikan bangunan
rumah sakit terdiri dari 2 buah bangunan permanen yaitu bangunan polkilnik dan 1 buah bangunan
untuk rawat inap dengan kap[asitas 18 tempat tidur. Sedangkan untuk dapur/gizi baru dalam bentuk
bangunan darurat.
Pada 7 Januari 2004, Pasaman Barat resmi menjadi sebuah kabupaten baru sebagai hasil
pemekaran dari kabupaten induk Kabupaten Pasaman. Kebijakan pemerintah tentang otonomi daerah
dan pemekaran daerah Kabupaten Pasaman menjadi dua kabupaten ini merupakan peluang besar
bagi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Ampek untuk lebih maju dimasa yang akan datang,
tetapi juga merupakan ancaman karena bermunculannya klinik dan apotik baru serta adanya rumah
sakit daerah sebagai sarana pelayanan kesehatan kabupaten.
Untuk itu Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Ampek berusaha membenahi diri agar
perubahan kebijakan dan tantangan yang akan dihadapi dimasa datang dapat berubah menjadi sebuah
potensi yang akan mendukung eksistenasi RSI Ibnu Sina Simpang Ampek. Berbagai sarana dan
prasarana serta fasilitas pelayanan rumah sakit dilengkapi untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Dalam melengkapi saran fisik, rumah sakit mengacu kepada rencana induk pengembangan RSI Ibnu
Sina Simpang Ampek.
Pada tahun 2007 di bangun UGD, Kamar Bersalin dan Kamar Operasi agar sarana yang ada
lebih representatif. Dengan jumlah Tempat tidur menjadi 60 tempat tidur.
Pada Tahun 2009,di buka poli spesialis lebih banyak dan penambahan dokter spesialis tetap
seperti bedah misalnya dan interne.dan penambahan ruangan gizi,laundry,yang permanen.
Pada tanggal 28 Januari 2010 RSI Ibnu Sina Simpang Ampek dinyatakan lulus akreditasi
oleh Departemen kesehatan Republik Indonesia dengan status akreditasi penuh tingkat dasar.
Pada Januari tahun dibuka pelayan Poli Paru dengan memeberdayakan dokter dokter
spesialis yang ada d pasaman Barat. Seiring dengan itu pada bulan September 2014 RSI Ibnu Sina
Simpang Empat merencanakan pembangunan baru dengan gedung 4 lantai, penambahan ruang
rawatan menjadi 110 Tempat tidur dengan target siap pakai 2017
Alhamdulillah pada awal tahun 2018 bulan maret bangunan baru dengan segala fasilitasnya
sudah dapat di operasionalkan,demi meningkatkan pelayanan kesehatan umat

Berdasarkan Sk Yayasan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Sumatra Barat No...tentang
pembentukan dan susunan organisasi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat, Rumah Sakit
Islam Ibnu Sina Simpang Empat dipimpin oleh seorang kepala dengan sebutan direktur. Adadpun
susunan organisasinya adalah sebagai berikut :
 Unsur Pimpinan : Direktur
 Pembantu pimpinan terdiri dari :
1. Kepala bidang pelayanan, membawahi :
a. Kasie pelayanan medis
b. Kasie penunjang medis, membawahi :
i. Rekam Medis

5
ii. Gizi
iii. Laundri
iv. CSSD
v. Supir Ambulans
c. Kasie keperawatan
2. Kepala bidang manajemen resiko, membawahi :
a. PPI
b. Mutu dan Keselamatan Pasien
c. K3RS
3. Kepala bagian SDM dan umum, membawahi :
a. SDM dan Diklat
b. Umum dan Perencanaan
c. Humas dan Pemasaran
4. Kepala bagian keuangan, membawahi :
a. Akuntansi
b. Keuangan
c. Verifikasi

Selain dibantu oleh kelompok struktural, direktur dibantu oleh kelompok fungsional danunsur
pelaksasan pelayanan, yang terdiri dari :
1. Satuan Pemeriksa Internal
2. Ruhul Islam
3. Komite Medik
4. Kelompok Staf Medik
5. Komite Keperawatan
6. Komite Rekam Medis
7. Komite Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
8. Komite Farmasi Dan Terapi
9. Tim Pasien Safety
10. Tim Geriatri
11. Tim PPRA
12. Tim Ponek
13. Tim TB-DOTS
14. Tim PKRS

Unsur Pelaksana Pelayanan, terdiri dari Instalasi, yaitu


1. Instalasi Rawat jalan dan UGD
2. Instalasi Rawat Inap
a) Shafa
b) Marwa
c) Arafah
d) Mina

3. Instalasi Khusus
a) OK-RR

6
b) ICU

4. Instalasi Penunjang
a) Farmasi
b) Laboratorium
c) Radiologi
d) Fisioterapi

Kelompok Staf Medis terdiri :


1. Bedah, terdiri dari :
a) Bedah Umum
b) Orthopedi
2. Obgyn
3. Penyakit Dalam
a) Penyakit Dalam
b) Jantung
c) Kulit dan Kelamin
4. Anak
5. Paru
6. THT
7. Mata
8. Syaraf
9. Penunjang, terdiri dari :
a) Anastesi
b) Patologi Klinik
c) Radiologi
10. Umum/Gigi

Undang-undang RS No.44 Tahun 2009 Pasal 33 berbunyi : Setiap RS harus memiliki organisasi
yang efektif, efisien, dan akuntabel. Organisasi rumah sakit disusun dengan tujuan untuk mencapai
visi dan misi rumah sakit dengan menjalankan tatakelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1046/Menkes/Per/XI/2006 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan, dengan klasifikasikelas C
dengan jenis RS umum yang meberikan pelayanan kesehatan semua bidang dan jenis penyakit.

Struktur organisasi berdasarkan azas organisasi hemat struktur dan kaya fungsi, yang
menggambarkan kewenangan, tanggung jawab dan komunikasi dalam menyelenggarakan
pelayanan, komunikasi antar unit pelayanan, serta manajemen “ Cross Fungsional And
Communication Management” atau dengan kata lain seluruh struktur kerja operasional bukan
struktur kerja birokrasi yang kaku.
Komite Medis dari Ketua, Sekretaris, dan Subkomite yang terbagi menjadi Subkomite
Kredensial, Mutu, dan Etika.
Direktur RS bekerja sama dengan komite medis untuk menyusun pengaturan layanan medis
agar pelayanan yang profesional terjamin mulai saat pasien masuk RS hingga keluar RS.

7
Rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan yang baik, sehingga membutuhkan berbagai sumber
daya yang harus diatur dengan proses manajemen yang baik.

Bagan 1 : Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat

2.2 Sumber Daya Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat
a) Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat sampai tahun ini ada orang 230
orang dengan berbagai macam latar belakang profesi seperti dokter umum, dokter gigi, dokter
spesialis, paramedis keperawatan/non keperawatan, tenaga kesehatan lainnya serta tenaga non
kesehatan. Berdasarkan jenisnya terdiri dari 110 orang pegawai medis dan 38 orang pegawai
penunjang dan 82 orang non medis.

Seperti terlihat ditabel berikut :


Tabel Pola Ketenagaan
Pola Tenaga Sept 2018
Medis 15
Perawat 95
Jangmed 38
Non Medis 82
8
Total 230

b) Sarana dan Prasarana

Tabel 3.1 Data Sarana Rumah Sakit


Jumla Kondisi
No Ruangan Keterangan
h
. Baik Rusak
1 Poli Umum 1 X
Poli Gigi 1 X
2 Poli Spesialis
Poli Interne 2 X
Poli Bedah 1 X
Poli Anak 1 X
Poli Obgyn 1 X
Poli Jantung 1 X
Poli Kulit 1 X
Poli Mata 1 X
Poli THT 1 X
Poli Neurologi 1 X
Poli Paru 1 X
Poli Orthopedi 1 X
3 UGD 8 X Buka 24 jam
4 Rawat inap 95 X
5 Kamar Operasi 4 X
6 Ruang Pemulihan 3 X
7 ICU 6 X
8 Perina 9 X
9 Kamar Bersalin 4 X
10 Kamar Ginekologi 1 X
11 Farmasi 1 X
12 Gudang Obat 1 X
13 Gizi 1 X
14 Gudang Umum 1 X
15 Gudang gizi 1 X
16 Laboratorium 1 X
17 Radiologi 1 X
18 Laundry 1 X
Bergabung dengan
19 Kantor 1 X mesjid
20 Garase 1 X
21 MR 1 X
22 Masjid 1 X
9
23 Kamar jenazah Belum Ada

Tabel 3.2 Tabel Prasarana Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Empat
Kondisi
Uraian Jumlah Keterangan
baik Rusak
1. Sumber listrik
a. PLN 1 X 550 KVH
500 KVH dan 100
b. Ginset 2 X KVH
2. Sumber air
PDAM 1 X
3.IPAL 1 X

c) Fasilitas Pelayanan
1. Rawat Jalan
 Poli Umum
 Poli Gigi
 UGD 24 Jam
 Poli Spesialis Penyakit Dalam
 Poli Spesialis Bedah
 Poli Spesialis Anak
 Poli Spesialis Kebidanan
 Poli Spesialis Orhtopedi
 Poli Spesialis THT
 Poli Spesialis Mata
 Poli Spesialis Paru
 Poli Spesialis Kulit
 Poli Spesialis Syaraf
 Poli Rehabilitasi Medik
2. Rawat Inap
 VIP
 Kelas Utama
 Kelas 1
 Kelas 2
 Kelas 3
 Isolasi
 Perina
 ICU
3. Penunjang
 Rekam Medis
 Kamar Operasi
 Kamar Bersalin
 Kamar Ginekologi
 Farmasi 24 Jam
 Laboratorium
10
 Radiologo
 USG
 EkG
 Ambulans
 FIsioterapi
 Gizi
 Ruhul Islam
 IPAL

2.3 Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat

Data Pencapaian kegiatan 5 tahun Terakhir

Tabel 3.4 Rawat jalan


N Jenis Tahun Tahun Tahun Tahun
o. pelayanan 2013 2014 Tahun 2015 2016 2017

1 Poli Umum 1.813 1.211 942 1.070 335

2 Poli Gigi 1.378 1.956 2.684 4.466 2.226


3 Poli Spesialis

Penyakit Dalam 5.541 8.706 11.377 19.940 12.582

Anak 1.825 1.916 2.196 4.074 2.320

Mata 2.838 4.073 6.583 6.532 9.231

Kebidanan 2.152 3.681 4.620 11.880 7.558

Bedah Umum 2.198 2.840 4.206 6.868 3.678


Bedah
Orthopedi 535 638 - 1.900 2.462

Neurologi 630 2.034 3.659 8.974 5.186


Pulmonologi /
Paru 647 1.431 2.089 3.718 2.742

THT - - 1.808 4.942 2.315

4 UGD 6.508 9.909 16.805 23.914 14.417

Total 26.065 38.395 56.969 98.278 65.052

Tabel 3.4 Rawat Inap Berdasarkan Lama Rawat


Tahun Tahun Tahun Tahun
Berdasarkan Tempat 2013 2014 2015 2016 Tahun 2017

11
VIP 1.460 1.811 1.504 2.512 1.427

Kelas Utama 1.095 1.362 1.272 1.758 946

Kelas I 2.222 2.407 2.642 5.606 3.341

Kelas II 4.253 5.530 6.588 11.866 6.689

Kelas III 5.599 4.230 4.570 7.370 4.420

Perinatologi 961 1.106 1.240 2.390 1.588


Total Hari
Rawat/Kelas 15.590 16.446 17.816 31.502 18.411

Tabel 3.4 Rawat Inap Berdasarkan BOR


N Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
o BOR 2013 2014 2015 2016 2017
1 VIP 100,00% 100,00% 99,73% 93,74% 91,03%
Kelas
100,00%
2 Utama 100,00% 99,73% 87,54% 79,63%
3 Kelas I 76,00% 82,41% 84,67% 69,50% 74,82%
4 Kelas II 72,83% 72,32% 74.20% 80,54% 82,94%
5 Kelas III 63,92% 80,18% 92,29% 78,65% 80,29%
6 Perinatologi 52,66% 61,61% 65,25% 71,39% 81,70%
BOR RS 71,19% 77,44% 78,04% 78,60% 80,97%

Tabel 3.4 Kunjungan OK


Menurut Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Jenis 2013 2014 2015 2016 2017
Khusus 12 12 13 76 59
Besar 992 1313 2076 4498 2349
Sedang 624 648 558 1380 721
Kecil 82 25 29 18 18
Total 1698 1998 2676 5896 3104

Kunjungan Kebidanan
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Persalinan 2013 2014 2015 2016 2017
Persalinan Normal (Tanpa
Penyulit) 241 288 605 588 360

Persalinan Dengan Penyulit 168 116 345 248 113

Total 409 404 950 836 473


12
Penunjang Medis
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Jenis Pelayanan 2013 2014 2015 2016 2017

Apotik 66.205 82.045 97.513 184.472 103.922

Laboratorium 3.055 16.500 19.328 34.052 16.856

Radiologi 3.558 3.226 5.345 5.306 3.199

USG 1.870 2.789 5.238 8.082 5.523

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat

BAB III
FALSAFAH, VISI, MISI, MOTO, TUJUAN, LANDASAN NILAI, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN RUMAH SAKIT ISLAM IBNUN SINA SIMPANG EMPAT

4.1 Falsafah
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina adalah sarana ibadah dalam pelayanan kesehatan sebagai perwujudan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT
4.2 Visi dan Misi
13
Visi : Terwujudnya Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat terakreditasi paripurna tahun
2020.
Misi :
1) Melaksanakan pelayanan bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien yang terdepan di
pasaman barat dan sekitarnya
2) Melengkapi sumber daya, sarana dan prasarana
3) Meningkatkan profesionalisme pemberi pelayanan
4) Menjadikan Rumah sakit mitra terbaik untuk semua pelanggan
5) Menerapkan nilai nilai islami dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit

4.3 Moto : Kepuasan Pelanggan Kebahagiaan Kami

4.4 Tujuan

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan sesuai dengan ajaran islam
serta menurut ketentuan perundang undangan tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan.

4.5 Landasan Nilai

Secara umum nilai Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat adalah JADI
 J : Jujur dalam segala hal
 A : Amanahh dalam mengemban tugas
 D : Disiplin dalam menjalankan tugas
 I : Ikhlas dalam melayani

BAB IV
RENCANA STRATEGIS

A. ANALISA LINGKUNGAN EKSTERNAL


1. Perkembangan Kabupaten Pasaman Barat
Simpang Empat sebagai pusat pemerintahan dengan berbagai dinas instansi membuka
berbagai lapangan kerja baru yang menimbulkan arus urbanisasi dan meningkatkan pertumbuhan
penduduk. Sesuai dengan rencana pemerintah daerah, Simpang Empat dikembangkan menjadi kota
mandiri dengan membangun berbagai infrastruktur. Dengan demikian, RSI Ibnu Sina Simpang

14
Empat bukan hanya lagi satu-satunya Rumah Sakit di Pasaman Barat. Tapi bermunculan berbagai
jenis klinik dan rumah sakit.
Pemerintah daerah berusaha untuk menggali sumber daya alam dengan menarik lebih
banyak investor baik lokal maupun asing. Tujuannya agar terjadi peningkatan perekonomian daerah.
Sarana transportasi diperbaiki sehingga tidak ada lagi daerah terisolir.
Kebijakan pemerintah ini merupakan peluang dan sekaligus ancaman bagi RSI Ibnu Sina
Simpang Empat. Dengan adanya keterbatasan sarana prasarana dan keterbatasan manajemen saat ini
maka kondisi daerah merupakan ancaman. Tapi dengan adanya perekembangan kondisi daerah
dengan terbukanya kesempatan kerja yang luas dan membaiknya ekonomi masyarakat maka kondisi
ini lebih banyak peluang dari pada sebagai ancaman. Untuk itu perkembangan kabupaten Pasaman
Barat dalam analisa ini diasumsikan sebagai peluang/ opportunities (O)

2. Hubungan Kerjasama
Adanya hubungan kerja sama yang telah terbentuk antara RSI Ibnu Sina Simpang Empat dengan
perusahaan swasta dan BUMN yang ada di Pasaman Barat merupakan peluang/ opportunities (O)
bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat. Peluang ini ditambah lagi dengan bertambahnya investor baru
yang belum tergarap

3. Pelanggan
Pelanggan RSI Ibnu Sina Simpang Empat Di Pasaman Barat terutama adalah penduduk
kabupaten Pasaman Barat berekonomi menengah ke atas yang bekerja sebagai petani, pedagang dan
karyawan perkebunan. Sebagiannya adalah pelanggan fanatik/tradisional. Ini merupakan peluang/
opportunities (O) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat.

4. Tingkat Ekonomi Masyarakat


Makin baiknya taraf ekonomi masyarakat yang memungkinkan mereka dapat dengan mudah ke
daerah lain untuk mencari pelayanan yang lebih memuaskan. Ini merupakan ancaman bagi RSI Ibnu
Sina Simpang Empat. Tapi karena jarak pelayanan yang mereka harapkan jauh dan memerlukan
biaya tinggi, maka ini merupakan peluang bagi RSI Ibnu Simpang Empat untuk menggarapnya.
Untuk itu disini diasumsikan peningkatan taraf ekonomi masyarakat sebagai peluang/ opportunities
(O)

5. Pesaing
Dengan berkembangnya Pasaman Barat, banyak tumbuh tempat praktek dokter swasta
khususnya sekitar RSI Ibnu Sina Simpang Empat. Bidan pasca PTT yang membuka praktek swasta
dan ditambah dengan muncul praktek bersama dokter spesialis, rumah obat dan apotik yang
memberikan pelayanan setiap hari dengan harga lebih murah. Sesuai dengan perkembangan
wilayah, pemerintah daerah telah menambah sarana pelayanan kesehatan berupa RSUD, puskesmas
rawatan dan klinik yang melayani rawat inap dengan harga lebih murah agar dapat jadi alternatif
bagi masyarakat terutama bagi lapisan bawah yang kurang mampu. Ini semuanya merupakan
ancaman/threat (T) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat

6. Sumber daya Masyarakat


Meningkatnya pendapatan dan pendidikan masyarakat menyebabkan kesadaran masyarakat
untuk memamfaatkan pelayanan kesehatan modern menjadi lebih tinggi dan tuntutan mereka
terhadap pelayanan yang professional semakin besar. Kondisi RSI Ibnu Sina Simpang Empat yang

15
punya sarana dan mutu pelayanan yang belum optimal menyebabkan keadaan ini lebih banyak
sebagai ancaman/threat (T) dari pada sebagai peluang

7. Image Masyarakat terhadap tarif


Ditengah masyarakat berkembang anggapan anggapan bahwa biaya berobat dan perawatan
di RSI Ibnu Sina Simpang Empat tinggi/mahal. Anggapan ini terutama dikalangan masyarakat
bawah yang saat ini masih merupakan pangsa pasar RSI Ibnu Sina Simpang Empat. Image ini
menjadi ancaman/threat (T) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat

8. Tekhnologi Kesehatan
Tekhnologi kesehatan disini diasumsikan sebagai ancaman/ (T) mengingat keterbatasan
keuangan RSI Ibnu Sina Simpang Empat untuk pengadaannya

B. ANALISA LINGKUNGAN INTERNAL


1. Image Lembaga
Keberadaan RSI Ibnu Sina Simpang Empat sebagai Rumah Sakit Islam dengan pelayanan kesehatan
yang islami dngan motto “kepuasan pelanggan kebanggaan kami” masih punya tempat di hati
masyarakat Pasaman Barat. Hal ini dapat menjadi kekuatan/strength (S) bagi RSI Ibnu Sina
Simpang Empat.

2. Produk layanan
Pelayanan kesehatan yang diberikan saat ini disamping dengan menampilkan nilai Islam juga telah
dilengkapi dengan pelayanan spesialisasi empat besar ditambah dengan spesialis spesialis lainnya
yang saat ini sudah mencapai 11 spesialis yang dapat di layani. Dan ada beberapa poli spesialis
hanya kita yang punya.Pelayanan spesialis ini telah berlangsung setiap hari. Hal ini dapat menjadi
kekuatan/strength (S) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat
3. Informasi
Promosi/sosisalisasi RSI Ibnu Sina Simpang Empat kepada masyarakat di Pasaman Barat telah
dilakukan melalui kegiatan personal karyawan, symposium, leaflet dan berbagai kegiatan sosial. Ini
tentu saja merupakan kekuatan/strength (S) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat

4. Lokasi
RSI Ibnu Sina Simpang Empat saat ini berada di jalan utama kota Simpang Empat dan merupakan
satu – satunya rumah sakit swasta di Kabupaten Pasaman Barat dengan pelayanan spesialisasi setiap
hari dan UGD buka 24 jam. Gedung RSI Ibnu Sina Simpang Empat saat yang dapat menampung
lebih banyak jumlah pasien dengan desain yang nyaman dan elegant merupkan sebuah kekuatan.
Maka semuanya merupakan kekuatan/strength (S) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat
5. Budaya Kerja
Motivasi kerja petugas ruangan untuk memberikan perawatan yang baik cukup bagus. Sehingga
pasien betah dan merasa nyaman selama perawatan. Petugas rawat inap telah dapat memberikan
jawaban yang memuaskan pasien yang dirawat dan keluarga. Pemberian layanan dengan menuntun
pasien ketempat pemeriksaan, petugas mengantarkan hasil pemeriksaan dan tidak merepotkan

16
pasien dan keluarga dengan berbagai urusan pasien sendiri telah mampu memperbaki citra rumah
sakit sebagai mana motto yang dikumandangkan. Walaupun demikian, asuhan keperawatan belum
berjalan maksimal dan masih perlu perbaikan
Pelayanan spesialisasi 4 besar ditambah spesialis spesialis lainnya yang di buka setiap hari
serta UGD buka 24 jam dengan paerawat dan dokter jaga yang telah ikut berbagai pelatihan telah
memberikan banyak kemudahahn bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan. Ini
semuanya merupakan merupakan kekuatan/strength (S) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat.

6. Keuangan
RSI Ibnu Sina Simpang Empat sebagai organisasi yang mandiri dimana biaya operasional
ditanggung oleh pendapatan sendiri. Sisa hasil usaha yang diperoleh belum dapat menambah
investasi besar karena banyak perlengkapan kecil yang harus dibenahi. Kondisi keuangan ini dapat
menjadi kelemahan/Weakness (W) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat kedepan.
7. Sarana dan Prasarana
Saat ini Ruangan rawat inap sudah memadai, di harapkan tempat tidur sering penuh. Dari 110
tempat tidur yang tersedia, 90% terisi. Sehingga pasien yang akan rawat inap tidak antri di UGD
menunggu adanya tempat rawatan kosong.
USG saat ini yang kita miliki lebih dari 1 buah dan berada di tempat tempat yang
memebutuhkan. Keadaan ini membantu tercapainya pelayanan prima kepada masyarakat
Juga sudah tersedia ruangan khusus untuk kasus emergency ( ICU ). Peralatan emergency
lainnya serta ruangan ponex tempat pelayanan pasien kebidanan di unit igd. Semuanya ini tentu
merupakan kekuatan/strength (S) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat dalam memberikan
pelayanan yang professional
8. Pemasaran
Fungsi pemasaran belum optimal dilakukan karena belum terbentuk petugas khusus yang dapat
memasarkan produk-produk layanan rumah sakit. Akibatnya masih banyak pangsa pasar yang
belum mengerti dan kurang tertarik untuk memanfaatkan pelayanan RSI Ibnu Sina Simpang Empat.
Hal ini juga merupakan Kelemahan/Weakness (W) bagi RSI Ibnu Sina Simpang Empat .Namun
kita selalu berbenah di mana saat ini kita sudah merencanakan penempatan seorang staf pemasaran
dengan harapan dapat membantu meringan kan pasien dalam pelayanan serta dapat menjadi sebuah
kekuatan/strength (S).

9. Manajemen
Manajemen masih belum tertata baik. Pembagian kerja ( job description ) dan pelimpahan
wewenang belum berjalan optimal. Sehingga masih banyak pekerjaan yang seharusnya dapat
dikerjakan pada waktu bersamaan oleh tenaga yang berbeda, tapi masih harus dikerjakan satu persatu
oleh satu tangan. Belum ada keberanian direksi untuk mengambil kebijaksanaan secara cepat dan
tepat guna kemajuan rumah sakit karena terkungkung oleh pola sentralisasi yang diterapkan YARSI
Sumatera Barat. Pola manajemen kolektif di YARSI Sumatera Barat ( Setiap keputusan harus
melalui rapat pengurs harian ) menyebabkan perkembangan rumah sakit berjalan lamban dan
tersendat-sendat. Sampai saat ini belum semua fungsi manajemen dilaksanakan. Pemberian reward
belum seimbang dengan tenaga petugas yang dipakai. Juga belum ada standar tetap yang dapat
dijadikan acuan untuk pelayanan. Ini tentu saja merupakan kelemahan/Weakness (W) bagi RSI
Ibnu Sina Simpang Empat.
10. Tenaga Kerja

17
Di poliklinik tenaga perawat yang dinas pagi hari hanya 11 orang, dengan dokter yang pemberi
pelayanan ada 12 orang ( 1 dokter umum, 1 dokter gigi dan 10 spesialis ).
Tenaga perawat ruang rawat inap yang melayanani 110 orang pasien hanya 90 orang (
terbagi dalam 3 shif ). Akibatnya beban kerja perawat tinggi dan membuat stamina tidak lagi bagus
dalam memberikan layanan.
Akibat pemberian pelayanan yang meningkat, pelayanan di apotik juga meningkat. Petugas
apotik berjumlah 18 orang ( terbagi 3 shiff ) yang terdiri dari 5 apoteker,Tenaga teknis 11 orang dan
harus melayani 300-350 resep/hari. Akibatnya beban kerja asisten apoteker tinggi dan membuat
stamina tidak lagi bagus dalam memberikan layanan. Sebagai efek domino, kejadian ini juga
berimbas pada karyawan di Pencatatan medik dan gizi.
Tenaga UGD yang tersedia hanya 10 orang ( terbagi dalam 3 shiff ) untuk rata- rata 45-50
pasien UGD perhari. Akibatnya pelayanan belum memuaskan masyarakat karena stamina petugas
yang rendah, walaupn mereka telah dilatih untuk profesional
Kamar operasi hanya punya 7 orang tenaga. Dengan adanya konsulen setiap hari, jumlah
operasi terus meningkat. dan itu pun merangkap ke poliklinik dan UGD. Tenaga anestesi sudah
ada,tapi tidak memadai,1 spesialis anestesi dan 1 penata anestesi. Sedangkan dokter spesialis bedah,
mata dan Obs & Gin sudah masuk setiap hari. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan anestesi di
panggil tenaga anestesi part time dari luar ( RSUD Pasaman Barat ). Laboratorium punya tenaga
analis hanya 7 orang dengan shif dinas pagi sore malam libur. Dengan jumlah kunjungan labor yang
cukup tinggi baik rawat jalan dan rawat inap masih di kategorikan sangat minim sekali. Di radiologi
tenaga ada 3 orang dengan memakai sistem on call untuk pasien d malam hari karena kunjungan
Radiologi baru berkisar 10 -15 per hari. Sehingga respon time untuk pasien rontgen malam hari
sangat lama.
Jumlah tenaga Pembantu Perawat di rawat inap kurang. Tenaga yang ada sekarang hanya
bisa untuk shif pagi dan sore. Sif malam pekerjaan Pembantu Perawat diambil alih oleh perawat.
Akibatnya perawat yang hanya dua orang tidak dapat memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap pasien. Dengan jumlah tenaga yang sangat pas pasan , Ini bisa merupakan
kelemahan/Weakness (W) yang ada di RSI Ibnu Sina Simpang Empat

11. Kebijakan Nasional


Pada Saat ini secara menyeluruh dari sabang sampai merauke,memakai kebijakan
pemerintah di mana sistem pemberian layanan pengobatan masyarakat dengan memakai sistem
asuransi BPJS.Sebenarnya sistem ini jika berjalan dengan baik merupakan peluang / oportunity
(O),tetapi dengan tidak terkoordinirnya sistem yang di gunakan seperti dewasa ini bisa
mengakibatkan sebuah ancaman / Threat (T)

Tabel : Evaluasi Faktor Maktrik Eksternal


Faktor Kunci Sukses Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang A.
1. Pembentukan Kab. Pasaman
Barat 0,15 3 0,45
2. Kerja Sama 0,09 2 0,18
3. Pelanggan 0,2 4 0,8
4. Tingkat Ekonomi Masyarakat 0,15 3 0,45
Jumlah B. 1,88

18
Ancaman C.
1. Pesaing 0,15 3 0,45
2. SDM Masyarakat 0,09 2 0,16
3. Image Masayarakat ( biaya
tinggi ) 0,08 2 0,16
4. Tekhnologi Kesehatan 0,09 2 0,18
Jumlah D. 0,95
Total 1 2,83

Tabel : Evaluasi Faktor Maktrik Internal


Faktor Kunci Sukses Internal Bobot Rating Skor
A.
Kekuatan
1. Image Masy. ( Pelayanan Islami
) 0,09 2 0,18
2. Produksi Layanan 0,08 2 0,16
3. Informasi 0,06 2 0,12
4. Lokasi Rumah Sakit 0,12 3 0,36
5. Keuangan 0,06 2 0,12
B.
Jumlah 0,94

C.
Kelemahan
1. Budaya Kerja 0,15 3 0,45
2. Sarana dan Prasarana 0,15 3 0,45
3. Pemasaran 0,08 2 0,16
4. Manajemen 0,1 2 0,2
5. Tenaga Kerja 0,11 3 0,33
D.
Jumlah 1,59
Total 1 2,53

C. ANALISA PENGGABUNGAN
Untuk menetapkan strategi alternatif yang akan dipakai sebagai acuan, maka perlu dilakukan
penggabungan kedua analisis diatas dengan menggunakan TOWS Matrik dan Iinternal Eksternal
Matrik. Dari penggabungan dengan TOWS Matrik dapat dikembangkan 4 strategi alternatif, yaitu :

i. Strategi S-O ( Kekuatan-Peluang ) Strategi memanfaatkan peluang sebesar-besarnya


ii. Strategi S-T ( Kekuatan – Ancaman ) strategi memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman
iii. Strategi W-O ( Kelemahan – Peluang ) Strategi memanfaatkan peluang dengan meminimalkan
kelemahan yang ada
iv. Strategi WT ( Kelemahan – Ancaman ) Strategi untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari
ancaman

19
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Image Lembaga 1. Budaya Kerja
2. Produksi Layanan 2. Sarana/Prasarana
3. Informasi 3. Pemasaran
4. Lokasi 4. Manajemen
5. Keuangan 5. Tenaga Kerja
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Kabupaten Baru 1.Tingkatkan peran ruhis 1.Pembinaan SDM yang
2. Kerjasama 2.Tingkatkan kerjasama kontiniu dan berkesi-
3. Pelanggan dengan perusahaan nambungan
4. Tingkat 2.
3.Tambah produk pelayanan Lengkapi sarana dan
Ekonomi baru prasarana
4.Perluas jangkauan layanan 3.Tingkatkan pemasaran
4.Evaluasi dan perbaiki
manajemen
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
1. Pesaing 1.Kerjasama dengan klinik 1. Tingkatkan profesional
2. SDM dan dokter swasta petugas
Masyarakat 2.Sistim tarif terjangkau dan 2. Tingkatkan konsolidasi
3. Image berimbang 3. Tingkatkan motivasi kerja
Masyarakat 3.Tingkatkan promosi dan 4. Perbaiki job kerja dan
4. Budaya edukasi pelimpahan wewenang
5. Tekhnologi 4.Tingkatkan mutu layanan
Kesehatan

Berdasarkan hasil analisis matrik IE dan TOWS matrik, maka dapat dirumuskan Visi, Misi,
Strategi dan Program Kerja RSI Ibnu Sina Simpang Empat untuk 12 tahun ke depan sebagai berikut :

1. VISI RSI IBNU SINA SIMPANG EMPAT


Memberikan pelayanan kesehatan secara berkwalitas dan islami dengan memperhatikan fungsi sosial
dalam upaya dakwah bil hal

2. MISI RSI IBNU SINA SIMPANG EMPAT


Menjadikan RSI Ibnu Sina Simpang Empat untuk dapat :
a. Memberikan pelayanan kesehatan terbaik di Pasaman Barat
b. Memberikan solusi terbaik terhadap masalah kesehatan dengan produk unggulan Penyakit Dalam
dan Pelayanan Emergensi
c. Menata pelayanan kesehatan yang bermutu, professional dan Islami

3. STRATEGI RSI IBNU SINA SIMPANG EMPAT

20
A. Menjadikan RSI Ibnu Sina Simpang Empat sebagai pusat pelayanan Traumatic ( Trauma center )
B. Meningkatkan kwalitas pelayanan dengan memperbaiki kwalitas SDM menjadi tenaga yang
professional
C. Meningkatkan peran ruhis dalam mengembangkan nilai-nilai islami untuk meningkatkan mutu
layanan
D. Evaluasi dan revisi organisasi dan manajemen rumah sakit
E. Menyiapkan master plan rumah saki

BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, DAN KELOMPOK SASARAN

5.1 Program
Mengingat kondisi di atas dan tantangan ke depan maka perlu dilakukan pengembangan RSI
Ibnu Sina Simpang Empat dengan layanan unggulan sebagai pusat pelayanan Traumatic ( Traumatic
center ) di Pasaman Barat. Untuk itu perlu dikembangkan berbagai komponen pendukung.

A. GEDUNG
a. Gedung A
1. 62 m dari pinggir jalan kolateral, 12 m dari pinggir jalan utama.
2. Membujur dari utara ke selatan
3. Ukuran 15 x 29 m terdiri dari 2 lantai

21
4. Lantai 1 untuk UGD, Kamar Operasi dan Kamar bersalin
5. Lantai 2 untuk perkantoran

b. Gedung B
1. 7,5 m di selatan gedung A
2. Membujur dari utara keselatan
3. Ukuran 15 x 20 m terdiri dari 3 lantai
4. Lantai 1 untuk unit rawat jalan
5. Lantai 2 untuk intsalasi farmasi dan penyimpanan status
6. Lantai 3 untuk rawat inap klas I dan II

c. Gedung C
1. Di timur gedung B bersambung dengan bagian selatan gedung B membentuk huruf L
2. Membujur dari barat ke timur
3. Ukuran 12 x 43 m terdiri dari 3 lantai
4. Lantai 1 untuk rawat inap klas I, II dan III
5. Lantai 2 untuk rawat inap klas I, II dan III
6. Lantai 3 untuk rawat inap klas I, II

d. Gedung D
1. Di timur gedung A bersambung dengan bagian selatan gedung A membentuk huruf L
2. Membujur dari barat ke timur
3. Ukuran 12 x 40 m terdiri dari 2 lantai
4. Lantai 1 untuk ruang diagnostik
5. Lantai 2 untuk ruang pertemuan ( aula )

e. Gedung E
1. Di timur gedung D bersambung dengan bagian timur gedung D membentuk huruf T
2. Membujur dari utara ke selatan
3. Ukuran 12 x 30 m terdiri dari 3 lantai
4. Lantai 1 untuk ruang ICU dan emergensi
5. Lantai 2 untuk rawat inap VVIP dan VIP
6. Lantai 3 untuk rawat inap VVIP dan VIP

f. Gedung F
1. 4 m di timur gedung C dan 3 m di selatan gedung E
2. Membujur dari Barat ke timur
3. Ukuran 12 x 20 m terdiri dari 1 lantai dan berfungsi untuk laundry, gizi dan logistik

g. Masjid
1. Terletak di barat gedung B, jarak 8 m dari gedung B
2. Membujur dari barat ke timur
3. Ukuran 40 x 40 m

B. SUMBER DAYA MANUSIA


Untuk pengembangan pusat pelayanan traumatic ( Traumatic center ) dibutuhkan tenaga

22
a. Dokter Jaga IGD 24 jam yang telah terlatih ( telah mengikuti ATLS dan ACLS )
b. Dokter ahli bedah umum 2 orang
c. Dokter ahli bedah ortopedi 1 orang
d. Dokter ahli bedah saraf 1 orang
e. Dokter ahli anastesi 1 orang
f. Dokter Ahli Radiologi 1 orang
g. Dokter ahli penyakit dalam 2 orang
h. Dokter ahli patologi klinik 1 orang
i. Dokter rehabilitasi medik 1 orang
j. Dokter Ahli Anak 1 orang
k. Dokter Ahli Kebidanan dan Kandungan 1 orang
l. Perawat UGD telah terlatih ( mengkuti pelatihan PPGD minimal BTCLS )
m. Perawat Kamar Operasi yang terlatih ( mengikuti pelatihan PPGD dan OK )
n. Perawat Bedah yang terlatih ( mengkuti pelatihan PPGD minimal BTCLS )
o. Perawat anastesi yang terlatih ( mengkuti pelatihan PPGD minimal BTCLS )
p. Perawat ICU yang terlatih ( mengkuti pelatihan PPGD minimal BTCLS )
q. Perawat Rawat inap yang terlatih
r. Ahli Madia Gizi
s. Perawat Fisioterapi
t. Menambah tenaga lain sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan Rumah sakit

C. SARANA DAN PRASARANA PENDUKUNG


a. Menambah pelayanan poliklinik dengan poli Penyakit dan Kelamin, poli THT, poli saraf
b. Membangun ruangan Gizi yang lebih representative dan memenuhi standar pelayanan gizi rumah
sakit
c. Membangun ruang Forensik, laundry dan Instalasi pemeliharaan sarana
d. Membangun ruang Farmasi dan Pencatatan Medik yang lebih representatif untuk mengantisipasi
perkembangan pasien
e. Membangun Ruang laboratorium yang lebih representatif dan nyaman
f. Melengkapi peralatan laboratorium dengan fasilitas canggih dan lengkap untuk dapat menjawab
tantangan pelayanan kesehatan yang optimal
g. Membangun rumah dokter konsulen

D. PERBAIKAN PELAYANAN
a. Ruhis
 Melaksanakan tarbiah islam secara berkala kepada karyawan
 Menyusun dan melaksanakan kompetensi nilai keislaman karyawan
 Membuka klinik rohani untuk konseling agama

b. Manajemen
 Melengkapi dan merevisi SOP guna menganisipasi perkembangan lingkugan
 Mempersiapkan akreditasi tahap I dan tahap II
 Evaluasi tarif rumah sakit
 Komputerisasi dengan memakai billing system
 Melaksanakan pendekatan secara persuasive kepada dokter swasta, bidan swasta dan klinik swasta
dan mengajak mereka untuk memanfaatkan RSI Ibnu Sina sebagai rumah sakit rujukan

23
 Melaksanakan pendekatan secara persuasive kepada dokter-dokter spesialis yang ada di Pasaman
Barat dan mengajak mereka untuk dapat bersama merawat pasien di RSI ibnu Simpang Empat
 Membentuk kerja sama yang mengikat antara RSI Ibnu Sina Simpang Empat dengan perusahaan
yang ada di Pasaman Barat
 Meningkatkan usaha promosi/sosisalisasi

c. Pelayanan Medik dan Keperawatan


 Melengkapi protap SOP medik dan keperawatan
 Melengkapi asuhan keperawatan
 Meningkatkan kwalitas SDM dengan pelatihan yang terprogram dan terstruktur

5.2 Kegiatan

A. Pembangunan Gedung dan Pengadaan Peralatan


Pembangunan gedung dan Pengadaan Peralatan disesuaikan dengan kebutuhan dan kesediaan
dana. Setiap kali gedung dan peralatan akan ditambah, dananya diajukan ke Yayasan untuk
disetujui. Setelah ada persetujuan pengurus Yarsi, dibentuk kepanitiaan khusus sebagai pelaksana.
Kepanitian bertanggungjawab langsung kepada direktur.

B. Perbaikan kwalitas dan kwantitas tenaga


Untuk perbaikan mutu pelayanan dibutuhkan perbaikan mutu SDM dan penambahan tenaga
sesuai dengan kopetensi yang diharapkan. Untuk perbaikan mutu tenaga dilaksanakan :
1. Pelatihan :
Tenaga yang memenuhi kwalifikasi, dikirim untuk mengikuti pelatihan di luar rumah sakit atau
mengikuti pelatihan di dalam rumah sakit. Pelatihan diluar rumah sakit di ikuti sesuai dengan jadwal
yang diterima dari pusat pelatihan. Sedangkan pelatihan di dalam rumah sakit dilaksanakan setiap
kali rumah sakit membutuhkan.

2. Penambahan pendidikan
Penambahan pendidikan tenaga dilaksanakan sesuai dengan kebijakan pengurus Yarsi. Jenjang
pendidikan yang diikuti adalah D-3, S-1, Sp1 ataupun jenjang pendidikan lain sesuai kebutuhan
rumah sakit

Penambahan tenaga dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Setiap kali ada penambahan
tenaga dibentuk panitia penerimaan yang bertanggungjawab langsung kepada direktur. Tenaga yang
diterima sesuai dengan kopetensi yang dibutuhkan.

24
BAB VI
PENUTUP

Demikian Rencana Stategis ini disusun untuk dapat dijadikan acuan dalam pengembangan
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat. Agar lebih sempurna dibutuhkan pembicaraan
bersama antara Badan Pengurus maupun Rumah Sakit Yarsi Sumbar.
Diharapkan dalam dalam pertemuan tersebut dapat dicarikan jalan keluarnya serta strategi yang baik
untuk kemajuan RSI Ibnu Sina Yarsi Simpang Empat Pasaman Barat.

25
26

Anda mungkin juga menyukai