Anda di halaman 1dari 9

PERATURAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA SIMPANG EMPAT


NO : 75A/PER-DIR/IS.Sp.IV/IV-2022

TENTANG
MANAJEMEN SUMBER SAYA MANUSIA
DI RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA SIMPANG EMPAT

DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA SIMPANG EMPAT

Menimbang a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Simpang Empat , perlu didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas dan terencana sesuai dengan kualifikasi staf ditetapkan oleh
rumah sakit.
b. bahwa untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, perlu
adanya Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai landasan bagi
penyelenggaraan seluruh pelayanan di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Simpang Empat;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Simpang Empat Tentang Revisi Kebijakan Manajemen Sumber Daya
Manusia.
Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan ;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit ;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan;
7.
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114 Tahun 2004 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193 Tahun 2004 tentang Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam
Medis.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 004 Tahun 2012 tentang Petunjuk
Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit;
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 49 Tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan Rumah Sakit.
14. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 65 Tahun 2015 tentang Fisioterapi.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan ;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Bidang Perumahsakitan;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 12 tahun 2020
tentang Akreditasi Rumah Sakit;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 14 tahun 2021
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Kesehatan;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 755 Tentang
Penyelenggaraan Komite Medik
22. Surat Edaran No. HK. 02.01 Menkes 133 Tahun 2022 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha;
23. Surat Keputusan Direktur No : 75/PER-DIR/IS.Sp.IV/IV-2022.
24. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Sumatera Barat Nomor: 128/SK/PGRS/YARSI/I-2022 tentang
Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat Masa
Jabatan tahun 2021-2024.

MEMUTUSKAN

Menetapkan: PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA


SIMPANG EMPAT TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA SIMPANG EMPAT

Kesatu Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang
Empat sebagaimana tercamtum dalam Lampiran Keputusan ini.
Kedua Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang
Empat sebagaimana yang dimaksud dalam diktum kesatu dilaksanakan oleh
semua unit di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat.
Ketiga Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan Di Simpang Empat


Pada Tanggal 02 April 2022
Direktur,

dr. Meri Herliza, MARS

Tembusan Kepada Yth :


1. Kabid/ Kabag
2. Ka. Instalasi
3. Komite
4. Arsip

Lampiran : NO : 75A/PER-DIR/IS.Sp.IV/IV-2022
Tanggal : 02 April 2022
Tentang : Manajemen Sumber Daya Manusia

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA SIMPANG EMPAT

A. Kebijakan Umum

a. Perencanaan dan pengelolaan staf meliputi penghitungan jumlah, jenis, dan kualifikasi
staf. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, pemimpin rumah sakit
harus merancang sistem pengadaan staf yang tepat dengan proses seleksi.
b. Untuk proses rekruitmen dilakukan seragam, efisien dan terpusat di yayasan.
c. Mendokumentasikan keterampilan, pengetahuan, pendidikan dan pengalaman sebelumnya
untuk melakukan proses seleksi dan penempatan. Karena hampir seluruh kegitan
operasional rumah sakit dilakukan oleh manusia.
d. Pencapaian visi misi rumah sakit sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia
yang berkualitas, populasi pasien, layanan dianostik da klinis, jumlah pasien dan
peralatan medis yang di gunakan untuk pelayanan pasien.
e. Evaluasi dan penugasan staf dapat dilakukan sebaik – baiknya secara efisien dan seragam.

B. Kebijakan Khusus
1. Perencanaan dan Pengelolaan Staf
1) Perencanaan Kebutuhan Staf
- Direktur menetapkan kebutuhan staf yang berdasarkan perencanaan strategis dan
perencanaan tahunan dengan persyaratan pendidikan, kompetensi, keterampilan
dan pengalaman staf.
- Perencanaan staf ditetapkan berdasarkan usulan dari unit kerja dengan
mengidentifikasi jenis dan kualifikasi staf yang dibutuhkan serta pengalaman
kerja.
- Perencanaan kebutuhan staf ditinjau secara berkelanjutan dan diperbaharui sesuai
kebutuhan/ alih fungsi.

2) Uraian Tugas
- Setiap staf yang bekerja di rumah sakit harus mempunyai uraian tugas. Pelaksanaa
tugas, orientasi, dan evaluasi kinerja staf berdasarkan pada uraian tugasnya.
- Uraian tugas tenaga kesehatan dibidang manajerial.
- Uraian tugas tenaga kesehatan melakukan dua tugas yaitu dibidang manajerial dan
di bidang klinis.
- Uraian tugas tenaga kesehatan yang sedang mengikuti pendidikan dan bekerja
dibawah supervisi.
- Uraian tugas tenaga kesehatan yang diizinkan untuk memberikan pelayanan
sementara.

3) Proses rekruitmen, evaluasi dan pengangkatan.


- Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat menetapkan proses rekruitmen
yang terpusat, efisiensi dan terkoordinasi diyayasan.
- Proses rekruitmen , evaluasi dan pengangkatan staf dilakukan terpusat sesuai
regulasi dari yayasan Yarsi Sumbar.
- Rekruitmen staf sesuai dengan usulan disertai dengan kualifikasi staf yang
dibutuhkan.
- Evaluasi staf baru dilakukan setiap 3 bulan sekali, evaluasi tahunan dilakukan 1
tahun sekali dan evaluasi masa kerja setiap 3 tahun sekali dikirimkan ke yayasan..
- Pengangkatan sebagai karyawan tetap dilakukan setelah lulus orientasi, masa
percobaan dan hasil evaluasi selama 1 tahun di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Simpang Empat dan diajukan usulan ke yayasan.

4) Kompetensi dan Kewenangan Profesional Pemberi Asuhan (PPA).


1. Rumah sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat menetapkan proses untuk
kompetensi Profesional Pemberi Asuhan (PPA) sesuai dengan persyaratan
jabatan atau tanggung jawabnya untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.
2. Proses untuk PPA meliputi :
2a. Sebelum PPA mulai bertugas akan dilakukan penilaian kompetensi awal.
2b. Penilaian kompetensi awal untuk memastikan apakah PPA dapat
melakukan tanggung jawabnya sesuai uraian tugasnya.
2c. Bagi PPA baru yang direkrut tidak langsung diangkat sebagai karyawan
tetap, akan tetapi ada masa kontrak selama 1 tahun setelah itu baru di
angkat tetap setelah persetujuan dari Yayasan.
2d. Semua PPA baru akan dilakukan evaluasi dan penilaian oleh atasan dan
bidang terkait.
2e. Penilaian kompetensi mencakup penilaian kemampuan PPA untuk
mengoperasionalkan alat medis, alarm klinis, dan mengawasi
pengelolaan obat – obatan yang sesuai dengan area tempat ia bekerja.
2f. Untuk PPA yang memberikan pelayanan berisiko tinggi ada tahapan
tertentu yang harus dilalui.
2g. Proses evaluasi kemampuan PPA dan frekuensi evaluasi dilakukan secara
berkesinambungan.
2h. Penempatan perawat harus menjalani orientasi di 3 unit terbesar (anak,
interne dan bedah) untuk unit khusus (OK, ICU, UGD dan Perina)
minimal PK 2.

5) Kompetensi staf non klinis.


- Rumah sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat mengidentifikasi dan mencari staf
non klinis yang memenuhi persyaratan jabatan untuk memelakukan tanggung
jawab sesuai uraian tugasnya.
- Rumah sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat melakukan pengawasan dan
evaluasi secara berkala untuk memastikan kompetensi secara terus menerus pada
jabatan tersebut.
- Staf non klinis diberikan orientasi , setelah orientasi akan dilakukan penilaian
kinerja saat akan memenuhi pekerjaanya.

6) File kepegawaian
- Rumah sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat menetapkan adanya file
kepegawaian terdapat informasi yang terdokumentasi dalam file setiap staf yang
harus dijaga kerahasiaannya dan diperbaharui sesuai dengan kebijakan rumah
sakit.
- File kepegawaian memuat :
a. Pendidikan, kualifikasi, keterampilan dan kompetensi staf
b. Bukti orientasi.
c. Uraian tugas staf.
d. Riwayat pekerjaan staf.
e. Penilaian kinerja staf.
f. Salinan sertifikat pelatihan di dalam maupun di luar rumah sakit yang telah di
ikuti.
g. Informasi kesehatan yang telah dipersyaratkan, seperti vaksinasi/imunisasi,
hasil MCU.

7) Orientasi
- Semua staf diberikan orientasi mengenai rumah sakit dan unit tempat mereka
ditugaskan dan tanggung jawab pekerjaannya pada saat pengangkatan staf demi
tercapainya misi rumah sakit.
- Orientasi umum meliputi informasi tentang rumah sakit, program mutu dan
keselamatan pasien, Hak Pasien dan Keluarga, Sasaran Keselamatan Pasien,
K3RS, Ruhis, PKPO serta program pencegahan dan pengendalian infeksi.
- Orientasi khusus meliputi tugas dan tanggung jawab dalam melakukan
pekerjaanya dilaksanakan diunit terkait.
- Hasil orientasi dicatat dalam file kepegawaian.
- Orientasi diberikan kepada staf klinis, non klinis, tenaga kontrak, paruh waktu,
mahasiswa atau sukarelawan.
- Bukti Orientasi Umum terdiri dari TOR, Undangan, Daftar hadir, Laporan hasil
kegiatan, dokumentasi dan sertifikasi.
- Bukti Orientasi khusus laporan orientasi khusus dan penilaian orientasi khusus.

2. Pendidikan dan Pelatihan


1) Tiap staf diberikan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk mendukung
atau meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya.
2) Adanya pengembangan setiap staf sesuai dengan kompetensinya dengan cara
pendidikan dan pelatihan baik di dalam ataupun di luar rumah sakit untuk memenuhi
persyaratan pendidikan berkelanjutan dan rumah sakit menyediakan waktu, anggaran
serta fasilitas guna menunjang pendidikan dan pelatihan.
3) Sumber informasi untuk menentukan kebutuhan pendidikan staf mencakup :
- Hasil kegiatan pengukuran data mutu dan keselamatan pasien.
- Hasil analisa laporan insiden keselamatan pasien.
- Hasil survei budaya keselamatan pasien.
- Hasil pemantauan program manajemen fasilitas dan keselamatan.
- Pengenalan teknologi termasuk penambahan peralatan medis baru, keterampilan
dan pengetahuan baru yang diperoleh dari penilaian kinerja.
- Prosedur klinis baru.
- Rencana untuk menyediakan layanan baru dimasa yang akan datang.
- Kebutuhan dan usulan dari setiap unit.
4) Program pendidikan dan pelatihan dijadwalkan 1 x setahun berdasarakan usulan dari
semua unit kerja baik inhouse maupun exhouse training.
5) Program pendidikan dan pelatihan tertentu berlaku untuk semua staf tanpa terkecuali
(PPI, BHD, SKP, service exellent, komunikasi efektif, HPK dan K3RS).
6) Bagi staf tertentu akan diberikan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan baik internal
maupun eksternal.
7) Semua kegiatan pendidikan dan pelatihan tertuang dalam RKA rumah sakit dan harus
berdasarkan persetujuan yayasan.
8) Rumah sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat akan menyediakan segala sarana dan
prasarana yang dibutuhkan untuk program pendidikan dan pelatihan staf.
9) Staf yang memberikan asuhan pasien dan staf yang ditentukan rumah sakit dilatih dan
dapat mendemonstrasikan teknik resusitasi jantung paru dengan benar.
10) Rumah sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat juga menentukan bahwa staf lain yang
tidak merawat pasien, seperti pekarya atau staf registrasi, harus mendapatkan
pelatihan bantuan hidup dasar.
11) Rumah sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat melakukan pelatihan Bantuan Hidup
Dasar (BHD) atau bantuan hidup tingkat lanjut untuk setiap staf, sesuai dengan tugas
dan perannya dirumah sakit dilakukan setiap 2 (dua) tahun.
12) Setiap kegiatan diklat dibuktikan dengan TOR, Undangan, Daftar Hadir, Laporan
pelaksanaan, Dokumentasi dan sertifikat.

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1) Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat menyelenggarakan pelayanan kesehatan
dan keselamatan staf baik menjaga kesehatan fisik, kesehatan mental, kepuasan,
produktifitas dan keselamatan staf dalam kerja.
2) Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat menetapkan adanya pelaksanaan
program pencegahan serta skrining seperti imunisasi, vaksinasi dan profilaksis yang
dituangkan dalam program MCU bagi seluruh karyawan.
3) Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat menetapkan adanya sistem pelaporan
serta tindak lanjut pengobatan, menerima konseling dan menangani cedera yang
mungkin akibat tertusuk jarum suntik, terpapar penyakit menular atau mendapatkan
kekerasan ditempat kerja, identifikasi resiko serta kondisi berbahaya di rumah sakit dan
masalah kesehatan dan keselamatan lainnya.
4) Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat berusaha meminimalkan staf terpapar
risiko infeksi karena pekerjaannya yang berhubungan baik secara langsug maupun
tidak langsung dengan pasien.
5) Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat melakukan identifikasi sumber infeksi
berdasarkan atas epidemiologi.
6) Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat memiliki program pencegahan
kekerasan yang tertuang dalam program kerja SDM.
7) Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat wajib menyediakan lingkungan kerja
yang aman bagi staf.
8) Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat melakukan identifikasi risiko dan
kondisi berbahaya dilingkungan rumah sakit.
9) Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat memiliki program kesehatan dan
keselamatan staf yang mencakup hal – hal sebagai berikut :

- Skrining kesehatan awal.


- Tindakan – tindakan untuk mengendalikan pajanan kerja berbahaya, seperti
pajanan terhadap obat – obatan beracun dan tingkat kebisingan yang berbahaya.
- Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terkait cara pemberian asuhan keperawatan
yang aman.
- Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terhadap staf yang berpotensi melakukan
kejadian tidak diharapkan (KTD) atau kejadian sentinel.
- Tatalaksana kondisi terkait pekerjaan umum yang dijumpai seperti cedera
punggung atau cedera lain yang lebih darurat.
- Vaksinasi / imunisasi pencegahan, dan pemeriksaan kesehatan berkala.
- Pengelolaan kesehatan mental staf, seperti pada saat kondisi kedaruratan penyakit
infeksi / pandemic.

4. Tenaga Medis
1) Komite Medis menyelenggarakan proses kredensial yang seragam dan transparan bagi
staf medis yang diberi izin memberikan asuhan kepada pasien secara mandiri.
2) Kredensial adalah proses evaluasi (memeriksa dokumen dari pelamar), wawancara, dan
ketentuan lain terhadap staf rumah sakit untuk menentukan apakah layak diberikan
penugasan klinis dan kewenangan klinis untuk menjalankan asuhan/ tindakan medis
tertentu di rumah sakit untuk periode tertentu.
3) Staf medis adalah semua dokter dan dokter gigi yang memberikan layanan promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif, bedah, atau layanan medis/gigi lain kepada pasien atau
yang memberikan layanan interpretatif serta memiliki STR dan SIP.
4) Verifikasi adalah proses untuk memeriksa validitas dan kelengkapan kredensial dari
sumber yang mengeluarkan kredensial.
5) Rekredensial adalah proses kredensial ulang setiap 3 tahun.
6) Pengangkatan /penugasan kembali merupakan proses peninjauan dokumen anggota staf
medis untuk verifikasi.
7) Komite Medis telah menetapkan peraturan internal staf medis (medical staf bylaws)
yang mengatur proses penerimaan, kredensial, penilaian kinerja, dan rekredensial staf
medis.
8) Komite Medis telah melaksanakan proses kredensial dan pemberian kewenagan klinis
untuk pelayanan diagnostik, konsultasi, dan tata laksana yang diberikan oleh dokter
praktik mandiri dirumah sakit secara seragam.
9) Komite Medis telah melaksanakan proses kredensial dan pemberian kewenagan klinis
kepada dokter praktik mandiri dari luar rumah sakit, seperti telemedicine,
teleradiology, EKG, EEG, EMG serta pemeriksaan lainnya.
10) Setiap staf medis yang memberikan pelayanan rumah sakit wajib menandatangani
perjanjian sesuai dengan regulasi rumah sakit.
11) Komite Medis telah melaksanakan verifikasi ke lembaga/badan/isntansi pendidikan
atau organisasi profesional yang diakui yang mengeluarkan izin/sertifikat dan
kredensial lain dalam proses kredensial sesuai dengan peraturan perundang – undangan
yang berlaku.
12) Ada bukti dilaksanakan kredensial tambahan ke sumber yang mengeluarkan apabila
staf medis yang meminta kewenagan klinis tambahan yang canggih atau
subspesialisasi.
13) Penerimaan staf medis dilakukan berdasarkan dengan populasi pasien rumah sakit,
misi rumah sakit dan kebutuhan pasien.
14) Staf medis yang belum mendapatkan kewenangan mandiri, dilakukan penunjukan
supervisi dan didokumentasikan dalam file staf medis yang bersangkutan.
15) Surat penugasan klinis (SPK) dan rincian kewenangan klinis (RKK) tersedia dalam
bentuk salinan cetak, elektronik tersedia di file staf tersebut dan di unit terkait.
16) Komite Medis melakukan monitoring dan evaluasi kepada staf medis.
17) Penilaian OPPE staf medis memuat 3 (tiga) area umum yaitu perilaku, pengembangan
profesional dan kinerja klinis.
18) Hasil evaluasi praktik profesional berkelanjutan (OPPE) dan terfokus (FPPE) di review
secara obyektif oleh sub komite mutu profesi medis yang berada dibawah komite
medik dan di dokumentasikan dalam file staf medis dan di unit terkait.

5. Tenaga Keperawatan
1) Komite Keperawatan menyelenggarakan proses kredensial yang seragam dan
transparan bagi staf keperawatan yang diberi izin memberikan asuhan kepada pasien
secara mandiri.
2) Komite Keperawatan mempunyai proses yang efektif untuk melakukan kredensial
tenaga perawat dengan mengumpulkan, verifikasi pendidikan, registrasi, izin,
kewenangan, pelatihan, dan pengalamannya.
3) Komite Keperawatan memastikan bahwa setiap perawat yang kompeten untuk
memberikan asuhan keperawatan, baik mandiri, kolaborasi, delegasi, serta mandat
kepada pasien secara aman dan efektif dengan cara :
- Memahami peraturan dan perudang- undangan terkait perawat dan praktik
keperawatan.
- Melakukan kredensial terhadap :
a. Bukti pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, pengalaman terbaru
dan direvisi dari sumber aslinya.
b. Bukti kompetensi terbaru melalui informasi dari sumber lain di tempat
perawat pernah bekerja sebelumnya.
c. Surat rekomendasi dan /atau informasi lain yang mungkin diperlukan rumah
sakit, antara lain riwayat kesehatan dan sebagainya.
- Komite Keperawatan perlu melakukan setiap upaya untuk memverifikasi
informasi penting dari bserbagai sumber utama dengan jalan mengecek ke website
resmi intitusi pendidikan pelatihan melalui email dan surat tercata.
4) Hasil kredensial perawat berupa rincian kewenangan klinis menjadi landasan untuk
membuat surat penugasan klinis kepada tenaga perawat.
5) Setiap staf keperawatan yang memberikan pelayanan di rumah sakit harus memiliki
rincian kewengan klinis (RKK) dan surat penagasan klinis (SPK).
6) Rekredensial adalah proses kredensial ulang setiap 3 tahun.
7) Surat penugasan klinis (SPK) dan rincian kewenangan klinis (RKK) tersedia dalam
bentuk salinan cetak, elektronik tersedia di file staf tersebut dan di unit terkait.
8) Komite Keperawatan telah melakukan penilaian kinerja keperawatan termasuk
perannya dalam kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta program
manajemen risiko rumah sakit.
9) Penilaian kinerja perawat dilakukan sekali 6 bulan.

6. Tenaga Kesehatan Lain


1) Komite Nakes Lainnya mempunyai proses yang efektif untuk melakukan kredensial
tenaga kesehatan lain (PPA) dengan mengumpulkan dan memverifikasi pendidikan,
registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, dan pengalamannya.
2) Komite Nakes Lainnya mempunyai proses yang efektif untuk melakukan kredensial
PPA dengan mengumpulkan, verifikasi pendidikan, registrasi, izin, kewenangan,
pelatihan, dan pengalamannya.
3) Komite Nakes Lainnya memastikan bahwa setiap tenaga PPA yang kompeten untuk
memberikan asuhan keperawatan, baik mandiri, kolaborasi, delegasi, serta mandat
kepada pasien secara aman dan efektif dengan cara :
- Memahami peraturan dan perudang- undangan terkait tenaga kesehatan lainnya.
- Melakukan kredensial terhadap :
a. Bukti pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, pengalaman
terbaru dan direvisi dari sumber aslinya.
b. Bukti kompetensi terbaru melalui informasi dari sumber lain di tempat
perawat pernah bekerja sebelumnya.
c. Surat rekomendasi dan /atau informasi lain yang mungkin diperlukan
rumah sakit, antara lain riwayat kesehatan dan sebagainya.
- Komite Nakes Lainnya perlu melakukan setiap upaya untuk memverifikasi
informasi penting dari bserbagai sumber utama dengan jalan mengecek ke website
resmi intitusi pendidikan pelatihan melalui email dan surat tercatat.
4). Hasil kredensial tenaga kesehatan lainnya berupa rincian kewenangan klinis menjadi
landasan untuk membuat surat penugasan klinis kepada tenaga PPA.
5). Setiap tenaga kesehatan lainnya yang memberikan pelayanan di rumah sakit harus
memiliki rincian kewengan klinis (RKK) dan surat penagasan klinis (SPK).
6). Rekredensial adalah proses kredensial ulang setiap 3 tahun.
7). Surat penugasan klinis (SPK) dan rincian kewenangan klinis (RKK) tersedia dalam
bentuk salinan cetak, elektronik tersedia di file staf tersebut dan di unit terkait.
8). Komite Nakes Lainnya melakukan penilaian kinerja PPA termasuk perannya dalam
kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta program manajemen risiko
rumah sakit.
9). Penilaian kinerja tenaga kesehatan lainnya dilakukan sekali 6 bulan.

Direktur,

dr. Meri Herliza, MARS

Anda mungkin juga menyukai