TENTANG
MANAJEMEN SUMBER SAYA MANUSIA
DI RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA SIMPANG EMPAT
Menimbang a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Simpang Empat , perlu didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas dan terencana sesuai dengan kualifikasi staf ditetapkan oleh
rumah sakit.
b. bahwa untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, perlu
adanya Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai landasan bagi
penyelenggaraan seluruh pelayanan di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Simpang Empat;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Simpang Empat Tentang Revisi Kebijakan Manajemen Sumber Daya
Manusia.
Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan ;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit ;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan;
7.
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114 Tahun 2004 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193 Tahun 2004 tentang Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam
Medis.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 004 Tahun 2012 tentang Petunjuk
Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit;
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 49 Tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan Rumah Sakit.
14. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 65 Tahun 2015 tentang Fisioterapi.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan ;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Bidang Perumahsakitan;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 12 tahun 2020
tentang Akreditasi Rumah Sakit;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 14 tahun 2021
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Kesehatan;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 755 Tentang
Penyelenggaraan Komite Medik
22. Surat Edaran No. HK. 02.01 Menkes 133 Tahun 2022 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha;
23. Surat Keputusan Direktur No : 75/PER-DIR/IS.Sp.IV/IV-2022.
24. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Sumatera Barat Nomor: 128/SK/PGRS/YARSI/I-2022 tentang
Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat Masa
Jabatan tahun 2021-2024.
MEMUTUSKAN
Kesatu Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang
Empat sebagaimana tercamtum dalam Lampiran Keputusan ini.
Kedua Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang
Empat sebagaimana yang dimaksud dalam diktum kesatu dilaksanakan oleh
semua unit di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat.
Ketiga Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Lampiran : NO : 75A/PER-DIR/IS.Sp.IV/IV-2022
Tanggal : 02 April 2022
Tentang : Manajemen Sumber Daya Manusia
A. Kebijakan Umum
a. Perencanaan dan pengelolaan staf meliputi penghitungan jumlah, jenis, dan kualifikasi
staf. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, pemimpin rumah sakit
harus merancang sistem pengadaan staf yang tepat dengan proses seleksi.
b. Untuk proses rekruitmen dilakukan seragam, efisien dan terpusat di yayasan.
c. Mendokumentasikan keterampilan, pengetahuan, pendidikan dan pengalaman sebelumnya
untuk melakukan proses seleksi dan penempatan. Karena hampir seluruh kegitan
operasional rumah sakit dilakukan oleh manusia.
d. Pencapaian visi misi rumah sakit sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia
yang berkualitas, populasi pasien, layanan dianostik da klinis, jumlah pasien dan
peralatan medis yang di gunakan untuk pelayanan pasien.
e. Evaluasi dan penugasan staf dapat dilakukan sebaik – baiknya secara efisien dan seragam.
B. Kebijakan Khusus
1. Perencanaan dan Pengelolaan Staf
1) Perencanaan Kebutuhan Staf
- Direktur menetapkan kebutuhan staf yang berdasarkan perencanaan strategis dan
perencanaan tahunan dengan persyaratan pendidikan, kompetensi, keterampilan
dan pengalaman staf.
- Perencanaan staf ditetapkan berdasarkan usulan dari unit kerja dengan
mengidentifikasi jenis dan kualifikasi staf yang dibutuhkan serta pengalaman
kerja.
- Perencanaan kebutuhan staf ditinjau secara berkelanjutan dan diperbaharui sesuai
kebutuhan/ alih fungsi.
2) Uraian Tugas
- Setiap staf yang bekerja di rumah sakit harus mempunyai uraian tugas. Pelaksanaa
tugas, orientasi, dan evaluasi kinerja staf berdasarkan pada uraian tugasnya.
- Uraian tugas tenaga kesehatan dibidang manajerial.
- Uraian tugas tenaga kesehatan melakukan dua tugas yaitu dibidang manajerial dan
di bidang klinis.
- Uraian tugas tenaga kesehatan yang sedang mengikuti pendidikan dan bekerja
dibawah supervisi.
- Uraian tugas tenaga kesehatan yang diizinkan untuk memberikan pelayanan
sementara.
6) File kepegawaian
- Rumah sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat menetapkan adanya file
kepegawaian terdapat informasi yang terdokumentasi dalam file setiap staf yang
harus dijaga kerahasiaannya dan diperbaharui sesuai dengan kebijakan rumah
sakit.
- File kepegawaian memuat :
a. Pendidikan, kualifikasi, keterampilan dan kompetensi staf
b. Bukti orientasi.
c. Uraian tugas staf.
d. Riwayat pekerjaan staf.
e. Penilaian kinerja staf.
f. Salinan sertifikat pelatihan di dalam maupun di luar rumah sakit yang telah di
ikuti.
g. Informasi kesehatan yang telah dipersyaratkan, seperti vaksinasi/imunisasi,
hasil MCU.
7) Orientasi
- Semua staf diberikan orientasi mengenai rumah sakit dan unit tempat mereka
ditugaskan dan tanggung jawab pekerjaannya pada saat pengangkatan staf demi
tercapainya misi rumah sakit.
- Orientasi umum meliputi informasi tentang rumah sakit, program mutu dan
keselamatan pasien, Hak Pasien dan Keluarga, Sasaran Keselamatan Pasien,
K3RS, Ruhis, PKPO serta program pencegahan dan pengendalian infeksi.
- Orientasi khusus meliputi tugas dan tanggung jawab dalam melakukan
pekerjaanya dilaksanakan diunit terkait.
- Hasil orientasi dicatat dalam file kepegawaian.
- Orientasi diberikan kepada staf klinis, non klinis, tenaga kontrak, paruh waktu,
mahasiswa atau sukarelawan.
- Bukti Orientasi Umum terdiri dari TOR, Undangan, Daftar hadir, Laporan hasil
kegiatan, dokumentasi dan sertifikasi.
- Bukti Orientasi khusus laporan orientasi khusus dan penilaian orientasi khusus.
4. Tenaga Medis
1) Komite Medis menyelenggarakan proses kredensial yang seragam dan transparan bagi
staf medis yang diberi izin memberikan asuhan kepada pasien secara mandiri.
2) Kredensial adalah proses evaluasi (memeriksa dokumen dari pelamar), wawancara, dan
ketentuan lain terhadap staf rumah sakit untuk menentukan apakah layak diberikan
penugasan klinis dan kewenangan klinis untuk menjalankan asuhan/ tindakan medis
tertentu di rumah sakit untuk periode tertentu.
3) Staf medis adalah semua dokter dan dokter gigi yang memberikan layanan promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif, bedah, atau layanan medis/gigi lain kepada pasien atau
yang memberikan layanan interpretatif serta memiliki STR dan SIP.
4) Verifikasi adalah proses untuk memeriksa validitas dan kelengkapan kredensial dari
sumber yang mengeluarkan kredensial.
5) Rekredensial adalah proses kredensial ulang setiap 3 tahun.
6) Pengangkatan /penugasan kembali merupakan proses peninjauan dokumen anggota staf
medis untuk verifikasi.
7) Komite Medis telah menetapkan peraturan internal staf medis (medical staf bylaws)
yang mengatur proses penerimaan, kredensial, penilaian kinerja, dan rekredensial staf
medis.
8) Komite Medis telah melaksanakan proses kredensial dan pemberian kewenagan klinis
untuk pelayanan diagnostik, konsultasi, dan tata laksana yang diberikan oleh dokter
praktik mandiri dirumah sakit secara seragam.
9) Komite Medis telah melaksanakan proses kredensial dan pemberian kewenagan klinis
kepada dokter praktik mandiri dari luar rumah sakit, seperti telemedicine,
teleradiology, EKG, EEG, EMG serta pemeriksaan lainnya.
10) Setiap staf medis yang memberikan pelayanan rumah sakit wajib menandatangani
perjanjian sesuai dengan regulasi rumah sakit.
11) Komite Medis telah melaksanakan verifikasi ke lembaga/badan/isntansi pendidikan
atau organisasi profesional yang diakui yang mengeluarkan izin/sertifikat dan
kredensial lain dalam proses kredensial sesuai dengan peraturan perundang – undangan
yang berlaku.
12) Ada bukti dilaksanakan kredensial tambahan ke sumber yang mengeluarkan apabila
staf medis yang meminta kewenagan klinis tambahan yang canggih atau
subspesialisasi.
13) Penerimaan staf medis dilakukan berdasarkan dengan populasi pasien rumah sakit,
misi rumah sakit dan kebutuhan pasien.
14) Staf medis yang belum mendapatkan kewenangan mandiri, dilakukan penunjukan
supervisi dan didokumentasikan dalam file staf medis yang bersangkutan.
15) Surat penugasan klinis (SPK) dan rincian kewenangan klinis (RKK) tersedia dalam
bentuk salinan cetak, elektronik tersedia di file staf tersebut dan di unit terkait.
16) Komite Medis melakukan monitoring dan evaluasi kepada staf medis.
17) Penilaian OPPE staf medis memuat 3 (tiga) area umum yaitu perilaku, pengembangan
profesional dan kinerja klinis.
18) Hasil evaluasi praktik profesional berkelanjutan (OPPE) dan terfokus (FPPE) di review
secara obyektif oleh sub komite mutu profesi medis yang berada dibawah komite
medik dan di dokumentasikan dalam file staf medis dan di unit terkait.
5. Tenaga Keperawatan
1) Komite Keperawatan menyelenggarakan proses kredensial yang seragam dan
transparan bagi staf keperawatan yang diberi izin memberikan asuhan kepada pasien
secara mandiri.
2) Komite Keperawatan mempunyai proses yang efektif untuk melakukan kredensial
tenaga perawat dengan mengumpulkan, verifikasi pendidikan, registrasi, izin,
kewenangan, pelatihan, dan pengalamannya.
3) Komite Keperawatan memastikan bahwa setiap perawat yang kompeten untuk
memberikan asuhan keperawatan, baik mandiri, kolaborasi, delegasi, serta mandat
kepada pasien secara aman dan efektif dengan cara :
- Memahami peraturan dan perudang- undangan terkait perawat dan praktik
keperawatan.
- Melakukan kredensial terhadap :
a. Bukti pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, pengalaman terbaru
dan direvisi dari sumber aslinya.
b. Bukti kompetensi terbaru melalui informasi dari sumber lain di tempat
perawat pernah bekerja sebelumnya.
c. Surat rekomendasi dan /atau informasi lain yang mungkin diperlukan rumah
sakit, antara lain riwayat kesehatan dan sebagainya.
- Komite Keperawatan perlu melakukan setiap upaya untuk memverifikasi
informasi penting dari bserbagai sumber utama dengan jalan mengecek ke website
resmi intitusi pendidikan pelatihan melalui email dan surat tercata.
4) Hasil kredensial perawat berupa rincian kewenangan klinis menjadi landasan untuk
membuat surat penugasan klinis kepada tenaga perawat.
5) Setiap staf keperawatan yang memberikan pelayanan di rumah sakit harus memiliki
rincian kewengan klinis (RKK) dan surat penagasan klinis (SPK).
6) Rekredensial adalah proses kredensial ulang setiap 3 tahun.
7) Surat penugasan klinis (SPK) dan rincian kewenangan klinis (RKK) tersedia dalam
bentuk salinan cetak, elektronik tersedia di file staf tersebut dan di unit terkait.
8) Komite Keperawatan telah melakukan penilaian kinerja keperawatan termasuk
perannya dalam kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta program
manajemen risiko rumah sakit.
9) Penilaian kinerja perawat dilakukan sekali 6 bulan.
Direktur,