TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN SUMBER DAYA MANUSIA
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAPARUA
MEMUTUSKAN:
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan
efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah
memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan
tersebut, perlu adanya pedoman yang menunjukkan bagaimana seharusnya
instansi mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi dan
memelihara pegawai dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.
Salah satu kunci utama dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang profesional adalah terletak pada proses perencanaan, rekrutmen dan
evaluasi calon pegawai. Mencari pegawai yang profesional dan berkualitas
tidaklah mudah. Merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah organisasi dan
perusahaan-perusahan harus melakukan penyaringan untuk pegawai baru. Untuk
itulah pedoman Rumah Sakit Umum Daerah Saparuadibutuhkan untuk
merencanakan, merekrut dan mengevaluasi calon pegawai agar mendapatkan
sumber daya yang berkualitas secara efisien dan efektif serta dapat digunakan
secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) instansi.
2. Maksud Dan Tujuan
3. Definisi
4. Landasan Hukum
1. Undang-undang RI Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2. Undang –Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang –Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015
Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya
Manusia Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Analisis Beban Kerja Di Lingkungan Departemen Dalam Negeri Dan
Pemerintah Daerah.
6. Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standart Pelayanan Kefarmasian di
Rumah sakit.
5. Fungsi dan Kegiatan Manajemen SDM Rumah Sakit Umum Daerah Saparua
meliputi 4 (empat ) fungsi yaitu :
a. Fungsi Administrasi antara lain:
1) Pengelolaan Data Kepegawaian
2) Sistem Informasi Personel
3) Pengendalian Absensi;
4) Pengadministrasian Cuti Pegawai;
5) Pengaturan Atribut Pegawai;
6) Pemeriksaan Kesehatan;
7) Pengaturan Orientasi Pegawai Baru; dan
8) Kontrak Kerja / Surat Keterangan dll.
6. Pola Tata Kelola Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum Daerah saparua
(terlampir )
a. Rumah Sakit Umum Daerah Saparuaterdiri dari Tenaga Kesehatan dan Non
Tenaga Kesehatan dengan Status PNS Rumah Sakit Umum Daerah Saparua dan
Non PNS Rumah Sakit Umum Daerah Saparua
b. Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Saparua PNS / Non PNS
terdiri dari :
1) Tenaga Medis
2) Tenaga Keperawatan
3) Tenaga Kesehatan Lain
c. Pelaksanaan pola tata kelola sumber daya manusia terhadap kedua status
pegawai tersebut sangatlah berbeda mengingat untuk pola tata kelola dan
pengembangan karier bagi pegawai non PNS belum mempunyai aturan yang jelas
akan tetapi dalam kondisi tertentu keduanya diperlakukan sama.
d. Pola tata kelola sumber daya manusia di Rumah Sakit Umum Daerah
Saparua dilaksanakan berdasarkan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB II
PERENCANAAN PEGAWAI
7. Dasar Pertimbangan
Pertimbangan-pertimbangan yang mendasari perlunya dilakukan pengangkatan
tenaga di Rumah Sakit Umum Daerah Saparua diantaranya :
a. Semakin berkurangnya jumlah tenaga PNS yang telah mencapai batas usia
pensiun setiap tahunnya, sedangkan jumlah tambahan tenaga CPNS yang
ditempatkan di rumah sakit tidak seimbang dengan jumlah tenaga PNS yang
pensiun.
b. Tenaga Rumah Sakit Umum Daerah Saparua Non PNS yang telah diangkat
menjadi PNS tidak dapat memenuhi jumlah kekurangan pegawai karena
mereka hanya berganti status sebagai PNS dan menempati jabatan yang
sama dengan saat masih sebagai tenaga Rumah Sakit Umum Daerah
Saparua Non PNS.
c. Meningkatnya jumlah pasien yang dilayani karena adanya program jaminan
kesehatan dari pemerintah seperti Jaminan Kesehatan Nasional dan
Jamkesmas.
a. Adanya inovasi dan pengembangan pelayanan kesehatan, misalnya
menambah jenis pelayanan sehingga membutuhkan tambahan tenaga.
d. Perhitungan kebutuhan tenaga rumah sakit berdasarkan Analisis Beban Kerja
dan Standar Ketenagaan untuk Rumah Sakit dari Kementerian Kesehatan.
8. Metode / Cara Perencanaan Pegawai :
2) Pola Ketenagaan
4 x 3 x 365 4320
= =3,6 + 20 % = 4 ( orang )
(365 – 128 ) x 5 1185
Kebutuhan perawat ditambah untuk lepas dan libur 2(dua) orang sehingga
tenaga yang dibutuhkan ruang flamboyan 4 0rang perawat, kondisi sumberdaya
manusia saat ini 4 orang sehingga tidak memerlukan tambahan perawat diriangan
flamboyan.
JML JUMLAH
NO JUMLAH RATA2
RUANG TENAGA KEBUTUHAN KURANG KET
. TT PASIEN PERAWAT
1 Anggrek 8 3 5 6 1
2 bougenfil 10 4 5 9 4
3 Flamboyan 12 1 4 4 0
4 Teratai 8 1 4 4 0
5 Asoka 10 3 5 7 2
6 Melati 8 2 5 8 3
7 Mawar 10 2 9 11 2 BIDAN
JUMLAH 66 16 37 49 12
Keterangan :
A = Hari Kerja D = Hari Libur Nasional
B = Cuti Tahunan E = Ketidak Hadiran Kerja
C = Pendidikan dan Pelatihan F = Waktu Kerja
2) Standar Beban Kerja
Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1
tahun kategori SDM.Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok
disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya (rata-
rata waktu) dan waktu yang tersedia pertahun yang dimiliki oleh masing-
masing kategori tenaga.
3) Standar Kelonggaran
Menyusun standar kelonggaran bertujuan untuk memperoleh faktor
kelonggaran setiap SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu yang
untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung dengan atau
dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah pelayanan.
Waktu / tahun
Standar Kelonggaran =
Waktu kerja tersedia
Keterangan :
Jam perawatan : 3 Jam
Jumlah kunjungan /bulan : 200 pasien
Jumlah kunjungan /hari : 6 pasien
Kebutuhan tenaga =
3x52x7x6 = 4 orang
41x40
3 x 10 x 365
(365 – 221) x 8 = 11 orang
5. Umum
1) Setiap lamaran harus ditulis dan ditanda tangani sendiri oleh pelamar
dan ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Saparua.
Latumeten dengan melampirkan :
a) Akte Kelahiran
b) Foto copy Ijazah / STTB yang dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang.
c) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
d) Kartu Tanda Penduduk (KTP)
e) SIP/STR untuk tenaga medis dan paramedis
f) Pas foto ukuran berwarna 4 x 6 sebanyak 2 lembar.
g) Surat surat pendukung lainnya
2) Setiap pelamar harus menyebutkan dalam lamarannya lowongan jabatan
yang dilamar.
3) Penerimaan lamaran dilaksanakan sesuai dengan hari, tanggal dan
bulan yang ditentukan dalam pengumuman penerimaan.
4) Untuk memudahkan penerimaan lamaran, maka tempat penerimaan
lamaran diatur sesuai jenis tenaga dan jenjang pendidikan yang dilamar
5) Pemeriksaan kelengkapan berkas lamaran dilakukan sesuai dengan
syarat yang ditentukan dalam penerimaan.
6) Pemilihan berkas lamaran yang memenuhi syarat dan yang tidak
memenuhi syarat serta berkasnya belum lengkap diberi tanda / kode
yang berbeda.
7) Pengembalian berkas lamaran yang tidak memenuhi syarat kepada
pelamar yang bersangkuat dengan mengemukakan alasannya.
8) Penyusunan daftar nama pelamar yang memenuhi syarat dan pemberian
nomor peserta seleksi.
d. Pemanggilan Pelamar yang berkas lamarannya memenuhi untuk mengikuti
seleksi :
1) Berkas lamaran yang memenuhi syarat diberikan nomor / tanda peserta
seleksi dan dilakukan pemanggilan secara tertulis baik melalui surat,
media cetak maupun elektronika.
2) Memberikan informasi kepada peserta mengenai lokasi ujian, waktu ujian
dan peralatan yang harus dipersiapkan.
3) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Saparua menyetujui calon peserta
yang dinyatakan diterima sebagai tenaga Rumah Sakit Umum Daerah
Saparua.
4) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah saparua atau pejabat lain yang
ditunjuk mengumumkan nama pelamar dan nomor peserta yang
ditetapkan diterima melalui media. Apabila ada peserta yang telah
ditetapkan lulus dan diterima kemudian mengundurkan diri atau sebab
lain, maka dapat digantikan oleh peserta peringkat dengan nilai yang
memenuhi syarat / standar kelulusan dibawahnya. Penggantian tersebut
harus dilaporkan ke Tim Kerja Kepegawaian dengan melaporkan bukti -
bukti otentik.
e. Pemanggilan Pelamar yang diterima dan memenuhi kelengkapan.
1) Pelamar yang dinyatakan lulus seleksi dan diterima, dipanggil secara
tertulis melalui surat tercatat. Dalam surat pemanggilan tersebut agar
dicantumkan bahan kelengkapan yang harus dipenuhi sebagai syarat
pengangkatan sebagai tenaga Rumah Sakit Umum Daerah Saparua Non
PNS dan jadwal kehadiran yang bersangkutan pada hari, tanggal, waktu
dan tempat yang ditentukan.
2) Dalam menetapkan waktu kehadiran, harus memperhitungkan letak
geografis alamat yang dituju dan ketersediaan waktu penyelesaian
administrasi pengangkatan tenaga Rumah Sakit Umum Daerah Saparua
Non PNS.
3) Apabila pelamar yang ditetapkan diterima tidak hadir atau tidak
melengkapi berkas lamaran yang dibutuhkan pada waktu yang ditentukan,
maka yang bersangkutan dinyatakan gugur.
f. Keputusan Pengangkatan Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Saparua Non
PNS :
1) Pelamar yang ditetapkan diterima akan diangkat dengan surat keputusan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Saparua.
2) Disamping itu tenaga Rumah Sakit Umum Daerah Saparua Non PNS
yang sudah menerima surat keputusan pengangkatan sebagai tenaga
kontrak masih harus dan wajib menandatangani Perjanjian Kontrak Kerja
sesuai ketentuan yang berlaku.
3) Keputusan yang telah ditetapkan segera disampaikan secara langsung
kepada yang bersangkutan dan tembusannya kepada pejabat terkait.
4) Pelamar yang telah menerima surat keputusan pengangkatannya sebagai
tenaga Rumah Sakit Umum Daerah Saparua Non PNS paling lambat 14
( empat belas ) hari setelah diterimanya surat keputusan tersebut, tidak
melapor dan melaksanakan tugas, diberhentikan dengan hormat apabila
hal tersebut bukan karena kesalahan yang bersangkutan.
5) Bagi pelamar yang telah diberi surat keputusan pengangkatan apabila
mengundurkan diri atau meninggal dunia, maka akan diterbitkan surat
pemberhentian dengan hormat.
g. Proses Evaluasi Kualifikasi Pegawai Baru Semua pegawai baru setelah
mendapat surat keputusan pengangkatan dari Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Saparua dievaluasi sesuai dengan jenis ketenagaannya :
1) Tenaga Non Klinik dievaluasi selama 3 ( tiga ) bulan sesuai daftar
penilaian Evaluasi Pekerjaan Pegawai.
2) Tenaga Klinik dievaluasi sesuai standar kompetensi masing-masing.
3) Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan Rekrutmen Pegawai Rumah
Sakit Umum Daerah Saparua Non PNS. Tim Kerja Kepegawaian dalam
melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan rekrutmen
pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Saparua Non PNS wajib
berkoordinasi dengan Satuan Pengawas Intern Rumah Sakit Umum
Daerah Saparua
h. Penilaian masa orientasi tenaga baru Rumah Sakit Umum Daerah Saparua
1) Bagi pegawai baru yang diterima oleh Rumah Sakit Umum Daerah
Saparuaakan menjalani orientasi selama 3 ( tiga ) bulan sebelum yang
bersangkutan terikat kontrak kerja selama 1 (satu) tahun.
2) Selama magang kerja, kinerja yang bersangkutan akan dinilai oleh atasan
langsung dan diakhir masa magang hasil penilaian kinerja akan dilaporkan
ke Direktur Rumah Sakitparua dengan hasil yang bersangkutan akan
terus ditempatkan di unit kerja tersebut atau dipindah ke tempat lain
sesuai kompetensinya.
BAB IV
ORIENTASI PEGAWAI
1) Memahami susunan organisasi dan tata kerja rumah sakit sebagai institusi
pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang berstatus sebagai
Badan Layanan Umum Daerah
2) Mengetahui dan memahami visi, misi, motto, dan nilai - nilai yang berlaku di
Rumah Sakit Umum Daerah Saparua
3) Memahami program - program rumah sakit dan program kerja di satuan kerja.
4) Mengetahui dan memahami tugas-tugas yang harus dilaksanakan sebagai
tenaga kesehatan di rumah sakit.
5) Mengetahui hak dan kewajibannya.
3) Jalur Karier Tenaga Medis / Dokter Umum dan Dokter Spesialis untuk
Jabatan Struktural
a) Dokter Umum / Dokter Spesialis / Dokter Gigi apabila memenuhi
syarat jabatan dapat diangkat dalam jabatan Struktural
b) Dokter Umum / Dokter Spesialis / Dokter Gigi yang diangkat
dalam jabatan struktural adalah yang telah memiliki masa kerja
sekurang – kurangnya 2 tahun
c) Dokter Umum / Dokter Spesialis / Dokter Gigi yang dapat diangkat
wajib mengikuti ketentuan sebagaimana dituangkan dalam
penetapan pejabat Rumah Sakit Umum Daerah SaparuaAmbon.
4) Jalur Karier Kesehatan Lainnya ( Teknis Kesehatan ) :
a) Carier Path / Jalur Karier Profesional tenaga teknis kesehatan
(Apoteker, Analis Kesehatan, Radiografer, Nutrisionis, Fisioterafi,
Elektromedis, Sanitarian dan Perekam Medik sebagai pegawai
baru dipekerjakan sebagai tenaga fungsional sesuai dengan
keahliannya;
b) setelah memiliki masa kerja 3 tahun bila memenuhi syarat jabatan
dapat diangkat sebagai Kepala Instalasi;
25 Demosi
Merupakan bentuk pembinaan terhadap pegawai yang tidak kompeten atau tidak
berprestasi atau karena hukuman Disiplin melalui pemindahan dari jabatan kelevel yang
lebih rendah atau level jabatan khusus atau dapat pula dikeluarkan dari jabatan
profesinya. Demosi yang diterapkan terdiri dari :
a. Demosi karena alasan tidak berprestasi atau kompeten dipindahkan ke unit
kerja lain dalam level yang sama atau level tertentu sepanjang tersedia
formasi dan kompetensi yang bersangkutan memenuhi syarat dan
selanjutnya diadakan evaluasi.
b. Demosi karena alasan hukuman disiplin dipindahkan kelevel jabatan yang
lebih rendah atau diberikan dengan tidak mejalankan fungsi profesi ( untuk
tenaga profesi ) selama kurun waktu tertentu dengan pengawasan dan
pembinaan menjadi tanggung jawab pada unit kerja.
25). Fit and Proper Test
Adalah seleksi untuk pengisian suatu formasi jabatan baik Struktural ataupun
Fungsional, Fit and Proper Test dilaksanakan bila calon yang akan menduduki
suatu jabatan lebih dari satu orang. Proses/pelaksanaan Fit and Proper Test
dilakukan dengan presentasi tentang visi dan rencana strategis sesuai
bidangnya penilaian presentasi dilakukan oleh tim yang ditunjuk dengan
keputusan / surat tugas Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
saparua.Tahapan Fit and Proper Test terdiri dari:
a. Pembentukan panitia Fit and Proper Test;
b. Mengundang Peserta/Calon Pemangku Jabatan; dan
c. Menformasikan makalah yang harus disusun dan dipresentasikan pada
saat seleksi tema makalah harus mempunyai korelasi dengan
permasalahan yang dihadapi saat ini ataupun masa yang akan datang.
Tujuan presentasi adalah untuk mendapatkan gambaran tentang
pemahaman kandidat mengenai permasalahan yang dihadapi berikut
solusi yang ditawarkan, serta mendapat pemahaman tentang kemampuan
komunikasi baik secara lisan maupun tertulis.
22. Pengembangan Karier
Pendidikan dan Latihan ( Diklat ) adalah salah satu upaya peningkatan mutu
pegawai dalam hal pengetahuan, ketrampilan serta sikap dan prilaku pegawai. Oleh
karena itu pihak Rumah Sakit Umum Daerah Saparuamengalokasikan anggaran
khusus untuk kegiatan Diklat pegawai dengan perhitungan anggaran disesuaikan
dengan jumlah pegawai yang besarnya disesuaikan kemampuan anggaran Rumah
Sakit. Dalam alokasi anggaran diklat pegawai diusahakan setiap pegawai memiliki
peluang untuk melaksanakan diklat.
Diklat adalah indikator utama untuk pengembangan SDM dan memiliki fungsi
sebagai berikut :
a. Analisa kebutuhan pelatihan;
b. Penyusunan program pelatihan;
c. Pengembangan modul pelatihan;
d. Pengorganisasian program pelatihan;
e. Evaluasi efektivitas pelatihan;
f. Inventarisasi keahlian pegawai;
g. Pengelolaan perpustakaan;
h. Pengembangan komunikasi intra organisasi;
i. Penyelenggaraan program konferensi / seminar / symposium;
j. Pengembangan bisnis;
k. Pengembangan budaya organisasi;
l. Pengkaderan instruktur internal; dan
m. pengkaderan Pemimpin.
Rotasi atau rolling adalah memutar atau menggilir penempatan pejabat struktural
maupun fungsional dari satu jabatan tertentu ke jabatan lainnya yang ditetapkan dalam
sebuah kebijakan yang bersifat memaksa. Mutasi dalam arti perpindahan memiliki
pengertian teknis yaitu tentang bagaimana mengatur mekanisme pemindahan pejabat
yang terkena kebijakan perputaran jabatan.
a. Manfaat Rotasi Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Saparua
1) Sebagai sarana evaluasi penugasan pejabat.
Rotasi adalah alat yang penting dan efisien bagi pimpinan Rumah Sakit
Umum Daerah Saparuauntuk melakukan penilaian terhadap pejabatnya,
apakah kinerja yang bersangkutan meningkat atau menurun dari jabatan
lainnya yang pernah dipegangnya. Dari evaluasi ini pimpinan kantor akan
mengetahui kecocokan jabatan yang paling tepat untuk diberikan kepada
stafnya, sesuai dengan disiplin ilmu, keterampilan, dan karakter yang dimiliki.
Dengan demikian, pimpinan dapat menempatkan pejabatnya pada jabatan
yang paling tepat sesuai dengan kemampuannya (The Right Man On The
Right Place).
2) Sebagai sarana meningkatkan produktivitas kerja.
Melalui rotasi, pimpinan unit kerja akan tahu keunggulan dan
kelemahan kinerja pejabatnya. Dari evaluasi/penilaian atas keunggulan dan
kelemahan ini, maka pimpinan dapat menempatkan stafnya dalam jabatan
yang tepat. Dengan demikian, produktivitas kerja yang bersangkutan akan
maksimal pada jabatan barunya, dan pada gilirannya kantor akan
mendapatkan manfaat berupa meningkatnya produksi (out come).
3) Sebagai sarana pembinaan .
Manfaat lain bagi kedinasan, rotasi dapat dijadikan sebagai alat untuk
membina pegawai. Sebagai contoh, pejabat yang ditempatkan pada jabatan
tertentu ternyata telah sering melakukan kesalahan, maka pimpinan dapat
melakukan pembinaan dengan merotasi yang bersangkutan pada jabatan
lain.
4) Manfaat Rotasi Bagi Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Saparua.
a) Memperluas pengalaman dan kemampuan.
Dengan banyaknya perpindahan jabatan yang dialami oleh
pegawai, maka dapat dipastikan yang bersangkutan akan memiliki
banyak pengalaman. Pengalaman tersebut, diharapkan akan
meningkatkan kemampuan baik pengetahuan (knowledge) maupun
keterampilan (skill).
b) Menghilangkan hambatan psikologis pejabat.
Rotasi akan dapat memberikan kesegaran baru bagi pejabat. Rasa
jenuh dan depresi yang menghimpit karena kelamaan bekerja pada
jabatan tertentu diharapkan akan hilang, setelah dilakukan rotasi.
Suasana kerja baru diharapkan dapat memicu motivasi untuk maju
dan mendatangkan tingkat produktivitas kerja yang lebih baik lagi.
Tantangan-tantangan baru dari tugas di jabatan baru, diharapkan
akan mendorong yang bersangkutan untuk bekerja lebih giat lagi.
5) Manfaat Rotasi Bagi Masyarakat.
Bagi masyarakat rotasi diharapkan akan memberikan keuntungan
antara lain cepatnya layanan jasa kepada mereka. Pegawai/pejabat yang
terlepas dari kejenuhan dan merasa fresh dalam menjalankan tugasnya yang
baru akan memberikan pelayanan yang jauh lebih baik daripada mereka
yang selama bertahun-tahun melakukan pekerjaan yang sama di tempat
yang sama pula.
BAB VI
PENGELOLAAN DATABASE PEGAWAI
28 Tujuan
Tujuan dari Pedoman Pengembangan Database Pegawai Rumah Sakit Umum
Daerah Saparuaadalah sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengembangan
database pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Saparua guna mewujudkan database
yang akurat dan terkini.
29 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengelolaan database pegawai Rumah Sakit Umum Daerah
Saparuameliputi :
a. Prosedur penggunaan Aplikasi Sistem Data Kesehatan ( SISDMK)
b. Standarisasi database
c. Prosedur penyimpanan dan pemeliharaan data pegawai
d. Penyajian data dan informasi Pegawai
30 Prosedur Penerapan Aplikasi Sistem Informasi Pegawai serta Pemanfaatan
Aplikasi Sistem Informasi Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Saparua
31 Standarisasi Data Elektronik
Standarisasi data elektronik disesuaikan dengan struktur data yang tercantum
dalam data elektronik pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Saparua yang terdiri dari :
a. Data Kepegawaian ( Bezeting)
b. Tabel Referensi Kepegawaian ( data DUK)
c. Data Kompetensi Jabatan Pegawai.
32 Prosedur Penyimpanan Dan Pemeliharaan Data
Penyimpanan dan pemeliharaan data elektronik meliputi :
a. Kontrol terhadap besarnya media simpan yang telah dipakai untuk
penyimpanan data.
b. Pengaturan ulang memori yang digunakan untuk menyimpan data sehingga
tidak mengganggu performa akses data.
c. Sinkronisasi data.
d. Back up data secara periodik.
e. Back up data untuk recovery data apabila terjadi gangguan dalam database
kepegawaian.
f. Back up data untuk membuat tabel statistik.
33 Prosedur Penyajian Data Dan Informasi
Rumah Sakit Umum Daerah Saparua menyajikan informasi kepegawaian secara
periodik dalam bentuk tabel-tabel statistik.
BAB VII
KESEJAHTERAAN PEGAWAI
a. Penilaian prestasi kerja PNS dan Tenaga Rumah Sakit Umum Daerah
Saparua Non PNS diarahkan sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yg
disyaratkan untuk mencapai hasil kerja yg disepakati.
b. Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip objektif, terukur,
akuntabel, partisipatif, dan transparan.
c. Sebagai sumber data untuk administrasi kepegawaian seperti perencanaan
kepegawaian dan kegiatan pengembangan jangka panjang bagi organisasi
yang bersangkutan.
d. Memberikan umpan balik yang mendorong kearah kemajuan dan
kemungkinan memperbaiki ataupun meningkatkan kualitas kerja pegawai.
37 Dasar
a. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi
Kerja Pegawai Negeri Sipil.
b. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2013 tanggal
3 Januari 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.
38 Manfaat Penilaian
a. Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Saparua
Non PNS. Penilaian tersebut berperan sebagai umpan balik tentang berbagai
hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya yang
bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan
kariernya. Apabila hasil dari penilaian tersebut memberikan hasil nilai yang
positif, maka diharapkan bisa memberikan motivasi untuk dapat bekerja,
mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya dengan lebih baik,
dimasa yang akan datang. Sedangkan bila hasilnya negatif, maka diharapkan
pegawai yang bersangkutan bisa mengetahui kelemahan dan kekurangannya
sehingga diharapkan pegawai tersebut bisa memperbaiki baik kinerja maupun
perilakunya di masa mendatang.
b. Bagi organisasi, Apabila hasil dari penilaian tersebut positif, maka akan
membantu pimpinan dalam mengambil keputusan untuk kemungkinan
melakukan program pengembangan yang tepat bagi pegawai bersangkutan
sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Selain itu pula berguna untuk
memberikan kompensasi, kenaikan pangkat dan promosi jabatan. Sedangkan
apabila hasil penilaian tersebut negatif, akan berguna bagi pimpinan untuk
identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, konseling, desain
pekerjaan, penempatan dan demosi.
Pedoman Rumah Sakit Umum Daerah Saparuaini disusun agar menjadi acuan
bagi Rumah Sakit Umum Daerah Saparuadalam merencanakan kebutuhan pegawai,
rekrutmen pegawai dan evaluasi kinerja pegawai dengan harapan dapat meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Umum Daerah SaparuaAmbon.
Pedoman Sumber Daya Manusia diharapkan dapat membantu jajaran pimpinan
Rumah Sakit Umum Daerah Saparuadalam memperoleh Sumber Daya Manusia
sesuai dengan kebutuhan secara jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat. Hal-
hal yang belum diatur di dalam buku pedoman ini akan ditetapkan pada saat
pelaksanaan kegiatan.
Ditetapkan di : Saparua
pada tanggal : 16 Agustus 2023
Andreson, Souisa,SE
NIP:19730422 199303 1002