Anda di halaman 1dari 23

 

  KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN R I


Nomor 625/Menkes/SK/V 2010
Tanggal 21 Mei 2010

PEDOMAN
PENYUsuNAN SISTEM REMUNERASI PEGAWAI
r •

BADAN lAYANAN U M U M RU
RUMA
MAH
H SA
SAKI
KIT
T .

DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK


KEMENTERIAN KESEHATAN R I
JAKARTA 2010
 

KATA PENGANTAR

Pedoman Penyusunan Sistem Remunerasi Pegawai Badon Layanan

Umum Rumah Sakit ini disusun sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 73/PMK.05/2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan omor 10/PMK.02/2006 tentang Pedoman Penetapan Remunerasi

Bagi
Bagi Pejab
Pejabat
at Pengelola Dewan Pengawas
Pengawas dan Pegawai Badan Layanan
Umum Rumah Sakit.

Buku Pedoman ini dis us un dengan mengddopsi kegiatan-kegiatan

operasional yang ada di rumah sakit dengan tujuan untuk mendukung strategi
usaha rumah sakit dalam menjalankan visi dan misinya dengan

menyesuaikan kondisi dan kemampuan keuangan masing-masing rumah sakit


yang mengikuti kete ntuan peratur
peraturan
an yang ber
berlak
laku.
u.

Soya berharap bahwa buku ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik


baiknya karena akan berguna sebagai acuan ke
kera
rangk
ngkaa berfikir prinsi
prinsip-pri
p-prinsip
nsip
dan ketentuan · dasar sebagai landasan penyusunan sistem remunerasi
pegawai Badan layanan Umum Rumah Sakit.

Sekretaris .

Dr dr. Sutoto, M Kes


 

SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK

Berdasarkan
Tahun 2005 tentang Pol
ketentuan pasal 36 Peraturan Pemerintah Nomor 23
o Pengelolaan Keuan gan Badon Layanan Umum pPK-
Polo
BLU) disebutkan b a h wa : Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan Pengawai
BLU dapat diberik an remunerasi.

Remunerasi merupakan komponen-komponen imbalan atas


kesediaan pegawai untuk bekerja, menunjukkan kinerja atau prestasi, dan
komponen lainnya yang dapat membangun perasaan oman dan merasa
dihorgai dalam bekerja.

Agar mendorong motivasi bekerja dan berprestasi maka remunerasi


horus diatur sedemikian rupa dengan suatu sistem yang jelas sehingga
pegawai merasa mendapat perlakuan layak dan adil competent and fair .

Untuk menetapkan keadilan suatu sistem tentu soja perlu ditetapkan


faktor-faktor pengukur dan proses pengukuran yang obyektif. Demikian pula ·
yang akan dilakukan dalam penyusunan polo remunerasi. Pekerjaan yang
tingkat tuntutan tanggung jawabnya lebih tinggi, tentu saja akan mendapat
nilai imbalan yang tinggi demikian pula kinerja alau prestasi YClng tinggi tentu .
akan mendapatkan nilai imbalan yang berbeda dengan nilai kinerja yang
rendah, maka polo sistem remunerasi ini akan berbasis pada prinsip : equal
pay for jobs o f equal va lu e .

Dengan demikian maka diharapkan bahwa sistem insentif akan


memiliki daya dorong motivasi pegawai dalam mendukung sasaran usaha
dan pengembangan S BLU, dengan mengemban amanah sebagai rumah
sakit pemerintah.

Direktu
Dir Jende ral Bina Pelayo nan Medik,
ekturr Jenderal

dr. Suprlyantoro, Sp.P, MARS


 

D FT R lSI

Kata Pengantar

Kata Sambutan ........................................................................................ ii

Daftar lsi ....................


........................................
........................................
...............................
........... ............................ iii

Kontrib
Kont ributo
utorr ...........................................
.........................................................................................
.............................................. ..... iv

PENDAHULUAN 1
A Lator Belakang 1
B. Maksud , Tujuan dan Manfaat 2
C. Ruang Ungkup 3
D. Pengertian 3

II SISTEM REMUNERASI 5
A Hak dan Kewajiban Rumah Sakit dan Pegawai 5
B. Komponen Remunerasi 7
C. Prinsip Dasar Remunerasi 8
D. Nilai, Peringkat dan Indeks Pekerjaan 10
E P e r i n g k a t P e k e ~ a a n 11
F. Evaluasi Kinerja 12

III KETENTUAN DAN PERHITUNGAN PEMBIA YAAN REMUNERASI 13


A Komposisi Komponen dan Pola Perhitungan 13
B. Ketaatan terhadap ketentuan dan Peraturan yang berlaku 13
C. emampuan Keuangan Rumah Sakit 13

IV PENUTUP .. ;................................................................................................ 14
 

DEP RTEMEN KESEHATAN


Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4 9 Jakarta 12950 INDONESIA
Tclcpon: (021) 5201590: (Hunting) SEHAT
2010

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR: m : : o ~ o 5 I I I 1 4 9 2 / 2 0 1 0

TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENYUSUNAN SISTEM REMUNERASI
BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT
DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
TAHUN ANGGARAN 2010

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 36 Peraturan Pemerinlah


Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (PK-BLU), maka dlanggap perlu untuk menyusun pedoman slstem
remunerasl pegawal Badan Layanan Umum Rumah Saklt yang layak, adil
dan merala dllingkungan Kementerian Kesehatan;
b.  bahwa remunerasl bagl pegawal Badan layanan Umum Rumah Sakit
dapat mendorong motivasl b e k e ~ a dan berprestasl serta pengembangan
diri pegawal yang .akan berdampak pada kualitas dan Inovasl pelayanan
rumah s a k i ~
c. bahwa sesuai pertimbangan hurut a dan b' di atas, maka dalam
pelaksanaannya perlu dibentuk Tun Pembina Penyusunan Sistem
Remunerasl Pegawai Badan Layanan Umum Rumah Sakll dengan suatu
Keputusan Menteri Kesehalan RI;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 ten lang Pokok-Pokok Kepegawaian


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah
diubah
diu bah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tenlang Perubahan
alas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 lenlang pokok- pokok
kepegawaian;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Neg.ara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, ' Tambahan
Lembaran Negara Republik IndonesIa Nornor 4355) ;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5063) ;
4.  Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakil (Lembaran
Negara Tahun 2009 Nomor 153, Tarnbahan Lembaran Negara Nomor
5072); .
5.  Peraturan Pemerinlah Nomor 23 Tahun 2005 lenlang Pengelolaan
Keuangan Badan layanan Umum (lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 48, Tcimbahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4502) ; .
6.  Kepulusan Preslden Nomor 841P Tahun 2009 tanggal 21 Oktober 2009
lenlang Pengangkatan sebagal Menler! Kesehatan dalam Kablnet Indonesia '
Bersatu I;
7.  Peraturan Menteci Keuangan Nomor' 09IPMK.02l2006 tentang
Pembentukan Dewan Pengawas Pada Badan Layanan Umum;
 

  P AR1.'EMEN·KESEHATAN
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4 9 Jakarta 12950 INDONESIA
Telepon: (021) 5201590: (Hunting) . SEHAT
2010

8. Peraturan Menten Keuangan Nomor 73IPMK.05J2007


73IPMK.05J2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menten Keuangan Nomor 10IPMK0212006 tentang Pedoman
Penetapan Remunerasl Bagl PeJabat Pengelota, Dewan Pengawas, dan
Pegawal Badan Layanan Umum; ..
9. Peraturan Menterl Keuangan Nomor 441PMK.0512009 ten tang Rencana BIsnls
dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Baclan tayanan Umum;
10. Peraturan Menterl Kesehatan RI N6mor 1575IMenkeslPerlXll2005
TentarigOrganlsasl dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah
diubah lerakhlr dengan Peraturan Menlerl Kesehalan Nomor
439lMenkesIPerNII2009 ten tang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menterl
Kesehatan Nomor 1575lMenkesIPerlXll2005 lantang Organlsasl dan Tata

.
Kerja Departemen Kesehatan;

MEMUTUSKAN
Menetapkan
Kesatu : Membentuk 11m Pembina Penyusunan Remunerasi Badan Layanan Umum
Rumah Sakit dengan susun an keanggotaan sebagalmana tercantum dalam
lamplran keputusan Ini
edua : 11m Pembina Penyusunan Remunerasl 8ac1an Layanan Umum Rumah SakH
mempunyal tugas :
1. Menyusun petunluk teknls peraturan dan ketentuan-ketentuan yang
mendukung penyusunan Remunerasl Baclan layanan Umum Rumah
a ~ . .
2. Melakukan koordinasi, bimbingan teknls dan supervjsi dalam rangka
peningkatan mutu dan k l n e ~ Badan Layanan Umum Rumah Sakil
3. Melakukan pertemuan secara berkala dalam rangka monitoring dan
evaluasl pelaksanaan keglatan Remunerasi Badan Layanan Umum
Rumah Sakil .
4. Melaporkan pelaksanaan kegiatan Umpemblna kepada Menterl Kesehatan
Republik Indonesia. .
KeUga :. 8ahwa nama-nama yang tercantum dalam iampiran surat keputusan inl
dianggap cakap dan mampu untuk rdiserahi tugas dalam· pelaksanaan
penyusunan remunerasl tahun anggaran 2010.
Keempat : Segala blaya yang timbul aklbat dart· penetapan Surat Keputusan inl,
dibebankan kepada DIPA Sekretarfat Kantor Pusat Dlrektorat Jenderal Blna
Pelayanan Medik tahun anggaran 2010. .
Kelima : Keputusan Inl berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 25 arat 2010

a.n. MENTER I KESEHATAN RI'


DIREKTUR JENDERAl BINA PELAYANAN MEDIK

FARID W HUSAIN
NIP 195003091979121001

Tembusan:
1. Menteri Kesehatan Repubfik Indonesia( Sebagal Laporan )
2. Menteri Keuangan Republik Indonesia .
3. Sekretaris Jenderal Kementerlan Kesehatan Republik Indonesia
4. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
 

,
DEP RTEMEN KESEHATAN
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4 9 Jakarta 12950 INDONESIA
Telepon : (021) 5201590 (Hunting) SEHAT
2010

Lamplran Surat Keputusan Menter! Kesehatan RI


Nomor : HK.0}.05/I/1492/2010
Tanggal : 25 Maret 2010

TENTANG
SUSUNAN KEANGGOT   NTIM PEMBINA PENYUSUNAN REMUNERASI
BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT
DIREKTORAT .IENDERAL BINA PEtAYANAN MEDIK
TAHUN ANGGARAN 2010
,.
Pengarah : Farid W.Husain
Kelua : Dr. dr. Sutolo, M.Kes
WakJlKetua : DR. dr. Agus H Rahim, MARS
Sekietaris I : Mangapul Bakara, MM,M.Kes
Sekretarts II : Drs. Hamdanl Kubl, MHS
Anggota : 1. ,Dr.Hennlen W.Moeryono, SpA
,. 2. Drs.Suranto, MM
3. Drs.Chamdani lauchid, SE, MBA
4. Dr.HA!i Muhtar, Sp.PE,MARS
,- 5. Dr.Didit Roesono, SpKJ
6. Ida Bagus Ngurah Semadi, SE,MM
7. Drg.Titl Aryatl Soenardi, M.Kes,

Sekretariat : 1. Agus Purwono, SE


2. Van Risiana, SE
3. Agus Achmad
4. Wiwlek Dwimaswati, BSc
5. Eva Atriani, SE
6. Elly YuliaU

Ditetapkan dl Jakarta
Pada Tanggal 25 Maret 2010

a.n. MENTERI KESEHATAN RI


DIREKTUR JENDERAl BINA PELAYANAN MEDIK

FARID WHUSAIN
NIP 195003091979121001
 

MEHreRI KESEHATAH
REPUBUK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBlIK INDONESIA


NOMOR: 625/Menkes/SKN/2010

TENTANG

PEOOMAN PENYUSUNAN SISTEM REMUNERASI


PEGAWAI BADAN LAYANAN UMUM RUMAH
RUMAH SAKIT
01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBlIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 36 Peraturan Pemerintah


Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (PPK-BlU), maka dianggap per1u untuk menyusun
pedoman sistem remunerasi pegawai Bl U Rumah Sakit yang layak
dan adil di lingkungan Kementerian Kesehatan.
b. bahwa remunerasi bagl pegawal BlU Rumah Sakit dapat mendorong
motivasi b e k e ~ dan kinerja serta pengembangan diri pegawal yang .
akan berdampak pada kualitas dan Inovasi pelayanan rumah saki!.
c. bahwa sesuai pertimbangan hUruf a dan b di atas, perlu ditetapkan
Pedoman Penyusunan Sistem Remunerasi Pegawai B l U Rumah Sakit
dengan suatu Keputusan Menteri.
Menteri .

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok


Kepegawaian (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974
Nomor 55, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3041 sebagaimana telah
telah diu bah dengan Undang-Undan
Undang-Undang g Nomor 43 .
Tahun 1999 tenta ng Peru bah an atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun
tentang
1974 tentang pokok- pokok kepegawaian;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan lem bara n Negara
Negara Republik Indonesia
Indonesia Nomor 4355 ;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nom.)r 144,
Tambahan le mbar an Negara
Negara Nomor 5063); . '
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan lembaran
Negara Nomor 5072);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan layanan Umum lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan lembafan Negara
.Republik Indonesia Nomor 4502 ;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK 02/2006 tentang
Pedoman Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan
Pengawas, dan Pegawaf Badan layanan Umum sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK 05/2007
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
10/PMK 02l2006 tentang Pedoman Penetapan Remunerasf Bagi
Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai 8adan layanan
Umum;
 

-MEHTERI KESEHATAH
RE.PUBUK IHDOHESIA

7. Peraturan Menterii
Menter Kesehatan Repu blik
Republik Indonesia Nomor
1575 Menkes PerIX1I2005 tentang Organisasi dan Tata e ~ a
Oepartemen Kesehatan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 439 Menkes PerNJl2009 tentang
perubahan kedua atas Peratu
Peraturan.
ran. Menteri Kesehatan Nomor
1575 Menkes Per XIJ2005 tentang Organisasl dan Tata e ~ a
Oepartemen Kesehatan;

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 920IMenkes SKIXI2008 tentang


Pedoman Pengelolaan Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil Oi Rumah
Sakit 8LU Oi Ungkungan Oirektorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
Oepartemen Kesehatan;

MEMUTUSKAN

Menetapkan

KESATU KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN


PENYUSUNAN SISTEM REMUNERASI PEGAWAI BADAN LAYANAN
UMUM RUMAH SAKIT 01 LlNGKUNGAN KEMENTERIAN
KEMENTERIAN KESE HATAN.

KEDUA Pedoman Penyusunan Sistem Remunerasi Pegawal Badan Layanan Umum


Rumah Sakit Oi Lingkungan Kementerian Kesehatan sebagaimana
dimaksud Oiktum Kesatu tercantum dalam Lampiran keputusan ini.

KETIGA Pedoman
Pedoma n sebagaimana
sebagaimana dimaksu
dimaksud
d Oiktum
Oiktum Kedua
Kedua agar digunakan sebaga!
acuan bagi setiap 8adan Layanan Umum Rumah Sakit di Lingkungan
Kementerian Kesehatan dalam
dalam menyusun sistem remunerasi bag! Pegawal.

KEEMPAT Penyusunan sistem remunerasi bagi pegawai 8LU masing-masing Rumah


Sakit di lingkungan Kementerian Kesehatan harus telah diselesaikan sesuai
. ketentua
ketentuan n dalam Pedom
Pedoman
an ini selambat-I
selambat-Iambatnya
ambatnya (satu) tahun sejak
ditetapkannya Keputusan ini.

KELIMA Keputusan in! mulai berfaku setelah ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Me! 2Q10

MENTERI KESEHATAN,

dr. Endang Rahayu Sedyanlngslh, MPH, Dr.PH


 

MENTERlI ESEHATAN
REPU UK INDONESIA

Lampiran
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 625 Menkes SKN 2010
Tanggal -: 21 Mel 2010

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM REMUNERASI


I PEGAWAI BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT
01 LlNGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

I PENDAHULUAN

A, LATAR BELAKA NG

Memasuki era globaJisasi dan perdagangan bebas, rumah sakit menghadapi persaingan
usaha yang semakin kompleks, bukan saja dengan rumah-rumah sakit luar negeri
namun juga rumah sakit swasta dalam negeri yang sangat menaruh perhatian tinggi

pada kualitas dan inovasi peiayanan; didukung oieh strategi pemasaran yang sangat
inte,,nsif.
inte nsif.

Pegawai rumah sakit merupakan human capital yang sangat menentukan keberhasilan
rumah sakit -dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin kompleks. Oleh
karena itu sudah selayaknya BLU Rumah Sakit perlu menyusun suatu sistem untuk
memacu motivasi pegawai daiam menghadapi persaingan; membangun komitmen
pegawai dalam b e k e ~ dengan etos kerja tinggi dan berkesadaran mematuhi ketentuan
ketentuan, mendorong pegawai menunjukkan kinerja yang diharapkan organisasl serta
mengembangkan kompetensi rumah sakit s e c r ~ berkelanjutan, sehingga dengan
demikian secara keseluruhan mampu mendukung ~ U Rumah Sakit
Sa kit dalam menghadapl
persaingan global.

Unluk tujuan-tujuan tersebut, agar efektif maka remunerasi yang layak dan adil periu
disusun sebagai alai motivator bag I pegawai, sebagaimana ketentuan Peraturan
Pemerintah No 23 tahun 2005 pasal 36 tentang Pol a Pengelolaan
Penge lolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (PPK -BLU
-BLU),
), yang melJyebutka
melJyebutkan
n bahwa p: ja
jaba
batt Pengelqla,
Pengelqla, Dewa
Dewan
n
Pengawas dan Pegawai BLU RS dapat diberikan remunerasi.

Remunerasi merupakan imbal jasa yang mantaatnya diterima pegawai berupa


komponen-komponen untuk penghargaan atas pekerjaan dan penghargaan atas kinerja
di samping untuk perlindungan keamanan pegawai daiam b e k e ~ maupun penghargaan
atas masa kerja pegawai.
 

MENTI:RI KESEHATAN
REPUBUK INDONESI

Penyusunan sistem remunerasi wajib memperhatikan kelayakan penerimaan bagi


pegawai, yaitu didasarkan pada tingkat kewajaran kehidupan frsik dan sosial pegawai di
lingkungan tempat pegawai ditugaskan dengan telap menyesuaikan kondisi dan
kernampuan keuangan BLU Rumah Sakit yang bersangkutan. Sislem remunerasi wajib

, . didasarkan pada prinsip atau kesetaraan pada setiap komponennya, yaitu :


Penghargaan atas pekerJaan didasar1<an prinsip kesetaraan tingkat kompleksltas
p e k e ~ n atau equal pay for jobs of equal value ; penghargaan atas kinerja didasarkan
kesetaraan tingkat pencapaian total target k i n e ~ (total performance target) atau prinsip
equal p y for performance of equal value dan kesetaraan yang berkaitan dengan
ketentuan-ketentuan berbasis peroranganlindividual yang didasarkan atas prinsip equal
p y (or people of equ
equal
al value
value .

Ketentuan dalam sistem remunerasi harus diatur sedemikian rupa secara jelas dan
,.
terkendali Implementasinya sehingga melalul sistem remunerasl terse but pegawai akan
mendapatkan rasa aman, berharga dan merasa diperlakukan adil
adil serta memiliki daya
daya
dorong motlvasi dalam mendukung sasaran usaha serta pengembangan tu Rumah
Sakit. Sedangkan bagi Rumah Sakit kejelasan sistem remunerasi dapat mengendalikan
pengeluaran pembiayaan yang akuntabel, dapat dipertanggungJawabkan.

Dengan demikian maka BLU Rumah Sakit wajib menyusun dan menetapkan sistem
remunerasi berdasarkan .kerangka berpikir, prinsip-prinsip dan ketentuan dasar
sebagaimana dalam pedoman ini, dengan menyesuaikan kondisio dan kemampual1
keuangan masing-masing rumah sakit.

B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT

1 Maksud
pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan kerangka berpikir, prinsip-prinsip dan
ketentuan dasar sebagai landasan penyusunan sistem remunerasl pegawai BLU
Rumah Sakit.

2 TuJuan

Penyusunan dan penetapan sistem remunerasi ini bertujuan untuk mendukung


strategi usaha rumah sa kit dalam menjalankan vlsi dan mlslnya, dengan
menyesuaikan kondisl dan kemampuan keuangan masing-maslng rumah sakit serta
mengikutl ketentuan peraturan yang berlaku.
 

M NT RI KESEHATAH
REPUBLI< INDONESIA

,,
3. Manfaat

Manfaat dari ditetapkannya sistem remunerasi ini adalah untuk memacu motivasi
pegawai agar memiliki komltmen tlnggi dalam bekerja dengan mentaati segalCi
ketentuan dan peraturan yang berlaku membangun tim kerja yang solid
,, menunjukkan klnerja yang diharapkan rumah sakit serta memacu motivasi pegawal
untuk membangun
memba ngun kompetensl ruma
rumah
h sakit secara berl<
berl<elanj
elanjutan.
utan.

I •

c RUANG lINGKUP

Pedoman penyusunan sistem remunerasl ini memberikan penjelasan tentang : hak dan
kewajiban antara rumah sakit dengan pegawal, komponen-komponen remunerasl,
kerangka berpikir, prinsip-prinsip dasar 9an ketentuan remunerasi serta garis besar
perhitungan pemblayaan remunerasl.

Pedoman ini juga dilengkapi dengan contoh peringkat pekerjaan, formula dan indeks
penghargaan kinerja yang dapat dimodifikasi sesuai dengan kondisl dan kemampuan
keuangan masing-masing BLU Rumah Saki!.

D. PENGERTIAN

1. Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk


untuk memberikan pelayanan kepada · masyarakat berupa penyediaan barang
danlatau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan d;:m dalam
melakukan kegiatannya mengacu pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

2. Remunerasi adalah pengeluaran biaya oleh BLU Rumah Sakit, sebagai imbal jasa
kepada pegawai. yang manfaatnya diterima pegawaj dalam bentuk dan jenis

komponen-komponen perhargaan dan perllndungan.

3. Pegawai Tetap yang dimaksudkan dalam pedoman ini


ini adalah pegawai tetap BLU
Rumah Sakit baik PNS maupun Non PNS .

4. Sistem remunerasi BLU Rumah.


Rumah .Sakit adalah sistem Imbal jasa yang dikelola dengan
sistem keuangan dan peraturan rumah sakit untuk pegawai tetap BLU Rumah Sakit
selain Dewan Pengawas dan Dlreksi.

5. Komponen remunerasl adalah pengelompokan jenis-jenis remunerasl berdasarkan


tujuan-tujuannya.
 

MENlBU KESEH T N
REPUBUK INDONESIA

6. Total remunerasi BLU RS adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit
yang terdiri atas komponen-komponen remunerasi.

7. PekerjaanlJabatanlJob adalah segala kegiatan kerja yang diteta


ditetapkan
pkan secara resmi
kepada pemegang pekerjaan berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang terkait
dengan pembagian p e k e ~ n yang tercermin dalam struktur organisasi. dan dari
padanya diharapkan pencapaian total target kinerja sebagaimana diharapkan rumah
saki!.

8. Pemegang p e k e ~ n adalah pegawai yang diserahi tugas secara resmi oleh rumah
sakit untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang ditentukan. dan didukung dengan
Surat Keputusan dari rumah sakit dan atau Instansi yang berwenang.

9. Kompetensi pekerjaanlJob Competency adalah s e j u m l ~ h pengetahuan.


keterampilan. sikap kerja yang meliputi nilai-nilai value), moti
moti,,vasl dan semangat
kerja serta telah dibuktikan melalui perilaku pemegang pekerjaan di atas rata-rata
.dari standar yang diharapkan.
diharapkan.

10. Evaluasi pekerjaanlJob Evaluation adalah proses penilaian atau penimbangan isi
infonnasi pekerjaan berdasarkan faktor-faktor yang ditentukan. bukan penilaian
tentang kinerja atau kualifikasi pemegang pekerjaan dan atau tingkat eselonisasi
pekerjaan dalam struktur organisasi. serta b ~ k n tentang judul pekerjaan job title);
yang selanjutnya bertujuan untuk membandingkan tingkat kompleksitas antc;r
I -

pekerjaan. Hasil .evaluasl


evaluasl pekerjaan tersebut menggambarkan perbandingan linggi
rendahnya kompleksitas tuntutan antar pekerjaan di rumah saki! terse but.

11. Profil pekerjaan/Job profile adalah gambaran tingkat kompleksitas suatu pekerjaan
pada ~ e t i a p faldor
fald or penilaian atau faktor penimban
penimbang
g yang ditentukan.
diten tukan.

12. Nilai pekerjaan/Job


pekerjaa n/Job Value adalah gambaran profiJ suatu pekerjaan atas seluruh
f ~ l d o r f a k t o r penilaian atau penimbang yang dinyatakan dalam total nllal.

13. Peringkat pekerjaanlJob Grading adalah pengelompokan tingkat kompleksilas


pekerjaan yang dikelompokkan dan yang terendah sampi:1i tertinggi. sebagai hasil
perbandingan antar pekerjaan melalui proses evaluasi pekerjaan. yang dapat berupa
Corporate Grade dan Professional Grade.

14. Corporate Grade adalah susunan peringkat pengelompokan kompleksitas pekerjaan


untuk seiuruh pekerjaan dalam organi
organisasi
sasi..

15. Professional Grade adalah susunan peringkat kompleksitas pekerjaan di suatu


kelompok pekerjaan atau profesi yang memiliki ciri-ciri yang sama.
sama .
 
MENTERI ~ E H T H
R PUSUK INDONESIA

1. Kelayakan :

Memenuhi kewajaran tingkat kehidupan pegawai dalam memenuhi kebutuhan


fisik maupun sosial di lingkungan
lingkungan tempat pegawal ditugaskan b e k e ~ a

2. Keadilan :

Prinsip keadilan. meliputi :

a. Keadilan penerimaan remunerasl :

Bagi pegawal yang telah menerima suatu jenis remunerasl dari APBN yaitu
untuk PNS atau CPNS maka yang bersangkutan tidak lagi menerima Jenls
remunerasl yang sama dari slstem r ~ m u n e r s l BLU Rumah Sakit.

Sedangkan remunerasi bagi pegawai BLU Rumah Sakit ~ o n PNS wajib


diusahakan kesetaraannya dengan PNS. sesuai dengan ketentuan
persyaratan serta kondisi dan kemampuan keuangan rumah sakit.

b Keadilan penghargaan p e k e ~ n :
Penghargaan penerimaan atas p e k e ~ n untuk PNS dan CPNS berupa
gajl pokok dan tunjangan p e k e ~ n bag I yang berhak. dibl
diblayai
ayai oleh
ole h APBN
dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Sedangkan bagi pegawai
BLU Rumah Sakit Non PNS dibiayai oleh rumah sakit sesuai dengan
kondisi dan kemampuan keuangan rumah sakit.

c Keadilan penghargaan k i n e ~ a :

Penghargaan k i n e ~ a indivldu wajib diperhitu{lgkan berdasarJ<an nilai k i n e ~ a

pad a e k e ~ n n y yaitu nilai k i n e ~ a atas nilai p e k e ~ n n y .



Dalam hal tersebut nilai pekerjaan ditetap
ditetapkan
kan berdasar1<an prinsip equal
pay (or jobs o equal value- yaitu kesetaraan penghargaan alas
kompleksitas lsi pekerjaan. bukan berdasar kual:fikasi pemegang pekerjaan
dan atau eselonisasl struktur organi
organ isasi rumah sakit. atau I ~ i n n y a yang
tidak ter1<ait dengan pekerjaan dan karakter pekerjaan.
pekerjaan . Penentuan
kesetaraan atas pekerjaan dilakukan melalui evaluasi pekerjaan job
evaluation)..
evaluation)

Sedangkan nilai kinerja ditetapkan berdasarkan prinsip equal pay (or


performance o equal value- yang dilakukan melalul evaluasl pencapaian
total target kinerja atas Individu j unit dan rumah sakit.

 
MENTERI KESEH T N
REPU UK INDONESI

Adapun jenis remunerasi penghargaan atas pencapaian total kinerja rumah


sakit yang bersifat khusus yaitu berupa bonus dapat ditentukan atas dasar
dan kriteria keadilan yang dinilai tepat dan wajar oleh masing-masing
rumah sakit.

d Keadilan penghargaan peroranganlindividu :

Kesetaraan penghargaan pad a jenis remunerasi berdasar1<an perorangan


atau indivldu didasarkan atas prlnsip equal p y for people of equal value
yang kriterla dan persyaratannya ditetapkan oleh rumah sakit sepanjang
sepanjang
memenuhi ketentuan dan peraturan berfaku.

D Nilal, Peringkat dan Indeks e k e ~ a a n

1 Metode evaluasi pekerjaan :

b e r d a ~ a r < a n
Untuk menetapkan kesetaraan penghargaan atas pekerjaan isi
informasi pekerjaan diperlukan penentuan nilai p e k e ~ a a n ob value) dan at au

peringkat pekerjaan ob grade) yang diperoleh melalui evaluasi pekerjaan


dengan metode yang ditetapkan rumah sakit.

2 Jumlah peringkat p e k e ~ a a n :

Jumlah peringkat pekerjaan ditetapkan minlmun 10 sepuluh) dan maksimum 20


dua puluh) di tingkat korporat (corporate grade), yang difengkapi · dengan
rumusan karakter-karakter khusus pada setiap peringkatnya.

3 Jenis peringkat p e k e ~ a a n :

Dalam corporate grade tersebut, beberapa pekerjaan yang memiliki clri khusus
dan sama
sama dapat dikelompokkan dalam suatu peringkat pekerjaan khusus yaltu
sebagai peringkat profesi (professional grade) dan dlberi judul peringkat sesuai
dengan karakter kelompok profeslnya. Peringkat p e k e ~ a a n inj harus terpadu
dengan peringkat jabatan korporat.

4 Ruang tumbuh peringkat pekerjaan :

Bila berdasar1<an pertlmbangan karakter dan kebutuhan rumah sakit, suatu


pekerjaan memungklnkan memilikj ruang tumbuh, maka makslmum ditetapkan 5
lima) peringkat. Setiap ruang tumbuh wajjb dilengkapi dengan rumusan karakter
khusus sebagai clrl dl setiap peringkat pekerjaan pada masing-masing
kelompoknya.

10


MENTERJ I ESEHATAN
REPU UK INDONESIA

5. Nilai dan Indeks p e k e ~ a a n :

Untuk kepentingan yang terkait dengan penghargaan atas p e k e ~ a a n maka pada


setlap pekerjaan dapat ditetapkan nHal p e k e ~ a a n Job value) atau melalul
peringkat pekerjaan job grade) yang dinyatakan dalam indeks job index) yaitu
berupa suatu nilallangka.
nilallangka.

E. Peringkat K i n e ~ a :

Penghargaan atas kinerja dalam remunerasi, dalam hal inl disebut sebagal Insentif.
Dalam perhitungan terse but, setiap rumah sakit wajib mendasarkan pad a formula,
sebagai berikuf :

Dalam hal penetapan pekerjaan sebagaimana dijelaskan di atas, dapat memakai


ketentuan nilai atau indeks p e k e ~ a a n sedangkan indeks k i n e ~ a terdirii dari :
terdir

1. Indeks k i n e ~ a Individu (IKI) :

Ditetapkan melalui suatu penilaian k i n e ~ yaitu dengan membandingkan antara


pencapaian total target k i n e ~ dengan Satuan K i n e ~ a Individu (SKI) pada faktor
faktor
fakt or yang ditent
ditentukan
ukan dan ditargetkan
ditargetkan..

Penelapan total target k i n e ~ pada setiap pegawai wajib dideskripsikan secara


spesifik, terukur, realistis, diperkirakan dapal dicapai, menantang dan jelas waktu

pencapaiannya.
Adapun hasil dan penilaian terhadap total kinerja individu dapal dikelompok!<an
dalam sekurang-k
sekurang-kurangnya
urangnya 4 (emp
(empat)
at) tingkata
tingkatan
n yait u: .

a. Baik Sekali,
Sekali, yaitu apabila pencapaian
pencapaian total target jauh melebihi harapan.
b. Baik, yaitu apabila pencapaian total target memenuhi harapan.
c . Sedang,
Sedang, yaitu apabila pencapaian total target kurang memenuhi harapan
tetapi masih dapat diterima.
diterima .
d . Kurang,
Kurang, yaitu apabila pencapaian total target kurang memenuhi harapan dan
tidak dapat diterima.

 
M HT RI KESEHATAH
REPUBUK INDONESIA

2. Indeks i n e ~ a Unit IKU) :

Ditetapkan berdasarkan pencapaian total target k i n e ~ a unit kerja sesuai struktur


organisasi rumah sakit, yaitu unit kerja sesuai peran dan fungsi unit k e ~ a

terse but secara struktural dalam organisasi.

Tujuan ditetapkannya IKU dalam formula insentif ini adalah bahwa agar setiap
indivldu memberikan perhatlan tinggl pada pencapaian kinerja unit kerjanya.
Adapun peringkatnya ditetapkan dengan pola yang sam a dengan peringkat
prestasi kerjalkl
kerj alklnerja
nerja Individu,
Individu, namun dengan nilai indeks yang berbeda.

3. Perbandingan IKI dan IKU :

Untuk mendorong usaha pegawai dalam mencapai total target individu


indivi du yang
akan berdampak kepada pencapaian total kinerja unit k e ~ maka ditetapkan IKI
lebih besar dari IKU.

4. Nominal Poin Rumah Sakit :

Berupa satuan rupiah sebagai perhitungan nilai uang yang akan dipakai dalam
formula penghargaan kinerja setiap pegawai: Penjumlahan hasil perhitungan
formula penghargaan pada total pegawai merupakan total anggaran pembiayaan
rumah sakit atas penghargaan kinerja dan sekaligus mencerminkan kinerja
keuangan rumah sakit.

F. Evaluasi Kinerja

Penghargaan atas kinerja pay or performance) berdasarkan hasil evaluasi pencapaian


pencapaian
total targ.3t kinerja yang ditetapkan, per1u ditindaklanjuti dengan :

a. Peninjauan Kinerja Perfonnance Review)


Telaah tentang hal-
hal-hal yang menghambat dan mendorong selama proses
pencapaian total target kinerja dan perencanaan pencapaian target kinerja yang
akan datang. sebagai dasar perbaikan untuk mendorong pencapaian target kinerja
periode selanjutnya.

b. Peninjauan Potensl Potential Review)


Telaah tentang potensl pemegang pekerjaan dan potensi peluang yang dapat
dimanfaatkan dan atau dikembangkan untuk keberhasilan pencapaian target k i n e ~ a

periode selanjutnya.

 
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONES
INDONESIA
IA

c.  Penlnjauan Penghargaan Reward Review)


Penlnjauan
Telaah tentang tingkat pencapaian total target kinerja sebagal dasar penghargaan
secara adil sehingga dapat mendorong molivasi pencapaian target kinerja periode
selanjutnya.

III. KETENTUAN DAN PERHITUNGAN PEMBIAYAAN REMUNERASI

1.  Komposisi komponen dan pola perhitungan:

Agar efektif
efekti f sebaga
sebagaimana
imana tujuannya. maka
maka sistem
sistem remuneras
remunerasll wajib disusun dengan
pota komposisi anggaran komponen biaya sebagat berlkut:

. omponen .. Komponen >


;:: :i:-\ atas Pekerjaan ,:  : atas KlnerJa '.,

~:,·.;~1{:tt ~~;:~:i ;,: \;; :: : :·~.;~H:.· Y ; i k 6 . J : h ; : : ? I ; ? ~ { ~ ; ~;; :~i:~ ·.~; : : ~ ; t L ~ ~ i § : t~f~

Oleh sebab itu rumah sakit perlu menetapkan jenis dan besaran komponen yang
bersifat tetap dan rutin yaitu komponen at as pekerjaan dan beberapa komponen
atas perorangan serta setanjutnya menghitung total jumtah pembiayaan untuk
semua pegawai. Setain itu, rumah sakit perlu menghitung prediksi pengeluaran biaya
komponen perorang
perorangan
an yang bersifat non rutin.

Dan hasit analisis kekuatan keuangan organisasi tersebut maka rumah sakit dapat
memperoteh gambaran tentang besaran pembiayaan remunerasl untuk Insentif
kinerja, besaran biaya insentif k i n e ~ yang direncanakan serta perhltungan total
• inde
indeks
ks kin
kiner
erja
ja.. De
Deng
ngan
an de
demi
miki
kian
an maka selanJutnya dapat dip9roleh nilal nominal
poin
poi n rumah
rumah saki!.

2.  Ketaatan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku :

Sistem remunerasl wajib memenuhi ketentuan dan peraturan pemerintah yang


. . ' ,
berhubungan dengan BLU RUl1)ah Saki!. Selanjutnya implementasl slstem wajlb
konsisten terhadap kerangka berpikir, prlnsip-prinsip, kebljakan dan peraturan yang
tetah dite!apkan.
dite!apkan.

3.  Kemampuan keuangan rumah saki! :

Total pembiayaan remunerasi wajib diperhitungkan dan direncanakan secara cermat


sesuai dengan kondisl dan kemampuan keuangan rumah sakit.

 
MENT tI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

5 Kontrol dan pengendalian :

Sistem remunerasi wajib dilengkapi dengan sistem kontrol dan pengendalian


Implementaslny
Implem entaslnya
a melalul ketentuan prosedur dan admlnlstrasi
admlnlstrasi,, sehlngga secara
keseluruhan dapat dipertanggungjawabkan.

IV PENUTUP

S e a ~ ditetapkannya pedoman penyusunan sistem remunerasl inl, makasetiap BLU

Rumah Sakit di i n g k u n ~ a n Dlrektorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian


Kesehatan wajib menyusun slstem remunerasinya berdasarkan ketentuan-ketentuan
d a l ~ m pedoman ini untuk diusulkan kepada Menteri Keuangan melalui Menteri
Kesehatan.

Untuk melaksanakan sistem remunerasi berdasarkan pedoman ini maka BLU RS periu
mempunyai standar kompetensi dan sistem evaluasi kinerja.

Penyusunan sistem remunerasi rumah sakit ini harus telah diselesaikan selambat
lambatnya 1 (satu) tahun sejak pedoman ini ditetapkan.

Ketentuan lebih lanjut yang diperiukan dalam rangka ·pelaksanaan pedoman ini diatur
oleh Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan dan Sistem
Remunerasi dianggap sah apabila telah disetujui oleh Menteri Kesehatan dan Menteri
Keuangal"
Keuangal" Repu
Republi
blik
k Indones
Indonesia.
ia.

MENTERIKESEHATAN,

dr. Endang Rahayu Sedyanlngsih MPH, Dr.PH

14

Anda mungkin juga menyukai