Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia pada suatu organisasi tidak secara otomatis
menjadi kekuatan. Kompetensi juga tidak terbentuk dengan sendirinya.
Kompetensi harus dikembangkan secara terencana sesuai dengan rancangan
pekerjaan dan rencana pengembangan agar bisa menjadi kekuatan untuk
mendukung pencapaian tujuan unit, baik saat ini maupun dimasa yang akan
datang. Secara sistematis program pengembangan sumber daya diawali
oleh program pengenalan terhadap RSUD Kabupaten Temanggung melalui
orientasi baik umum maupun khusus.
Orientasi adalah pengenalan tentang lingkungan kerja dimana
karyawan yang bersangkutan ditempatkan yang dibimbing oleh pihak tertentu
yang telah diberikan kewenangan untuk mengorientasikan baik secara umum
di lingkungan RSUD Kabupaten Temanggung maupun secara khusus di
lingkungan Instalasi masing-masing sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Sehingga setiap karyawan yang baru ditempatkan mampu melaksanakan
peran, tugas dan tanggungjawab dimana mereka ditempatkan.

B. TAHAPAN ORIENTASI PEGAWAI (UMUM DAN KHUSUS)


1. ORIENTASI UMUM
Orientasi umum dilaksanakan selama tiga hari, dimulai Rabu tanggal 30
maret 2022 sampai dengan hari Jumat tanggal 1 April 2022 bertempat di Aula
Sudirman RSUD Kabupaten Temanggung
Materi yang disampaikan sebagai berikut :
1. Profil dan Gambaran Umum RSUD Temanggung
a. Visi, Misi, Falsafah, Motto Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Temanggung
b. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Temanggung

1
2. Gambaran Bagian Umum dan Perlengkapan
3. Gambaran Bagian Keuangan
4. Gambaran Bagian Perencanaan dan Diklat
5. Gambaran Bidang Pelayanan Medis
6. Gambaran Bidang Keperawatan
7. Gambaran Penunjang Medik dan Non Medik
8. Materi 6 Kompetensi Dasar Pegawai Rumah Sakit
a. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
b. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
c. Code Blue
d. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)
e. Etika, Komunikasi Efektif dan Service Excellent
f. Penyakit Wabah (Emerging Disease)
Jadwal orientasi (terlampir)
2. ORIENTASI KHUSUS
1. Minggu 1
a. Program pengenalan melalui orientasi rumah sakit dan bidang
keperawatan secara umum
b. Orientasi struktur organisasi dan SDM PICU-NICU
c. Orientasi ruang dan sarana prasarana PICU-NICU
d. Orientasi alur tata laksana pelayanan di PICU-NICU
e. Pengenalan terhadap asuhan keperawatan kritis
f. Pengenalan tentang Standar Prosedur Operasional
g. Pengenalan terhadap rekam medis dan cara pengisiannya
h. Pengenalan terhadap administrasi pasien keluar PICU-NICU
i. Program bimbingan kemampuan keterampilan non tindakan
keperawatan : 6 sasaran pasien managemen resiko, indikator mutu
PICU-NICU
j. Mengikuti program bimbingan pelayanan pasien melalui
bimbingan para pembimbing keperawatan PICU-NICU
2. Minggu 2
a. Evaluasi orientasi tentang :
1) Struktur organisasi dan SDM
2) Ruang dan sarana prasarana
3) Alur dan tata laksana pelayanan di PICU-NICU
4) Rekam medis dan pengisiannya
5) Administrasi pasien keluar PICU-NICU
6) Identifikasi pasien dan pemasangan gelang identitas
7) Indikator mutu PICU-NICU
b. Program bimbingan kemampuan asuhan keperawatan :
1) Pengkajian (primary dan secondary survey) & analisa data
2) Menegakkan diagnosis keperawatan
3) Merencanakan intervensi
4) Melakukan implementasi :
a) Perawatan bayi dalam inkubator
b) Pemakaian Alat –alat Pemantauan.
c) Resusitasi Neonatus
d) Suction
e) Terapi Oksigen
f) Titrasi
g) Memasang Infus
h) Perhitungan cairan
i) Tripel S
j) AGD
5) Melakukan evaluasi beserta dokumentasi asuhan keperawatannya.
c. Program bimbingan : pendampingan dalam proses transfer pasien
internal.
d. Sebagai asisten perawat dalam melakukan pelayanan keperawatan
e. Melaksanakan tindakan keperawatan dasar dengan pendampingan
dari pembimbing sebagai pemenuhan target kompetensi.
f. Ikut pendampingan dalam proses transfer pasien internal.
g. Pengambilan kasus asuhan keperawatan kritis anak dan neonatus
yang didasari Evidence Based Nursing (EBN)
3. Minggu 3
a. Sebagai asisten perawat dalam melakukan pelayanan keperawatan
b. Melaksanakan tindakan keperawatan dasar dengan pendampingan
dari pembimbing sebagai pemenuhan target kompetensi
c. Penyusunan laporan asuhan keperawatan kritis neonatus Evidence
Based Nursing (EBN)
4. Minggu 4
a. Sebagai asisten perawat dalam melakukan pelayanan keperawatan
b. Melaksanakan tindakan keperawatan dasar dengan pendampingan
dari pembimbing sebagai pemenuhan target kompetensi
c. Evaluasi kemampuan asuhan keperawatan :
1) Tahap pengkajian (primary dan secondary survey) & analisa
data
2) Tahap diagnosis keperawatan
3) Tahap intervensi
4) Tahap implementasi
5) Tahap evaluasi
d. Diskusi Refleksi Kasus (DRK) : asuhan keperawatan gawat kritis
neonatus dengan Evidence Based Nursing (EBN)
e. Evaluasi perilaku kinerja

C. TUJUAN DAN MANFAAT ORIENTASI PEGAWAI


1. Tujuan
a. Tujuan Orientasi Umum
1) Karyawan mengetahui dan memahami dengan baik organisasi
dimana dia bekerja.
2) Karyawan mengetahui struktur organisasi, visi, misi dan
implementasinya.
3) Karyawan mengetahui Falsafah dan Tujuan Rumah Sakit.
4) Karyawan mengetahui dan memahami dengan baik budaya
organisasi yang ada.
5) Karyawan mengetahui dan mengenal seluruh karyawan secara
umum, dan secara khusus digugus tugasnya dengan baik
b. Tujuan Orientasi Khusus
1) Pegawai baru mengetahui dan memahami falsafah serta tujuan
PICU-NICU RSUD Kabupaten Temanggung.
2) Pegawai baru mengetahui dan memahami dengan baik budaya
organisasi di PICU-NICU RSUD Kabupaten Temanggung.
3) Pegawai baru mampu beradaptasi dan bersosialisasi dengan rekan
sekerja di PICU-NICU RSUD Kabupaten Temanggung.
4) Pegawai baru mengetahui dan paham benar tentang proses dan
sistem yang ada di PICU-NICU RSUD Kabupaten Temanggung.
5) Pegawai baru mengetahui dan memahami prosedur/SPO di PICU-
NICU RSUD Kabupaten Temanggung.
6) Pegawai baru mampu menguasai dan melaksanakan tugas-tugas di
PICU-NICU RSUD Kabupaten Temanggung.
2. Manfaat
a. Mengenalkan Karyawan baru dengan lingkungan kerja.
b. Menyampaikan informasi tentang tugas dan pekerjaannya.
c. Mengenalkan Karyawan baru dengan unitnya.
d. Mengenalkan Karyawan baru tentang struktur organisasi dan budaya
yang ada di Rumah sakit maupun di Instalasi masing-masing.
e. Mengenalkan Karyawan baru tentang proses dan system kerja yang ada
di Rumah sakit maupun Instalasi masing-masing.
f. Menginformasikan Karyawan baru tentang Standar Operasional
Prosedur yang ada di Rumah Sakit.
BAB II
TINJAUAN ORIENTASI

A. ORIENTASI UMUM
1. Profil dan Gambaran Umum RSUD Temanggung
Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Temanggung yang selanjutnya disingkat BLUD RSUD Kab.
Temanggung terletak di Kelurahan Temanggung 1 dan Kelurahan
Walitelon Selatan, Kecamatan Temanggung dengan batas :
- Utara : Desa Walitelon Selatan
- Timur : Jln. Raya Temanggung – Parakan
- Selatan : Desa Temanggung 1
- Barat : Jalan ke Wonosobo Jurang
Bangunan di lingkungan RSUD Kab. Temanggung dibangun
dengan luas tanah dan bangunan sebagai berikut :
 Luas Area RSUD Kab. Teamnggung : 25.885 m2
 Luas Bangunan : 11.096,19 m2
RSUD Kab. Temanggung merupakan Rumah Sakit Umum Daerah
tipe B dengan kapasitas tempat tidur 203 buah.
a. Visi, Misi, Falsafah, Motto Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Temanggung
Visi : Memberikan pelayanan prima sebagai pusat rujukan
kesehatan.
Misi :
1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
2) Meningkatkan mutu dan kerjasama di bidang pendidikan
kesehatan.
3) Meningkatkan pengeloaan keuangan efektif dan efisien.
4) Meningkatkan kinerja dan disiplin karyawan.
Motto : Kesembuhan dan kepuasan pasien merupakan
kebahagiaan kami.
b. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Temanggung

DIREKTUR

WAKIL WAKIL SPI


DIREKTUR DIREKTUR
KOMITE KOMITE UMUM DAN
PELAYANAN
MEDIK KEPERAWATAN KEUANGAN

KELOMPOK BIDANG BIDANG BIDANG BAGIAN BAGIAN BAGIAN


JABATAN PELAYANAN KEPERAWATAN PENUNJANG UMUM DAN PERENCANAAN, KEUAN
FUNGSIONAL MEDIS MEDIS DAN PERLENGKA PENDIDIKAN GAN
NON MEDIS PAN DAN PELATIHAN

SEKSI SEKSI SEKSI SUB BAG SUB BAG SUB


PELAYANAN KEPERAWAT PENUNJANG UMUM DAN PERENCANAAN BAG
MEDIS AN RAWAT MEDIS KEPEGAWAI , MONITORING, PEMBEN
INAP AN EVALUASI DAN DAHAR
PELAPORAN AAN
SEKSI DAN
SEKSI
SEKSI PENUNJANG VERIFIK
PELAYANAN SUB BAG
KEPERAWA NON MEDIS ASI
NON MEDIS RUMAH
TAN
TANGGA
RAWAT
DAN SUB BAG
JALAN
PERLENGKA PENDIDIKAN
SMF PAN DAN SUB
PELATIHAN BAG
AKUN
TANSI
2. Gambaran Bagian Umum dan Perlengkapan
Sesuai dengan Peraturan Bupati Temanggung Nomor 46 tahun 2011
tentang penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Temanggung, Bagian Umum mempunyai tugas
mengkoordinir penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi dan teknis di bidang perencanaan, pendidikan dan
pelatihan, hukum, hubungan masyarakat, keuangan, tata usaha, rumah
tangga, organisasi dan kepegawaian.
Bagian Umum membawahi 3 Sub Bagian, yaitu :
a. Sub Bagian Perencanaan, Pendidikan, dan Pelatihan
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha
3. Gambaran Bagian Keuangan
Sesuai dengan peraturan Bupati Temanggung Nomor 46 tahun 2011
tentang Penjabatan Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Temanggung mempunyai tugas melakukan
persiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan standar
prosedur operasional dan standar pelayanan, pelaksanaan dan pelayanan
administrasi dan teknis di bidang anggaran, akuntansi, perbendaharaan,
dan verifikasi, serta melaksanakan tugas0tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Bagian Umum.
4. Gambaran Bagian Perencanaan dan Diklat
Sesuai dengan peraturan Bupati Temanggung Nomor 46 tahun 2011
tentang Penjabatan Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Temanggung mempunyai tugas melaksanakan
perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan administrasi dan teknis
penyusunan standar prosedur operasional dan standar pelayanan di
bidang perencanaan program, monitoring dan evaluasi, pendidikan dan
pelatihan, mengkoordinir kegiatan di instalasi rekam medic,
mengkoordinir kegiatan Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit serta
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Umum.
5. Gambaran Bidang Pelayanan Medis
Tugas dari Bidang Pelayanan Medik yaitu mengkoordinir penyiapan
perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan
teknis di bidang pelayanan kesehatan umum. Untuk menyelenggarakan
tugas pokok tersebut. Bidang Pelayanan Medik mempunyai fungsi :
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi dan teknis di bidang pelayanan rawat inap.
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi dan teknis di bidang pelayanan rawat jalan.
c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi dan teknis di bidang pelayanan.
d. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur RSUD
Dalam Bidang Pelayanan Medik terdapat 2 seksi, yaitu
a. Seksi Pelayanan Rawat Inap
Sesuai dengan Peraturan Bupati Temanggung Nomor 46 tahun 2011
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung mempunyai tugas
mengkoordinasi dan memfasilitasi penyiapan-penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis serta evaluasi dan monitoring,
pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang
pelayanan rawat inap, yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan, pelaksanaan dan pelayanan administrasi, pelaksanaan
standar pelayanan dan standar prosedur operasional kegiatan, serta
pengembangan bidang rawat inap di Instalasi Rawat Inap, Pavillion,
Instalasi Rawat Intensif, dan Instalasi maternal Perinatal serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pelayanan Medik.
b. Seksi Pelayanan Rawat Jalan
Sesuai dengan Praturan Bupati Temanggung Nomor 46 Tahun 2011
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten temanggung mempunyai tugas
mengkoordinasikan dan memfasilitasi penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis serta evaluasi dan monitoring mutu, pelaksanaan
dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang pelayanan rawat
jalan, meliputi : pergerakan, pengorganisasian serta monitoring dan
evaluasi pelaksanaan dan koordinasi pelayanan, pelaksanaan standar
pelayanan dan standar prosedur operasional kegiatan, serta
pengembangan Bidang Pelayanan Medis Rawat Jalan, Instalasi
Gawat Darurat, Instalasi Hemodialisa, Instalasi Kedokteran Forensik
dan Medikolehal, Instalasi Bedah Sentral serta melaksanakan tugas
lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Medik.
6. Gambaran Bidang Keperawatan
Bidang keperawatan dikepalai oleh Rejono S,kep. Ns. Sesuai dengan
Peraturan Bupati Temanggung Nomor 46 Tahun 2011 tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Temanggung, Bidang Keperawatan mempunyai tugas
mengkoordinir penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi dan teknis bidang keperawatan.
Bidang Keperawatan membawahi dua seksi, yaitu :
a. Seksi Keperawatan Rawat Inap
Seksi Keperawatan Rawat Inap RSUD Kab Temanggung dikepalai
oleh Hartanti, S.Kep, Ns. Sesuai dengan Peraturan Bupati
Temanggung Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas
Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Temanggung mempunyai tugas mengkoordinasi dan
memfasilitasi asuhan keperawatan serta mengkoordinasi dan
memfasilitasi sumber daya manusia dan logistic keperawatan,
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, pelaksanaan
pelayanan, penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis serta
evaluasi dan monitoring di bidang keperawatan rawat inap di
instalasi rawat inap, pavilion, instalasi maternal dan parentologi,
serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Keperawatan.
b. Seksi Keperawatan Rawat Jalan
Seksi Keperawatan Rawat Jalan RSUD Kab Temanggung dikepalai
oleh Suryati S. ST. Sesuai dengan Peraturan Bupati Temanggung
Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Teamnggung
mempunyai tugas mengkoordinasi dan memfasilitasi penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis di bidang keperawatan serta
evaluasi dan monitoring mutu pelaksanaan dan pelayanan
administrasi dan teknis di bidang keperawatan rawat jalan, meliputi :
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, pelaksanaan pelayanan,
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis serta evaluasi dan
monitoring, pelaksanaan standar pelayanan dan standar prosedur
operasional kegiatan serta pengembangan bidang keperawatan rawat
jalan, keperawatan unit intensive, instalasi gawat darurat, instalasi
bedah sentral, instalasi homodialisa, penyuluhan kesehatan
masyarakat rumah sakit, instalasi kedokteran forensic dan
medikolegal. Disamping itu bertanggung jawab dalam sarana dan
prasarana keperawatan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Bidang Keperawatan.
7. Gambaran Penunjang Medik dan Non Medik
Sesuai dengan Peraturan Bupati Temanggung Nomor 46 tahun 2011
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Temanggung adalah mengkoordinasi
penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan
administrasi dan teknis di bidang penunjang diagnose, terapi, dan sarana
prasarana medis dan non medis.
Bidang Penunjang Medik dan Non Medik membawahi dua seksi, yaitu :
a. Penunjang Medik
Sesuai dengan Peraturan Bupati Temanggung Nomor 46 tahun 2011
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung mempunyai tugas
mengkoordinasi dan memfasilitasi penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis
serta evaluasi dan monitoring mutu di bidang penunjang medic,
meliputi : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, serta
evaluasi dan monitoring pelaksanaan dan koordinasi pelayanan,
pelaksanaan dan pelayanan administrasi, perencanaan kebutuhan,
pelaksanaan standar pelayanan dan standar prosedur operasional
kegiatan bidang penunjang diagnose dan terapi Instalasi radiologi,
Instalasi Laboratorium, Patologi Anatomi, Instalasi Bank Darah
Rumah Sakit, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, dan Instalasi
Rehabilitasi Medik, serta melaksanakan tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Bidang Penunjang Medik dan Non Medik.
b. Penunjang Non Medik
Sesuai dengan Peraturan Bupati Temanggung Nomor 46 tahun 2011
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung mempunyai tugas
mengkoordinasi dan memfasilitasi penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis
serta evaluasi dan monitoring mutu di bidang penunjang non medic,
meliputi : perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, pelaksanaan
serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan koordinasi pelayanan
administrasi, perencanaan kebutuhan, pelaksanaan standar pelayanan
dan standar prosedur operasional kegiatan bidang penunjang sarana
prasarana medis dan non medis, pemeliharaan bangunan dan gedung,
pemeliharaan peralatan elektromedik di Instalasi Laundry, Instalasi
Pemeliharaan Sarana Prasarana Medis dan Non Medis, Instalasi
CSSD, Instalasi Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit, serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Penunjang Medik dan Non Medik.
8. Materi 6 Kompetensi Dasar Pegawai Rumah Sakit
a. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
Kabupaten Temanggung harus selalu berorientasi pada mutu dan
keselamatan pasien
1) Indikator mutu:
Indikator merupakan variabel yang digunakan untuk menilai
suatu perubahan. Setiap petugas harus memahami dan
menghayati konsep dasar dan prinsip mutu pelayanan Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung sehingga dapat
menerapkan langkah- langkah upaya peningkatan mutu di
masing-masing unitkerjanya.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung
mempunyai indikator yang terdiri dari:
a) Indikator Mutu Klinis
b) Indikator Mutu Manajemen
c) Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety
Goals), yaitu:
(1) Meningkatkan ketepatan Identifikasi Pasien,
(2) Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif
(3) Meningkatkan Keamanan Penggunaan Obat yang
Membutuhkan Perhatian
(4) Meningkatkan Benar Lokasi, Benar Pasien, dan Benar
Prosedur Pembedahan
(5) Mengurangi Resiko Infeksi
(6) Mengurangi Resiko Pasien Jatuh
d) Indikator Mutu Nasional
2) Pelaporan Indikator Mutu dari masing- masing unit dilaporkan
secara rutin setiap bulan kepada Direktur melalui Komite Mutu.
3) Pelaporan Indikator Mutu Utama yang terdiri dari Indikator
Mutu Klinis, Indikator Mutu Manajemen, Indikator Sasaran
Keselamatan Pasien dari masing- masing unit dilaporkan secara
rutin setiap bulan kepada Komite Mutu dan Keselamatan
Pasien (PMKP).
4) Setiap Insiden Keselamatan Pasien harus dilaporkan kepada
Komite Mutu Keselamatan dan Kinerja Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Temanggung dalam waktu 1x24 jam
menggunakan form pelaporan insiden keselamatanpasien.
b. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk
memastikan perlindungan kepada setiap orang terhadap
kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat umum dan
disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas
kesehatan. Pedoman PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di fasilitas
pelayanan kesehatan, sehingga melindungi sumber daya manusia
kesehatan, pasien dan masyarakat dari penyakit infeksi yang
terkait pelayanan kesehatan.
Program PPI RSUD KAB. TEMANGGUNG
1) Kewaspadaan isolasi
a) Kewaspadaan standar: kebersihan tangan, APD,
Pengendalian lingkungan, Penanganan Limbah, Peralatan
perawatan pasien dan penanganan linen, perlindungan
kesehatan karyawan
b) Kewaspadaan transmisi: kontak langsung, Droplet, Airborn
2) Survailen
a) ADP
b) ISK
c) VAD
d) DLL
3) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan
4) Pencegahan infeksi
5) Penggunaan antimikroba rasional
c. Code Blue
Petugas medis di rumah sakit sering menggunakan kode warna
sebagai tanda keadaan darurat. Penggunaan kode gawat darurat di
rumah sakit memiliki sejumlah tujuan penting selain
mengingatkan staf rumah sakit. Salah satunya adalah
menyampaikan informasi secara ringkas dan tepat. Tak hanya itu,
pegawai rumah sakit yang sudah dilatih juga dapat memberikan
respons pada informasi tersebut dengan seragam, tanpa
menyebabkan kepanikan yang tidak perlu.
Code blue adalah istilah yang digunakan saat terjadi kondisi
darurat medis yang berpotensi mengancam nyawa pasien.
Beberapa contoh kondisi ini meliputi:
1) Henti jantung mendadak, seperti saat serangan jantung
atau aritmia parah
2) Henti napas, misal akibat menghirup bahan kimia berbahaya
atau penyakit tertentu.
Saat pasien mengalami salah satu kondisi tersebut, petugas medis
akan mengaktifkan blue code. Ketika kode warna biru ini
diaktifkan, praktisi medis yang bertugas untuk penanganan darurat
akan langsung bergegas ke lokasi tersebut. Biasanya, akan ada
petugas medis khusus untuk merespon arti blue code pada rumah
sakit setiap harinya. Tim ini terdiri dari dokter, perawat, dokter
spesialis, dan ahli farmasi.
Alur aktivasi code blue rumah sakit:
1) Penemu korban menghubungi operator 119 untuk
mengaktivasi kode Blue. Aktivasi akan diterima oleh tim sekunder
dan secara simultan sambil menyiapkan peralatan resusitasi. Jika
penolong awam langsung meminta batuan tim primer (tidak via
telepon) Tim code blue primer secara simultan datang memberikan
bantuan hidup dasar dan mengaktifkan tim sekunder (via telepon
code blue sistem 199).
2) Resusitasi jntung paru harus dilakukan dengan kualitas tinggi,
sambil menunggu tim sekunder tinggi.
3) Tim sekunder datang dengan personel dokter dan perawat
terlatih.
4) Jika RJP berhasil, ditandai dengan kembalinya fungsi sirkulasi
dan pernapasan korban, maka korban akan ditransport menuju ke
ruang intensif dengan peralatan monitoring untuk selanjutnya
dilakuan penatalaksanaan yang sesuai untuk pasien ssdengan paska
henti jantung.
d. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)
Code Red adalah kode yang memberi informasi adanya ancaman
kebakaran dilingkungan rumah sakit yang sekaligus melakukan
penaggulangan bencana kebakaran.
Rumah sakit menyediakan :
1) Sistem proteksi kebakaran
2) Speaker darurat
3) Jalur evakuasi
4) Area aman atau titik kumpul
5) Control room
Kewajiban Rumah Sakit :
1) Memberikan pelatihan khusus penanganan bencana ke pegawai
2) Membentuk tim komando HDP
3) Membentuk sistem manajemen penaggulangan kebakaran
khusus
Komando penanggulangan kebakaran.
Komando penanggulangan kebakaran adalah tindakan antisipasi
penanganan darurat kebakaran dalam rangka pengamanan jiwa,
gedung maupun prasarana yang dilakukan dalam keadaan aman
maupun kondisi darurat kebakaran.
Aktivasi komando kebakaran:
R : Rescue / Selamatkan “ Teriakkan Code Red Code Red!!”
A : Alarm / Sebarluaskan Telepon Line Code Red 188
C : Contain / Sekat Telepeon bagian IPSRS
E : Extinguish / padamkan : menggunakan APAR
Prosedur evakuasi:
1) Prioritas utama penyelamatan jiwa
2) Dipimpin petugas evakuasi
3) Tidak boleh menggunakan lift
Wajib diketahui :
1) Tempat menaruh alat pemadam kebakaran
2) Nomor aktifasi 188
3) Rute jalur evakuasi
4) Sistem dan cara penanggulangan
e. Etika, Komunikasi Efektif dan Service Excellent
Etika adalah cara hidup yang mencerminkan sopan santun budi
pekerti dan akhlak. Beberapa etika dalam pelayanan adalah etika
sikap etika komunikasi dan etika pelayan prima.
Beberapa point dalam etika sikap adalah:
1) etika dalam berpakaian. Karena pakaian merupakan sebuah
identitas.
2) Tutur kata yang baik dan sopan.
3) Senyum sapa salam.
4) Sopan dan santun dalam pembawaan diri.
5) Cara merespon tugas dari atasan dan bekerja sama dengan tim.
Komunikasi adalah cara transfer info antara individu atau antar
kelompok agar saling terhubung dengan lingkungan sekitar.
Beberapa point dalam etika komunikasi adalah:
1) cara bertukar informasi dan ide
2) cara menghadapi komplain
3) cara menghadapi pasien dengan karakter tertentu
4) cara menghadapi keluarga pasien atau penunggu pasien yang
berganti- ganti
5) cara mengelola emosi
6) cara menerima dan melakukan telepon
Pelayanan prima adalah melakukan pelayanan sebaik mungkin
kepada pelanggan sehingga pelanggan merasa puas.
Dalam pelayanan prima ada beberapa langkah-langkah yaitu:
1) kenali pasien atau konsumen dengan baik
2) catat dan kerjakan hal-hal yang harus dilakukan
3) bekerja dengan hati dan selalu hati-hati dalam bekerja
4) Standar pelayanan operasional dijadikan awal memberikan
pelayanan.
f. Penyakit Wabah (Emerging Disease)
Penyakit infeksi emerging adalah penyakit infeksi yang bersifat
cepat menyebar pada suatu populasi manusia, dapat berasal dari
virus, bakteri, atau parasit. Sebagian besar (75%) penyakit infeksi
emerging ditularkan ke manusia dari hewan (penyakit zoonosa).
Ada tiga jenis penyakit infeksi emerging yaitu:
1) Penyakit infeksi yang muncul dan menyerang suatu populasi
manusia untuk pertama kalinya (new emerging infectious
diseases).
2) Penyakit infeksi yang telah ada sebelumnya namun kasusnya
meningkat dengan sangat cepat atau menyebar meluas ke
daerah geografis baru.
3) Penyakit infeksi di suatu daerah yang kasusnya sudah sangat
menurun atau terkontrol, tapi kemudian meningkat lagi
kejadiannya, kadang dalam bentuk klinis lebih berat atau fatal
(reemerging infectious diseases).
Tahun 2019 di dunia digemparkan penyakit yang dikenal dengan
COVID-19 termasuk indonesia. RSUD KAB. Temanggung juga
menjadi rujukan untuk pasien covid. Bangsal yang digunakan saat
ini di RSUD KAB. Temanggung adalah bangsal dahlia dan HCU

B. ORIENTASI KHUSUS
1. Uraian Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Pegawai Instalasi
PICU NICU
a. Kepala Instalasi Pediatrik Intensive Care Unit & neonatus Intensive
Care Unit (PICU NICU)
Nama Jabatan : Kepala Instalasi PICU NICU
Nama Atasan Langsung : Wakil Direktur Pelayanan
Nama Bawahan Langsung : Penanggung Jawab PICU NICU
Tugas Dan Tanggung Jawab :
1) Merencanakan program kerja Instalasi PICU NICU
2) Melakukan koordinasi lintas program dalam melaksanakan
program di PICU NICU
3) Melakukan koordinasi lintas sector pelaksanaan program di
Instalasi PICU NICU
4) Mengarahkan pelaksanan program di PICU NICU
5) Membagi tugas kepada bawahan dalam melaksanakan program
pelayanan di Instalasi PICU NICU
6) Mengendalikan pelaksanaan program di PICU NICU
7) Mengevaluasi pelaksanaan program di PICU NICU
8) Menyusun laporan bidang pengembangan berdasarkan
obyektifitas hasil kerja yang telah dicapai sebagai pertanggung
jawaban pelaksanaan tugas
9) Melaksanakan dan memonitoring kegiatan tindak lanjut dan hasil
evaluasi kerja di Instalasi Intensive Care
10) Mengambil langkah-langkah yang perlu dan menyelesaikan
urusan yang berkaitan dengan pelayanan PICU NICU baik yang
berada dlam garis koordinasi maupun yang ada di unit lain
11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh direktur
12) Penentuan unit cost tindakan di PICU NICU
13) Perencanaan anggaran tahunan PICU NICU
14) Pengelolaan program safety pasien
Wewenang:
1) Memberi masukan kepada Direktur Pelayanan.
2) Mengarahkan, membimbing dan menegur Penanggung Jawab di
lingkungan PICU NICU.
3) Memberi penilaian DP3 Penanggung Jawab PICU NICU.
4) Menolak hasil kinerja Penanggung Jawab PICU NICU yang tidak
sesuai dengan ketentuan.
5) Meminta kelengkapan data dan informasi dari unit terkait.
6) Merekomendasikan izin dan cuti Penanggung Jawab
b. Kepala Ruang Intensive Care Unit
Nama Jabatan : Kepala Ruang PICU NICU
Nama Atasan Langsung : Kepala Instalasi PICU NICU,
Kesie. Keperawatan
Nama Bawahan Langsung : Perawat Pelaksana, administrasi
ruangan dan cleaning service
Tugas Pokok : Membantu Kepala Instalasi dalam merencanakan,
mengarahkan, mengkoordinasi, mengendalikan, mengevaluasi
pelaksanaan program-program di PICU NICU
Tugas Dan Tanggung Jawab :
1) Merencanakan program-program kerja PICU NICU
2) Melakukan koordinasi lintas program dalam pelaksanaan
program-program di PICU NICU.
3) Melakukan koordinasi lintas sektor pelaksanaan program-
program di PICU NICU.
4) Mengarahkan pelaksanaan program di PICU NICU.
5) Membagi tugas kepada bawahan dalam pelaksanaan program
pelayanan di PICU NICU.
6) Mengendalikan pelaksanaan program di PICU NICU.
7) Mengevaluasi pelaksanaan program PICU NICU.
8) Menyusun laporan bidang pengembangan berdasarkan
obyektivitas hasil kerja yang telah dicapai sebagai pertanggung
jawaban pelaksanaan tugas.
9) Melaksanakan dan memonitor kegiatan tindak lanjut dari hasil
evaluasi kinerja di PICU NICU.
10) Mengambil langkah-langkah yang perlu dan menyelesaikan
urusan yang berkaitan dengan pelayanan PICU NICU, baik yang
berada dalam garis koordinasi maupun yang ada di unit lain.
11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ka Instalasi PICU
NICU.
Wewenang:
1) Memberikan masukan kepada Kepala Instalasi PICU NICU.
2) Mengarahkan, membimbing dan menegur pelaksana di
lingkungan PICU NICU.
3) Memberikan penilaian DP3 Penanggung Jawab di PICU NICU.
4) Menolak hasil kerja Penanggung Jawab di PICU NICU yang
tidak sesuai dengan ketentuan.
5) Meminta kelengkapan data dan informasi dari unit kerja terkait.
6) Merekomendasi ijin dan atau menyetujui cuti pelaksana.
c. Ketua Tim
Nama Jabatan : Ketua Tim
Nama Atasan Langsung : Kepala Ruang PICU NICU
Tanggung Jawab :
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan di
shif kerjanya.
2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan SPO yang berlaku.
3) Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan ketepatan administrasi.
4) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengendalian infeksi dan
bimbingan praktikan maupun pegawai baru.
5) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dokumentasi dan
penjamin mutu.
6) Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan alat kesehatan dan
sasaran keselamatan pasien.
Tugas :
1) Memberikan pelayanan secara langsung pada setiap pelaksanaan
rencana keperawatan dan medis.
2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan askep di timnya.
3) Menbantu kepala ruang dalam pengawasan pemberian asuhan
keperawatan oleh perawat pelaksana.
4) Melakukan supervisi kepada anggota tim dalam pelaksanaan askep
dan SPO.
5) Menjaga hubungan yang harmonis antar perawat dengan perawat,
perawat dengan dokter dan etugas kesehatan yang lain.
6) Dapat menjadi pengambil keputusan dalam setiap permasalahan
yang di hadapi oleh angota tim.
7) Melaksanakan serah terima antara tanggung jawab dari tim lain.
8) Menghadiri pertemuan ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan
dan karier.
9) Membina hubungan yang baik dengan keluarga pasien dan pasien.
10) Ikut membimbing anggota tim dan mahasiswa praktek.
11) Melaksanakan dinas sesuai dengan jadwal yang telah di buat oleh
penanggung jawab.
d. Ketua Shift
Nama Jabatan : Ketua SHIFT
Nama Atasan Langsung : Kepala Ruang PICU NICU
Tanggung Jawab:
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asehan keperawatan di
shif kerjanya.
2) Bertanggung Jawab terhadap pelaksanaan SPO yang berlaku.
3) Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan ketepatan
administrasi.
Tugas :
1) Memberikan pelayanan secara langsung pada setiap pelaksanaan
rencana keperawatan dan medis.
2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan askep di timnya
3) Menbantu kepala ruang dalam pengawasan pemberian asuhan
keperawatan oleh perawat pelaksana.
4) Melakukan supervisi kepada anggota tim dalam pelaksanaan
askep dan SPO.
5) Menjaga hubungan yang harmonis antar perawat dengan perawat,
perawat dengan dokter dan etugas kesehatan yang lain.
6) Dapat menjadi decision maker dalam setiap permasalahan yang di
hadapi oleh angota tim.
7) Melaksanakan serah terima antara tanggung jawab dari tim lain.
8) Menghadiri pertemuan ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan
dan karier.
9) Membina hubungan yang baik dengan keluarga pasien dan
pasien.
10) Ikut mebimbing anggota tim dan mahasiswa praktek.
11) Melaksanakan dinas sesuai dengan jadwal yang telah di buat oleh
penanggung jawab.
e. Pelaksana
Nama Atasan Langsung : Kepala Ruang PICU NICU
Tugas:
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asehan keperawatan di
shif kerjanya.
2) Bertanggung Jawab terhadap pelaksanaan SPO yang berlaku.
3) Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan ketepatan
administrasi.
4) Mengikuti serah terima oleh ketua tim dan ketua shift.
5) Melaksanakan rencana keperawatan yang telah di susun sesuai
pioritas.
6) Melakukan kerjasama dan berkonsultasi kepada penanggung
jawab ataupun Ka Tim.
7) Membina hubungan yang baik dengan pasien dan keluarga.
8) Memberikan bimbingan kepada sesama anggota pelaksana dalam
hal asuhan keperawatan.
9) Melaksanakan tanggung jawab yang telah didelegasikan oleh Ka
shift.
10) Menghadiri rapat dan pertemuan untuk peningkatan mutu
keperawatan dan pelayanan.
11) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan dalam hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan askep dan peningkatana pelayanan.
2. Struktur Organisasi Instalasi/Unit PICU NICU

Ka. Inst.
PICU NICU

Kepala Ruang
PICU NICU
Administrasi

KaTim/ Perawat Primer

Ka. Shift

Pelaksana Pelaksana

3. Fasilitas, Peralatan, Cara Penggunaannya dan Pemeliharaannya.


a. Lokasi
Dianjurkan satu komplek dengan kamar bedah, berdekatan atau
mempunyai akses yang mudah ke UGD, laboratorium dan radiologi
b. Desain
Pelayanan PICU dan NICU yang memadai ditentukan berdasarkan
desain yang baik dan pengaturan ruang yang adekuat.
c. Area pasien
- Unit terbuka 12-16 m2/tempat tidur
- Unit tertutup 16-20 m2/tempat tidur
- Jarak antara tempat tidur : 2 m
- Unit tertutup 1 ruangan, 1 tempat tidur, 1 cuci tangan.
- Harus ada sejumlah outlet yang cukup paling sedikit 3
outlet udara tekan, 3 pompa isap, dan 16 stop kontak untuk
tiap tempat tidur
- Pencahayaan cukup dan adekuat dengan lampu TL day
light 10 watt/m2.
d. Area kerja
- Ruang staf dokter
- Ruang perawat : terdapat ruang terpisah yang dapat
digunakan oleh perawat yang bertugas dan pimpinannya
- Ruang yang cukup untuk memonitor pasien, peralatan
resusitasi, penyimpanan obat dan alat
- Ruang komputer, administrasi dan menyimpan alat tulis
e. Lingkungan
Mempunyai pendingin ruangan yang dapat mengontrol suhu dan
kelembaban sesuai luas ruangan. Suhu 22 - 25°C kelembaban 50–
70%
f. Ruang isolasi
Dilengkapi dengantempat cuci tangan dan tempat ganti pakaian
sendiri.( PICU dan NICU belum bisa mengembangkan ruang isolasi
secara optimal, tetapi sudah masuk dalam perencanaan bangunan
tahun 2018 )
g. Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih
Untuk menyimpan monitor, ventilasi mekanik, infuse pump, syringe
pump, alat sekali pakai, cairan, penggantung infuse, troli,
penghangat darah, alat isap, linen dan tempat penyimpanan barang
dan alat bersih.
h. Ruang tempat pembersihan alat/bahan kotor
Ruang untuk membersihkan alat-alat, pemeriksaan urine,
pengosongan dan pembersihan pispot dan urinal.Desain menjamin
tidak ada kontaminasi.
i. Ruang tunggu keluarga
j. Laboratorium
Harus dipertimbangkan pada unit yang tidak mengandalkan
pelayanan terpusat
Daftar Peralatan PICU dan NICU

NO NAMA ALAT JUMLAH

1 Tempat tidur pasien 10


2 Ventilasi mekanik 4
3 Bed Side Monitor (BSM) 10
4 Suction sentral 10 outlet
5 Suction portable 10 outlet
6 Defibrilator 1
7 Infuse pump 10
9 Syringe pump 15
10 Troly emergency 1
11 Kasur dekubitus -
12 Blood warmer -
13 Bag Valve Mask 3
14 Larygoscope anak 2
15 Mesin dialysis -
16 Rontgen portable -
17 Manometer oksigen 10
18 Tranfusi pump 3
19 Oral hygiene set -
20 Troly Tindakan 1
21 Lampu tindakan 1
22 Stethoscope anak 2
23 Gluko stik -
24 Thermometer 4
25 Nebulaiser 1
26 Standar infus 10
27 Computer 1
28 Almari alat 1
29 Almari obat 1
30 Lemari es 1
31 ETT Sesuai ukuran
32 OPA Sesuai ukuran
23 HFO 1

4. Hak dan Kewajiban Instalasi


Hak:
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yabg berlaku di rmah sakit
b. Pasien berhak mendapat informasi tentang hak dan kewajiban pasien
c. Pasien berhak memperole layanan yang manusiawi, adil, jujur dan
tanpa diskriminasi
d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu
e. Pasien berhak mengadukan atas kualitas pelayanan yang didapat
Kewajiban :
a. Mematuhi peraturan yabg berlaku dirumah sakit
b. Menggunkan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab
c. Menghormati hak-hak pasien lain
d. Memberi informasi yang jujur
e. Memberi informasi sesuai kemampuan finansial
5. Patient Safety, Hygiene sanitasi, PPI perorangan Instalasi
Permenkes RI No 11 tahun 2017 mengatur tentang Keselamatan pasien
di Rumah Sakit. Keselamatan pasien merupakan sistem yabg ada di
rumah sakit yang digunakan untuk membuat asuhan yang aman.
Tujuan dari keselamatan pasien adalah :
a. Terciptanya budaya kesehatan pasien
b. Meningatkan akuntabilitas rumahsakit.
c. Menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD)
d. Terlaksanakannya program program pencegahan.
Penyelenggaraan untuk kesehatan pasien diantaranya yaitu :
a. Penerapan standar pasien
b. Penerapan sasaran keselamatan pasien
c. Penerapan 7 langkah menuju kesehatan pasien.
Standar keselamatan pasien :
a. Hak pasien
b. Pendidikan pasien dan keluarga.
c. Kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode
e. Peningkatan kinerja.
f. Peran pimpinan dalam dalam meningkatkan keselamatan pasien.
g. Pendidikan staff tentang keselamatan pasien.
h. Komunikasi efektif
Sasaran keselamatan pasien :
a. Ketepatan Identifikasi pasien
b. Peningkatan Komunikasi yang efektif
b. Peningkatan keamanan obat yabg oerlu diwaspadai (hight allert )
c. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedurdan tepat pasien operasi.
d. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan .
e. Pengurangan risiko pasien jatuh
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi:
Pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit ditujukan untuk
melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan masyarakat
sekitar. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) sangat
Penting untuk melindungi pasien, petugas juga pengunjung dan keluarga
dari resiko tertularnya infeksi karena dirawat, bertugas juga berkunjung
ke suatu rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Keberhasilan program PPI perlu keterlibatan lintas profesional: Klinisi,
Perawat, Laboratorium, Kesehatan Lingkungan, Farmasi, Gizi, IPSRS,
Sanitasi &Housekeeping, dan lain-lain sehingga perlu wadah berupa
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.Healt-care Associated
Infections (HAIs) adalah penyakit infeksi yang muncul dalam waktu
antara 48 jam dan empat hari setelah pasien masuk rumah sakit atau
dalam waktu 30 hari stelah psien keluar dari rumah sakit.
Rantai Penularan Infeksi :
Pengetahuan tentang rantai penularan infeksi sangat penting karena
apabila satu mata rantai dihilangkan atau dirusak, maka infeksi dapat
dicegah atau dihentikan. Komponen yang diperlukan sehingga terjadi
penularan adalah:
a. Agen infeksi (infectious agent) adalah Mikroorganisme yang dapat
menyebabkan infeksi. Pada manusia dapat berupa bakteri , virus,
ricketsia, jamur dan parasit. Dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:
patogenitas, virulensi, dan jumlah (dosis, atau load)
b. Reservoir atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh,
berkembang biak dan siap ditularkan kepada orang. Reservoir yang
paling umumadalah manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air
dan bahan-bahan organik lainnya. Pada manusia: permukaan kulit,
selaput lendir saluran nafas atas, usus dan vagina
c. Port of exit ( Pintu keluar) adalah jalan darimana agen infeksi
meninggalkan reservoir. Pintu keluar meliputi : saluran pernafasan,
saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin, kulit dan membrana
mukosa, transplasenta dan darah serta cairan tubuh lain.
d. Transmisi (cara penularan) adalah mekanisme bagaimana transport
agen infeksi dari reservoir ke penderita (yang suseptibel). Ada
beberapa cara penularan yaitu :
e. Kontak (contact transmission):
1) Direct/Langsung: kontak badan ke badan transfer kuman
penyebab secara fisik pada saat pemeriksaan fisik, memandikan
pasen
2) Indirect/Tidak langsung (paling sering !!!): kontak melalui objek
(benda/alat) perantara: melalui instrumen, jarum, kasa, tangan
yang tidak dicuci
f. Droplet : partikel droplet > 5 μm melalui batuk, bersin, bicara, jarak
sebar pendek, tdk bertahan lama di udara, “deposit” pada mukosa
konjungtiva, hidung, mulut contoh : Difteria, Pertussis,
Mycoplasma, Haemophillus influenza type b (Hib), Virus Influenza,
mumps, rubella
g. Airborne : partikel kecil ukuran < 5 μm, bertahan lama di udara,
jarak penyebaran jauh, dapat terinhalasi, contoh: Mycobacterium
tuberculosis, virus campak, Varisela (cacar air), spora jamur
h. Melalui Vehikulum : Bahan yang dapat berperan dalam
mempertahankan kehidupan kuman penyebab sampai masuk
(tertelan atau terokulasi) pada pejamu yang rentan. Contoh: air,
darah, serum, plasma, tinja, makanan
i. Melalui Vektor : Artropoda (umumnya serangga) atau binatang lain
yang dapat menularkan kuman penyebab cara menggigit pejamu
yang rentan atau menimbun kuman penyebab pada kulit pejamu
atau makanan. Contoh: nyamuk, lalat, pinjal/kutu, binatang pengerat
j. Port of entry (Pintu masuk) adalah Tempat dimana agen infeksi
memasuki pejamu (yang suseptibel). Pintu masuk bisa melalui:
saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin,
selaput lendir, serta kulit yang tidak utuh (luka).
k. Pejamu rentan (suseptibel) adalah orang yang tidak memiliki daya
tahan tubuh yang cukup untuk melawan agen infeksi serta
mencegah infeksi atau penyakit. Faktor yang mempengaruhi: umur,
status gizi, status imunisasi.
Enam langkah kebersihan Tangan dengan Cuci Tangan:
Langkah 1 : Gosokkan kedua telapak tangan
Langkah 2 : Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan kanan,
dan lakukan sebaliknya
Langkah 3 : Gosokkan kedua telapak tangan dengan jari-jari tangan
saling menyilang
Langkah 4 : Gosok ruas-ruas jari tangan kiri dengan ibu jari tangan
kanan dan lakukan sebaliknya
Langkah 5 : Gosok Ibu Jari tangan kiri dengan telapak tangan kanan
secara memutar, dan lakukan sebaliknya
Langkah 6 : Gosokkan semua ujung-ujung jari tangan kanan di atas
telapak tangan kiri, dan lakukan sebaliknya
6. Ruang dan Bangsal di RSUD Kabupaten Temanggung serta jenis
pasien yang dilayani dan kelas perawatannya oleh Instalasi
1. Alur Pelayanan
Pasien yang memerlukan pelayanan PICU dan NICU dapat berasal
dari :
a. Pasien dari IGD
b. Pasien dari IRJA
c. Pasien dari HND
d. Pasien dari kamar operasi atau kamar tindakan lain,
seperti : kamar bersalin, ruang Endoskopi, ruang Dialisis
dan sebagainya
e. Pasien dari bangsal (ruang rawat inap)

Bagan alur Pelayanan PICU dan NICU :

Pasien Gawat

Tidak Ya

Poliklinik IGD

Kamar Operasi PICU HND Bangsal

Kerjasama Multidisiplin dalam Pelayanan


Dasar pengelolaan PICU dan NICU adalah pendekatan
multidisiplin dari beberapa ilmu terkait yang dapat
memberikan kontribusinya sesuai dengan bidang keahliannya
dan bekerjasama dalam tim yang dipimpin dokter specialis
anak sebagai kepala PICU dan NICU
Tim intensive care minimal terdiri dari :
a. Dr anak yang berkompeten dalam ilmu kedokteran
intensive care sesuai dengan level PICU dan NICU
b. Perawat intensive care
c. Dokter ahli mikrobiologi klinik
d. Ahli farmasi klinik
e. Dietisien/ahli nutrisi
f. Fisioterapis
g. Tenaga lain sesuai klasifikasi pelayanan PICU dan NICU

Indikasi Masuk
Dalam keadaan terbatas, pasien yang memerlukan terapi intensif
(prioritas 1) lebih didahulukan dibandingkan dengan pasien yang
hanya memerlukan pemantauan intensif (prioritas 3).Penilaian
objektif atas berat dan prognosis penyakit hendaknya digunakan
sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan prioritas masuk ke
PICU dan NICU
a. Golongan pasien prioritas 1 (satu)
Kelompok pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan
terapi intensif dan tertitrasi, seperti Dukungan/bantuan
ventilasi, alat penunjang sistem organ/ sistem lain, infuse obat-
obat vasoaktif/ inotropik, obat anti aritmia, serta pengobatan
lain secara kontinyu dan tertitrasi.
Contoh :
- Pasca bedah kardiotorasik
- Sepsis berat
- Gangguan asam basa dan elektrolit yang mengancam
nyawa
b. Golongan pasien prioritas 2 (dua)
Kelompok pasien yang memerlukan pelayanan pemantauan
canggih di PICU dan NICU misal pemantauan intensif
menggunakan pulmonary arterial kateter.
Contoh :
- Pasien yang menderita penyakit dasar jantung-paru
- Gagal ginjal akut dan berat
- Pasien yang telah mengalami pembedahan mayor
c. Golongan pasien prioritas 3 (tiga)
Kelompok pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan
sebelumnya, yang disebabkan penyakit yang mendasarinya
atau penyakit akutnya, secara sendirian atau kombinasi.
Contoh :
- Pasien dengan keganasan disertai penyulit infeksi,
- Pericardial tamponade
- Sumbatan jalan nafas
- Pasien penyakit jantung disertai komplikasi penyakit akut
berat
- Penyakit paru disertai komplikasi penyakit akut berat
d. Pengecualian
Dengan pertimbangan luar biasa dan atas persetujuan kepala
PICU dan NICU, indikasi masuk pada beberapa golongan
pasien bisa dikecualikan dengan catatan bahwa pasien
golongan demikian sewaktu waktu bisa dikeluarkan agar
fasilitas yang terbatas dapat digunakan untuk pasien prioritas 1
(satu), 2 (dua), 3 (tiga).
Contoh :
- Pasien yang memenuhi kriteria masuktetapi menolak
tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi perawatan
yang aman ( DNR )
- Pasien dalam keadaan vegetatif permanen
- Pasien yang dipastikan mati batang otak namun hanya
karena kepentingan donor organ

Indikasi Keluar
Prioritas pasien dipindahkan dari PICU dan NICU berdasar
pertimbangan medis oleh kepala PICU dan NICU dan atau tim
yang merawat pasien, antara lain :
a. Penyakit atau keadaan pasien telah membaik dan cukup stabil
b. Secara perkiraan dan penghitungan terapi atau pemantauan
intensif tidak bermanfaat atau tidak member hasil yang berarti
bagi pasien (apalagi pasien tidak menggunakan ventilasi
mekanik), contoh pasien yang menderita penyakit stadium
akhir (ARDS stadium akhir)
c. Pasien atau keluarga menolak untuk dirawat lebih lanjut di
PICU dan NICU (keluar paksa)
d. Pasien hanya memerlukan observasi intensif saja sedangkan
ada pasien lain yang lebih gawat yang memerlukan terapi dan
observasi lebih intensif (sebaiknya dipindahkan di ruang
khusus untuk pemantauan secara intensif yaitu( HND)

7. Penilaian Kinerja di Instalasi/ Unit

8. Penguatan Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja Pegawai di


Instalasi/ Unit PICU NICU
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 menyatakan bahwa tempat
kerja wajib menyelenggarakan upaya kesehatan kerja adalah tempat
kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit
penyakit atau mempunyai paling sedikit 10 orang. Rumah Sakit adalah
tempat kerja yang termasuk dalam katagori tersebut diatas, berarti
wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program
kesehatan dan keselamatan kerja di Instalasi Rawat Intensive bertujuan
melindungi karyawan dan pelanggan dari kemungkinan terjadinya
kecelakaan didalam maupun di luar Rumah Sakit.
Dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan
bahwa “ Setiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan “. Dalam hal ini yang dimaksud
pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang
memungkinkan pekerja barada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas
dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak
sesuai dengan martabat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral
dari perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini pegawai Instalasi
Rawat Intensive dan perlindungan terhadap Rumah Sakit. Pegawai
adalah bagian integral dari Rumah Sakit. Jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja akan meningkatkan produktifitas pegawai dan
meningkatkan produktifitas Rumah Sakit.
Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan
usaha-usaha masyarakat. Pemerintah berkepentingan melindungi
masyarakatnya termasuk pegawai dari bahaya kerja. Sebab itu
Pemerintah mengatur dan mengawasi pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja. Undang - Undang No 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a. Agar Pegawai dan setiap orang ditempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara
effisien
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancer tanpa hambatan
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja, dan
c. Peranan dan kualitas menejemen
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan
dan penyakit akibat kerja dapat terjadi, bila ;
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus
b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan
proses produksi
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai,
ruangan terlalu panas atau terlalu dingin
d. Tidak tersedia alat-alat pengaman
e. Kurang memperhatikan persyaratan penaggulangan bahaya
kebakaran, dll
Beberapa hal yang perlu diperhatikan di Instalasi Rawat Intensive :
a. Peraturan keselamatan harus terpampang dengan jelas disetiap
ruangan
b. Harus dicegah, jangan sampai seorang petugas jatuh ketika
mengerjakan tugasnya
c. Ruang gerak untuk bekerja bisa dinamis
d. Penerangan lampu disetiap area tindakan harus baik,
menghindarkan kesalahan dan kelelahan penglihatan petugas
e. Perlu diperhatikan pengaturan suhu ruangan, kelembaban,
pencegahan debu, dan pencegahan bahaya kebarakan.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan & Saran
Orientasi umum dilakukan selama tiga hari dan orientasi khusus kurang
lebih selama dua bulan di instalasi rawat jalan bangsal nicu level 2 RSUD
Kabupaten Temanggung sangat membantu penulis dalam meningkatkan dan
penerapan standar pelayanan penunjang medis di RSUD Kabupaten
Temannggung.
B. Kesan & Pesan
Nuansa kekeluargaan yang erat memberikan dampak positif dalam proses
pelayanan di RS. Ini dirasakan oleh penulis dalam meningkatkan kemampuan
dan kompetensi, guna menunjang pelayanan di RSUD Kabupaten
Temanggung.

Anda mungkin juga menyukai