Anda di halaman 1dari 52

RSUD BLAMBANGAN

KABUPATEN BANYUWANGI

PANDUAN PELAYANAN KEPEGAWAIAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANAGAN
KABUPATEN BANYUWANGI

2022
Jalan Letkol Istiqlah No. 49 Telepon (0333) 421118 – Fax: (0333) 421072
e-mail : rsudblambangan.bwi@gmail.comWebsite : rsudblambangan.banyuwangikab.go.id
i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kepada Allah SWT, atas segala rahmat yang telah
dikaruniakan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Panduan
Pelayanan Kepegawaian RSUD Blambangan Banyuwangi dapat disusun
dan telah selesai pada waktunya
Panduan Panduan Pelayanan Kepegawaian ini merupakan acuan
bagi Sub Bagian Kepegawaian dalam tata cara Penyelenggaraan
Pelayanan Kepegawaian dan Pendidikan di RSUD Blambangan terutama
dalam pembentukan perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
harus benar-benar diperhitungkan agar tidak menimbulkan dampak pada
beban kerja yang tinggi ataupun rendah terhadap pegawai RSUD
Blambangan sehingga akan menimbulkan kualitas dan kuantitas pegawai
yang terus menurun.
Dalam rangka tercapainya mutu pelayanan kepegawaian, RSUD
Blambangan menyusun Panduan Pelayanan Kepegawaian ini dengan
tujuan untuk membuat perencanaan ketenagaan yang baik, bermutu, dan
tepat sesuai perhitungan yang telah ditetapkan bersama. Dengan
disusunnya Panduan Pelayanan Kepegawaian ini diharapkan
Kepegawaian RSUD Blambangan bisa merencanakan, mengatur,
melaksanakan dan mengevaluasi jumlah Sumber Daya Manusia (SDM)
yang akan dibutuhkan RSUD Blambangan Banyuwangi.
Penyusun menyampaikan terima kasih atas bantuan semua pihak
dalam menyelesaikan Panduan Pelayanan Kepegawaian RSUD
Blambangan Banyuwangi.

Penyusun

ii
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN
Jl. Letkol Istiqlah Nomor. 49 Banyuwangi 68415
Telepon (0333) 421118 Faks (0333) 421072
-
e-mail:rsudblambangan.bwi@gmail.com Web:rsudblambangan.banyuwangikab.go.id

KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN
KABUPATEN BANYUWANGI
Nomor : 188/ 169 /KEP/429.401/2022

TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN PELAYANAN KEPEGAWAIAN
RSUD BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN


BANYUWANGI

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka terwujudnya pelayanan yang profesional


dalam hal perencanaan SDM Rumah Sakit Umum Daerah
Blambangan Banyuwangi perlu adanya Panduan Pelayanan
Kepegawaian;
2. Bahwa sebagai upaya untuk merealisasikan peningkatan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka perlu ditetapkan
Kebijakan Panduan Pelayanan Kepegawaian Rumah Sakit
Umum Daerah Blambangan Kabupaten Banyuwangi dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Blambanngan
Kabupaten Banyuwangi.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun 2020 tentang
Klasifikasi Perizinan Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 33 Tahun 2015 Pedoman
Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya
Manusia Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 10 Tahun 2020 tentang
Standar Kompetensi Teknis Pejabat Perangkat Daerah
Bidang Kesehatan;

iii
6. Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan;
8. Peraturan Bupati Banyuwangi No.80 Tahun 2021 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi
Serta Tata Kerja Unit Organisasi Bersifat Khusus Rumah
Sakit Umum Daerah Blambangan Kabupaten Banyuwangi;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


BLAMBANGAN BANYUWANGI TENTANG PANDUAN
PELAYANAN KEPEGAWAIAN RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI.

Kesatu : Panduan Pelayanan Kepegawaian Rumah Sakit Umum Daerah


Blambangan Banyuwangi dapat dipakai sebagai bahan
Penyusunan, Perencanaan dan Evaluasi Kepegawaian Rumah
Sakit Umum Daerah Blambangan Banyuwangi;
Kedua : Perencanaan, Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Pola
Ketenagaan Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan
Banyuwangi Sub Bagian Kepegawaian berkoordinasi dengan
bidang lainnya;
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Banyuwangi
Pada tanggal : 02 Agustus 2022
DIREKTUR RSUD BLAMBANGAN
KABUPATEN BANYUWANGI

dr. H. WIDJI LESTARIONO, M.MKes


Pembina Utama Muda
NIP. 19630522 198902 1 002

iv
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

SURAT KEPUTUSAN ....................................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

BAB II RUANG LINGKUP .................................................................. 4

BAB III TATA LAKSANA ................................................................... 5

BAB IV DOKUMENTASI .................................................................... 41

v
BAB I
DEFINISI

A. LATAR BELAKANG
Panduan adalah kumpulan ketentutan dasar yang memberi
arah sebagaimana sesuatu yang harus dilakukan, dengan demikian
merupakan hal pokok yang menjadi dasar untuk menentukan atau
melaksanakan kegiatan. Sedangkan panduan adalah merupakan
petunjuk dalam melakukan kegiatan. Pedoman mengatur beberapa
hal, sedangkan panduan hanya meliputi 1 (satu) kegiatan. Agar
panduan/pedoman dapat diimplementasikan dengan baik dan
benar, diperlukan pengaturan melalui SPO.
SDM Kesehatan (Sumber Daya Manusia Kesehatan) adalah
seseorang yang bekerja secara aktif di bidang kesehatan baik yang
memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
keterampilan melalui pendidikan formal di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya
kesehatan.
Standar Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang
dapat dilaksanakan oleh seseorang tenaga kesehatan profesional dalam
satu tahun kerja sesuai dengan standar profesional dan telah
memperhitungkan waktlibur, sakit, dll
Analisa Beban Kerja adalah upaya menghitung beban kerja
pada satuan kerja dengan cara menjumlah semua beban kerja dan
selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja perorangan persatuan waktu
Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan
oleh tenaga kesehatan profesional dalam sastu tahun dalam satu sarana
pelayanan kesehatan. Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

1
Pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit tersusun dari
berbagi multidisiplin tenaga profesional baik medis, keperawatan dan non
medis. kecukupan jumlah dan jenis komposisi pemberi pelayanan
kesehatan harus terpenuhi dengan baik serta konsisten guna memberikan
pelayanan kesehatan yang prima dan cepat di seluruh unit pelayanan.
Selain memperhatikan kecukupan jenis dan jumlah tenaga
pemberi pelayanan maka perlu juga ditetapkan kualifikasi profesionalitas
yang dibutuhkan. Jadi semakin baik kompetensi pemberi pelayanan
kesehatan dan semakin baik kinerja yang ditampilkan maka Visi RSUD
Blambangan sebagai Rumah Sakit andalan dan pusat rujukan Spesialisitik
yang terdepan dalam Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian serta
berorientasi pada Mutu dan Keselamatan Pasien di Kabupaten
Banyuwangi dan sekitarnya bisa tercapai dan terwujud.
Berdasarkan hal di atas maka pemenuhan kebutuhan tenaga
baik medis maupun non medis tidak bisa dalam waktu yang singkat,
sehingga dalam perencanaanya harus memperhatikan visi dan misi
rumah sakit serta mempelajari faktor-faktor yang berkaitan pada sifat
makro rumah sakit seperti (landasan hukum, target area, populasi dan
data sekunder) data statistik kesehatan, dan mempelajari hal-hal yang
bersifat mikro rumah sakit seperti (analisis situasi, beban kerja, dan kinerja
personal baik medis maupun non medis).Untuk memenuhi kebutuhan
tenaga di RSUD Blambangan diperlukan suatu standart, oleh karena itu
perlu disusun dan diterbitkan sebuah panduan Standar memenuhan
tenaga medis, profesional dan non medis RSUD Blambangan Banyuwangi
yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No. 33 Tahun
2015 Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya
Manusia Kesehatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tersedianya kebutuhan Tenaga Medis, dan Tenaga Non Medis baik
secara kualitas maupun Kuantitas guna menunjang Pelayanan Prima
kepada para pasien Rumah Sakit Daerah Blambangan Banyuwangi.

2
2. Tujuan Khusus
a. Tercukupinya jumlah kebutuhan Tenaga Medis dan Tenaga Non
Medis.
b. Tercukupinya jumlah kebutuhan Tenaga Medis dan Tenaga Non
Medis yang berkompeten.
c. Tercapainya kepuasan Pelayanan kepada pasien.
d. Sebagai acuan dalam penyusunan Tenaga berdasarkan
kebutuhan dan distribusinya.
e. Sebagai acuan dalam program rekruitment Tenaga Medis dan
Tenaga Non Medis.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan Pelayanan Kepegawaian merupakan aspek penting


dalam tercapainya mutu pelayanan di Rumah Sakit, untuk hal ini
tersedianya ketenagaan yang sesuai dengan kebutuhan type klas Rumah
Sakit itu sendiri. Pola Ketenagaan harus dipersiapkan secara matang dan
terencana agar tidak menimbulkan dampak pada pegawai Rumah sakit,
dampak yang sering muncul terhadap pegawai Rumah Sakit adalah
beban kerja yang terlalu tinggi, kekurangan tenaga Sumber Daya Manusia
(SDM). Dampak tersebut bisa membuat Rumah Sakit kehilangan angka
kunjungan pasien, lebih-lebih memilih Rumah Sakit yang Profesional yang
diolah oleh pihak swasta. Kepegawaian sendiri merupakan bagian yang
membidangi perhitungan Panduan Pelayanan Kepegawaian Rumah Sakit
dan harus mampu membuat perencanaan, mengontrol, evaluasi pegawai.
Ruang lingkup Panduan Pelayanan Kepegawaian meliputi :
a. Penentuan kualifikasi tenaga yang ada di Rumah Sakit.
b. Penghitungan jumlah tenaga yang mengacu pada Permenpan RB
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pedoman Analisis
Jabatan dan Analisis Beban Kerja dan Peraturan Menteri Kesehatan
No 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
c. Penentuan perencanaan, mengontrol jumlah, dan mengevaluasi
Sumber Daya Manusia didalam RSUD Blambangan Banyuwangi
d. Penentuan persyaratan jabatan untuk masing-masing jabatan yang
ada didalam RSUD Blambangan Banyuwangi.

4
BAB III
TATA LAKSANA

Dalam upaya mempersiapkan tanaga di Rumah Sakit yang handal,


perlu kiranya menyediakan, mempertahankan Sumber Daya Manusia,
yang tepat bagi organisasi. Atas dasar tersebut perlu adanya Manajemen
Sumber Daya Manusia yaitu mengantisipasi, merencanakan dan
menyiapkan perputaran tenaga baik dari dalam ataupun dari luar.
Tujuannya adalah mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif
mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah
orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan. Salah satu Manajemen
Sumber Daya Manusia yaitu Perencanaan SDM bertujuan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam
mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi.
Manajemen Sumber Daya Manusia yaitu meliputi :

A. Perencanaan dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Dalam merencanakan Sumber Daya Manusia di Lingkungan RSUD
Blambangan perlu adanya acuan yang sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku. Untuk RSUD Blambangan mengacu pada
Permenpan RB Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Pedoman Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja dan Peraturan
Menteri Kesehatan No 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit.
Contoh Perencanaan Sumber Daya Manusia dalam 5 tahun
kedepan, sebagai berikut :

TAHUN
2021 2022 2023 2024 2025
No Jabatan
Non Non Non Non Non
PNS PNS PNS PNS PNS
PNS PNS PNS PNS PNS
Dokter Sub
1 2 2 3 2 3 2 4 3 4 3
Spesialis
Dokter
2 25 14 26 15 26 15 27 16 28 17
Spesialis

5
TAHUN

No Jabatan 2021 2022 2023 2024 2025


Non Non Non Non Non
PNS PNS PNS PNS PNS
PNS PNS PNS PNS PNS
Dokter
3 14 5 15 6 16 6 18 7 19 8
Umum

4 Dokter Gigi 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0

5 Apoteker 6 8 8 8 9 10 12 13 14 13

6 Perawat 144 110 148 115 169 146 172 148 178 148

7 Perawat Gigi 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0

8 Fisioterapis 2 0 2 0 2 1 2 2 2 2

9 Bidan 20 35 24 39 26 42 28 42 32 46
Analis
10 9 10 11 12 16 14 16 15 18 16
Kesehatan

11 Radiografer 5 7 7 9 8 10 9 14 11 14

Tenaga
12 Teknik 14 27 17 28 18 28 19 29 22 32
Kefarmasian
Perekam
13 5 6 8 7 9 8 11 8 12 10
Medis
14 Nutrisionis 8 5 12 8 12 9 14 10 15 16

15 Psikologi 2 0 2 0 2 0 2 1 2 1

16 Elektromedik 3 2 4 3 5 4 5 4 6 4

17 Sanitarian 2 0 2 0 2 0 3 0 3 1

18 Entemolog 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0

20 Struktural 14 0 14 0 14 0 14 0 14 0

19 Fung. Umum 91 264 96 276 102 284 106 289 104 295

JUMLAH 374 495 407 528 447 579 470 601 492 626

6
Mekanisme Alur Usulan Kebutuhan SDM Rumah Sakit Umum Daerah
Blambangan Banyuwangi.
Mekanisme Alur Usulan Kebutuhan SDM ini dilakukan melalui
permohonan yang diajukan oleh kepala ruang kebagian Sub Bagian
Kepegawaian Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan untuk selanjutnya
diteruskan ke Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan. Dalam
penyusunan Panduan Pelayanan Kepegawaian Rumah Sakit Umum
Daerah Blambangan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI
tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Rumah Sakit. Di dalam permohonan pengajuan kubutuhan
SDM harus terdapat uraian jabatan, beban kerja, jadwal kelonggaran dan
analisis standar pekerjaannya.
Dalam hal pemenuhan SDM Kesehatan di Rumah Sakit Umum
Daerah Banyuwangi mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 3
tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
Perencanaan SDM disesuaikan dengan beberapa hal berikut yaitu :
a. Misi Rumah Sakit
Misi RSUD Blambangan yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan melalui diversifikasi
layanan pengembangan inovasi unggulan di rumah sakit;
2. Meningkatkan tata kelola manajemen rumah sakit serta
pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit;
3. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkualitas
serta memfasilitasi penelitian untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat
serta dapat dipertanggungjawabkan;
4. Meningkatkan ketersediaan dan mutu seumber daya manusia
yang professional, kreatif dan inovatif serta kolaboratif dalam
memberikan pelayanan;
5. Memberikan pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu,
professional dan paripurna sesuai standar profesi yang
berorientasi pada keselamatan serta kepuasan pasien.

7
b. Populasi pasien yang dilayani dan kompleksitas serta kebutuhan
pasien
Guna melengkapi kebutuhan pasien RSUD Blambangan memiliki 307
Tempat Tidur, 25 Klinik Rawat Jalan, dan 15 Ruang Perawatan
c. Layanan diagnostik dan klinis yang disediakan rumah sakit
Di RSUD Blambangan menyediakan beberapa layanan diagnostik dan
klinis unggulan diantaranya yaitu :
1. Layanan Cathlab
2. Layanan CT Scan
3. Layanan Onkologi
4. Layanan Endoscopy
5. Layanan Bronchoscopy
6. Layanan TKR ( Manajemen Nyeri )
7. Layanan NdYAG
8. Layanan Pulmologi
d. Jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan
Tahun Rawat Inap Rawat Jalan
2018 13.707 136.149
2019 14.331 142.871
2020 9.780 94.084
2021 7.832 82.086
Juni 2022 5.049 50.689

e. Peralatan medis yang digunakan untuk pelayanan pasien


Kelengkapan peralatan medis yang ada di Rumah Sakit untuk menjadi
salah satu hal penting untuk menunjang pelayanan dan kebutuhan
pasien. Peralatan medis yang lengkap dibandingkan Rumah Sakit di
sekitarnya akan menarik minat dan masyarakat untuk memilih
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan. Beberapa
peralatan medis unggulan yang ada di RSUD Blambangan yaitu :
- CT-SCAN
- Mamography

8
- USG
- X-Ray
- PCR
- Blood bank Refrigator
- Phacoemulsification
- Artrhoscopy
- Laparoscopy
- C-ARM

Perhitungan Kebutuhan Tenaga


Berdasarkan beberapa hal diatas Kebutuhan tenaga di RSUD
Blambangan dihitung dan disesuaikan dengan Standar Kebutuhan
Tenaga RSUD Blambangan Kabupaten Banyuwangi dan mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020.

Standar KONDISI SAAT INI


RSU Kelas STATUS TENAGA
KEBUTUHAN KEKURANGAN
NO. JENIS KETENAGAAN B (PMK JUMLAH
TENAGA / SELISIH
No. 3 Th. SDM PNS PPPK NON PNS
2020)
A. PEGAWAI STRUKTURAL 14 12 12 0 0 2
B. TENAGA MEDIK DASAR
1 Dokter Umum +/- 18 14 12 1 1 4
2 Dokter Gigi +/- 3 3 3 0 0 0
TENAGA MEDIK SPESIALIS
C.
DASAR
Dokter Spesialis Obstetri dan
1 + 4 3 2 0 1 1
Gynecologi
2 Dokter Spesialis Bedah + 4 2 1 0 1 2
Dokter Spesialis Penyakit
3 + 4 3 2 0 1 1
Dalam
4 Dokter Spesialis Anak + 4 3 2 0 1 1
TENAGA SPESIALIS
D.
PENUNJANG
1 Dokter Spesialis Anaesthesia + 3 2 2 0 0 1
2 Dokter Spesialis Radiologi + 2 2 1 0 1 0
3 Dokter Spesialis Patologi Klinik + 2 1 1 0 0 1
Dokter Spesialis Patologi
4 + 1 1 0 0 1 0
Anatomi
Dokter Spesialis Rehabilitasi
5 + 1 1 1 0 0 0
Medik

9
E. TENAGA SPESIALIS LAIN-LAIN
1 Dokter Spesialis Bedah Saraf +/- 1 1 1 0 0 0
2 Dokter Spesialis Mata +/- 2 2 2 0 0 0
3 Dokter Spesialis THT +/- 3 2 1 0 1 1
4 Dokter Spesialis Saraf +/- 3 2 0 0 2 1
Dokter Spesialis Jantung &
5 +/- 2 2 1 0 1 0
Pembuluh Darah
Dokter Spesialis Kulit dan
6 +/- 2 2 1 0 1 0
Kelamin
Dokter Spesialis Kedokteran
7 +/- 1 1 1 0 0 0
Jiwa
8 Dokter Spesialis Paru +/- 2 2 1 0 1 0
Dokter Spesialis Orthopaedi
9 +/- 2 2 2 0 0 0
dan Traumatologi
10 Dokter Spesialis Urologi +/- 1 1 0 0 1 0
TENAGA MEDIK SPESIALIS
F.
GIGI DAN MULUT
a. Konservasi/ Edodonsi +/- 1 1 1 0 0 0
b. Bedah Mulut +/- 1 0 0 0 0 1
c. Orthodonti +/- 0 0 0 0 0 0
d. Spesialis Gigi Anak +/- 1 1 1 0 0 0
e. Penyakit Mulut +/- 1 1 1 0 0 0
TENAGA MEDIK SUB
G.
SPESIALIS DASAR
a. Penyakit Dalam +/- 0 0 0 0 0 0
b. Bedah (Onkologi) +/- 1 1 0 0 1 0
c. Bedah Toraks
+/- 0 0 0 0 0 0
Kardiovaskular
d. Kesehatan anak +/- 0 0 0 0 0 0
e. Obgyn (Fetomaternal) +/- 1 1 0 0 1 0
TENAGA MEDIK SUB
H.
SPESIALIS LAIN
c. Jantung dan Pembuluh
+/- 1 1 1 0 0 0
Darah (FIHA)
I. TENAGA KEFARMASIAN
1 Apoteker + 14 11 6 1 4 3
2 Tenaga Teknik Kefarmasian + 33 28 14 3 11 5
TENAGA KEPERAWATAN DAN
J.
BIDAN
1 Perawat Ahli + 40 21 16 5 0 19
2 Perawat Terampil + 233 211 115 3 93 22
3 Perawat Gigi + 2 2 2 0 0 0
4 Tekniker Gigi + 2 2 2 0 0 0
5 Bidan Ahli + 7 4 2 2 0 3
6 Bidan Terampil + 48 41 15 0 26 7

10
K. TENAGA NUTRISIONIS
1 Nutrisionis Ahli + 5 1 0 1 0 4
2 Nutrisionis Terampil + 9 7 4 0 3 2
L. TENAGA KETEKNISIAN MEDIS
Pranata Laboratorium
1 + 5 0 0 0 0 5
Kesehatan Ahli
Pranata Laboratorium
2 + 14 11 6 1 4 3
Kesehatan Terampil
3 Penata Rekam Medik Ahli + 0 0 0 0 0 0
4 Penata Rekam Medik Terampil + 11 7 0 0 7 4
5 Radiografer Ahli + 0 0 0 0 0 0
6 Radiografer Terampil + 10 6 2 0 4 4
7 Fisioterapis + 2 2 2 0 0 0
8 Fisikawan Medik + 1 1 0 0 1 0
9 Elektromedis + 5 3 3 0 0 2
10 Psikolog Klinis + 2 2 2 0 0 0
11 Sanitarian + 3 2 2 0 0 1
12 Entomolog + 0 0 0 0 0 0
JUMLAH TENAGA FUNGSIONAL
518 420 234 17 169 98
KESEHATAN
M. TENAGA FUNSIONAL UMUM
1 Pengelola Akuntansi + 4 2 0 0 2 0
2 Pengelola Anggaran + 2 1 0 0 1 0
Pengelola Sarana dan
3 + 2 1 0 0 1 1
Prasarana Kantor
4 Pengelola Kepegawaian + 9 5 1 0 4 1
Pengelola Program dan
5 + 3 2 1 0 1 1
Laporan
6 Pengelola Pengaduan Publik + 2 1 0 0 1 1
Pengadministrasi Rekam
7 + 16 10 4 0 6 2
Medis dan Informasi
Pengelola Data Jaminan
8 + 4 2 0 0 2 1
Kesehatan
9 Pengelola Pelayanan Diklat + 2 1 0 0 1 0
Pengadministrasi Gudang
10 + 13 8 3 0 5 2
Farmasi
Pengadministrasi
11 + 2 1 0 0 1 1
Kepegawaian
12 Pranata Diklat + 2 1 0 0 1 0
13 Pengadministrasi Keuangan + 12 7 2 0 5 4
Pengadministrasi Laporan
14 + 2 2 2 0 0 1
Keuangan
Bendahara Pengeluaran
15 + 1 1 1 0 0 0
Pembantu
16 Bendahara Pengeluaran + 1 1 1 0 0 0

11
Pembantu
17 Pengelola Daftar Gaji + 1 1 1 0 0 0
18 Pengadministrasi Penerimaan + 15 8 1 0 7 3
Pengolah Data Pelayanan
19 + 2 1 0 0 1 1
Medik
Pengolah Data Pelayanan
20 + 27 16 5 0 11 3
Keperawatan
Pengelola Pelayanan
21 + 36 18 0 0 18 2
Kesehatan
22 Pengurus Barang Pengguna + 3 3 3 0 0 1
23 Pengelola Barang Persedian + 8 4 0 0 4 2
24 Pengadministrasi Umum + 53 32 11 0 21 4
25 Pengadministrasi Persuratan + 0 0 0 0 0 0
Pemelihara Sarana dan
26 + 14 7 0 0 7 2
Prasarana
27 Petugas Oksigen + 2 1 0 0 1 1
28 Pengolah Sistem dan Jaringan + 6 3 0 0 3 2
29 Pengemudi Ambulance + 17 10 3 0 7 0
30 Petugas Keamanan + 23 12 1 0 11 0
31 Juru Rawat Jenazah + 6 3 0 0 3 2
32 Pengolah Makanan + 27 15 3 0 12 4
33 Pramu Bakti + 8 4 0 0 4 2
34 Binatu Rumah Sakit + 18 12 6 0 6 3
35 Pranata Taman + 33 18 3 0 15 4
36 Pramu Kebersihan + 104 52 0 0 52 5
37 Penjaga Kantor + 6 3 0 0 3 2
JUMLAH TENAGA FUNGSIONAL UMUM 269 52 0 217 58

JUMLAH SELURUH TENAGA 701 298 17 386 158

Laporan Tenaga Bulan Juli Tahun 2022

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Berdasarkan Motode


Analisis Beban Karja (ABK) Metode ABK Kesehatan adalah suatu metode
perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan pada beban kerja yang
dilaksanakan oleh setiap jenis SDM pada tiap fasilitas pelayanan
pelayanan kesehatan (Fasyankes) sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya. Metode ini digunakan untuk menghitung kebutuhan semua
jenis SDMK. Langkah-Langkah Metode ABK Kesehatan :

1. Menetapkan Jenis SDMK


Contoh:

12
Penetapan Jenis SDMK
Pengelompokan SDM Kesehatan (UU No. 36 tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan)
No. Faskes Kelompok SDMK Jenis SDMK
1 RSUD Tenaga Medis Dokter atau dokter
Blambangan layanan primer
Dokter Spesialis
Dokter gigi
Dokter Gigi
Spesialis
Tenaga Psikologi Klinis Psikologi Klinis
Tenaga Kefarmasian Apoteker
Tenaga Teknis
Kefarmasian
Tanaga Keperawatan Perawat
Tenaga Kebidanan Bidan
Tenaga Kesehatan Lainnya
a. Tenaga Kesehatan Epidemiolog
Masyarakat Kesehatan
Tenaga Promosi
Kesehatan dan
Ilmu Perilaku
Tenaga Biostatistik
dan Kependudukan
Tenaga
Pembimbing
Kesehatan Kerja
Tenaga
Administrasi dan
Kebijakan
Kesehatan
Tenaga Kesehatan
Reproduksi dan
Keluarga
b. Tenaga Kesehatan Tenaga Sanitasi
Lingkungan Lingkungan
Tenaga Entomolog
Kesehatan
Tenaga Mikrobiolog
Kesehatan
c. Tenaga Gizi Tenaga Nutrisionis

13
Tenaga Dietisien
d. Tenaga Keterapian Fisik Fisioterapis
Okupasiterapis
Terapis Wicara
e. Tenaga Keterapian Medis Radioterapis
Terapi Gigi dan
Mulut
Teknisi Gigi
Teknisi
Elektromedis
Analis Kesehatan
Refraksionis
Optisien
Otorik Prostetik
Teknisi Transfusi
Darah
Perekam Medis
f. Tenaga Teknik Biomedika Radiografer
Elektomedis
Ahli teknik
lab.medik
Radioterapis
Ortotik prostetik

2. Menentukan Aspek-Aspek Dalam Analisis Beban Kerja


1. Norma Waktu (Variabel Tetap)
Waktu yang dipergunakan untuk menghasilkan/menyelesaikan
produk/hasil kerja adalah relatif tetap sehingga menjadi variabel
tetap dalam pelaksanaan analisis beban kerja. Norma waktu perlu
ditetapkan dalam Standar Norma Waktu Kerja dengan asumsi tidak
ada perubahan yang menyebabkan norma waktu tersebut berubah.
a. Perubahan norma waktu dapat terjadi karena :
b. Perubahan kebijakan;
c. Perubahan peralatan;
d. Perubahan kualitas SDM;
e. Perubahan organisasi, sistem, dan prosedur.

14
2. Volume Kerja (Variabel Tidak Tetap).
Volume kerja diperoleh dari target pelaksanaan tugas untuk
memperoleh hasil kerja/produk. Setiap volume kerja yang berbeda-
beda antar unit/jabatan merupakan variabel tidak tetap dalam
pelaksanaan analisis beban kerja.
Contoh :
a. Salah satu tugas Kepala Seksi Penunjang Klinik adalah
membuat laporan kegiatan Kepala Seksi Penunjang Klinik.
Tugas ini adanya seminggu sekali. Misal Hari Kerja Efektif
dalam 1 tahun untuk 5 hari kerja = 235 hari. Maka jumlah
volume kerja untuk tugas membuat laporan kegiatan dalam 1
tahun adalah 235 : 5 = 47, satuannya frekuensi.
b. Tugas membuat laporan bulanan, tugas ini adanya 1 bulan
sekali. Maka jumlah volume kerja untuk tugas membuat laporan
bulanan dalam 1 tahun adalah 235 : 20 = 11,75 dibulatkan
menjadi 12, satuannya frekuensi.

3. Jam Kerja Efektif


Untuk dapat melakukan analisis beban kerja secara baik dan
benar, terlebih dahulu perlu ditetapkan alat ukurnya, sehingga
pelaksanaannya dapat dilakukan secara transparan.
Keterbukaan/transparansi ini sebagai suatu syarat agar
pelaksanaan analisis beban kerja dapat dilaksanakan secara
obyektif, sehingga laporan hasil analisis beban kerja benar-benar
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria suatu alat ukur
yaitu :
a. Valid, artinya alat ukur yang akan dipergunakan mengukur
beban kerja sesuai dengan material yang akan diukur;
b. Konsisten, artinya dalam melakukan analisis beban kerja harus
konsisten dari waktu ke waktu;
c. Universal, artinya alat ukur harus dapat dipergunakan untuk
mengukur berbagai unit kerja maupun hasil kerja, sehingga

15
tidak ada alat ukur yang lain atau khusus untuk suatu unit kerja
atau hasil kerja.
Sesuai dengan kriteria alat ukur, maka dalam pelaksanaan analisis
beban kerja yang dipergunakan sebagai alat ukur adalah jam kerja
efektif yang harus diisi dengan tindak kerja untuk menghasilkan
berbagai produk baik yang bersifat konkrit (benda) atau abstrak
(jasa). Dalam Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah
ditentukan jam kerja instansi pemerintah 37 jam 30 menit per
minggu, baik untuk yang 5 (lima) hari kerja ataupun yang 6 (enam)
hari kerja. Berdasarkan ketentuan tersebut, dapat dihitung Hari
kerja dan jam kerja efektif yang akan digunakan sebagai alat ukur
dalam melakukan analisis beban kerja.
Contoh penghitungan 1:
a. Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi
hari libur dan cuti.
1. Untuk 5 hari kerja :
- Jumlah hari per tahun 365
- Libur Sabtu - Minggu 104 hari
- Libur Resmi 14 hari
- Cuti 12 Hari
- Jumlah Hari Libur 130 hari
- Hari kerja efektif 365 hari di kurangi jumlah hari libur 130
Hari =235 hari
2. Untuk 6 hari kerja :
- Jumlah hari per tahun 365
- Libur Minggu 52 hari
- Libur Resmi 14 hari
- Cuti 12 hari
- Jumlah Hari Libur = 78 hari
- Hari kerja efektif 365 hari dikurangi hari libur 78 hari =
287 hari
b. Jam Kerja Efektif adalah jumlah jam kerja formal dikurangi
dengan waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja

16
(allowance) seperti istirahat makan, melepas lelah, buang air
dan sebagainya. Allowance rata-rata sekitar 30% dari jumlah
jam kerja formal.
1. Jam Kerja per Minggu
- Jam Kerja Formal per Minggu = 37 Jam 30 Menit.
- Jam Kerja Efektif per Minggu (dikurangi waktu luang
30%) = 70% x 37 Jam 30 Menit = 26,25 Jam di bulatkan
26 Jam 30 Menit
- Jam Kerja Tidak Efektif per Minggu 37 Jam 30 Menit –
26 Jam 30 Menit = 11 Jam
2. Jam Kerja per Hari
a. 5 hari kerja
- Jam Kerja Formal per Hari = 37 Jam 30 Menit : 5 =
7,5 dibulatkan = 7 jam 30 Menit
- Jam Kerja efektif per Hari = 26 Jam 30 Menit : 5 =
5,30 dibulatkan = 5 Jam 30 Menit
- Jam Kerja tidak efektif per Hari = 11 Jam : 5 = 2,20
dibulatkan = 2 Jam
b. 6 hari kerja
- Jam Kerja Formal per Hari = 37 Jam 30 Menit : 6 =
6,25 dibulatkan = 6 jam 30 Menit
- Jam Kerja efektif per Hari = 26 Jam 30 Menit : 6 =
4,41 dibulatkan = 4 Jam 30 Menit
- Jam Kerja tidak efektif per Hari = 11 Jam : 6 = 1,83
dibulatkan = 2 Jam
3. Jam Kerja per Tahun :
a. Jam kerja formal
- 5 hari kerja = 235 hr x 7 jam 30 menit/hr = 1.715
dibulatkan = 1.700 Jam
- 6 hari kerja = 287 hr x 6 jam 30 menit/hr = 1.808 di
bulatkan = 1.800 jam
b. Jam kerja efektif

17
- 5 hari kerja = 235 hr x 5 jam 30 menit/hr = 1.245
dibulatkan = 1.250 jam
- 6 hari kerja = 287 hr x 4 jam 30 menit/hr = 1.234 jam
dibulatkan = 1.250 jam.
c. Jam kerja tidak efektif
- 5 hari kerja = 235 hr x 2 jam/hr = 470 jam
- 6 hari kerja = 287 hr x 2 jam/hr = 574 jam
Jam kerja efektif tersebut akan menjadi alat pengukur dari
beban kerja yang dihasilkan setiap unit kerja/jabatan.

3. Metode Perhitungan Kebutuhan Pegawai


Dalam menghitung kebutuhan, banyak metoda yang dapat
dipergunakan. Namun demikian, dalam pedoman ini disajikan metode
yang sederhana yang memungkinkan dapat memberi kemudahan
bagi instasi menggunakannya. Metode perhitungan kebutuhan
pegawai yang dipilih adalah metode Analis Beban Kerja yang
diidentifikasi dari :
a. Hasil kerja;
b. Objek kerja; dan
d. Tugas per tugas jabatan.
Hal di atas diuraian sebagai berikut :
a. Pendekatan Hasil Kerja
Hasil kerja adalah produk atau output jabatan. Metode dengan
pendekatan hasil kerja adalah menghitung kebutuhan dengan
mengidentifikasi beban kerja dari hasil kerja jabatan. Metode ini
dipergunakan untuk jabatan yang hasil kerjanya fisik atau bersifat
kebendaan, atau hasil kerja non fisik tetapi dapat dikuantifisir.
Perlu diperhatikan, bahwa metoda ini efektif dan mudah digunakan
untuk jabatan yang hasil kerjanya hanya satu jenis. Dalam
menggunakan metoda ini, informasi yang diperlukan adalah:
1. wujud hasil kerja dan satuannya;
2. jumlah beban kerja yang tercemin dari target hasil kerja yang
harus dicapai;

18
3. standar kemampuan rata-rata untuk memperoleh hasil kerja
Rumus menghitung dengan pendekatan metode ini adalah:
Jumlah Hasil Kerja (Beban kerja)
x 1 orang
Standar kemampuan Rata-rata ( Norma Waktu )

b. Pendekatan Objek Kerja


Objek kerja yang dimaksud disini adalah objek yang dilayani
dalam pelaksanaan pekerjaan. Metode ini dipergunakan untuk
jabatan yang beban kerjanya bergantung dari jumlah objek yang
harus dilayani. Metode ini memerlukan informasi:
1. wujud objek kerja dan satuan;
2. jumlah beban kerja yang tercemin dari banyaknya objek yang
harus dilayani;
3. standar kemampuan rata-rata untuk melayani objek kerja.
Rumus menghitung dengan pendekatan metoda ini adalah:
Jumlah Objek kerja (Beban Kerja)
x 1 orang
Standar kemampuan Rata-rata (Norma Waktu)

c. Pendekatan Tugas per tugas jabatan


Metode ini adalah metoda untuk menghitung kebutuhan pegawai
pada jabatan yang hasil kerjanya abstrak atau beragam. Hasil
beragam artinya hasil kerja dalam jabatan banyak jenisnya.
Informasi yang diperlukan untuk dapat menghitung dengan metoda
ini adalah:
1. uraian tugas beserta jumlah beban untuk setiap tugas;
2. waktu penyelesaian tugas;
3. jumlah waktu kerja efektif per hari rata-rata.
Rumusnya adalah :
Beban Kerja x Waktu Penyelesaian
x 1 orang
Waktu Kerja Efektif

19
Penetapan Panduan Pelayanan Kepegawaian
Setelah Panduan Pelayanan Kepegawaian disusun oleh bagian
Kepegawaian untuk selanjutnya diajukan ke Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Blambangan Banyuwangi untuk di setujui dan direalisasi jumlah
SDM yang diperlukan di Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan
Banyuwangi. Dalam pemenuhan SDM agar kepegawaian menyeleksi
sesuai SPO dan Standart perekrutan, tujuannya untuk mendapatkan
kualitas SDM yang mumpuni dan berkualitas sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya Panduan Pelayanan Kepegawaian memudahkah
jajaran manajemen menentukan jumah SDM tahun depan maupun 5
tahun yang akan datang, didalam Panduan Pelayanan Kepegawaian
terdapat uraian jabatan masing-masing bidang profesi. Pemenuhan SDM
tersebut bermanfaat agar tidak terjadi kekurangan maupun kelebihan
jumlah pegawai di setiap ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah
Blambangan Banyuwangi.

Evaluasi Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Dalam hal Evaluasi, Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang
sudah ditetepkan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan
Banyuwangi harus melakukan monitoring atau update data perbulan,
pertigabulan, atau pertahun, sampai jenis tenaga yang kurang terpenuhi.
Evaluasi sendiri bertujuan untuk melihat kekurangan-kekurangan yang
ada di Panduan Pelayanan Kepegawaian misalkan tidak terealisasinya
jumlah SDM. Jika terjadi kekurangan jumlah SDM diruangan pelayanan
akan mengakibatkan pasien tidak terlayani secara optimal sehingga tidak
sesuai harapan pasien maupun keluarga pasien. Pelayanan terhadap
pasien yang memuaskan adalah salah satu bentuk komitmen Rumah
Sakit Umum Daerah Blambangan Banyuwangi.

20
B. Pendidikan dan Pelatihan

Kualifikasi Sumber Daya Manusia dalam Rumah Sakit perlu


disesuaikan dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Kualifikasi ini bertujuan agar sumber daya manusia yang berada di Rumah
Sakit sesuai dengan kompetensi dan kemampuan sesuai sertifikat yang
dimilikinya. Kualifikasi Sumber Daya Manusia yang diperlukan di Rumah
Sakit Umum Daerah Blambangan Banyuwangi adalah sebagai berikut :

Kualifikasi Pendidikan
No. Ruang Pelayanan Kualifikasi Jabatan
( minimal )
1. Ruang Pelayanan Dokter Spesialis Dokter Spesialis
Spesialis
2. Ruang Pelayanan Dokter Umum dan Dokter Umum dan
Umum Dokter Gigi Dokter Gigi
3. Ruang Pelayanan Dokter Umum, Dokter Umum dengan
Intalasi Gawat Darurat Perawat dan Bidan sertifikat ACLS/BCLS
DIII Keperawatan
dengan sertifikat
PPGD/BTCLS/BCLS
DIII Kebidanan
dengan sertifikat
APN/BTCMN/ PPGDON
4. Poliklinik Pelayanan Perawat dan DIII Keperawatan
Keperawatan dan Ners
Bidan DIII Kebidanan
Kebidanan
5. Pelayanan Medik Kepala Instalasi, Dokter Spesialis dan
Dokter Umum

6. Pelayanan Kepala Pelayanan Ners, DIII Keperawatan


Keperawatan Keperawatan dan DIII Kebidanan
7. Pelayanan Penunjang  Kepala Instalasi,  Dokter Spesialis
Klinik Kepala Unit  DIII Gizi
 DIII Keperawatan
 DIII Analis Medis
 DIII Radiologi

21
 Apoteker
 DIII Farmasi
 DIII Rehabilitasi Medik
 DIII Analis Kesehatan

8. Pelayanan Penunjang  Kepala Instalasi,  Dokter Umum


Non Klinik Kepala Unit  S1 SKM
 DIII Teknik
Elektromedis
 DIII Sanitarian

9. Pelayanan Fungsional Umum  S1 Menyesuaikan


Jabatan
Administrasi / Teknis
 DIII Menyesuaikan
Jabatan
 SMA

C. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan berdasarkan kualifikasi dan jenis tenaga,
kriteria, bagian, dan unit kerja yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah
Blambangan Banyuwangi. Distribusi Tenaga ini nantinya agar pegawai
tersebut bekerja sesuai dengan kualifikasi dan pendidikannya, pegawai ini
nantinya akan bekerja secara profesional sesuai standart yang telah
ditentukan. Adapun pendistribusian ketenagaan RSUD Blambangan bisa
dilihat di bawah ini :

D. Pengaturan Jadwal Dinas


1. Pegawai Pelayanan
Manajemen Pelayanan selalu menghadapi berbagai permasalahan
diantaranya adalah penjadwalan jadwal dinas. Penjadwalan merupakan
suatu proses yang dinamis dan memiliki pengaruh terhadap kinerja
Pelayanan di Rumah Sakit. Pada umumnya, penjadwalan Bagian
Pelayanan di Indonesia diklasifikasikan dalam sistem penjadwalan dinas
jaga atau shift, yaitu dinas jaga pagi dinas jaga sore dan dinas jaga
malam. Namun bagi sebagian perawat, tuntutan untuk bekerja di malam
hari, liburan dan akhir pekan sering menimbulkan stres dan frustasi.
Penjadwalan yang kaku adalah kontributor utama terhadap ketidakpuasan

22
kerja di pihak perawat. Jika perawat tidak dapat memberikan saran
terhadap jadwal kerja, semangat para perawat dapat berkurang. Perasaan
tidak berdaya ini berperan dalam meningkatkan rasa amarah di kalangan
perawat profesional. Oleh karena itu, penjadwalan merupakan faktor yang
penting dalam menentukan ketidakpuasan kerja atau kepuasan kerja.
Manajemen atau Struktural sebagai orang yang bertanggung jawab
untuk menyusun jadwal kerja sebaiknya secara berkala melakukan
evaluasi kepuasan pegawai terhadap sistem penjadwalan yang sedang
berlaku. Dengan membantu pegawai yang merasa mempunyai kendala
terhadap penjadwalan dinas jaga, manajemen dapat memperbaiki
kepuasan kerja pegawai.
Berikut jadwal dinas pegawai di Lingkungan RSUD Blambangan
Banyuwangi :
1. Instalasi Rawat Inap
a. Shift Pagi : Pukul 07:00 WIB s/d 14:00 WIB
b. Shift Sore : Pukul 14:00 WIB s/d 21:00 WIB
c. Shift Malam : Pukul 21:00 WIB s/d 07:00 WIB
2. Instalasi Rawat Jalan
a. Shift Pagi : Pukul 07:00 WIB s/d 14:00 WIB
3. Instalasi Gizi :
a. Shift pagi 1 : Pukul 04:00 WIB s/d 11:00 WIB
Shift pagi 2 : Pukul 05:00 WIB s/d 12:00 WIB
Shift pagi 3 : Pukul 07:00 WIB s/d 14:00 WIB
b. Shift Siang 1 : Pukul 10:00 WIB s/d 17:00 WIB
Shift Siang 2 : Pukul 12:00 WIB s/d 19.00 WIB
4. Instalasi Farmasi :
a. Shift Pagi 1 : Pukul 07:00 WIB s/d 14:00 WIB
Shift Pagi 2 : Pukul 08:00 WIB s/d 15:00 WIB
Shift Pagi 3 : Pukul 09.00 WIB s/d 16.00 WIB
b. Shift Siang : Pukul 10.00 WIB s/d 17.00 WIB
c. Shift Sore : Pukul 14:00 WIB s/d 21:00 WIB
d. Shift Malam : Pukul 21:00 WIB s/d 07:00 WIB
5. Instalasi Labolatorium

23
a. Shift Pagi : Pukul 07:00 WIB s/d 14:00 WIB
b. Shift Sore : Pukul 14:00 WIB s/d 21:00 WIB
c. Shift Malam : Pukul 21:00 WIB s/d 07:00 WIB
6. Instalasi Radiologi
a. Shift Pagi : Pukul 07:00 WIB s/d 14:00 WIB
b. Shift Sore : Pukul 14:00 WIB s/d 21:00 WIB
c. Shift Malam : Pukul 21:00 WIB s/d 07:00 WIB
7. Pelayanan Informasi dan Pelayanan Pembayaran
d. Shift Pagi : Pukul 07:00 WIB s/d 14:00 WIB
e. Shift Sore : Pukul 14:00 WIB s/d 21:00 WIB
f. Shift Malam : Pukul 21:00 WIB s/d 07:00 WIB
8. Pegawai Non Pelayanan
Pengaturan jadwal non Pelayanan Medis
Pengaturan jaga bagi petugas administrasi umum atau staf non
Medis dengan pembagian kerja sebagai berikut :
Hari Senin s/d Kamis Jam kerja Pukul 07:00 WIB s/d 14:00 WIB
Hari Jumat Jam kerja Pukul 07:00 WIB s/d 11:00 WIB
Hari Sabtu Jam kerja Pukul 07:00 WIB s/d 13.00 WIB
Untuk hari minggu dan hari libur nasional libur dan tidak menerima
tugas On Call.

Rincian Tugas dan Fungsi


Menurut Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 80 Tahun 2021
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi Serta
Tata Kerja Unit Organisasi Bersifat Khusus Rumah Sakit Umum Daerah
Blambangan Kabupaten Banyuwangi, rincian tugas dan fungsi
manajemen RSUD Blambangan sebagai berikut :

1. Direktur mempunyai tugas dan kewenangan :


a. menjadi kuasa pengguna anggaran dan kuasa pengguna barang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
b. menyusun rencana kerja dan anggaran;

24
c. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
d. menandatangani surat perintah membayar;
e. mengelola utang dan piutang Daerah yang menjadi tanggung
jawabnya;
f. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan unit yang
dipimpinnya;
g. menetapkan pejabat pelaksana teknis kegiatan dan pejabat
penatausahaan keuangan; dan
h. menetapkan pejabat lainnya dalam unit yang dipimpinnya
dalam rangka pengelolaan keuangan Daerah
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur menyelenggarakan
fungsi:
a. menyusun Rencana Strategi Bisnis dengan mengacu pada
Rencana Strategis Dinas Kesehatan.
b. merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan dan
mengevaluasi seluruh kegiatan RSUD yang meliputi pelayanan
penunjang dan non penunjang, pelayanan asuhan keperawatan,
pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pelayanan administrasi umum dan keuangan;
c. memimpin dan memberdayakan bawahan dalam rangka
pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan organisasi;
d. memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan agar
mencapai sasaran sesuai dengan program kerja dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
e. melaksanakan pembinaan dan pengawasan, serta penilaian
kinerja dan perilaku kepada bawahan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk peningkatan disiplin,
motivasi dan prestasi kerja serta pengembangan karier;
f. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan kewenangannya; dan
g. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada Kepala
Dinas.
Adapun kompetensi dari Direktur yakni :

25
1) Direktur Rumah Sakit harus seorang Tenaga Medis yang
mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan.
2) Direktur Rumah Sakit telah mengikuti pelatihan perumahsakitan
meliputi Kepemimpinan, Kewirausahaan, Rencana Strategis
Bisnis, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi dan
Rencana Tahunan, Tatakelola Rumah Sakit, Standar Pelayanan
Minimal, Sistem Akuntabilitas, Sistem Remunerasi Rumah Sakit,
Pengelolaan Sumber Daya Manusia.
3) Pelatihan sebagaimana dimaksud yakni harus dipenuhi sebelum
atau paling lama satu tahun pertama setelah menduduki jabatan
struktural.
4) Pengalaman jabatan Direktur diutamakan meliputi :
a. Direktur Rumah Sakit Kelas A pernah memimpin Rumah Sakit
Kelas B dan/atau pernah menjabat sebagai Wakil Direktur
Rumah Sakit Kelas A paling singkat selama 3 (tiga) tahun.
b. Direktur Rumah Sakit Kelas B pernah memimpin Rumah Sakit
Kelas C dan/atau pernah menjabat sebagai Wakil Direktur
Rumah Sakit Kelas B paling singkat selama 3 (tiga) tahun.
c. Direktur Rumah Sakit Kelas C pernah memimpin Rumah Sakit
Kelas D dan/atau pernah menjabat sebagai Kepala Bidang
Rumah Sakit Kelas C paling singkat selama 1 (satu) tahun.
d. Direktur Rumah Sakit Kelas D pernah memimpin Puskesmas
paling singkat selama 1 (satu) tahun.
2. Wakil Direktur Pelayanan dan Penunjang mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. merencanakan program pelayanan medis, pelayanan
keperawatan dan kebidanan serta penunjang medis dan
penunjang non medis;
b. mengoordinasikan pelaksanaan tugas pelayanan medis,
pelayanan keperawatan dan kebidanan serta penunjang medis
mdan penunjang non medis;

26
c. memantau dan evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan medis,
pelayanan keperawatan dan kebidanan serta penunjang medis
dan penunjang non medis;
d. melaksanakan pembinaan dan pengawasan, serta penilaian
kinerja dan perilaku kepada bawahan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
peningkatan disiplin, motivasi dan prestasi kerja serta
pengembangan karier; melaksanakan tugas kedinasan lain yang
diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan kewenangannya;
dan
e. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

3. Wakil Direktur Umum dan Keuangan mempunyai fungsi sebagai


berikut :
a. merencanakan program tata usaha, perlengkapan dan hubungan
masyarakat, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, program,
evaluasi dan pelaporan;
b. mengoordinasikan pelaksanaan tugas tata usaha, perlengkapan
dan hubungan masyarakat, kepegawaian, pendidikan dan
pelatihan, program, evaluasi dan pelaporan;
c. memantau dan evaluasi pelaksanaan tugas tata usaha,
perlengkapan dan hubungan masyarakat, kepegawaian,
pendidikan dan pelatihan, program, evaluasi dan pelaporan;
d. melaksanakan pembinaan dan pengawasan, serta penilaian
kinerja dan perilaku kepada bawahan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
peningkatan disiplin, motivasi dan prestasi kerja serta
pengembangan karier;
e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan tugas dan kewenangannya; dan
f. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

27
4. Kepala Bagian Umum mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. menyusun rencana program dan petunjuk teknis di bidang tata
usaha, perlengkapan dan hubungan masyarakat, kepegawaian,
pendidikan dan pelatihan, program, evaluasi dan pelaporan;
b. melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis di bidang tata
usaha, perlengkapan dan hubungan masyarakat, kepegawaian,
pendidikan dan pelatihan, program, evaluasi dan pelaporan;
c. mengoordinasikan pelaksanaan rencana program dan petunjuk
teknis di bidang tata usaha, perlengkapan dan hubungan
masyarakat, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, program,
evaluasi dan pelaporan;
d. melaksanakan pembinaan dan pengawasan, serta penilaian kinerja
dan perilaku kepada bawahan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk peningkatan disiplin,
motivasi dan prestasi kerja serta pengembangan karier;
e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan tugas dan kewenangannya; dan
f. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

Kompetensi dari Kepala Bagian Umum yakni :


1) Kepala Bagian berlatar belakang pendidikan paling sedikit Sarjana
2 (S2) sesuai dengan bidang kerjanya.
2) Kepala Bagian telah mengikuti pelatihan Kepemimpinan dan
Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi
dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment Pegawai, dan Sistem
Remunerasi.
3) Pelatihan sebagaimana dimaksud yakni harus dipenuhi sebelum
atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan
struktural.
4) Kepala Bagian diutamakan memiliki pengalaman jabatan paling
singkat 3 (tiga) tahun sesuai dengan bidang tugasnya.

28
4.1 Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Perlengkapan dan Hubungan
Masyarakat mempunyai tugas dan kewenangan :
a. menyiapkan bahan dan koordinasi penyelenggaraan kegiatan pada
Sub Bagian Tata Usaha, Perlengkapan dan Hubungan Masyarakat;
b. melakukan analisa dan evaluasi atas kegiatan pada Sub Bagian
Tata Usaha, Perlengkapan dan Hubungan Masyarakat;
c. memfasilitasi penyelesaian permasalahan pada Sub Koordinator
Tata Usaha, Perlengkapan dan Hubungan Masyarakat;
d. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan
e. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
Kompetensi dari Kepala Seksi dan/atau Kepala Sub bagian yakni :
1) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian berlatar belakang
pendidikan paling sedikit Sarjana sesuaidengan bidang kerjanya.
2) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian telah mengikuti pelatihan
Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis,
Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment
Pegawai, dan Sistem Remunerasi.
3) Pelatihan sebagaimana dimaksud yakni harus dipenuhi sebelum
atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan
struktural.
4.2 Kepala Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas dan
kewenangan :
a. menyusun rencana Sub Bagian Kepegawaian berdasarkan
Rencana Kerja RSUD.
b. melaksanakan administrasi kepegawaian serta pemberian tanda
jasa/penghargaan.
c. melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan baik medis,
penunjang medis, perawatan dan umum.
d. melaksanakan tugas perencanaan dan pengelolaan sumber daya
anusia rumah sakit.
e. mengkoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung.

29
f. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier.
g. melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
h. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

Kompetensi dari Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian yakni :


1) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian berlatar belakang
pendidikan paling sedikit Sarjana sesuaidengan bidang kerjanya.
2) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian telah mengikuti pelatihan
Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis,
Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment
Pegawai, dan Sistem Remunerasi.
3) Pelatihan sebagaimana dimaksud yakni harus dipenuhi sebelum
atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan
struktural.

4.3 Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai


tugas sebagai berikut :
a. menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) RSUD.
b. menyusun rencana Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan
berdasarkan Rencana Kerja RSUD.
c. mengumpulkan data dan menyiapkan bahan dalam rangka
penyusunan program, pengembangan, evaluasi, dan pelaporan
RSUD.
d. melakukan koordinasi dan sinkronisasi dalam rangka penyusunan
program kegiatan, pengembangan, evaluasi dan pelaporan RSUD.
e. mengolah dan menyusun serta menyiapkan laporan kegiatan
RSUD.
f. mengkoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung.
g. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier.
h. melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.

30
i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

5. Kepala Bidang Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :


a. menyusun rencana program dan petunjuk teknis di bidang
anggaran dan pengelolaan keuangan serta akuntansi;
b. melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis di bidang
anggaran dan pengelolaan keuangan serta akuntansi;
c. mengoordinasikan pelaksanaan rencana program dan petunjuk
teknis di bidang anggaran dan pengelolaan keuangan
sertaakuntansi;
d. melaksanakan pembinaan dan pengawasan, serta penilaian
kinerja dan perilaku kepada bawahan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk peningkatan disiplin,
motivasi dan prestasi kerja serta pengembangan karier;
e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan tugas dan kewenangannya; dan
f. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
Kompetensi dari Kepala Bidang Keuangan yakni :
1) Kepala Bagian berlatar belakang pendidikan paling sedikit Sarjana
2 (S2) sesuai dengan bidang kerjanya.
2) Kepala Bagian telah mengikuti pelatihan Kepemimpinan dan
Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi
dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment Pegawai, dan Sistem
Remunerasi.
3) Pelatihan sebagaimana dimaksud yakni harus dipenuhi sebelum
atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki
jabatan struktural.
4) Kepala Bagian diutamakan memiliki pengalaman jabatan paling
singkat 3 (tiga) tahun sesuai dengan bidang tugasnya.

31
5.1 Kepala Seksi Anggaran dan Pengelolaan Keuangan mempunyai
tugas dan kewenangan :
a. menyiapkan bahan dan koordinasi penyelenggaraan kegiatan
pada Sub Koordinator Anggaran dan Pengelolaan Keuangan;
b. melakukan analisa dan evaluasi atas kegiatan pada Sub
Koordinator Anggaran dan Pengelolaan Keuangan;
c. memfasilitasi penyelesaian permasalahan pada Sub Koordinator
Anggaran dan Pengelolaan Keuangan;
d. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan
e. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
Kompetensi dari Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian yakni :
1) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian berlatar belakang
pendidikan paling sedikit Sarjana sesuaidengan bidang kerjanya.
2) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian telah mengikuti
pelatihan Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi
Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Sistem
Rekruitment Pegawai, dan Sistem Remunerasi.
3) Pelatihan sebagaimana dimaksud yakni harus dipenuhi sebelum
atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki
jabatan struktural.

5.2 Kepala Seksi Akutansi mempunyai tugas:


a. menyusun rencana Seksi Akuntansi berdasarkan rencana kerja
RSUD.
b. menyusun kebijakan pengelolaan barang, asset tetap dan
investasi.
c. menghimpun bahan penyusunan pedoman dan petunjukteknis
pembinaan administrasi keuangan.
d. menyelenggarakan sistem informasi manajemen
keuangan,akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
e. mengkoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yangbaik
dan saling mendukung.

32
f. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier.
g. melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan olehatasan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
h. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
Kompetensi dari Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian yakni :
1) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian berlatar belakang
pendidikan paling sedikit Sarjana sesuaidengan bidang kerjanya.
2) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian telah mengikuti
pelatihan Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi
Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Sistem
Rekruitment Pegawai, dan Sistem Remunerasi.
3) Pelatihan sebagaimana dimaksud yakni harus dipenuhi sebelum
atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki
jabatan struktural.

6. Kepala Bidang Pelayanan Mempunyai Tugas Sebagai Berikut :


a. menyusun rencana Bidang Pelayanan sesuai rencanakerja RSUD.
b. mengkoordinasikan seluruh kegiatan unit pelaksana fungsional dan
instalasi yang secara langsung memperlancar kegiatan pelayanan
medik dan asuhan keperawatan.
c. mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan medik dan
asuhan keperawatan pada unit pelaksana fungsional.
d. mengkoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung.
e. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier.
f. melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan olehatasan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
g. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kegiatan kepada atasan.
Kompetensi dari Kepala Bidang Pelayanan yakni :
1) Kepala Bagian berlatar belakang pendidikan paling sedikit Sarjana
2 (S2) sesuai dengan bidang kerjanya.
2) Kepala Bagian telah mengikuti pelatihan Kepemimpinan dan
Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi

33
dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment Pegawai, dan Sistem
Remunerasi.
3) Pelatihan sebagaimana dimaksud yakni harus dipenuhi sebelum
atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki
jabatan struktural.
4) Kepala Bagian diutamakan memiliki pengalaman jabatan paling
singkat 3 (tiga) tahun sesuai dengan bidang tugasnya.

6.1 Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas :


a. menyusun rencana Seksi Pelayanan Medik sesuai dengan
rencana kerja RSUD.
b. mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan medik yang
dilaksanakan di RSUD yang meliputi Instalasi Rawat Jalan,
Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Darurat, Instalasi Bedah
Sentral, Instalasi Radiologi, Instalasi Laboratorium dan Instalasi
Rehabilitasi Medik.
c. mengkoordinasikan seluruh kegiatan unit pelaksana fungsional
dan instalasi yang secara langsung memperlancar kegiatan
pelayanan medik.
d. mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan medik pada unit
pelaksana fungsional.
e. mengkoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik
dan saling mendukung.
f. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier.
g. melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan olehatasan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
h. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
Kompetensi dari Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian yakni :
1) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian berlatar belakang
pendidikan paling sedikit Sarjana sesuaidengan bidang kerjanya.
2) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian telah mengikuti pelatihan
Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis,

34
Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment
Pegawai, dan Sistem Remunerasi.
3) Pelatihan sebagaimana dimaksud yakni harus dipenuhi sebelum
atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan
struktural.

6.2 Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas :


a. menyusun rencana Seksi Pelayanan Keperawatan sesuai dengan
rencana kerja RSUD.
b. mengkoordinasikan seluruh kegiatan unit pelaksana fungsional
dan instalasi yang secara langsung memperlancar kegiatan
asuhan keperawatan.
c. mengatur dan mengendalikan kegiatan asuhan keperawatan pada
unit pelaksana fungsional.
d. merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengendalikan dan
mengevaluasi kegiatan pelayanan asuhan keperawatan.
e. melaksanakan dan menetapkan alur dan standar pelayanan
asuhan keperawatan.
f. menyusun program pengembangan dan pembinaan pelayanan
asuhan keperawatan yang profesional dan bermutu.
g. membina, memantau serta menilai penerapan etika
profesikeperawatan secara langsung dalam rangka peningkatan
mutu tenaga keperawatan dalam pelaksanaan tugas.
h. menyusun standar kebutuhan sumber daya (meliputitenaga
dan logistik keperawatan) yang diperlukan dalam rangka
memenuhi kebutuhan pelayanan pasien.
i. mengkoordinasikan dan mengendalikan penggunaan alat/fasilitas
keperawatan serta pemeliharaannya dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan sesuai dengan fungsialat untuk efisiensi dan
optimalisasi pemanfaatannya.
j. mengkoordinasikan dan mengarahkan pelaksanaan
ketatausahaan dan kerumahtanggaan asuhan keperawatan dalam

35
rangka menunjang kelancaran kegiatan asuhan keperawtan pada
instalasi terkait.
k. mengkoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik
dan saling mendukung.
l. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier.
m. melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan olehatasan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
n. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan
Kompetensi dari Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian yakni :
1) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian berlatar belakang
pendidikan paling sedikit Sarjana sesuaidengan bidang kerjanya.
2) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian telah mengikuti
pelatihan Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi
Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Sistem
Rekruitment Pegawai, dan Sistem Remunerasi.
3) Pelatihan sebagaimana dimaksud yakni harus dipenuhi sebelum
atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki
jabatan struktural.

7. Kepala Bidang Penunjang mempunyai tugas sebagai berikut :


a. menyusun rencana Bidang Penunjang sesuai dengan rencana
kerja RSUD
b. mengkoordinasikan seluruh kegiatan unit pelaksana dan instalasi
penunjang RSUD yang meliputi Instalasi Perawatan Intensif,
Pelayanan Darah, Instalasi Farmasi, Unit Sterilisasi Instrument
(CSSD), Gas Medik, Instalasi Gizi, Unit Rekam Medik, Unit
Loundry, Instalasi Pemeliharaan Sarana,Instalasi Pengolahan
Limbah, Unit Kamar Jenazah, Unit Ambulance, Unit Logistik Medik,
Unit Komunikasi Informasi dan Unit Pemadam Kebakaran
c. mengkoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan
saling mendukung
d. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier.

36
e. melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan olehatasan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
f. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepadaatasan.
Kompetensi dari Kepala Bidang Pelayanan yakni :
1) Kepala Bagian berlatar belakang pendidikan paling sedikit Sarjana
2 (S2) sesuai dengan bidang kerjanya.
2) Kepala Bagian telah mengikuti pelatihan Kepemimpinan dan
Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi
dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment Pegawai, dan Sistem
Remunerasi.
3) Pelatihan sebagaimana dimaksud yakni harus dipenuhi sebelum
atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan
struktural.
4) Kepala Bagian diutamakan memiliki pengalaman jabatan paling
singkat 3 (tiga) tahun sesuai dengan bidang tugasnya.

7.1 Kepala Seksi Penunjang Klinik mempunyai tugas :


a. menyusun rencana Seksi Penunjang Klinik sesuai dengan
rencana kerja RSUD.
b. mengkoordinasikan seluruh kegiatan unit pelaksana dan
instalasi penunjang yang dilaksanakan RSUD yang meliputi
Instalasi Perawatan Intensif, Pelayanan Darah, Instalasi
Farmasi, Unit Sterilisasi Instrument (CSSD), Instalasi Gizi, Unit
Rekam Medik.
c. mengkoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik
dan saling mendukung.
d. menilai hasil kerja bawaha untuk bahan pengembanan karier.
e. melaksanakan tugas kedinasa yang diberikan oleh atasan
sesuai tugas pokok dan fungsinya.
f. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
kompetensi dari Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian yakni :

37
1) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian berlatar belakang
pendidikan paling sedikit Sarjana sesuaidengan bidang
kerjanya.
2) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian telah mengikuti
pelatihan Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi
Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan,
Sistem Rekruitment Pegawai, dan Sistem Remunerasi.
3) Pelatihan sebagaimana dimaksud yakni harus dipenuhi
sebelum atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah
menduduki jabatan struktural.
7.2 Kepala Seksi Penunjang Non Klinik mempunyai tugas :
a. menyusun rencana Seksi Penunjang Non Klinik sesuai dengan
rencana kerja RSUD.
b. mengkoordinasikan seluruh kegiatan unit pelaksana dan
instalasi penunjang yang dilaksanakan RSUD yang meliputi:
Unit Loundry, Instalasi Pemeliharaan Sarana, Instalasi
Pengolahan Limbah, Unit Kamar Jenazah, Unit Ambulance,
Unit Logistik Medik, Unit Komunikasi Informasi dan Unit
Pemadam Kebakaran, Unit Gas Medik.
c. mengkoordinasikan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik
dan saling mendukung.
d. menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan
karier.
e. melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan olehatasan
sesuai tugas pokok dan fungsinya.
f. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan
kompetensi dari Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian yakni :
1) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian berlatar belakang
pendidikan paling sedikit Sarjana sesuaidengan bidang
kerjanya.
2) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian telah mengikuti
pelatihan Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi

38
Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan,
Sistem Rekruitment Pegawai, dan Sistem Remunerasi.
3) Pelatihan sebagaimana dimaksud yakni harus dipenuhi
sebelum atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah
menduduki jabatan struktural.

C. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sumber Daya Manusia


Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit, dijelaskan bahwa perkembangan
rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di Indonesia
akhir-akhir ini sangat pesat, baik dari jumlah maupun pemanfaatan
teknologi kedokteran. Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
tetap harus mengedepankan peningkatan mutu pelayanan kepada
masyarakat dengan tanpa mengabaikan upaya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja bagi seluruh tenaga Rumah Sakit.
1. Kesehatan Kerja
a. Pemeriksaan Kesehatan Awal
Ditujukan untuk calon karyawan yang akan direkrut di RSUD
Blambangan Kota Banyuwangi sesuai dengan bidang kerja
karyawan. Hal ini dilakukan selain sebagai seleksi kepada
karyawan sesuai dengan bidang kerja juga untuk perbandingan
bila calon karyawan tersebut telah menjadi karyawan dan
ditemukan adanya gangguan kesehatan dalam pemeriksaan
berkala sehingga dapat didiagnosa termasuk gangguan
kesehatannya akibat kerja (Penyakit Akibat Kerja)
b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Ditujukan untuk seluruh karyawan RSUD Blambangan Kota
Banyuwangi yang sudah bekerja ketentuan sebagai berikut :
- Untuk karyawan yang berhubungan dengan pelayanan,
dilakukan 1 tahun sekali

39
- Untuk karyawan yang tidak berhubungan langsung dengan
pelayanan, dilakukan 2 tahun sekali
Pemeriksaan berkala dilakukan untuk mengetahui perkembangan
kesehatan karyawan selama bekerja di RSUD Blambangan Kota
Banyuwangi. Dari hasil pemeriksaan dapat dilihat suatu risiko
penyebab suatu gangguan kesehatan, sehingga dapat
meminimalkan risiko tersebut.
c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus
Pemeriksaan ditujukan untuk seseorang yang diduga terkena
penyakit akibat kerja dan memerlukan tindak lanjut

d. Pemberian Makanan Tambahan


Pemberian makanan tambahan bagi karyawan di ruangan IBS
(Instalasi Bedah Sentral), Instalasi Laboratorium, Instalasi
Radiologi, Instalasi Rawat Inap, Unit Laundry dan Instalasi
Kesehatan Lingkungan. Untuk pendistribusian bekerjasama
dengan Instalasi Gizi dan Unit yang bersangkutan.

2. Keselamatan Kerja
NO Program Kerja Pelaksanaan
1. Kewaspadaan a. Pemantauan rutin sarana
Bencana kewaspadaaan bencana /Safety
Patrol/Ronde K3
b. Evaluasi, revisi dan pengajuan rambu/
sign terkait kewaspadaan bencana
2. Penanggulangan a. Pemantauan rutin dan pemeliharaan
Kebakaran rutin APAR/ 3bulan.
b. Pemantauan patrol rokok
c. Pembinaan dan pengawasan
pengunaan APAR
d. Pemberlakukan kode darurat
a) Abu-abu : Gangguan Keamanan
b) Merah Muda : Penculikan bayi

40
c) Merah / alarm : Kejadian
kebakaran
d) Hitam : Ancaman Bom
e) Biru : Ancaman Keselamatan Jiwa /
darurat medis
f) Ungu : Perintah evakuasi
g) Kuning : External Disasters /
bencana di luar RS
3. Fasilitas medis a. Pemantauan pemeliharaan alat
b. Pemantauan kalibrasi
c. Pemantauan sop alat
d. Pelatihan operasional alat alat baru
4. Keamanan dan a. Pemantuan identifikasi pengunjung,
Sarana prasarana vendor, dan tamu
b. Pemantauan Pembangunan Gedung
dan Renovasi.
c. Pemantauan fasilitas fisik yang
menimbukan potensi bahaya,
d. Promosi K3 yang terkait dengan
Keselamatan dan Keamanan Sarana
dan Prasarana
e. Evaluasi dan Rekomendasi
Pemenuhan Keselamatan dan
Keamanan Sarana dan Prasarana.
5. Bahan beracun a. Pemantauan bahan berbahaya.
berbahaya 1. Tempat penyimpanan
2. Daftar MSDS
3. Pengelolaan limbah B 3
Perbaikan kerjasama dengan pihak ke
3 pengelolaan bahan berbahaya.
6. Ulititas 1. Pemantauan gas medis
a. Perawatan system kunci
b. Pemantauan APD petugas.
2. Pemantauan listrik

41
a. Perawatan genset
b. UPS
3. Pemantauan air minum
a. Darah rawan air
b. Pemantauan laboratoris rawan air
4. System ventilasi
a. Daerah rawan ventilasi
b. Pemeliharaan system ventilasi
5. Penyusunan Laporan triwulanan
7. Kecelakaan kerja a. Investigasi Insiden Kecelakaan Kerja
b. Pemantauan Potensi Bahaya
c. Tindak lanjut Kecelakaan Kerja (KK)
dan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
d. Analisa Hasil Laporan Insiden :
investigasi/ RCA
e. Usulan/ Rekomendasi pemasangan
rambu-rambu terkait Keselamatan
Kerja
f. Penyusunan Laporan triwulanan

Sasaran dari program Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah :


1. Karyawan/pegawai yang bekerja di RSUD Blambangan Kota
Banyuwangi
2. Pengunjung serta orang yang ada di lingkungan RSUD
Blambangan Kota Banyuwangi, pengunjung dan pasien.

D. Tenaga Medis
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas
layanan kesehatan di Rumah Sakit untuk masyarakat semakin penting,
hal ini dikarenakan masyarakat semakin selektif untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, mereka sebagai pengguna jasa
tidak hanya membayar namun menuntut pelayanan yang baik dan
berkualitas mulai di awal hingga akhir. Oleh karena itu, dituntut peran
tenaga kesehatan salah satunya yaitu tenaga medis yang memberikan

42
pelayanan secara profesional sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi).
Dimana seluruh sarana dan prasarana kesehatan tidak akan dapat
berdaya guna apabila tidak didukung oleh tenaga medis yang baik dan
profesional. Tanpa tenaga medis yang handal maka pelayanan kesehatan
masyarakat tidak dapat berjalan dengan optimal.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014 tentang Kesehatan dalam disebutkan jenis tenaga kesehatan yang
termasuk dalam kelompok tenaga medis sebagaimana dimaksud terdiri
atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis.
Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga medis
terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis.
Pelayanan Medis di RSUD Blambangan sendiri terdiri dari
Pelayanan dokter umum, dokter gigi, pelayanan dokter spesialis yang
terdiri 22 jenis, dan 3 jenis dokter sub spesialis yaitu sub spesialis
onkologi, fetomaternal, dan kardiovaskuler. Jumlah dan jenis tenaga
medis yang ada di RSUD Blambangan adalah sebagai berikut :

NO. JENIS TENAGA MEDIS JUMLAH SDM

A. TENAGA MEDIS DASAR

1 Dokter Umum 14
2 Dokter Gigi 3
B. TENAGA MEDIS SPESIALIS DASAR

1 Dokter Spesialis Obstetri dan Gynecologi 3


2 Dokter Spesialis Bedah 2
3 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 3

4 Dokter Spesialis Anak 3


C. TENAGA SPESIALIS PENUNJANG

1 Dokter Spesialis Anaesthesia 2


2 Dokter Spesialis Radiologi 2

3 Dokter Spesialis Patologi Klinik 1


4 Dokter Spesialis Patologi Anatomi 1
5 Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik 1
D. TENAGA SPESIALIS LAIN-LAIN

1 Dokter Spesialis Bedah Saraf 1

43
2 Dokter Spesialis Mata 2
3 Dokter Spesialis THT 2
4 Dokter Spesialis Saraf 2
5 Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah 2

6 Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin 2


7 Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa 1
8 Dokter Spesialis Paru 2

9 Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi 2


10 Dokter Spesialis Urologi 1
E. TENAGA MEDIK SPESIALIS GIGI DAN MULUT

a. Konservasi/ Edodonsi 1
b. Bedah Mulut 0
c. Orthodonti 0

d. Spesialis Gigi Anak 1


e. Penyakit Mulut 1
F. TENAGA MEDIK SUB SPESIALIS DASAR

a. Penyakit Dalam 0
b. Bedah (Onkologi) 1
c. Bedah Toraks Kardiovaskular 0
d. Kesehatan anak 0
e. Obgyn (Fetomaternal) 1
G. TENAGA MEDIK SUB SPESIALIS LAIN

c. Jantung dan Pembuluh Darah (FIHA) 1

E. Tenaga Keperawatan
BerdasarkanUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014 tentang Kesehatan, Tenaga keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu
Perawat dan Bidan.
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yaitu :
1. Perawat Terampil adalah Perawat lulusan pendidikan vokasi
Keperawatan paling rendah program Diploma Tiga Keperawatan.

44
2. Perawat Ahli adalah Perawat lulusan pendidikan profesi Keperawatan
yang merupakan program profesi Keperawatan dan atau program
spesialis Keperawatan.
Bidan adalah tenaga yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk
memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa
persalinan dan masa nifas, memfasilitasi dan memimpin persalinan atas
tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir,
dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan
normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis
atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-
daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan
kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga
dan masyarakat. Kegiatan ini mencakup pendidikan antenatal dan
persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan
perempuan, kesehatan kesehatan reproduksi dan asuhan anak. Bidan
yang diakui menurut peraturan perundang-undangan ada 2 jenis yaitu :
1. Bidan Terampil adalah Bidan lulusan pendidikan vokasi Keperawatan
paling rendah program Diploma Tiga Kebidanan.
2. Bidan Ahli adalah lulusan pendidikan DIV/S1 dan atau profesi
Kebidanan

F. Tenaga Kesehatan Lain


Dalam memenuhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang kesehatan serta kebutuhan pelayanan kesehatan, dibutuhkan
tenaga kesehatan lain guna menunjang pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit. Tenaga kesehatan lain terdiri dari :
a. Apoteker
b. Nutrisionis
c. Pranata Laboratorium Kesehatan
d. Radiografer
e. Perekam Medis
f. Tenaga Teknik Kefarmasian

45
g. Fisioterapis
h. Psikolog Klinis
i. Elektromedis
j. Sanitarian
Tenaga kesehatan lain juga tidak kalah penting perannya di Rumah
Sakit yaitu untuk menunjang pelayanan Rumah Sakit guna membantu
kebutuhan pasien.

46
BAB IV
DOKUMENTASI

Pembuatan pendokumentasian dalam Panduan Pola Ketenagaan


ini berupa catatan laporan jumlah ketenagaan yang disimpan oleh
kepegawaian dan dilaporkan ke Bagian Kepala Umum. Laporan Hasil
Peta Jabatan dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga jumlah ketenagaan
RSUD Blambangan Analisis Beban Kerja serta menyampaikan hasil
kepada instansi terkait dalam hal ini bagian Organisasi Sekretariat Daerah
Kabupaten Banyuwangi.
Laporan jumlah tenaga RSUD Blambangan harus di update setiap
bulan sekali, tribulan dan pertahun agar manajemen RSUD Blambangan
mengetahui perkembangan terakhir jumlah pegawai RSUD Blambangan
saat ini. Jumlah ketenagaan ini pula dapat digunakan untuk dasar
pemenuhuan kebutuhan Rumah Sakit Kelas B.

47

Anda mungkin juga menyukai