Anda di halaman 1dari 37

Regulasi

PEDOMAN Tentang Penanggulangan


Human Immunodeficiency Virus,
PENGORGANISASIAN
INSTALASI
Acquired BEDAH SENTRAL
Immunodeficiency
Syndrome, & Infeksi Menular
Seksual
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Kuasa senantiasa kami panjatkan


atas limpahan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan Pedoman
Pelayanan Bedah ini.
Dengan tersusunnya Pedoman Pengorganisasian Instalasi Bedah Sentral
ini kami juga menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas
dukungan berbagai pihak teman-teman sejawat, dokter umum maupun
dokter spesialis. Semoga dengan tersusunnya Pedoman
Pengorganisasian Instalasi Bedah Sentral ini dapat bermanfaat dan dapat
menjadi acuan dalam penyelenggaraan pelayanan di lingkungan RSUD
Labuang Baji Provinsi Sulawesi Selatan agar tercipta profesionalisme
kinerja staf medis yang baik dan akuntabel.

Makassar, September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI BEDAH SENTRAL
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................1
B. TUJUAN ................................................................................2
C. RUANG LINGKUP ....................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI RS ...........................................3
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS ...................6
A. VISI,MISI DAN TUJUAN RS ................................................. 6
B. FALSAFAH, NILAI DAN MOTTO RS .................................... 6
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RS .............................................3
BAB V STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI BEDAH SENTRAL .. 10
BAB VI URAIAN JABATAN ................................................................. 13
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA ................................................... 22
BAB VIII POLA KETENAGAAN ........................................................... 25
BAB IX PROGRAM ORIENTASI.......................................................... 26
BAB X PERTEMUAN/RAPAT............................................................... 31
BAB XI PELAPORAN........................................................................... 32
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI
JL. Dr. RATULANGI NO. 81 Telp. 873482 - 872120 - 872836 – 874684 Fax : 0411-830454
E-mail: rumahsakitlabuangbaji@yahoo.co.id
MAKASSAR

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD LABUANG BAJI PROVINSI SULAWESI SELATAN


NOMOR : 319/LB.02/UMUM-1/VIII/2022

TENTANG

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI BEDAH


SENTRAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kinerja Rumah Sakit


dalam mengahadapi perkembangan yang dinamis dan
tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih
modern dan terjangkau, diperlukan keberadaan Instalasi
Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji
Makassar yang refresentatif;
b. bahwa agar manajemen Instalasi Bedah Sentral berjalan
secara sistimatis dan terkordinasi perlu adanya Pedoman
Pengorganisasian yang melibatkan semua unsur
profesionalisme terkait Rumah Sakit Umum Daerah Labuang
Baji Makassar;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagimana dimaksud
dalam poin a dan b perlu ditetapkan kebijakan dengan
keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktik


Kedokteran
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 2130/VIII/Tahun
2012 Tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah
Labuang Baji Provinsi Sulawesi Selatan sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah untuk Menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Secara Penuh.
5. Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 821.22/24/2020
Tanggal 02 NOVEMBER 2020 Tentang Pengangkatan Dalam
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Eselon II di Lingkup Provinsi
Sulawesi Selatan

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU Keputusan Direktur RSUD. Labuang Baji tentang Pemberlakuan
Pedoman Pengorganisasian Instalasi Bedah Sentral RSUD.
Labuang Baji;
KEDUA Pedoman Pengorganisasian Instalasi di RSUD. Labuang Baji
sebagaimana terlampir dalam surat Keputusan ini;
KETIGA Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
akan diadakan perbaikan;

Ditetapkan Di : Makassar
Pada Tanggal : 15 agustus 2022
Direktur RSUD Labuang Baji

drg. Abdul Haris Nawawi,M.Kes


NIP.19630624 199402 1 001
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD LABUANG BAJI
NOMOR : 319/LB.02/UMUM-1/VIII/2022 .
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI BEDAH SENTRAL

PEDOMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI BEDAH SENTRAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi. Sejalan dengan peningkatan pembangunan di segala bidang, maka
perubahan sistem nilai di masyarakat menyebabkan tuntutan masyarakat
semakin tinggi terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu.
Pelayanan kesehatan menjadi kebutuhan dasar manusia dalam
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta menanggulangi
penyakit untuk kelangsungan hidup manusia. Untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya
kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan
perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,
menyeluruh dan berkesinambungan. Menurut Undang-Undang Nomor 44
tentang Rumah Sakit, Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawa darurat.
Kegiatan dalam suatu rumah sakit banyak melalui proses, alur dan
melibatkan berbagai disiplin ilmu, baik dari tenaga medis maupun non medis,
tenaga fungsional sampai tenaga struktural. Sehingga diperlukan tata
laksana organisasi yang baik untuk dapat mengintegrasikan semua disiplin

1
ilmu dan profesi yang ada di rumah sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji adalah rumah sakit milik
daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Amal usaha kesehatan adalah bentuk
usaha bidang kesehatan berupa pelayanan kesehatan dan bentuk lainnya
yang dilembagakan, didirikan, dimiliki dan diselenggarakan serta dikelola
secara badan layanan umum daerah.
Menurut American Hospital Association (1974) Rumah Sakit adalah
adalah suatu organisasi yang meliputi tenaga medis professional yang
terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan
pelayanan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta
pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
Setiap Rumah Sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan
akuntabel. Pengaturan pedoman organisasi Rumah Sakit bertujuan untuk
mewujudkan organisasi Rumah Sakit yang efektif, efisien, dan akuntabel
dalam rangka mencapai visi dan misi Rumah Sakit sesuai tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan tata kelola klinis
yang baik (Good Clinical Governance).
TUJUAN
Tujuan dibuatnya pedoman pengorganisasian adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman dalam menggerakkan organisasi Rumah Sakit dalam
rangka mengembangkan sumber daya manusia baik dari kualitas maupun
kuantitas di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji.
2. Sebagai acuan seluruh unit kerja dalam melaksanakan program kerja
sehari-hari.
B. RUANG LINGKUP
Pedoman pengorganisasian meliputi penataan organisasi, jabatan,
ketenagaan, mekanisme kerja, dan penataan administratif bagi unit-unit yang
berada di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan. Selain itu sebagai pelimpahan kewenangan dan
kemandirian maka pedoman ini juga berlaku secara umum di Rumah Sakit
Umum Daerah Labuang Baji agar tercipta saling menghormati kewenangan
dan kemandirian masing-masing bagian dalam berinteraksi, berkomunikasi
dan sikap integrasi dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan pasien
maupun yang tidak langsung berhubungan dengan pasien.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji merupakan rumah sakit


umum tipe B yang didirikan oleh Zending Gereja Geroformat Surabaya,
Malang dan Semarang sebagai rumah sakit Zending yang diresmikan pada
tanggal 12 Juni 1938 dengan kapasitas 25 buah tempat tidur. Tahun 1946-
1948 Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji mendapat bantuan dari
Pemerintah Indonesia Timur (NIT) dengan merehabilitasi gedung-gedung
yang hancur akibat perang, dan digunakan untuk penampungan korban
akibat perang tersebut. Kemudian pada tahun 1949-1951, Zending
mendirikan bangunan permanen sehinga kapasitas tempat tidur menjadi 170
buah. Pada tahun 1952-1955, oleh Pemerintah Daerah Kotapraja Makassar
diberikan tambahan beberapa bangunan ruangan sehingga kapasitas tempat
tidur menjadi 190 buah. Sejak tahun 1955, Rumah Sakit Umum Daerah
Labuang Baji dibiayai oleh Pemerintah daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.
Pada tahun 1960, oleh Zending Rumah Sakit Umum Labuang Baji
diserahkan dan menjadi milik Pemerintah daerah Tingkat I Sulawesi Selatan
dan dikelola oleh Dinas Kesehatan Provinsi dati I Sulawesi Selatan dengan
klasifikasi Rumah Sakit kelas C.
Terhitung mulai tanggal 16 Januari 1996 melalui Petaturan Daerah
Provinsi Dati I Sulawesi Selatan Nomor : 2 tahun 1996 kelas rumah sakit
ditingkatkan darirumah sakit kelas C menjadi rumah sakit kelas B non
pendidikan. Peraturan daerah tersebut disahkan oleh Menteri Dalam Negeri
pada tanggal 7 Agustus 1996. Untuk struktur kelas B non pendidikan tersebut
Direktur sebagai pimpinan rumah sakit dilantik dan dikukuhkan pada tanggal
13 Juni 1998, sedang personalia yang mengisi struktur tersebut dilantik dan
dikukuhkan pada tanggal 12 Maret 1999.
Pada tanggal 13 September 2002 melalui Perda Provinsi Sulawesi
Selatan No.6 tahun 2002 Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji berubah
status dari Rumah sakit Non Pendidikan menjadi Badan Pengelola RSUD
Labuang Baji. Kepala Badan serta pejabat yang mengisi struktur organisasi
Badan Pengelola tersebut diangkat melalui SK Gubernur Sulawesi Selatan
No.821.22-158 yang ditetapkan di Makassar pada tanggal 14 November
2002 dan dilantik tanggal 24 Desember 2002 kemudian melalui Surat

3
Keputusan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 09 tahun 2009
berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Provinsi
Sulawesi Selatan.
Adapun jenis-jenis fasilitas yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah
Labuang Baji, yaitu :
1. Pelayanan Medis
a. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
b. Instalasi Rawat Jalan
1) Poliklinik Interna, dengan Sub Spesialis : Infeksi Tropis,
Reumatologi, Gastro Entero Hepatologi,
2) Klinik Obgyn/Kebidanan
3) Klinik Anak
4) Poliklinik Bedah, antara lain: Bedah Umum, Bedah Onkologi,
Bedah Digestif, Bedah Urologi, Bedah Anak, Bedah Ortopedi,
Bedah Thoraks Kardio Vaskuler, Bedah Plastik, Bedah Saraf)
5) Poliklinik Gigi Spesialis, antara lain: Konservasi Gigi, Periodontis,
Prostodontis, dan Bedah Mulut
6) Klinik Mata
7) Klinik THT
8) Klinik Rehabilitasi Medik
9) Klinik Kulit dan Kelamin
10) Klinik Kardiologi
11) Klinik Jiwa
12) Klinik Syaraf
13) Klinik VCT
14) Klinik Paru
15) Klinik TB-MDR
16) Klinik Medical Check Up (MCU)
c. Instalasi Rawat Inap
1) Perawatan Kardio/Jantung
2) Perawatan Umum
3) Perawatan Non Bedah
4) Perawatan Anak
5) Perawatan Ibu dan Anak
6) Perawatan Bedah
4
7) Perawatan Geriatri
8) Perinatologi
9) Perawatan Paru dan TB MDR
10)Perawatan Non TB
d. Instalasi Perawatan Intensif
1) ICU (Intensive Care Unit)
2) CVCU (Cardiovascular Care Unit)
3) HCU (High Care Unit)
4) NICU (Neonatal Intensive Care Unit)
5) PICU (Pediatric Intensive Care Unit)
e. Instalasi Bedah Sentral
2. Pelayanan Penunjang Medis
a. Instalasi Radiologi
b. Instalasi Laboratorium
c. Instalasi Farmasi
d. Pelayanan Hemodialisa
e. Instalasi Rekam Medis
f. Instalasi Gizi
g. Instalasi Sanitasi Lingkungan RS
h. Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana (IPSRS)
i. Instalasi Sterilisasi (CSSD)
j. Instalasi Laundry
k. Instalasi Pemulasaran Jenazah

5
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI
PROVINSI SULAWESI SELATAN

A. VISI, MISI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT


Visi
“Rumah Sakit Unggulan Sulawesi Selatan”
Misi
 Mewujudkan profesionalisme SDM
 Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit
 Memberikan pelayanan prima
 Efisiensi biaya rumah sakit
 Meningkatkan kesejahteraan karyawan
Tujuan
Memberikan kepuasaan kepada semua pelanggan agar tercipta citra baik
Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji.

B. FALSAFAH, NILAI, DAN MOTTO RUMAH SAKIT


Falsafah
“Bahwa kesehatan jasmani maupun rohani merupakan hak setiap orang,
oleh karena itu rumah sakit berusaha untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik kepada masyarakat baik bersifat penyembuhan,
pemulihan, pencegahan maupun peningkatan serta ditunjang oleh kualitas
daya manusia yang memadai.
Nilai
 Kejujuran
 Tanggung jawab
 Disiplin dan kerjasama
 Kesetiaan
Motto
“SIPAKABAJI” Siap dengan pelayanan komunikatif, bermutu, aman, jujur,
dan ikhlas.

6
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

7
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor: 9 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga lain Propinsi
Sulawesi Selatan, Bab.XV-RSUD Labuang Baji memiliki struktur organisasi
sebagai berikut:
a. Direktur
b. Wakil Direktur
c. Kepala Bagian/Bidang
d. Kepala Sub. Bagian/Seksi
e. Kelompok Fungsional
f. Kelompok Penunjang
.

8
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
INSTALASI BEDAH SENTRAL

I. PENGERTIAN, TUGAS DAN FUNGSI


A. Pengertian
Instalasi Bedah Sentral adalah unit fungsional yang menyelenggarakan pelayanan
bedah sentral rumah sakit, yang dipimpin oleh seorang kepala instalasi dalam
jabatan non structural dan bertanggung jawab kepada direktur RSUD Labuang Baji.
Dalam melaksanakan pelayanan bedah sentral rumah sakit Instalasi Bedah Sentral di
bawah koordinasi dengan Sub Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan.

B. Tugas
1. Melaksanakan upaya peningkatan pelayanan bedah sentral rumah sakit
2. Menjaga dan meningkatkan mutu pelayana bedah sentral sesuai dengan standar
yang telah ditentukan

C. Fungsi
1. Mengelola kebutuhan dan kegiatan pelayanan bedah sentral rumah sakit.
2. Melaksanakan pelayanan fungsional pelayanan bedah sentral rumah sakit.
3. Mengkoordinasikan pengadaan, penyimpanan dan penggunaan bahan dan alat
bedah sentral
4. Mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan pelayanan bedah sentral rumah
sakit.
5. Mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan, menilai pendayagunaan tenaga,
peralatan dan mutu pelayanan bedah sentral.
6. Memberikan bimbingan dalam penerapan etika profesi sesuai sumber daya
manusia.
7. Melakukan penyuluhan kepada pasien dan keluarganya berkaitan dengan
pelayanan bedah sentral

9
10
TENAGA DOKTER SPESIALIS DAN PERAWAT
RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

No. NAMA PANGKAT/GOL TEMPAT TUGAS


1 dr. Margareth Sidarta, Sp.B KSM Bedah Umum Inst. OK. Bedah Sentral
2 dr. I Wayan Sukaarsana, Sp.B KSM Bedah Umum - Inst. OK. Bedah Sentral
3 dr. Elli. Satri Sp.B, KBD KSM Bedah Digestive Inst. OK. Bedah Sentral
4 dr. Mulkyawan, M.Kes. Sp.B, KBD KSM Bedah Digestive
5 dr. H. M. Nasser Mustari, SpOT KSM Bedah Ortopedi Inst. OK. Bedah Sentral
6 dr. Zulfan Oktosatria Siregar, SpOT KSM Bedah Ortopedi Inst. OK. Bedah Sentral
7 dr. Umar Usman, M.Ked. Klin. KSM Bedah Thoraks dan Inst. OK. Bedah Sentral
Sp.BTKV
Cardiovaskular
8 dr. Wahyudi, Sp.B.S KSM Bedah Saraf Inst. OK. Bedah Sentral

9 dr.Caesarani,Sp.BP-RE KSM Bedah Plastik Inst. OK. Bedah Sentral


10 dr.Irsal wahabi,Sp.BP-RE KSM Bedah Plastik Inst. OK. Bedah Sentral
11 dr. Dini Muliani Verawaty S, Sp.M, KSM Mata Inst. OK. Bedah Sentral
M.Kes

12 dr..Munawwir, Sp.BA KSM Bedah Anak Inst. OK. Bedah Sentral


13 dr. Trining Dyah, SpTHT-KL KSM THT Inst. OK. Bedah Sentral
14 Dr. Dr. Masyita Gaffar, SpTHT KSM THT Inst. OK. Bedah Sentral
15 dr. Ade Chandra, SpTHT-KL KSM THT Inst. OK. Bedah Sentral
16 dr. Alfrida, Sp.THT.K.L KSM THT Inst. OK. Bedah Sentral
17 dr. H. A Nursanty, SpOG KSM Obgin Inst. OK. Bedah Sentral
18 dr. Namira Bachtiar, M.Kes, Sp.OG KSM Obgin Inst. OK. Bedah Sentral
19 dr. Hj. Darma Syanty, SpOG, M.Kes KSM Obgin Inst. OK. Bedah Sentral
20 Dr. dr. Rina Previana Amiruddin, Sp.OG KSM Obgin Inst. OK. Bedah Sentral
21 Dr.Indra Sp.B.Onk KSM Bedah Onkologi Inst. OK. Bedah Sentral
22 dr. Muhammad Rum, M.Kes, SpAn KSM Anastesi Inst. OK. Bedah Sentral
23 Dr. Pasrah Kitta, Sp. An KSM Anastesi Inst. OK. Bedah Sentral
24 dr. Alamsyah Irwan, M.Kes, Sp.An KSM Anastesi Inst. OK. Bedah Sentral
25 H.Arifudin, S.Kep.Ns., M.Kep Perawat OK Inst. OK. Bedah Sentral
26 Hj.Megawati, S.Kep.Ns., M.Kep Perawat OK Inst. OK. Bedah Sentral
27 Itha Fatimah Hajja, AMKG Perawat OK Inst. OK. Bedah Sentral
28 Hj. St. Ramlah, S.Kep.Ns Perawat OK Inst. OK. Bedah Sentral
29 Mardewi, S.ST Perawat OK Inst. OK. Bedah Sentral
30 Nurlina Bidin, S.ST Perawat OK Inst. OK. Bedah Sentral
31 Hj. Mutmainnah, S.Kep.Ns Perawat OK Inst. OK. Bedah Sentral
32 Masrintan, S.Kep Perawat OK Inst. OK. Bedah Sentral
11
33 Marlindyawati Sapa, S.ST Perawat OK Inst. OK. Bedah Sentral
34 Mariani, AMK Perawat OK Inst. OK. Bedah Sentral
35 H. Syamsuddin, S. Kep, Ns Perawat OK Inst. OK. Bedah Sentral
36 Muh. Halwi, S.Kep Ns.,M.Kes Perawat OK Inst. OK. Bedah Sentral
37 Jamaluddin, AMK Perawat OK Inst. OK. Bedah Sentral
38 Syariman Syarif, S.Kep, Ns Perawat OK Inst. OK. Bedah Sentral
39 Aspan Ali, S.Kep.Ns Perawat OK Inst. OK. Bedah Sentral
40 Paharudin, S.Kep Ns Perawat OK
41 H.Arsyad S.Kep Ns Penata Anastesi
42 Zainuddin S.Kep Ns Perawat Anastesi
43 Muh.Ali, AMK Perawat Anastesi
44 Muh.Ikbal,S.Kep Ns Perawat Anastesi
45 Azwar Anas, S.Kep Ns Perawat Anastesi
46 Nurminingsing S.Kep Ns Perawat Anastesi
47 Syamsuriaty, S.Kep Ns Perawat Anastesi

12
BAB VI
URAIAN JABATAN

1. Kepala Instalasi Bedah Sentral


a. KUALIFIKASI JABATAN
1) Pendidikan Dokter Spesialis ( S2 )
2) Sehat jasmani, rohani dan social
3) Berkepribadian dan berakhlak baik
4) Berkemampuan mempengaruhi, menggerakkan dan berkomunikasi
dengan orang lain
b. TANGGUNG JAWAB
Bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Medis
c. WEWENANG
1) Memimpin Instalasi Bedah Sentral
2) Menyelenggarakan koordinasi, pengawasan dan bertanggungjawab pada
pelayanan operasi di Istalasi Bedah Sentral
d. URAIAN TUGAS
1) Fungsi Perencanaan
a) Membuat rencana program dan anggaran tahunan untuk meningkatkan
mutu pelayanan operasi di Kamar Operasi
b) Menyusun rencana kebutuhan bahan, peralatan yang diperlukan secara
efektif, berkala dan memantau persediaanya secara efektif dan efisien.
c) Menyusun kebutuhan tenaga dan sumber daya lain yang diperlukan
kamar operasi
2) Fungsi Operasional
a) Mengadakan dan memimpin rapat secara berkala
b) Melakukan koordinasi pelaksanaan tugas staf
c) Memberikan masukan dan usulan pada direktur dalam proses
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kamar operasi
d) Membina kerjasama dengan seluruh jajaran dalam infrastruktur dan
dengan unit lain
e) Menyelesaikan komplain atau masalah yang timbul dalam pelayanan
operasi
3) Fungsi Pengawasan, pengendalian dan penilaian

13
a) Memberikan penilaian, bimbingan dan pengarahan pada semua staf
yang terlibat di kamar operasi agar dapat memberikan pelayanan yang
bermutu sesuai standar pelayanan dan SOP.
b) Melakukan pengawasan terhadap efektifitas dan efesiensi kerja di
kamar operasi

2. Kepala Ruangan Bedah Sentral


a. KUALIFIKASI JABATAN
1) Pendidikan D III Keperawatan, diutamakan Sarjana Keperawatan, Ners
2) Kursus atau Pelatihan Manajemen Keperawatan Pola 40 Jam
3) Pengalaman Kerja Minimal 3 tahun sebagai koordinator shift untuk sarjana
keperawatan, Ners dan 5 tahun sebagai koordinator shift untuk D III
Keperawatan.
4) Sehat jasmani, rohani dan social
5) Berkepribadian dan berakhlak baik
6) Berkemampuan mempengaruhi, menggerakan dan berkomunikasi dengan
orang lain
b. TANGGUNG JAWAB
Bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi IBS
c. WEWENANG
1) Meminta informasi dan petunjuk atasan
2) Mengatur dan membimbing semua tenaga,pelatihan dan mahasiswa
sesuai dengan kompetensinya.
3) Menyelenggarakan Askep/pelayanan kesehatan yang prima
4) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi
wewenangnya
5) Memberi masukan dan pertimbangan kepada atasan
6) Melakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian pelayanan
kesehatan diruangan
7) Membuat penilaian bagi semua tenaga yang menjadi tanggungjawabnya.
8) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan ruangan
d. URAIAN TUGAS
1) Perencanaan
a) Mengajukan permintaan peralatan, obat-obatan dan alat kesehatan
sesuai kebutuhan.

14
b) Menyusun data yang berhubungan dengan pelayanan untuk membuat
laporan tahunan.
c) Membuat usulan pengembangan tenaga.
d) Membuat jadwal dinas.
2) Operasional
a) Mensosialisasikan, mengatur dan mengendalikan pelaksanaan
kebijaksanaan yang telah ditentukan staft.
b) Mengecek kelengkapan inventaris peralatan, obat-obatan dan alat
kesehatan yang tersedia untuk kelancaran pelayanan.
c) Mengkoordinir pelaksanaan tata tertib dan peraturan, disiplin,
kebersihan dan keamanan ruangan.
d) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam rangka
memperlancar kegiatan di kamar operasi.
e) Mengadakan rapat secara berkala untuk mengetahui masalah dan
mendapatkan cara penyelesaian agar pelaksanaan pelayanan berjalan
dengan baik.
3) Fungsi Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian
a) Memberikan pengarahan, orientasi dan bimbingan kepada staf baru,
pelatihan dan mahasiswa.
b) Menilai kinerja semua tenaga yang menjadi tanggungjawabnya dengan
SKP pada saatnya.
c) Melakukan supervisi dan memberi motivasi seluruh staf untuk mencapai
kinerja yang optimal.
d) Melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan dengan menggunakan
berbagai metode peningkatan mutu.
e) Membuat laporan pelaksanaan tugas secara berkala dan insidentil.

e. TUGAS HARIAN
1) Membagi tugas perawat pelaksana.
2) Memeriksa kelengkapan dan fungsi peralatan, ketersediaan obat dan alat
kesehatan, kebersihan sarana dan ruangan di Instalasi Bedah Sentral.
3) Melaksanakan asistensi operasi pada pasien dibawah tanggungjawabnya,
4) Mensupervisi pelaksanaan asisten operasi dan dokumentasi asuhan
keperawatan perawat pelaksana.
5) Melakukan pekerjaan administrasi
6) Evaluasi pelaksanaan rencana kegiatan.
15
7) Membuat laporan jaga

3. Perawat Bedah
a. KUALIFIKASI JABATAN
1) Pendidikan SPK, D III Keperawatan, Sarjana Keperawatan, Ners
2) Mempunyai sertifikat khusus kamar operasi
3) Mempunyai pengalaman kerja dikamar operasi lebih dari satu tahun.
4) Sehat jasmani, rohani dan berakhlak baik.
5) Mempunyai bakat, minat, berdedikasi tinggi dan berkepribadian mantap.
6) Cepat tanggap dan dapat bekerjasama dengan anggota tim.
7) Berkemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
b. TANGGUNG JAWAB
Secara administrasi bertanggungjawab kepada koordinator pelayanan kamar
operasi, secara operasional bertanggungjawab kepada operator / ahli bedah.
c. WEWENANG
1) Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.
2) Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai kemampuan dan batas
kewenanganya.
3) Memeriksa kelengkapan peralatan.
4) Meminta bahan dan perangkat kerja sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan
tugas.
d. URAIAN TUGAS
1) Perawat Asisten
a) Sebelum Operasi / Pembedahan
 Menyiapkan ruang operasi dalam keadaan siap pakai.
 Menyiapkan peralatan, obat dan bahan-bahan operasi sesuai jenis
tindakan operasi.
 Melaksanakan sistem kerja dengan cermat dan dengan tekhnik septik
aseptik.
b) Selama Operasi / Pembedahan
 Melakukan desinfeksi, pemasangan duk / linen dan melakukan
persiapan / penataan peralatan operasi yang akan dipakai.
 Membantu operator secara optimal dan menciptakan kerjasama yang
harmonis.

16
 Ikut meneliti dan observasi perjalanan operasi, peralatan dan bahan
yang dipakai agar tercapai kerja yang efektif dan menghindari
kesalahan pada tindakan operasi.
 Mengingatkan dan menginformasikan penggunaan bahan dan obat
yang dipakai operasi.
 Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium / patologi jika ada.
c) Sesudah Operasi / Pembedahan
 Merapikan dan membersihkan pasien segera setelah dilakukan operasi.
 Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada daerah
yang dipasang elektroda.
 Membersihkan dan merapikan kembali tempat, sarana, peralatan dan
obat / bahan ketempat semula agar mudah dipergunakan kembali dan
siap pakai.
 Melakukan serah terima pasien lengkap dengan semua petunjuk
operator kepada petugas recovery room ( RR ) atau langsung pada
petugas rawat inap / Intensive Care.
 Menyiapkan dan serah terima material pemeriksaan PA.
2) Perawat Instrumen
a) Sebelum Operasi / Pembedahan
 Menyiapkan ruang operasi dalam keadaan siap pakai meliputi
kebersihan ruang operasi dan peralatan, meja operasi, meja instrumen,
lampu operasi, suction pump, mesin elektro couter dll sesuai kebutuhan
jenis tindakan operasi.
 Menyiapkan set instrumen dan linen steril sesuai kebutuhan dan jenis
tindakan operasi.
b) Selama Operasi / Pembedahan
 Memperingatkan jika terjadi penyimpangan prosedur aseptik.
 Menata instrumen steril dimeja mayor / minor sesuai urutan prosedur
pembedahan.
 Memberikan bahan desinfektan kepada operator / perawat asisten
untuk desinfeksi daerah kulit yang akan dilakukan pembedahan.
 Memberikan linen steril untuk prosedur drapping.
 Memberikan instrumen kepada operator sesuai urutan prosedur dan
kebutuhan tindakan pembedahan secara tepat dn benar.

17
 Memberikan kassa steril kepada operator dan mengambil kassa yang
telah digunakan dengan memakai alat.
 Menyiapkan benang jahitan sesuai kebutuhan dalam keadaan siap
pakai.
 Mempertahankan instrumen, benang jahitan dan alat atau bahan lain
yang digunakan selama pembedahan dalam keadaan tersusun secara
sistematis untuk memudahkan bekerja.
 Membersihkan instrumen dari darah atau kotoran untuk
mempertahankan sterilisasi alat dan meja instrumen.
 Menghitung jumlah kassa, jarum, instrumen dan memberitahukan
hasilnya kepada operator sebelum luka operasi ditutup lapis demi lapis.
 Menyiapkan cairan untuk mencuci luka dan membersihkan kulit sekitar
luka setelah luka dijahit.
 Menutup luka dengan kassa steril
 Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium / patologi.
c) Setelah Operasi / Pembedahan
 Menggantikan kain linen dan memindahkan pasien dari meja operasi ke
brankard.
 Memeriksa dan menghitung semua intrumen sebelum dikeluarkan dari
ruangan operasi /pembedahan.
 Memeriksa ulang catatan pembedahan.
 Merendam instrumen dengan cairan desinfektan, mencuci dan
membersihkan instrumen sesuai prosedur yang berlaku.
 Membungkus instrumen sesuai jenis set instrumen dan memberi label
3) Perawat Sirkuler /On Loop
a) Sebelum Operasi / Pembedahan
 Menerima pasien yang akan dioperasi
 Melakukan serah terima dengan ruangan tentang kelengkapan
persiapan operasi.
 Menyiapkan kelengkapan obat, bahan operasi dan alat kesehatan lain
 Mengorientasikan ruangan operasi dan tim operasi.
 Memberikan suport serta bimbingan do’a kepada pasien.
 Membantu membuka bahan / obat serta alat yang diperlukan dan masih
dalam keadaan steril dengan memperhatikan tekhnik aseptik.
b) Selama Operasi / Pembedahan
18
 Mengatur posisi pasien sesuai jenis tindakan pembedahan
bekerjasama dengan operator, perawat anestesi dan tim lainya.
 Mengingatkan tim operasi jika mengetahui adanya penyimpangan
penerapan tekhnik aseptik.
 Mengikat tali jas steril tim bedah
 Membantu mengukur dan mencatat perdarahan dan cairan yang
dikeluarkan.
 Menyiapkan dan mengumpulkan bahan, jaringan atau alat untuk
diserahkan kepada pasien atau keluarga pasien atau untuk bahan
pemeriksaan lab.
 Menghitung dan mencatat pemakaian alat kesehatan, obat dan bahan
habis pakai bekerjasama dengan perawat intrumen untuk kemuadian
diserahkan kepad petugas farmasi.
 Memeriksa kelengkapan instrumen dan kassa bersama perawat
instrumen, agar tidak tertinggal dalam tubuh pasien.
c) Setelah Operasi / Pembedahan
 Membersihkan dan merapikan pasien yang sudah selesai dilakukan
operasi
 Memindahkan pasien dari meja operasi ketempat tidur yang disiapkan
 Meneliti, menghitung dan mencatat obat – obatan serta cairan yang
telah dipakai pasien.
 Mendokumentasikan tindakan perawatan selama pembedahan.
 Melakukan serah terima dengan petugas RR .

4. Perawat Anestesi / Perawat Terlatih Anestesi


a. KUALIFIKASI JABATAN
1) Pendidikan D III Keperawatan Anestesi atau D III Keperawatan dengan
Pelatihan Anestesi selama 6 bulan.
2) Sehat jasmani, rohani dan berakhlak baik.
3) Mempunyai bakat, minat. Berdedikasi tinggi dan berkepribadian mantap.
4) Cepat tanggap dan dapat bekerjasama dengan anggota tim.
5) Berkemampuan untuk komunikasi dengan orang lain.
b. TANGGUNG JAWAB
Secara administrasi bertanggungjawab kepada koordinator pelayanan kamar
operasi, secara operasional bertanggungjawab kepada dokter anestesi.

19
c. WEWENANG
1) Meminta informasi dan petunjuk kepada dokter anestesi
2) Membantu tindakan pembiusan / anestesi sesuai kemampuan dan batas
kewenanganya.
d. URAIAN TUGAS
1) Sebelum Operasi / Pembedahan
a) Menerima pasien diruang penerimaan pasien
b) Mengkaji data pasien, amnanesis, pemeriksaan fisik, laboratorium dan
inform concern.
c) Menyiapkan alat dan mesin anestesi serta kelengkapan formulir
anestesi.
d) Menilai kembali fungsi dan keadaan mesiun anestesi dan monitor.
e) Menyiapkan kelengkapan meja operasi antara lain :
 Pengikat meja operasi
 Standart tangan
 Kunci meja operasi
 Standart penutup kepala ( boog )
 Standart infus
f) Menyiapkan dan mengecek fungsi suction
g) Mengatur posisi meja operasi sesuai tindakan operasi
h) Memasang infus / tranfusi set jika diperlukan.
i) Memberikan premedikasi sesuai program dokter anestesi.
j) Mengukur tanda vital dan menilai kembali kondisi fisik pasien.
k) Memindahkan pasien kemeja operasi dan memasang sabuk
pengaman.
l) Menyiapkan obat-obatan anestesi dan membantu ahli anestesi dalam
proses pembiusan / anestesi.
2) Selama Operasi / Pembedahan
a) Melakukan pemasangan monitor.
b) Membantu melakukan oksigenasi, premedikasi, induksi, pemasangan
ET, pemasangan oropharengeal air way dan pemasangan maag
slang.
c) Melakukan injeksi obat-obatan sesuai order dokter.
d) Membebaskan jalan nafas dengan cara mempertahankan posisi
endotracheal tube.

20
e) Memenuhi keseimbangan O2 dan CO2 dengan cara memantau
flowmeter pada mesin anestesi.
f) Mempertahankan keseimbangan cairan dengan cara mengukur dan
memantau cairan tubuh yang hilang selama pembedahan antara lain :
 Cairan lambung
 Cairan perut
 Urine
 Perdarahan
g) Mengukur tanda-tanda vital, memberi obat-obatan sesuai dengan
program pengobatan, melakukan pencatatan dan dokumentasi serta
melaporkan hasil pemantauan kepada dokter anestesi.
h) Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh.
i) Menilai efek obat anestesi pada pasien.
j) Melakukan resusitasi pada henti jantung.
3) Setelah Operasi / Pembedahan
a) Mempertahankan jalan nafas
b) Memantau tanda-tanda vital untuk mengetahui sirkulasi pernafasan
dan keseimbangan cairan.
c) Memantau dan mencatat tentang perkembangan pasien perioperatif
d) Menilai respon pasien terhadap efek obat anestesi.
e) Memindahkan pasien ke RR / bangsal bila kondisi stabil atas ijin dokter
anestesi.
f) Melengkapi catatan perkembangan pasien sebelum, selama dan
sesudah pembiusan / anestesi.
g) Merapikan dan mengembalikan alat-alat anestesi ketempat semula
agar siap dipakai.

5. Administrasi
1. Bertanggung jawab terhadap kelancaran dan kelengkapan seluruh pencatatan
dan pelaporan.
2. Melakukan penginputan data ke SIM RS setiap hari.
3. Memeriksa kembali kelengkapan dan pelaporan serta berusaha
melengkapinya

21
6. Mutu Pelayanan
1. Membuat laporan mutu termasuk laporan indikator mutu unit
2. Membuat daftar inventarisasi barang yang ada di ruangan.

7. Logistik
1. Mengecek ketersediaan alat dan bahan habis pakai kesehatan serta
kebutuhan lainnya di ruangan.
2. Membuat rencana permintaan alat habis pakai

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Tata hubungan kerja unit kerja Instalasi Bedah Sentral dan unit kerja terkait di RSUD
Labuang Baji yaitu :
1. Instalasi bedah sentral dipimpin oleh seorang Kepala instalasi;
2. Kepala Instalasi bedah sentral mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas pokok Direktur lingkup Pelayanan anastesi dan bedah
3. Hal-hal yang menjadi tugas pokok Instalasi Bedah Sentral merupakan satu
kesatuan yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan
4. Pelaksanaan fungsi Instalasi Bedah sebagai unit kerja teknis bidang pelayanan
anestesi dan bedah, kegiatan operasionalnya diselenggarakan oleh unit
organisasi, unit kerja dan unit pelaksana teknis dibawahnya sesuai tugas masing-
masing
5. Setiap pimpinan satuan organisasi, unit kerja dan Pelaksana Teknis baik secara
langsung, garis komando ataupun garis koordinasi yang terdapat dalam lingkup
seksi sarana dan prasarana dalam melaksanakan tugas-tugasnya wajib
menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, simplikasi dan sinkronisasi
dalam pelaksanaan tugas
6. Setiap pimpinan satuan organisasi, unit kerja baik secara langsung melalui garis
komando ataupun garis koordinasi yang terdapat dalm lingkup organisasi Instalasi
Bedah Sentral wajib memimpin dan memberikan bimbingan dan petunjuk-
petunjuk dalam pelaksanaan tugas
7. Pembentukan unit organisasi, unit kerja dan unit pelaksana teknis dibawahnya
beserta rincian tugas pokok dan fungsinya ditetapkan dengan keputusan direktur
A. Tata Hubungan kerja Instalasi Bedah Sentral
22
1. Dokter Operator dengan perawat asissten-instrumen
a. Informasi jadual operasi
b. Koordinasi persiapan peralatan operasi
c. Koordinasi persiapan pasien
d. Koordinasi dalam pelaksanan pelayanan tindakan operasi

2. Dokter Anestesi dengan Perawat Anestesi


a. Koordinasi persiapan pasien
b. Koordinasi premedikasi pasien
c. Koordinasi persiapan obat dan alat pembiusan
d. Bekerjasama dengan perawat dalam melaksanakan pembiusan
3. Perawat Logistik
a. Koordinasi dalam pengadaan logistik (obat, alat, material)
b. Koordinasi dalam hal pengawasan persediaan / stok obat dan alkes
c. Koordinasi dalam hal pengawasan tanggal kedaluwarsa obat
d. Koordinasi apabila ada kerusakkan alat kesehatan

B. Tata Hubungan kerja Instalasi Bedah Sentral dengan Unit Lain

RS LAIN / PKM

INSTALASI GAWAT
DARURAT
INSTALASI RAWAT LABORATORIUM
JALAN

ICU/CVCU RADIOLOGI
INSTALASI
BEDAH IMPESA
CSSD SENTRAL

LAUNDRY FARMASI

INSTALASI RAWAT KESLING


INAP RS RUJUKAN TYPE
1. Hubu A/B

23
1. Hubungan tata kerja instalasi bedah sentraldengan instalasi rawat jalan :
Penerimaan pasien baru masuk dengan kasus bedah melalui poliklinik bedah
yang memerlukan tindakan operatif.
2. Hubungan tata kerja instalasi bedah sentral dengan instalasi gawat darurat :
Penerimaan pasien baru dengan kasus trauma maupun kasus lainnya melalui
IGD termasuk rujukan dari Puskesmas dan atau rumah sakit lain yang
memerlukan tindakan operatif se segera mungkin
3. Hubungan tata kerja instalasi bedah sentral dengan instalasi radiologi dan
laboratorium :
Merujuk pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang medik
4. Hubungan tata kerja instalasi bedah sentral dengan instalasi farmasi :
Penunjang obat-obatan dan perbekalan kesehatan
5. Hubungan tata kerja instalasi bedah sentral dengan rawat inap :
Penanganan pasien post operatif yang memerlukan perawatan lanjut.
6. Hubungan tata kerja instalasi bedah sentral dengan instalasi ICU :
Penanganan pasien post operatif yang memerlukan monitoring yang lebih ketat.
7. Hubungan tata kerja instalasi bedah sentral dengan instalasi CSSD, Laundry :
Penunjang kebutuhan pensterilan alat-alat kesehatan dan pemenuhan kebutuhan
linen dan pencucian peralatan tenun
8. Hubungan tata kerja instalasi bedah sentral dengan IMPESA :
Penunjang kebutuhan pemeliharaan sarana prasarana rumah sakit
9. Hubungan tata kerja instalasi bedah sentral dengan CVCU
Melakukan kolaborasi pada pasien perioperative yang memilki kelainan kardiologi.
10. Hubungan tata kerja instalasi bedah sentral dengan RS lain yang lebih tinggi :
Merujuk pasien yang tidak bisa ditangani di Instalasi bedah sentral dan
memerlukan penanganan lanjut.

24
BAB VIII
POLA KETENAGAAN

Salah satu perspektif dalam Balance Score Card adalah sumber daya manusia yang
memegang peranan penting dalam pergerakan organisasi. Pola Ketenagaan dan
Kualifikasi Personil instalasi bedah sentral berdasarkan tugas pokok, fungsi dan uraian
tugas adalah sebagai berikut:
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
INSTALASI BEDAH SENTRAL
NO. PROFESI SPESIFIKASI JUMLAH TENAGA
1 Kepala Instalasi Dokter Spesialis 1
2 Kepala Ruangan S2 Keperawatan 1
3 Tim Medik Dokter Spesialis
1. Bedah Umum 2
2. Bedah Onkologi 2
3. Bedah Digestive 2
4. Bedah Plastik 2
5. Bedah Syaraf 1
6. Bedah Anak 1
7. Bedah Mulut dan gigi 1
8. Bedah Ortopedi 2
9. Bedah THT 4
10. Bedah Obgyn 4
11. Anastesi 3
12. Mata 1
Perawat 1. S2 Keperawatan 2
2. Ners 7
3. S1 Keperawatan 1
4. D4 Keperawatan 3
5. D3 Keperawatan 2
6. D4 perawat gigi 1
Penata/Perawat anastesi 1. Ners 6
2. D3 Keperawatan 1

25
BAB IX
PROGRAM ORIENTASI

Kegiatan orientasi merupakan hal penting sebelum seseorang melakukan suatu


kegiatan untuk mendapatkan informasi dari lingkungan tugasnya, bertujuan agar cepat
beradaptasi dalam melaksanakan tugas. Pengertian orientasi adalah proses penyesuaian
bagi pekerja baru di lingkungan organisasi. Orientasi dapat diartikan sebagai usaha
Rumah Sakit agar lingkungan/iklim bisnis suatu organisasi/Rumah Sakit. Sebelum
pegawai atau pegawai ditempatkan pada pekerjaannya, maka terlebih dahulu
dilaksanakan orientasi. Kata orientasi berasal dari Bahasa inggris “Orient” yang artinya
mengatakan penyesuaian diri atau menyesuaikan diri, bertujuan untuk:
1) Memperkenalkan pegawai baru untuk mengenal organisasi, tujuan organisasi, struktur
organisasi dan para pemimpinnya
2) Menanamkan dalam diri pegawai baru agar mempunyai kesadaran dalam berperan
dan terliba dalam organisasi yang jauh lebih besar daripada kelompok kerjanya sendiri
3) Membuka peluang bagi pegawai baru untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan
mengenai berbagai pokok yang menyangkut dirinya
4) Memberi kepada pegawai baru suatu pengarahan dasar yang diperlukannya untuk
berhasil dalam pekerjaannya
5) Mengajarkan kepada pegawai baru bahan yang secukupnya dalam hal kebijakan dan
prosedur-prosedur organisasi agar terhindar dari berbagai kesalahan yang tidak perlu
terjadi pada awal masa kerjanya
6) Memperkenalkan pegawai baru dengan berbagai fasilitas fisik dalam Rumah Sakit

Objek orientasi ini dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:


a. Hal-hal umum, yaitu pengetahuan tentang Organisasi
 Sejarah perkembangan organisasi
 Produk/pelayanan yang dihasilkan
 Proses produksi dan keadaan organisasi
b. Hal-hal khusus, berhubungan dengan pekerjaan
 Kondisi kerja
 Upah dan jaminan sosial
 Program kesehatan dan keselamatan
 Program pelayanan
 Deksripsi jabatan atau pekerjaannya
 Tempat atau peralatan kerjanya
26
 Teman atau bawahan dalam pekerjaan
 Lain-lain sesuai dengan penyesuaian diri

Dalam pelaksanaannya, orientasi terbagi kepada dua bentuk orientasi yaitu:


1. Orientasi Formal
Bentuk orientasi formal yang dilakukan jika jumlah pegawai baru yang diterima
banyak. Dalam program orientasi formal, terdapat beberapa aspek yang dikenakan
dan diberikan antara lain: masalah organisasional, termasuk pabrik (kalau ada
pabrik), perkenalan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan kerja (baik
atasan,bawahan maupun rekan sekerja), kompensasi maupun tugas dan jabatan.
2. Orientasi Informal (Buddy System)
Bentuk orientasi informal yang dilakukan jika jumlah pegawai baru yang diterima
sedikit. Buddy yang artinya adalah teman baik, menunjukkan bahwa pada buddy
system, pegawai baru diperlakukan sebagai teman baik. Sehingga dalam program
orientasinya, pegawai baru tersebut diajak berkeliling lokasi pekerjaan dan
dikenalkan kepada pegawai senior.
A. Program Orientasi Formal
Ada beberapa aspek yang dibahas dalam Program Orientasi Formal pada
organisasi yaitu masalah organisasional Rumah Sakit, perkenaalan (baik
atasan,bawahan maupun rekan sekerja), dan tugas jabatan.
Aspek-aspek yang dibahas dalam program orientasi
 Organisasional
 Perkenalan
 Kompensasi Pegawai
 Tugas dan Jabatan

1. Yang dibahas dalam aspek organisasional adalah


a. Sejarah dan Perkembangan Rumah Sakit
Masalah organisasional yang mutlak diberikan adalah sejarah dan
perkembangan Rumah Sakit. Dalam ssejarah Rumah Sakit biasanya dapat
diketahui:
- Latar Belakang
- Para Pendiri
- Kapan berdiri
- Filosofi nama Rumah Sakit
27
- Bidang usaha Rumah Sakit
- Perkembangan Rumah Sakit
b. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang penting dijelaskan, karena akan berhubungan dengan
siapa yang mempunyai wewenang tertentu dan siapa yang tidak. Melalui
struktur organisasi dapat diketahui unit kerja/instalasi dan divi-divisi dan jenis
pelayanan suatu organisasi.
c. Pengenalan Fasilitas
Pengenalan fasilitas, agar pegawai baru mengetahui fasilitas yang ada pada
organisasi kerjanya yang mendorong dalam bekerja nyaman, efisien dan
efektif.
d. Masa Percobaan
Masa percobaan pegawai adalah masa dimana kedua belah pihak yaitu
pegawai dan organisasi dapat menggunakan haknya masing-masing untuk
melakukan pemutusan hubungan kerja tanpa keharusan membayar pesangon
kepada pegawai. Masa percobaan yang dilakukan adalah 3 bulan sejak
pegawai mulai dipekerjakan dan diberikan gaji sesuai yang telah disetujui
pegawai.
e. Kebijakan dan Aturan Organisasi
Kebijakan dan aturan yang diterapkan kepada karyawan tentang
pengangkatan pegawai, pemindahan pegawai, promosi pegawai, demosi
pegawai, serta kebijaksanaan dalam mengembangkan pegawai.
Pengangkatan dilakukan setelah seorang calon karyawan dinyatakan lulus
dalam masa percobaan dengan cara memberitahukan dengan cara terulis
(surat pengangkatan). Pengangkatan tersebut dihitung sejak calon pegawai
bekerja pada masa percobaan.
Promosi dilakukan jika ada lowongan pekerjaan pada tingkat yang lebih tinggi.
Promosi diusulkan oleh atasan berdasarkan penilaian bahwa pegawai yang
bersangkutan dianggap telah cukup berpengalaman, bertanggung jawab,
memiliki kondite yang baik, telah memiliki program dan pelatihan yang
diperlukan dan yang paling penting adalah pegawai yang bersangkutan telah
lulus fit and proper test. Demosi (penuruan eselon/golongan jabatan), berhak
dilakukan perusahaan atas permintaan dan rekomendasi pimpinan. Demosi
karyawan tidak mengurangi ha katas jumlah gaji dasar dan tunjangan prestasi
serta masa kerja, meskipun fasilitas lain dikurangi.
f. Peraturan Disiplin
28
Disiplin kerja yang diberlakukan di organisasi rumah sait mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai yang
mengatur kewajiban, larangan dan sanksi diberikan jika terjadi pelanggaran
atas larangan tersebut.
g. Prosedur Keamanan
Prosedur keamanan kerja diberikan kepada pegawai agar dalam bekerja,
keselamatan kerja dapat terjamin. Keselamatan kerja dimulai dari
perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Meliputi
pakaian kerja lapangan, pakaian dinas harian serta alat-alat keselamatan erja
sesuai kondisi kerjanya yaitu helm pengaman, sabuk pengaman/safety belt,
sarung tangan/karet/kain katun, tangga untuk penaikan tiang, pelindung
wajar/masker, sepatu kerja dan alat pelindung lainnya, peralatan disesuaikan
dengan kondisi pekerjaannya.
h. Produk/Jasa yang dibuat
Produk dan jasa yang dibuat oleh organisasi perlu dikenakan pada saat
orientasi, sehingga pegawai mengetahui produk-produk dan jasa-jasa apa saja
yang dihasilkan.
2. Perkenalan
Dalam perkenalan biasanya yang dibahas adalah:
a. Penyelia (atasan)
Dalam acara orientasi, penyelia mengenalkan siapa atasan (penyelia) bagi
pekerjaan yang bersangkutan. Hal ini jelas diperlukan demi kelancaran
pekerjaan dengan mengetahui siapa atasannya, pegawai baru tersebut akan
menemui orang yang tepat jika ada masalah dalam pekerjaannya.
b. Para Pelatih
Disamping penyelia (atasan), dalam acara orientasi juga mengenalkan siapa
yang akan bertindak sebagai pelatih. Hal ini jelas diperlukan sekali jika
pegawai baru menemukan kesulitan dalam pekerjaannya. Diharapkan dengan
mengetahui siapa pelatihnya, pegawai baru akan tidak sungkan dan malu
bertanya tentang beberapa hal dalam pekerjaannya.
c. Rekan Sekerja
Rekan sekerja dalam satu rumah sakit juga perlu dikenalkan pada pegawai
baru. Teman sekerja jelas lebih dahulu masuk pekerjaan itu. Sehingga kalau
ada informasi-informasi yang belum diketahui, dapat ditanyakan kepada
teman/rekan sekerja. Rekan sekerja ini nantinya berfungsi sebagai penolong
dalam pekerjaan sehari-hari. Oleh karena itu, selaku orang baru, perlu
29
mengetahui dan mempelajari lebih lanjut karakter teman satu pekerjaan
tersebut.
d. Bimbingan Karyawan
Bimbingan pegawai perlu dikenalkan (Direktur, atasan langsung) pada pegawai
baru. Bimbingan ini biasanya akan memberikan semacam nasehat-nasehat
yang menyangkut masalah-masalah mental dan pribadu pegawai.

3. Kompensasi
Kompensasi mengenalkan hal-hal:
a. Sistem Pengupahan
Beberapa komponen tetap gaji pengupahan yang menjadi hak pegawai terdiri
dari:
1) Gaji Bruto
2) Tunjangan Fungsional
3) Tunjangan Beras
4) Tunjangan TPP
5) Jasa Medis
6) Makanan Pegawai (Employees Meals)
7) Pakaian Dinas
b. Cuti & liburan
Kebijakan pemberian cuti dalam satu tahun sebanyak 12 hari kerja.
c. Jam Istirahat
Jam istirahat karyawan di Instalasi Bedah Sentral tidak ada.

4. Tugas dan Jabatan


Pada saat orientasi perlu dijelaskan lokasi pekerjaan, tugas dan jabatan
pekerjaan pegawai yang bersangkutan dan hubungan dengan pekerjaan lainnya.
Hal ini akan bermanfaat pada persiapan, produktifitas, kelancaran dan kecepatan
pegawai dalam melaksanakan pekerjaan.

B. Program Orientasi Informal


Seperti telah diuraikan diatas, program orientasi informal (Buddy System) adalah
program orientasi yang dilakukan jika jumlah pegawai baru yang diterima
sedikit/sangat sedikit. Biasanya buddy system ini diberlakukan bila pegawai baru
hanya 1 atau 2 orang. Artinya pegawai baru tersebut dibimbing melalui program
informal yaitu pertemanan. Melalui konsep “Teman”, pegawai baru diajak
30
berkeliling rumah sakit dan dikenalkan kepada pegawai senior. Proses berikutnya
adalah proses pembimbingan melalui konsep teman baik. Biasanya, program
orientasi informal ini berlaku pada rumah sakit kecil. Sedangkan pada rumah sakit
besar, penerimaan pegawai jarang 1 atau 2 orang tetapi mencapai puluhan
bahkan ratusan orang.

BAB X
PERTEMUAN / RAPAT

Kegiatan rapat atau pertemuan yang dilakukan Instalasi Bedah adalah pertemuan
rapat bulanan dan sewaktu-waktu. Rapat bulanan membahas tentang masalah-masalah
yang ditemukan selama 1 bulan yang telah berjalan dan mencari penyelesaiannya.

31
BAB XI
PELAPORAN

Laporan yang dilaksanakan di instalasi bedah adalah laporan harian, laporan


bulanan dan laporan tahunan.
1. Laporan Harian
Laporan harian adalah serah terima dalam pertukaran shift yang membahas antara
lain: rencana pekerjaan/ operasi selanjutnya, serah terima keadaan pasien, dan
penatalaksanaan selanjutnya. Serah terima alat-alat medis dan ketersediaan obat.
2. Laporan Bulanan
Laporan bulanan mencakup tentang jumlah operasi dalam satu bulan yang telah
berjalan, sumber daya manusia serta kualifikasinya, dan angka kematin ibu atau bayi
serta kejadian luar biasa yang diserahkan kepada rekam medik rumah sakit.
3. Laporan Tahunan
Laporan tahunan mencakup tentang akumulasi dari laporan bulanan yang diserahkan
kepada rekam medik sebagai dasar untuk laporan tahunan rumah sakit.

Ditetapkan Di : Makassar
Pada Tanggal : 15 agustus 2022
Direktur RSUD Labuang Baji

drg. Abdul Haris Nawawi,M.Kes


NIP.19630624 199402 1 001

32

Anda mungkin juga menyukai