TENTANG
5. Peraturan Daerah ….
6. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti
Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Kepulauan
Meranti (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan
Meranti Tahun 2016 Nomor 9), sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Kepulauan Meranti Nomor 5 Tahun 2021
tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Kepulauan Meranti Nomor 9 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Kepulauan Meranti (Lembaran Daerah
Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2021 Nomor 5);
7. Peraturan Bupati Kepulauan Meranti Nomor 40 Tahun
2018 tentang Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital
By Laws) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Kepulauan Meranti (Berita Daerah Kabupaten
Kepulauan Meranti Tahun 2018 Nomor 40);
8. Keputusan Bupati Kepulauan Meranti Nomor:
Kpts.821.3/IX/2021/077 tentang Pengangkatan dan
Pengukuhan Pejabat Struktural Eselon III.A dan III.B di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti;
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di Selatpanjang
pada tanggal 03 Januari 2022
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI,
dr. SUHADI, MM
LAMPIRAN
Pembina
NIP. 19660903 200904 1 001
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
NOMOR: 445/Kpts-Dir/I/2022/12
TENTANG
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN GIZI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
KEPULAUAN MERANTI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1) Tujuan umum :
C. Ruang Lingkup
c. Penyelenggaraan makanan.
D. Batasan Operasional
E. Dasar Hukum
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
1. Kepala Unit Pelayanan Gizi
Kepala unit gizi adalah penanggung jawab umum organisasi unit
pelayanan gizi di sebuah rumah sakit, yang ditetapkan oleh
pimpinan rumah sakit. Kepala unit gizi bertugas memimpin
penyelenggaraan pelayanan gizi di rumah sakit, yang pada
umumnya bertanggung jawab kepada kasi penunjang medik.
Tugas pokok dan uraian tugas kepala unit gizi rumah sakit meliputi :
a. Tugas pokok : menyelenggarakan kegiatan dan mengelola fasilitas di
unit gizi.
b. Uraian tugas :
- Menyusun dan merencanakan kegiatan pelayanan dan standar
prosedur operasional (SPO) di unit gizi.
- Mengumpulkan mengolah data dan menyajikan laporan di unit
gizi.
- Mengawasi pangadaan, pengolahan dan penyaluran makanan
pasien dan pegawai sesuai dengan Peraturan Pemberian
Mkanan Rumah Sakit (PPM-RS) dan Kebijaksanaan Direktur.
- Mengawasi kegiatan asuhan gizi/ nutrisi baik rawat jalan dalam
bentuk penyuluhan dan konsultasi di poli klinik gizi maupun
rawat inap dalam bentuk Nutritional Care Process (NCP) yang
dilakukan oleh pegawai/ tenga dalam jabatan fungsional
nutrisionis.
- Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan di unit gizi.
- Membina, membimbing dan mengawasi staf di unit gizi.
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam
rangka kelancaran tugas rumah sakit.
Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti saat
ini berada pada kelas Tipe C, untuk melaksanakan tugas-tugas
tersebut maka seorang kepala unit gizi rumah sakit harus
memenuhi kriteria tertentu sebagai berikut :
1) Lulusan S1-Gizi/ Kesehatan dengan pendidikan dasar D3-
Gizi.
2) Lulusan D4-Gizi dengan Pendidikan dasar D3-Gizi.
3) Serendah-rendahnya lulusan D3 Gizi dengan pengalaman
kerja tertentu.
2. Penanggung Jawab Ruangan
Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, maka pendidikan
tenaga penanggung jawab ruangan di unit gizi rumah sakit umum
daerah kabupaten kepulauan Meranti yang mempunyai kelas Tipe
C harus mempunyai kriteria tertentu:
a. Lulusan S1-Gizi/ Kesehatan dengan Pendidikan dasar D3-Gizi.
b. Lulusan D4-Gizi dengan Pendidikan dasar D3- Gizi
c. Serendah-rendahnya lulusan D3-Gizi.
3. Pelaksana
Pelaksana yang dimaksud adalah petugas gizi yang bertugas
sebagai juru masak.
Juru Masak dan pramusaji
Juru masak yaitu tenaga pengolahan bahan makanan yang
bertugas mulai dari persiapan bahan makanan hingga
pendistribusian mempunyai kriteria pendidikan SMU.
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi tenaga gizi disesuaikan dengan tingkat pendidikan pada unit
gizi di rumah sakit. Adapun kegiatan unit gizi di rumah sakit adalah
sebagai berikut :
- Tenaga untuk penyelenggaraan makanan.
- Tenaga untuk asuhan rawat jalan.
- Tenaga untuk asuhan rawat inap.
C. Pengaturan Jaga
Shift di dapur hanya ada dua shift jaga, shift pagi dan sore. Setiap
shift ada 1 orang gizi dan 2-3 orang petugas gizi lainnya.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
1) Poli Gizi
L
E
TIMBANGAN
MEJA
PINTU
2) Dapur
R. PERSIAPAN R. PENGOLAHAN PINTU
MEJA
PENERIMAAN
P
I
N
T P GUDANG P
U I I
R. PERSIAPAN BAHAN
N N
T MAKANAN T
MEJA
U U
PENCUCIAN
MEJA
MAKANAN PENYAJIAN
CAIR PENCUCIAN
ALAT MASAK
R. PENGOLAHAN
B. Standar Fasilitas
Pelayanan gizi di RSUD Kabupaten Kepulauan Meranti mempunyai
standar fasilitas Poli gizi. Adapun fasilitas yang ada adalah :
Meja dan kursi
Lemari buku
Telepon
C. Dapur
Adapun fasilitas yang ada adalah :
Meja dan kursi
Lemari makanan
Lemari penyimpanan alat makan pasien
Lemari penyimpanan bahan makanan kering
Kulkas
Magicom
Kompor gas
Kuali
Pisau
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Pelayanan gizi rawat jalan
- Lakukan skrining gizi pada pasien baru yang akan dirawat inap oleh
petugas yang pertama menerima pasien.
C. Penyelenggaraan makanan
Bentuk penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah dengan
sistem swakelola, Unit Gizi bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
seluruh kegiatan penyelenggaraan makanan. Dalam sistem swakelola ini,
seluruh sumber daya yang diperlukan (tenaga, dana, metoda, sarana dan
prasarana) disediakan oleh pihak rumah sakit.
Kegiatan penyelenggaraan makanan untuk konsumen rumah sakit,
meliputi :
Penyusunan Standar Bahan Makanan Rumah Sakit
Langkah Penyusunan Standar Bahan Makanan Seorang Sehari
Kumpulkan semua data permintaan makanan dari setiap ruang
perawatan
Rekap semua permintaan makanan berdasarkan kelas
perawatan, tingkat diet dan jenis diet
Tentukan standar porsi tiap bahan makanan dan buat berat
kotor
Hitung kebutuhan bahan makanan sesuai dengan siklus menu
dan jumlah pasien berdasarkan kelas perawatan
Hitung dengan cara : Jumlah pasien X Berat kotor + 5%
Perencanaan Menu
Langkah-langkah perencanaan menu adalah:
Bentuk Tim
Kumpulkan tanggapan-tanggapan menu yang lalu
Catat jumlah pemasak, alat dapur yang tersedia
Buat rincian dan jumlah konsumen
Lihat peraturan pemberian makanan di rumah sakit
Tetapkan suatu siklus menu
Tetapkan besar porsi untuk setiap hidangan menu
Membuat menu khusus hari raya atau hari tertentu
Susun menu yang diinginkan
Distribusi Makanan
Distribusi makanan adalah serangkaian proses kegiatan penyampaian
makanan sesuai dengan jenis makanan dan jumlah porsi konsumen /
pasien yang dilayani.
Untuk sistem distribusi, Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Kepulauan Meranti menggunakan Sistem Distribusi yang
dipusatkan / Sentralisasi. Adapun langkah-langkah distribusi
makanan untuk pasien biasa adalah :
Cuci tangan.
Gunakan masker, sarung tangan plastik, apron, topi.
Letakkan etiket makan pasien di plato untuk mempermudah
membedakan diet pasien.
Masukkan nasi, lauk pauk dan sayuran serta buah ke dalam
plato.
Tambahkan 1 buah sendok makan untuk tiap plato.
Tutup dengan plastik makanan plato yang telah diisi. Hal Ini
dilakukan untuk melindungi makanan dari bakteri dan
masuknya bahan yang berbahaya.
Masukkan plato ke dalam trolley makanan
Makanan akan diantar ke tiap tiap ruang rawat inap sesuai
dengan jadwal makan pasien.
- Makan pagi pukul 07.00 WIB
- Selingan I pukul 09.00 WIB
- Makan siang pukul 12.00 WIB
- Selingan II pukul 15.00 WIB
- Makan malam pukul 18.00 WIB
Diet pasien diantar sesuai dengan etiket yang telah dibuat.
Beritahu kepada pasien atau keluarga pasien bahwa plato
makanan akan diambil 1 (satu) jam setelah makanan dibagikan.
Buang masker dan sarung tangan plastik ke dalam tong sampah
non infeksius.
Simpan apron dan topi.
Cuci tangan.
Distribusi makanan terhadap pasien COVID-19 di ruang isolasi
COVID-19 (pinere):
Cuci tangan.
Gunakan masker, sarung tangan plastik, apron, topi.
Letakkan etiket makan pasien di plato untuk mempermudah
membedakan diet pasien.
Masukkan nasi, lauk pauk dan sayuran serta buah ke dalam
plato.
Tambahkan 1 buah sendok makan untuk tiap plato.
Tutup dengan plastik makanan plato yang telah diisi. Hal Ini
dilakukan untuk melindungi makanan dari bakteri dan
masuknya bahan yang berbahaya.
Masukkan plato ke dalam trolley makanan
Makanan akan diantar ke tiap tiap ruang rawat inap sesuai
dengan jadwal makan pasien.
- Makan pagi pukul 07.00 WIB
- Selingan I pukul 09.00 WIB
- Makan siang pukul 12.00 WIB
- Selingan II pukul 15.00 WIB
- Makan malam pukul 18.00 WIB
Diet pasien diantar sesuai dengan etiket yang telah dibuat.
Petugas penyaji makanan menyerahkan makanan kepada
perawat yang bertugas di ruang isolasi COVID-19 (pinere), catat
waktu dan jumlah porsi makanan yang akan disajikan sesuai
daftar permintaan makanan pasien.
Perawat pinere menyajikan makanan sesuai dengan identitas
pasiennya.
Perawat Pinere memberitahukan kepada pasien bahwa plato
makanan akan diambil 1 (satu) jam setelah makanan dibagikan
Petugas Kebersihan melakukan pengambilan alat makan yang
sudah disajikan dan membuangnya ke tempat pembuangan
sampah infeksius
Buang masker dan sarung tangan plastik ke dalam tong sampah
infeksius.
Cuci tangan dengan handsinitizer.
Setelah alat makan dibawa kedapur, makan alat makan pasien tersebut
siap untuk dibersihkan. Langkah-langkah pencucian alat makan pasien :
1. Sebelum mengantarkan diet pada pasien, teliti kembali diet yang akan
diberikan, apakah sudah sesuai dengan daftar makanan pasien atau etiket
makan yang telah dicantumkan pada nampan. Etiket makan berisi nama
pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik/No RM, kamar dan jenis diet.
2. Ketuk pintu ruangan pasien dan memberikan salam (selamat pagi/siang/
sore).
3. Tanyakan nama lengkap dan umur pasien dengan tersenyum ketika
mengantarkan diet.
4. Persilahkan makan kepada pasien atau keluarga dengan sopan.
5. Apabila terdapat pasien baru, jelaskan pada pasien jika selesai makan, alat
makan kotor sebaiknya tidak dikeluarkan dari ruangan, dan jelaskan pada
pasien bahwa 1 jam kemudian akan ada petugas yang mengambil alat
makan kotor ke ruangan pasien.
6. Apabila terdapat pertanyaan dari pasien, jawab pertanyaan dengan bijak
dan jelas.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
1. Pengertian
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus
diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat
kesalahan kerja petugas ataupun kelalaian/kesengajaan.
2. Tujuan
Menurut undang-undang Keselamatan Kerja Tahun 1970, syarat-syarat
keselamatan kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya,
dengan tujuan :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusanangin, cuaca,
sinar atau radiasi.
g. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik/ psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
h. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
i. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
j. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat perlakuan dan
penyimpanan barang
k. Mencegah terkena aliran listrik.
3. Prisip Keselamatan Kerja Pegawai Dalam Proses Penyelenggaraan
a. Pengendalian teknis mencakup :
- Letak, bentuk dan kontruksi alat sesuai dengan kegiatan dan
memenuhi syarat yang telah ditentukan.
- Ruangan dapur cukup luas, denah sesuai arus kerja dan dapur
dari bahan-bahan kontruksi yang memenuhi syarat.
- Perlengkapan alat kecil yang cukup disertai tempat penyimpanan
yang praktis.
- Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
- Tersedianya ruang istirahat untuk pegawai.
b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan
terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh pegawai.
c. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja
dari pegawai.
d. Volume kerja yang dibebankan hendaknya sesuai dengan jam kerja
yang telah ditetapkan.
e. Maintenence (perawatan) alat dilakukan secara kontinyu agara
peralatan tetap dalam kondisi yang layak dipakai.
f. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi pegawai.
g. Adanya fasilitas/ peralatan pelindung keselamatan bagi pegawai.
h. Petunjuk penggunaan alat keselamatan kerja.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
1. Pengawasan
Pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang
mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana,
instruksi, pedoman, standar, peraturan dan hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan yang diharapkan.
2. Pengendalian
Pengendalian adalah bentuk untuk melakukan pembetulan atau
perbaikan pelaksanaan yang terjadi sesuai dengan arah yang
ditetapkan.
3. Evaluasi/penilaian
Evaluasi adalah salah satu implementasi fungsi manajemen.
Perencanaan Menu
Pengadaan makanan
Penerimaan Makanan
Transit Makanan
Ya Tidak
Pemesanan Menu
Pendistribusian Makanan
Petugas Pinere yang melayani Petugas Pinere tidak ada Petugas di Ruang
COVID-19 pasien COVID-19 Isolasi TB
dr. SUHADI, MM
Pembina
NIP. 19660903 200904 1 001