Anda di halaman 1dari 33

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Jalan Dorak Selatpanjang – Kode Pos 28753
Telp./Fax (0763)32004 E-Mail : rsud_meranti@yahoo.co.id
Website : rsud.merantikab.go.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
NOMOR: 445/Kpts-Dir/IV/2021/…

TENTANG

PENETAPAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI,

Menimbang : a. bahwa pelayanan gizi perlu dilakukan untuk


mempertahankan, memperbaiki dan meningkatkan
status gizi melalui pendekatan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif;
b. bahwa saat ini terjadi kecenderungan peningkatan
kasus penyakit terkait gizi (nutrition-related disease)
khususnya pada kelompok rentan yang memerlukan
penatalaksanaan secara khusus melalui pelayanan gizi
terutama sekali di rumah sakit pada masa pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) saat ini;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kepulauan Meranti;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2009 tentang
Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi
Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4968;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 153, Tambahan Lembaga Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga
Gizi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 477);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2013
tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1559);

5. Peraturan Daerah ….
6. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti
Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Kepulauan
Meranti (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan
Meranti Tahun 2016 Nomor 9), sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Kepulauan Meranti Nomor 5 Tahun 2021
tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Kepulauan Meranti Nomor 9 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Kepulauan Meranti (Lembaran Daerah
Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2021 Nomor 5);
7. Peraturan Bupati Kepulauan Meranti Nomor 40 Tahun
2018 tentang Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital
By Laws) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Kepulauan Meranti (Berita Daerah Kabupaten
Kepulauan Meranti Tahun 2018 Nomor 40);
8. Keputusan Bupati Kepulauan Meranti Nomor:
Kpts.821.3/IX/2021/077 tentang Pengangkatan dan
Pengukuhan Pejabat Struktural Eselon III.A dan III.B di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN PELAYANAN


GIZI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
KEPULAUAN MERANTI.
KESATU : Menetapkan Pedoman Pedoman Pelayanan Gizi Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Pedoman sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KESATU
wajib menjadi acuan dalam rangka pelayanan Gizi Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti.
KETIGA : Pelaksanaan Keputusan ini harus senantiasa berpedoman
kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
KEEMPAT : Pada saat Keputusan Direktur ini mulai berlaku, maka
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kepulauan Meranti Nomor: 445/Kpts-Dir/XII/
2018/407 tentang Pedoman Pelayanan Gizi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Selatpanjang
pada tanggal 03 Januari 2022
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI,

dr. SUHADI, MM
LAMPIRAN
Pembina
NIP. 19660903 200904 1 001
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
NOMOR: 445/Kpts-Dir/I/2022/12
TENTANG
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN GIZI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
KEPULAUAN MERANTI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan pelayanan gizi di rumah sakit memerlukan sebuah


pedoman sebagai acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat
proses penyembuhan pasien, memperpendek lama hari rawat, dan
menghemat biaya perawatan.

Masalah gizi di rumah sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang


secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses
penyembuhan. Kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi
(nutrition-related disease) pada semua kelompok rentan mulai dari ibu hamil,
bayi, anak, remaja hingga lanjut usia (lansia), memerlukan penatalaksanaan
gizi secara khusus. Oleh karena itu, dibutuhkan pelayanan gizi yang bermutu
untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal.

Penatalaksanaan pelayanan gizi di rumah sakit memerlukan sebuah


pedoman sebagai acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat
proses penyembuhan pasien, memperpendek lama hari rawat, dan
menghemat biaya perawatan maka disusun pedoman pelayanan gizi di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti sehingga
diharapkan dapat melaksanakan kegiatan pelayanan gizi sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan.

B. Tujuan

1) Tujuan umum :

Terciptanya sistem pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna


sebagai bagian dari pelayanan kesehatan di rumah sakit.
2) Tujuan khusus :

a) menyelenggarakan asuhan gizi terstandar pada pelayanan gizi


rawat jalan dan rawat inap.

b) menyelenggarakan makanan sesuai standar kebutuhan gizi


dan aman dikonsumsi.

c) menyelenggarakan konseling gizi dan penyuluhan pada klien/


pasien dan keluarganya.

d) tersedianya panduan dalam rangka melindungi keselamatan


dan kesehatan tenaga pengelola, pelaksana, dan tenaga
kesehatan dan non kesehatan terutama sekali di ruang
isolasi/pinere.

C. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup pelayanan gizi meliputi :

a. Pelayanan gizi rawat jalan;

b. Pelayanan gizi rawat inap;

c. Penyelenggaraan makanan.

D. Batasan Operasional

a. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/


terstruktur yang memungkinkan untuk identifikasi kebutuhan gizi
dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

b. Dietetik adalah integrasi, aplikasi dan komunikasi dari prinsip-


prinsip keilmuan makanan, gizi, sosial dan keilmuan dasar untuk
mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal secara
individual melalui pengembangan, penyediaan dan pengelolaan
pelayanan gizi dan makanan di berbagai area/ lingkungan/ latar
belakang praktek pelayanan.

c. Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses


komunikasi dua arah yang dilaksanakan oleh Tenaga Gizi untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku
pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi sehingga
pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya.
d. Kolaborasi yaitu proses dimana individu, kelompok dengan
kepentingan yang sama bergabung untuk menangani masalah
yang teridentifikasi. Pada pelaksanaan PAGT , dietisien
mengkomunikasikan rencana, proses, dan hasil monitoring
evaluasi kegiatan asuhan gizi kepada pasien dan petugas
kesehatan lain yang menangani masalah gizi tersebut.

e. Monitoring dan evaluasi gizi adalah kegiatan untuk mengetahui


respon pasien/ klien terhadap intervensi dan tingkat
keberhasilannya.

f. Pelayanan gizi adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatkan


gizi, makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien
yang merupakansuatu rangkaian kegiatan yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran,
implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam
rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat
atau sakit.

g. Peskripsi diet adalah rekomendasi kebutuhan zat gizi pasien


secara individual mulai dari menetapkan kebutuhan energi,
komposisi zat gizi yang mencakup zat gizi makro dan mikro, jenis
diet, bentuk makanan, frekuensi makan dan rute pemberian
makanan. Preskripsi diet dirancang berdasarkan pengkajian gizi,
komponen diagnosis gizi, rujukan, rekomendasi, kebijakan dan
prosedur serta kesukaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pasien/
klien.

h. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah pendekatan


sistematik dalam memberikan pelayanan asuhan gizi yang
berkualitas yang dilakukan oleh tenaga gizi, melalui serangkaian
aktivitas yang terorganisir yang meliputi identifikasi kebutuhan
gizi sampai pemberian pelayanannya untuk memenuhi kebutuhan
gizi.

i. Tenaga gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di


bidang gizi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tenaga gizi meliputi Technical Registered Dietisien(TRD),
Nutrisionis Registered (NR) dan Registered Dietisien (RD).

j. Technical Registered Dietisien (TRD) adalah seorang yang telah


mengikuti dan menyelesaikan pendidikan diploma tiga gizi sesuai
aturan yang berlaku atau Ahli Madya Gizi (AMG) yang telah lulus
uji kompetensi dan teregistrasi seuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

k. Nutrisionis Registered (NR) adalah tenaga gizi sarjana terapan gizi


dan sarjana gizi yang telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

l. Registered Dietisien (RD) adalah tenaga gizi sarjana terapan gizi


atau sarjana gizi yang telah mengikuti pendidikan profesi
(internship) dan telah lulus uji kompetensi serta teregistrasi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan berhak mengurus izin
memberikan pelayanan gizi, makanan dan dietetik dan
menyelenggarakan praktik gizi mandiri.

E. Dasar Hukum

1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pembentukan


Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau.
2) Undang Undang nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.
3) Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi.
5) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun
2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
6) Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Nomor 5 Tahun
2021 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Kepulauan Meranti Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti.
7) Peraturan Bupati Kepulauan Meranti Nomor 40 Tahun 2018
tentang Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
1. Kepala Unit Pelayanan Gizi
Kepala unit gizi adalah penanggung jawab umum organisasi unit
pelayanan gizi di sebuah rumah sakit, yang ditetapkan oleh
pimpinan rumah sakit. Kepala unit gizi bertugas memimpin
penyelenggaraan pelayanan gizi di rumah sakit, yang pada
umumnya bertanggung jawab kepada kasi penunjang medik.

Tugas pokok dan uraian tugas kepala unit gizi rumah sakit meliputi :
a. Tugas pokok : menyelenggarakan kegiatan dan mengelola fasilitas di
unit gizi.
b. Uraian tugas :
- Menyusun dan merencanakan kegiatan pelayanan dan standar
prosedur operasional (SPO) di unit gizi.
- Mengumpulkan mengolah data dan menyajikan laporan di unit
gizi.
- Mengawasi pangadaan, pengolahan dan penyaluran makanan
pasien dan pegawai sesuai dengan Peraturan Pemberian
Mkanan Rumah Sakit (PPM-RS) dan Kebijaksanaan Direktur.
- Mengawasi kegiatan asuhan gizi/ nutrisi baik rawat jalan dalam
bentuk penyuluhan dan konsultasi di poli klinik gizi maupun
rawat inap dalam bentuk Nutritional Care Process (NCP) yang
dilakukan oleh pegawai/ tenga dalam jabatan fungsional
nutrisionis.
- Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan di unit gizi.
- Membina, membimbing dan mengawasi staf di unit gizi.
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam
rangka kelancaran tugas rumah sakit.
Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti saat
ini berada pada kelas Tipe C, untuk melaksanakan tugas-tugas
tersebut maka seorang kepala unit gizi rumah sakit harus
memenuhi kriteria tertentu sebagai berikut :
1) Lulusan S1-Gizi/ Kesehatan dengan pendidikan dasar D3-
Gizi.
2) Lulusan D4-Gizi dengan Pendidikan dasar D3-Gizi.
3) Serendah-rendahnya lulusan D3 Gizi dengan pengalaman
kerja tertentu.
2. Penanggung Jawab Ruangan
Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, maka pendidikan
tenaga penanggung jawab ruangan di unit gizi rumah sakit umum
daerah kabupaten kepulauan Meranti yang mempunyai kelas Tipe
C harus mempunyai kriteria tertentu:
a. Lulusan S1-Gizi/ Kesehatan dengan Pendidikan dasar D3-Gizi.
b. Lulusan D4-Gizi dengan Pendidikan dasar D3- Gizi
c. Serendah-rendahnya lulusan D3-Gizi.

3. Pelaksana
Pelaksana yang dimaksud adalah petugas gizi yang bertugas
sebagai juru masak.
Juru Masak dan pramusaji
Juru masak yaitu tenaga pengolahan bahan makanan yang
bertugas mulai dari persiapan bahan makanan hingga
pendistribusian mempunyai kriteria pendidikan SMU.

B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi tenaga gizi disesuaikan dengan tingkat pendidikan pada unit
gizi di rumah sakit. Adapun kegiatan unit gizi di rumah sakit adalah
sebagai berikut :
- Tenaga untuk penyelenggaraan makanan.
- Tenaga untuk asuhan rawat jalan.
- Tenaga untuk asuhan rawat inap.

C. Pengaturan Jaga
Shift di dapur hanya ada dua shift jaga, shift pagi dan sore. Setiap
shift ada 1 orang gizi dan 2-3 orang petugas gizi lainnya.

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
1) Poli Gizi
L
E

TIMBANGAN
MEJA

PINTU

2) Dapur
R. PERSIAPAN R. PENGOLAHAN PINTU

MEJA
PENERIMAAN

P
I
N
T P GUDANG P
U I I
R. PERSIAPAN BAHAN
N N
T MAKANAN T
MEJA
U U
PENCUCIAN

MEJA
MAKANAN PENYAJIAN
CAIR PENCUCIAN
ALAT MASAK

R. PENGOLAHAN

B. Standar Fasilitas
Pelayanan gizi di RSUD Kabupaten Kepulauan Meranti mempunyai
standar fasilitas Poli gizi. Adapun fasilitas yang ada adalah :
 Meja dan kursi
 Lemari buku
 Telepon

C. Dapur
Adapun fasilitas yang ada adalah :
 Meja dan kursi
 Lemari makanan
 Lemari penyimpanan alat makan pasien
 Lemari penyimpanan bahan makanan kering
 Kulkas
 Magicom
 Kompor gas
 Kuali
 Pisau

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Pelayanan gizi rawat jalan

Pelayanan gizi rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten


Kepulauan Meranti meliputi kegiatan konseling gizi dan dietetik di unit
rawat jalan. Mekanisme pasien berkunjung untuk mendapatkan asuhan gizi
di rawat jalan berupa konseling gizi untuk pasien dan keluarga serta
penyuluhan gizi untuk kelompok adalah sebagai berikut :
 Konseling Gizi
1. Pasien datang ke ruang konseling gizi dengan membawa surat
rujukan dokter dari klinik yang ada di rumah sakit atau dari luar
rumah sakit.
2. Dietisien melakukan pencatatan data pasien.
3. Dietisien melakukan asesmen gizi dimulai dengan pengukuran
antropometri pada pasien yang belum ada data TB, BB.
4. Dietisien melanjutkan asesmen/ pengkajian gizi berupa anamnesa
riwayat makan, riwayat personal, membaca hasil pemeriksaan lab
dan fisik klinis (bila ada). Kemudian menganalisa semua data
asesmen gizi.
5. Dietisien menetapkan diagnosis gizi.
6. Dietisien memberikan intervensi gizi berupa edukasi dan konseling
dengan langkah menyiapkan dan mengisi leaflet flyer / brosur diet
sesuai penyakit dan kebutuhan gizi pasien serta menjelaskan
tujuan diet, jadwal, jenis, jumlah bahan makanan sehari
menggunakan alat peraga food model, menjelaskan tentang
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, cara pemasakan
dan lain-lain yang disesuaikan dengan pola makan dan keinginan
serta kemampuan pasien.
7. Dietisien menganjurkan pasien untuk kunjungan ulang, untuk
mengetahui keberhasilan intervensi (monev) dilakukan monitoring
dan evaluasi gizi
8. Pencatatan hasil konseling gizi dengan format ADIME (Asesmen,
Diagnosis, Intervensi, Monitoring & Evaluasi) dimasukkan ke
dalam rekam medik pasien.

B. Pelayanan gizi rawat inap

Mekanisme pelayanan gizi rawat inap adalah sebagai berikut :


 Skrining gizi
Idealnya skrining dilakukan pada pasien baru 1 x 24 jam setelah
pasien masuk RS. Metoda skrining yang digunakan adalah Malnutrition
Universal Screening Tools (MUST).
Langkah langkah skrining gizi :

- Lakukan skrining gizi pada pasien baru yang akan dirawat inap oleh
petugas yang pertama menerima pasien.

- Lakukan wawancara kepada pasien sesuai daftar pertanyaan yang


tertera didalam blanko skrining gizi yang telah disediakan.

- Buat klasifikasi masalah nutrisi jika ada dengan cara membandingkan


antara jawaban dengan standar yang dipakai.

- Apabila pasien dicurigai menderita gangguan nutrisi pada hasil


skrinning, maka pasien akan dilakukan tahapan lebih lanjut oleh
petugas gizi.

Bila hasil skrining gizi menunjukkan pasien berisiko malnutrisi, maka


dilakukan pengkajian / assesmen gizi dan dilanjutkan dengan langkah
langkah proses asuhan gizi terstandar oleh Dietisien. Pasien dengan status
gizi baik atau tidak berisiko malnutrisi, dianjurkan dilakukan skrining
ulang setelah 1 minggu. Jika hasil skrining ulang berisiko malnutrisi maka
dilakukan proses asuhan gizi terstandar.

Penyediaan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien:


- Petugas gizi ruangan melakukan skrining gizi pada pasien dan
melaporkan ke petugas gizi di dapur untuk diet pasien.
- Petugas gizi di dapur mencatat : nama, no rekam medik, alergi
makanan, dan jumlah kalori diet pasien (berdiet khusus) kedalam
buku catatan.
- Petugas gizi didapur memberitahukan kepada petugas yang memasak
untuk menyediakan diet sesuai dengan permintaan.

Selain pasien penyediaan makanan tambahan untuk pegawai yang menjaga


pasien di ruang isolasi TB dan ruang isolasi COVID-19 (pinere) selama
masa pandemi COVID-19 juga dibutuhkan :

- Jumlah ketentuan puding yang didapat untuk petugas yang melayani


pasien isolasi TB : Puding
- Jumlah ketentuan puding yang didapat petugas selama melayani
pasien COVID-19, yaitu:
1) Perawat Pinere : Puding dan pemberian tambahan makanan
seimbang sesuai jadwal sift petugas;
2) Nakes : Puding
3) Non Nakes : Puding
4) Cs pinere : Puding dan tambahan makanan seimbang sesuai
jadwal sift petugas
- Jumlah ketentuan puding yang didapat petugas jika pasien COVID-19
tidak ada, untuk menjaga stamina:
1) Perawat Pinere : pudding
2) Nakes : Puding
3) Non Nakes dan CS : tidak diberikan

 Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)

Proses Asuhan gizi Terstandar dilakukan pada pasien yang berisiko


kurang gizi, sudah mengalami kurang gizi dan atau kondisi khusus dengan
penyakit tertentu, proses ini merupakan serangkaian kegiatan yang
berulang (siklus) sebagai berikut:

Langkah PAGT terdiri dari :

 Petugas gizi melakukan pengkajian gizi (asesmen gizi) yaitu pengkajian


atas:
- Riwayat gizi pasien (gambaran kebiasaan/pola makan)
- Data antropometri
- Data biokimia
- Pemeriksaan fisik/klinis
- Riwayat personal
 Tentukan diagnosa gizi yang sesuai dengan masalah yang ditemukan
pada pengkajian gizi.
 Tentukan intervensi gizi, tentukan jenis diit sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan pasien.
 Monitoring dan evaluasi. Kemajuan dan perkembangan pasien meliputi:
perkembangan data antropometri, perkembangan data laboratorium
yang terkait gizi, perkembangan fisik/klinis, perkembangan asupan
makanan, perkembangan perubahan prilaku dan sikap, perkembangan
diagnosa gizi.

Pemberian terapi gizi terintegrasi pada pasien risiko nutrisi


- Petugas gizi ruangan melakukan pendataan pasien yang berisiko
malnutrisi berdasarkan asesmen lanjut.
- Petugas gizi merencanakan terapi gizi dalam bentuk proses
asuhan gizi terstandar dengan melakukan pengkajian gizi,
menetapkan diagnosa dan merencanakan intervensi gizi.
- Petugas gizi menetapkan menetapkan preskripsi diet sesuai
rencana intervensi gizi, menetapkan rencana monitoring dan target
yang akan dijadikan evaluasi pada akhir terapi.
- Petugas gizi mengkomunikasikan terapi gizi kepada dokter,
perawat dan keluarga pasien.
- Petugas gizi mencatat proses asuhan gizi pada formulir asuhan
terintegrasi di rekam medis.

Apabila keluarga pasien ingin membawa makanan dari rumah, maka


petugas gizi diruangan harus memberikan edukasi kepada keluarga
pasien. Langkah-langkahnya adalah :
 Petugas gizi menginformasikan kepada pasien/ keluarga pasien
bahwa rumah sakit menyediakan makanan untuk pasien, tetapi
apabila keluarga ingin membawa makanan, diperbolehkan dengan
batasan diet yang sesuai dengan kondisi pasien.
 Petugas gizi menjelaskan tentang jenis makanan yang bisa
dipersiapkan dari rumah.
 Petugas menyarankan pemberian selingan untuk pasien diantara
waktu makan.
 Petugas mengevaluasi pemahaman keluarga pasien tentang
makanan dan selingan yang harus dipersiapkan untuk pasien.

Langkah-langkah pemberian terapi gizi terintegritas pada pasien risiko


nutrisi adalah:

 Petugas gizi ruangan melakukan pendataan pasien yang berisiko


malnutrisi berdasarkan asesmen lanjut.
 Petugas gizi merencanakan terapi gizi dalam bentuk proses asuhan
gizi terstandar dengan melakukan pengkajian gizi, menetapkan
diagnosa dan merencanakan intervensi gizi.
 Petugas gizi menetapkan menetapkan preskripsi diet sesuai rencana
intervensi gizi, menetapkan rencana monitoring dan target yang
akan dijadikan evaluasi pada akhir terapi.
 Petugas gizi mengkomunikasikan terapi gizi kepada dokter, perawat
dan keluarga pasien.
 Petugas gizi mencatat proses asuhan gizi pada formulir asuhan
terintegrasi di rekam medis.
Adapun langkah-langkah evaluasi dan monitoring terapi gizi adalah:

 Petugas gizi memantau perkembangan kondisi pasien :


 Evaluasi perkembangan kondisi pasien dengan membandingkan
data dengan tujuan terapi diet yang dibuat.
 Apabila sudah dievaluasi hasilnya belum optimal, maka dilakukan
pengkajian ulang untuk menentukan rencana terapi selanjutnya.
 Hasil monitoring dan evaluasi serta tindakan selanjutnya di catat
dalam rekam medik pasien.

C. Penyelenggaraan makanan
Bentuk penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah dengan
sistem swakelola, Unit Gizi bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
seluruh kegiatan penyelenggaraan makanan. Dalam sistem swakelola ini,
seluruh sumber daya yang diperlukan (tenaga, dana, metoda, sarana dan
prasarana) disediakan oleh pihak rumah sakit.
Kegiatan penyelenggaraan makanan untuk konsumen rumah sakit,
meliputi :
 Penyusunan Standar Bahan Makanan Rumah Sakit
Langkah Penyusunan Standar Bahan Makanan Seorang Sehari
 Kumpulkan semua data permintaan makanan dari setiap ruang
perawatan
 Rekap semua permintaan makanan berdasarkan kelas
perawatan, tingkat diet dan jenis diet
 Tentukan standar porsi tiap bahan makanan dan buat berat
kotor
 Hitung kebutuhan bahan makanan sesuai dengan siklus menu
dan jumlah pasien berdasarkan kelas perawatan
 Hitung dengan cara : Jumlah pasien X Berat kotor + 5%

 Perencanaan Menu
Langkah-langkah perencanaan menu adalah:
 Bentuk Tim
 Kumpulkan tanggapan-tanggapan menu yang lalu
 Catat jumlah pemasak, alat dapur yang tersedia
 Buat rincian dan jumlah konsumen
 Lihat peraturan pemberian makanan di rumah sakit
 Tetapkan suatu siklus menu
 Tetapkan besar porsi untuk setiap hidangan menu
 Membuat menu khusus hari raya atau hari tertentu
 Susun menu yang diinginkan

 Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan


Langkah-langkah perencanaan kebutuhan bahan makanan :
 Susun macam bahan makanan yang diperlukan, lalu golongkan
bahan makanan apakah termasuk dalam :
- Bahan makanan segar
- Bahan makanan kering
 Hitung kebutuhan semua bahan makanan satu persatu dengan
cara :
- Tetapkan jumlah konsumen rata-rata yang dilayani
- Hitung macam dan kebutuhan bahan makanan dalam 1
siklus menu (misalnya : 5, 7 atau 10 hari).
- Tetapkan kurun waktu kebutuhan bahan makanan (1 bulan,
3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun)
- Hitung berapa siklus dalam 1 periode yang telah ditetapkan
dengan menggunakan kalender. Contoh : Bila menu yang
digunakan adalah 10 hari, maka dalam 1 bulan (30 hari)
berlaku 3 kali siklus. Bila 1 bulan adalah 31 hari, maka
berlaku 3 kali siklus ditambah 1 menu untuk tanggal 31.
- Hitung kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan
untuk kurun waktu yang ditetapkan (1 bulan, 3 bulan, 6
bulan atau 1 tahun)
- Masukkan dalam formulir kebutuhan bahan makanan yang
telah dilengkapi dengan spesifikasinya.

 Perencanaan Anggaran Bahan Makanan


Langkah Perencanaan Anggaran Bahan Makanan :
 Kumpulkan data tentang macam dan jumlah konsumen /
pasien tahun sebelumnya.
 Tetapkan macam dan jumlah konsumen / pasien.
 Kumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar dengan
melakukan survei pasar, kemudian tentukan harga rata-rata
bahan makanan.
 Buat pedoman berat bersih bahan makanan yang digunakan
dan dikonversikan ke dalam berat kotor.
 Hitung indeks harga makanan per orang per hari dengan cara
mengalikan berat kotor bahan makanan / pasien yang dilayani.
 Hitung anggaran bahan makanan setahun (jumlah konsumen /
pasien yang dilayani dalam 1 tahun dikalikan indeks harga
makanan).
 Hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada pengambil
keputusan (sesuai dengan struktur organisasi masing-masing)
untuk meminta perbaikan.

 Pengadaan Bahan Makanan


Kegiatan pengadaan bahan makanan meliputi penetapan spesifikasi
bahan makanan, perhitungan harga makanan, pemesanan dan
pembelian bahan makanan dan melakukan survei pasar.

 Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan


Langkah Pemesanan Bahan Makanan
 Menentukan frekuensi pemesanan bahan makanan segar dan
kering
 Rekapitulasi kebutuhan bahan makanan dengan cara
mengalikan standar porsi dengan jumlah konsumen / pasien
kali kurun waktu pemesanan.

 Penerimaan Bahan Makanan


Pengertian adalah Suatu kegiatan yang meliputi memeriksa, menelitim
mencatat, memutuskan dan melaporkan tentang macam dan jumlah
bahan makanan sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang telah
ditetapkan serta waktu penerimaannya.

 Penyimpanan Bahan Makanan


Penyimpanan bahan makanan ada 2 yaitu:
 Penyimpanan bahan makanan basah
- Cuci tangan.
- Bahan makanan (ikan, ayam, udang, daging) diterima
sesuai dengan persyaratan.
- Segera bawa ke bagian pencucian bahan makanan untuk
dibersihkan.
- Masukkan kedalam tempat bertutup untuk disimpan.
- Sebelum disimpan, buat label tanggal pada tempat
penyimpanan bahan makanan tersebut.
- Simpan kedalam frezzer dengan suhu -50C.
- Cuci tangan.
 Penyimpanan bahan makanan kering
- Cuci tangan.
- Terima bahan makanan sesuai dengan persyaratan.
- Simpan bahan makanan kering (beras, tepung, bumbu
kering, mie, gula) di rak di dalam gudang penyimpanan
bahan makanan dengan suhu ruang.
- Cuci tangan.

 Persiapan Bahan Makanan


Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam
mempersiapkan bahan–bahan makanan yang siap diolah (mencuci,
memotong, menyiangi, meracik dan sebagainya) sesuai dengan menu,
standar resep, standar porsi, standar bumbu dan jumlah pasien yang
dilayani.
Langkah-langkah persiapan :
 Cuci tangan.
 Gunakan sarung tangan plastik, apron dan topi.
 Ambil bahan makanan yang akan digunakan digudang
penyimpanan (kulkas, frezzer, rak penyimpanan).
 Lakukan proses persiapan seperti memotong, mengupas,
merendam mencuci sesuai dengan menu yang akan dimasak.
 Buang sisa bahan makanan yang tidak digunakan kedalam tong
sampah.
 Buang sarung tangan plastik ke dalam tong sampah non
infeksius.
 Simpan apron dan topi
 Cuci tangan.

Proses pemesanan makanan pasien, langkah-langkahnya sebagai


berikut :
 Catat form permintaan makan pasien sesuai dengan diet pasien
oleh perawat ruangan.
 Serahkan form permintaan makan pasien ke Unit Gizi dan
Dapur. Perawat dapat juga menghubungi via airphone jika diet
pasien bukan merupakan diet khusus bila pasien baru masuk
pada waktu menjelang pembagian diet pasien.
 Catat permintaan makan ke dalam buku permintaan makan
pasien dan buat etiket makan pasien yang dilakukan oleh
Petugas Unit Gizi dan Dapur.
 Distribusikan diet langsung dilakukan oleh Petugas Unit Gizi
dan Dapur yang telah ditunjukkan untuk menghindari
kesalahan pembagian jenis makanan.

 Pengolahan Bahan Makanan


Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah
(memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap
dimakan, berkualitas dan aman untuk dikonsumsi. Adaupun langkah-
langkah pengolahan makanan adalah:
 Gunakan alat pelindung diri seperti apron, penutup kepala.
 Siapkan alat-alat yang akan digunakan serta bahan makanan
yang akan diolah.
 Cuci tangan
 Proses pengolahan bahan makanan menggunakan proses
dikukus, digoreng, direbus, disteam, dan sebagainya.
 Untuk makanan berdiet :
o makanan diet rendah lemak, diet jantung, diet hati dan diet
rendah purin : makanan diambil dari pengolahan sebelum
pemberian santan dan garam.
o makanan diet rendah garam : makanan diambil dari
pengolahan sebelum pemberian garam.
o makanan diet diabetes mellitus :makanan diambil dari
pengolahan sebelum pemberian gula.
 Makanan non diet : setelah makanan diambil untuk makanan
diet maka dilakukan pemberian gula dan tambahan garam.
 Cuci tangan.

Makanan disiapkan dan disimpan dengan mengurangi risiko


kontaminasi dan pembusukan, dengan langkah :
 Pilihlah bahan makanan yang bermutu baik, segar, aman,
bergizi, utuh, tidak berlubang/berulat, bentuk seragam, tidak
busuk, tidak kotor, tidak layu, dan tidak kadaluarsa.
 Terima dan timbang bahan makanan harus sesuai dengan
spesifikasi.
 Tangani bahan makanan harus tepat dan baik, handling,
pengepakan/pengemasan, distribusi, penyimpanan, dan
penggudangan yang memenuhi syarat.
 Bersihkan bahan makanan sebelum diolah.
 Gunakan Alat Pelindung Diri (Masker, Sarung Tangan, Topi, dan
celemek) saat distribusi makanan dan makanan harus ditutup
rapat sebelum disajikan.
 Simpan makanan yang telah diolah pada tempat penyimpanan
yang sesuai menurut jenis bahan makanan tersebut dan
perhatikan suhu penyimpanan untuk jenis bahan makanan.
 Pemasakan bahan makanan harus sesuai dengan prosedur yang
ada.
 Bersihkan tempat pengolahan sebelum dan setelah proses
menyiapkan makanan.
 Gunakan Alat Pelindung Diri (Masker, Sarung Tangan, Topi, dan
celemek) saat distribusi makanan dan makanan harus ditutup
rapat sebelum disajikan.

Pengambilan sampel makanan, langkah-langkahnya adalah:


 Cuci tangan
 Ambil sampel makanan menggunakan sendok
 Masukkan ke dalam wadah tertutup
 Beri label tanggal dan jadwal makan sebelum tiap sampel di
simpan.
 Simpan sampel makanan di dalam kulkas selama 24 jam
dengan suhu 50C, apabila terjadi keracunan makanan pada
pasien, maka sampel makanan ini akan diuji di laboratorium
untuk mengetahui sumber dari keracunan tersebut. Jika tidak
terjadi keracunan, buang sampel makanan tersebut ke tong
sampah
 Cuci tangan.

 Distribusi Makanan
Distribusi makanan adalah serangkaian proses kegiatan penyampaian
makanan sesuai dengan jenis makanan dan jumlah porsi konsumen /
pasien yang dilayani.
Untuk sistem distribusi, Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Kepulauan Meranti menggunakan Sistem Distribusi yang
dipusatkan / Sentralisasi. Adapun langkah-langkah distribusi
makanan untuk pasien biasa adalah :
 Cuci tangan.
 Gunakan masker, sarung tangan plastik, apron, topi.
 Letakkan etiket makan pasien di plato untuk mempermudah
membedakan diet pasien.
 Masukkan nasi, lauk pauk dan sayuran serta buah ke dalam
plato.
 Tambahkan 1 buah sendok makan untuk tiap plato.
 Tutup dengan plastik makanan plato yang telah diisi. Hal Ini
dilakukan untuk melindungi makanan dari bakteri dan
masuknya bahan yang berbahaya.
 Masukkan plato ke dalam trolley makanan
 Makanan akan diantar ke tiap tiap ruang rawat inap sesuai
dengan jadwal makan pasien.
- Makan pagi pukul 07.00 WIB
- Selingan I pukul 09.00 WIB
- Makan siang pukul 12.00 WIB
- Selingan II pukul 15.00 WIB
- Makan malam pukul 18.00 WIB
 Diet pasien diantar sesuai dengan etiket yang telah dibuat.
 Beritahu kepada pasien atau keluarga pasien bahwa plato
makanan akan diambil 1 (satu) jam setelah makanan dibagikan.
 Buang masker dan sarung tangan plastik ke dalam tong sampah
non infeksius.
 Simpan apron dan topi.
 Cuci tangan.
Distribusi makanan terhadap pasien COVID-19 di ruang isolasi
COVID-19 (pinere):
 Cuci tangan.
 Gunakan masker, sarung tangan plastik, apron, topi.
 Letakkan etiket makan pasien di plato untuk mempermudah
membedakan diet pasien.
 Masukkan nasi, lauk pauk dan sayuran serta buah ke dalam
plato.
 Tambahkan 1 buah sendok makan untuk tiap plato.
 Tutup dengan plastik makanan plato yang telah diisi. Hal Ini
dilakukan untuk melindungi makanan dari bakteri dan
masuknya bahan yang berbahaya.
 Masukkan plato ke dalam trolley makanan
 Makanan akan diantar ke tiap tiap ruang rawat inap sesuai
dengan jadwal makan pasien.
- Makan pagi pukul 07.00 WIB
- Selingan I pukul 09.00 WIB
- Makan siang pukul 12.00 WIB
- Selingan II pukul 15.00 WIB
- Makan malam pukul 18.00 WIB
 Diet pasien diantar sesuai dengan etiket yang telah dibuat.
 Petugas penyaji makanan menyerahkan makanan kepada
perawat yang bertugas di ruang isolasi COVID-19 (pinere), catat
waktu dan jumlah porsi makanan yang akan disajikan sesuai
daftar permintaan makanan pasien.
 Perawat pinere menyajikan makanan sesuai dengan identitas
pasiennya.
 Perawat Pinere memberitahukan kepada pasien bahwa plato
makanan akan diambil 1 (satu) jam setelah makanan dibagikan
 Petugas Kebersihan melakukan pengambilan alat makan yang
sudah disajikan dan membuangnya ke tempat pembuangan
sampah infeksius
 Buang masker dan sarung tangan plastik ke dalam tong sampah
infeksius.
 Cuci tangan dengan handsinitizer.

Distribusi makanan di lakukan menggunakan trolley makanan. Trolley


makanan harus selalu bersih. Adapun langkah-langkah
membersihkan trolley makanan adalah :
 Cuci tangan
 Gunakan APD yang sesuai kebutuhan (sarung tangan karet,
masker, celemek, sepatu boat)
 Keluarkan isi trolley jika ada
 Siram trolley dengan air
 Bersihkan seluruh bagian trolley dengan detergen
 Siram kembali seluruh bagian trolley sampai seluruh detergen
hilang dan sisa detergen tidak menempel lagi diseluruh bagian
trolley
 Keringkan
 Lepaskan APD
 Cuci tangan.

Setelah makanan didistribusikan ke pasien, plato akan diambil kembali


oleh pramusaji untuk dibawa kembali kedapur. Adapun langkah-langkah
penarikan alat makan pasien adalah:

 Tunggu sekitar 1 jam dari waktu setelah pendistribusian


makanan.
 Gunakan APD yang sesuai kebutuhan (masker, sarung tangan
bersih).
 Lihat apakah makanan yang diberikan telah dikonsumsi atau
belum oleh pasien.
 indahkan sisa makanan yang masih ingin dikonsumsi oleh
pasien ke wadah yang lain.
 Ambil alat makanan pasien yang telah habis dikonsumsi,
masukkan ke dalam trolley makanan.
 Pisahkan alat makan infeksius dan non infeksius.
 Catat jumlah alat makan pasien yang dibawa ke dapur.
 Bawa trolley ke dapur.
 Lepaskan APD.
 Cuci tangan.

Setelah alat makan dibawa kedapur, makan alat makan pasien tersebut
siap untuk dibersihkan. Langkah-langkah pencucian alat makan pasien :

 Pencucian alat makan infeksius :


 Cuci tangan.
 Gunakan masker, sarung tangan karet, apron, sepatu boot.
 Bersihkan peralatan makan dari sisa makanan dan buang ke
tempat sampah.
 Cuci dengan air panas.
 Gunakan sabun cuci piring dan spon untuk alat makan
infeksius saat mencuci.
 Bilas peralatan makan.
 Keringkan.
 Buang masker ke dalam tong sampah non infeksius.
 Simpan sarung tangan karet, apron dan sepatu boot.
 Cuci tangan.
 Pencucian alat makan non infeksius :
 Cuci tangan.
 Gunakan masker, sarung tangan karet, apron, sepatu boot.
 Bersihkan peralatan makan dari sisa makanan dan buang ke
tempat sampah.
 Cuci dengan air panas.
 Gunakan sabun cuci piring dan spon untuk alat makan non
infeksius saat mencuci.
 Bilas peralatan makan.
 Keringkan.
 Buang masker ke dalam tong sampah non infeksius.
 Simpan sarung tangan karet, apron dan sepatu boot.
 Cuci tangan.
BAB V
LOGISTIK

1. Pengelolaan Bahan Makanan


Pengelolaan bahan makanan pada unit gizi di rumah sakit merupakan
suatu aspek manajemen rumah sakit yang penting oleh karena ketidak
efisiennya akan memberi dampak yang negatif terhadap rumah sakit
baik secara medik maupun ekonomik.

2. Perencanaan bahan makanan


Pengadaan bahan makanan hingga proses penyediaan makanan
matang bagi pasien, yang meliputi :
- Perencanaan anggaran belanja
- Perencanaan menu
- Perhitungan kebutuhan bahan makanan
- Prosedur pembelian bahan makanan
- Prosedur penerimaan bahan makanan
- Prosedur penyimpanan bahan makanan
- Teknik persiapan bahan makanan
- Pengaturan pemasakan makanan
- Cara pelayanan dan distribusi makanan
- Pencatatan, pelaporan dan evaluasi.

3. Pengadaan Bahan Makanan


Langkah proses pengadaan dimulai dengan :
- Mereview daftar bahan yang akan diadakan
- Menentukan jumlah masing-masing item yang akan dibeli
- Menyesuaikan dengan situasi keuangan.
- Memilih metode pengadaan
- Memilih supplier atau rekanan

4. Penyimpanan dan Distribusi Makanan


Kegiatan penyimpanan dimulai dari datangnya barang yang diadakan
sampai adanya permintaan untuk digunakan atau distribusi. Kegiatan
penyimpanan dan distribusi diawali dengan penerimaan barang di
gudang, pengecekan dan pencatatan pada kartu stok gudang untuk
pengendalian inventari serta barang dimasukkan dan ditempatkan
pada tempat yang telah ditentukan di dalam gudang.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut :

1. Sebelum mengantarkan diet pada pasien, teliti kembali diet yang akan
diberikan, apakah sudah sesuai dengan daftar makanan pasien atau etiket
makan yang telah dicantumkan pada nampan. Etiket makan berisi nama
pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik/No RM, kamar dan jenis diet.
2. Ketuk pintu ruangan pasien dan memberikan salam (selamat pagi/siang/
sore).
3. Tanyakan nama lengkap dan umur pasien dengan tersenyum ketika
mengantarkan diet.
4. Persilahkan makan kepada pasien atau keluarga dengan sopan.
5. Apabila terdapat pasien baru, jelaskan pada pasien jika selesai makan, alat
makan kotor sebaiknya tidak dikeluarkan dari ruangan, dan jelaskan pada
pasien bahwa 1 jam kemudian akan ada petugas yang mengambil alat
makan kotor ke ruangan pasien.
6. Apabila terdapat pertanyaan dari pasien, jawab pertanyaan dengan bijak
dan jelas.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

1. Pengertian
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus
diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat
kesalahan kerja petugas ataupun kelalaian/kesengajaan.
2. Tujuan
Menurut undang-undang Keselamatan Kerja Tahun 1970, syarat-syarat
keselamatan kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya,
dengan tujuan :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusanangin, cuaca,
sinar atau radiasi.
g. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik/ psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
h. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
i. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
j. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat perlakuan dan
penyimpanan barang
k. Mencegah terkena aliran listrik.
3. Prisip Keselamatan Kerja Pegawai Dalam Proses Penyelenggaraan
a. Pengendalian teknis mencakup :
- Letak, bentuk dan kontruksi alat sesuai dengan kegiatan dan
memenuhi syarat yang telah ditentukan.
- Ruangan dapur cukup luas, denah sesuai arus kerja dan dapur
dari bahan-bahan kontruksi yang memenuhi syarat.
- Perlengkapan alat kecil yang cukup disertai tempat penyimpanan
yang praktis.
- Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
- Tersedianya ruang istirahat untuk pegawai.
b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan
terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh pegawai.
c. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja
dari pegawai.
d. Volume kerja yang dibebankan hendaknya sesuai dengan jam kerja
yang telah ditetapkan.
e. Maintenence (perawatan) alat dilakukan secara kontinyu agara
peralatan tetap dalam kondisi yang layak dipakai.
f. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi pegawai.
g. Adanya fasilitas/ peralatan pelindung keselamatan bagi pegawai.
h. Petunjuk penggunaan alat keselamatan kerja.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Pengertian
1. Pengawasan
Pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang
mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana,
instruksi, pedoman, standar, peraturan dan hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan yang diharapkan.
2. Pengendalian
Pengendalian adalah bentuk untuk melakukan pembetulan atau
perbaikan pelaksanaan yang terjadi sesuai dengan arah yang
ditetapkan.
3. Evaluasi/penilaian
Evaluasi adalah salah satu implementasi fungsi manajemen.

B. Bentuk Bentuk Pengawasan dan Pengendalian


1. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan adalah serangkaian kegiatan
pengumpulan data dan pengolahan data kegiatan pelayanan gizi
rumah sakit dalam jangka waktu tertentu, untuk menghasilkan
bahan bagi penilaian kegiatan pelayanan gizi rumah sakit maupun
untuk pengambilan keputusan.
a. Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Makanan
- Formulir pemesanan bahan makanan harian.
- Pencatatan data permintaan/ pesanan bahan makanan
berdasarkan bon bon
b. Pencatatan dan Pelaporan tentang Penyelenggaraan Makanan
- Buku laporan pencatatan nama pasien beserta diet.
c. Pencatatan dan Pelaporan tentang Perlengkapan Peralatan Unit
Gizi
- Kartu inventaris peralatan di dapur dan di poli
d. Pencatatan dan Pelaporan Anggaran Belanja Bahan Makanan
e. Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Gizi di Ruang Rawat Inap
- Formulir permintaan makan pagi, siang, sore.
f. Pencatatan dan Palaporan di Ruang Penyuluhan dan
Konsultasi Gizi
- Mencatat registrasi pasien yang konsultasi (nama,
diagnosa, jenis diet, antropometri)
- Mengisi leaflet sesuai standar dan penyakitnya.
- Mencatat form konsul.

2. Pengawas Standar Porsi


a. Untuk bahan makanan (pada) pengawasan porsi dilakukan
dengan penimbangan.
b. Untuk bahan makanan yang cair atau setengah cair seperti
susu dan bumbu dipakai gelas ukuran/liter, sendok ukur atau
alat ukur lain yang sudah distandarisasi atau bila perlu
ditimbang.
c. Untuk pemotongan bentuk bahan makanan yang sesuai untuk
jenis hidangan .
d. Untuk memudahkan persiapan sayuran dapat diukur dengan
kontainer/panci yang standar atau bentuk sama.
e. Untuk mendapatkan porsi yang tetap harus digunakan standar
porsi dan standar resep.

3. Indikator Keberhasilan pelayanan gizi rumah sakit.


a. Terselenggaranya diagnosis terhadap gangguan gizi dan
metabolisme zat gizi berdasarkan anamnesis, antropometri,
gejala klinis, dan biokimia tubuh (laboratorium).
b. Terselenggaranya pengkajian dietetik dan pola makan
berdasarkan anamnesis diet dan pola makan.
c. Terwujudnya penentuan kebutuhan gizi sesuai keadaan pasien.
d. Terwujudnya bentuk pembelian bahan makanan, pemilihan
bahan makanan, jumlah pemberian serta cara pengolahan
bahan makanan.
ALUR AUDIT PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Perencanaan Menu

Penetapan Standar Kebutuhan Makanan


Asuhan Gizi Rawat
Inap

Pengadaan makanan

Order Diet Pemesanan Makanan

Penerimaan Makanan

Transit Makanan

Ya Tidak

Pendistribusian Makanan Pendistribusian Makanan

Pasien Biasa Menyerahkan ke Perawat Pasien Biasa Menyerahkan ke Perawat


Pinere/Isolasi Pinere/Isolasi

Pasien COVID-19 Pasien COVID-19

Pengawasan dan Pengendalian Mutu


ALUR PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN KEPADA PEGAWAI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DI RUANG ISOLASI TB
ATAU RUANG ISOLASI COVID-19 (PINERE)

Pemesanan Menu

Pengadaan bahan makanan

Pencatatan jumlah dan spesifikasi makanan

Pendistribusian Makanan

Petugas Pinere yang melayani Petugas Pinere tidak ada Petugas di Ruang
COVID-19 pasien COVID-19 Isolasi TB

- Perawat Pinere : Puding + - Perawat Pinere : Puding Perawat TB : Puding


Tambahan Makanan - Nakes: Puding
Seimbang - Non Nakes & CS: Tidak
- Nakes: Puding diberikan
- Non Nakes : Puding
- CS Pinere : Puding +
Tambahan Makanan
Seimbang
BAB IX
PENUTUP

Pelayanan Gizi Rumah Sakit merupakan bagian integral dari pelayanan


kesehatan lainnya di rumah sakit dan secara menyeluruh merupakan salah satu
upaya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien di
rumah sakit.
Pedoman Pelayanan Gizi diharapkan dapat bermanfaat bagi pengelolaan
gizi dan pengguna jasa sehingga dapat dilaksanakan dalam
mengimplementasikan dan mengevaluasi kemajauan dan pengembangan
pelayanan gizi.
Kami menyadari bahwa pedoman yang kami buat masih terdapat
kekurangan yang perlu dibenahi, namun demikian diharapkan dapat
dilaksanakan sesuai standar yang telah ditetapkan.

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI,

dr. SUHADI, MM
Pembina
NIP. 19660903 200904 1 001

Anda mungkin juga menyukai