DINAS KESEHATAN
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN
Jl. Syech Nawawi Al-Bantani, Kel. Banjarsari Kec. Cipocok Jaya, Serang – Banten
Telp.(0254) 8483441, 8483442 Email : rsudbanten@bantenprov.go.id
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN
TENTANG
PENETAPAN PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN
1
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
DIREKTUR
2
TIM PENYUSUN
TIM EDITOR
3
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb.
4
DAFTAR ISI
hal
Surat Keputusan Direktur RSUD Banten 1
Tim Penyusun 3
Tim Editor 3
Kata Pengantar 4
BAB I PENDAHULUAN 6
A. Latar belakang 6
B. Tujuan Penyusunan Panduan 8
C. Sasaran dan Manfaat Penyusunan Panduan 8
BAB II KONSEP KEPERAWATAN 9
A. Konsep Dasar 9
B. Proses Asuhan Keperawatan 10
C. Sifat-sifat Proses Keperawatan 11
D. Tahap-tahap Proses Keperawatan 11
BAB III PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN 15
1. Area Keperawatan Anak 15
2. Area Keperawatan Maternitas 112
3. Area Keperawatan Medikal Bedah 211
4. Area Keperawatan Kritis 379
BAB IV PENUTUP 521
RFERENSI 522
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
6
saat ini yaitu pengkajian yang berkelanjutan, diagnosis keperawatan,
melakukan intervensi keperawatan untuk memenuhi hasil yang
diharapkan, melakukan rencana keperawatan, dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan dan respon pasien. Proses keperawatan memiliki
beberapa sifat yaitu dinamis, siklus, interdependent (saling
ketergantungan) dan fleksibel.
7
B. Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan penyusunan panduan ini antara lain:
1. Menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga
berbagai masalah kebutuhan pasien dapat teratasi
2. Dapat mengidentifikasi berbagai kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan sehingga dapat menentukan diagnosis keperawatan dan
selanjutnya dapat mengetahui perkembangan pasien dari berbagai
tindakan yang telah dilakukan untuk menentukan tingkat
keberhasilan.
3. Memberikan pemahaman tentang Panduan Asuhan Keperawatan
(PAK), dan Standar Prosedur Operasional (SPO) Keperawatan.
4. Sebagai alat komunikasi antara sesama tenaga keperawatan dan
antar tim medis lainnya
5. Untuk meningkatkan kejelasan dan kesinambungan dari asuhan
keperawatan yang diberikan terhadap pasien.
6. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan
lainnya
7. Menjadi acuan untuk evaluasi pelayanan keperawatan
8
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Konsep Dasar
9
B. Proses Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang dipakai dalam
memberikan asuhan keperawatan yang profesional. Perawat, dimana saja
ia bertugas, menghadapi pasien dengan segala macam kasus, dan
melayani pasien pada semua tingkat usia juga harus menggunakan proses
keperawatan. Perawat diharapkan memahami tentang konsep proses
keperawatan dan mampu menerapkan serta menyusunnya dalam sebuah
dokumen status kesehatan pasien (Rohmah, N dan Walid, S. 2009).
10
Prinsip-prinsip pendokumentasian direvisi menjadi tiga bentuk
standar dokumentasi yaitu communication, accountability, dan safety
(ANA, 2010). Selama melaksanakan proses keperawatan, perawat
menggunakan
dasar pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji status kesehatan
pasien, membuat penilaian yang bijaksana dan mendiagnosa,
mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan,
menerapkan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna
mencapai hasil akhir tersebut (Dermawan, 2012).
11
Pengkajian adalah pengumpulan, pengaturan, validasi, dan
dokumentasi data (informasi) yang sistematis dan berkesinambungan.
Sebenarnya, pengkajian tersebut ialah proses berkesinambungan yang
dilakukan pada semua fase proses keperawatan. Misalnya, pada fase
evaluasi, pengkajian dilakukan untuk menentukan hasil strategi
keperawatan dan mengevaluasi pencapaian tujuan. Semua fase proses
keperawatan bergantung pada pengumpulan data yang lengkap dan
akurat (Muttaqin, 2008).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari
individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah
(Carpenito,2000).
12
2) Diagnosa Risiko
Diagnosa ini menggambarkan respons pasien terhadap kondisi
kesehatan atau proses kehidupannya yang dapat menyebabkan
pasien berisiko mengalami masalah kesehatan. Tidak ditemukan
tanda/gejala mayor dan minor pada pasien, namun pasien
memiliki faktor risiko mengalami masalah kesehatan.
3) Diagnosa Potensial
Diagnosa ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi
pasien untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ketingkat yang
lebih baik atau optimal.
3. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan didefinisikan sebagai “berbagai perawatan,
berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan, yang dilakukan oleh
seorang perawat untuk meningkatkan hasil klien/pasien”. Nursing
Interventions Classification (NIC) adalah sebuah taksonomi tindakan
komprehensif berbasis bukti yang perawat lakukan di berbagai tatanan
keperawatan (NANDA, 2015).
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah tindakan dari rencana keperawatan yang telah
disusun dengan menggunakan pengetahuan keperawatan, perawat
melakukan dua intervensi yaitu mandiri (independen) dan kolaborasi
(interdisipliner) (NANDA, 2015). Implementasi Keperawatan merupakan
inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
13
tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien. Untuk kesuksesan
pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana
keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif
(intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan
keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi.
5. Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan
keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat
dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan
sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah di rumuskan sebelumnya.
6. Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan adalah kegiatan mencatat seluruh
tindakan yang telah dilakukan, dokumentasi keperawatan sangat penting
untuk dilakukan karena berguna untuk menghindari kesalahan,
menghindari kejadian tumpang tindih, memberikan informasi
ketidaklengkapan asuhan keperawatan, dan terbinanya koordinasi antara
teman sejawat atau pihak lain.
14
BAB III
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
Objektif
1. Pengisian Kapiler >3 detik
2. Nadi perifer menurun atau tidak teraba
3. Akral teraba dingin
4. Warna kulit pucat
5. Turgor kulit menurun
6. Penyembuhan luka lama
7. Udema
3 Diagnosa 1. Perfusi perifer tidak efektif (D.0009)
Keperawatan 2. Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)
3. Defisit Nutrisi (D.0019)
4. Ketidakpatuhan (D.0114)
5. Defisit Pengetahuan (D.0111)
4 Kriteria Evaluasi 1. Bersihan Jalan Nafas Meningkat(L.01001)
Kemampuan batuk efektif pasien
meningkat.
Produksi dahak menurun
Mengi/wheezing menurun
Sesak napas menurun
Ortopnea menurun
Kesulitan bicara menurun
15
Sianosis menurun
Perasaan gelisah menurun
Frekuensi dan polanapas membaik
2. Pertukaran Gas Meningkat (L.01003)
Dispnea menurun
Bunyi napas tambahan menurun
Diaforesis menurun
PCO2 membaik
PO2 membaik
Pola napas membaik
3. Status Nutrisi Membaik(L.03030)
Porsi makanan yang dihabiskan
meningkat
Kekuatan otot mengunyah dan menelan
meningkat
Berat badan dan indeks masa tubuh
membaik
Frekuensi makan menbaik
Nafsu makan membaik
Bising usus menbaik
Membran mukosa membaik
4. Tingkat Kepatuhan Meningkat (L.12110)
Verbalisasi kemauan memenuhhi
programperawatanataupengobatanmening
kat
Verbalisasimengikutianjuranmeningkat
Risikokomplikasipenyakitmenurun
Perilakumengikutiprogramperawatan/
pengobatanmembaik
Perilakumenjalankananjuranmembaik
Tandadangejalapenyakitmembaik
5. TingkatPengetahuanMembaik(L.12111)
Perilaku klien sesuai dengan yang di
anjuran meningkat
Minat klien dalam belajar meningkat
Kemampuan klien menjelaskan
pengetahuan tentang penyakitnya
meningkat
Kemampuan klien menggambarkan
pengalaman sebelumnya yang sesuai
dengan penyakitnya meningkat
Perilaku sesuai dengan pengetahuannya
meningkat
Pertanyaan tentang penyakitnya menurun
Persepsi keliru tentang penyakitnya
menurun
Perilaku kllien membaik
5 Intervensi Latihan Batuk Efektif (l.01006)
Keperawatan Manajemen Jalan Napas (l.01011)
Pemantauan Respirasi (I.01014)
Terapi Oksigen(I.01026)
Manajemen Nutrisi (I.03119)
16
Promosi Berat Badan (I.03136)
Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan
(l.12361)
Dukungan Tanggung Jawab Pada Diri Sendiri
(l.09277)
Edukasi Kesehatan (l.12383)
6 Informasi dan Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Edukasi Ajarkan Teknik batuk efektif
Ajarkan diet yangd iprogramkan
Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi
Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan
Informasikan manfaat yang akan diperoleh
jika teratur menjalani program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan
merawat pasien selama menjalani program
pengobatan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif
setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan
yang telah ditetapkan
8 Penelaah kritis Sub Komite Mutu Keperawatan, Bidang
Keperawatan
9 Kepustakaan 1. Inggrid Koo. 2021. What Is Tuberculosis.
Very well Health.
https://www.verywellhealth.com/tuberculosi
s-overview-1958923
2. Agyeman AA & Aseno R.O. 2017.
Tuberculosisan Overview. Journal Of Public
Health And Emergency.Vol1. No.1.
2017.https://jphe.amegroups.com/article/vi
ew/3668/4421
3. PPNI, 2017.Standart Diagnosis Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II.DPP
PPNI.Jakarta
4. PPNI, 2018.Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II.DPP
PPNI.Jakarta
5. PPNI,2019.Standart Luaran Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II.DPP
PPNI.Jakarta
17
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
THALASEMIA
18
DO:
Pengisian kapiler Edukasi
(cappilary refill) >3 Anjurkan berhenti merokok
detik Anjurkan berolahraga rutin
Nadi perifer menurun Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari
atau tidak teraba kulit terbakar
Akral teraba dingin Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan
Warna kulit pucat darah, antikoagulan, dan penurun kolesterol, jika
Turgor kulit menurun perlu
Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah
secara teratur
Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat
beta
Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
(mis: melembabkan kulit kering pada kaki)
Anjurkan program rehabilitasi vaskular
Ajarkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi (mis: rendah lemak jenuh, minyak ikan
omega 3)
Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis: rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa).
2 Gangguan Pertukaran Gas Setelah dilakukan intervensi Pemantauan Respirasi
berhubungan dengan : keperawatan selama ……. Jam Observasi
Ketidakseimbangan pertukaran gas meningkat dengan Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
ventilasi-perfusi. kriteria hasil : napas
Perubahan membran Dispnea menurun Monitor pola napas (seperti bradypnea, takipnea,
19
alveolus-kapiler. Bunyi napas tambahan hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-stokes, biot,
Ditandai dengan : menurun ataksik)
DS: Takikardia menurun Monitor kemampuan batuk efektif
Mengeluh sesak PCO2 membaik Monitor adanya produksi sputum
DO: PO2 membaik Monitor adanya sumbatan jalan napas
PCO2 meningkat/ pH arteri membaik Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
menurun Auskultasi bunyi napas
PO2 menurun Monitor saturasi oksigen
pH arteri Monitor nilai analisa gas darah
meningkat/menurun
Monitor hasil x-ray thoraks
Takikardia
Terapeutik
Adanya bunyi napas
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
tambahan (mis.
pasien
wheezing, rales)
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
3 Defisit Nutrisi berhubungan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi
dengan : keperawatan selama ……. Jam Observasi
Ketidakmampuan status nutrisi membaik dengan Identifikasi status nutrisi
menelan makanan kriteria hasil : Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Ketidakmampuan Porsi makan yang dihabiskan Identifikasi makanan yang disukai
mencerna makanan meningkat Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Ketidakmampuan Berat badan membaik Identifikasi perlunya penggunaan selang
mengabsorbsi nutrien Indeks massa tubuh (IMT) nasogastrik
20
Peningkatan kebutuhan membaik Monitor asupan makanan
metabolisme Monitor berat badan
Faktor ekonomi (mis: Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
finansial tidak
mencukupi) Terapeutik
Faktor psikologis (mis: Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
stres, keengganan untuk Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis:
makan) piramida makanan)
Ditandai dengan : Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
DS: sesuai
Tidak ada Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
DO: konstipasi
Berat badan menurun minimal Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
10% dibawah rentang ideal. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Ditandai dengan : Hentikan pemberian makan melalui selang
nasogastik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
Ajarkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis: Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
21
4 Ketidakpatuhan berhubungan Setelah dilakukan intervensi Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan
dengan : keperawatan selama ……. Jam
Disabilitas (mis: tingkat kepatuhan meningkat Observasi
penurunan daya ingat, dengan kriteria hasil : Identifikasi kepatuhan menjalani program
defisit sensorik/motorik) Verbalisasi kemauan pengobatan
Efek samping program mematuhi program perawatan
perawatan/pengobatan atau pengobatan meningkat Terapeutik
Beban pembiayaan Verbalisasi mengikuti anjuran Buat komitmen menjalani program pengobatan
program meningkat dengan baik
perawatan/pengobatan Perilaku mengikuti program Buat jadwal pendampingan keluarga untuk
Lingkungan tidak perawatan/pengobatan bergantian menemani pasien selama menjalani
terapeutik membaik program pengobatan, jika perlu
Program terapi kompleks Perilaku menjalankan Dokumentasikan aktivitas selama menjalani
dan/atau lama anjuran membaik program pengobatan
Hambatan mengakses Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau
pelayanan Kesehatan (mis: menghambat berjalannya program pengobatan
gangguan mobilisasi, Libatkan keluarga untuk mendukung program
masalah transportasi, pengobatan yang dijalani
ketiadaan orang merawat Edukasi
anak di rumah, cuaca tidak Informasikan program pengobatan yang harus
menentu) dijalani
Program terapi tidak Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika
ditanggung asuransi teratur menjalani program pengobatan
Ketidakadekuatan Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan
pemahaman (sekunder merawat pasien selama menjalani program
akibat defisit kognitif, pengobatan
kecemasan, gangguan Anjurkan pasien dan keluarga melakukan
22
penglihatan/pendengaran, konsultasi ke pelayanan Kesehatan terdekat, jika
kelelahan, kurang motivasi) perlu
DS:
Menolak menjalani
perawatan/pengobatan
Menolak mengikuti
anjuran
DO:
Perilaku tidak mengikuti
program
perawatan/pengobatan
Perilaku tidak
menjalankan anjuran
23
mengingat Kemampuan menggambarkan Berikan kesempatan untuk bertanya
Ketidaktahuan pengalaman sebelumnya yang
menemukan sumber sesuai dengan topik Edukasi
informasi meningkat Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
Perilaku sesuai dengan Kesehatan
DS: pengetahuan meningkat Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Menanyakan masalah Pertanyaan tentang masalah Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
yang dihadapi yang dihadapi menurun meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
DO: Persepsi yang keliru terhadap
Menunjukkan perilaku masalah menurun
tidak sesuai anjuran
Menunjukkan persepsi
yang keliru terhadap
masalah
24
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
Objektif
Bradikardia/Takikardia
Gambaran Ekg Aritmia
Edema
Distensi Vena Jugularis
Central Venous Pressure(Cvp) Meningkat
Atau Menurun
Hepatomegali
Tekanan Darah Meningkat Atau Menurun
Nadi Periper Teraba Lemah
Capilari Refil Time Crt > 3 Detik
Oligularia
Warna Kulit Pucat Dan / Atau Sianosis
Terdengar Suara Jantung S3 Dan / Atau
S4
Ejection Fracti
On (Ef)Menurun
3 Diagnosa Penurunan curah jantung ( D.008 )
Keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektip (D.001)
Hipertermia ( D.0130)
4 Kriteria Evaluasi Perfusi serebral membaik (L.02014)
Sakit kepala menurun
Perasaan gelisah menurun
Tingkat kecemasan menurun
Perasaan agitasi menurun
Kondisi demam menurun
Pertukaran Gas Meningkat (L.01003)
Dispnea menurun
Bunyi napas tambahan menurun
Diaforesis menurun
PCO2 membaik
PO2 membaik
Pola napas membaik
Termoregulasi menurun (L.14134)
Kondisi tubuh menggigil menurun
Kejang menurun
Kulit merah membaik
Konsumsi oksigen membaik
25
Hipoksia membaik
5 Intervensi Latihan Batuk Efektif (l.01006)
Keperawatan Manajemen Jalan Napas (l.01011)
Pemantauan Respirasi (I.01014)
Terapi Oksigen ( I.01026)
Identifikasi tanda / gejala primer penurunan
curah jantung (l.02075)
Monitor suhu tubuh (l.15506)
6 Informasi dan 1. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Edukasi 2. Ajarkan teknik batuk efektif
3. Anjurkan tirah baring
4. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
5. Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif
setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan
yang telah ditetapkan
8 Penelaah kritis Sub Komite Mutu Keperawatan, bidang
keperawatan
9 Kepustakaan 1) Berman,A,Snyder,S.& Fradsen , G.
(2016).Kozier & Erb’s Fundamentals of
nursing (10th ed.).USA: pearson education.
2) Agyeman AA & Aseno R.O. 2017.
Tuberculosis – an Overview. Journal Of
Public Health And Emergency.Vol1. No.1.
2017.https://jphe.amegroups.com/article/vi
ew/3668/4421
3) PPNI, 2017.Standart Diagnosis Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II.DPP
PPNI.Jakarta
4) PPNI, 2018.Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakanII.DPP
PPNI.Jakarta
5) PPNI,2019.Standart I Luaran Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II.DPP
PPNI.Jakarta
26
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
TETROLOGI OF FALLOT
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan intervensi keperawatan Perawatan Jantung
berhubungan dengan : selama …………….. jam curah jantung Observasi
Perubahan irama jantung meningkat dengan kriteria hasil : Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
Perubahan preload Kekuatan nadi perifer meningkat curah jantung (meliputi: dispnea, kelelahan,
Perubahan afterload Ejection fraction (EF) meningkat edema, ortopnea, PND, peningkatan CVP).
Perubahan kontraktilitas Palpitasi menurun Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan
Ditandai dengan : Bradikardia menurun curah jantung (meliputi: peningkatan berat
DS: Takikardia menurun badan, hepatomegaly, distensi vena jugularis,
Palpitasi (dada terasa berdebar Gambaran EKG Aritmia menurun palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit
kencang) Lelah menurun pucat)
Lelah Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah
Edema menurun
Dispnea (sesak napas) ortostatik, jika perlu)
Distensi vena jugularis menurun
Paroxysmal nocturnal dyspnea Monitor intake dan output cairan
Dispnea menurun
(PND) Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang
Ortopnea Oliguria menurun sama
Batuk Pucat/sianosis menurun Monitor saturasi oksigen
DO: Paroximal nocturnal dyspnea (PND) Monitor keluhan nyeri dada (mis: intensitas,
Bradikardia/takikardia menurun lokasi, radiasi, durasi, presipitasi yang
Gambaran EKG Aritmia atau • Ortopnea menurun mengurangi nyeri)
gangguan konduksi • Batuk menurun Monitor EKG 12 sadapan
Edema • Suara jantung S3 menurun Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
Distensi vena jugularis • Suara jantung S4 menurun Monitor nilai laboratorium jantung (mis:
Central venous pressure (CVP) • Tekanan darah membaik elektrolit, enzim jantung, BNP, NTpro-BNP)
meningkat/menurun • Pengisian kapiler membaik Monitor fungsi alat pacu jantung
Hepatomegali Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
Tekanan darah sebelum dan sesudah aktivitas
meningkat/menurun Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
27
Nadi perifer teraba lemah sebelum pemberian obat (mis: beta blocker, ACE
Capillary refill time (CRT) > Inhibitor, calcium channel blocker, digoksin)
3 detik Terapeutik
Oliguria Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan
Warna kulit pucat dan/atau kaki ke bawah atau posisi nyaman
sianosis Berikan diet jantung yang sesuai (mis: batasi
Terdengar suara jantung S3 asupan kafein, natrium, kolesterol, dan makanan
dan/atau S4 tinggi lemak)
Ejection fraction (EF) Gunakan stocking elastis atau pneumatik
menurun intermitten, sesuai indikasi
Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi
gaya hidup sehat
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
stress, jika perlu
Berikan dukungan emosional dan spiritual
Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen > 94%
Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
Anjurkan berhenti merokok
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat
badan harian
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake
dan output cairan harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
Rujuk ke program rehabilitasi jantung
28
2 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Jalan Nafas
berhubungan dengan : selama …………….. jam bersihan jalan Observasi
Spasme jalan napas. nafas meningkat teratasi dengna kriteria Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
Hipersekresi jalan napas. hasil : napas)
Disfungsi neuromuskuler Batuk efektif meningkat Monitor bunyi napas tambahan (misalnya:
Benda asing dalam jalan napas Produksi sputum menurun gurgling, mengi, wheezing, ronchi kering)
Adanya jalan napas buatan Mengi menurun Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Sekresi yang tertahan Wheezing menurun
Hyperplasia dinding jalan Mekonium (pada neonatus) menurun Terapeutik
napas Pertahankan kepatenan jalan napas
Proses infeksi dengan head-tilt dan chin-lift (jaw thrust jika
Respon alergi curiga trauma fraktur servikal)
Efek agen farmakologis (mis. Posisikan semi-fowler atau fowler
Anestesi) Berikan minum hangat
Merokok aktif Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Merokok pasif Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
Terpajan polutan detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
McGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
ada kontraindikasi
Ajarkan Teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik
29
, jika perlu.
3 Hipertermia berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Hipertermia
Dehidrasi selama …………… jam termoregulasi Observasi
Terpapar lingkungan panas membaik dengan kriteria hasil : Identifikasi penyebab hipertermia (mis: dehidrasi,
Proses penyakit (mis: infeksi, terpapar lingkungan panas, penggunaan
Menggigil menurun
kanker) inkubator)
Ketidaksesuaian pakaian dengan Suhu tubuh membaik Monitor suhu tubuh
suhu lingkungan Suhu kulit membaik Monitor kadar elektrolit
Peningkatan laju metabolisme Monitor haluaran urin
Respon trauma Monitor komplikasi akibat hipertermia
Aktivitas berlebihan
Penggunaan inkubator Terapeutik
Ditandai dengan : Sediakan lingkungan yang dingin
DS: Longgarkan atau lepaskan pakaian
Tidak tersedia Basahi dan kipasi permukaan tubuh
DO:
Berikan cairan oral
Suhu tubuh diatas nilai normal
Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih)
Lakukan pendinginan eksternal (mis: selimut
hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
30
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
UPTD. RUMAH
SAKIT UMUM
DAERAH
BANTEN
AUTOIMUN
31
Frekuensi makan menbaik
Nafsu makan membaik
Bising usus menbaik
Membran mukosa membaik
3. Termoregulasi membaik(L.01003)
Menggigil menurun
Kulit merah menurun
Kejang menurun
Takikardia menurun
Takipneu menurun
Suhu tubuh membaik
Suhu kulit membaik
Pengisian kapiler membaik
Tekanan darah membaik
32
3. Pencegahan Infeksi (I.14539)
4. Manajemen Energi (I.05178)
5. Edukasi Aktivitas/Istirahat (I.12362)
6. Informasi Dan 1. Ajarkan diet yang diprogramkan
Edukasi 2. Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi
3. Jelaskan peningkatan asupan kalori yang di
butuhkan
4. Jelaskan edukasi aktivitas/istirahat
5. Jelaskan terapi relaksasi
6. Jelaskan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya.
7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
7. Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif
setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan
yang telah ditetapkan
8. Penelaah Kritis Sub komite mutu keperawatan, Bidang
Keperawatan
9. Kepustakaan 1. Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar
Diagnosis keperawatan indonesia: definisi
dan Indikator diagnostik, edisi 1, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
2. Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar
Intervensi keperawatan indonesia: definisi
dan Tindakan keperawatan, edisi l, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
3. Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar
luaran Keperawatan indonesia: definisi dan
kriteria Hasil keperawatan, edisi l, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
4. DiGiulio, Mary, 2014. Keperawatan Medikal
Bedah. Edisi 1. Rapha Publishing.
Yogyakarta.
33
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
AUTOIMUN
34
Berat badan menurun Perasaan cepat kenyang menurun nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
minimal 10% dibawah Nyeri abdomen menurun
rentang ideal Sariawan menurun Edukasi
Bising usus hiperaktif Rambut rontok menurun Anjurkan posisi duduk, jikamampu
Otot pengunyah lemah Diare menurun Ajarkan diet yang diprogramkan
Otot menelan lemah Berat badan membaik
Membran mukosa pucat IMT (Indeks Masa Tubuh) Kolaborasi
Sariawan Frekuensi makan Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
Serum abumin turun Nafsu makan mis, pereda nyeri, anti emetik (jika perlu)
Rambut rontok berlebihan Bising usus Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
Diare jumaah kalori dan jenis nutrien yang
Tebal lepatan kulit trisep
dibutuhkan.
Membran mukosa
Terapeutik
Berikan perawatan mulut sebelum pemberian
makan jika perlu
35
Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi
pasien misal makanan dengan tekstur halus,
makanan yang diblender, makanan cair yang
diberikan melalui NGT atau gastrostomi, total
per enterat nutrision sesuai indikasi
Hidangkan makanan secara menarik
Berikan suplemen jika perlu
Berikan pujian pada pasien atau keluarga
untuk peningkatan yang dicapai
Edukasi
Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi
namun tetap terjangkau
Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan
2. Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan : selama ………. jam masalah nyeri akut Observasi
Agen pencedera fisiologis menurun dengan kriteria hasil : Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
(mis : inflamasi, leukemia, Kemampuan menuntaskan aktivitas frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
neoplasma) meningkat Identifikasi skala nyeri
Agen pencedera kimiawi (mis Keluhan nyeri menurun Identifikasi respon nyeri non verbal
: terbakar, bahan kimia Meringis menurun Identifikasi faktor yang memperberat dan
iritan) Sikap protektif menurun memperingan nyeri
Agen pencedera fisik (mis: Gelisah menurun Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
abses, amputasi, terbakar, Kesulitas tidur menurun tentang nyeri
terpotong, mengangkat Menarik diri menurun Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
36
berat, prosedur operasi, Berfokus pada diri sendiri menurun nyeri
trauma, latihan fisik Anoreksia menurun Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
berlebihan) Muntah menurun hidup
Mual menurun Monitor keberhasilan terapi komplementer
Ditandai dengan : Frekuensi nadi membaik yang sudah diberikan
DS : Pola nafas membaik Monitor efek samping penggunaan analgetik
Mengeluh nyeri Tekanan darah membaik
DO : Proses berfikir membaik Terapeutik
Tampak meringis Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Focus membaik
Bersikap protektif (mis: mengurangi nyeri (mis ; TENS, hypnosis,
Perilaku membaik
waspada, menghindari nyeri) akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
Nafsu makan membaik
Gelisah pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
Pola tidur membaik
Frekuensi nadi meningkat terbimbing, kompres hangat/ dingin, terapi
Sulit tidur bermain)
Tekanan darah meningkat Control lingkungan yang memperberat rasa
Pola nafas berubah nyeri (mis : suhu ruangan, pencahayaan,
Nafsu makan berubah kebisingan)
Proses berfikir terganggu Fasilitasi istirahat dan tidur
Menarik diri Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
Berfokus pada diri sendiri pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesic secara tepat
37
Ajarkan tehnik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu
3. Hipertermia (D.0130) Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen hipertermi
berhubungan dengan selama ………. jam masalah termoregulasi Observasi
Dehidrasi membaik dengan kriteria hasil: Identifikasi penyebab hipertermi (mis.
Terpapar lingkungan panas Menggigil menurun dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
Proses penyakit (mis. Kulit merah menurun penggunaan incubator)
infeksi, kanker) Kejang menurun Monitor suhu tubuh
Ketidaksesuaian pakaian Konsumsi oksigen menurun Monitor kadar elektrolit
dengan suhu lingkungan Vasokontriksi perifer menurun Monitor haluaran urin
Peningkatan laju Pucat menurun Monitor komplikasi akibat hipertermi
metabolisme Takikardi menurun
Respon trauma Takinea mneurun Terapeutik
Aktivitas berlebhan Bradikardia menurun Sediakan lingkungan yang dingin
Penggunaan inkubator Dasar kuku sianotik menurun Longgarkan atau lepaskan pakaian
Hipoksia menurun Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Ditandai dengan : Suhu tubuh membaik Berikan cairan oral
DS : Suhu kulit membaik Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
Kadar glukosa membaik mengalami hiperhidrosis (kerigat berlebih)
DO : Lakukan pendinginan ekternal (mis. selimut
Pengisian kapiler membaik
Suhu tubuh di atas nilai hipetermia atau kompres dingin pada dahi,
normal leher,dada,abdomen,aksila)
38
Kulit merah Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
Kejang Berikan oksigen jika perlu
Takikardia
Takipnea
Kulit terasa hangat Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena jika perlu
4. Intoleransi Aktivitas (D.0058) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Energi (I.05178)
Berhubungan dengan : selama…x…jam maka Toleransi Aktivitas Observasi
meningkat (L.05047) dengan kriteria hasil Identifikasi gangguan fungsi tuuh yang
Ketidakseimbangan antara : mengakibatkan kelelahan
suplai dan kebutuhan Monitor kelelahan fisik dan emosional
oksigen Frekuensi nadi meningkat Monitor pola dan jam tidur
Tirah baring Saturasi oksigen meningkat Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
Kelemahan Kemudahan dalam melakukan melakukan aktivitas
Imobilitas aktivitas sehari –hari meningkat
Gaya hidup monoton Kecepatan berjaan meningkat Terapeutik
Jarak berjalan meningkat Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
Kekuatan tubuh bagian atas stimulus (mis, cahaya, suara, kunjungan)
Ditandai dengan : meningkat Lakukan latha rentang gerak pasif dan/atau
DS: Kekuatan tubuh bagian bawah aktif
Mengeluh lelah meningkat Berikan aktivitas distraksi yang
Dispnea saat/setelah Toleransi dalam menaiki tangga menyenangkan
39
ativitas meningkat Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak
Merasa tidak nyaman Keluahan lelah menurun dapat berpindah atau berjalan
setelah beraktivitas Dispnea saat aktivitas menurun
Merasa lemah Dispea setelah aktivitas menurun Edukasi
Perasaan lemah menurun Anjurkan tirah baring
DO: Aritmia saat aktivitas menurun Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Frekuensi jantung Aritmia setelah aktivitas menurun Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
meningkat >20% dari Sianosis menurun dan gejala kelelahan tidakberkurang
kondisi istirahat Warna kulit membaik Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
Tekanan darah berubah Tekanan darah membaik kelelahan
>20% dari kondisi istirahat Frekuensi napas membaik
Gambaan EKG menunjukan EKG iskemia membaik Kolaborasi
aritmia saat/setelah Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
aktivitas meningkatkan asupan makanan
Sianosis
40
UPTD. RUMAH SAKIT PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
UMUM DAERAH
BANTEN
GIZI BURUK
1 Pengertian Kondisi individu mengalami gangguan
kemampuan bertumbuh dan berkembang sesuai
dengan kelompok usia
2 Asessmen Subjektif
Keperawatan Tidak mampu melakukan
keterampilan / perilaku khas sesuai
usia ( fisik , bahasa , motorik ,
psikososial )
Pertumbuhan fisik terganggu
Objektif
Respon soial lambat
Afek datar
Tidak mampu melakukan perawatan
diri sesuai usia
Kontak mata terbatas
Lesu
Nafsu makan menurun
3 Diagnosa Gangguan tumbuh kembang (D.0106)
Keperawatan Defisit Nutris i(D.0019)
Defisit Pengetahuan (D.0111)
4 Kriteria Evaluasi Status perkembangan membaik (L.10101)
Keterampilan/perilaku sesuai usia
membaik
Kemampuan melakukan perawatan diri
membaik
Respon sosial membaik
Kontak mata membaik
Afek membaik
Pola tidur membaik
41
Tingkat Pengetahuan Membaik (L.12111)
Perilaku klien sesuai dengan yang di
anjuran meningkat
Minat klien dalam belajar meningkat
Kemampuan klien menjelaskan
pengetahuan tentang penyakitnya
meningkat
Kemampuan klien menggambarkan
pengalaman sebelumnya yang sesuai
dengan penyakitnya meningkat
Perilaku sesuai dengan pengetahuannya
meningkat
Pertanyaan tentang penyakitnya menurun
Persepsi keliru tentang penyakitnya
menurun
Perilaku klien membaik
5 Intervensi Perawatan perkembangan (I.10339)
Keperawatan Manajemen Nutrisi (I.03119)
Edukasi Kesehatan (l.12383)
Promosi berat badan (l.12383)
6 Informasi dan 1. Jelaskan jenis makanan yangbergizi tinggi
Edukasi 2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Anjurkan orang tua berinteraksi dengan
anaknya
4. Ajarkan anak teknik asertif
5. Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif
setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan
yang telah ditetapkan
8 Penelaah kritis Sub Komite Mutu Keperawatan, Bidang
keperawatan
9 Kepustakaan 1) Corkin, D., Liggett, L. & Clarke, S . (2011),
care Planning in Children and Young People’s
Nursing (1th ed) USA : Wiley-Blackwell.
2) Hockenberry, M.J.and Wilson, D. (2014).
Wong’s Nursing Care of Infants and children.
St.Louis :
3) Agyeman AA & Aseno R.O. 2017. Tuberculosis
anO verview. Journal Of Public Health And
Emergency.Vol1. No.1.
2017.https://jphe.amegroups.com/article/vie
w/3668/4421
4) PPNI, 2017.Standart Diagnosis Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II.DPP PPNI.Jakarta
5) PPNI, 2018.Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia edisi 1cetakan II.DPP PPNI.Jakarta
6) PPNI,2019.Standart Luaran Keperawatan
Indonesia edisi 1cetakan II.DPP PPNI.Jakarta
42
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
GIZI BURUK
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Gangguan tumbuh kembang berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Perawatan Perkembangan
dengan : selama ………… jam status perkembangan Observasi
Efek ketidakmampuan fisik membaik dengan kriteria hasil : Identifikasi pencapaian tugas
Keterbatasan lingkungan Keterampilan/perilaku sesuai usia perkembangan anak
Inkonsistensi respon meningkat Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis
Pengabaian Kemampuan melakukan perawatan yang ditunjukkan bayi (mis: lapar, tidak
Terpisah dari orang tua dan/atau diri meningkat nyaman)
orang terdekat
Defisiensi stimulus Terapeutik
Pertahankan sentuhan seminimal
Ditandai dengan ; mungkin pada bayi premature
DS: Berikan sentuhan yang bersifat gentle
Tidak tersedia dan tidak ragu-ragu
DO: Minimalkan nyeri
Tidak mampu melakukan Minimalkan kebisingan ruangan
keterampilan atau perilaku khas Pertahankan lingkungan yang
sesuai usia (fisik, bahasa, motorik, mendukung perkembangan optimal
psikososial) Motivasi anak berinteraksi dengan anak
Pertumbuhan fisik terganggu lain
Sediakan aktivitas yang memotivasi anak
berinteraksi dengan anak lainnya
Fasilitasi anak berbagi dan
bergantian/bergilir
43
Dukung anak mengekspresikan diri
melalui penghargaan positif atau umpan
balik atas usahanya
Pertahankan kenyamanan anak
Fasilitasi anak melatih keterampilan
pemenuhan kebutuhan secara mandiri
(mis: makan, sikat gigi, cuci tangan,
memakai baju)
Bernyanyi Bersama anak lagu-lagu yang
disukai
Bacakan cerita atau dongeng
Dukung partisipasi anak di sekolah,
ekstrakulikuler dan aktivitas komunitas
Edukasi
Jelaskan orang tua dan/atau pengasuh
tentang milestone perkembangan anak
dan perilaku anak
Anjurkan orang tua menyentuh dan
menggendong bayinya
Anjurkan orang tua berinteraksi dengan
anaknya
Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
Ajarkan anak teknik asertif
Kolaborasi
Rujuk untuk konseling, jika perlu
44
2 Defisit Nutrisi berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nutrisi
Ketidakmampuan menelan makanan selama ……………. Jam status nutrisi Observasi
Ketidakmampuan mencerna membaik dengan kriteria hasil : Identifikasi status nutrisi
makanan Porsi makan yang dihabiskan Identifikasi alergi dan intoleransi
Ketidakmampuan mengabsorbsi meningkat makanan
nutrien Berat badan membaik Identifikasi makanan yang disukai
Peningkatan kebutuhan metabolisme Indeks massa tubuh (IMT) membaik Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
Faktor ekonomi (mis: finansial tidak nutrien
mencukupi) Identifikasi perlunya penggunaan selang
Faktor psikologis (mis: stres, nasogastrik
keengganan untuk makan) Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Ditandai dengan : Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
DS:
Tidak ada Terapeutik
DO: Lakukan oral hygiene sebelum makan,
Berat badan menurun minimal 10% jika perlu
dibawah rentang ideal. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis:
piramida makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui
45
selang nasogastik jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
Ajarkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis: Pereda nyeri, antiemetik),
jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
3 Defisit Pengetahuan berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan
Edukasi Kesehatan
Keterbatasan kognitif selama ……… jam tingkat pengetahuan Observasi
Gangguan fungsi kognitif meningkat dengan kriteria hasil : Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Kekeliruan mengikuti anjuran Perilaku sesuai anjuran meningkat menerima informasi
Kurang terpapar informasi Verbalisasi minat dalam belajar Identifikasi faktor-faktor yang dapat
Kurang minat dalam belajar meningkat meningkatkan dan menurunkan motivasi
Kurang mampu mengingat Kemampuan menjelaskan perilaku hidup bersih dan sehat
Ketidaktahuan menemukan sumber pengetahuan tentang suatu topik
informasi meningkat Terapeutik
Ditandai dengan : Kemampuan menggambarkan Sediakan materi dan media Pendidikan
DS: pengalaman sebelumnya yang Kesehatan
Menanyakan masalah yang dihadapi sesuai dengan topik meningkat Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai
DO: Perilaku sesuai dengan kesepakatan
46
Menunjukkan perilaku tidak sesuai pengetahuan meningkat Berikan kesempatan untuk bertanya
anjuran Pertanyaan tentang masalah yang
Menunjukkan persepsi yang keliru dihadapi menurun Edukasi
terhadap masalah Persepsi yang keliru terhadap Jelaskan faktor risiko yang dapat
masalah menurun mempengaruhi Kesehatan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
47
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
UPTD. RUMAH
SAKIT UMUM
DAERAH BANTEN
HYDROCEPHALUS
48
1. Nyeri kepala
2. Muntah
3. Lethargi, lelah, apatis, perubahan
personalitas
4. Ketegangan dari sutura cranial dapat
terlihat pada anak berumur 10 tahun
5. Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan
perifer
6. Strabismus
7. Perubahan pupil
5. Diagnosis 1. Resiko perfusi serebral tidak efektif
Keperawatan (D.0017)
2. Penurunan kapasitas adaftif intrakranial
(D.0066)
3. Nyeri akut ( D.0077)
4. Hipertermia ( D.0130)
5. Defisit nutrisi (D.0019)
6. Gangguan Persepsi Sensosi (D.0085)
7. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan (D.
0129)
8. Resiko Infeksi (D.0142)
9. Resiko Cedera ( D.0136)
10. Gangguan mobilitas fisik ( D.0054)
6. Kriteria Evaluasi 1. Perfusi Serebral Meningkat L.02014
Tingkat kesadaran meningkat
Kognitif Meningkat
Tekanan intrakranial menurun
sakit kepala menurun
Gelisah menurun
kecemasan menurun
agitasi menurun
demam menurun.
2.Kapasitas Adaptif Intrakranial Meningkat
L.06049
Tingkat kesadaran meningkat
Fungsi kognitif meningkat
Sakit kepala menurun
Gelisah menurun
Agitasi menurun
Postur deserebrasi (ekstensi) menurun
Papiledema menurun
Tekanan darah membaik
Tekanan nadi (pulse pressure) membaik
Bradikardia membaik
Pola nafas membaik
Respon pupil membaik
Reflek neurologis Membaik
Tekanan intrakranial Membaik.
49
Diaforesis menurun
Perasaan depresi (tertekan) menurun
Perasaan takut mengalami cedera
berulang menurun
Anoreksia menurun
Perineum terasa tertekan menurun
Uterus terasa membulat menurun
Ketegangan otot menurun
Pupil dilatasi menurun
Muntah menurun
Mual menurun
Frekuensi nadi Membaik
Pola napas membaik
Tekanan darah membaik
Proses berpikir membaik
Fokus membaik
Fungsi berkemih membaik
Perilaku membaik
Nafsu makan membaik
Pola tidur membaik
4. Termoregulasi Membaik
Mengigil Menurun
Kulit merah Menurun
Kejang Menurun
Akrosianosis Menurun
Konsumsi oksigen Menurun
Piloereksi Menurun
Vasokontriksi perifer Menurun
Kutis memorata Menurun
Pucat Menurun
Takikardi Menurun
Takipnea Menurun
Bradikardi Menurun
Dasar kuku sianolik Menurun
Hipoksia Menurun
Suhu tubuh Membaik
Suhu kulit Membaik
Kadar glukosa darah Membaik
Pengisian kapiler Membaik
Ventilasi Membaik
Tekanan darah Membaik
5. Status Nutrisi Membaik(L. 03030)
Porsi makanan yang dihabiskan
meningkat
Kekuatan otot penguyah meningkat
Kekuatan otot menelan meningkat
Serum albumin meningkat
Verbalisasi keinginan untuk
meningkatkan nutrisi meningkat
Pengetahuan tentang pilihan makanan
yang sehat meningkat
Pengetahuan tentang pilihan minuman
yang sehat meningkat
Pengetahuan tentang asupan nutrisi yang
sehat meningkat
Penyiapan dari penyimpanan makanan
50
yang sehat meningkat
Penyiapan dari penyimpanan minuman
yang sehat meningkat
Sikap terhadap makanan/minuman
sesuai dengan tujuan kesehatan
meningkat
Perasaan cepat kenyang menurun
Nyeri abdomen menurun
Sariawan menurun
Rambut rontok menurun
Diare menurun
Berat badan membaik
Indeks masa tubuh (IMT) membaik
Frekuensi makan membaik
Nafsu makan membaik
Bising usus membaik
Tebal lipatan kulit trisep membaik
Membran mukosa membaik
51
Nyeri menurun
Bengkak menurun
Vesikel menurun
Cairan berbau busuk menurun
Sputum berwarna hijau menurun
Drainase puluren menurun
Piuna menurun
Periode malaise menurun
Periode menggigil menurun
Lelargi menurun
Gangguan kognitif menurun
Kultur darah membaik
Kultur urine membaik
Kultur sputum membaik
Kultur area luka membaik
Kultur feses membaik
Kadar sel darah putih membaik
9.Tingkat Cedera menurun L.14136
Toleransi aktivitas meningkat
Nafsu makan meningkat
Toleransi makanan meningkat
Kejadian cedera menurun
Luka/lecet menurun
Ketegangan otot menurun
Fraktur menurun
Perdarahan menurun
Ekspresi wajah kesakitan menurun
Agitasi menurun
Iritabilitas menurun
Gangguan mobilitas menurun
Gangguan kognitif menurun
Tekanan darah membaik
Frekuensi nadi membaik
Frekuensi nafas membaik
Denyut jantung apikal membaik
Denyut jantung radialis membaik
Pola istirahat/tidur membaik
10. Mobilitas Fisik meningkat L.05042
Pergerakan ekstremitas meningkat
Kekuatan otot meningkat
Rentang gerak (ROM) meningkat
Nyeri menurun
Kecemasan menurun
Kaku sendi menurun
Gerakan tidak terkoordinasi menurun
Gerakan terbatas menurun
Kelemahan fisik menurun
7. Intervensi Manajemen peningkatan tekanan
Keperawatan intracranial 1.06194
Pemantauan tekanan intrakranial
1.06198
Manajemen peningkatan tekanan
intracranial 1.06194
Pemantauan tekanan intrakranial
1.06198
Manajemen nyeri I.08238
Pemberian analgetik I.08243
52
Manajeman hipertermia I.15506
Regulasi tempratur I.14578
Manajemen Nutrisi (I.03119)
Promosi berat badan ( I.03136)
Manajemen halusinasi I.09288
Perawatan integritas kulit I.11353
Perawatan luka I.14564
Manajemen imunisasi I. 14508
Pencegahan infeksi I.14539
Manajemen keselamatan lingkungan
I.14513.
Pencegahan cedera I.14537
Dukungan ambulasi 1.06171
Dukungan mobilisasi I.05173
8. Informasi Dan Anjurkan menggunakan analgesic secara
Edukasi tepat
Ajarkan tehnik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Ajarkan diet yang diprogramkan
Ajarkan individu, keluarga, dan kelompok
risiko tinggi bahaya lingkungan
53
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
HYDROCEPHALUS
No Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Risiko Perfusi Serebral tidak efektif Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen peningkatan tekanan intracranial
dibuktikan dengan selama ... x 24 jam diharapkan masalah Observasi
Keabnormalan masa prothrombin keperawatan perfusi serebral Identifikasi penyebab peningkatan TIK
dan/atau masa tromboplastin meningkat dengan kriteria hasil : Monitor tanda /gejala peningkatan TIK (TD
parsial Tingkat Kesadaran meningkat meningkat, nadi melebar, bradikardia,
Penurunan kinerja ventikel kiri Kognitif meningkat kesadaran menurun)
Aterosklerosis aorta Tekanan intra kranial menurun Monitor MAP
Diseksi arteri Sakit Kepala menurun Monitor CVP
Fibrilasi atrium Gelisah menurun Monitor ICP (Intra cranial Pressure)
Tumor otak Kecemasan menurun Monitor CPP (Cerebrall Perfusion Pressure)
Stenosis karotis Agitasi menurun Monitor status pernafasan
Miksoma atrium Demam menurun Monitor intake dan output cairan
Aneurisma serebri Nilai rata-rata tekanan darah Monitor cairan serebro-spinalis Mis.
Koagulopati (mis. Anemia sel membaik Warna,konsistensi
sabit) Tekanan darah sistolik membaik
Dilatasi kardiomiopati Tekanan darah diastolic membaik Terapeutik
Koagluasi intravaskuler Refleks Saraf membaik Minimalkan stimulus dengan menyediakan
diseminata lingkungan yang tenang
Embolisme Berikan posisi semifowler
Cedera kepala Hindari maneuver valsava (cara bernafas
Hiperkolesteronemia dengan meningkatkan tekanan didada)
Embolisme Cegah terjadinya kejang
Cedera kepala Hindari penggunaan PEEP
Hiperkolesteronemia Hindari pemberian cairan IV hipotonik
Hipertensi Atur Ventilator agar PCO2 optimal
Endocarditis infektif Pertahankan suhu tubuh normal
54
Katub prostetik mekanis
Stenosis mitral Kolaborasi
Neoplasma otak Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
Infark miokard akut konvulsan, jika perlu
Sindrom sick sinus Kolaborasi pemberian osmosis diuretic, jika
Penyalahgunaan zat perlu
Terapi tombolitik Kolaborasi pemberian pencahar, jika perlu
Efek samping tindakan (mis.
Tindakan operasi) Pemantauan tekanan intrakranial
Observasi
Observasi penyebab peningkatan TIK
(mis. Lesi menempati ruang, gangguan
metabolism, edema sereblal, peningkatan
tekanan vena, obstruksi aliran cairan
serebrospinal, hipertensi intracranial
idiopatik)
Monitor peningkatan TD
Monitor pelebaran tekanan nadi (selish
TDS dan TDD)
Monitor penurunan frekuensi jantung
Monitor ireguleritas irama jantung
Monitor penurunan tingkat kesadaran
Monitor perlambatan atau
ketidaksimetrisan respon pupil
Monitor kadar CO2 dan pertahankan
dalm rentang yang diindikasikan
Monitor tekanan perfusi serebral
Monitor jumlah, kecepatan, dan
karakteristik drainase cairan serebrospinal
55
Monitor efek stimulus lingkungan
terhadap TIK
Terapeutik
Edukasi
56
Menarik diri menurun Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
Berfokus pada diri sendiri menurun nyeri
Anoreksia menurun Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Ditandai dengan : Muntah menurun Monitor keberhasilan terapi komplementer
DS : Mual menurun yang sudah diberikan
Mengeluh nyeri Frekuensi nadi membaik Monitor efek samping penggunaan analgetik
DO : Pola nafas membaik Terapeutik
Tampak meringis Tekanan darah membaik Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Bersikap protektif (mis: waspada, Proses berfikir membaik mengurangi nyeri (mis ; TENS, hypnosis,
menghindari nyeri) Focus membaik akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
Gelisah Perilaku membaik pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
Frekuensi nadi meningkat Nafsu makan membaik terbimbing, kompres hangat/ dingin, terapi
Sulit tidur bermain)
Pola tidur membaik
Tekanan darah meningkat Control lingkungan yang memperberat rasa
Pola nafas berubah nyeri (mis : suhu ruangan, pencahayaan,
Nafsu makan berubah kebisingan)
Proses berfikir terganggu Fasilitasi istirahat dan tidur
Menarik diri Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
Berfokus pada diri sendiri pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesic secara tepat
Ajarkan tehnik farmakologis untuk mengurangi
nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu
57
Pemberian analgesik
Observasi
58
Kolaborasi
59
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena jika perlu
4. Defisit Nutrisi Berhubungan dengan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi
selama…x…jam maka status nutrisi Observasi
Ketidakmampuan menelan membaik dengan kriteria hasil : Identifikasi status nutrisi
makanan Porsi makanan yang dihabiskan Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Ketidakmampuan mencerna meningkat Identifikasi makanan yang disukai
makanan Kekuatan otot pengunyah meningkat Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Ketidakmampuan mengabsorbsi Kekuatan otot menelan meningkat Identifikasi perlunya penggunaan nasogastrik
nutrien Serum abumin meningkat Monitor asupan makanan
Peningkatan kebutuhan Verbalisasi keinginan untuk Monitor berat badan
metabolisme meningkatkan nutrisi meningka Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Faktor ekonomi (mis, finansial Pengetahuan tentang pilihan makanan
tidak mencukupi) yang sehat meningkat Terapeutik
Faktor psikologis (mis, stres, Pengetahuan tentang pilihan Lakukan oral hygiene sebelum makan jika
keengganan untuk makan) minuman yang sehat meningkat perlu
Pengetahuan tentang standart asupan Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis,
Ditandai dengan : nutrisi yang tepat meningkat piramida makanan)
DS . Penyiapan dan penyimpanan makanan Sajikan makanan secara menarik dan suhu
Cepat kenyang setelah makan yang aman meningkat yang sesuai
Kram/nyeri abdomen Penyiapan dan penyimpanan Berikan makanan tinggi serat untuk mecegah
Nafsu makan menurun minuman yang aman meningkat konstipasi
Sikap terhadap makanan/minuman Berikan makanan tinggi kaori dan tinggi kalori
DO. sesuai dengan tujuan kesehatan Berikan suplemen makanan jika perlu
Berat badan menurun minimal meningkat Hentikan pemberian makan melalui selang
10% dibawah rentang ideal Perasaan cepat kenyang menurun nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Bising usus hiperaktif Nyeri abdomen menurun
60
Otot pengunyah lemah Sariawan menurun Edukasi
Otot menelan lemah Rambut rontok menurun Anjurkan posisi duduk, jikamampu
Membran mukosa pucat Diare menurun Ajarkan diet yang diprogramkan
Sariawan Berat badan membaik
Serum abumin turun IMT (Indeks Masa Tubuh) Kolaborasi
Rambut rontok berlebihan Frekuensi makan Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
Diare Nafsu makan mis, pereda nyeri, anti emetik (jika perlu)
Bising usus Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
Tebal lepatan kulit trisep jumaah kalori dan jenis nutrien yang
Membran mukosa dibutuhkan.
Terapeutik
Berikan perawatan mulut sebelum pemberian
makan jika perlu
Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi
pasien misal makanan dengan tekstur halus,
makanan yang diblender, makanan cair yang
diberikan melalui NGT atau gastrostomi, total
per enterat nutrision sesuai indikasi
Hidangkan makanan secara menarik
Berikan suplemen jika perlu
61
Berikan pujian pada pasien atau keluarga
untuk peningkatan yang dicapai
Edukasi
Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi
namun tetap terjangkau
Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan
62
Keengganan melakukan dilakukan (mis. Berjalan dan tempat tidur ke
pergerakan kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar
Gangguan sensoripersepsi mandi, berjalan sesuai toleransi)
Data Subjektif
Mengeluh sulit menggerakkan
ekstremitas
Nyeri saat bergerak
Enggan melakukan pergerakan
Merasa cemas saat bergerak
Data objektif
Kekuatan otot rentang menurun
Rentang gerak (ROM) menurun
Sendi kaku
Gerakan tidak terkoordinasi
Gerakan terbatas
Fisik lemah
6. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan Setelah dilakukan intervensi keperawatan PERAWATAN INTEGRITAS KULIT
berhubungan dengan : selama ………. Jam diharapkan
Perubahan sirkulasi Integritas Kulit dan Jaringan Observasi
Perubahan status nutrisi meningkat dengan kriteria hasil :
(kelebihan atau kekurangan) Elastisitas meningkat Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Kelebihan/kekurangan volume Hidrasi meningkat (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan status
cairan Perfusi jaringan meningkat nutrisi, peneurunan kelembaban, suhu
Penuruna mobilitas Kerusakan jaringan menurun lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
Bahan kimia iritatif Kerusakan lapisan kulit menurun
Suhu lingkungan yang ekstrem Nyeri menurun Terapeutik
Faktor mekanis (mis. penekanan Perdarahan menurun
pada tonjolan tulang,gesekan) Kemerahan menurun Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah
Efek samping terapi radiasi baring
Hematoma menurun
Lakukan pemijatan pada area
Kelembaban Pigmentasi abnormal menurun
63
Proses penuaan Jaringan parut menurun penonjolan tulang, jika perlu
neuropati perifer Nekrosis menurun Bersihkan perineal dengan air hangat,
Perubahan pigmentasi Abrasi kornea menurun terutama selama periode diare
Perubahan hormonal Suhu kulit membaik Gunakan produk berbahan petrolium
Kurang terpapar informasi Sensasi membaik atau minyak pada kulit kering
tentang upaya Tekstur membaik Gunakan produk berbahan
Pertumbuhan rambut membaik ringan/alami dan hipoalergik pada kulit
Ditandai dengan : sensitif
DS:- Hindari produk berbahan dasar
DO: alkohol pada kulit kering
Kerusakan jaringan dan/atau
lapisan Edukasi
Nyeri
Anjurkan menggunakan pelembab
Perdarahan
(mis. Lotin, serum)
Kemerahan
Anjurkan minum air yang cukup
Hermatoma
Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
Anjurkan meningkat asupan buah dan
saur
Anjurkan menghindari terpapar suhu
ektrime
Anjurkan menggunakan tabir surya
SPF minimal 30 saat berada diluar rumah
PERAWATAN LUKA
Observasi
Monitor karakteristik luka (mis:
drainase,warna,ukuran,bau
64
Monitor tanda –tanda inveksi
Terapeutik
65
Edukasi
Kolaborasi
66
Ketuban pecah lama, Drainase puluren menurun Dokumentasikan informasi vaksinasi
Ketuban pecah sebelum Piuna menurun Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang
waktunya, Periode malaise menurun tepat
Merokok, Periode menggigil menurun
statis cairan tubuh. Lelargi menurun Edukasi
Ketidakdekuatan pertahanan Gangguan kognitif menurun
tubuh sekunder : Kultur darah membaik Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi,
Penurunan homolobin, Kultur urine membaik jadwal dan efek samping
Imununosupresi, Informasikan imunisasi yang diwajibkan
Kultur sputum membaik
Leukopenia, pemerintah
Kultur area luka membaik
Supresi respon inflamasi, Informasikan imunisasi yang
Kultur feses membaik
Vaksinasi tidak adekuat. melindungiterhadap penyakit namun saat ini
Kadar sel darah putih membaik
tidak diwajibkan pemerintah
Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus
Informasikan penundaan pemberian imunisasi
tidak berarti mengulang jadwal imunisasi
kembali
Informasikan penyedia layanan pekan
imunisasi nasional yang menyediakan vaksin
gratis
Observasi
67
Terapeutik
Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi,
jadwal dan efek samping
Informasikan imunisasi yang diwajibkan
pemerintah
Informasikan imunisasi yang
melindungiterhadap penyakit namun saat ini
tidak diwajibkan pemerintah
Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus
Informasikan penundaan pemberian imunisasi
tidak berarti mengulang jadwal imunisasi
kembali
Informasikan penyedia layanan pekan
imunisasi nasional yang menyediakan vaksin
gratis
68
8. Resiko cedera berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan
Manajemen keselamatan lingkungan
Eksternal selama ………. Jam diharapkan Tingkat
Cedera menurun L.14136 dengan Observasi
Terpapar patogen kriteria hasil:
Terpapar zat kimia toksik Toleransi aktivitas meningkat Identifikasi kebutuhan keselamatan (mis:
Terpapar agen nosokomial Nafsu makan meningkat kondisi fisik, fungsi kognitif, dan Riwayat
Ketidaknyamanan Transportasi Toleransi makanan meningkat perilaku)
Kejadian cedera menurun Monitor perubahan status keselamatan
Internal Luka/lecet menurun lingkungan
Ketegangan otot menurun
Ketidaknormalan profil darah Terapeutik
Fraktur menurun
Perubahan orientasi afektif Perdarahan menurun Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan
Perubahan sensasi Ekspresi wajah kesakitan menurun (mis: fisik, biologi, kimia), jika memungkinkan
Disfungsi autoimun Agitasi menurun Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan
Disfungsi biokimia Iritabilitas menurun bahaya dan risiko
Hipoksia jaringan Gangguan mobilitas menurun Sediakan alat bantu keamanan lingkungan
Kegagalan mekanisme Gangguan kognitif menurun (mis: commode chair dan pegangan tangan)
pertahanan tubuh Tekanan darah membaik Gunakan perangkat pelindung (mis:
Malnutrisi Frekuensi nadi membaik pengekangan fisik, rel samping, pintu terkunci,
Perubahan fungsi psikomotor Frekuensi nafas membaik pagar)
Perubahan fungsi kognitif Denyut jantung apikal membaik Hubungi pihak berwenang sesuai masalah
Denyut jantung radialis membaik komunitas (mis: puskesmas, polisi, damkar)
Kondisi Klinis Terkait Pola istirahat/tidur membaik Fasilitasi relokasi ke lingkungan yang aman
Lakukan program skrining bahaya
1. Kejang lingkungan (mis: timbal)
2. Sinkop
Edukasi
3. Vertigo
4. Gangguan penglihatan Ajarkan individu, keluarga, dan kelompok
5. Gangguan pendengaran risiko tinggi bahaya lingkungan
6. Penyakit parkinson
69
7. Hipotensi
Pencegahan cedera
8. Kelainan nervus vestibularis
9. Retardasi mental Observasi
70
dalam kondisi terkunci
Gunakan pengaman tempat tidur sesuai
dengan kebijakan fasilitas pelayanan
Kesehatan
Pertimbangkan penggunaan alarm elektronik
pribadi atau alarm sensor pada tempat tidur
atau kursi
Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik
yang diperlukan
Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang
sesuai (mis: tongkat atau alat bantu jalan)
Diskusikan Bersama anggota keluarga yang
dapat mendampingi pasien
Tingkatkan frekuensi observasi dan
pengawasan pasien, sesuai kebutuhan
Edukasi
71
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
HIPERBILIRUBIN
1 Pengertian Hiperbilirubinemia adalah akumulasi bilirubin
dalam darah yang berlebihan, ditandai dengan
adanya jaundice atau ikterus, perubahan
warna kekuningan pada kulit, sklera dan kuku
(Hockenberry & Wilson, 2009)
2 Asessmen Subjektif (Tidak tersedia)
Keperawatan Objektif
a. Profil darah abnormal (hemolisis bilirubin
serum total.2mg/dl bilirubin serum total
pada rentang resiko tinggi menurut usia
pada normogram spesifik waktu)
b. Membran mukosa kuning
c. Kulit kuning
d. Sklera kuning
3 Diagnosa a. Ikterik neonatus b.d hasil kadar Bilirubin
Keperawatan meningkat [D0024]
b. Resiko hipotermi b.d Transfer panas(efek
samping fototerapi) [D.0140]
c. Gangguan integritas kulit b.d peningkatan
kadar bilirubin [D.0142]
4 Kriteria Evaluasi Ikterik Neonatus (D.0024)
Elastisitas kulit meningkat
Hidrasi meningkat
Perfusi jaringan meningkat
Kerusakan jaringan menurun
Kerusakan lapisan kulit menurun
Pigmentasi abnormal menurun
Seuhu kulit membaik
Sensai membaik tekstur membaik
72
Perilaku mengikuti program
perawatan/pengobatan membaik
Perilaku menjalankan anjuran membaik
Tanda dan gejala penyakit membaik
73
4) PPNI, 2018. Standart Intervensi
Keperawatan Indonesia edisi 1 cetakan
II.DPP PPNI.Jakarta
5) PPNI,2019.Standart Luaran Keperawatan
Indonesia edisi 1cetakan II.DPP
PPNI.Jakarta
74
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
HIPERBILIRUBIN
Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Ikterik neonatus berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Fototerapi Neonatus (I.03091)
penurunan berat badan abnormal selama ……… jam integritas kulit dan jaringan Observasi
(>7-8% pada bayi baru lahir yang meningkat dengan kriteria hasil : Monitor ikterik pada sklera dan kulit bayi
menyusu ASI, >15% pada bayi cukup Kerusakan jaringan menurun Identifikasi kebutuhan cairan sesuai dengan
bulan) Kerusakan lapisan kulit menurun usia gestasi dan berat badan
pola makan tidak ditetapkan dengan Monitor suhu dan tanda vital setiap 4 jam
baik sekali
kesulitan transisi ke kehidupan Monitor efek samping fototerapi (mis:
ekstra uterin hipertermi, diare, rush pada kulit, penurunan
usia kurang dari 7 hari berat badan lebih dari 8 – 10%
keterlambatan pengeluaran feses
(mekonium) Terapeutik
ditandai dengan : Siapkan lampu fototerapi dan incubator atau
DS: kotak bayi
Tidak ada Lepaskan pakaian bayi kecuali popok
DO: Berikan penutup mata (eye protector/biliband)
Profil darah abnormal (hemolisis, pada bayi
bilirubin serum total > 2 mg/dL, Ukur jarak antara lampu dan permukaan kulit
bilirubin serum total pada rentang bayi (30 cm atau tergantung spesifikasi lampu
risiko tinggi menurut usia pada fototerapi)
normogram spesifik waktu) Biarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi
Membran mukosa kuning secara berkelanjutan
Kulit kuning Ganti segera alas dan popok bayi jika
Sklera kuning BAB/BAK
Gunakan linen berwarna putih agar
memantulkan cahaya sebanyak mungkin
75
Edukasi
Anjurkan ibu menyusui sekitar 20 – 30 menit
Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian darah vena bilirubin
direk dan indirek
Resiko hipotermi dibuktikan dengan Factor Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Hipotermia (I.14507)
resiko : selama ……… jam thermoregulasi membaik Observasi
Berat badan ekstrem dengan kriteria hasil : Monitor suhu tubuh
Kerusakan hipotalamus Menggigil menurun Identifikasi penyebab hipotermia (mis:
Konsumsi alkohol Suhu tubuh membaik terpapar suhu lingkungan rendah, pakaian
Kurangnya lapisan lemak subkutan Suhu kulit membaik tipis, kerusakan hipotalamus, penurunan laju
Suhu lingkungan rendah metabolisme, kekurangan lemak subkutan)
Malnutrisi Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
Pemakaian pakaian yang tipis (mis: hipotermia ringan: takipnea, disartria,
Penurunan laju metabolisme menggigil, hipertensi, diuresis; hipotermia
Terapi radiasi sedang: aritmia, hipotensi, apatis, koagulopati,
Tidak beraktivitas refleks menurun; hipotermia berat: oliguria,
Transfer panas (mis: konduksi, refleks menghilang, edema paru, asam-basa
konveksi, evaporasi, radiasi) abnormal)
Trauma
Prematuritas Terapeutik
Penuaan Sediakan lingkungan yang hangat (mis: atur
Bayi baru lahir suhu ruangan, inkubator)
Berat badan lahir rendah Ganti pakaian dan/atau linen yang basah
Kurang terpapar informasi tentang Lakukan penghangatan pasif (mis: selimut,
pencegahan hipotermia menutup kepala, pakaian tebal)
Efek agen farmakologis Lakukan penghangatan aktif eksternal (mis:
kompres hangat, botol hangat, selimut hangat,
76
perawatan metode kangguru)
Lakukan penghangatan aktif internal (mis:
infus cairan hangat, oksigen hangat, lavase
peritoneal dengan cairan hangat)
Edukasi
Anjurkan makan/minum hangat
Gangguan integritas kulit berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
dengan : selama ……… jam intergritas kulit/jaringan Observasi
meningkat dengan kriteria hasil : Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Perubahan sirkulasi Kerusakan jaringan menurun (mis: perubahan sirkulasi, perubahan status
Perubahan status nutrisi (kelebihan Kerusakan lapisan kulit menurun nutrisi, penurunan kelembaban, suhu
atau kekurangan) lingkungan ekstrim, penurunan mobilitas)
Kekurangan/kelebihan volume
cairan Terapeutik
Penurunan mobilitas Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
Bahan kimia iritatif Lakukan pemijatan pada area penonjolan
Suhu lingkungan yang ekstrim tulang, jika perlu
Faktor mekanis (mis: penekanan Bersihkan perineal dengan air hangat,
pada tonjolan tulang, gesekan) atau terutama selama periode diare
faktor elektris (elektrodiatermi, energi Gunakan produk berbahan petroleum atau
listrik bertegangan tinggi) minyak pada kulit kering
Efek samping terapi radiasi Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
Kelembaban hipoalergik pada kulit sensitive
Proses penuaan Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
Neuropati perifer kulit kering
Perubahan pigmentasi
Perubahan hormonal Edukasi
Kurang terpapar informasi tentang Anjurkan menggunakan pelembab (mis: lotion,
77
upaya mempertahankan/melindungi serum)
integritas jaringan Anjurkan minum air yang cukup
Ditandai dengan : Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
DS: Anjurkan meningkatkan asupan buah dan
Tidak tersedia sayur
DO: Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrim
Kerusakan jaringan dan/atau Anjurkan menggunakan tabir surya SPF
lapisan kulit minimal 30 saat berada diluar rumah
Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya
78
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
UPTD. RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
BANTEN
KDK ( Kejang Demam Komplek )
1 Pengertian Kejang demam yang berlangsung lebih dari 15
menit , bahkan biasanya kondisi ini terjadi
berulang atau lebih dari satu kali dalam 24 jam
2 Asessmen Subjektif
Keperawatan
Objektif
Kulit dingin atau hangat
Menggigil
Suhu tubuh fluktuatif
Pucat
Takikardi
Kejang
Frekuensi napas meningkat
3 Diagnosa Termoregulasi tidak efektif (D.0149)
Keperawatan Defisit Nutrisi(D.0019 )
Defisit Pengetahuan (D.0111)
4 Kriteria Evaluasi Termoregulasi membaik ( l.14134 )
Menggigil menurun
Kulit merah membaik
Kejang menurun
Akrosianosis membaik
Konsumsi oksigen membaik
Pucat membaik
Takikardi membaik
Bradikardi membaik
Dasar kuku sianotik membaik
Hipoksia membaik
79
pengetahuan tentang penyakitnya
meningkat
Kemampuan klien menggambarkan
pengalaman sebelumnya yang sesuai
dengan penyakitnya meningkat
Perilaku sesuai dengan pengetahuannya
meningkat
Pertanyaan tentang penyakitnya menurun
Persepsi keliru tentang penyakitnya
menurun
Perilaku klien membaik
5 Intervensi Regulasi temperature (I.14578)
Keperawatan Manajemen Nutrisi (I.03119)
Edukasi Kesehatan (l.12383)
6 Informasi dan Jelaskan prosedur pengukuran suhu tubuh
Edukasi Anjurkan terus memegang bahu dan
menahan dada saat pengukuran aksila
Ajarkan diet yang diprogramkan
Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi
Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif
setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan
yang telah Ditetapkan
8 Penelaah kritis Sub Komite Mutu Keperawatan, Bidang
Keperawatan
9 Kepustakaan 1) Berman, A , snyder, S, & fradsen, G (2016).
Kozier & Erb’s fundamentals of nurisng (10th
ed), USA pearson education
2) Agyeman AA & Aseno R.O. 2017.Tuberculosis
anOverview.JournalOfPublicHealthAndEmerg
ency.Vol1. No.1.
2017.https://jphe.amegroups.com/article/vi
ew/3668/4421
3) PPNI, 2017.Standart Diagnosis Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II.DPP
PPNI.Jakarta
4) PPNI, 2018.Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II.DPP
PPNI.Jakarta
5) PPNI,2019.StandartI Luaran Keperawatan
Indonesia edisi1 cetakan II.DPP PPNI.Jakarta
80
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
KDK
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
81
Kulit dingin/hangat warmer
Mengigil Pertahankan kelembaban incubator 50% atau
Suhu tubuh fluktuatif lebih untuk mengurangi kehilangan panas
karena proses evaporasi
Atur suhu incubator sesuai kebutuhan
Hangatkan terlebih dahulu bahan-bahan yang
akan kontak dengan bayi (mis: selimut, kain
bedongan, stetoskop)
Hindari meletakkan bayi di dekat jendela
terbuka atau di area aliran pendingin ruangan
atau kipas angin
Gunakan matras penghangat, selimut hangat,
dan penghangat ruangan untuk menaikkan
suhu tubuh, jika perlu
Gunakan Kasur pendingin, water circulating
blankets, ice pack, atau gel pad dan
intravascular cooling cathetherization untuk
menurunkan suhu tubuh
Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan
pasien
Edukasi
Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion dan
heat stroke
Jelaskan cara pencegahan hipotermi karena
terpapar udara dingin
Demonstrasikan Teknik perawatan metode
82
kanguru (PMK) untuk bayi BBLR
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
2 Defisit Nutrisi berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nutrisi
selama ……….. jam Status Nutrisi Membaik Observasi
Ketidakmampuan menelan
dengan kriteria hasil : Identifikasi status nutrisi
makanan
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Ketidakmampuan mencerna Porsi makanan yang dihabiskan
Identifikasi makanan yang disukai
makanan meningkat
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Ketidakmampuan mengabsorbsi Kekuatan otot mengunyah dan menelan
Identifikasi perlunya penggunaan selang
nutrien meningkat
nasogastrik
Peningkatan kebutuhan Berat badan dan indeks masa tubuh Monitor asupan makanan
metabolisme membaik Monitor berat badan
Faktor ekonomi (mis: finansial Frekuensi makan menbaik Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
tidak mencukupi) Nafsu makan membaik
Faktor psikologis (mis: stres, Bising usus membaik Terapeutik
keengganan untuk makan) Membran mukosa membaik Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
Ditandai dengan :
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis:
DS:
piramida makanan)
Tidak ada
Sajikan makanan secara menarik dan suhu
DO:
yang sesuai
Berat badan menurun minimal
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
10% dibawah rentang ideal.
konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
83
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang
nasogastik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
Ajarkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis: Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
3 Defisit Pengetahuan berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Edukasi Kesehatan
dengan : selama ……….. jam Tingkat Pengetahuan Observasi
Membaik dengan kriteria hasil : Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Keterbatasan kognitif
Perilaku klien sesuai dengan yang di menerima informasi
Gangguan fungsi kognitif
anjuran meningkat Identifikasi faktor-faktor yang dapat
Kekeliruan mengikuti anjuran
Minat klien dalam belajar meningkat meningkatkan dan menurunkan motivasi
Kurang terpapar informasi
Kemampuan klien menjelaskan perilaku hidup bersih dan sehat
Kurang minat dalam belajar
Kurang mampu mengingat pengetahuan tentang penyakitnya
meningkat Terapeutik
Ketidaktahuan menemukan
Kemampuan klien menggambarkan Sediakan materi dan media Pendidikan
sumber informasi
pengalaman sebelumnya yang sesuai Kesehatan
Ditandai dengan :
dengan penyakitnya meningkat Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai
DS:
Perilaku sesuai dengan pengetahuannya kesepakatan
84
Menanyakan masalah yang meningkat Berikan kesempatan untuk bertanya
dihadapi Pertanyaan tentang penyakitnya
DO: menurun Edukasi
Menunjukkan perilaku tidak Persepsi keliru tentang penyakitnya Jelaskan faktor risiko yang dapat
sesuai anjuran menurun mempengaruhi Kesehatan
Menunjukkan persepsi yang Perilaku klien membaik Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
keliru terhadap masalah Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
85
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
LABIOPALATOSKISIS
86
• Perawatan integritas kulit (I11353)
5 Intervensi Manajemen gangguan makan (I,03111)
Keperawatan Manajemen jalan napas (I.01011)
Perawatan integritas kulit (I11353)
6 Informasi dan Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Edukasi Anjurkan pengaturan diit yang tepat
Anjurkan keterampilan koping untuk
penyelesaian masalah prilaku makan
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif
setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan
yang telah ditetapkan
87
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
LABIOPALATOSKISIS
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Resiko defisit nutrisi dibuktikan denganSetelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Gangguan Makan
faktor resiko : selama …….. jam status nutrisi membaik Observasi
dengan kriteria hasil : Monitor asupan dan keluarnya makanan dan
Ketidakmampuan menelan Porsi makan yang dihabiskan cairan serta kebutuhan kalori
makanan meningkat
Ketidakmampuan mencerna Berat badan membaik Terapeutik
makanan Timbang berat badan secara rutin
Indeks massa tubuh (IMT) membaik
Ketidakmampuan mengabsorbsi Diskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas
nutrien fisik (termasuk olahraga) yang sesuai
Peningkatan kebutuhan Lakukan kontrak perilaku (mis: target berat
metabolisme badan, tanggungjawab perilaku)
Faktor ekonomi (mis: finansial Damping ke kamar mandi untuk pengamatan
tidak mencukupi) perilaku memuntahkan Kembali makanan
Faktor psikologis (mis: stres, Berikan penguatan positif terhadap keberhasilan
keengganan untuk makan) target dan perubahan perilaku
Berikan konsekuensi jika tidak mencapai target
sesuai kontrak
Rencanakan program pengobatan untuk
perawatan di rumah (mis: medis, konseling)
Edukasi
Anjurkan membuat catatan harian tentang
perasaan dan situasi pemicu pengeluaran
makanan (mis: pengeluaran yang disengaja,
muntah, aktivitas berlebihan)
Ajarkan pengaturan diet yang tepat
Ajarkan keterampilan koping untuk penyelesaian
masalah perilaku makan
88
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat
badan, kebutuhan kalori dan pilihan makanan
2 Resiko Aspirasi dibuktikan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Jalan Nafas
faktor resiko : selama …….. jam tingkat aspirasi
menurun dengan kriteria hasil : Observasi
Penurunan tingkat kesadaran Tingkat kesadaran meningkat Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
Penurunan refleks muntah Kemampuan menelan meningkat napas)
dan/atau batuk Monitor bunyi napas tambahan (misalnya:
Dispnea menurun
Gangguan menelan gurgling, mengi, wheezing, ronchi kering)
Kelemahan otot menurun
Disfagia Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Akumulasi sekret menurun
Kerusakan mobilitas fisik
Peningkatan residu lambung Terapeutik
Peningkatan tekanan intragastrik Pertahankan kepatenan jalan napas
Penurunan motilitas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw thrust jika
gastrointestinal curiga trauma fraktur servikal)
Sfingter esofagus bawah Posisikan semi-fowler atau fowler
inkompeten Berikan minum hangat
Perlambatan pengosongan Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
lambung Lakukan penghisapan lender kurang dari 15
Terpasang selang nasogastrik detik
Terpasang trakeostomi atau ETT Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
Trauma/pembedahan leher, endotrakeal
mulut, dan/atau wajah
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
Efek agen farmakologis
McGill
Ketidakmatangan koordinasi
Berikan oksigen, jika perlu
menghisap, menelan, dan bernapas.
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
ada kontraindikasi
89
Ajarkan Teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik
, jika perlu.
3 Risiko gangguan integritas Setelah dilakukan intervensi keperawatan Perawatan Integritas Kulit
kulit/jaringan dibuktikan dengan faktor selama …….. jam integritas kulit/jaringan Observasi
resiko : meningkat dengan kriteria hasil : Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Perubahan sirkulasi Kerusakan jaringan menurun (mis: perubahan sirkulasi, perubahan status
Perubahan status nutrisi Kerusakan lapisan kulit menurun nutrisi, penurunan kelembaban, suhu
(kelebihan atau kekurangan) lingkungan ekstrim, penurunan mobilitas)
Kekurangan/kelebihan volume
cairan Terapeutik
Penurunan mobilitas Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
Bahan kimia iritatif Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang,
Suhu lingkungan yang ekstrem jika perlu
Faktor mekanis (mis: penekanan, Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama
gesekan) atau faktor elektris selama periode diare
(elektrodiatermi, energi listrik Gunakan produk berbahan petroleum atau
bertegangan tinggi) minyak pada kulit kering
Terapi radiasi Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
Kelembaban hipoalergik pada kulit sensitive
Proses penuaan Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
Neuropati perifer kulit kering
Perubahan pigmentasi
Perubahan hormonal Edukasi
Penekanan pada tonjolan tulang Anjurkan menggunakan pelembab (mis: lotion,
Kurang terpapar informasi tentang serum)
upaya mempertahankan/melindungi Anjurkan minum air yang cukup
90
integritas jaringan Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrim
Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal
30 saat berada diluar rumah
Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya
91
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
92
Terapi Oksigen(I.01026)
Manajemen Nutrisi(I.03119)
PromosiBerat Badan(I.03136)
6 Informasi dan Anjurkan minum air yang cukup
Edukasi Anjurkan meningkatkan asupan buah dan
sayur
Anjurkan menghindari terpapar suhu
ekstrem
Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah
Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi
Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif
setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI)serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan
yang telah ditetapkan
8 Penelaah kritis Sub Komite Mutu Keperawatan, bidang
keperawatan
9 Kepustakaan 1) Berman, A . snyder, S. & Fradsen , G .
(2016). Koizer & Erb’s Fundamentals of
nursing (10th ed). USA. Pearson education
2) Perry, A.G.& potter, P.A (2014) nursing skills
& procedures (9th ed), UK : The Royal
Marsden NHS Foundation Trust
3) Agyeman AA & Aseno R.O. 2017.
Tuberculosisan Overview.Journal Of Public
Health And Emergency.Vol1. No.1.
2017.https://jphe.amegroups.com/article/vi
ew/3668/4421
4) PPNI, 2017.Standart Diagnosis Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II.DPP
PPNI.Jakarta
5) PPNI, 2018.Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II.DPP
PPNI.Jakarta
6) PPNI,2019.Standart I Luaran Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II.DPP
PPNI.Jakarta
93
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
MORBILI
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Gangguan Integritas Kulit / Jaringan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
berhubungan dengan : selama …………… jam integritas kulit dan Observasi
Perubahan sirkulasi jaringan meningkat dengan kriteria hasil : Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Perubahan status nutrisi Kerusakan jaringan menurun (mis: perubahan sirkulasi, perubahan status
(kelebihan atau kekurangan) Kerusakan lapisan kulit menurun nutrisi, penurunan kelembaban, suhu
Kekurangan/kelebihan volume lingkungan ekstrim, penurunan mobilitas)
cairan
Penurunan mobilitas Terapeutik
Bahan kimia iritatif Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
Suhu lingkungan yang ekstrim Lakukan pemijatan pada area penonjolan
Faktor mekanis (mis: penekanan tulang, jika perlu
pada tonjolan tulang, gesekan) atau Bersihkan perineal dengan air hangat,
faktor elektris (elektrodiatermi, energi terutama selama periode diare
listrik bertegangan tinggi) Gunakan produk berbahan petroleum atau
Efek samping terapi radiasi minyak pada kulit kering
Kelembaban Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
Proses penuaan hipoalergik pada kulit sensitive
Neuropati perifer Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
Perubahan pigmentasi kulit kering
Perubahan hormonal
Kurang terpapar informasi tentang Edukasi
upaya mempertahankan/melindungi Anjurkan menggunakan pelembab (mis: lotion,
integritas jaringan serum)
94
Ditandai dengan : Anjurkan minum air yang cukup
DS: Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Tidak tersedia Anjurkan meningkatkan asupan buah dan
DO: sayur
Kerusakan jaringan dan/atau lapisan Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrim
kulit Anjurkan menggunakan tabir surya SPF
minimal 30 saat berada diluar rumah
Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya
2 Hipertermia berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Hipertermia
Dehidrasi selama …………… jam termoregulasi Observasi
Terpapar lingkungan panas membaik dengan kriteria hasil : Identifikasi penyebab hipertermia (mis:
Proses penyakit (mis: infeksi, kanker) Menggigil menurun dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
Ketidaksesuaian pakaian dengan Suhu tubuh membaik penggunaan inkubator)
suhu lingkungan Suhu kulit membaik Monitor suhu tubuh
Peningkatan laju metabolisme Monitor kadar elektrolit
Respon trauma Monitor haluaran urin
Aktivitas berlebihan Monitor komplikasi akibat hipertermia
Penggunaan inkubator
Ditandai dengan : Terapeutik
DS: Sediakan lingkungan yang dingin
Tidak tersedia
Longgarkan atau lepaskan pakaian
DO:
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Suhu tubuh diatas nilai normal
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih)
95
Lakukan pendinginan eksternal (mis: selimut
hipotermia atau kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila)
Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
3 Defisit nutrisi berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan
Manajemen Nutrisi
Ketidakmampuan menelan makanan selama ……….. jam Status Nutrisi Membaik
Observasi
Ketidakmampuan mencerna makanan dengan kriteria hasil : Identifikasi status nutrisi
Ketidakmampuan mengabsorbsi Porsi makanan yang dihabiskan Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
nutrien meningkat Identifikasi makanan yang disukai
Peningkatan kebutuhan metabolisme Kekuatan otot mengunyah dan menelan Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Faktor ekonomi (mis: finansial tidak meningkat Identifikasi perlunya penggunaan selang
mencukupi) Berat badan dan indeks masa tubuh nasogastrik
Faktor psikologis (mis: stres, membaik Monitor asupan makanan
keengganan untuk makan) Frekuensi makan menbaik Monitor berat badan
Ditandai dengan : Nafsu makan membaik Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
DS: Bising usus membaik
Tidak ada Membran mukosa membaik Terapeutik
DO: Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
Berat badan menurun minimal 10%
96
dibawah rentang ideal. perlu
Ditandai dengan : Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis:
piramida makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang
nasogastik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
Ajarkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis: Pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
97
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
98
Pertukarn gas membaik (L.01003)
Dispnea menurun
Pusing membaik
Penglihatan membaik
Perasaan gelisah menurun
Diaforesis membaik
Sianosis membaik
Pola napas membaik
Status Nutrisi Membaik (L.03030)
Porsi makanan yang dihabiskan
meningkat
Kekuatan otot mengunyah dan menelan
meningkat
Berat badan dan indeks masa tubuh
membaik
Frekuensi makan menbaik
Nafsu makan membaik
Bising usus membaik
Membran mukosa membaik
Tingkat Pengetahuan Membaik(L.12111)
Perilaku klien sesuai dengan yang di
anjuran meningkat
Minat klien dalam belajar meningkat
Kemampuan klien menjelaskan
pengetahuan tentang penyakitnya
meningkat
Kemampuan klien menggambarkan
pengalaman sebelumnya yang sesuai
dengan penyakitnya meningkat
Perilaku sesuai dengan pengetahuannya
meningkat
Pertanyaan tentang penyakitnya menurun
Persepsi keliru tentang penyakitnya
menurun
Perilakukllien membaik
Status perkembangan membaik (L.10101)
Keterampilan/perilaku sesuai usia
membaik
Kemampuan melakuakan perawatan diri
membaik membaik
Rspon sosial membaik
Kontak mata membaik
Kemarahan menurun
Afek tidur membaik
Pola tidur membaik
Status pertumbuhan membaik(L.10102)
Berat badan sesuai usia panjang/tinggi
badan sesuai usia membaik
Lingkar kepala membaik
Kecepatan pertambahan berat badan
membaik
99
Kecepatan pertambahan kecepatan/tinggi
badan membaik
Indeks masa tumbuh membaik
Asupan nutrisi membaik
5 Intervensi Latihan Batuk Efektif (l.01006)
Keperawatan Manajemen Jalan Napas (l.01011)
Pemantauan Respirasi (I.01014)
Terapi Oksigen (I.01026)
Manajemen Nutrisi (I.03119)
Promosi Berat Badan (I.03136)
Edukasi Kesehatan (l.12383)
6 Informasi dan Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Edukasi Ajarkan teknik batuk efektif
Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah
Ajarkan diet yang diprogramkan
Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi
Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif
setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan
yang telah ditetapkan
8 Penelaah kritis Sub Komite Mutu Keperawatan, Bidang
Keperawatan
9 Kepustakaan 1) Berman,A.snyder, S . & Fradsen, G
(2016),Kozier & Erb’s Fundamentals of
nurisng (10th ed).USA:pearson education.
2) Corkin , D Lignget, L . & clarke , S , (2011).
Care planning in chilldren and young
people’s nursing(1th ed) USA: wiley –
blackwel
3) PPNI, 2017.Standart Diagnosis
Keperawatan Indonesia edisi 1 cetakan
II.DPP PPNI.Jakarta
4) PPNI, 2018.Standart Intervensi
Keperawatan Indonesia edisi 1 cetakan
II.DPP PPNI.Jakarta
5) PPNI,2019.Standart I Luaran Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II.DPP
PPNI.Jakarta
100
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
101
meningkat/menurun Tekanan darah membaik elektrolit, enzim jantung, BNP, NTpro-BNP)
Hepatomegali Pengisian kapiler membaik Monitor fungsi alat pacu jantung
Tekanan darah Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
meningkat/menurun sebelum dan sesudah aktivitas
Nadi perifer teraba lemah Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
Capillary refill time (CRT) > 3 detik sebelum pemberian obat (mis: beta blocker,
Oliguria ACE Inhibitor, calcium channel blocker,
Warna kulit pucat dan/atau sianosis digoksin)
Terdengar suara jantung S3
dan/atau S4 Terapeutik
Ejection fraction (EF) menurun Posisikan pasien semi-fowler atau fowler
dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman
Berikan diet jantung yang sesuai (mis: batasi
asupan kafein, natrium, kolesterol, dan
makanan tinggi lemak)
Gunakan stocking elastis atau pneumatik
intermitten, sesuai indikasi
Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
modifikasi gaya hidup sehat
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
stress, jika perlu
Berikan dukungan emosional dan spiritual
Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen > 94%
Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
102
Anjurkan berhenti merokok
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat
badan harian
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake
dan output cairan harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
Rujuk ke program rehabilitasi jantung
2 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Jalan Nafas
berhubungan dengan : selama …………….. jam bersihan jalan Observasi
Spasme jalan napas. nafas meningkat teratasi dengna kriteria Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
Hipersekresi jalan napas. hasil : usaha napas)
Disfungsi neuromuskuler Batuk efektif meningkat Monitor bunyi napas tambahan (misalnya:
Benda asing dalam jalan napas Produksi sputum menurun gurgling, mengi, wheezing, ronchi kering)
Adanya jalan napas buatan Mengi menurun Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Sekresi yang tertahan Wheezing menurun
Hyperplasia dinding jalan napas Mekonium (pada neonatus) menurun Terapeutik
Proses infeksi Pertahankan kepatenan jalan napas
Respon alergi dengan head-tilt dan chin-lift (jaw thrust jika
Efek agen farmakologis (mis. curiga trauma fraktur servikal)
Anestesi) Posisikan semi-fowler atau fowler
Merokok aktif Berikan minum hangat
Merokok pasif Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Terpajan polutan Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik
Ditandai dengan : Lakukan hiperoksigenasi sebelum
103
DS: penghisapan endotrakeal
Tidak ada Keluarkan sumbatan benda padat dengan
DO: forsep McGill
Batuk tidak efektif Berikan oksigen, jika perlu
Tidak mampu batuk
Sputum berlebih Edukasi
Mengi, wheezing, dan/atau ronchi Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
kering tidak ada kontraindikasi
Mekonium di jalan napas (pada Ajarkan Teknik batuk efektif
neonatus)
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukoli
tik, jika perlu.
3 Gangguan Pertukaran Gas berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Pemantauan Respirasi
dengan : selama …………….. jam pertukaran gas Observasi
Ketidakseimbangan ventilasi- meningkat dengan kriteria hasil : Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
perfusi. Dispnea menurun upaya napas
Perubahan membran alveolus- Bunyi napas tambahan menurun Monitor pola napas (seperti bradypnea,
kapiler. Takikardia menurun takipnea, hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-
PCO2 membaik stokes, biot, ataksik)
Ditandai dengan : PO2 membaik Monitor kemampuan batuk efektif
DS: pH arteri membaik Monitor adanya produksi sputum
Mengeluh sesak Monitor adanya sumbatan jalan napas
DO: Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
PCO2 meningkat/menurun Auskultasi bunyi napas
PO2 menurun
104
pH arteri meningkat/menurun Monitor saturasi oksigen
Takikardia Monitor nilai analisa gas darah
Adanya bunyi napas tambahan Monitor hasil x-ray thoraks
(mis. wheezing, rales)
Terapeutik
1. Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
4 Defisit Nutrisi berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nutrisi
Ketidakmampuan menelan selama …………….. jam status nutrisi Observasi
makanan membaik teratasi dengna kriteria hasil : Identifikasi status nutrisi
Ketidakmampuan mencerna Porsi makan yang dihabiskan Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
makanan meningkat Identifikasi makanan yang disukai
Ketidakmampuan mengabsorbsi Berat badan membaik Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
nutrien Indeks massa tubuh (IMT) membaik Identifikasi perlunya penggunaan selang
Peningkatan kebutuhan nasogastrik
metabolisme Monitor asupan makanan
Faktor ekonomi (mis: finansial Monitor berat badan
tidak mencukupi) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Faktor psikologis (mis: stres,
keengganan untuk makan) Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
Ditandai dengan perlu
105
DS: Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis:
Tidak ada piramida makanan)
DO: Sajikan makanan secara menarik dan suhu
Berat badan menurun minimal yang sesuai
10% dibawah rentang ideal Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang
nasogastik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
Ajarkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis: Pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
5 Defisit Pengetahuan berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Edukasi Kesehatan
dengan : selama …………….. jam tingkat Observasi
Keterbatasan kognitif pengetahuan meningkat dengna kriteria Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Gangguan fungsi kognitif hasil : menerima informasi
106
Kekeliruan mengikuti anjuran Perilaku sesuai anjuran meningkat Identifikasi faktor-faktor yang dapat
Kurang terpapar informasi Verbalisasi minat dalam belajar meningkatkan dan menurunkan motivasi
Kurang minat dalam belajar meningkat perilaku hidup bersih dan sehat
Kurang mampu mengingat Kemampuan menjelaskan
Ketidaktahuan menemukan pengetahuan tentang suatu topik Terapeutik
sumber informasi meningkat Sediakan materi dan media Pendidikan
Kemampuan menggambarkan Kesehatan
Ditandai dengan : pengalaman sebelumnya yang sesuai Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai
DS: dengan topik meningkat kesepakatan
Menanyakan masalah yang Perilaku sesuai dengan pengetahuan Berikan kesempatan untuk bertanya
dihadapi meningkat
DO: Pertanyaan tentang masalah yang Edukasi
Menunjukkan perilaku tidak dihadapi menurun Jelaskan faktor risiko yang dapat
sesuai anjuran Persepsi yang keliru terhadap mempengaruhi Kesehatan
Menunjukkan persepsi yang keliru Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
masalah menurun
terhadap masalah Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
6 Gangguan Tumbuh Kembang Setelah dilakukan intervensi keperawatan Perawatan Perkembangan
berhubungan dengan : selama …………….. jam status Observasi
1. Efek ketidakmampuan fisik perkembangan membaik dengan kriteria Identifikasi pencapaian tugas perkembangan
2. Keterbatasan lingkungan hasil : anak
3. Inkonsistensi respon Keterampilan/perilaku sesuai usia Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang
4. Pengabaian meningkat ditunjukkan bayi (mis: lapar, tidak nyaman)
5. Terpisah dari orang tua dan/atau Kemampuan melakukan perawatan
orang terdekat diri meningkat Terapeutik
6. Defisiensi stimulus Pertahankan sentuhan seminimal mungkin
pada bayi premature
107
Ditandai dengan : Berikan sentuhan yang bersifat gentle dan
DS: tidak ragu-ragu
Tidak tersedia Minimalkan nyeri
DO: Minimalkan kebisingan ruangan
Tidak mampu melakukan Pertahankan lingkungan yang mendukung
keterampilan atau perilaku khas perkembangan optimal
sesuai usia (fisik, bahasa, motorik, Motivasi anak berinteraksi dengan anak lain
psikososial) Sediakan aktivitas yang memotivasi anak
Pertumbuhan fisik terganggu berinteraksi dengan anak lainnya
Fasilitasi anak berbagi dan bergantian/bergilir
Dukung anak mengekspresikan diri melalui
penghargaan positif atau umpan balik atas
usahanya
Pertahankan kenyamanan anak
Fasilitasi anak melatih keterampilan
pemenuhan kebutuhan secara mandiri (mis:
makan, sikat gigi, cuci tangan, memakai baju)
Bernyanyi Bersama anak lagu-lagu yang
disukai
Bacakan cerita atau dongeng
Dukung partisipasi anak di sekolah,
ekstrakulikuler dan aktivitas komunitas
Edukasi
Jelaskan orang tua dan/atau pengasuh
tentang milestone perkembangan anak dan
perilaku anak
108
Anjurkan orang tua menyentuh dan
menggendong bayinya
Anjurkan orang tua berinteraksi dengan
anaknya
Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
Ajarkan anak teknik asertif
Kolaborasi
Rujuk untuk konseling, jika perlu
7 Resiko Gangguan Perkembangan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Promosi Perkembangan Anak
dibuktikan dengan factor resiko : selama …………….. jam status Observasi
Ketidakadekuatan nutrisi perkembangan membaik dengan kriteria Identifikasi kebutuhan khusus anak dan
Ketidakadekuatan perawatan hasil : kemampuan adaptasi anak
prenatal Keterampilan/perilaku sesuai usia
Keterlambatan perawatan prenatal meningkat Terapeutik
Usia hamil di bawah 15 tahun Kemampuan melakukan perawatan Fasilitasi hubungan anak dengan teman
Usia hamil di atas 35 tahun diri meningkat sebaya
Kehamilan tidak terencana Dukung anak berinteraksi dengan anak lain
Kehamilan tidak diinginkan Dukung anak mengekpresikan perasaannya
Gangguan endokrin secara positif
Prematuritas Dukung anak dalam bermimpi atau berfantasi
Kelainan genetik/kongenital sewajarnya
Kerusakan otak (mis: perdarahan Dukung partisipasi anak di sekolah,
selama periode pascanatal, ekstrakulikuler dan aktivitas komunitas
penganiayaan, kecelakaan) Berikan mainan yang sesuai dengan usia anak
Penyakit kronis Bernyanyi Bersama anak lagu-lagu yang
Infeksi disukai anak
109
Efek samping terapi (mis: Bacakan cerita/dongeng untuk anak
kemoterapi, terapi radiasi, agen Diskusikan bersama remaja tujuan dan
farmakologis) harapannya
Penganiayaan (mis: fisik, Sediakan kesempatan dan alat-alat untuk
psikologis, seksual) menggambar, melukis, dan mewarnai
Gangguan pendengaran Sediakan mainan berupa puzzle dan maze
Gangguan penglihatan
Penyalahgunaan zat Edukasi
Ketidakmampuan belajar Jelaskan nama-nama benda obyek yang ada di
Anak adopsi lingkungan sekitar
Kejadian bencana Ajarkan pengasuh milestones perkembangan
Ekonomi lemah dan perilaku yang dibentuk
Ajarkan sikap kooperatif, bukan kompetisi
diantara anak
Ajarkan anak cara meminta bantuan dari anak
lain, jika perlu
Ajarkan teknik asertif pada anak dan remaja
Demonstrasikan kegiatan yang meningkatkan
perkembangan pada pengasuh
Kolaborasi
Rujuk untuk konseling, jika perlu
8 Resiko Gangguan Pertumbuhan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Skrining Kesehatan
dibuktikan dengan factor resiko ; selama …………….. jam status Observasi
Ketidakadekuatan nutrisi pertumbuhan membaik dengan kriteria Identifikasi target populasi skrining Kesehatan
Penyakit kronis hasil :
Nafsu makan tidak terkontrol Berat badan sesuai dengan usia Terapeutik
110
Prematuritas Panjang/tinggi badan sesuai usia Lakukan informed consent skrining Kesehatan
Terpapar teratogen Sediakan akses layanan skrining (mis: waktu
Ketidakadekuatan nutrisi maternal dan tempat)
Proses infeksi Jadwalkan waktu skrining Kesehatan
Proses infeksi maternal Gunakan instrument skrining yang valid dan
Perilaku maladaptif akurat
Penyalahgunaan zat Sediakan lingkungan yang nyaman selama
Kelainan genetik/kongenital prosedur skrining Kesehatan
Penganiayaan (mis: fisik, Lakukan anamnesia, Riwayat Kesehatan,
psikologis, seksual) faktor risiko, dan pengobatan, jika perlu
Ekonomi lemah Lakukan pemeriksaan fisik, sesuai indikasi
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur skrining
Kesehatan
Informasikan hasil skrining Kesehatan
Kolaborasi
Rujuk untuk pemeriksaan diagnostik lanjut
(mis: pap smear, mamografi, prostat, EKG),
jika perlu.
111
2. Area Keperawatan Maternitas
112
keperawatan yang telah ditetapkan.
8 Penelaah kritis Subkomite mutu keperawatan, Bidang
Keperawatan
9 Kepustakaan 1) Ralph C. Benson & Martin L. Pernoll
Year Published 2008. Buku Saku
Obstetri Ginekologi Edisi 9. EGC
2) Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017.
Standar Diagnosis keperawatan
indonesia: definisi dan Indikator
diagnostik, edisi 1, Jakarta selatan:
DPP PPNI.
3) Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018.
Standar Intervensi keperawatan
indonesia: definisi dan Tindakan
keperawatan, edisi l, Jakarta selatan:
DPP PPNI.
4) Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019.
Standar luaran Keperawatan indonesia:
definisi dan kriteria Hasil keperawatan,
edisi l, Jakarta selatan: DPP PPNI.
5) Nursalam. (2001). Proses dan
dokumentasi Keperawatan: konsep dan
praktik, Jakarta : Salemba medika.
113
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
MOLA HIDATIDOSA
114
Pola nafas berubah Frekuensi nadi membaik terbimbing, kompres hangat/ dingin, terapi
Nafsu makan berubah Pola nafas membaik bermain)
Proses berfikir terganggu Tekanan darah membaik Control lingkungan yang memperberat rasa
Menarik diri Proses berfikir membaik nyeri (mis : suhu ruangan, pencahayaan,
Berfokus pada diri sendiri Focus membaik kebisingan)
Diaphoresis Fungsi berkemih membaik Fasilitasi istirahat dan tidur
Perilaku membaik Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
Nafsu makan membaik dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Pola tidur membaik
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesic secara
tepat
Ajarkan tehnik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu
2 Risiko Perdarahan dibuktikan dengan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan Pencegahan Perdarahan
selama ………. Jam masalah Tingkat Observasi
Aneurisma Perdarahan menurun dengan kriteria Monitor tanda dan gejala perdarahan
Gangguan gastrointestinal(missal hasil : Monitor nilai hematocrit/hemoglobin
ulkus lambung,polip,varises) sebelum dan setelah kehilangan darah
Gangguan fungsi hati(misalnya Membran mukosa lembab Monitor tanda-tanda vital ortostatik
sirosis hepatis) meningkat Monitor koagulasi ( mis. prothrombin time
Kompilikasi kehamilan (misalnya Kelembapan kulit meningkat (PT), partial thromboplastin time (PTT),
ketuban pecah sebelum Kognitif meningkat fibrinogen, degradasi fibrin dan/platelet)
115
waktunya ) Hemoptysis menurun Terapeutik
Komplikasi pasca partum(misalnya Hematemesis menurun Pertahankan bed rest selama perdarahan
atoni uterus, retensi plasenta) Hematuria menurun Batasi tindakan invasive, jika perlu
Gangguan koagulasi(misalnya Perdarahan anus menurun Gunakan kasur pencegah decubitus
trombositopenia) Distensi abdomen menurun Hindari pengukuran suhu rektal
Efek agen farmakologis Perdarahan vagina menurun
Tindakan pembedahan Perdarahan pasca operasi menurun Edukasi
Trauma Hemoglobin membaik Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Kurang terpapar informasi tentang Hematocrit membaik Anjurkan menggunakan kaus kaki saat
pencegahan perdardarahan Tekanan darah membaik ambulasi
Frekuensi nadi membaik Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Suhu tubuh membaik untuk menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupan makan
dan vitamin K
Anjurkan segera melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan jika perlu
Kolaborasi pemberian produk darah, jika
perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika
perlu
3 Ansietas berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi Reduksi ansietas
keperawatan selama ………. Jam Observasi
Krisis situasional masalah tingkat ansietas Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Kebutuhan tidak terpenuhi menurun dengan kriteria hasil : Identifikasi kemampuan mengambil
116
Krisis maturasional keputusan
Ancaman terhadap konsep Verbalisasi kebingungan menurun Monitor tanda-tanda ansietas ( verbal dan
diri Verbalisasi khawatir akibat kondisi non verbal)
yang dihadapi menurun
Ancaman terhadap kematian Terapeutik
Perilaku gelisah menurun
Kekhawatiran mengalami Perilaku tegang menurun ciptakan suasana terapeutik untuk
kegagalan Keluhan pusing menurun menumbuhkan kepercayaan
Disfungsi sistem keluarga Anoreksia menurun Temani pasien untuk mengurangi
Hubungan orang tua anak Palpitasi menurun kecemasan,jika memungkinkan
tidak memuaskan Diaphoresis menurun pahami situasi yang membuat ansietas
Factor keturunan ( tepramen Tremor menurun Dengarkan dengan penuh perhatian
mudah teragitasi sejak lahir) Pucat menurun Gunakan pendekatan yag tenang dan
Penyalahgunaan zat Konsentrasi membaik meyakinkan
Pola tidur membaik Tempatkan barang pribadi yang
Terpapar bahaya lingkungan
memberikan kenyamanan
(mis.toksin,polutan, dan Frekuensi pernapasan membaik
Frekuensi nadi membaik motivasi mengidentifkasi situasi yang
lain-lain)
Tekanan darah membaik memicu kecemasan
Kurang terpapar informasi Diskusikan perencanaan realistis tentang
Kontak mata membaik
peristiwa yang akan dating
Pola berkemih membaik
Ditandai dengan : Orientasi membaik
Edukasi
DS : Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
Merasa bingung mungkin di alami
Merasa khawatir degan akibat dari Informaskan secara faktual pasien,
kondisi yang dihadapi mengenai diagnosis, pengobatan, dan
Sulit berkonsentrasi prognosis
mengeluh pusing Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
anoreksia pasien jika perlu
palpitasi Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
merasa tidak berdaya kompetitif ,sesuaikan kebutuhan
117
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
Mengeluh nyeri persepsi
DO : Latih kegiatan pengalihan untuk
tampak gelisah mengurangi ketegangan
tampak tegang Latih penggunaan mekanisme pertanahan
sulit tdur diri yang tepat
frekuensi napas mneingkat Latih teknik relaksasi
frekuensi nadi menngkat
Tekanan darah meningkat Kolaboorasi
Diaphoresis Kolaborasi pemberian obat antiansietas
Tremor jika perlu
Muka tampak pucat
Suara bergetar
Kontak mata buruk
Sering berkeih
Berorientasi pada masa lalu
4 Risiko infeksi dibuktikan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Pencegahan infeksi
dengan : selama ………. Jam masalah tingkat Observasi
infeksi menurun dengan kriteria hasil : Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
Penyakit kronis (mis. Diabetes sisteik
Melitus) Kebersihan tangan meningkat
Efek prosedur invasive Kebersihan badan meningkat Terapeutik
Malnutrisi Demam menurun Batasi jumlah pengunjung
Peningkatan paparan organisme Kemerahan menurun Berikan perawatan kulit pada area edema
pathogen lingkungan Nyeri menurun Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
Ketidakadekuatan pertahanan Bengkak menurun dengan pasien dan lingkungan pasien
tubuh primer: Vesikel menurun Pertahankan teknik aseptic pada pasien
Gangguan peristaltic Cairan berbau busuk menurun berisikio tinggi
Kerusakan integritas kulit Sputum berwarna hijau menurun
Perubahan sekresi Ph Drainase purulent menurun Edukasi
118
Penurunan kerja siliaris Piuria menurun Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ketuban pecah lama Periode malaise menurun Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
Ketuban pecah sebelum Periode menggigil menurun Ajarkan etika batuk
waktunya Letargi menurun Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
Merokok Gangguan kognitif menurun luka operasi
Statis cairan tubuh Kadar sel darah putih membaik Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Ketidakadekuatan pertahanan Kultur darah membaik Anjurkan meningkatkan asupan cairan
tubuh sekunder : Kultur urine membaik
Penurunan hemoglobin Kultur sputum membaik Kolaborasi
Imunosupresi Kultur area luka membaik Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
Leukopenia Kultur feses membaik
Supresi respon inflamasi Nafsu makan membaik
Vaksinasi tidak adekuat
119
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
120
perdarahan
3. Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
121
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
KISTA ENDOMETRIOSIS
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intrevensi Keperawatan
1 Nyeri akut berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri
Agen pencedera fisiologis (mis :keperawatan selama ………. Jam Observasi
inflamasi, leukemia, neoplasma) masalah nyeri akut teratasi dengan Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Agen pencedera kimiawi (mis : kriteria hasil : frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
terbakar, bahan kimia iritan) Kemampuan menuntaskan Identifikasi skala nyeri
Agen pencedera fisik (mis: abses, aktivitas meningkat Identifikasi respon nyeri non verbal
amputasi, terbakar, terpotong, Keluhan nyeri menurun Identifikasi faktor yang memperberat dan
mengangkat berat, prosedur Meringis menurun memperingan nyeri
operasi, trauma, latihan fisik Sikap protektif menurun Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
berlebihan) Gelisah menurun nyeri
Kesulitas tidur menurun Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
Menarik diri menurun nyeri
Berfokus pada diri sendiri Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Ditandai dengan : menurun Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
DS : Diaforesis menurun sudah diberikan
Mengeluh nyeri Monitor efek samping penggunaan analgetik
Perasaan depresi
DO : (tertekan)menurun
Tampak meringis Perasaan takut mengalami Terapeutik
Bersikap protektif (mis: cedera berulang menurun Berikan teknik nonfarmakologis untuk
waspada, menghindari nyeri) Anoreksia menurun mengurangi nyeri (mis ; TENS, hypnosis,
Gelisah Perineum terasa tertekan akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
Frekuensi nadi meningkat menurun pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing,
122
Sulit tidur Uterus teraba membulat kompres hangat/ dingin, terapi bermain)
Tekanan darah meningkat menurun Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Pola nafas berubah Ketegangan otot menurun (mis : suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Nafsu makan berubah Pupil dilatasi menurun Fasilitasi istirahat dan tidur
Proses berfikir terganggu Muntah menurun Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
Menarik diri Mual menurun pemilihan strategi meredakan nyeri
Berfokus pada diri sendiri Frekuensi nadi membaik
Diaphoresis Pola nafas membaik Edukasi
Tekanan darah membaik Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Proses berfikir membaik Jelaskan strategi meredakan nyeri
Focus membaik Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Fungsi berkemih membaik Anjurkan menggunakan analgesic secara tepat
Perilaku membaik Ajarkan tehnik farmakologis untuk mengurangi
Nafsu makan membaik nyeri
Pola tidur membaik
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu
2 Risiko Perdarahan dibuktikan Setelah dilakukan intervensi Pencegahan Perdarahan
dengan: keperawatan selama ………. Jam Observasi
masalah Tingkat Perdarahan Monitor tanda dan gejala perdarahan
Aneurisma menurun dengan kriteria hasil : Monitor nilai hematocrit/hemoglobin sebelum
Gangguan dan setelah kehilangan darah
gastrointestinal(missal ulkus Membran mukosa lembab Monitor tanda-tanda vital ortostatik
lambung,polip,varises) meningkat Monitor koagulasi ( mis. prothrombin time (PT),
Gangguan fungsi hati(misalnya Kelembapan kulit meningkat partial thromboplastin time (PTT), fibrinogen,
sirosis hepatis) Kognitif meningkat degradasi fibrin dan/platelet)
123
Kompilikasi kehamilan (misalnya Hemoptysis menurun
ketuban pecah sebelum Hematemesis menurun Terapeutik
waktunya ) Hematuria menurun Pertahankan bed rest selama perdarahan
Komplikasi pasca Perdarahan anus menurun Batasi tindakan invasive, jika perlu
partum(misalnya atoni uterus, Distensi abdomen menurun Gunakan kasur pencegah decubitus
retensi plasenta) Perdarahan vagina menurun Hindari pengukuran suhu rektal
Gangguan koagulasi(misalnya Perdarahan pasca operasi
trombositopenia) menurun Edukasi
Efek agen farmakologis Hemoglobin membaik Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Tindakan pembedahan Hematocrit membaik Anjurkan menggunakan kaus kaki saat ambulasi
Trauma Tekanan darah membaik Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
Kurang terpapar informasi Frekuensi nadi membaik menghindari konstipasi
tentang pencegahan Suhu tubuh membaik Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
perdardarahan Anjurkan meningkatkan asupan makan dan
vitamin K
Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan jika perlu
Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
3 Ansietas berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi Reduksi ansietas
keperawatan selama ………. Jam Observasi
Krisis situasional masalah tingkat ansietas menurun Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Kebutuhan tidak terpenuhi dengan kriteria hasil : Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
124
Krisis maturasional Monitor tanda-tanda ansietas ( verbal dan non
Ancaman terhadap konsep diri Verbalisasi kebingungan verbal)
menurun
Ancaman terhadap kematian
Verbalisasi khawatir akibat Terapeutik
Kekhawatiran mengalami kondisi yang dihadapi menurun ciptakan suasana terapeutik untuk
kegagalan Perilaku gelisah menurun menumbuhkan kepercayaan
Disfungsi sistem keluarga Perilaku tegang menurun Temani pasien untuk mengurangi
Hubungan orang tua anak tidak Keluhan pusing menurun kecemasan,jika memungkinkan
memuaskan Anoreksia menurun pahami situasi yang membuat ansietas
Factor keturunan ( tepramen Palpitasi menurun Dengarkan dengan penuh perhatian
mudah teragitasi sejak lahir) Diaphoresis menurun Gunakan pendekatan yag tenang dan
Penyalahgunaan zat Tremor menurun meyakinkan
Pucat menurun Tempatkan barang pribadi yang memberikan
Terpapar bahaya lingkungan
Konsentrasi membaik kenyamanan
(mis.toksin,polutan, dan lain-lain)
Pola tidur membaik motivasi mengidentifkasi situasi yang memicu
Kurang terpapar informasi kecemasan
Frekuensi pernapasan membaik
Frekuensi nadi membaik Diskusikan perencanaan realistis tentang
Tekanan darah membaik peristiwa yang akan dating
Ditandai dengan :
DS : Kontak mata membaik
Edukasi
Merasa bingung Pola berkemih membaik
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
Merasa khawatir degan akibat Orientasi membaik
mungkin di alami
dari kondisi yang dihadapi Informaskan secara faktual pasien, mengenai
Sulit berkonsentrasi diagnosis, pengobatan, dan prognosis
mengeluh pusing Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
anoreksia jika perlu
125
palpitasi Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
merasa tidak berdaya kompetitif ,sesuaikan kebutuhan
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
Mengeluh nyeri persepsi
DO : Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
tampak gelisah ketegangan
tampak tegang Latih penggunaan mekanisme pertanahan diri
sulit tdur yang tepat
frekuensi napas mneingkat Latih teknik relaksasi
frekuensi nadi menngkat
Tekanan darah meningkat Kolaboorasi
Diaphoresis Kolaborasi pemberian obat antiansietas jika
Tremor perlu
Muka tampak pucat
Suara bergetar
Kontak mata buruk
Sering berkeih
Berorientasi pada masa lalu
4 Risiko infeksi dibuktikan dengan Setelah dilakukan intervensi Pencegahan infeksi
dengan : keperawatan selama ………. Jam Observasi
masalah tingkat infeksi menurun Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sisteik
Penyakit kronis (mis. Diabetes dengan kriteria hasil :
Melitus) Terapeutik
Efek prosedur invasive Kebersihan tangan meningkat Batasi jumlah pengunjung
Malnutrisi Kebersihan badan meningkat Berikan perawatan kulit pada area edema
Peningkatan paparan organisme Demam menurun Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
126
pathogen lingkungan Kemerahan menurun dengan pasien dan lingkungan pasien
Ketidakadekuatan pertahanan Nyeri menurun Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisikio
tubuh primer: Bengkak menurun tinggi
Gangguan peristaltic Vesikel menurun
Kerusakan integritas kulit Cairan berbau busuk menurun Edukasi
Perubahan sekresi Ph Sputum berwarna hijau Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Penurunan kerja siliaris menurun Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
Ketuban pecah lama Drainase purulent menurun Ajarkan etika batuk
Ketuban pecah sebelum Piuria menurun Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
waktunya Periode malaise menurun operasi
Merokok Periode menggigil menurun Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Statis cairan tubuh Letargi menurun Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Ketidakadekuatan pertahanan Gangguan kognitif menurun
tubuh sekunder : Kadar sel darah putih membaik Kolaborasi
Penurunan hemoglobin Kultur darah membaik Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
Imunosupresi Kultur urine membaik
Leukopenia Kultur sputum membaik
Supresi respon inflamasi Kultur area luka membaik
Vaksinasi tidak adekuat Kultur feses membaik
Nafsu makan membaik
127
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
128
2. Pencegahan perdarahan
3. Reduksi ansietas terapi relaksasi
4. Pencegahan infeksi.
6 Informasi dan edukasi 1. Manageman Nyeri
2. Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan.
3. Informasikan secara factual
mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis.
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi.
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan
objektif setelah dilaksanakan intervensi
dan dibandingkan dengan Standar
Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
serta analisis terhadap perkembangan
diagnosis keperawatan yang telah
ditetapkan
8 Penelaah kritis Subkomite mutu keperawatan, Bidang
Keperawatan
9 Kepustakaan 1) Riasmini, Ni Made (dkk), 2017.
Panduan asuhan Keperawatan,
Jakarta: Universitas Indonesia
(uipress).
2) Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017.
Standar Diagnosis keperawatan
indonesia: definisi dan Indikator
diagnostik, edisi 1, Jakarta selatan:
DPP PPNI.
3) Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018.
Standar Intervensi keperawatan
indonesia: definisi dan Tindakan
keperawatan, edisi l, Jakarta selatan:
DPP PPNI.
4) Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019.
Standar luaran Keperawatan
indonesia: definisi dan kriteria Hasil
keperawatan, edisi l, Jakarta selatan:
DPP PPNI.
5) Nursalam. (2001). Proses dan
dokumentasi Keperawatan: konsep
dan praktik, Jakarta : Salemba
medika.
129
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
130
Proses berfikir terganggu Pola nafas membaik imajinasi terbimbing, kompres hangat/
Menarik diri Tekanan darah membaik dingin, terapi bermain)
Berfokus pada diri sendiri Proses berfikir membaik Control lingkungan yang memperberat
Diaphoresis Focus membaik rasa nyeri (mis : suhu ruangan,
Fungsi berkemih membaik pencahayaan, kebisingan)
Perilaku membaik Fasilitasi istirahat dan tidur
Nafsu makan membaik Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
Pola tidur membaik dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesic secara
tepat
Ajarkan tehnik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika
perlu
2 Risiko Perdarahan Dibuktikan dengan : Setelah dilakukan intervensi Pencegahan Perdarahan
keperawatan selama ………. Jam Observasi
Aneurisma masalah Risiko Perdarahan teratasi Monitor tanda dan gejala perdarahan
Gangguan gastrointestinal dengan kriteria hasil : Monitor nilai hematocrit/hemoglobin
(misalnya ulkus lambung, polip, sebelum dan setelah kehilangan darah
varises) Membran mukosa lembab Monitor tanda-tanda vital ortostatik
Gangguan fungsi hati (misalnya meningkat Monitor koagulasi ( mis. prothrombin
131
sirosis hepatis) Kelembapan kulit meningkat time (PT), partial thromboplastin time
Komplikasi kehamilan (misalnya Kognitif meningkat (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin
ketuban pecah sebelum waktunya) Hemoptysis menurun dan/platelet)
Komplikasi pasca partum (misalnya Hematemesis menurun
atoni uterus, retensi plasenta) Hematuria menurun Terapeutik
Gangguan koagulasi (misalnya Perdarahan anus menurun Pertahankan bed rest selama
trombositopenia) Distensi abdomen menurun perdarahan
Efek agen farmakologis Perdarahan vagina menurun Batasi tindakan invasive, jika perlu
Tindakan pembedahan Perdarahan pasca operasi menurun Gunakan kasur pencegah decubitus
Trauma Hemoglobin membaik Hindari pengukuran suhu rektal
Kurang terpapar informasi tentang Hematocrit membaik
pencegahan perdarahan Edukasi
Tekanan darah membaik
Proses keganasan Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Frekuensi nadi membaik
Anjurkan menggunakan kaus kaki saat
Suhu tubuh membaik
ambulasi
Ditandai dengan : Anjurkan meningkatkan asupan cairan
DS : untuk menghindari konstipasi
Mengeluh nyeri Anjurkan menghindari aspirin atau
DO : antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupan makan
dan vitamin K
Anjurkan segera melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan jika perlu
Kolaborasi pemberian produk darah, jika
perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika
132
perlu
133
4 Ansietas berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Reduksi ansietas
selama ………. Jam masalah tingkat Observasi
Krisis situasional ansietas menurun dengan kriteria hasil : Identifikasi saat tingkat ansietas
Kebutuhan tidak terpenuhi berubah
Krisis maturasional Verbalisasi kebingungan menurun Identifikasi kemampuan mengambil
Verbalisasi khawatir akibat kondisi keputusan
Ancaman terhadap konsep yang dihadapi menurun Monitor tanda-tanda ansietas ( verbal
diri
Perilaku gelisah menurun dan non verbal)
Ancaman terhadap kematian Perilaku tegang menurun
Kekhawatiran mengalami Keluhan pusing menurun Terapeutik
kegagalan Anoreksia menurun ciptakan suasana terapeutik untuk
Disfungsi sistem keluarga Palpitasi menurun menumbuhkan kepercayaan
Hubungan orang tua anak Diaphoresis menurun Temani pasien untuk mengurangi
tidak memuaskan Tremor menurun kecemasan,jika memungkinkan
Pucat menurun pahami situasi yang membuat ansietas
Factor keturunan ( tepramen
mudah teragitasi sejak lahir) Konsentrasi membaik Dengarkan dengan penuh perhatian
Pola tidur membaik Gunakan pendekatan yag tenang dan
Penyalahgunaan zat meyakinkan
Frekuensi pernapasan membaik
Terpapar bahaya lingkungan Tempatkan barang pribadi yang
Frekuensi nadi membaik
(mis.toksin,polutan, dan lain- memberikan kenyamanan
lain) Tekanan darah membaik
Kontak mata membaik motivasi mengidentifkasi situasi yang
Kurang terpapar informasi Pola berkemih membaik memicu kecemasan
Orientasi membaik Diskusikan perencanaan realistis
tentang peristiwa yang akan dating
Ditandai dengan :
DS : Edukasi
Merasa bingung Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
Merasa khawatir degan akibat dari yang mungkin di alami
134
kondisi yang dihadapi Informaskan secara faktual pasien,
Sulit berkonsentrasi mengenai diagnosis, pengobatan, dan
mengeluh pusing prognosis
anoreksia Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
palpitasi pasien jika perlu
merasa tidak berdaya Anjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif ,sesuaikan kebutuhan
Mengeluh nyeri Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
DO : persepsi
tampak gelisah Latih kegiatan pengalihan untuk
tampak tegang mengurangi ketegangan
sulit tdur Latih penggunaan mekanisme
frekuensi napas mneingkat pertanahan diri yang tepat
frekuensi nadi menngkat Latih teknik relaksasi
Tekanan darah meningkat
Diaphoresis Kolaboorasi
Tremor Kolaborasi pemberian obat antiansietas
Muka tampak pucat jika perlu
Suara bergetar
Kontak mata buruk
Sering berkeih
Berorientasi pada masa lalu
135
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
UPTD. RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
BANTEN
MYOMA UTERI
1 Definisi Myoma Uteri adalah suatu tumor jinak
pada Rahim yang berasal dari otot
Rahim. Baiasa disebut mioma atau
myoma tau tumor otot Rahim
(Rukiah,2012:114)
136
7. Ansietas (180) D 0080
8. Resiko deficit nutrisi (81)(D0032
4 Kriteria evaluasi 5. Pasien terlihat rileks atau nyaman,
pasien mampu mengontrol nyeri,
nyeri berkurang atau hilang,
6. Pasien mengetahui cara pencegahan
infeksi secara mandiri,tidak terjadi
pendarahan. Demam
menurun,Kemerahan menurun
7. Pasien terlihat rileks atau tidak
cemas menghadapi pre operasi.
Pasien mampu terapi relaksasi otot
progresif
8. Porsi makan yang dihabiskan
meningkat,berat badan membaik
5 Intervensi keperawatan 1. Manajemen nyeri
2. Pencegahan Infeksi
3. Reduksi Ansietas,Terapi Relaksasi
4. Manajemen Nutrisi
6 Informasi dan edukasi 1. Manajemen nyeri
2. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
3. Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
4. Ajarkan diet yang diprogramkan
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan
objektif setelah dilaksanakan intervensi
dan dibandingkan dengan Standar
Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
serta analisis terhadap perkembangan
diagnosis keperawatan yang telah
ditetapkan
8 Penelaah kritis Subkomite mutu keperawatan, Bidang
Keperawatan
9 Kepustakaan 1) Rina Nuraeni,(dkk) 2021 Asuhan
Keperawatan Gangguan
Maternitas,Cirebon.
2) Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017.
Standar Diagnosis keperawatan
indonesia: definisi dan Indikator
diagnostik, edisi 1, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
3) Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018.
Standar Intervensi keperawatan
indonesia: definisi dan Tindakan
keperawatan, edisi l, Jakarta
137
selatan: DPP PPNI.
4) Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019.
Standar luaran Keperawatan
indonesia: definisi dan kriteria
Hasil keperawatan, edisi l, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
5) Nursalam. (2001). Proses dan
dokumentasi Keperawatan: konsep
dan praktik, Jakarta : Salemba
medika.
138
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
MYOMA UTERI
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intrevensi Keperawatan
1 Nyeri akut berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri
Agen pencedera fisiologis keperawatan selama ………. Observasi
(mis : inflamasi, leukemia, Jam masalah nyeri akut Identifikasi lokasi,
neoplasma) teratasi dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
Agen pencedera kimiawi (mis Kemampuan frekuensi, kualitas,
: terbakar, bahan kimia menuntaskan aktivitas intensitas nyeri
iritan) meningkat Identifikasi skala nyeri
Agen pencedera fisik (mis: Keluhan nyeri menurun Identifikasi respon nyeri
abses, amputasi, terbakar, Meringis menurun non verbal
terpotong, mengangkat Sikap protektif Identifikasi faktor yang
berat, prosedur operasi, menurun memperberat dan
trauma, latihan fisik Gelisah menurun memperingan nyeri
berlebihan) Kesulitas tidur Identifikasi pengetahuan
menurun dan keyakinan tentang
Ditandai dengan : Menarik diri menurun nyeri
DS : Berfokus pada diri Identifikasi pengaruh
Mengeluh nyeri sendiri menurun budaya terhadap respon
DO : Diaforesis menurun nyeri
Tampak meringis Perasaan depresi Identifikasi pengaruh nyeri
Bersikap protektif (mis: (tertekan)menurun pada kualitas hidup
waspada, menghindari nyeri) Perasaan takut Monitor keberhasilan terapi
Gelisah mengalami cedera komplementer yang sudah
Frekuensi nadi meningkat berulang menurun diberikan
Sulit tidur Anoreksia menurun Monitor efek samping
Tekanan darah meningkat Perineum terasa penggunaan analgetik
Pola nafas berubah
139
Nafsu makan berubah tertekan menurun Terapeutik
Proses berfikir terganggu Uterus teraba membulat Berikan teknik
Menarik diri menurun nonfarmakologis untuk
Berfokus pada diri sendiri Ketegangan otot mengurangi nyeri (mis ;
Diaphoresis menurun TENS, hypnosis,
Pupil dilatasi menurun akupresur, terapi music,
Muntah menurun biofeedback, terapi pijat,
Mual menurun aroma terapi, teknik
Frekuensi nadi imajinasi terbimbing,
membaik kompres hangat/ dingin,
Pola nafas membaik terapi bermain)
Tekanan darah Control lingkungan yang
membaik memperberat rasa nyeri
Proses berfikir membaik (mis : suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Focus membaik
Fasilitasi istirahat dan tidur
Fungsi berkemih
membaik Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
Perilaku membaik
pemilihan strategi
Nafsu makan membaik
meredakan nyeri
Pola tidur membaik
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgesic secara tepat
140
Ajarkan tehnik
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian
analgesic jika perlu
2 Risiko infeksi dibuktikan dengan Setelah dilakukan intervensi Pencegahan infeksi
: keperawatan selama ………. Observasi
Jam masalah tingkat infeksi Monitor tanda dan gejala
Penyakit kronis (mis. diabetes. menurun dengan kriteria infeksi local dan sisteik
melitus). hasil :
Efek prosedur invasi. Terapeutik
Malnutrisi. Kebersihan tangan Batasi jumlah pengunjung
Peningkatan paparan organisme meningkat Berikan perawatan kulit
patogen lingkungan. Kebersihan badan pada area edema
Ketidakadekuatan pertahanan meningkat Cuci tangan sebelum dan
tubuh primer : Demam menurun sesudah kontak dengan
Gangguan peristaltik, Kemerahan menurun pasien dan lingkungan
Kerusakan integritas kulit, Nyeri menurun pasien
Perubahan sekresi pH, Bengkak menurun Pertahankan teknik aseptic
Penurunan kerja siliaris, Vesikel menurun pada pasien berisikio tinggi
Ketuban pecah lama, Cairan berbau busuk
Ketuban pecah sebelum menurun Edukasi
waktunya, Sputum berwarna hijau Jelaskan tanda dan gejala
Merokok, menurun infeksi
statis cairan tubuh. Drainase purulent Ajarkan cara mencuci
Ketidakdekuatan pertahanan menurun tangan yang benar
tubuh sekunder : Piuria menurun Ajarkan etika batuk
141
Penurunan homolobin, Periode malaise Ajarkan cara memeriksa
Imununosupresi, menurun kondisi luka atau luka
Leukopenia, Periode menggigil operasi
Supresi respon inflamasi, menurun Anjurkan meningkatkan
Vaksinasi tidak adekuat Letargi menurun asupan nutrisi
Gangguan kognitif Anjurkan meningkatkan
menurun asupan cairan
Kadar sel darah putih
membaik Kolaborasi
Kultur darah membaik Kolaborasi pemberian
Kultur urine membaik imunisasi jika perlu
Kultur sputum
membaik
Kultur area luka
membaik
Kultur feses membaik
Nafsu makan membaik
3 Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan intervensi Manajemen nutrisi
dengan keperawatan selama ………. Observasi
Kurangnya asupan makan Jam masalah status nutrisi Identifikasi status nutrisi
Ketidakmampuan menelan membaik dengan kriteria Identifikasi alergi dan
makanan hasil : intoleransi makanan
Ketidakmampuan mencerna Porsi makanan yang Identifikasi makanan yang
makanan dihabiskan meningkat disukai
Ketidakmampuan Kekuatan otot Identifikasi kebutuhan
mengabsorsi nutrient pengunyah meningkat kalori dan jenis nutrient
Peningkatan kebutuhan Kekuatan otot menelan Identifikasi perlunya
metabolisme meningkat pengunaan selang
Factor ekonomi (mis. Serum albumin nasogastric
142
finansial tidak mencukupi) meningkat Monitor asupan makanan
Factor psikologis (mis. Verbalisasi keinginan Monitor berat badan
stress,keengganan untuk untuk meningkatkan Monitor hasil pemeriksaan
makan) nutrisi meningkat laboratorium
Pengetahuan tentang
Ditandai dengan : pilihan makan yang Terapeutik
DS : sehat meningkat Lakukan oral higiene
Cepat kenyang setelah Pengetahuan tentang sabelum makan, jika perlu
makan pilihan minuman yang Faslitasi menentukan
Kram/nyeri abdomen sehat meningkat pedoman diet (mis.
Nafsu makan menurun Pengetahuan tentang piramida makanan)
standar asupan nutrisi Sajikan makanan secara
DO yang tepat meningkat menarik dan suhu yang
Berat badan menurun penyiapan dan sesuai
minimal 10% dibawah retang penyimpanan makan Berikan makanan yang
ideal yang aman meningkat tinggi serat untuk
Bising usus hiperaktif Penyiapan dan mencegah konstipasi
Otot penguyah lemah penyimpanan minuman Berikan makanan tinggi
Otot menelan lemah yang aman meningkat kalori dan tinggi protein
Membrane mukosa pucat Sikap terhadap makan Berikan suplemen
Sariawan dan minuman sesuai makanan, jika perlu
Serum albumin turun dengan tujuan Hentikan pemberian makan
Rambut rontok berlebihan kesehatan meningkat melalui selang nasogastric
Diare Perasaan cepat kenyang jika asupan oral dapat
menurun ditoleransi
Nyeri abdomen
menurun Edukasi
Sariawan menurun Anjurkan posisi duduk, jika
Rambut rontok mampu
143
menurun Anjukan diet yang
Diare menurun diprogramkan
Berat badan membaik
Indeks massa tubuh Kolaborasi
(IMT) membaik Kolaborasi pemberian
Frekuensi makan medikasi sebelum makan
membaik (mis. pereda nyeri,
Nafsu makan membaik antiemetik) jika perlu
Bising usus membaik Kolaborasi dengan ahli gizi
Tebal lipatan kulit untuk menentukan jumlah
trisep membaik kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan jika perlu
4 Ansietas berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi Reduksi ansietas
keperawatan selama ………. Observasi
Krisis situasional Jam masalah tingkat Identifikasi saat tingkat
Kebutuhan tidak ansietas menurun dengan ansietas berubah
terpenuhi kriteria hasil : Identifikasi kemampuan
Krisis maturasional mengambil keputusan
Verbalisasi Monitor tanda-tanda
Ancaman terhadap kebingungan menurun ansietas ( verbal dan non
konsep diri Verbalisasi khawatir verbal)
Ancaman terhadap akibat kondisi yang
kematian dihadapi menurun Terapeutik
Kekhawatiran Perilaku gelisah ciptakan suasana
mengalami kegagalan menurun terapeutik untuk
Disfungsi sistem Perilaku tegang menumbuhkan
keluarga menurun kepercayaan
Hubungan orang tua Keluhan pusing Temani pasien untuk
anak tidak menurun mengurangi kecemasan,jika
Anoreksia menurun memungkinkan
144
memuaskan Palpitasi menurun pahami situasi yang
Factor keturunan ( Diaphoresis menurun membuat ansietas
tepramen mudah Tremor menurun Dengarkan dengan penuh
teragitasi sejak lahir) Pucat menurun perhatian
Penyalahgunaan zat Konsentrasi membaik Gunakan pendekatan yag
Pola tidur membaik tenang dan meyakinkan
Terpapar bahaya
Frekuensi pernapasan Tempatkan barang pribadi
lingkungan
membaik yang memberikan
(mis.toksin,polutan,
Frekuensi nadi kenyamanan
dan lain-lain)
membaik motivasi mengidentifkasi
Kurang terpapar situasi yang memicu
informasi Tekanan darah
membaik kecemasan
Kontak mata membaik Diskusikan perencanaan
Ditandai dengan :
Pola berkemih membaik realistis tentang peristiwa
DS :
Orientasi membaik yang akan dating
Merasa bingung
Merasa khawatir degan Edukasi
akibat dari kondisi yang Jelaskan prosedur,
dihadapi termasuk sensasi yang
Sulit berkonsentrasi mungkin di alami
mengeluh pusing Informaskan secara faktual
anoreksia pasien, mengenai diagnosis,
palpitasi pengobatan, dan prognosis
merasa tidak berdaya Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien jika
Mengeluh nyeri perlu
DO : Anjurkan melakukan
tampak gelisah kegiatan yang tidak
tampak tegang kompetitif ,sesuaikan
sulit tdur kebutuhan
145
frekuensi napas mneingkat Anjurkan mengungkapkan
frekuensi nadi menngkat perasaan dan persepsi
Tekanan darah meningkat Latih kegiatan pengalihan
Diaphoresis untuk mengurangi
Tremor ketegangan
Muka tampak pucat Latih penggunaan
Suara bergetar mekanisme pertanahan diri
Kontak mata buruk yang tepat
Sering berkeih Latih teknik relaksasi
Berorientasi pada masa lalu
Kolaboorasi
Kolaborasi pemberian obat
antiansietas jika perlu
146
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
147
6 Informasi dan edukasi 1. Manageman nyeri
2. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
3. Informasikan secara factual mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
5. Ajarkan melewati proses berduka secara
bertahap
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif
setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan
yang telah ditetapkan
8 Penelaah kritis Subkomite mutu keperawatan, Bidang
Keperawatan
9 Kepustakaan 1) Riasmini, Ni Made (dkk), 2017. Panduan
asuhan Keperawatan, Jakarta: Universitas
Indonesia (uipress).
2) Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar
Diagnosis keperawatan indonesia: definisi
dan Indikator diagnostik, edisi 1, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
3) Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar
Intervensi keperawatan indonesia: definisi
dan Tindakan keperawatan, edisi l, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
4) Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar
luaran Keperawatan indonesia: definisi dan
kriteria Hasil keperawatan, edisi l, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
5) Nursalam. (2001). Proses dan dokumentasi
Keperawatan: konsep dan praktik, Jakarta :
Salemba medika.
148
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
149
Menarik diri Pola nafas membaik Control lingkungan yang memperberat rasa
Berfokus pada diri sendiri Tekanan darah membaik nyeri (mis : suhu ruangan, pencahayaan,
Diaphoresis Proses berfikir membaik kebisingan)
Focus membaik Fasilitasi istirahat dan tidur
Fungsi berkemih membaik Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
Perilaku membaik pemilihan strategi meredakan nyeri
Nafsu makan membaik
Pola tidur membaik Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesic secara tepat
Ajarkan tehnik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu
2 Risiko Perdarahan dibuktikan Setelah dilakukan intervensi keperawatanPencegahan Perdarahan
dengan : selama ………. Jam masalah Tingkat Observasi
Perdarahan menurun dengan kriteria Monitor tanda dan gejala perdarahan
Aneurisma hasil : Monitor nilai hematocrit/hemoglobin sebelum
Gangguan gastrointestinal dan setelah kehilangan darah
(misalnya ulkus lambung, Membran mukosa lembab Monitor tanda-tanda vital ortostatik
polip, varises) meningkat Monitor koagulasi (mis. prothrombin time (PT),
Gangguan fungsi hati (misalnya Kelembapan kulit meningkat partial thromboplastin time (PTT), fibrinogen,
sirosis hepatis) Kognitif meningkat degradasi fibrin dan/platelet)
Komplikasi kehamilan Hemoptysis menurun
(misalnya ketuban pecah Hematemesis menurun Terapeutik
sebelum waktunya) Hematuria menurun Pertahankan bed rest selama perdarahan
Komplikasi pasca partum Perdarahan anus menurun Batasi tindakan invasive, jika perlu
150
(misalnya atoni uterus, retensi Distensi abdomen menurun Gunakan kasur pencegah decubitus
plasenta) Perdarahan vagina menurun Hindari pengukuran suhu rektal
Gangguan koagulasi (misalnya Perdarahan pasca operasi menurun
trombositopenia) Hemoglobin membaik Edukasi
Efek agen farmakologis Hematocrit membaik Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Tindakan pembedahan Tekanan darah membaik Anjurkan menggunakan kaus kaki saat
Trauma Frekuensi nadi membaik ambulasi
Kurang terpapar informasi Suhu tubuh membaik Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
tentang pencegahan menghindari konstipasi
perdarahan Anjurkan menghindari aspirin atau
Proses keganasan antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupan makan dan
vitamin K
Anjurkan segera melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan jika perlu
Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
3 Risiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Pencegahan infeksi
dengan : selama ………. Jam masalah tingkat Observasi
infeksi menurun dengan kriteria hasil : Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
Ditandai dengan : sisteik
DS : Kebersihan tangan meningkat
Mengeluh nyeri Kebersihan badan meningkat Terapeutik
DO : Demam menurun Batasi jumlah pengunjung
Kemerahan menurun Berikan perawatan kulit pada area edema
Nyeri menurun Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
151
Bengkak menurun dengan pasien dan lingkungan pasien
Vesikel menurun Pertahankan teknik aseptic pada pasien
Cairan berbau busuk menurun berisikio tinggi
Sputum berwarna hijau menurun
Drainase purulent menurun Edukasi
Piuria menurun Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Periode malaise menurun Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
Periode menggigil menurun Ajarkan etika batuk
Letargi menurun Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
Gangguan kognitif menurun luka operasi
Kadar sel darah putih membaik Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Kultur darah membaik Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kultur urine membaik
Kultur sputum membaik Kolaborasi
Kultur area luka membaik Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
Kultur feses membaik
Nafsu makan membaik
4 Ansietas berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Reduksi ansietas
Krisis situasional selama ………. Jam masalah tingkat Observasi
Kebutuhan tidak terpenuhi ansietas menurun dengan kriteria Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
hasil : Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Krisis maturasional
Monitor tanda-tanda ansietas ( verbal dan non
Ancaman terhadap konsep diri Verbalisasi kebingungan menurun verbal)
Ancaman terhadap kematian Verbalisasi khawatir akibat kondisi
Kekhawatiran mengalami yang dihadapi menurun Terapeutik
kegagalan Perilaku gelisah menurun ciptakan suasana terapeutik untuk
Disfungsi sistem keluarga Perilaku tegang menurun menumbuhkan kepercayaan
Hubungan orang tua anak tidak Keluhan pusing menurun Temani pasien untuk mengurangi
memuaskan Anoreksia menurun kecemasan,jika memungkinkan
pahami situasi yang membuat ansietas
152
Factor keturunan ( tepramen Palpitasi menurun Dengarkan dengan penuh perhatian
mudah teragitasi sejak lahir) Diaphoresis menurun Gunakan pendekatan yag tenang dan
Penyalahgunaan zat Tremor menurun meyakinkan
Pucat menurun Tempatkan barang pribadi yang memberikan
Terpapar bahaya lingkungan
Konsentrasi membaik kenyamanan
(mis.toksin,polutan, dan lain-
Pola tidur membaik motivasi mengidentifkasi situasi yang memicu
lain)
Frekuensi pernapasan membaik kecemasan
Kurang terpapar informasi Diskusikan perencanaan realistis tentang
Frekuensi nadi membaik
Tekanan darah membaik peristiwa yang akan dating
Ditandai dengan : Kontak mata membaik
Pola berkemih membaik Edukasi
DS :
Orientasi membaik Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
Merasa bingung mungkin di alami
Merasa khawatir degan akibat Informaskan secara faktual pasien, mengenai
dari kondisi yang dihadapi diagnosis, pengobatan, dan prognosis
Sulit berkonsentrasi Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
mengeluh pusing pasien jika perlu
anoreksia Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
palpitasi kompetitif ,sesuaikan kebutuhan
merasa tidak berdaya Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
Mengeluh nyeri Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
DO : ketegangan
tampak gelisah Latih penggunaan mekanisme pertanahan diri
tampak tegang yang tepat
sulit tdur Latih teknik relaksasi
frekuensi napas mneingkat
frekuensi nadi menngkat Kolaboorasi
Tekanan darah meningkat Kolaborasi pemberian obat antiansietas jika
Diaphoresis perlu
153
Tremor
Muka tampak pucat
Suara bergetar
Kontak mata buruk
Sering berkeih
Berorientasi pada masa lalu
4 Berduka berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Dukungan proses berduka
Kematian keluarga atau orang selama ………. Jam masalah tingkat Observasi
yang berarti Berduka membaik dengan kriteria hasil : Identifikasi kehilangan yang dihadapi
Antisipasi kematian keluarga Verbalisasi menerima kehilangan Identifikasi proses berduka yang dialami
atau orang yang berarti meningkat identifikasi sifat keterkaitan pada benda yang
Kehilangan ( objek, pekerjaan, Verbalisasi harapan meningkat hilang atau orang yang meninggal
fungsi, status, bagian tubuh, Verbalisasi perasaan berguna Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
hubungan sosial) meningkat
Verbalisasi perasaan sedih Terapeutik
Ditandai dengan : menurun Tunjukan sikap menerima dan empati
DS : Verbalisasi perasaan bersalah atau Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan
Merasa sedih menyalahkan orang lain menurun kehilangan
Merasa bersalah atau Menangis menurun Motivasi untuk menguatkan dukungan
menyalahkan orang lain Verbalisasi mimpi buruk menurun keluarga atau orang terdekat
Tidak menerima kehilangan Fobia menurun Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan
Merasa tidak ada harapan Marah menurun budaya,agama,norma sosial
Mimpi buruk atau pola mimpi Panik menurun Fasilitasi mengekpresikan perasaan dengan
berubah Pola tidur membaik cara yang nyaman ( mis.membaca buku,
Merasa tidak berguna Konsentrasi membaik menulis, menggambar, bermain )
Fobia Imunitas membaik diskusikan strategi koping yang dapat
digunakan
Edukasi
Mengeluh nyeri jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa
DO : sikap mengingkari, marah tawar menawar,
154
Menangis sepresi, dan menerima adalah wajar dalam
Pola tidur berubah menghadapi kehilangan
Tidak mampu berkonsentrasi Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar
Marah pada kehilangan
Tampak panik Anjurkan mengekpresikan perasaan tentang
Fungsi imunitas terganggu kehilangan
Ajarkan melewati proses berduka secara
bertahap
155
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
UPTD. RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
BANTEN
EKLAMSIA
1 Definisi Eklamsia adalah kondisi dimana pasien
memenuhi kriteria preeklamsia, dengan
disertai kejang atau kejang yang tidak
diketahui penyebabnya,yang bisa diseratai
penurunan kesadaran
2 Asesmen mengalami penurunan sirkulasi darah
keperawatan ke otak. Penurunan kinerja ventrikel
kiri. Aneurisma serebri. Hipertensi.
Tekanan intra kranial.Kejang.
kontraksi uterus.Nyeri, skala nyeri
meningkat (1-10), bengkak, keletihan,
perubahan pola tidur, melindungi area
yang sakit, berfokus pada diri sendiri,
gelisah, ttv tidak stabil.TIK
Retensio
urin,proteinuria,edema,gangguan
virus,perdarahan.diuresis
Timbulnya prasangka Kematian ibu
dan janin.koping proses persalinan.
Perdrahan abnormal.damage
kerusakan pembuluh darah(sel darah
merah).Komplikasi kehamilan
Ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen. Frekuensi jantung
meningkat > 20% dari kondisi
istirahat. Kelemahan
3 Diagnosis Resiko perfusi cerebral tidak efektif
keperawatan ( D.0017
Nyeri akut (D.0077)
Resiko infeksi ( 0142)
Ansietas (D 0080)
Resti pendarahan ( D.0012)
Intoleransi aktivitas ( D. 0056)
4 Kriteria evaluasi Tingkat kesadaran meningkat. Sakit
kepala menurun. Sakit kepala
menurun.Tekanan intra kranial
156
membaik
Pasien terlihat rileks atau nyaman,
pasien mampu mengontrol nyeri, nyeri
berkurang atau hilang,
Pasien mengetahui cara pencegahan
infeksi secara mandiri,tidak terjadi
pendarahan. Demam
menurun,Kemerahan menurun
Pasien terlihat rileks atau tidak cemas.
Pasien mampu terapi relaksasi otot
progresif
Tingkat perdarahan menurun
mengatasi atau mencegah kelelahan
dan mengoptimalkan proses
pemulihan.
5 Intervensi 1. Manajemen peningkatan tekanan
keperawatan intrakranial
2. Manajemen nyeri
3. Pencegahan Infeksi
4. Reduksi Ansietas,Terapi Relaksasi
5. Pencegahan perdarahan Manajemen
Energi, Terapi Aktivitas
6 Informasi dan 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
edukasi pemantauan
2. Manajemen nyeri
3. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
4. Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
5. Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
6. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif
setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan
yang telah ditetapkan
8 Penelaah kritis Subkomite mutu keperawatan, Bidang
Keperawatan
9 Kepustakaan 1) Dian Christine L, 2018. Preeklamsia
berat dan eklamsia: tatalaksana
anestesia perioperatif. Yogyakarta :
IKAPI
157
2) Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017.
Standar Diagnosis keperawatan
indonesia: definisi dan Indikator
diagnostik, edisi 1, Jakarta selatan:
DPP PPNI.
3) Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018.
Standar Intervensi keperawatan
indonesia: definisi dan Tindakan
keperawatan, edisi l, Jakarta selatan:
DPP PPNI.
4) Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019.
Standar luaran Keperawatan
indonesia: definisi dan kriteria Hasil
keperawatan, edisi l, Jakarta selatan:
DPP PPNI.
5) Nursalam. (2001). Proses dan
dokumentasi Keperawatan: konsep
dan praktik, Jakarta : Salemba
medika.
158
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
EKLAMPSIA
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intrevensi Keperawatan
1 Resiko Perfusi Cerebral Setelah dilakukan intervensi Manajemen peningkatan tekanan
tidak efektif dibuktikan keperawatan selama ………. Jam intracranial
dengan : masalah Perfusi cerebral Observasi
Keabnormalan masa meningkat dengan kriteria hasil : Identifikasi penyebab peningkatan
protrombin dan/atau Tingkat kesadaran TIK( mis. lesi, gangguan metabolisme,
masa tromboplastin meningkat edema serebral)
parsial Kognitif meningkat Monitor tanda/gejala peingkatan
Penurunan kinerja Sakit kepala menurun TIK( mis.tekanan darah meningkat,
ventikel kiri Gelisah menurun tekanan nadi melebar, bradikardi, pola
Aterosklrosis aorta Cemas menurun napas ireguler, kesadaran menurun)
Diseksi arteri Agitasi menurun Monitor MAP(mean aterial pressure)
Fibrilasi atrium Demam menurun Monitor CVP(central venous pressure)
Tumor otak Tekanan arteri rata-rata Monitor PAWP, jika perlu
Stenosis karotis membaik Monitor PAP, jika perlu
Miksoma atrium Tekanan intracranial Monitor ICP( intra crania presssur),jika
Aneurisma serebri membaik perlu
Koagulopati (mis. Tekanan darah sitolik monitor CPP(cerebral perfusion pressure)
anemia sel sabit) membaik monitor gelobang ICP
159
Dilatasi kardiomiopati Tekanan darah diastolic Monitor status pernapasan
Koagulasi (mis. anemia membaik monitor intake dan output cairan
sel sabit) Reflex saraf membaik monitor cairan cerebral spinal
Embolisme (mis.warna ,konsistensi)
Cedera kepala
Hiperkolesteronemia Terapeutik
Hipertensi Minimalkan stimulus dengan
Endokarditis infektif menyediakan lingungan yang tenang
Katup prostetik Berikan posisi semifowler
mekanis Hindari maneuver valsava
Stenosis mitral Cegah terjadinya kejang
Neoplasma otak Hindari penggunaan PEEP
Infark miokard akut Hindari pemberian cairan IV hipotonik
Sindrom sick sinus Atur ventilasi agar PaCo2 optimal
Penyalahgunaan zat Pertahankan suhu tubuh normal
Terapi tombolitik
Efek samping tindakan Kolaborasi
(mis. tindakan operasi Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
bypass) konvulsan, jika perlu
Kolaborasi pemberian diuretic
osmosis,jika perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika
160
perlu
161
DO : Perineum terasa tertekan Terapeutik
Tampak meringis menurun Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Bersikap protektif Uterus teraba membulat mengurangi nyeri (mis ; TENS, hypnosis,
(mis: waspada, menurun akupresur, terapi music, biofeedback,
menghindari nyeri) Ketegangan otot menurun terapi pijat, aroma terapi, teknik
Gelisah Pupil dilatasi menurun imajinasi terbimbing, kompres hangat/
Frekuensi nadi Muntah menurun dingin, terapi bermain)
meningkat Mual menurun Control lingkungan yang memperberat
Sulit tidur Frekuensi nadi membaik rasa nyeri (mis : suhu ruangan,
Tekanan darah Pola nafas membaik pencahayaan, kebisingan)
meningkat Tekanan darah membaik Fasilitasi istirahat dan tidur
Pola nafas berubah Proses berfikir membaik Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
Nafsu makan berubah dalam pemilihan strategi meredakan
Focus membaik
Proses berfikir nyeri
Fungsi berkemih membaik
terganggu Perilaku membaik
Menarik diri Edukasi
Nafsu makan membaik
Berfokus pada diri Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
Pola tidur membaik
sendiri nyeri
Diaphoresis Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesic secara
tepat
Ajarkan tehnik farmakologis untuk
162
mengurangi nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika
perlu
3 Risiko Perdarahan Setelah dilakukan intervensi
Pencegahan Perdarahan
dibuktikan dengan: keperawatan selama ………. Jam Observasi
masalah Tingkat Perdarahan Monitor tanda dan gejala perdarahan
Aneurisma menurun dengan kriteria hasil : Monitor nilai hematocrit/hemoglobin
Gangguan sebelum dan setelah kehilangan darah
gastrointestinal(missal Membran mukosa lembab Monitor tanda-tanda vital ortostatik
ulkus meningkat Monitor koagulasi ( mis. prothrombin
lambung,polip,varises) Kelembapan kulit meningkat time (PT), partial thromboplastin time
Gangguan fungsi Kognitif meningkat (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin
hati(misalnya sirosis Hemoptysis menurun dan/platelet)
hepatis) Hematemesis menurun
Kompilikasi kehamilan Hematuria menurun Terapeutik
(misalnya ketuban Perdarahan anus menurun Pertahankan bed rest selama perdarahan
pecah sebelum Distensi abdomen menurun Batasi tindakan invasive, jika perlu
waktunya ) Perdarahan vagina menurun Gunakan kasur pencegah decubitus
Komplikasi pasca Perdarahan pasca operasi Hindari pengukuran suhu rektal
partum(misalnya atoni menurun
uterus, retensi
163
plasenta) Hemoglobin membaik Edukasi
Gangguan Hematocrit membaik Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
koagulasi(misalnya Tekanan darah membaik Anjurkan menggunakan kaus kaki saat
trombositopenia) Frekuensi nadi membaik ambulasi
Efek agen farmakologis Suhu tubuh membaik Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Tindakan pembedahan untuk menghindari konstipasi
Trauma Anjurkan menghindari aspirin atau
Kurang terpapar antikoagulan
informasi tentang Anjurkan meningkatkan asupan makan
pencegahan dan vitamin K
perdardarahan Anjurkan segera melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan jika perlu
Kolaborasi pemberian produk darah, jika
perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika
perlu
164
dengan : masalah tingkat infeksi menurun Observasi
dengan kriteria hasil : Monitor tanda dan gejala infeksi local
Penyakit kronis (mis. dan sisteik
diabetes. melitus). Kebersihan tangan
Efek prosedur invasi. meningkat Terapeutik
Malnutrisi. Kebersihan badan meningkat Batasi jumlah pengunjung
Peningkatan paparan Demam menurun Berikan perawatan kulit pada area
organisme patogen Kemerahan menurun edema
lingkungan. Nyeri menurun Cuci tangan sebelum dan sesudah
Ketidakadekuatan Bengkak menurun kontak dengan pasien dan lingkungan
pertahanan tubuh primer pasien
Vesikel menurun
: Pertahankan teknik aseptic pada pasien
Cairan berbau busuk
Gangguan peristaltik, berisikio tinggi
menurun
Kerusakan integritas
Sputum berwarna hijau
kulit, Edukasi
menurun
Perubahan sekresi pH, Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Drainase purulent menurun
Penurunan kerja Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
Piuria menurun
siliaris, Ajarkan etika batuk
Periode malaise menurun
Ketuban pecah lama, Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
Periode menggigil menurun
Ketuban pecah atau luka operasi
Letargi menurun
sebelum waktunya, Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Gangguan kognitif menurun
Merokok, Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kadar sel darah putih
165
statis cairan tubuh. membaik
Ketidakdekuatan Kultur darah membaik Kolaborasi
pertahanan tubuh Kultur urine membaik Kolaborasi pemberian imunisasi jika
sekunder : Kultur sputum membaik perlu
Penurunan homolobin, Kultur area luka membaik
Imununosupresi, Kultur feses membaik
Leukopenia, Nafsu makan membaik
Supresi respon
inflamasi,
Vaksinasi tidak
adekuat.
5 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan intervensi Reduksi ansietas
dengan : keperawatan selama ………. Jam Observasi
masalah Tingkat Ansietas Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Krisis situasional menurun dengan kriteria hasil : Identifikasi kemampuan mengambil
Kebutuhan tidak keputusan
terpenuhi Monitor tanda-tanda ansietas ( verbal
Krisis maturasional Verbalisasi kebingungan dan non verbal)
Ancaman terhadap menurun
konsep diri Verbalisasi khawatir akibat Terapeutik
Ancaman terhadap kondisi yang dihadapi ciptakan suasana terapeutik untuk
kematian menurun menumbuhkan kepercayaan
166
Kekhawatiran Perilaku gelisah menurun Temani pasien untuk mengurangi
mengalami kegagalan Perilaku tegang menurun kecemasan,jika memungkinkan
Disfungsi sistem Keluhan pusing menurun pahami situasi yang membuat ansietas
keluarga Anoreksia menurun Dengarkan dengan penuh perhatian
Hubungan orang tua palpitasi menurun Gunakan pendekatan yag tenang dan
anak tidak memuaskan Diaphoresis menurun meyakinkan
Factor keturunan ( Tremor menurun Tempatkan barang pribadi yang
tepramen mudah Pucat menurun memberikan kenyamanan
teragitasi sejak lahir) Konsentrasi membaik motivasi mengidentifkasi situasi yang
Penyalahgunaan zat Pola tidur membaik memicu kecemasan
Terpapar bahaya Frekuensi pernapasan Diskusikan perencanaan realistis
lingkungan membaik tentang peristiwa yang akan dating
(mis.toksin,polutan, dan Frekuensi nadi membaik
lain-lain) Edukasi
Tekanan darah membaik
Kurang terpapar Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
Kontak mata membaik
informasi yang mungkin di alami
Pola berkemih membaik
Informaskan secara faktual pasien,
Orientasi membaik
mengenai diagnosis, pengobatan, dan
Ditandai dengan : prognosis
DS : Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
Merasa bingung pasien jika perlu
Merasa khawatir Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
degan akibat dari
167
kondisi yang dihadapi kompetitif ,sesuaikan kebutuhan
Sulit berkonsentrasi Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
mengeluh pusing persepsi
anoreksia Latih kegiatan pengalihan untuk
palpitasi mengurangi ketegangan
merasa tidak berdaya Latih penggunaan mekanisme
pertanahan diri yang tepat
Mengeluh nyeri Latih teknik relaksasi
DO :
tampak gelisah Kolaborasi
tampak tegang Kolaborasi pemberian obat antiansietas
sulit tdur jika perlu
frekuensi napas
mneingkat
frekuensi nadi
menngkat
Tekanan darah
meningkat
Diaphoresis
Tremor
Muka tampak pucat
Suara bergetar
168
Kontak mata buruk
Sering berkeih
Berorientasi pada
masa lalu
6 Intoleransi Aktifitas Setelah dilakukan intervensi Manajemen energi
berhubungan dengan : keperawatan selama ………. Jam Observasi
Ketidakseimbangan masalah Toleransi aktivitas Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
antara suplai dan meningkat dengan kriteria hasil : mengakibatkan kelemahan
kebutuhan oksigen Kemudahan melakukan Monitor kelelahan fisik dan emosional
Tirah baring aktivitas sehari-hari Monitor pola dan jam tidur
Kelemahan meningkat Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
Imobilitas Kecepatan berjalan selama melakukan aktivitas
Gaya hidup monoton meningkat
Jarak berjalan meningkat Terapeutik
Ditandai dengan : Kekuatan tubuh bagian atas Sediakan lingkungan nyaman dan
DS : meningkat rendah stimulus
Mengeluh lelah Kekuatan tubuh bagian (mis.cahaya,suara,kunjungan)
Dyspnea saat/stelah bawah meningkat Lakukan latihan rentang gerak pasif
aktvitas Toleransi menaiki tangga dan/atau aktif
Merasa tidak nyaman meningkat Berikan aktivitas distraksi yang
setelah beraktivitas Keluhan lelah menurun menenangkan
Merasa lemah Dispnea saat aktivitas Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur,jika
169
menurun tidak dapat berpindah atau berjalan
DO : Dispnea setelah aktivitas
Frekuensi jantung menurun Edukasi
meningkat >20% dari Aritmia saat aktivitas Anjurkan tirah baring
kondisi istirahat Sianosis menurun Anjurkan melakukan aktivitas secara
Tekanan darah Perasaan lemah menurun bertahap
berubah >20% dari EKG iskemia menurun Anjurkan menghubungi perawat jika
kondisi istirahat Frekuensi membaik tanda dan gejala kelelahan tidak
Gambaran EKG Warna kulit membaik berkurang
menujukan aritmia Tekanan darah membaik Ajarkan strategi koping untuk
saat/setelah aktivitas Saturasi oksigen membaik mengurangi kelelahan
Gambaran EKG Frekuensi napas membaik
menunjukkan iskemik Kolaborasi
Sianosis Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
170
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
172
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
NEOPLASMA OVARIUM
173
Berfokus pada diri sendiri Tekanan darah membaik nyeri (mis : suhu ruangan, pencahayaan,
Diaphoresis Proses berfikir membaik kebisingan)
Focus membaik Fasilitasi istirahat dan tidur
Fungsi berkemih membaik Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
Perilaku membaik dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Nafsu makan membaik
Pola tidur membaik Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesic secara
tepat
Ajarkan tehnik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu
2 Risiko Perdarahan : dibuktikan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Pencegahan Perdarahan
selama ………. Jam masalah Risiko Observasi
Aneurisma Perdarahan teratasi dengan kriteria hasil : Monitor tanda dan gejala perdarahan
Gangguan gastrointestinal Monitor nilai hematocrit/hemoglobin
(misalnya ulkus lambung, polip, Membran mukosa lembab sebelum dan setelah kehilangan darah
varises) meningkat Monitor tanda-tanda vital ortostatik
Gangguan fungsi hati (misalnya Kelembapan kulit meningkat Monitor koagulasi ( mis. prothrombin time
sirosis hepatis) Kognitif meningkat (PT), partial thromboplastin time (PTT),
Komplikasi kehamilan (misalnya Hemoptysis menurun fibrinogen, degradasi fibrin dan/platelet)
ketuban pecah sebelum waktunya) Hematemesis menurun
Komplikasi pasca partum Hematuria menurun Terapeutik
(misalnya atoni uterus, retensi Perdarahan anus menurun Pertahankan bed rest selama perdarahan
174
plasenta) Distensi abdomen menurun Batasi tindakan invasive, jika perlu
Gangguan koagulasi (misalnya Perdarahan vagina menurun Gunakan kasur pencegah decubitus
trombositopenia) Perdarahan pasca operasi menurun Hindari pengukuran suhu rektal
Efek agen farmakologis Hemoglobin membaik Edukasi
Tindakan pembedahan Hematocrit membaik Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Trauma Tekanan darah membaik Anjurkan menggunakan kaus kaki saat
Kurang terpapar informasi tentang Frekuensi nadi membaik ambulasi
pencegahan perdarahan Suhu tubuh membaik Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Proses keganasan untuk menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupan makan dan
vitamin K
Anjurkan segera melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan jika perlu
Kolaborasi pemberian produk darah, jika
perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika
perlu
3 Defisit nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen nutrisi
Kurangnya asupan makan selama ………. Jam masalah status nutrisi Observasi
Ketidakmampuan menelan membaik dengan kriteria hasil : Identifikasi status nutrisi
makanan Porsi makanan yang dihabiskan Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Ketidakmampuan mencerna meningkat Identifikasi makanan yang disukai
makanan Kekuatan otot pengunyah meningkat Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
Ketidakmampuan mengabsorsi Kekuatan otot menelan meningkat nutrient
175
nutrient Serum albumin meningkat Identifikasi perlunya pengunaan selang
Peningkatan kebutuhan Verbalisasi keinginan untuk nasogastric
metabolisme meningkatkan nutrisi meningkat Monitor asupan makanan
Factor ekonomi (mis. finansial Pengetahuan tentang pilihan makan Monitor berat badan
tidak mencukupi) yang sehat meningkat Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Factor psikologis (mis. Pengetahuan tentang pilihan
stress,keengganan untuk makan) minuman yang sehat meningkat Terapeutik
Pengetahuan tentang standar asupan Lakukan oral higiene sabelum makan, jika
Ditandai dengan : nutrisi yang tepat meningkat perlu
DS : penyiapan dan penyimpanan makan Faslitasi menentukan pedoman diet (mis.
Cepat kenyang setelah makan yang aman meningkat piramida makanan)
Kram/nyeri abdomen Penyiapan dan penyimpanan Sajikan makanan secara menarik dan suhu
Nafsu makan menurun minuman yang aman meningkat yang sesuai
Sikap terhadap makan dan minuman Berikan makanan yang tinggi serat untuk
DO sesuai dengan tujuan kesehatan mencegah konstipasi
Berat badan menurun minimal meningkat Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
10% dibawah retang ideal Perasaan cepat kenyang menurun protein
Bising usus hiperaktif Nyeri abdomen menurun Berikan suplemen makanan, jika perlu
Otot penguyah lemah Sariawan menurun Hentikan pemberian makan melalui selang
Otot menelan lemah Rambut rontok menurun nasogastric jika asupan oral dapat
Membrane mukosa pucat Diare menurun ditoleransi
Sariawan Berat badan membaik
Serum albumin turun Indeks massa tubuh (IMT) membaik Edukasi
Rambut rontok berlebihan Frekuensi makan membaik Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Diare Nafsu makan membaik Anjukan diet yang diprogramkan
Bising usus membaik
Tebal lipatan kulit trisep membaik Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. pereda nyeri, antiemetik) jika
perlu
176
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan jika perlu
3 Ansietas berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Reduksi ansietas
selama ………. Jam masalah tingkat Observasi
Krisis situasional ansietas menurun dengan kriteria hasil : Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Kebutuhan tidak terpenuhi Identifikasi kemampuan mengambil
Krisis maturasional Verbalisasi kebingungan menurun keputusan
Verbalisasi khawatir akibat kondisi Monitor tanda-tanda ansietas ( verbal dan
Ancaman terhadap konsep yang dihadapi menurun non verbal)
diri
Perilaku gelisah menurun
Ancaman terhadap kematian Perilaku tegang menurun Terapeutik
Kekhawatiran mengalami Keluhan pusing menurun ciptakan suasana terapeutik untuk
kegagalan Anoreksia menurun menumbuhkan kepercayaan
Disfungsi sistem keluarga Palpitasi menurun Temani pasien untuk mengurangi
Hubungan orang tua anak Diaphoresis menurun kecemasan,jika memungkinkan
tidak memuaskan Tremor menurun pahami situasi yang membuat ansietas
Factor keturunan ( tepramen Pucat menurun Dengarkan dengan penuh perhatian
mudah teragitasi sejak lahir) Konsentrasi membaik Gunakan pendekatan yag tenang dan
Pola tidur membaik meyakinkan
Penyalahgunaan zat
Frekuensi pernapasan membaik Tempatkan barang pribadi yang
Terpapar bahaya lingkungan memberikan kenyamanan
Frekuensi nadi membaik
(mis.toksin,polutan, dan motivasi mengidentifkasi situasi yang
lain-lain) Tekanan darah membaik
Kontak mata membaik memicu kecemasan
Kurang terpapar informasi Pola berkemih membaik Diskusikan perencanaan realistis tentang
Orientasi membaik peristiwa yang akan dating
177
Merasa khawatir degan akibat dari Informaskan secara faktual pasien,
kondisi yang dihadapi mengenai diagnosis, pengobatan, dan
Sulit berkonsentrasi prognosis
mengeluh pusing Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
anoreksia pasien jika perlu
palpitasi Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
merasa tidak berdaya kompetitif ,sesuaikan kebutuhan
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
Mengeluh nyeri persepsi
DO : Latih kegiatan pengalihan untuk
tampak gelisah mengurangi ketegangan
tampak tegang Latih penggunaan mekanisme pertanahan
sulit tdur diri yang tepat
frekuensi napas mneingkat Latih teknik relaksasi
frekuensi nadi menngkat
Tekanan darah meningkat Kolaboorasi
Diaphoresis Kolaborasi pemberian obat antiansietas jika
Tremor perlu
Muka tampak pucat
Suara bergetar
Kontak mata buruk
Sering berkeih
Berorientasi pada masa lalu
4 Risiko infeksi berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Pencegahan infeksi
selama ………. Jam masalah tingkat Observasi
Ditandai dengan : infeksi menurun dengan kriteria hasil : Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
DS : sisteik
Mengeluh nyeri Kebersihan tangan meningkat
DO : Kebersihan badan meningkat Terapeutik
178
Demam menurun Batasi jumlah pengunjung
Kemerahan menurun Berikan perawatan kulit pada area edema
Nyeri menurun Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
Bengkak menurun dengan pasien dan lingkungan pasien
Vesikel menurun Pertahankan teknik aseptic pada pasien
Cairan berbau busuk menurun berisikio tinggi
Sputum berwarna hijau menurun
Drainase purulent menurun Edukasi
Piuria menurun Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Periode malaise menurun Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
Periode menggigil menurun Ajarkan etika batuk
Letargi menurun Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
Gangguan kognitif menurun luka operasi
Kadar sel darah putih membaik Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Kultur darah membaik Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kultur urine membaik
Kultur sputum membaik Kolaborasi
Kultur area luka membaik Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
Kultur feses membaik
Nafsu makan membaik
179
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
181
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
CA SERVIKS
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intrevensi Keperawatan
1 Nyeri akut berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nyeri
Agen pencedera fisiologis (mis : selama ………. Jam masalah nyeri akut Observasi
inflamasi, leukemia, neoplasma) teratasi dengan kriteria hasil : Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Agen pencedera kimiawi (mis : Kemampuan menuntaskan aktivitas frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
terbakar, bahan kimia iritan) meningkat Identifikasi skala nyeri
Agen pencedera fisik (mis: abses, Keluhan nyeri menurun Identifikasi respon nyeri non verbal
amputasi, terbakar, terpotong, Meringis menurun Identifikasi faktor yang memperberat
mengangkat berat, prosedur operasi, Sikap protektif menurun dan memperingan nyeri
trauma, latihan fisik berlebihan) Gelisah menurun Identifikasi pengetahuan dan
Kesulitas tidur menurun keyakinan tentang nyeri
Ditandai dengan : Menarik diri menurun Identifikasi pengaruh budaya terhadap
DS : Berfokus pada diri sendiri menurun respon nyeri
Mengeluh nyeri Diaforesis menurun Identifikasi pengaruh nyeri pada
DO : Perasaan depresi (tertekan)menurun kualitas hidup
Tampak meringis Perasaan takut mengalami cedera Monitor keberhasilan terapi
Bersikap protektif (mis: waspada, berulang menurun komplementer yang sudah diberikan
menghindari nyeri) Anoreksia menurun Monitor efek samping penggunaan
Gelisah Perineum terasa tertekan menurun analgetik
Frekuensi nadi meningkat Uterus teraba membulat menurun
Sulit tidur Ketegangan otot menurun Terapeutik
Tekanan darah meningkat Pupil dilatasi menurun Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Pola nafas berubah Muntah menurun mengurangi nyeri (mis ; TENS,
Nafsu makan berubah hypnosis, akupresur, terapi music,
Mual menurun
Proses berfikir terganggu biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
Frekuensi nadi membaik
Menarik diri teknik imajinasi terbimbing, kompres
Pola nafas membaik
Berfokus pada diri sendiri hangat/ dingin, terapi bermain)
Tekanan darah membaik
182
Diaphoresis Proses berfikir membaik Control lingkungan yang memperberat
Focus membaik rasa nyeri (mis : suhu ruangan,
Fungsi berkemih membaik pencahayaan, kebisingan)
Perilaku membaik Fasilitasi istirahat dan tidur
Nafsu makan membaik Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
Pola tidur membaik dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesic
secara tepat
Ajarkan tehnik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika
perlu
2 Risiko Perdarahan dibuktikan dengan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan Pencegahan Perdarahan
selama ………. Jam masalah Tingkat Observasi
Aneurisma Perdarahan menurun dengan kriteria hasil Monitor tanda dan gejala perdarahan
Gangguan gastrointestinal(missal : Monitor nilai hematocrit/hemoglobin
ulkus lambung,polip,varises) sebelum dan setelah kehilangan darah
Gangguan fungsi hati(misalnya Membran mukosa lembab Monitor tanda-tanda vital ortostatik
sirosis hepatis) meningkat Monitor koagulasi ( mis. prothrombin
Kompilikasi kehamilan (misalnya Kelembapan kulit meningkat time (PT), partial thromboplastin time
ketuban pecah sebelum waktunya ) Kognitif meningkat (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin
183
Komplikasi pasca partum(misalnya Hemoptysis menurun dan/platelet)
atoni uterus, retensi plasenta) Hematemesis menurun
Gangguan koagulasi(misalnya Hematuria menurun Terapeutik
trombositopenia) Perdarahan anus menurun Pertahankan bed rest selama
Efek agen farmakologis Distensi abdomen menurun perdarahan
Tindakan pembedahan Perdarahan vagina menurun Batasi tindakan invasive, jika perlu
Trauma Perdarahan pasca operasi menurun Gunakan kasur pencegah decubitus
Kurang terpapar informasi tentang Hemoglobin membaik Hindari pengukuran suhu rektal
pencegahan perdardarahan Hematocrit membaik
Tekanan darah membaik Edukasi
Frekuensi nadi membaik Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Suhu tubuh membaik Anjurkan menggunakan kaus kaki saat
ambulasi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
untuk menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupan makan
dan vitamin K
Anjurkan segera melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan jika perlu
Kolaborasi pemberian produk darah,
jika perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja,
jika perlu
184
3 Risiko infeksi dibuktikan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Pencegahan infeksi
selama ………. Jam masalah tingkat Observasi
Penyakit kronis (mis. diabetes. melitus). infeksi menurun dengan kriteria hasil : Monitor tanda dan gejala infeksi local
Efek prosedur invasi. dan sisteik
Malnutrisi. Kebersihan tangan meningkat
Peningkatan paparan organisme patogen Kebersihan badan meningkat Terapeutik
lingkungan. Demam menurun Batasi jumlah pengunjung
Ketidakadekuatan pertahanan tubuh Kemerahan menurun Berikan perawatan kulit pada area
primer : Nyeri menurun edema
Gangguan peristaltik, Bengkak menurun Cuci tangan sebelum dan sesudah
Kerusakan integritas kulit, Vesikel menurun kontak dengan pasien dan lingkungan
Perubahan sekresi pH, Cairan berbau busuk menurun pasien
Penurunan kerja siliaris, Sputum berwarna hijau menurun Pertahankan teknik aseptic pada pasien
Ketuban pecah lama, Drainase purulent menurun berisikio tinggi
Ketuban pecah sebelum waktunya, Piuria menurun
Merokok, Periode malaise menurun Edukasi
statis cairan tubuh. Periode menggigil menurun Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ketidakdekuatan pertahanan tubuh Letargi menurun Ajarkan cara mencuci tangan yang
sekunder : benar
Gangguan kognitif menurun
Ajarkan etika batuk
Kadar sel darah putih membaik
Penurunan homolobin, Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
Kultur darah membaik
Imununosupresi, atau luka operasi
Kultur urine membaik
Leukopenia, Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Kultur sputum membaik
Supresi respon inflamasi, Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kultur area luka membaik
Vaksinasi tidak adekuat. Kultur feses membaik
Kolaborasi
Nafsu makan membaik
Kolaborasi pemberian imunisasi jika
perlu
185
4 Ansietas berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Reduksi ansietas
selama ………. Jam masalah Tingkat Observasi
Krisis situasional Ansietas menurun dengan kriteria hasil : Identifikasi saat tingkat ansietas
Kebutuhan tidak terpenuhi berubah
Krisis maturasional Identifikasi kemampuan mengambil
Verbalisasi kebingungan menurun keputusan
Ancaman terhadap konsep diri Verbalisasi khawatir akibat kondisi Monitor tanda-tanda ansietas ( verbal
Ancaman terhadap kematian yang dihadapi menurun dan non verbal)
Kekhawatiran mengalami kegagalan Perilaku gelisah menurun
Disfungsi sistem keluarga Perilaku tegang menurun Terapeutik
Hubungan orang tua anak tidak Keluhan pusing menurun Ciptakan suasana terapeutik untuk
memuaskan menumbuhkan kepercayaan
Anoreksia menurun
Temani pasien untuk mengurangi
Factor keturunan ( tepramen mudah palpitasi menurun
kecemasan,jika memungkinkan
teragitasi sejak lahir) Diaphoresis menurun pahami situasi yang membuat ansietas
Penyalahgunaan zat Tremor menurun Dengarkan dengan penuh perhatian
Terpapar bahaya lingkungan Pucat menurun Gunakan pendekatan yag tenang dan
(mis.toksin,polutan, dan lain-lain) Konsentrasi membaik meyakinkan
Kurang terpapar informasi Pola tidur membaik Tempatkan barang pribadi yang
Frekuensi pernapasan membaik memberikan kenyamanan
Frekuensi nadi membaik motivasi mengidentifkasi situasi yang
Ditandai dengan : Tekanan darah membaik memicu kecemasan
DS : Kontak mata membaik Diskusikan perencanaan realistis
Merasa bingung Pola berkemih membaik tentang peristiwa yang akan dating
Merasa khawatir degan akibat dari Orientasi membaik
kondisi yang dihadapi Edukasi
Sulit berkonsentrasi Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
mengeluh pusing yang mungkin di alami
anoreksia Informaskan secara faktual pasien,
palpitasi mengenai diagnosis, pengobatan, dan
186
merasa tidak berdaya prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap
Mengeluh nyeri bersama pasien jika perlu
DO : Anjurkan melakukan kegiatan yang
tampak gelisah tidak kompetitif ,sesuaikan kebutuhan
tampak tegang Anjurkan mengungkapkan perasaan
sulit tdur dan persepsi
frekuensi napas mneingkat Latih kegiatan pengalihan untuk
frekuensi nadi menngkat mengurangi ketegangan
Tekanan darah meningkat Latih penggunaan mekanisme
Diaphoresis pertanahan diri yang tepat
Tremor Latih teknik relaksasi
Muka tampak pucat
Suara bergetar Kolaborasi
Kontak mata buruk Kolaborasi pemberian obat antiansietas
Sering berkeih jika perlu
Berorientasi pada masa lalu
5 Defisit nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen nutrisi
Kurangnya asupan makan selama ………. Jam masalah status nutrisi Observasi
Ketidakmampuan menelan makanan membaik dengan kriteria hasil : Identifikasi status nutrisi
Ketidakmampuan mencerna Porsi makanan yang dihabiskan Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan meningkat makanan
Ketidakmampuan mengabsorsi Kekuatan otot pengunyah meningkat Identifikasi makanan yang disukai
nutrient Kekuatan otot menelan meningkat Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
Peningkatan kebutuhan metabolisme Serum albumin meningkat nutrient
Factor ekonomi (mis. finansial tidak Verbalisasi keinginan untuk Identifikasi perlunya pengunaan selang
mencukupi) meningkatkan nutrisi meningkat nasogastric
Factor psikologis (mis. Pengetahuan tentang pilihan makan Monitor asupan makanan
stress,keengganan untuk makan) yang sehat meningkat Monitor berat badan
187
Pengetahuan tentang pilihan Monitor hasil pemeriksaan
Ditandai dengan : minuman yang sehat meningkat laboratorium
DS : Pengetahuan tentang standar asupan Terapeutik
Cepat kenyang setelah makan nutrisi yang tepat meningkat Lakukan oral higiene sabelum makan,
Kram/nyeri abdomen penyiapan dan penyimpanan makan jika perlu
Nafsu makan menurun yang aman meningkat Faslitasi menentukan pedoman diet
Penyiapan dan penyimpanan (mis. piramida makanan)
DO minuman yang aman meningkat Sajikan makanan secara menarik dan
Berat badan menurun minimal 10% Sikap terhadap makan dan minuman suhu yang sesuai
dibawah retang ideal sesuai dengan tujuan kesehatan Berikan makanan yang tinggi serat
Bising usus hiperaktif meningkat untuk mencegah konstipasi
Otot penguyah lemah Perasaan cepat kenyang menurun Berikan makanan tinggi kalori dan
Otot menelan lemah Nyeri abdomen menurun tinggi protein
Membrane mukosa pucat Sariawan menurun Berikan suplemen makanan, jika perlu
Sariawan Rambut rontok menurun Hentikan pemberian makan melalui
Serum albumin turun Diare menurun selang nasogastric jika asupan oral
Rambut rontok berlebihan dapat ditoleransi
Diare
Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Anjukan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. pereda nyeri,
antiemetik) jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan jika perlu
188
189
Panduan Asuhan Keperawatan
190
bertahap.
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif
setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan
yang telah ditetapkan.
8 Penelaah kritis Subkomite mutu keperawatan, Bidang
Keperawatan
9 Kepustakaan 1) Ralph C. Benson & Martin L. Pernoll Year
Published 2008. Buku Saku Obstetri
Ginekologi Edisi 9. EGC
2) Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar
Diagnosis keperawatan indonesia: definisi
dan Indikator diagnostik, edisi 1, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
3) Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar
Intervensi keperawatan indonesia: definisi
dan Tindakan keperawatan, edisi l, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
4) Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar
luaran Keperawatan indonesia: definisi dan
kriteria Hasil keperawatan, edisi l, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
5) Nursalam. (2001). Proses dan dokumentasi
Keperawatan: konsep dan praktik, Jakarta :
Salemba medika.
191
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
ABORTUS
NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTREVENSI KEPERAWATAN
1 Nyeri akut berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nyeri
Agen pencedera fisiologis (mis : selama ………. Jam masalah nyeri akut Observasi
inflamasi, leukemia, neoplasma) teratasi dengan kriteria hasil : Identifikasi lokasi, karakteristik,
Agen pencedera kimiawi (mis : Kemampuan menuntaskan aktivitas durasi, frekuensi, kualitas,
terbakar, bahan kimia iritan) meningkat intensitas nyeri
Agen pencedera fisik (mis: Keluhan nyeri menurun Identifikasi skala nyeri
abses, amputasi, terbakar, Meringis menurun Identifikasi respon nyeri non verbal
terpotong, mengangkat berat, Sikap protektif menurun Identifikasi faktor yang
prosedur operasi, trauma, Gelisah menurun memperberat dan memperingan
latihan fisik berlebihan) Kesulitas tidur menurun nyeri
Menarik diri menurun Identifikasi pengetahuan dan
Ditandai dengan : Berfokus pada diri sendiri menurun keyakinan tentang nyeri
DS : Diaforesis menurun Identifikasi pengaruh budaya
Mengeluh nyeri Perasaan depresi (tertekan)menurun terhadap respon nyeri
DO : Identifikasi pengaruh nyeri pada
Perasaan takut mengalami cedera
Tampak meringis berulang menurun kualitas hidup
Bersikap protektif (mis: Anoreksia menurun Monitor keberhasilan terapi
waspada, menghindari nyeri) komplementer yang sudah
Perineum terasa tertekan menurun
Gelisah diberikan
Uterus teraba membulat menurun
Frekuensi nadi meningkat Monitor efek samping penggunaan
Ketegangan otot menurun
Sulit tidur analgetik
Pupil dilatasi menurun
Tekanan darah meningkat Muntah menurun
Pola nafas berubah Terapeutik
Mual menurun
Nafsu makan berubah Berikan teknik nonfarmakologis
Frekuensi nadi membaik
Proses berfikir terganggu untuk mengurangi nyeri (mis ;
Pola nafas membaik
Menarik diri TENS, hypnosis, akupresur, terapi
Tekanan darah membaik
192
Berfokus pada diri sendiri Proses berfikir membaik music, biofeedback, terapi pijat,
Diaphoresis Focus membaik aroma terapi, teknik imajinasi
Fungsi berkemih membaik terbimbing, kompres hangat/
Perilaku membaik dingin, terapi bermain)
Nafsu makan membaik Kontrol lingkungan yang
Pola tidur membaik memperberat rasa nyeri (mis : suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara
mandiri
Anjurkan menggunakan analgesic
secara tepat
Ajarkan tehnik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika
perlu
2 Risiko Perdarahan dibuktikan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Pencegahan Perdarahan
dengan: selama ………. Jam masalah Tingkat Observasi
Perdarahan menurun dengan kriteria Monitor tanda dan gejala
Aneurisma hasil : perdarahan
193
Gangguan Monitor nilai
gastrointestinal(missal ulkus Membran mukosa lembab hematocrit/hemoglobin sebelum
lambung,polip,varises) meningkat dan setelah kehilangan darah
Gangguan fungsi hati(misalnya Kelembapan kulit meningkat Monitor tanda-tanda vital ortostatik
sirosis hepatis) Kognitif meningkat Monitor koagulasi ( mis.
Kompilikasi kehamilan Hemoptysis menurun prothrombin time (PT), partial
(misalnya ketuban pecah Hematemesis menurun thromboplastin time (PTT),
sebelum waktunya ) Hematuria menurun fibrinogen, degradasi fibrin
Komplikasi pasca Perdarahan anus menurun dan/platelet)
partum(misalnya atoni uterus, Distensi abdomen menurun
retensi plasenta) Perdarahan vagina menurun Terapeutik
Gangguan koagulasi(misalnya Perdarahan pasca operasi menurun Pertahankan bed rest selama
trombositopenia) Hemoglobin membaik perdarahan
Efek agen farmakologis Hematocrit membaik Batasi tindakan invasive, jika perlu
Tindakan pembedahan Tekanan darah membaik Gunakan kasur pencegah decubitus
Trauma Frekuensi nadi membaik Hindari pengukuran suhu rektal
Kurang terpapar informasi Suhu tubuh membaik
tentang pencegahan Edukasi
perdardarahan Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
Anjurkan menggunakan kaus kaki
saat ambulasi
Anjurkan meningkatkan asupan
cairan untuk menghindari
konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupan
makan dan vitamin K
Anjurkan segera melapor jika terjadi
194
perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan jika perlu
Kolaborasi pemberian produk
darah, jika perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja,
jika perlu
3 Ansietas berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Reduksi ansietas
selama ………. Jam masalah tingkat Observasi
Krisis situasional ansietas menurun dengan kriteria Identifikasi saat tingkat ansietas
Kebutuhan tidak hasil : berubah
terpenuhi Identifikasi kemampuan mengambil
Krisis maturasional Verbalisasi kebingungan menurun keputusan
Verbalisasi khawatir akibat kondisi Monitor tanda-tanda ansietas
Ancaman terhadap konsep yang dihadapi menurun ( verbal dan non verbal)
diri
Perilaku gelisah menurun
Ancaman terhadap Perilaku tegang menurun Terapeutik
kematian Keluhan pusing menurun ciptakan suasana terapeutik untuk
Kekhawatiran mengalami Anoreksia menurun menumbuhkan kepercayaan
kegagalan Palpitasi menurun Temani pasien untuk mengurangi
Disfungsi sistem keluarga Diaphoresis menurun kecemasan,jika memungkinkan
Hubungan orang tua anak Tremor menurun pahami situasi yang membuat
tidak memuaskan Pucat menurun ansietas
Factor keturunan ( Konsentrasi membaik Dengarkan dengan penuh perhatian
tepramen mudah Pola tidur membaik Gunakan pendekatan yag tenang
teragitasi sejak lahir) Frekuensi pernapasan membaik dan meyakinkan
Frekuensi nadi membaik Tempatkan barang pribadi yang
Penyalahgunaan zat
Tekanan darah membaik memberikan kenyamanan
195
Terpapar bahaya Kontak mata membaik motivasi mengidentifkasi situasi
lingkungan Pola berkemih membaik yang memicu kecemasan
(mis.toksin,polutan, dan Orientasi membaik Diskusikan perencanaan realistis
lain-lain) tentang peristiwa yang akan dating
Kurang terpapar informasi
Edukasi
Ditandai dengan : Jelaskan prosedur, termasuk
DS : sensasi yang mungkin di alami
Merasa bingung Informaskan secara faktual pasien,
Merasa khawatir degan akibat mengenai diagnosis, pengobatan,
dari kondisi yang dihadapi dan prognosis
Sulit berkonsentrasi Anjurkan keluarga untuk tetap
mengeluh pusing bersama pasien jika perlu
anoreksia Anjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif ,sesuaikan
palpitasi
kebutuhan
merasa tidak berdaya
Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
Mengeluh nyeri
DO : Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
tampak gelisah
Latih penggunaan mekanisme
tampak tegang
pertanahan diri yang tepat
sulit tdur
Latih teknik relaksasi
frekuensi napas mneingkat
frekuensi nadi menngkat
kolaboorasi
Tekanan darah meningkat
Kolaborasi pemberian obat
Diaphoresis antiansietas jika perlu
Tremor
Muka tampak pucat
Suara bergetar
196
Kontak mata buruk
Sering berkeih
Berorientasi pada masa lalu
4 Risiko infeksi dibuktikan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Pencegahan infeksi
dengan : selama ………. Jam masalah tingkat Observasi
infeksi menurun dengan kriteria hasil : Monitor tanda dan gejala infeksi
Penyakit kronis (mis. Diabetes local dan sisteik
Melitus) Kebersihan tangan meningkat
Efek prosedur invasive Kebersihan badan meningkat Terapeutik
Malnutrisi Demam menurun Batasi jumlah pengunjung
Peningkatan paparan organisme Kemerahan menurun Berikan perawatan kulit pada area
pathogen lingkungan Nyeri menurun edema
Ketidakadekuatan pertahanan Bengkak menurun Cuci tangan sebelum dan sesudah
tubuh primer: Vesikel menurun kontak dengan pasien dan
Gangguan peristaltic Cairan berbau busuk menurun lingkungan pasien
Kerusakan integritas kulit Sputum berwarna hijau menurun Pertahankan teknik aseptic pada
Perubahan sekresi Ph Drainase purulent menurun pasien berisikio tinggi
Penurunan kerja siliaris Piuria menurun
Ketuban pecah lama Periode malaise menurun Edukasi
Ketuban pecah sebelum Periode menggigil menurun Jelaskan tanda dan gejala infeksi
waktunya Letargi menurun Ajarkan cara mencuci tangan yang
Merokok benar
Gangguan kognitif menurun
Statis cairan tubuh Ajarkan etika batuk
Kadar sel darah putih membaik
Ketidakadekuatan pertahanan Ajarkan cara memeriksa kondisi
Kultur darah membaik
tubuh sekunder : luka atau luka operasi
Kultur urine membaik
Penurunan hemoglobin Anjurkan meningkatkan asupan
Kultur sputum membaik
Imunosupresi nutrisi
Kultur area luka membaik
Leukopenia Anjurkan meningkatkan asupan
Kultur feses membaik
Supresi respon inflamasi cairan
197
Vaksinasi tidak adekuat Nafsu makan membaik
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi jika
perlu
5 Berduka berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Dukungan proses berduka
Kematian keluarga atau orang selama ………. Jam masalah Tingkat Observasi
yang berarti Berduka membaik dengan kriteria hasil : Identifikasi kehilangan yang
Antisipasi kematian keluarga Verbalisasi menerima kehilangan dihadapi
atau orang yang berarti meningkat Identifikasi proses berduka yang
Kehilangan ( objek, pekerjaan, Verbalisasi harapan meningkat dialami
fungsi, status, bagian tubuh, Verbalisasi perasaan berguna identifikasi sifat keterkaitan pada
hubungan sosial) meningkat benda yang hilang atau orang yang
Verbalisasi perasaan sedih menurun meninggal
Verbalisasi perasaan bersalah atau Identifikasi reaksi awal terhadap
menyalahkan orang lain menurun kehilangan
Ditandai dengan : Menangis menurun
DS : Verbalisasi mimpi buruk menurun Terapeutik
Merasa sedih Fobia menurun Tunjukan sikap menerima dan
Merasa bersalah atau Marah menurun empati
menyalahkan orang lain Panik menurun Motivasi agar mau mengungkapkan
Tidak menerima kehilangan Pola tidur membaik perasaan kehilangan
Merasa tidak ada harapan Konsentrasi membaik Motivasi untuk menguatkan
Mimpi buruk atau pola mimpi Imunitas membaik dukungan keluarga atau orang
berubah terdekat
Merasa tidak berguna Fasilitasi melakukan kebiasaan
Fobia sesuai dengan
budaya,agama,norma sosial
Fasilitasi mengekpresikan perasaan
Mengeluh nyeri dengan cara yang nyaman
DO : ( mis.membaca buku, menulis,
198
Menangis menggambar, bermain )
Pola tidur berubah diskusikan strategi koping yang
Tidak mampu berkonsentrasi dapat digunakan
Marah Edukasi
Tampak panik jelaskan kepada pasien dan
Fungsi imunitas terganggu keluarga bahwa sikap mengingkari,
marah tawar menawar, sepresi, dan
menerima adalah wajar dalam
menghadapi kehilangan
Anjurkan mengidentifikasi
ketakutan terbesar pada kehilangan
Anjurkan mengekpresikan perasaan
tentang kehilangan
Ajarkan melewati proses berduka
secara bertahap
199
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
201
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
202
Bersikap protektif (mis: Perineum terasa tertekan Terapeutik
waspada, menghindari menurun Berikan teknik nonfarmakologis untuk
nyeri) Uterus teraba membulat mengurangi nyeri (mis ; TENS,
Gelisah menurun hypnosis, akupresur, terapi music,
Frekuensi nadi meningkat Ketegangan otot menurun biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
Sulit tidur Pupil dilatasi menurun teknik imajinasi terbimbing, kompres
Tekanan darah meningkat Muntah menurun hangat/ dingin, terapi bermain)
Pola nafas berubah Mual menurun Control lingkungan yang memperberat
Nafsu makan berubah Frekuensi nadi membaik rasa nyeri (mis : suhu ruangan,
Proses berfikir terganggu Pola nafas membaik pencahayaan, kebisingan)
Menarik diri Tekanan darah membaik Fasilitasi istirahat dan tidur
Berfokus pada diri sendiri Proses berfikir membaik Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
Diaphoresis Focus membaik dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Fungsi berkemih membaik
Perilaku membaik
Edukasi
Nafsu makan membaik
Jelaskan penyebab, periode, dan
Pola tidur membaik
pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesic
secara tepat
Ajarkan tehnik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
203
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika
perlu
2 Risiko syok dibuktikan Setelah dilakukan intervensi Pencegahan syok
dengan : keperawatan selama ………. Jam Observasi
Hipoksemia masalah Tingkat Syok menurun Monitor status kardiopulmonal
Hipoksia dengan kriteria hasil: (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi
Hipotensi napas, TD, MAP)
Kekurangan volume cairan Kekuatan nadi meningkat Monitor status oksigenasi (oksimetri
Sepsis Output urin meningkat nadi, AGD)
Sindrom respons inflamasi Tingkat kesadaran meningkat Monitor status cairan (masukan dan
sistemik (systemic Akral dingin menurun haluaran, turgor kulit, CRT)
inflammatory response Pucat menurun Monitor tingkat kesadaran dan respon
syndrome/SIRS Rasa haus menurun pupil
Konfusi menurun Periksa riwayat alergi
Letargi menurun
Asisodis metabolik menurun Terapeutik
tekanan arteri rata-rata Berikan oksigen untuk
membaik mempertahankan saturasi oksigen >
Tekanan darah sistolik 94%
membaik Persiapkan intubasi dan ventilasi
Tekanan darah diastolic mekanis, jika perlu
membaik Pasang jalur IV, jika perlu
Tekanan nadi membaik Pasang kateter urin untuk menilai
Pengisian kapiler membaik produksi urine, jika perlu
Lakukan skin test untuk mencegah
204
Frekuensi nadi membaik reaksi alergi
Frekuensi napas membaik
Saturasi oksigen membaik Edukasi
Jelaskan penyebab/factor risiko syok
Jelaskan tanda dan gejala awal syok
Anjurkan melapor jika
menemukan/merasakan tanda dan
gejala awal syok
Anjurkan memperbanyak asupan cairan
oral
Anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
Kolabrasi pemberian transfusi darah,
jika perlu
Kolaborasi pemberian antiinflamasi jika
perlu
3 Perfusi Perifer tidak Efektif Setelah dilakukan intervensi Perawatan sirkulasi
berhubungan dengan keperawatan selama ………. Jam Observasi
masalah Perfusi perifer meningkat Periksa sirkulasi perifer( mis. nadi
Hiperglikemia dengan kriteria hasil: perifer, edema, pengisian kapiler,
Penurunan konsentrasi warna, suhu, ankle brachial indeks)
hemoglobin Kekuatan nadi meningkat Identifikasi factor resiko gangguan
Peningkatan tekanan Penyembuhan luka meningkat sirkulasi ( mis diabetes, perokok, orang
darah Sensasi meningkat tua, hipertensi dan kadar kolesterol
205
Kekurangan volume cairan Warna kulit pucat meurun tinggi)
Penurunan aliran arteri Edema perifer menurun Monitor panas kemerahan, nyeri atau
dan atau vena Nyeri ektremitas menurun bengkak pada ektresmitas
Kurang terpapar infomasi Parastesia menurun
tentang factor pemberat Kelemahan otot menurun Terapeutik
(mis. merokok, gaya hidup Kram otot menurun Hindari pemasangan infus atau
monoton, trauma, Bruit femoralis menurun pengambilan darah di area keterbatasan
obesitas, asupan garam, Nekrosi menurun perfusi
imobilitas Pengisian kapiler membaik Hindari pengukuran tekanan darah
Kurang terpapar infomasi Akral membaik pada ektremitas dengan keterbatasan
tentang proses penyakit perfusi
Turgor kulit membaik
(mis. diabetes mellitus, Hindari penekanan pada pemasangan
Tekanan darah sistolik
hiperlipidea) tourniquite pada area yang cedera
membaik
Kurang aktivitas fisik Lakukan pencegahan infeksi
Tekanan darah diastolic
membaik Lakukan perawatan kaki dan kuku
Ditandai dengan : lakukan hidrasi
Tekanan arteri rata-rata
DS :
Indek ankle brachial membaik
Parastesia Edukasi
Nyeri ektremitas Anjurkan berhenti merokok
( klaudikasi intermitten) Anjurkan berolahraga rutin
Anjurkan mengecek air mandi untuk
DO : mengindari kulit terbakar
Pengisian kapiler > 3 detik Anjurkan menggunakan obat penurun
Nadi perifer menurun atau tekanan darah, antikoagulan dan
tidak teraba penurun kolesterol, jika pelru
Akral teraba dingin Anjurkan minum obat pengntrol
206
Warna kulit pucat tekanan secara teratur
Turgor kulit menurun Anjurkan menghidari penggunaan obat
Edema penyekat beta
Penyembuhan luka lambat Anjurkan melakukan perawatan kulit
Indeks ankle-brachial < yang tepat
0,90 Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
Bruit femoralis Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (mis. rendah
lemak jenuh, minyak ikan, omega 3)
Informasikan tanda dan gejala darurat
yang harus dilaporkan( mis. rasa sakit
yang tidak hilang saat istrahat, luka
tidak sembuh hilangnya rasa)
4 Risiko infeksi dibuktikan Setelah dilakukan intervensi Pencegahan infeksi
dengan : keperawatan selama ………. Jam Observasi
masalah tingkat infeksi menurun Monitor tanda dan gejala infeksi local
Penyakit kronis (mis. dengan kriteria hasil : dan sisteik
diabetes. melitus).
Efek prosedur invasi. Kebersihan tangan meningkat Terapeutik
Malnutrisi. Kebersihan badan meningkat Batasi jumlah pengunjung
Peningkatan paparan Demam menurun Berikan perawatan kulit pada area
organisme patogen Kemerahan menurun edema
lingkungan. Nyeri menurun Cuci tangan sebelum dan sesudah
Ketidakadekuatan Bengkak menurun kontak dengan pasien dan lingkungan
pertahanan tubuh primer : Vesikel menurun pasien
Gangguan peristaltik, Cairan berbau busuk Pertahankan teknik aseptic pada pasien
207
Kerusakan integritas kulit, menurun berisikio tinggi
Perubahan sekresi pH, Sputum berwarna hijau
Penurunan kerja siliaris, menurun Edukasi
Ketuban pecah lama, Drainase purulent menurun Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ketuban pecah sebelum Piuria menurun Ajarkan cara mencuci tangan yang
waktunya, Periode malaise menurun benar
Merokok, Periode menggigil menurun Ajarkan etika batuk
statis cairan tubuh. Letargi menurun Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
Ketidakdekuatan pertahanan Gangguan kognitif menurun atau luka operasi
tubuh sekunder : Kadar sel darah putih Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
membaik Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Penurunan homolobin, Kultur darah membaik
Imununosupresi, Kultur urine membaik Kolaborasi
Leukopenia, Kultur sputum membaik Kolaborasi pemberian imunisasi jika
Supresi respon inflamasi, Kultur area luka membaik perlu
Vaksinasi tidak adekuat. Kultur feses membaik
Nafsu makan membaik
5 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan intervensi Manajemen hipertermi
dengan keperawatan selama ………. Jam Observasi
Dehidrasi masalah termoregulasi membaik Identifikasi penyebab hipertermi (mis.
Terpapar lingkungan panas dengan kriteria hasil: dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
Proses penyakit ( mis. Menggigil menurun penggunaan incubator)
infeksi, kanker) Kulit merah menurun Monitor suhu tubuh
Ketidaksesuaian pakaian Kejang menurun Monitor kadar elektrolit
dengan suhu lingkungan Ekrosianosi menurun Monitor haluaran urin
208
Peningkatan laju Konsumsi oksigen menurun Monitor komplikasi akibat hipertermi
metabolisme Piloereksi menurun
Respon trauma Vasokontriksi perifer menurun Terapeutik
Aktivitas berlebhan Kutis memorata menurun Sediakan lingkungan yang dingin
Penggunaan inkubator Pucat menurun Longgarkan atau lepaskan pakaian
Takikardi menurun Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Ditandai dengan : Takinea mneurun Berikan cairan oral
DS : Bradikardia menurun Ganti linen setiap hari atau lebih sering
- Dasar kuku sianotik menurun jika mengalami hiperhidrosis (kerigat
Hipoksia menurun berlebih)
DO : Suhu tubuh membaik Lakukan pendinginan ekternal (mis.
Suhu tubuh di atas nilai suhu kulit membaik selimut hipetermia atau kompres dingin
normal kadar glukosa membaik pada dahi, leher,dada,abdomen,aksila)
Kulit merah pengisian kapiler membaik Hindari pemberian antipiretik atau
Kejang aspirin
Takikardia Berikan oksigen jika perlu
Takipnea
Kulit terasa hangat Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena jika perlu
209
6 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan intervensi Reduksi ansietas
dengan : keperawatan selama ………. Jam Observasi
masalah Tingkat Ansietas Identifikasi saat tingkat ansietas
Krisis situasional menurun dengan kriteria hasil : berubah
Kebutuhan tidak terpenuhi Identifikasi kemampuan mengambil
Krisis maturasional keputusan
Ancaman terhadap konsep Verbalisasi kebingungan Monitor tanda-tanda ansietas ( verbal
diri menurun dan non verbal)
Ancaman terhadap kematian Verbalisasi khawatir akibat
Kekhawatiran mengalami kondisi yang dihadapi Terapeutik
kegagalan menurun ciptakan suasana terapeutik untuk
Disfungsi sistem keluarga Perilaku gelisah menurun menumbuhkan kepercayaan
Hubungan orang tua anak Perilaku tegang menurun Temani pasien untuk mengurangi
tidak memuaskan Keluhan pusing menurun kecemasan,jika memungkinkan
Factor keturunan ( tepramen pahami situasi yang membuat ansietas
Anoreksia menurun
mudah teragitasi sejak lahir) Dengarkan dengan penuh perhatian
palpitasi menurun
Penyalahgunaan zat Gunakan pendekatan yag tenang dan
Diaphoresis menurun meyakinkan
Terpapar bahaya lingkungan
Tremor menurun Tempatkan barang pribadi yang
(mis.toksin,polutan, dan
Pucat menurun memberikan kenyamanan
lain-lain)
Konsentrasi membaik motivasi mengidentifkasi situasi yang
Kurang terpapar informasi
Pola tidur membaik memicu kecemasan
Ditandai dengan : Frekuensi pernapasan Diskusikan perencanaan realistis
DS : membaik tentang peristiwa yang akan dating
Merasa bingung Frekuensi nadi membaik
Merasa khawatir degan Tekanan darah membaik
210
akibat dari kondisi yang Kontak mata membaik Edukasi
dihadapi Pola berkemih membaik Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
Sulit berkonsentrasi Orientasi membaik yang mungkin di alami
mengeluh pusing Informaskan secara faktual pasien,
anoreksia mengenai diagnosis, pengobatan, dan
palpitasi prognosis
merasa tidak berdaya Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien jika perlu
Mengeluh nyeri Anjurkan melakukan kegiatan yang
DO : tidak kompetitif ,sesuaikan kebutuhan
tampak gelisah Anjurkan mengungkapkan perasaan
tampak tegang dan persepsi
sulit tdur Latih kegiatan pengalihan untuk
frekuensi napas mneingkat mengurangi ketegangan
frekuensi nadi menngkat Latih penggunaan mekanisme
Tekanan darah meningkat pertanahan diri yang tepat
Diaphoresis Latih teknik relaksasi
Tremor
Muka tampak pucat Kolaborasi
Suara bergetar Kolaborasi pemberian obat antiansietas
Kontak mata buruk jika perlu
Sering berkeih
Berorientasi pada masa
lalu
211
3. Area Keperawatan Medikal Bedah
212
• Pengisian kapiler membaik
• Tekanan darah membaik
3. Tingkat Nausea Menurun (L. 08065)
• Perasaan ingin muntah menurun
• Perasaan asam dimulut menurun
• Takikardia menurun
• Pucat membaik
• Nafsu makan membaik
• Jumlah saliva membaik
• Frekuensi menelan membaik
4. Integritas Kulit/Jaringan Meningkat (L.14125)
• Elastisitas meningkat
• Hidrasi meningkat
• Perfusi jaringan meningkat
• Kerusakan jaringan menurun
• Kerusakan lapisan kulit menurun
• Perdarahan menurun
• Kemerahan menurun
• Hematoma menurun
• Nekrosis menurun
5. Tingkat Infeksi Menurun (L.14137)
• Demam menurun
• Kemerahan menurun
• Nyeri menurun
• Bengkak menurun
• Cairan berbau busuk menurun
• Sputum berwarna hijau menurun
• Drainase purulent menurun
• Kultur darah membaik
• Kultur area luka membaik
6. Status Nutrisi Membaik (L. 03030)
• Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
• kekuatan otot mengunyah dan menelan
meningkat
• Berat badan dan indeks masa tubuh membaik
• Frekuensi makan menbaik
• Nafsu makan membaik
• Bising usus menbaik
• Membran mukosa membaik
214
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
ABSES HEPAR
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Setelah dilakukan intervensi keperawatan Latihan Batuk Efektif
berhubungan dengan : selama ……… jam Bersihan Jalan Nafas Observasi
o Spasme jalan napas. Meningkat dengan kriteria hasil : Identifikasikemampuan batuk
o Hipersekresi jalan napas. o Kemampuan batuk efektif pasien Monitor adanya retensi sputum
o Disfungsi neuromuskuler. meningkat. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
o Benda asing dalam jalan napas. napas
o Produksi dahak menurun
o Adanya jalan napas buatan. Monitor input dan output cairan (mis. jumlah
o Sekresi yang tertahan. o Mengi/wheezing menurun
dan karakteristik)
o Hiperplasia dinding jalan napas. o Sesak napas menurun
o Proses infeksi o Ortopnea menurun Terapeutik
o Respon alergi.
o Kesulitan bicara menurun Atur posisi semi-Fowler atau Fowler
o Efek agen farmakologis (mis.
o Sianosis menurun Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
anastesi)
Ditandai dengan : o Perasaan gelisah menurun pasien
DS : Buang sekret pada tempat sputum
o Frekuensi dan pola napas membaik
o Dispnea.
o Sulit bicara. Edukasi
o Ortopnea. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
DO : Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung
o Gelisah. selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
o Sianosis. kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
o Bunyi napas menurun. mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
o Frekuensi napas berubah. Anjurkan mengulangitarik napas dalam
o Pola napas berubah. hingga 3 kali
Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas dalam yang ke-3
215
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
2 Hipertermia berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Hipertermi
o Dehidrasi selama ……… jam Termoregulasi membaik Observasi
o Terpapar lingkungan panas dengan kriteria hasil : Identifikasi penyebab hipertermia (mis:
o Proses penyakit (mis. infeksi, o Menggigil menurun dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
kanker) o Kulit merah menurun penggunaan inkubator)
o Ketidaksesuaian pakaian dengan Monitor suhu tubuh
o Kejang menurun
suhu lingkungan Monitor kadar elektrolit
o Takikardia menurun Monitor haluaran urin
o Peningkatan laju metabolisme
o Takipneu menurun Monitor komplikasi akibat hipertermia
o Respon trauma
o Aktivitas berlebihan o Suhu tubuh membaik
o Penggunaan inkubator o Suhu kulit membaik Terapeutik
Sediakan lingkungan yang dingin
Ditandai dengan : o Pengisian kapiler membaik
Longgarkan atau lepaskan pakaian
DS : o Tekanan darah membaik
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
DO :
Berikan cairan oral
o Suhu tubuh diatas nilai normal
Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
o Kulit merah
mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih)
o Kejang
Lakukan pendinginan eksternal (mis: selimut
o Takikardi hipotermia atau kompres dingin pada dahi,
o Takipnea leher, dada, abdomen, aksila)
o Kulit terasa hangat Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
216
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
3 Nausea berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Mual
Ditandai dengan : selama ……… jam Tingkat Nausea Observasi
o Gangguan biokimiawi (mis. Menurun Identifikasi pengalaman mual
uremia, ketoasidosis diabetik) dengan kriteria hasil : Identifikasi isyarat nonverbal
o Gangguan pada esofagus o Perasaan ingin muntah menurun ketidaknyamanan (mis: bayi, anak-anak, dan
o distensi lambung o Perasaan asam dimulut menurun mereka yang tidak dapat berkomunikasi
o Iritasi lambung secara efektif)
o Takikardia menurun Identifikasi dampak mual terhadap kualitas
o Gangguan pamkreas
o Peregangan kapsul limpa o Pucat membaik hidup (mis: nafsu makan, aktivitas, kinerja,
o Tumor terlolisasi (mis. neuroma o Nafsu makan membaik tanggung jawab peran, dan tidur)
akustik, tumor otak primer atau o Jumlah saliva membaik Identifikasi faktor penyebab mual (mis:
sekunder, metastasis tulang di pengobatan dan prosedur)
o Frekuensi menelan membaik Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual
dasr tengkorak)
o peningkatan tekanan (kecuali mual pada kehamilan)
Monitor mual (mis: frekuensi, durasi, dan
intraabdominal (mis. keganasan
tingkat keparahan)
intraabdomen)
o Peningkatan tekanan intrakranial
Terapeutik
o Peningkatan tekanan intraorbital
Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual
(mis. glaukoma)
(mis: bau tidak sedap, suara, dan rangsangan
o Mabuk perjalanan
visual yang tidak menyenangkan)
o Kehamilan Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab
o Aroma tidak sedap mual (mis: kecemasan, ketakutan, kelelahan)
o Rasa makanan/minuman yang Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
tidak enak menarik
o Stimulus penglihatan tidak Berikan makanan dingin, cairan bening,
menyenangkan tidak berbau, dan tidak berwarna, jika perlu
o Faktor psikologis (mis.
kecemasan, ketakutan, stres)
217
o Efek agen farmakologis
o Efek toksin
Edukasi
DS : Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
o Mengeluh mual Anjurkan sering membersihkan mulut,
o Merasa ingin muntah kecuali jika merangsang mual
o Tidak berminat makan Anjurkan makanan tinggi karbohidrat, dan
DO : rendah lemak
o Salva meningkat Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis
o Pucat untuk mengatasi mual (mis: biofeedback,
o Diaforesis hipnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur)
o Takikardia
Kolaborasi
o Pupil dilatasi
Kolaborasi pemberian obat antiemetik, jika
perlu
4 Gangguan Integritas Kulit/Jaringan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Perawatan Luka
berhubungan dengan : selama ……… jam Integritas Observasi
o Perubahan sirkulasi Kulit/Jaringan Meningkat Monitor karakteristik luka (mis: drainase,
o Perubahan status nutrisi dengan kriteria hasil : warna, ukuran , bau)
(kelebihan atau kekurangan) o Elastisitas meningkat Monitor tanda-tanda infeksi
o Kelebihan/kekurangan volume o Hidrasi meningkat
cairan o Perfusi jaringan meningkat Terapeutik
o Penuruna mobilitas o Kerusakan jaringan menurun Lepaskan balutan dan plester secara
o Bahan kimia iritatif o Kerusakan lapisan kulit menurun perlahan
o Suhu lingkungan yang ekstrem o Perdarahan menurun Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika
o Faktor mekanis (mis. penekanan o Kemerahan menurun perlu
pada tonjolan tulang,gesekan) o Hematoma menurun Bersihkan dengan cairan NaCl atau
o Efek samping terapi radiasi o Nekrosis menurun pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan
o Kelembaban Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika
o Proses penuaan
perlu
218
o neuropati perifer Pasang balutan sesuai jenis luka
o Perubahan pigmentasi Pertahankan Teknik steril saat melakukan
o Perubahan hormonal perawatan luka
o Kurang terpapar informasi Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
tentang drainase
upaya mempertahankan/melind Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam
ungi integritas jaringan atau sesuai kondisi pasien
Berikan diet dengan kalori 30 – 35
Ditandai dengan : kkal/kgBB/hari dan protein 1,25 – 1,5
DS : g/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis:
DO : vitamin A, vitamin C, Zinc, asam amino),
o Kerusakan jaringan dan/atau sesuai indikasi
kulit Berikan terapi TENS (stimulasi saraf
o Nyeri transcutaneous), jika perlu
o Perdarahan
o Kemerahan Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
o Hermatoma
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
Ajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi prosedur debridement (mis:
enzimatik, biologis, mekanis, autolitik), jika
perlu
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
219
5 Resiko Infeksi berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Pencegahan Infeksi
Faktor resiko : selama ……… jam Tingkat Infeksi Observasi
o Penyakit kronis (mis. diabetes. Menurun Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
melitus). dengan kriteria hasil : sistemik
o Efek prosedur invasi. o Demam menurun
o Malnutrisi. Terapeutik
o Kemerahan menurun
o Peningkatan paparan organisme Batasi jumlah pengunjung
o Nyeri menurun Berikan perawatan kulit pada area edema
patogen lingkungan.
o Ketidakadekuatan pertahanan o Bengkak menurun Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
tubuh primer: o Cairan berbau busuk menurun dengan pasien dan lingkungan pasien
o Gangguan peristaltik, Pertahankan teknik aseptic pada pasien
o Sputum berwarna hijau menurun
o Kerusakan integritas kulit, berisiko tinggi
o Drainase purulent menurun
o Perubahan sekresi pH,
o Penurunan kerja siliaris,
o Kultur darah membaik Edukasi
o Ketuban pecah lama, o Kultur area luka membaik Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
o Ketuban pecah sebelum
Ajarkan etika batuk
waktunya,
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
o Merokok,
o statis cairan tubuh.
luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
o Ketidakdekuatan pertahanan
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
tubuh sekunder :
o Penurunan homolobin,
Kolaborasi
o Imununosupresi,
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
o Leukopenia,
o Supresi respon inflamasi,
o Vaksinasi tidak adekuat.
220
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
UPTD. RUMAH
SAKIT UMUM
DAERAH BANTEN
FRAKTUR
1. Pengertian Fraktur adalah suatu kondisi yang terjadi
ketika keutuhan dan kekuatan dari tulang
mengalami kerusakan yang disebabkan oleh
penyakit invasif atau suatu proses biologis yang
merusak.
Klasifikasi berdasarkan ada tidaknya hubungan
antar tulang dibagi menjadi :
1.Fraktur Terbuka
Adalah patah tulang yang menembus kulit
dan memungkinkan adanya hubungan
dengan dunia luar serta menjadikan adanya
kemungkinan untuk masuknya kuman atau
bakteri ke dalam luka. Berdasarkan tingkat
keparahannya fraktur terbuka
dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar
menurut klasifikasi yaitu :
a. Derajat I
Kulit terbuka <1cm, biasanya dari dalam
ke luar, memar otot yang ringan
disebabkan oleh energi rendah atau
fraktur dengan luka terbuka menyerong
pendek.
b. Derajat II
Kulit terbuka >1 cm tanpa kerusakan
jaringan lunak yang luas, komponen
penghancuran minimal sampai sedang,
fraktur dengan luka terbuka melintang
sederhana dengan pemecahan minimal.
c. Derajat III
Kerusakan jaringan lunak yang lebih
luas, termasuk otot, kulit, dan struktur
neurovaskuler, cidera yang disebabkan
oleh energi tinggi dengan kehancuran
komponen tulang yang parah.
1) Derajat III A
Laserasi jaringan lunak yang luas,
cakupan tulang yang memadai,
fraktur segmental, pengupasan
periosteal minimal.
2) Derajat IIIB
Cidera jaringan lunak yang luas
dengan pengelupasan periosteal dan
paparan tulang yang membutuhkan
penutupan jaringan lunak; biasanya
berhubungan dengan kontaminasi
masif.
3) Derajat IIIC
Cidera vaskular yang membutuhkan
perbaikan
221
2. Fraktur Tertutup
Adalah patah tulang yang tidak
mengakibatkan robeknya kulit sehingga
tidak ada kontak dengan dunia luar
222
Hemoglobin membaik
Hematokrit membaik
223
dihadapi menurun
Perilaku gelisah menurun
Perilaku tegang menurun
Konsentrasi membaik
Pola tidur membaik
225
Pola istirahat/tidur membaik
226
kalium dan protein
Ajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri
7. Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif
setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan
yang telah ditetapkan
8. Penelaah Kritis Sub komite mutu keperawatan, Bidang
Keperawatan
9. Kepustakaan 1) Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar
Diagnosis keperawatan indonesia: definisi
dan Indikator diagnostik, edisi 1, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
2) Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar
Intervensi keperawatan indonesia: definisi
dan Tindakan keperawatan, edisi l, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
3) Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar
luaran Keperawatan indonesia: definisi dan
kriteria Hasil keperawatan, edisi l, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
4) Kenneth A. Egol, Kenneth J. Koval, Joseph
D. Zuckerman. 2015. Handbook of Fractures
5th Edition. New York. Wolters Kluwer
5) Sulistyaningsih. 2016. Gambaran kualitas
hidup pada pasien pasca open reduction
internal fixation (orif) ekstermitas bawah di
poli ortopedi rs ortopedi prof. dr. r. soeharso
surakarta.
227
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
FRAKTUR
228
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
untuk menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupan makanan
dan vitamin K
Anjurkan segera melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
229
(LIHAT: Kalkulator MAP) pupil
Tekanan darah sistolik membaik Periksa Riwayat alergi
Tekanan darah diastolik membaik
Terapeutik
Tekanan dari membaik
Pengisian kapiler membaik Berikan oksigen untuk mempertahankan
Frekuensi nadi membaik saturasi oksigen > 94%
Frekuensi napas membaik Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis,
jika perlu
Pasang jalur IV, jika perlu
Pasang kateter urin untuk menilai
produksi urin, jika perlu
Lakukan skin test untuk mencegah reaksi
alergi
Edukasi
Kolaborasi
230
Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika
perlu
Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika
perlu
Observasi
231
menurun, hematokrit meningkat, hasil,
lemah, konsentrasi urin meningkat, berat
badan menurun dalam waktu singkat)
Identifikasi tanda-tanda hypervolemia (mis:
dispnea, edema perifer, edema anasarca,
JVP meningkat, CVP meningkat, refleks
hepatojugular positif, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
Identifikasi faktor risiko
ketidakseimbagnan cairan (mis: prosedur
pembedahan mayor, trauma/perdarahan,
luka bakar, apheresis, obstruksi intestinal,
peradangan pancreas, penyakit ginjal dan
kelenjar, disfungsi intestinal)
Terapeutik
Edukasi
3. Hipovolemia berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen hivopolemia I.03116
Kehilangan cairan aktif selama ………. jam masalah
Status cairan membaik L.03028 dengan
232
Kegagalan mekanisme regulasi kriteria hasil :
Observasi
Peningkatan permeabilitas kapiler Kekuatan nadi meningkat
Kekurangan intake cairan Output urin meningkat Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis:
Evaporasi Membran mukosa lembab frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
meningkat lemah, tekanan darah menurun, tekanan
Ditandai dengan : Ortopnea menurun nadi menyempit, turgor kulit menurun,
DS: Dispnea menurun membran mukosa kering, volume urin
Paroxysmal nocturnal dyspnea menurun, hematokrit meningkat, haus,
Tidak ada (PND) menurun lemah)
Edema anasarka menurun Monitor intake dan output cairan
DO:
Edema perifer menurun Terapeutik
Frekuensi nadi meningkat Frekuensi nadi membaik
Nadi teraba lemah Tekanan darah membaik Hitung kebutuhan cairan
Tekanan darah menurun Turgor kulit membaik Berikan posisi modified Trendelenburg
Tekanan nadi menyempit Berikan asupan cairan oral
Jugular venous pressure membaik
Turgor kulit menurun Hemoglobin membaik Edukasi
Membran mukosa kering Hematokrit membaik
Volume urin menurun Anjurkan memperbanyak asupan cairan
Hematokrit meningkat oral
Anjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
233
(mis: glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
Kolaborasi pemberian cairan koloid
(albumin, plasmanate)
Kolaborasi pemberian produk darah
Observasi
Terapeutik
234
jika perlu
Lakukan penekanan langsung (direct
pressure) pada perdarahan eksternal
Berikan posisi syok (modified
trendelenberg)
Pasang jalur IV berukuran besar (mis:
nomor 14 atau 16)
Pasang kateter urin untuk menilai
produksi urin
Pasang selang nasogastrik untuk
dekompresi lambung
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan
darah lengkap dan elektrolit
Kolaborasi
235
Ancaman terhadap kematian yang dihadapi menurun keputusan
Kekhawatiran mengalami Perilaku gelisah menurun Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
kegagalan Perilaku tegang menurun nonverbal)
Disfungsi sistem keluarga Konsentrasi membaik Terapeutik
Hubungan orang tua-anak tidak Pola tidur membaik
memuaskan Ciptakan suasana terapeutik untuk
Faktor keturunan (temperamen menumbuhkan kepercayaan
mudah teragitasi sejak lahir) Temani pasien untuk mengurangi
Penyalahgunaan zat kecemasan, jika memungkinkan
Terpapar bahaya lingkungan (mis: Pahami situasi yang membuat ansietas
toksin, polutan, dan lain-lain) Dengarkan dengan penuh perhatian
Kurang terpapar informasi Gunakan pendekatan yang tenang dan
Ditandai dengan meyakinkan
Tempatkan barang pribadi yang
DS: memberikan kenyamanan
Merasa bingung Motivasi mengidentifikasi situasi yang
Merasa khawatir dengan akibat memicu kecemasan
dari kondisi yang dihadapi Diskusikan perencanaan realistis tentang
Sulit berkonsentasi peristiwa yang akan datang
DO: Edukasi
236
pasien, jika perlu
Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
Latih penggunaan mekanisme pertahanan
diri yang tepat
Latih Teknik relaksasi
Kolaborasi
237
tekanan darah, dan suhu sebelum dan
sesudah Latihan
Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
Edukasi
238
relaksasi
Anjurkan sering mengulangi atau melatih
Teknik yang dipilih
Demonstrasikan dan latih Teknik relaksasi
(mis: napas dalam, peregangan, atau
imajinasi terbimbing)
5. Nyeri akut (D.0077) berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nyeri
dengan : selama ………. jam masalah Tingkat nyeri Observasi
Agen pencedera fisiologis (mis : menurun dengan kriteria hasil : Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
inflamasi, leukemia, neoplasma) Kemampuan menuntaskan aktivitas frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Agen pencedera kimiawi (mis : meningkat Identifikasi skala nyeri
terbakar, bahan kimia iritan) Keluhan nyeri menurun Identifikasi respon nyeri non verbal
Agen pencedera fisik (mis: abses, Meringis menurun Identifikasi faktor yang memperberat dan
amputasi, terbakar, terpotong, Sikap protektif menurun memperingan nyeri
mengangkat berat, prosedur Gelisah menurun Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
operasi, trauma, latihan fisik Kesulitas tidur menurun tentang nyeri
berlebihan) Menarik diri menurun Identifikasi pengaruh budaya terhadap
Ditandai dengan : Berfokus pada diri sendiri menurun respon nyeri
DS : Anoreksia menurun Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
Mengeluh nyeri
Muntah menurun hidup
DO :
Mual menurun Monitor keberhasilan terapi komplementer
Tampak meringis
Frekuensi nadi membaik yang sudah diberikan
Bersikap protektif (mis: waspada,
Pola nafas membaik Monitor efek samping penggunaan analgetik
menghindari nyeri)
Gelisah Tekanan darah membaik
Frekuensi nadi meningkat Proses berfikir membaik
Terapeutik
239
Sulit tidur Focus membaik Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Tekanan darah meningkat Perilaku membaik mengurangi nyeri (mis ; TENS, hypnosis,
Pola nafas berubah Nafsu makan membaik akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
Nafsu makan berubah Pola tidur membaik pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
Proses berfikir terganggu terbimbing, kompres hangat/ dingin, terapi
Menarik diri bermain)
Berfokus pada diri sendiri Control lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis : suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesic secara
tepat
Ajarkan tehnik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu
240
Observasi
Terapeutik
241
Edukasi
Kolaborasi
6. Gangguan mobilitas fisik D.0054 Setelah dilakukan intervensi keperawatan Dukungan Ambulasi 1.06171
Berhubungan dengan selama ………. Jam, Mobilitas fisik Observasi
Kerusakan integritas struktur meningkat L.05042 dengan kriteria hasil Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
tulang Pergerakan ekstremitas meningkat lainnya
Perubahan metabolism Kekuatan otot meningkat Identifikasi toleransi fisik melakukan
Ketidakbugaran fisik Rentang gerak (ROM) meningkat ambulasi
Penurunan kendali otot Nyeri menurun Monitor frekuensi jantung dan tekanan
Keterlambatan perkembangan Kecemasan menurun darah sebelum memulai ambulasi
Kekakuan sendi Kaku sendi menurun Monitor kondisi umum selama melakukan
Kontraktur Gerakan tidak terkoordinasi menurun ambulasi
Malnutrisi Gerakan terbatas menurun
Kelemahan fisik menurun Terapeutik
Gangguan musculoskeletal
Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
Indeks masa tubuh diatas
bantu (mis. Tongkat, kruk)
peersentil k-75 sesuai usia
Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik
Efek agen farmakologis
Libatkan keluarga untuk membantu pasien
Program pembatasan gerak
dalam meningkatkan ambulasi
Nyeri
Kurang terpapar informasi
242
tentang aktivitas fisik
kecemasan Edukasi
gangguan kognitif Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
Keengganan melakukan Anjurkan melakukan ambulasi dini
pergerakan Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
Gangguan sensoripersepsi dilakukan (mis. Berjalan dan tempat tidur
Data Subjektif ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke
Mengeluh sulit menggerakkan kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)
ekstremitas
Nyeri saat bergerak
Enggan melakukan pergerakan
Merasa cemas saat bergerak
Data objektif
Kekuatan otot rentang menurun
Rentang gerak (ROM) menurun
Sendi kaku
Gerakan tidak terkoordinasi
Gerakan terbatas
Fisik lemah
7. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan (D.Setelah dilakukan intervensi keperawatan PERAWATAN INTEGRITAS KULIT (I.11353)
0129) berhubungan dengan : selama ………. Jam diharapkan Integritas
Perubahan sirkulasi Kulit dan Jaringan meningkat L.14125 Observasi
Perubahan status nutrisidengan kriteria hasil :
(kelebihan atau kekurangan) Elastisitas meningkat Identifikasi penyebab gangguan integritas
kulit (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan
Kelebihan/kekurangan volume Hidrasi meningkat
Perfusi jaringan meningkat status nutrisi, peneurunan kelembaban,
243
cairan Kerusakan jaringan menurun suhu lingkungan ekstrem, penurunan
Penuruna mobilitas Kerusakan lapisan kulit menurun mobilitas)
Bahan kimia iritatif Nyeri menurun
Suhu lingkungan yang ekstrem Perdarahan menurun Terapeutik
Faktor mekanis (mis. penekanan Kemerahan menurun Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah
pada tonjolan tulang,gesekan) Hematoma menurun baring
Efek samping terapi radiasi Pigmentasi abnormal menurun Lakukan pemijatan pada area
Kelembaban Jaringan parut menurun penonjolan tulang, jika perlu
Proses penuaan Nekrosis menurun Bersihkan perineal dengan air
neuropati perifer Abrasi kornea menurun hangat, terutama selama periode diare
Perubahan pigmentasi Suhu kulit membaik Gunakan produk berbahan petrolium
Perubahan hormonal Sensasi membaik atau minyak pada kulit kering
Kurang terpapar informasi tentang Tekstur membaik Gunakan produk berbahan
upaya Pertumbuhan rambut membaik ringan/alami dan hipoalergik pada kulit
Ditandai dengan : sensitif
Hindari produk berbahan dasar
DS:- alkohol pada kulit kering
DO:
Kerusakan jaringan dan/atau Edukasi
lapisan
Nyeri Anjurkan menggunakan pelembab
Perdarahan (mis. Lotin, serum)
Kemerahan Anjurkan minum air yang cukup
Hermatoma Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
Anjurkan meningkat asupan buah
dan saur
244
Anjurkan menghindari terpapar suhu
ektrime
Anjurkan menggunakan tabir surya
SPF minimal 30 saat berada diluar rumah
Terapeutik
245
dan drainase
Jadwalkan perubahan posisi setiap
dua jam atau sesuai kondisi pasien
Berika diet dengan kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dan protein1,25-1,5
g/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan
mineral (mis vitamin A,vitamin C,Zinc,Asam
amino),sesuai indikasi
Berikan terapi TENS(Stimulasi syaraf
transkutaneous), jika perlu
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi prosedur
debridement(mis: enzimatik biologis
mekanis,autolotik), jika perlu
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika
perlu
246
8. Resiko Infeksi (D.0142) berhubunganSetelah dilakukan intervensi keperawatan PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539)
dengan selama ………. Jam diharapkan Tingkat
Penyakit kronis (mis. diabetes.infeksi Menurun L.14137 Dengan Observasi
melitus). kriteria hasil :
Efek prosedur invasi. Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat
Kebersihan tangan meningkat
alergi
Malnutrisi. Kebersihan tangan meningkat
Identifikasi kontraindikasi pemberian
Peningkatan paparan organisme Nafsu makan meningkat
imunisasi
patogen lingkungan. Demam menurun
Identifikasi status imunisasi setiap
Ketidakadekuatan pertahanan Kemerahan menurun
kunjungan ke pelayanan kesehatan
tubuh primer : Nyeri menurun
Gangguan peristaltik,
Bengkak menurun Terapeutik
Kerusakan integritas kulit,
Vesikel menurun
Perubahan sekresi pH, Berikan suntikan pada pada bayi dibagian
Cairan berbau busuk menurun
Penurunan kerja siliaris, paha anterolateral
Sputum berwarna hijau menurun
Ketuban pecah lama, Dokumentasikan informasi vaksinasi
Drainase puluren menurun
Ketuban pecah sebelum Jadwalkan imunisasi pada interval waktu
waktunya, Piuna menurun
Periode malaise menurun yang tepat
Merokok,
statis cairan tubuh. Periode menggigil menurun
Edukasi
Ketidakdekuatan pertahanan Lelargi menurun
tubuh sekunder : Gangguan kognitif menurun Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang
Penurunan homolobin, Kultur darah membaik terjadi, jadwal dan efek samping
Imununosupresi, Kultur urine membaik Informasikan imunisasi yang diwajibkan
Leukopenia, Kultur sputum membaik pemerintah
Supresi respon inflamasi, Kultur area luka membaik Informasikan imunisasi yang
Vaksinasi tidak adekuat. Kultur feses membaik melindungiterhadap penyakit namun saat
247
Kadar sel darah putih membaik ini tidak diwajibkan pemerintah
Informasikan vaksinasi untuk kejadian
khusus
Informasikan penundaan pemberian
imunisasi tidak berarti mengulang jadwal
imunisasi kembali
Informasikan penyedia layanan pekan
imunisasi nasional yang menyediakan
vaksin gratis
Observasi
Terapeutik
248
yang tepat
Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang
terjadi, jadwal dan efek samping
Informasikan imunisasi yang diwajibkan
pemerintah
Informasikan imunisasi yang
melindungiterhadap penyakit namun saat
ini tidak diwajibkan pemerintah
Informasikan vaksinasi untuk kejadian
khusus
Informasikan penundaan pemberian
imunisasi tidak berarti mengulang jadwal
imunisasi kembali
Informasikan penyedia layanan pekan
imunisasi nasional yang menyediakan
vaksin gratis
9. Resiko cedera berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan
Manajemen keselamatan lingkungan
Eksternal selama ………. Jam diharapkan Tingkat
Cedera menurun L.14136 dengan kriteria Observasi
Terpapar patogen hasil:
Terpapar zat kimia toksik Toleransi aktivitas meningkat Identifikasi kebutuhan keselamatan (mis:
Terpapar agen nosokomial Nafsu makan meningkat kondisi fisik, fungsi kognitif, dan Riwayat
Ketidaknyamanan Transportasi Toleransi makanan meningkat perilaku)
Kejadian cedera menurun Monitor perubahan status keselamatan
Internal Luka/lecet menurun lingkungan
Ketegangan otot menurun
249
Fraktur menurun
Ketidaknormalan profil darah Perdarahan menurun
Perubahan orientasi afektif Ekspresi wajah kesakitan menurun Terapeutik
Perubahan sensasi Agitasi menurun
Disfungsi autoimun Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan
Iritabilitas menurun
(mis: fisik, biologi, kimia), jika
Disfungsi biokimia Gangguan mobilitas menurun
memungkinkan
Hipoksia jaringan Gangguan kognitif menurun Modifikasi lingkungan untuk
Kegagalan mekanisme pertahanan Tekanan darah membaik meminimalkan bahaya dan risiko
tubuh Frekuensi nadi membaik Sediakan alat bantu keamanan lingkungan
Malnutrisi Frekuensi nafas membaik (mis: commode chair dan pegangan tangan)
Perubahan fungsi psikomotor Denyut jantung apikal membaik Gunakan perangkat pelindung (mis:
Perubahan fungsi kognitif Denyut jantung radialis membaik pengekangan fisik, rel samping, pintu
Pola istirahat/tidur membaik terkunci, pagar)
Kondisi Klinis Terkait
Hubungi pihak berwenang sesuai masalah
10. Kejang komunitas (mis: puskesmas, polisi, damkar)
11. Sinkop Fasilitasi relokasi ke lingkungan yang
12. Vertigo aman
13. Gangguan penglihatan Lakukan program skrining bahaya
14. Gangguan pendengaran lingkungan (mis: timbal)
15. Penyakit parkinson Edukasi
16. Hipotensi
17. Kelainan nervus vestibularis Ajarkan individu, keluarga, dan kelompok
18. Retardasi mental risiko tinggi bahaya lingkungan
Pencegahan cedera
250
Observasi
Terapeutik
251
terendah saat digunakan
Pastikan roda tempat tidur atau kursi roda
dalam kondisi terkunci
Gunakan pengaman tempat tidur sesuai
dengan kebijakan fasilitas pelayanan
Kesehatan
Pertimbangkan penggunaan alarm
elektronik pribadi atau alarm sensor pada
tempat tidur atau kursi
Diskusikan mengenai latihan dan terapi
fisik yang diperlukan
Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas
yang sesuai (mis: tongkat atau alat bantu
jalan)
Diskusikan Bersama anggota keluarga yang
dapat mendampingi pasien
Tingkatkan frekuensi observasi dan
pengawasan pasien, sesuai kebutuhan
Edukasi
252
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
256
5 Intervensi 1. Manajemen Jalan Napas (l.01011)
Keperawatan (SIKI) 2. Pemantauan Respirasi (I.01014)
3. Latihan Batuk Efektif (l.01006)
4. Terapi Oksigen (I.01026)
5. Manajemen Nutrisi (I.03119)
6. Promosi Berat Badan (I.03136)
7. Manajemen Energi (I.05178)
8. Terapi Relaksasi (I.09326)
9. Dukungan tidur (I.05174)
10. Edukasi Aktivitas/Istirahat (I.12362)
11. Edukasi Kesehatan (l.12383)
6 Informasi dan 1. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Edukasi 2. Ajarkan teknik batuk efektif
3. Ajarkan diet yang diprogramkan
4. Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi
5. Jelaskan peningkatan asupan kalori yang di
butuhkan
6. Jelaskan edukasi aktivitas/istirahat
7. Jelaskan terapi relaksasi
8. Jelaskan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya.
9. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif
setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan
yang telah ditetapkan
8 Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan, Bidang
Keperawatan
257
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
EFUSI PLEURA
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intrevensi Keperawatan
1 Pola Napas Tidak efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan Respirasi
dengan selama …x jam maka pola nafas
membaik dengan kriteria hasil : Observasi
Depresi pusat pernapasan Monitor frekuensi,irama,kedalaman
Hambatan upaya napas (mis. Nyeri Ventilasi semenit meningkat dan upaya nafas,
saat bernapas, kelemahan otot Kapasitas Vital meningkat Monitor pola nafas (bradipnea,
pernapasan) Diameter thoraks anterior-posterior takipnea, hiperventilasi,
Deformitas dinding dada meningkat kussmaul,Cheyno-stokes)
Deformitas tulang dada Tekanan inspirasi meningkat Monitor kemampuan batuk efektif
Gangguan neuro muskular Tekanan ekspirasi meningkat Monitor adanya produksi sputum
Gangguan neurologis (mis. Dispnea menurun Monitor adanya sumbatan jalan nafas,
Elektroensefalogram (EEG) positif, Penggunaan otot bantu nafas menurun Palpitasi kesemetrisan ekspansi paru
cedera kepala, gangguan kejang) Auskultasi bunyi nafas, Pantau
Pemanjangan fase ekspirasi menurun
Imaturitas neurologis
Ortopnea menurun saturasi Oksigen
Penurunan energi
pernafasan Pursed-tip menurun Pantau nilai AGD, Pantau Hasil Xray
Obesitas
Posisi tubuh yang menghambat
Penafasan cuping hidung menurun
frekuensi nafas membaik Teurapeutik
ekspansi paru
Kedalam nafas membaik Atur interval Waktu Pemantauan
Sindrom hipoventilasi
respirasi sesuai kondisi pasien
Kerusakan inervasi diafragma Ekskursi dada membaik
Dokumentasi hasil pemantauan pola
(kerusakan saraf C5 ke atas)
nafas
Cedera pada medulla spinalis
Efek agen farmakologis
Edukasi
Kecemasan
Jelaskan tujuan dan prosedur
Ditandai dengan : pemantauan
258
DS : Manajemen Jalan Nafas
Dispnea
Ortopnea Observasi
Monitor pola napas (frekuensi,
DO: kedalaman, usaha napas)
Pernapasan pursed-lip. Monitor bunyi napas tambahan
Pernapasan cuping hidung. (mis. Gurgling, mengi, weezing, ronkhi
Diameter thoraks anterior— kering)
posterior meningkat Monitor sputum (jumlah, warna,
Ventilasi semenit menurun aroma)
Kapasitas vital menurun
Tekanan ekspirasi menurun Terapeutik
Tekanan inspirasi menurun Pertahankan kepatenan jalan napas
Ekskursi dada berubah dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-
thrust jika curiga trauma cervical)
Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakheal
Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsepMcGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk efektif
259
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu.
2 Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Jalan nafas
Berhubungan dengan: selama x jam maka Bersihan jalan nafas Observasi
meningkat dengan kriteria hasil : Monitor pola nafas (frekuensi,
Spasme jalan nafas Produksi sputum menurun kedalaman, Usaha nafas)
Hipersekresi jalan nafas Batuk Efektif Monitor bunyi nafas
Disfungsi neuromuskuler Frekuensi nafas membaik tambahan(gurgling, mengi, weezing,
Benda asing dalam jalan nafas Dispnea menurun ronkhi)
Adanya jalan nafas buatan Sianosis menurun Monitor Sputum (jumlah, warna,
Sekresi yang tertahan Gelisah berkurang Aroma)
Hiperplasia dinding jalan nafas Pola nafas membaik
Proses infeksi Terapeutik
Respon alergi Pertahankan kepatenan jalan nafas
Efek agen farmakologis (mis. dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-trust
anastesi) jika curiga trauma servical)
Posisikan semi fowler/ fowler
Ditandai dengan : Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
DS : Lakukan penghisapan lendir kurang
Dispnea dari 15 detik
sulit bicara Lakukan hiperoksigenisasi sebelum
Ortopnea penghisapan endotrakheal
Keluarkan sumbatan benda padat
DO : dengan forcep McGill
Batuk tidak efektif Berikan Oksigenisasi
Tidak mampu batuk
Sputum berlebih
260
Mengi, wheezing dan atau ronkhi Edukasi
kering Ajarkan teknik batuk Efektif
Mekonium dijalan nafas (pada Anjurkan asupan cairan 2000
neonatus) ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Gelisah
Sianosis Kolaborasi
Bunyi nafas menurun Kolaborasi pemberian
Frekuensi nafas berubah bronkodilator, ekspektoran,
Pola nafas berubah mukolitik, jika perlu
Terapeutik
Atur posisi semi fowler atau fowler
Pasang perlak dan bengkok di
pangkuan pasien
Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
Anjurkan tarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik,di tahan selama
261
2 detik kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu ( di bulatkan )
selama 8 detik
Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam
hingga 3 kali
Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik nafas dalam yg ke 3
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian mukolitik
/ekspectoran
3 Gangguan Pertukaran Gas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan Respirasi
selama…x… jam maka
Berhubungan dengan : Pertukaran gas meningkat dengan kriteria Obsevasi
Ketidakseimbangan ventilasi- hasil : Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
perfusi Dyspnea menurun dan upaya napas
Perubahan membran alveolus- Bunyi napas tambahan menurun Monitor pola napas (seperti
kapiler Pusing menurun bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
Ditandai dengan : Penglihatan kabur menurun kusmaul, cheyne-stoke, biot, ataksik)
DS: Diaphoresis menurun Monitor kemapuan batuk efektif
Dispnea Gelisah menurun Monitor adanya produksi sputum
Pusing Napas cuping hidung menurun Monitor adasnMonitor frekuensi,
Penglihatan kabur PCO2 membaik irama, kedalaman, dan upaya napas
DO: PO2 membaik Monitor pola napas (seperti
PCO2 meningkat Takikardia membaik bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
PO2 menurun PH arteri membaik kusmaul, cheyne-stoke, biot, ataksik)
Takikardia Sianosis membaik Monitor kemapuan batuk efektif
pH arteri meningkat/menurun Pola napas membaik Monitor adanya produksi sputum
Bunyi napas tambahan Warna kulit membaik Monitor adasnya sumbatan jalan
Sianosis napas
262
Diaforesis Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Gelisah Auskultasi bunyi napas
Napas cuping hidung Monitor saturasi oksigen
Pola napas abnormal Monitor nilai AGD
(cepat/lambat/reguler/ireguler, Monitor hasil x-ray thorax
dalam/dangkal)
Warna kulit abnormal (mis. Pucat, Terapeutik
kebiruan) Atur interval kemantauan respirasi
Kesadaran menurun sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan jika
perlu
Terapi Oksigen
Observasi
Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor posisi alat terapi oksigen
Monitor aliran oksigen secara priodik
dan pastikan fraksi yang diberikan
cukup
Monitor efektivitas terapi oksigen
misal, oksimetri, analisa gas darah
Monitor kemampuan melepaskan
oksigen saat makan
Monitor tanda-tanda hipoventilasi
263
Monitor tanda dan gelaja toksikasi
oksigen dan aktelektasis
Monitor tingkat kecemasan akibat
terapi oksigen
Monitor integritas mukosa hidung
akibat pemasangan oksigen
Terapeutik
Bersihan sekret pada mulut, hidung
dan trakea jika perlu
Pertahankan kepatenan jalan napas
Siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
Berikan oksigen tambahan jika perlu
Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
Gunakan perangkat oksigen yang
sesuai dengan tingkat mobilitas
pasien
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktivitas dan atau tidur
264
4 Defisit Nutrisi Berhubungan dengan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi
selama…x…jam maka status nutrisi
Ketidakmampuan menelan makanan membaik dengan kriteria hasil : Observasi
Ketidakmampuan mencerna Identifikasi status nutrisi
makanan Porsi makanan yang dihabiskan Identifikasi alergi dan intoleransi
Ketidakmampuan mengabsorbsi meningkat makanan
nutrien Kekuatan otot pengunyah meningkat Identifikasi makanan yang disukai
Peningkatan kebutuhan metabolisme Kekuatan otot menelan meningkat Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
Faktor ekonomi (mis, finansia tidak Serum abumin meningkat nutrien
mencukupi) Verbaisasi keinginan untuk Identifikasi perlunya penggunaan
Faktor psikologis (mis, stres, meningkatkan nutrisi meningkat nasogastrik
keengganan untuk makan) Pengetahuan tentang pilihan makanan Monitor asupan makanan
yang sehat meningkat Monitor berat badan
Ditandai dengan : Pengetahuan tentang pilihan minuman Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
yang sehat meningkat
DS : Pengetahuan tentang standart asupan Terapeutik
Cepat kenyang setelah makan nutrisi yang tepat meningkat Lakukan oral hygiene sebelum makan
Kram/nyeri abdomen Penyiapan dan penyimpanan makanan jika perlu
Nafsu makan menurun yang aman meningkat Fasilitasi menentukan pedoman diet
Penyiapan dan penyimpanan minuman (mis, piramida makanan)
DO : yang aman meningkat Sajikan makanan secara menarik dan
Berat badan menurun minimal Sikap terhadap makanan/minuman suhu yang sesuai
10% dibawah rentang ideal sesuai dengan tujuan kesehatan Berikan makanan tinggi serat untuk
Bising usus hiperaktif meningkat mecegah konstipasi
Otot pengunyah lemah Perasaan cepat kenyang menurun Berikan makanan tinggi kaori dan tinggi
Otot menelan lemah Nyeri abdomen menurun kalori
Membran mukosa pucat Sariawan menurun Berikan suplemen makanan jika perlu
Sariawan Rambut rontok menurun Hentikan pemberian makan melalui
Serum abumin turun Diare menurun selang nasogastrik jika asupan oral
265
Rambut rontok berlebihan Berat badan membaik dapat ditoleransi
Diare IMT (Indeks Masa Tubuh)
Frekuensi makan Edukasi
Nafsu makan Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Bising usus Ajarkan diet yang diprogramkan
Tebal lepatan kulit trisep
Membran mukosa Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan mis, pereda nyeri, anti emetik
(jika perlu)
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumaah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan.
Terapeutik
Berikan perawatan mulut sebelum
pemberian makan jika perlu
Sediakan makanan yang tepat sesuai
266
kondisi pasien misal makanan
dengan tekstur halus, makanan yang
diblender, makanan cair yang
diberikan melalui NGT atau
gastrostomi, total per enterat
nutrision sesuai indikasi
Hidangkan makanan secara menarik
Berikan suplemen jika perlu
Berikan pujian pada pasien atau
keluarga untuk peningkatan yang
dicapai
Edukasi
Jelaskan jenis makanan yang bergizi
tinggi namun tetap terjangkau
Jelaskan peningkatan asupan kalori
yang dibutuhkan
5 Intoleransi Aktivitas Berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Energi
dengan : selama…x…jam maka Toleransi Aktivitas
meningkat dengan kriteria hasil : Observasi
Ketidakseimbangan antara suplai Identifikasi gangguan fungsi tuuh yang
dan kebutuhan oksigen Frekuensi nadi meningkat mengakibatkan kelelahan
Tirah baring Saturasi oksigen meningkat Monitor kelelahan fisik dan emosional
Kelemahan Kemudahan dalam melakukan aktivitas Monitor pola dan jam tidur
Imobilitas sehari –hari meningkat Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
Gaya hidup monoton Kecepatan berjaan meningkat selama melakukan aktivitas
Jarak berjalan meningkat
Ditandai dengan : Kekuatan tubuh bagian atas meningkat Terapeutik
DS : Kekuatan tubuh bagian bawah Sediakan lingkungan nyaman dan
Mengeluh lelah meningkat rendah stimulus (mis, cahaya, suara,
267
Dispnea saat/setelah ativitas Toleransi dalam menaiki tangga kunjungan)
Merasa tidak nyaman setelah meningkat Lakukan latha rentang gerak pasif
beraktivitas Keluahan lelah menurun dan/atau aktif
Merasa lemah Dispnea saat aktivitas menurun Berikan aktivitas distraksi yang
Dispneu setelah aktivitas menurun menyenangkan
DO : Perasaan lemah menurun Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur,
Frekuensi jantung meningkat Aritmia saat aktivitas menurun jika tidak dapat berpindah atau
>20% dari kondisi istirahat Aritmia setelah aktivitas menurun berjalan
Tekanan darah berubah >20% dari Sianosis menurun
kondisi istirahat Warna kulit membaik Edukasi
Gambaan EKG menunjukan Tekanan darah membaik Anjurkan tirah baring
aritmia saat/setelah aktivitas Frekuensi napas membaik Anjurkan melakukan aktivitas secara
Gambaran EKG menunjukan EKG iskemia membaik bertahap
iskemia Anjurkan menghubungi perawat jika
Sianosis tanda dan gejala kelelahan
tidakberkurang
Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
6 Ansietas Berhubungan dengan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi Relaksasi
selama…x…jam maka Tingkat Ansietas
Ancaman terhadap kematian menurun dengan kriteria hasil : Observasi
Khawatir mengalami kegagalan Verbalisasi kebingungan menurun Identifikasi penurunan tingkat energi,
Kurang terpapar informasi Verbalisas khawatir akibat kondisi yang ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
dihadapi menurun gejala lain yang mengganggu
Ditandai dengan : Perilaku gelisah menurun kemampuan kognitif
DS : Perilaku tegang menurun Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
268
Merasa bingung Keluahan pusing menurun efektif digunakan
Merasa khawatir dengan akibat Anoreksia menurun Identifikasi kesediaan, kempuan, dan
dari kondisi yang dihadapi Palpitasi menurun penggunaan teknik sebelumnya
Sulit berkonsentrasi Frekuensi pernapasan menurun Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
Mengeluh pusing Frekuensi nasi menurun tekanan darah dan suhu sebelum dan
Anoreksia Tekana darah menurun sesudah latihan
Palpitasi Diaforesis menurun Monitor respon terhadap terapi relaksasi
Merasa tidak berdaya Tremor menurun
Pucat menurun Terapeutik
DO : Konsentrasi membaik Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
Tampak gelisah Pola tidur membaik gangguan dengan pencahayaan dan
Tampak tegang suhu ruang nyaman, jika
Perasaan keberdayaan membaik
Sulit tidur memungkinkan
Kontak mata membaik
Frekuensi napas meningkat Berikan informasi tertulis tentang
Pola berkemih membaik
Frekuensi nadi meningkat persiapan dan prosedur teknik relaksasi
Orientasi membaik
Diaphoresis Gunakan pakaian longgar
Tremor Gunakan nada sura lembut dengan
irama lambat dan berirama
Muka tampak pucat
Gunakan relaksasi sebagai strategi
Suara bergetar
penunjang dengan analgetik atau
Kontak mata buruk
tindakan medis lain, jika sesuai
Sering berkemih
Berorientasi pada masa lalu Edukasi
Jelakan tujuan, manfaat, batasan dan
jenis relaksasi yang tersedia (mis, musik,
meditasi, napas dalam, relaksasi otot
progresif
Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi
yang dipilih
Anjurkan mengambil posisi nyaman
269
Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
Anjurkan sering mengulangi atau
memilih teknik yang dipilih
Mendemonstrasikan dan teknik relaksasi
(mis, napas dalam, peregangan, atau
imainasi terbimbing
7 Gangguan Pola Tidur Berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Tidur
dengan : selama…x…jam maka Pola Tidur Membaik
dengan kriteria hasil : Observasi
Hambatan lingkungan (mis, Identifikasi pola aktivitas dan tidur
kelembaban lingkungan sekitar, Keluhan sulit tidur menurun Identifikasi faktor pengganggu tidur fisik
suhu lingkungan, pencahayaan, Keluhan sulit terjaga menurun dan/atau psikologis)
kebisingan, bau tak sedap, jadwal Keluhan tidak puas tidur menurun Identifikasi makanan dan minuman yang
pemantauan/pemeriksaan/tindak Keluhan pola tidur berubah menurun mengganggu tidur (mis, kopi teh,
an) Keluhan istirahat tidak cukup alkhohol, makan mendekat waktu tidur,
Kurang kontrol tidur menurun minum banyak air sebelum tidur)
Kurang privasi Kemampuan aktivitas meningkat Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Restrain fisik
Ketiadaan teman tidur Terapeutik
Tidak familiar dengan peralatan Modifikais lingkungan (mis,
tidur pencahayaan, kebisingan, suhu, matras,
dan tempat tidur)
Ditandai dengan : Batasi waktu tidur siang, jika perlu
DS. Fasilitasi menghilangkan stres sebelum
Mengeluh sulit tidur tidur
Mengeluh sering terjaga Tetapkan jadwal tidur rutin
Menegluh tidak puas tidur Lakukan prosedur untuk meningkatkan
Mengeluh pola tidur berubah kenyamanan (mis, pijat, pengaturan
Mengeluh istirahat tidak cukup posisi, terapi akupresur)
270
Mengeluh kemampuan beraktivitas Sesuaikan jadwal pemberian obat
menurun dan/atau tindakan untuk menunjang
siklus tidur terjaga
DO :
- Edukasi
Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
Anjrkan menepati kebiasaan waktu tidur
Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang menggangu
tidur
Anjurkan penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM
Ajarkan faktor-faktor yang
berkonstribusi terhadap gangguan pola
tidur (mis, psikologis, gaya hidup, sering
berubah shift bekerja
Ajarkan relaksasi otot autigenik atau
cara non farmakologi lainnya
Terapeutik
Kesediaan materi dan media
pengaturan aktivitas dan istirahat
271
Jadwalkan pemberian pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan pada pasien
dan keluarga untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan pentingnya melakukan
aktivitas fisik / olahraga secara
rutin
Anjurkan terlibat dalam aktivvitas
kelompok, aktivitas bermain atau
aktvitas lainnya
Anjurkan menyusun jadwa aktivitas
dan istirahat
Ajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat (mis,
kelelahan, sesak napas berat, saat
aktivitas)
Ajarkan cara mengidentifikasi target
dan jenis aktivitas sesuai
kemapuan
8 Defisit Pengetahuan Berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Edukasi kesehatan
dengan : selama…x…jam maka tingkat pengetahuan Observasi
meningkat dengan kriteria hasil : Identifikasi kesiapan dan
Keteratasan kognitif kemampuan menerima informasi
Gangguan fungsi kognitif Perilaku sesuai anjuran meningkat Identifikasi faktor-faktor yang dapat
Kekeliruan mengikuti anjuran Verbalisasi minat dalam belajar meningkatkan dan menurunkan
Kurang terpapar informasi meningkat motifasi perilaku hidup bersih dan
Kurang minat dalam belajar Kemampuan menjelaskan pengetahuan sehat
Kurang mampu mengingat tentang suatu topik meningkat
272
Ketidaktahuan menemukan Kemampuan menggambarkan
sumber informasi pengalaman sebelumnya yang sesuai Terapeutik
dengan topik meningkat Sediakan materi dan media
Ditandai dengan : Perilaku sesuai dengan pengetahuan pendidikan kesehatan
DS : meningkat Jadwalkan pendidikan kesehatan
Menanyakan masalah yang Pertanyaan tentang masala yang dihadapi sesuai kesepakatan
dihadapi menurun Berikan kesempatan untuk bertanya
DO : Persepsi yang keliru terhadap masaah
Menunjukan perilaku tidak sesuai menurun Edukasi
anjuran Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat Jelaskan faktor resiko yang dapat
Menunjikan presepsi yang keliru menurun mempengaruhi kesehatan
terhadap masala Perilaku membaik Ajarkan perilaku hidup bersih dan
Menjalani pemeriksaan yang tepat sehat
Menunjikan perilaku berlebihan Ajarkan strategi yang dapat
(mis. apatis, bermusuhan, digunakan untuk meningkatkan
agitasi,histeria) perilaku hidup bersih dan sehat
273
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
275
5 Intervensi
Keperawatan Keletihan b/d Kondisi Fisiologis Anemia (D.0057)
Intervensi Keperawatan:
Intervensi Keperawatan:
277
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
(Intervensi Keperawatan : Edukasi kesehatan (l.12383)
278
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
ANEMIA
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Keletihan berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Energi (I.05178)
o Gangguan tidur selama ………. Jam Observasi
o Gaya hidup monoton Tingkat Keletihan Membaik dengan Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang
o Kondisi fisiologis (penyakit kronis,kriteria hasil : mengakibatkan kelelahan
penyakit terminal, anemia, Verbalisasi kepulihan energi Monitor kelelahan fisik dan emosional
amlnutrisi, kehamilan) meningkat Monitor pola dan jam tidur
o Program perawatan/pengobatan Tenaga meningkat Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
jangka Panjang Kemampuan melakukan aktivitas selama melakukan aktivitas
o Peristiwa hidup negative rutin meningkat
o Stress berlebihan Motivasi meningkat Terapeutik
o depresi Verbalisasi lelah menurun Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
Lesu menurun stimulus seperti cahaya, suara, dan
ditandai dengan :
Gangguan konsentrasi menurun kunjungan
Sianosis menurun Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
DS :
Selera makan membaik Berikan aktivitas distraksi yang
o Merasa energi tidak pulih
Pola napas dan pola istirahat menyenangkan
walaupun telah tidur
membaik Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika
o Merasa kurang tenaga
tidak dapat berpindah atau berjalan
o Mengeluh lelah
Anjurkan tirah baring
DO :
Anjurkan melakukan aktivitas secara
o Tidak mampu mempertahankan
bertahap
akltivitas rutin Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
o Tampak lesu dan gejala kelelahan tidak berkurang
Edukasi
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
279
kelelahan
Kolaboratif
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
2 Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan PERAWATAN SIRKULASI
dengan : selama ………. Jam Perfusi Perifer Observasi
Meningkat dengan kriteria hasil : Periksa sirkulasi perifer seperti Nadi perifer,
o Hiperglikemia Denyut nadi perifer meningkat pengisian kalpiler, warna, suhu, dan angkle
o Penurunan Konsentrasi Sensasi meningkat brachial index.
Hemoglobin Kelemahan otot menurun Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
o Peningkatan tekanan darah Pengisian kapiler membaik Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
o Kekurangan volume cairan Akral membaik bengkak pada ekstremitas
o Penurunan aliran arteri dan atau Turgor kulit Membaik
vena Tekanan darah dan tekanan arteri Terapeutik
o Kurang terpapar informasi tentang rata-rata membaik Lakukan hidrasi
factor pemberat (mis: merokok, Indeks Ankle-brachial membaik
gaya hidup monoton, trauma, Edukasi
obesitas, asupan garam, imobilitas Informasikan tanda dan gejala darurat yang
o Kurang terpapar informasi tentang harus dilaporkan
proses penyakit (mis: diabetes,
hyperlipidemia)
o Kurang aktifitas fisik
3 Intoleransi Aktivitas berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan MANAJEMEN ENERGI
dengan: selama ………. Jam Toleransi Aktivitas Observasi
o Ketidakseimbangan antara suplai meningkat dengan kriteria hasil : Identifikasi deficit tingkat aktivitas
dan kebutuhan oksigen Saturasi oksigen meningkat Identifikasi kemampuan berpartisipasi
o Kelemahan Frekwensi Nadi meningkat dalam aktivotas tertentu
o Immobilitas Kemudahan dalam melakukan Identifikasi sumber daya untuk aktivitas
o Gaya hidup monoton aktivitas sehari hari meningkat yang diinginkan
280
Ditandai dengan : Kekuatan tubuh bagian atas dan Identifikasi strategi meningkatkan
DS : bawah meningkat partisipasi dalam aktivitas
o Mengeluh Lelah Dyspnea saat dan setelah Monitor respon emosional, fisik, social, dan
o Dispneu setelah aktivitas melakukan aktivitas menurun spiritual terhadap aktivitas
o Merasa tidak nyaman setelah Perasaan lemah menurun
aktivitas Sianosis menurun Terapeutik
o Merasa lemah Warna kulit membaik Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan
DO : deficit yang dialami
o Frekuensi jantung meningkat > Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai
20% dari kondisi istirahat usia
o Tekanan darah berubah >20% dari Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
kondisi istirahat Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis.
o Gambaran EKG menunjukan ambulansi, mobilisasi, dan perawatan diri),
aritmia saat/setelah aktivitas sesuai kebutuhan
Fasilitasi aktivitas pengganti saat
o Gambaran EKG menunjukan
mengalami keterbatasan waktu, energy,
iskemia
atau gerak
o Sianosis
Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara
berat badan, jika sesuai
Fasilitasi aktivitas motorik untuk
merelaksasi otot
Libatkan keluarga dalam aktivitas, jika perlu
Fasilitasi mengembankan motivasi dan
penguatan diri
Fasilitasi pasien dan keluarga memantau
kemajuannya sendiri untuk mencapai
tujuan
Berikan penguatan positfi atas partisipasi
dalam aktivitas
Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari,
jika perlu
281
Edukasi
Ajarkan cara melakukan aktivitas yang
dipilih
Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social,
spiritual, dan kognitif, dalam menjaga fungsi
dan kesehatan
Anjurka terlibat dalam aktivitas kelompok
atau terapi, jika sesuai
Anjurkan keluarga untuk member
penguatan positif atas partisipasi dalam
aktivitas
Kolaboratif
Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam
merencanakan dan memonitor program
aktivitas, jika sesuai
Rujuk pada pusat atau program aktivitas
komunitas, jika perlu
4 Resiko Infeksi berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan PENCEGAHAN INFEKSI
Factor resiko : selama ………. Jam Tingkat Infeksi
o Penyakit kronis (mis. Diabetes Menurun dengan kriteria hasil : Observasi
melitus) Kebersihan dan nafsu makan
o Efek prosedur invasive meningkat Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
o Malnutrisi Demam menurun sistemik
o Peningkatan paparan organisme Periode malaise menurun
pathogen lingkungan Kadar sel darah putih membaik Terapeutik
o Ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer : Batasi jumlah pengunjung
Gangguan peristaltic
Berikan perawatan kulit pada daerah edema
282
Kerusakan integritas kulit Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
Perubahan sekresi pH dengan pasien dan lingkungan pasien
Penurunan kerja siliaris Pertahankan teknik aseptik pada psien
Ketuban pecah lama beresiko tinggi
Ketuban pecah sebelum
waktunya Edukasi
Merokok
Statis cairan tubuh Jelaskan tanda dan gejala infeksi
o Ketidak adekuatan pertahanan
tubuh sekunder :
Penurunan Hb
Imunosupresi
Leukopenia
Supresi respon inflamasi
Vaksinasi tidak adekuat
283
o Menunjukan perilaku tidak sesuai Perilaku sesuai dengan
anjuran pengetahuannya meningkat
o Menunjukan persepsi yang keliru Pertanyaan tentang penyakitnya
terhadap masalah menurun
o Menjalani pemeriksaan yang tidak Persepsi keliru tentang penyakitnya
tepat menurun
o Menunjukan perilaku berlebihan Perilaku kllien membaik
(mis : apatis, bermusuhan, agitasi,
hysteria)
284
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
285
• Pengisian kapiler membaik
• Tekanan darah membaik
Tingkat Nausea Menurun(L. 08065)
• Perasaan ingin muntah menurun
• Perasaan asam dimulut menurun
• Takikardia menurun
• Pucat membaik
• Nafsu makan membaik
• Jumlah saliva membaik
• Frekuensi menelan membaik
Integritas Kulit/Jaringan Meningkat (L.14125)
• Elastisitas meningkat
• Hidrasi meningkat
• Perfusi jaringan meningkat
• Kerusakan jaringan menurun
• Kerusakan lapisan kulit menurun
• Perdarahan menurun
• Kemerahan menurun
• Hematoma menurun
• Nekrosis menurun
Tingkat Infeksi Menurun (L.14137)
• Demam menurun
• Kemerahan menurun
• Nyeri menurun
• Bengkak menurun
• Cairan berbau busuk menurun
• Sputum berwarna hijau menurun
• Drainase purulent menurun
• Kultur darah membaik
• Kultur area luka membaik
5 Intervensi - Manajemen Nyeri (l.08238)
Keperawatan - Manajemen Hipertermi (l.03118)
(SIKI)
- Manajemen Mual (I.030117)
- Perawatan Luka (I.14564)
- Pencegahan Infeksi (I.14539)
287
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
APPENDISITIS
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nyeri
Agen pencedera fisiologis (mis : selama ….. jam maka Tingkat nyeri Observasi
inflamasi, iskemia, neoplasma) menurun dengan kriteria hasil : Identifikasi lokasi, karaktertistik, durasi,
Agen pencedera kimiawi (mis : Keluhan nyeri menurun dengan skala 0- frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
terbakar, bahan kimia iritan) 1 Identifikasi skala nyeri
Agen pencedera fisik (mis: abses, Meringis menurun Identifikasi respon nyeri non verbal
amputasi, terbakar, terpotong, Sikap protektif menurun Identifikasi yang memperberat dan
mengangkat berat, prosedur Gelisah menurun memperingan nyeri
operasi,trauma, latihan fisik Kesulitan tidur menurun Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
berlebihan) Frekuensi nadi membaik tentang nyeri
Ditandai dengan : Pola nafas membaik Identifikasi pengaruh budaya terhadap
DS : Tekanan darah membaik respon nyeri
Mengeluh Nyeri Identifikasi pengaruh nyeri terhadap
Nafsu makan membaik
Pola tidur membaik kualitas hidup
DO :
Tampak meringis Monitor keberhasilan terapi komplementer
Bersikap protektif (waspada, yang sudah diberikan
menghindari nyeri) Monitor efek samping penggunaan
Gelisah analgetik
Frekuensi nadi meningkat
Terapeutik
Sulit tidur Berikan tehnik nonfarmakologis untuk
Tekanan darah meningkat mengurangi nyeri (mis : TENS, Hipnosis,
Pola nafas berubah akupresur, terapi music, terapi pijat,
Nafsu makan berubah tehnik imajinasi, kompres hangat/dingin,
288
Proses berfikir terganggu terapi bermain)
Menarik diri Control lingkungan yang memperberat rasa
Berfokus pada diri sendiri nyeri (mis : suhu ruangan, cahaya.
Diaphoresis Kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
Ajarkan tehnik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
2 Hiperthermia berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Hipertermi
Dehidrasi selama ………. Jam masalah Termoregulasi Observasi
Terpapar lingkungan panas membaik dengan kriteria hasil : Identifikasi penyebab hipertermi (mis:
Proses penyakit (mis: infeksi, Menggigil menurun dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
kanker) Kulit merah menurun penggunaan incubator)
Ketidaksesuaian pakaian dengan Kejang menurun Monitor suhu tubuh
suhu lingkungan Takikardia menurun Monitor kadar elektrolit
289
Peningkatan laju metabolism Takipneu menurun Monitor haluaran urin
Respon trauma Suhu tubuh membaik Monitor komplikasi akibat hipertermi
Aktivitas berlebihan Suhu kulit membaik
Penggunaan incubator Pengisian kapiler membaik Terapeutik
Ditandain dengan ; Tekanan darah membaik Sediakan lingkungan yang dingin
DS : Longgarkan atau lepaskan pakaian
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
DO : Berikan cairan oral
Suhu tubuh diatas nilai normal Ganti linen setiap hari atau lebih sering
Kulit merah jika mengalami hyperhidrosis (keringat
Kejang berlebih)
Takikardia Lakukan pendinginan eksternal (mis;
Takipneu selimut hipotermia atau kompres dingin
Kulit terasa hangat pada dahi. Leher, dada dan abdomen,
aksila)
Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena jika perlu
3 Nausea berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Mual
Gangguan biokimiawai (mis: uremia, selama ………. Jam masalah Tingkat Observasi
ketoasidosis diabetic) Nausea Menurun dengan kriteria hasil : Identifikasi pengalaman mual
290
Gangguan pada esophagus Perasaan ingin muntah menurun Identifikasi isyarat non verbal
Distensi lambung Perasaan asam dimulut menurun ketidaknyamanan (mis: bayi, anak-anak
Iritasi lambung Takikardia menurun dan mereka yang tidak dapat
Gangguan pancreas Pucat membaik berkomunikasi secara efektif)
Peregangan kapsul limpa Nafsu makan membaik Identifikasi dampak mual terhadap
Tumor terlokalisasi (mis: neuroma Jumlah saliva membaik kualitas hidup (mis: nafsu makan,
akustik, tumor otak primer atau Frekuensi menelan membaik aktivitas, kinerja, tanggungjawab peran,
sekunder, metastase tulang di dasar dam tidur)
tengkorak) Identifikasi factor penyebab mual (mis:
Peningkatan tekanan intraabdominal pengobatan dan prosedur)
(missal : keganasan) Identifikasi anti emetic untuk mencegah
Peningkatan tekanan intracranial mual (kecuali mual pada kehamilan)
Peningkatan tekanan intraorbital Monitor mual (mis: frekuensi, durasi, dan
(mis: glaucoma) tingkat keparahan)
Mabuk perjalanan Monitor asupan nutrisi dan kalori
Kehamilan
Terapeutik
Aroma tidak sedap
Kendalikan factor lingkungan pengebab
Rasa makanan/minuman yang tidak
mual (mis: bau tidak sedap, suara dan
enak
rangsangan visual yang tidak
Stimulus penglihatan yang tidak menyenangkan)
menyenangkan
Kurangi atau hilangkan keadaan mual
Factor psikologis (mis: kecemasan, (mis: kecemasan, ketakutan, kelelahan)
ketakutan, stress)
Berikan makanan dan minuman dalam
Efek agen farmakologis jumlah kecil dan menarik
Efek toksin Berikan makanan dingin, cairan bening,
Ditandai dengan : tidak berbau dan tidak berwarna
291
DS : Edukasi
Mengeluh mual Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Merasa ingin muntah Anjurkan sering membersihkan mulut,
Tidak berminat makan kecuali jika merangsang mual
Merasa asam di mulut Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan
Sensasi panas/dingin rendah lemak
Sering menelan Ajarkan penggunaan tehnik
DO : nonfarmakologis untuk mengatasi mual
Saliva meningkat (mis: biofeedback, hypnosis, relaksasi,
Pucat terapi music, akupresur)
Diaphoresis
Takikardia Kolaboratif
Kolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu
Pupil dilatasi
4 Gangguan Integritas Kulit/Jaringan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Perawatan Luka
berhubungan dengan : selama ………. Jam masalah Integritas Observasi
Perubahan sirkulasi Kulit/Jaringan Meningkat dengan kriteria Monitor karakteristik luka (mis: drainase,
Perubahan status nutrisi hasil : warna, ukuran , bau)
Elastisitas meningkat Monitor tanda-tanda infeksi
Kekurangan/kelebihan volume
cairan Hidrasi meningkat
Terapeutik
Perfusi jaringan meningkat
Penurunan mobilitas Lepaskan balutan dan plester secara
Kerusakan jaringan menurun
Bahan kimia iritatif perlahan
Kerusakan lapisan kulit menurun Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika
Suhu lingkungan yang ekstrem
Perdarahan menurun perlu
Factor mekanis (mis: penekanan
Kemerahan menurun Bersihkan dengan cairan NaCl atau
pada tonjolan tulang, gesekan) pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan
Hematoma menurun
atau factor elektris Bersihkan jaringan nekrotik
Nekrosis menurun
(elektrodiatermi, energi listrik
292
bertegangan tinggi ) Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi,
Efek samping terapi radiasi jika perlu
Kelembaban Pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan Teknik steril saat melakukan
Proses penuaan perawatan luka
Neuropati perifer Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
Perubahan pigmentasi drainase
Perubahan hormonal Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam
atau sesuai kondisi pasien
Kurang terpapar informasi
Berikan diet dengan kalori 30 – 35
tentang upaya kkal/kgBB/hari dan protein 1,25 – 1,5
mempertahankan/melindungi g/kgBB/hari
integritas jaringan Berikan suplemen vitamin dan mineral
(mis: vitamin A, vitamin C, Zinc, asam
Ditandai dengan : amino), sesuai indikasi
DS: Berikan terapi TENS (stimulasi saraf
transcutaneous), jika perlu
DO:
Kerusakan jaringan dan atau Edukasi
lapisan kulit Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
Nyeri
kalori dan protein
Perdarahan Ajarkan prosedur perawatan luka secara
Kemerahan mandiri
Hematoma
Kolaborasi
Kolaborasi prosedur debridement (mis:
enzimatik, biologis, mekanis, autolitik), jika
perlu
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
293
5 Resiko Infeksi berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Pencegahan Infeksi
Factor resiko : selama ………. Jam masalah Tingkat Observasi
Penyakit kronis Infeksi Menurun dengan kriteria hasil : Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
Efek prosedur invasive Demam menurun sistemik
Malnutrisi Kemerahan menurun Terapeutik
Peningkatan paparan organisme Batasi jumlah pengunjung
Nyeri menurun
pathogen lingkungan Berikan perawatan kulit pada area edema
Bengkak menurun
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
Cairan berbau busuk menurun dengan pasien dan lingkungan pasien
Sputum berwarna hijau menurun Pertahankan tehnik aseptic pada pasien
Drainase purulent menurun beresiko tinggi
Kultur darah membaik
Edukasi
Kultur area luka membaik Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
294
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
295
olah raga
Cara mengontrol gula darah
Perawatan diri
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan
objektif setelah dilaksanakan intervensi
dan dibandingkan dengan Standar
Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
serta analisis terhadap perkembangan
diagnosis keperawatan yang telah
ditetapkan
8 Penelaah kritis Subkomite mutu keperawatan, Bidang
Keperawatan
9 Kepustakaan 1) Riasmini, Ni Made (dkk), 2017.
Panduan asuhan Keperawatan,
Jakarta: Universitas Indonesia
(uipress).
2) Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017.
Standar Diagnosis keperawatan
indonesia: definisi dan Indikator
diagnostik, edisi 1, Jakarta selatan:
DPP PPNI.
3) Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018.
Standar Intervensi keperawatan
indonesia: definisi dan Tindakan
keperawatan, edisi l, Jakarta selatan:
DPP PPNI.
4) Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019.
Standar luaran Keperawatan
indonesia: definisi dan kriteria Hasil
keperawatan, edisi l, Jakarta selatan:
DPP PPNI.
5) Nursalam. (2001). Proses dan
dokumentasi Keperawatan: konsep
dan praktik, Jakarta : Salemba
medika.
296
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
297
Pola nafas berubah Ketegangan otot menurun terbimbing, kompres hangat/ dingin, terapi
Nafsu makan berubah Pupil dilatasi menurun bermain)
Proses berfikir terganggu Muntah menurun Control lingkungan yang memperberat rasa
Menarik diri Mual menurun nyeri (mis : suhu ruangan, pencahayaan,
Berfokus pada diri sendiri Frekuensi nadi membaik kebisingan)
Diaphoresis Pola nafas membaik Fasilitasi istirahat dan tidur
Tekanan darah membaik Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
Proses berfikir membaik pemilihan strategi meredakan nyeri
Focus membaik
Edukasi
Fungsi berkemih membaik
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Perilaku membaik
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Nafsu makan membaik
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Pola tidur membaik
Anjurkan menggunakan analgesic secara tepat
Ajarkan tehnik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu
2 Gangguan mobilitas fisik (D.0054) Setelah dilakukan intervensi Dukungan Mobilisasi
berhubungan dengan : keperawatan selama ………. Jam Observasi
1. Kerusakan integritas struktur mobilitas fisik meningkat dengan kriteria Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
tulang hasil : lainnya
2. Perubahan metabolisme Pergerakan ekstremitas meningkat Identifikasi toleransi fisik melakukan
3. Ketidakbugaran fisik Kekuatan otot meningkat pergerakan
4. Penurunan kendali otot Rentang gerak (ROM) meningkat Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
298
5. Penurunan massa otot sebelum memulai mobilisasi
6. Penurunan kekuatan otot Monitor kondisi umum selama melakukan
7. Keterlambatan perkembangan mobilisasi
8. Kekakuan sendi
9. Kontraktur Terapeutik
10. Malnutrisi Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
11. Gangguan musculoskeletal bantu (mis: pagar tempat tidur)
12. Gangguan neuromuscular Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
13. Indeks masa tubuh diatas Libatkan keluarga untuk membantu pasien
persentil ke-75 sesuai usia dalam meningkatkan pergerakan
14. Efek agen farmakologis
15. Program pembatasan gerak Edukasi
16. Nyeri Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
17. Kurang terpapar informasi Anjurkan melakukan mobilisasi dini
tentang aktivitas fisik Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
18. Kecemasan dilakukan (mis: duduk di tempat tidur, duduk
19. Gangguan kognitif di sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur
20. Keengganan melakukan ke kursi)
pergerakan
21. Gangguan sensori-persepsi
Ditandai dengan :
DS:
Mengeluh sulit menggerakkan
ekstremitas
DO:
Kekuatan otot menurun
299
Rentang gerak (ROM) menurun
3 Ketidakstabilan kadar glukosa darah Setelah dilakukan intervensi Manajemen Hiperglikemia
(D.0027) berhubungan dengan : keperawatan selama ……….. jam Observasi
Disfungsi pankreas kestabilan kadar glukosa darah Identifikasi kemungkinan penyebab
Resistensi insulin meningkat dengan kriteria hasil : hiperglikemia
Gangguan toleransi glukosa Koordinasi meningkat Identifikasi situasi yang menyebabkan
darah Mengantuk menurun kebutuhan insulin meningkat (mis: penyakit
Gangguan glukosa darah puasa Pusing menurun kambuhan)
Lelah/lesu menurun Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
Ditandai dengan : Rasa lapar menurun Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis:
DS: Kadar glukosa dalam darah polyuria, polydipsia, polifagia, kelemahan,
Lelah atau lesu membaik malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
DO: Monitor intake dan output cairan
Kadar glukosa dalam darah/urin Monitor keton urin, kadar Analisa gas darah,
tinggi elektrolit, tekanan darah ortostatik dan
frekuensi nadi
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi
ortostatik
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar
glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
300
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara
mandiri
Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan
olahraga
Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian
keton urin, jika perlu
Ajarkan pengelolaan diabetes (mis:
penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan
cairan, penggantian karbohidrat, dan bantuan
professional kesehatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
4 Gangguan integritas kulit/jaringan Setelah dilakukan intervensi Perawatan Integritas Kulit
(D.0129) berhubungan dengan : keperawatan selama ………… jam Observasi
Perubahan sirkulasi Integritas kulit/ jaringan meningkat Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Perubahan status nutrisi dengan kriteria hasil : (mis: perubahan sirkulasi, perubahan status
(kelebihan atau kekurangan) Kerusakan jaringan menurun nutrisi, penurunan kelembaban, suhu
Kekurangan/kelebihan volume Kerusakan lapisan kulit menurun lingkungan ekstrim, penurunan mobilitas)
cairan Terapeutik
Penurunan mobilitas Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
301
(elektrodiatermi, energi listrik Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
bertegangan tinggi) hipoalergik pada kulit sensitive
Efek samping terapi radiasi Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
Kelembaban kulit kering
Proses penuaan Edukasi
Neuropati perifer Anjurkan menggunakan pelembab (mis: lotion,
302
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
UPTD. RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
BANTEN
STROKE NON HAEMORAGIK
303
4 Kriteria 1. Risiko perfusi serebral meningkat (L.02014)
Evaluasi Tingkat kesadaran/kognitif meningkat
Sakit kepala menurun
Agitasi menurun
Demam menurun
Gelisah menurun
Cemas menurun
Refleks saraf membaik
Tekanan darah sistolik dan diastolik
membaik
2. Bersihan jalan napas meningkat (L.0101)
Batuk efektif meningkat
Produksi sputum menurun
Wheezing menurun
Dispnea menurun
Orthopnea menurun
Sulit bicara menurun
Sianosis menurun
Gelisah menurun
Frekuensi nafas membaik
Pola napas membaik
3. Mobilitas fisik meningkat (L.05042)
Pergerakan ekstremitas meningkat
Kekuatan otot meningkat
Rentang gerak (ROM) meningkat
4. perawatan diri meningkat (L.11103)
kemampuan mandi meningkat
kemampuan mengenakan pakaian
meningkat
kemampuan makan meningkat
kemampuan ke toilet (BAB&BAK)
meningkat
verbalisasi keinginan melakukan
perawatan diri meningkat
mempertahankan kebersihan diri dan
mulut meningkat
304
5. komunikasi verbal meningkat (L.13118)
kemampuan berbicara meningkat
kemampuan mendengar meningkat
kesesuaian ekspresi wajah/tubuh
meningkat
afasia, disfasia,apraksia, dsileksia,
disatria, afonia,dislalia, pelo dan gagap
menurun
respon perilaku dan pemahaman
komunikasi membaik
6. Integritas Kulit/Jaringan Meningkat (L.14125)
• Elastisitas meningkat
• Hidrasi meningkat
• Perfusi jaringan meningkat
• Kerusakan jaringan menurun
• Kerusakan lapisan kulit menurun
• Perdarahan menurun
• Kemerahan menurun
• Hematoma menurun
• Nekrosis menurun
7. Tingkat Jatuh menurun (L.14138)
• Jatuh dari tempat tidur, menurun / tidak
terjadi
• Jatuh saat berdiri, menurun / tidak terjadi
• Jatuh saat duduk, menurun / tidak terjadi
• Jatuh saat berjalan, menurun / tidak terjadi
• Jatuh saat dipindahkan, menurun / tidak
terjadi
• Jatuh saat naik tangga, menurun / tidak
terjadi
• Jatuh saat di kamar mandi, menurun / tidak
terjadi
• Jatuh saat membungkuk, menurun / tidak
terjadi
5 Intervensi 1. Dukungan perawatan diri (I.11348)
Keperawatan Identifikasi kebiasaan aktivitas
perawatan diri sesuai usia
Identifikasi kebiasaan BAB dan BAK
sesuai usia
Identifikasi usia dan budaya dalam
membantu berpakaian/berhias
Monitor integritas kulit pasien
Monitor tingkat kemandirian
Identifikasi kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias dan
makan
2. Edukasi pencegahan jatuh (I.12407)
Identifikasi gangguan kognitif dan fisik
yang memungkinkan jatuh
Periksa kesiapan, kemampuan
menerima informasi dan persepsi
terhadap resiko jatuh
Jelaska pentingnya handrail
Anjurkan meminta bantuan sat ingin
menggapai sesuatu yang sulit
Jelaskan pentingnya alat bantu jalan
untuk mencegah jatuh
305
3. Latihan rentang gerak (I.05177)
4. Perawatan integritas kulit (I.113553)
5. Pemantauan risiko jatuh (I.14529)
6. Pemantauan respirasi (I.01014)
7. Pemantauan tekanan intracranial (I.06198)
6 Informasi dan Anjurkan melakukan perawatan diri secara
Edukasi konsisten sesuai kemampuan
Anjurkan ke toilet/kamar mandi jika perlu
Ajarkan mengenakan pakaian jika perlu
Ajarkan cuci tangan dengan benar
Ajarkan mengidentifikasi perilaku dan factor yang
berkontribusi terhadap resiko jatuh dan cara
menguranginya semua factor resiko
Ajarkan cara mencegah resiko jatuh
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah
dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) serta
analisis terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan
8 Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan , Bidang
Keperawatan
9 Kepustakaan 1) PPNI, 2017. Standart Diagnosis Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II. DPP PPNI. Jakarta
2) PPNI, 2018. Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II. DPP PPNI. Jakarta
3) PPNI, 2019. Standart I Luaran Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II. DPP PPNI. Jakarta
4) http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/
1079/1/KTI%20SULISTIYAWATI.pdf
306
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
SNH
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Risiko Perfusi Serebral tidak efektif Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen peningkatan tekanan
dibuktikan dengan selama ... x 24 jam diharapkan masalah intracranial
Keabnormalan masa prothrombin keperawatan perfusi serebral meningkat Observasi
dan/atau masa tromboplastin dengan kriteria hasil : Identifikasi penyebab peningkatan TIK
parsial Tingkat Kesadaran meningkat Monitor tanda /gejala peningkatan TIK
Penurunan kinerja ventikel kiri Kognitif meningkat (TD meningkat, nadi melebar,
Aterosklerosis aorta Tekanan intra kranial menurun bradikardia, kesadaran menurun)
Diseksi arteri Sakit Kepala menurun Monitor MAP
Fibrilasi atrium Gelisah menurun Monitor CVP
Tumor otak Kecemasan menurun Monitor ICP (Intra cranial Pressure)
Stenosis karotis Agitasi menurun Monitor CPP (Cerebrall Perfusion
Miksoma atrium Demam menurun Pressure)
Aneurisma serebri Nilai rata-rata tekanan darah Monitor status pernafasan
Koagulopati (mis. Anemia sel sabit) membaik Monitor intake dan output cairan
Dilatasi kardiomiopati Tekanan darah sistolik membaik Monitor cairan serebro-spinalis Mis.
Koagluasi intravaskuler diseminata Tekanan darah diastolic membaik Warna,konsistensi
Embolisme Refleks Saraf membaik
Cedera kepala Terapetik
Hiperkolesteronemia Minimalkan stimulus dengan
Embolisme menyediakan lingkungan yang tenang
Cedera kepala Berikan posisi semifowler
Hiperkolesteronemia Hindari maneuver valsava (cara bernafas
Hipertensi dengan meningkatkan tekanan didada)
Endocarditis infektif Cegah terjadinya kejang
Katub prostetik mekanis Hindari penggunaan PEEP
Hindari pemberian cairan IV hipotonik
307
Stenosis mitral Atur Ventilator agar PCO2 optimal
Neoplasma otak Pertahankan suhu tubuh normal
Infark miokard akut
Sindrom sick sinus Kolaborasi
Penyalahgunaan zat Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
Terapi tombolitik konvulsan, jika perlu
Efek samping tindakan (mis. Kolaborasi pemberian osmosis diuretic,
Tindakan operasi) jika perlu
Kolaborasi pemberian pencahar, jika
perlu
2 Risiko Aspirasi dibuktikan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan MANAJEMEN JALAN NAPAS
Penurunan tingkat kesadaran selama …x jam Tingkat aspirasi menurun Observasi
Penurunan refleks muntah dan/atau dengan kriteria hasil : Monitor pola napas (frekuensi,
batuk Tingkat kesadaran meningkat kedalaman, usaha napas)
Gangguan menelan Kemampuan menelan meningkat Monitor bunyi napas tambahan
Disfagia Kebersihan mulut meningkat (mis. Gurgling, mengi, weezing, ronkhi
Kerusakan mobilitas fisik Dispnea menurun kering)
Peningkatan residu lambung kelemahan otot menurun Monitor sputum (jumlah, warna,
Peningkatan tekanan intragastrik akumulasi sekret menurun aroma)
Penurunan motilitas gastrointestinal
wheezing menurun
Sfingter esophagus bawah Terapeutik
Batuk menurun
inkompeten Pertahankan kepatenan jalan
Sianosis menurun
Perlambatan pengosongan lambung napas dengan head-tilt dan chin-lift
Batuk menuru
Terpasang selang nasogastrik (jaw-thrust jika curiga trauma cervical)
Terpasang trakeostomi Penggunaaan otot aksesori menurun Posisikan semi-Fowler atau
atau endotracheal tube Gelisah menurun Fowler
Trauma/pembedahan leher, mulut, Frekuensi nafas membaik Berikan minum hangat
dan/atau wajah Lakukan fisioterapi dada, jika
Efek agen farmakologis perlu
Ketidakmatangan koordinasi Lakukan penghisapan lendir
308
menghisap, menelan dan bernapas kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi
sebelum
Penghisapan endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsepMcGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
jika tidak kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
PENCEGAHAN ASPIRASI
Observasi
Monitor tingkat kesadaran,
batuk, muntah dan kemampuan
menelan
Monitor status pernafasan
Monitor bunyi nafas, terutama
setelah makan/ minum
Periksa residu gaster sebelum
memberi asupan oral
Periksa kepatenan selang
nasogastric sebelum memberi asupan
oral
309
Terapeutik
Posisikan semi fowler (30-45
derajat) 30 menit sebelum memberi
asupan oral
Pertahankan posisi semi fowler
(30-45 derajat) pada pasien tidak sadar
Pertahanakan kepatenan jalan
nafas (mis. Tehnik head tilt chin lift, jaw
trust, in line)
Pertahankan pengembangan
balon ETT
Lakukan penghisapan jalan
nafas, jika produksi secret meningkat
Sediakan suction di ruangan
Hindari memberi makan melalui
selang gastrointestinal jika residu
banyak
Berikan obat oral dalam bentuk
cair
Edukasi
Anjurkan makan secara perlahan
Ajarkan strategi mencegah
aspirasi
Ajarkan teknik mengunyah atau
menelan, jika perlu
3 Risiko difisit nutrisi dibuktikan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatanPemberian Makanan
Ketidakmampuan menelan makanan selama …x....jam Status nutrisi membaikObservasi
Ketidakmampuan mencerna makanan dengan kriteria hasil Indentifikasi makanan yang
Ketidakmampuan mengabsorsi Porsi makan yang dihabiskan cukup diprogramkan
310
makanan meningkat Identifikasi kemampuan menelan
Peningkatan kebutuhan metabolisme Kekuatan otot pengunyah meningkat Periksa mulut untuk residu pada akhir
Factor ekonomi (mis. Finansial tidak Kekuatan otot menelan meningkat makan
mencukupi) Serum albumin meningkat
Factor psikologis (mis. Stress, Verbalisasi keinginan untukTerapeutik
keengganan untuk makan) meningkatkan nutrisi meningkat Lakukan kebersihan tangan dan mulut
Pengetahuan tentang pilihan minuman sebelum makan
yang sehat meningkat Sediakan lingkungan yang
Pengetahuan tentang standar asupan menyenangkan selama waktu makan
nutrisi yang tepat Berikan posisi duduk atau semi fowler
Penyiapan dari penyimpanan makanan saat makan
yang aman Berikan makanan hangat, jika
Sikap terhadap makanan/minuman memungkinkan
sesuai dengan tujuan kesehatan Tawarkan mencium aroma makanan
Perasaan cepat kenyang menurun untuk merangsang nafsu makan
Nyeri abdomen menurun Pertahankan perhatian saat menyusui
Sariawan menurun Cuci muka dan tangan setelah makan
Rambut rontok menurun
Diare menurun Edukasi
Berat badan membaik Anjurkan orangtua atau keluarga
IMT membaik membantu memberi makan kepada
Frekuensi makan membaik pasien
Nafsu makan membaik
Kolaborasi
Bising usus membaik
Kolaborasi pemberian analgetik yang
Tebal lipatan kulit trisep membaik
adekuat sebelum makan
Membrane mukosa membaik
Kolaborasi pemberian antiemetil
sebelum makan
311
Observasi
Periksa posisi NGT dengan memeriksa
residu lambung atau mengauskultasi
hembusan udara
Monitor tetesan makanan pada pompa
setiap jam
Monitor rasa penuh, mual dan
muntah
Monitor residu lambung 4-6 jam
selama 24 jam pertama, kemudian
tiap 8 jam selama pemberian makan
via enteral
Monitorpola buang air besar setiap 4-8
jam
Terapeutik
Gunakan teknik bersih dalam
pemberian makanan via selang
Berikan tanda pad selang untuk
mempertahankan lokasi yang tepat
Tinggikan kepala tempat tidur 30-45
derajat selama pemberian makan
Ukur residu sebelum pemberian
makan
Peluk dan bicara dengan bayi selama
diberikan makan untuk menstimulasi
aktivitas makan
Irigasi selang dengan 30 ml air setiap
setiap 4-6 jam selama pemberian
makan dan setelah pemberian makan
312
dan setelah pemberian makan
intermiten
Hindari pemberian makanan lewat
selang 1 jam sebelum prosedur atau
pemindahan pasien
Hindari pemberian makanan jika
residu lebih dari 150 cc atau lebih dari
110%-120% dari jumlah makanan tiap
jam
Edukasi
Jelaskan tujuan dan langkah-langkah
prosedur
Kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan sinar X untuk
konfirmasi posisi selang
Kolaborasi pemilihan jenis dan jumlah
makan enteral
4 Nyeri akut berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatanManajemen Nyeri
Agen pencedera fisiologis (mis : selama ………. Jam, Tingkat nyeri menurun ,Observasi
inflamasi, leukemia, neoplasma) teratasi dengan kriteria hasil : Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Agen pencedera kimiawi (mis : Kemampuan menuntaskan aktivitas frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
terbakar, bahan kimia iritan) meningkat Identifikasi skala nyeri
Agen pencedera fisik (mis: abses, Keluhan nyeri menurun Identifikasi respon nyeri non verbal
amputasi, terbakar, terpotong, Meringis menurun Identifikasi faktor yang memperberat dan
mengangkat berat, prosedur operasi, Sikap protektif menurun memperingan nyeri
trauma, latihan fisik berlebihan) Gelisah menurun Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
Kesulitas tidur menurun tentang nyeri
Data Subjektif Menarik diri menurun Identifikasi pengaruh budaya terhadap
313
Mengeluh nyeri Berfokus pada diri sendiri menurun respon nyeri
…………… Diaforesis menurun Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
…………… Perasaan depresi (tertekan)menurun hidup
Data Objektif Perasaan takut mengalami cedera Monitor keberhasilan terapi
Tampak meringis berulang menurun komplementer yang sudah diberikan
Bersikap protektif (mis. Waspada, Anoreksia menurun Monitor efek samping penggunaan
posisi menghindari nyeri) Perineum terasa tertekan menurun analgetik
Gelisah Uterus teraba membulat menurun
Frekuensi nadi meningkat Ketegangan otot menurun Terapeutik
Sulit tidur Pupil dilatasi menurun Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Tekanan darah meningkat Muntah menurun mengurangi nyeri (mis ; TENS, hypnosis,
Pola nafas berubah Mual menurun akupresur, terapi music, biofeedback,
Proses berpikir terganggu terapi pijat, aroma terapi, teknik
Frekuensi nadi membaik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/
Menarik diri Pola nafas membaik
dingin, terapi bermain)
Berfokus pada diri sendiri Tekanan darah membaik
Control lingkungan yang memperberat
Diaphoresis Proses berfikir membaik
rasa nyeri (mis : suhu ruangan,
………. Focus membaik pencahayaan, kebisingan)
……….. Fungsi berkemih membaik Fasilitasi istirahat dan tidur
Perilaku membaik Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
Nafsu makan membaik dalam pemilihan strategi meredakan
Pola tidur membaik nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesic secara
tepat
314
Ajarkan tehnik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu
Pemberian analgesic
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri (mis.
Pencetus, Pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
Identifikasi riwayat alergi obat
Identifikasi kesesuaian jenis analgetik
(mis. Narlotika, non-narkotik, atau
NSOIO) dengan tingkat keparahan nyeri
Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah pemberian analgetik
Monitor efektifitas analgesic
Terapeutik
Diskusi jenis analgesic yang disukai
untuk mencapai analgesia optimal, jika
perlu
Pertimbangkan penggunaan infus
continue atau bolus opioid untuk
mempertahankan kadar dalam serum
315
Tetapkan target afektifitas analgetik
untuk mengoptimalkan respon pasien
Dokumentasikan respons terhadap efek
analgetik dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping
obat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesic, jika perlu
5 Gangguan menelan berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatanDukungan perawatan diri : makan/minum
Gangguan serebrovaskuler selama ………. Jam, Status menelanObservasi
Gangguan saraf kranial membaik Identifikasi diet yang dianjurkan
Paralisis serebral Dengan kriteria Monitor kemampuan menelan
Akalasia Mempertahankan makanan dimulut Monitor status hidrasi pasien
Abnormalitas laring meningkat
Abnormalitas orofaring Reflek menelan meningkat Terapeutik
Anomali jalan nafas atas Kemampuan mengosongkan mulut Ciptakan lingkungan yang
Defek anatomic kongenital meningkat menyenangkan selama makan
Defek laring Kemampuan mengunyah meningkat Atur posisi yang nyaman untuk
Defek lnasal Usaha menelan meningkat minum/makan
Defek rangga nasifaring Pembentukan bolus meningkat Lakukan oral hygiene sebelum makan
Defek trakea Ftrekuensi tersedak menurun Letakan makanan disisi mata yang sehat
Refluk gastroesofagus Batuk menurun Sediakan sedotan untuk minum, sesuai
Obstruksi mekanis Muntah menurun kebutuhan
Prematuritas Refluks lambung menurun Sediakan makanan dengan suhu yang
Gelisah menurun meningkatkan nafsu makan
316
Data Subjektif Regurgltasi menurun Sediakan makanan dan minuman yang
Mengeluh sulit menelan Produk saliva membaik disukai
Menolak makan Penerimaan makanan membaik Berikan bantuan saat makan/minum
Mengeluh bangun dimalam hari sesuai tingkat kemandirian
Nyeri epigastrik Motivasi untuk makan diruang makan,
Data objektif jika tersedia
Batuk sebelum menelan
Batuk setelah makan atau minum
Tersedak Edukasi
Makanan tertinggal dirongga mulut Jelaskan posisi makanan pada pasien
Bolus masuk terlalu cepat yang mengalami gangguan penglihatan
Refluks nasal dengan menggunakan arah jarum jam
Tidak mampu membersihkan rongga
mulut Kolaborasi
Makanan terdorong keluar dari mulut Kolaborasi pemberian obat (mis.
Analgesic, antiemetic) sesuai indikasi
Sulit mengunyah
Muntah sebelum menelan
PENCEGAHAN ASPIRASI
Bolus terbentuk lama
Observasi
Waktu makan lama Monitor tingkat kesadaran, batuk,
Porsi makanan tidak habis muntah dan kemampuan menelan
Fase oral abnormal Monitor status pernafasan
Mngiler Monitor bunyi nafas, terutama
Muntah setelah makan/ minum
Posisi kepala kurang evaluasi Periksa residu gaster sebelum
Menelan berulang ulang memberi asupan oral
Hematemesis Periksa kepatenan selang
Gelisah regurgitasi nasogastric sebelum memberi asupan
Odinofagia oral
bruksisme
317
Terapeutik
Posisikan semi fowler (30-45
derajat) 30 menit sebelum memberi
asupan oral
Pertahankan posisi semi fowler (30-
45 derajat) pada pasien tidak sadar
Pertahanakan kepatenan jalan
nafas (mis. Tehnik head tilt chin lift, jaw
trust, in line)
Pertahankan pengembangan balon
ETT
Lakukan penghisapan jalan nafas,
jika produksi secret meningkat
Sediakan suction di ruangan
Hindari memberi makan melalui
selang gastrointestinal jika residu banyak
Berikan obat oral dalam bentuk
cair
Edukasi
Anjurkan makan secara perlahan
Ajarkan strategi mencegah aspirasi
Ajarkan teknik mengunyah atau
menelan, jika perlu
318
Defisit perawatan diri berhungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatanDukungan perawatan diri
Gangguan muskoloskeletal selama ………. Jam, Perawatan diriObservasi
Gangguan neuromuskuler meningkat , teratasi dengan kriteria hasil : Identifikasi kebiasaan aktivitas
Kelemahan Kemampuan mandi meningkat perawatan diri sesuai usia
Gangguan psikologis dan psikotik Kemapuan mengenakan pakaian Monitor tingkat kemandirian
Penurunan motivasi/minat meningkat Identifikasi kebutuhan alat bantu
Data Subjektif : Kemampuan makan meningkat kebersihan diri, berpakaian, berhias
Monolak melakukan perawatan diri Kemampuan ke toilet (BAB/BAK) dan makan
………………. meningkat
………………. Verbalisasi keinginan melakukanTerapeutik
Data Objektif : perawatan diri meningkat Sediakan lingkungan yang terapetik
Tidak mampu mandi/mengenakan Minat melakukan perawatan diri (mis. Suasana hangat, rileks, privasi)
pakaian/makan/ke toilet/berhias meningkat Siapkan keperluan pribadi (mis.
secara mandiri Mempertahankan kebersihan diri Parfum, sikat gigi, dan sabun mandi)
Minat melakukan perawatan diri meningkat Dampingi dalam melakukan
kurang Mempertahankan kebersihan mulut perawatan diri sampai mandiri
……………… meningkat Fasilitasi untuk menerima keadaan
……………… ketergantungan
Fasilitasi kemandirian, bantu jika
tidak mampu melakukan perawatan
diri
Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi
Anjurkan melakukan perawatan diri
secara konsisten konsisten sesuai
kemampuan
319
Gangguan komunikasi verbal berhubunganSetelah dilakukan intervensi keperawatanPromosi komunikasi Efektif
dengan selama ………. Jam, Komunikasi VerbalObservasi
Penurunan sirkulasi serebral meningkat teratasi dengan kriteria hasil : Identifikasi prioritas metode
Gangguan neuromuskuler Kemampuan berbicara meningkat komunikasi yang digunakan sesuai
Gangguan pendengaran Kemampuan mendengar meningkat dengan kemapuan
Gangguan musculoskeletal Kesesuaian ekspresi wajah/tubuh Identifikasi sumber pesan secara jelas
Kelainan palatum meningkat (siapa seharusnya mengatakannya)
Hambatan fisik (mis. Terpasang Kontak mata meningkat
trakheostomi, intubasi, Afasia menurun Terapeutik
krikotiroidektomi) Disfasia menurun Fasilitasi mengungkapkan isi pesan
Hambatan individu (mis. Apraksia menurun dengan jelas
Ketakutan, kecemasan, merasa Disleksia menurun Fasilitasi penyampaian struktur pesan
malu, emosional, kurang privasi) Disatria menurun secara logis
Hambatan psikologis (mis. Ggn Afonia menurun Dukung pasien dan keluarga
psikotik, gangguan konsep diri, Dislalia menurun menggunakan komunikasi efektif
harga diri rendah, ganguan emosi) Pelo menurun
Hambatan lingkungan (mis. Edukasi
Gagap menurun
Ketidakcukupan informasi, Jelaskan perlunya komunikasi efektif
Respon perilaku membaik
ketidadaan orang terdekat, Ajarkan memformulasikan pesan
Pemahaman komunikasi membaik
ketidaksesuaian budaya, Bahasa dengan tepat
asing)
Data Subjektif
…………….
…………….
Data Objektif
Tidak mampu berbicara atau
mendengar
Menunjukkan respon tidak sesuai
Afasia
Disfasia
320
Apraksia
Disleksia
Disartria
Afonia
Dislalia
Pelo
Gagap
Tidak ada kontak mata
Sulit memahami komunikasi
Sulit menggunakan ekspresiwajah
atau tubuh
Tidak mampu menggunakan ekspresi
wajah atau tubuh
Sulit menyusun kalimat
Verbalisasi tidak tepat
Sulit mengungkapkan kata-kata
Disorientasi orang, ruang, waktu
Deficit penglihatan
Delusi
Risiko gangguan integritas kulit/jaringan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Perawatan integritas kulit
dibuktikan dengan : selama ………. Jam, Integritas kulit danObservasi
Perubahan sirkulasi jaringan meningkat teratasi dengan kriteria Identifikasi penyebab gangguan integritas
Perubahan status nutrisi (kelebihan hasil kulit (mis. Perubahan sirkulasi,
atau kekurangan) Elastitas meningkat perubahan status nutrisi, penurunan
Kekurangan/kelebihan volume cairan Hidrasi meningkat kelembaban, suhu lingkungan ekstrem,
Penurunan mobilitas Perfusi jaringan meningkat penurunan mobilitas
Bahan kimia iritatif Kerusakan jaringan menurun
Suhu lingkunga yang ekstrem Kerusakan lapisan kulit menurun Terapeutik
Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
321
Factor mekanis (mis. Penekatan, Nyeri menurun Lakukan pemijatan pada area penonjolan
gesekan) atau factor elektris Perdarahan menurun tulang jika perlu
(elektrodiatermi, energy listrik Kemerahan menurun Bersihkan perneal dengan air hangat,
bertegangan tinggi) Hematoma menurun terutama selama periode diare
Terapi radiasi Pigmentasi abnormal menurun Gunakan produk berbahan petroleum
Kelembapan Jaringan parut menurun atau minyak pada kulit kering
Proses penuaan Nekrosis menurun Gunakan produk berbahan ringan/alami
Neuropati perifer Abrasi kornea menurun dan hipoalergik pada kulit sensitive
Perubahan pigmentasi Suhu kulit membaik Hindari produk bebahan dasar alcohol
Perubahan hormonal Sensasi membaik pada kulit kering
Penekanan pada tonjolan tulang Tekstus membaik
Kurang terpapar informasi tentang Pertumbuhan rambut membaik Edukasi
upaya mempertahankan/melindungi Anjurkan menggunakan pelembab
integritas jaringan Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkann meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan buah
dan sayur
Anjurkan menghindari terpapar suhu
ekstrem
Anjukan menggunakan tabir surya SPF
minimal 30 saat berada dluar rumah
Anjurkan madid an menggunakan sabun
secukupkan
Gangguan mobilitas fisik BerhubunganSetelah dilakukan intervensi keperawatanDukungan Ambulasi
dengan selama ………. Jam, Mobilitas fisik Observasi
Kerusakan integritas struktur tulang meningkat dengan kriteria hasil Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
Perubahan metabolism Pergerakan ekstremitas meningkat fisik lainnya
Ketidakbugaran fisik Kekuatan otot meningkat Identifikasi toleransi fisik melakukan
Penurunan kendali otot Rentang gerak (ROM) meningkat ambulasi
Keterlambatan perkembangan Nyeri menurun Monitor frekuensi jantung dan tekanan
322
Kekakuan sendi Kecemasan menurun darah sebelum memulai ambulasi
Kontraktur Kaku sendi menurun Monitor kondisi umum selama
Malnutrisi Gerakan tidak terkoordinasi menurun melakukan ambulasi
Gangguan musculoskeletal Gerakan terbatas menurun
Indeks masa tubuh diatas peersentil Kelemahan fisik menurun Terapeutik
k-75 sesuai usia Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
Efek agen farmakologis bantu (mis. Tongkat, kruk)
Program pembatasan gerak Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik
Nyeri Libatkan keluarga untuk membantu
Kurang terpapar informasi tentang pasien dalam meningkatkan ambulasi
aktivitas fisik
kecemasan Edukasi
gangguan kognitif Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
Keengganan melakukan pergerakan Anjurkan melakukan ambulasi dini
Gangguan sensoripersepsi Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
Data Subjektif dilakukan (mis. Berjalan dan tempat
Mengeluh sulit menggerakkan tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat
ekstremitas tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai
toleransi)
Nyeri saat bergerak
Enggan melakukan pergerakan
Merasa cemas saat bergerak
Data objektif
Kekuatan otot rentang menurun
Rentang gerak (ROM) menurun
Sendi kaku
Gerakan tidak terkoordinasi
Gerakan terbatas
Fisik lemah
323
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
UPTD. RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
BANTEN
STROKE HEMORAGIK
1. Pengertian Stroke Hemoragik adalah penyakit pembuluh
darah otak disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah didalam otak.
Stroke hemoragik terdiri dari dua jenis yaitu
1. Perdarahan intraserebral adalah
pendarahan didalam otak yang
disebabkan oleh trauma (cedera otak)
atau kelainan pembuluh darah
(aneurisma atau angioma). Jika tidak
disebabkan oleh salah satu kondisi
tersebut, paling sering disebabkan oleh
tekanan darah tinggi kronis
2. Perdarahan subarachnoid adalah
perdarahan dalam ruang subarachnoid,
ruang diantara lapisan dalam (Pia
meter) dan lapisan tengah (arachnoid
meter) dari jaringan selaput otak,
penyebab paling umum adalah
pecahnya (aneurisma) dalam arteri.
324
Mual dan muntah
Pusing
Kejang
Koma
327
Perdarahan menurun
Kemerahan menurun
Hematoma menurun
Pigmentasi abnormal menurun
Jaringan parut menurun
Nekrosis menurun
Abrasi kornea menurun
Suhu kulit membaik
Sensasi membaik
Tekstus membaik
Pertumbuhan rambut membaik
9. Mobilitas fisik meningkat L.05042
Pergerakan ekstremitas meningkat
Kekuatan otot meningkat
Rentang gerak (ROM) meningkat
Nyeri menurun
Kecemasan menurun
Kaku sendi menurun
Gerakan tidak terkoordinasi
menurun
Gerakan terbatas menurun
Kelemahan fisik menurun
329
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
STROKE HEMORAGIC
330
Stenosis mitral Hindari penggunaan PEEP
Neoplasma otak Hindari pemberian cairan IV
Infark miokard akut hipotonik
Sindrom sick sinus Atur Ventilator agar PCO2 optimal
Penyalahgunaan zat Pertahankan suhu tubuh normal
Terapi tombolitik
Efek samping tindakan (mis. Kolaborasi
Tindakan operasi) Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
konvulsan, jika perlu
Kolaborasi pemberian osmosis
diuretic, jika perlu
Kolaborasi pemberian pencahar, jika
perlu
2 Risiko Aspirasi dibuktikan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatanA. MANAJEMEN JALAN NAPAS
Penurunan tingkat kesadaran selama …x jam Tingkat aspirasiObservasi
Penurunan refleks muntahmenurun Monitor pola napas (frekuensi,
dan/atau batuk dengan kriteria hasil : kedalaman, usaha napas)
Gangguan menelan Tingkat kesadaran meningkat Monitor bunyi napas tambahan
Disfagia Kemampuan menelan meningkat (mis. Gurgling, mengi, weezing, ronkhi
Kerusakan mobilitas fisik Kebersihan mulut meningkat kering)
Peningkatan residu lambung Dispnea menurun Monitor sputum (jumlah, warna,
Peningkatan tekanan intragastrik kelemahan otot menurun aroma)
Penurunan motilitas akumulasi sekret menurun
gastrointestinal wheezing menurun Terapeutik
Sfingter esophagus bawah Batuk menurun Pertahankan kepatenan jalan
inkompeten napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-
Sianosis menurun
Perlambatan pengosongan thrust jika curiga trauma cervical)
Batuk menuru
lambung Posisikan semi-Fowler atau
Terpasang selang nasogastrik
Penggunaaan otot aksesori menurun Fowler
Terpasang trakeostomi Gelisah menurun Berikan minum hangat
Frekuensi nafas membaik
331
atau endotracheal tube Lakukan fisioterapi dada, jika
Trauma/pembedahan leher, perlu
mulut, dan/atau wajah Lakukan penghisapan lendir
Efek agen farmakologis kurang dari 15 detik
Ketidakmatangan koordinasi Lakukan hiperoksigenasi sebelum
menghisap, menelan dan Penghisapan endotrakeal
bernapas Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsepMcGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
jika tidak kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
B. PENCEGAHAN ASPIRASI
Observasi
Monitor tingkat kesadaran, batuk,
muntah dan kemampuan menelan
Monitor status pernafasan
Monitor bunyi nafas, terutama
setelah makan/ minum
Periksa residu gaster sebelum
memberi asupan oral
Periksa kepatenan selang
nasogastric sebelum memberi asupan
oral
332
Terapeutik
Posisikan semi fowler (30-45
derajat) 30 menit sebelum memberi
asupan oral
Pertahankan posisi semi fowler
(30-45 derajat) pada pasien tidak sadar
Pertahanakan kepatenan jalan
nafas (mis. Tehnik head tilt chin lift, jaw
trust, in line)
Pertahankan pengembangan
balon ETT
Lakukan penghisapan jalan nafas,
jika produksi secret meningkat
Sediakan suction di ruangan
Hindari memberi makan melalui
selang gastrointestinal jika residu
banyak
Berikan obat oral dalam bentuk
cair
Edukasi
Anjurkan makan secara perlahan
Ajarkan strategi mencegah
aspirasi
Ajarkan teknik mengunyah atau
menelan, jika perlu
3 Risiko difisit nutrisi dibuktikan denganSetelah dilakukan tindakan keperawatan A. Pemberian Makanan
Ketidakmampuan menelan makanan selama …x....jam Status nutrisi membaik Observasi
Ketidakmampuan mencernadengan kriteria hasil Indentifikasi makanan yang
makanan Porsi makan yang dihabiskan cukup diprogramkan
333
Ketidakmampuan mengabsorsi meningkat Identifikasi kemampuan menelan
makanan Kekuatan otot pengunyah meningkat Periksa mulut untuk residu pada akhir
Peningkatan kebutuhan metabolisme Kekuatan otot menelan meningkat makan
Factor ekonomi (mis. Finansial tidak Serum albumin meningkat
mencukupi) Verbalisasi keinginan untukTerapeutik
Factor psikologis (mis. Stress, meningkatkan nutrisi meningkat Lakukan kebersihan tangan dan mulut
keengganan untuk makan) Pengetahuan tentang pilihan sebelum makan
minuman yang sehat meningkat Sediakan lingkungan yang
Pengetahuan tentang standar menyenangkan selama waktu makan
asupan nutrisi yang tepat Berikan posisi duduk atau semi fowler
Penyiapan dari penyimpanan saat makan
makanan yang aman Berikan makanan hangat, jika
Sikap terhadap makanan/minuman memungkinkan
sesuai dengan tujuan kesehatan Tawarkan mencium aroma makanan
Perasaan cepat kenyang menurun untuk merangsang nafsu makan
Nyeri abdomen menurun Pertahankan perhatian saat menyusui
Sariawan menurun Cuci muka dan tangan setelah makan
Rambut rontok menurun
Diare menurun Edukasi
Berat badan membaik Anjurkan orangtua atau keluarga
IMT membaik membantu memberi makan kepada
Frekuensi makan membaik pasien
Nafsu makan membaik
Kolaborasi
Bising usus membaik
Kolaborasi pemberian analgetik yang
Tebal lipatan kulit trisep membaik
adekuat sebelum makan
Membrane mukosa membaik
Kolaborasi pemberian antiemetil
sebelum makan
334
Observasi
Periksa posisi NGT dengan memeriksa
residu lambung atau mengauskultasi
hembusan udara
Monitor tetesan makanan pada pompa
setiap jam
Monitor rasa penuh, mual dan muntah
Monitor residu lambung 4-6 jam selama
24 jam pertama, kemudian tiap 8 jam
selama pemberian makan via enteral
Monitorpola buang air besar setiap 4-8
jam
Terapeutik
Gunakan teknik bersih dalam
pemberian makanan via selang
Berikan tanda pad selang untuk
mempertahankan lokasi yang tepat
Tinggikan kepala tempat tidur 30-45
derajat selama pemberian makan
Ukur residu sebelum pemberian makan
Peluk dan bicara dengan bayi selama
diberikan makan untuk menstimulasi
aktivitas makan
Irigasi selang dengan 30 ml air setiap
setiap 4-6 jam selama pemberian makan
dan setelah pemberian makan dan
setelah pemberian makan intermiten
Hindari pemberian makanan lewat
selang 1 jam sebelum prosedur atau
335
pemindahan pasien
Hindari pemberian makanan jika residu
lebih dari 150 cc atau lebih dari 110%-
120% dari jumlah makanan tiap jam
Edukasi
Jelaskan tujuan dan langkah-langkah
prosedur
Kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan sinar X untuk
konfirmasi posisi selang
Kolaborasi pemilihan jenis dan jumlah
makan enteral
4 Nyeri akut berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatanManajemen Nyeri
Agen pencedera fisiologis (mis :selama ………. Jam, Tingkat nyeriObservasi
inflamasi, leukemia, neoplasma) menurun, teratasi dengan kriteria hasil : Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Agen pencedera kimiawi (mis : Kemampuan menuntaskan aktivitas frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
terbakar, bahan kimia iritan) meningkat Identifikasi skala nyeri
Agen pencedera fisik (mis: abses, Keluhan nyeri menurun Identifikasi respon nyeri non verbal
amputasi, terbakar, terpotong, Meringis menurun Identifikasi faktor yang memperberat
mengangkat berat, prosedur Sikap protektif menurun dan memperingan nyeri
operasi, trauma, latihan fisik Gelisah menurun Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
berlebihan) Kesulitas tidur menurun tentang nyeri
Menarik diri menurun Identifikasi pengaruh budaya terhadap
Data Subjektif Berfokus pada diri sendiri menurun respon nyeri
Mengeluh nyeri Diaforesis menurun Identifikasi pengaruh nyeri pada
…………… Perasaan depresi (tertekan)menurun kualitas hidup
…………… Perasaan takut mengalami cedera Monitor keberhasilan terapi
Data Objektif berulang menurun komplementer yang sudah diberikan
336
Tampak meringis Anoreksia menurun Monitor efek samping penggunaan
Bersikap protektif (mis. Waspada, Perineum terasa tertekan menurun analgetik
posisi menghindari nyeri) Uterus teraba membulat menurun
Gelisah Ketegangan otot menurun Terapeutik
Frekuensi nadi meningkat Pupil dilatasi menurun Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Sulit tidur Muntah menurun mengurangi nyeri (mis ; TENS,
Tekanan darah meningkat Mual menurun hypnosis, akupresur, terapi music,
Pola nafas berubah Frekuensi nadi membaik biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
Proses berpikir terganggu Pola nafas membaik teknik imajinasi terbimbing, kompres
Menarik diri hangat/ dingin, terapi bermain)
Tekanan darah membaik
Berfokus pada diri sendiri Control lingkungan yang memperberat
Proses berfikir membaik
rasa nyeri (mis : suhu ruangan,
Diaphoresis Focus membaik
pencahayaan, kebisingan)
………. Fungsi berkemih membaik
Fasilitasi istirahat dan tidur
……….. Perilaku membaik
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
Nafsu makan membaik
dalam pemilihan strategi meredakan
Pola tidur membaik nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesic
secara tepat
Ajarkan tehnik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika
337
perlu
Pemberian analgesic
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri (mis.
Pencetus, Pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
Identifikasi riwayat alergi obat
Identifikasi kesesuaian jenis analgetik
(mis. Narlotika, non-narkotik, atau
NSOIO) dengan tingkat keparahan nyeri
Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah pemberian analgetik
Monitor efektifitas analgesic
Terapeutik
Diskusi jenis analgesic yang disukai
untuk mencapai analgesia optimal, jika
perlu
Pertimbangkan penggunaan infus
continue atau bolus opioid untuk
mempertahankan kadar dalam serum
Tetapkan target afektifitas analgetik
untuk mengoptimalkan respon pasien
Dokumentasikan respons terhadap efek
analgetik dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping
obat
338
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesic, jika perlu
339
Batuk sebelum menelan jika tersedia
Batuk setelah makan atau minum
Tersedak Edukasi
Makanan tertinggal dirongga Jelaskan posisi makanan pada pasien
mulut yang mengalami gangguan penglihatan
Bolus masuk terlalu cepat dengan menggunakan arah jarum jam
Refluks nasal
Tidak mampu membersihkan Kolaborasi
rongga mulut Kolaborasi pemberian obat (mis.
Makanan terdorong keluar dari Analgesic, antiemetic) sesuai indikasi
mulut
Sulit mengunyah B. PENCEGAHAN ASPIRASI
Observasi
Muntah sebelum menelan
Monitor tingkat kesadaran, batuk,
Bolus terbentuk lama
muntah dan kemampuan menelan
Waktu makan lama
Monitor status pernafasan
Porsi makanan tidak habis Monitor bunyi nafas, terutama
Fase oral abnormal setelah makan/ minum
Mngiler Periksa residu gaster sebelum
Muntah memberi asupan oral
Posisi kepala kurang evaluasi Periksa kepatenan selang
Menelan berulang ulang nasogastric sebelum memberi asupan
Hematemesis oral
Gelisah regurgitasi
Odinofagia Terapeutik
bruksisme Posisikan semi fowler (30-45
derajat) 30 menit sebelum memberi
asupan oral
Pertahankan posisi semi fowler
(30-45 derajat) pada pasien tidak sadar
Pertahanakan kepatenan jalan
340
nafas (mis. Tehnik head tilt chin lift, jaw
trust, in line)
Pertahankan pengembangan
balon ETT
Lakukan penghisapan jalan nafas,
jika produksi secret meningkat
Sediakan suction di ruangan
Hindari memberi makan melalui
selang gastrointestinal jika residu
banyak
Berikan obat oral dalam bentuk
cair
Edukasi
Anjurkan makan secara perlahan
Ajarkan strategi mencegah
aspirasi
Ajarkan teknik mengunyah atau
menelan, jika perlu
341
Defisit perawatan diri berhungan Setelah dilakukan intervensi keperawatanDukungan perawatan diri
dengan selama ………. Jam, Perawatan diriObservasi
Gangguan muskoloskeletal meningkat , teratasi dengan kriteria hasil Identifikasi kebiasaan aktivitas
Gangguan neuromuskuler : perawatan diri sesuai usia
Kelemahan Kemampuan mandi meningkat Monitor tingkat kemandirian
Gangguan psikologis dan psikotik Kemapuan mengenakan pakaian Identifikasi kebutuhan alat bantu
Penurunan motivasi/minat meningkat kebersihan diri, berpakaian, berhias
Data Subjektif : Kemampuan makan meningkat dan makan
Monolak melakukan perawatan Kemampuan ke toilet (BAB/BAK)
diri meningkat Terapeutik
………………. Verbalisasi keinginan melakukan Sediakan lingkungan yang terapetik
………………. perawatan diri meningkat (mis. Suasana hangat, rileks, privasi)
Data Objektif : Minat melakukan perawatan diri Siapkan keperluan pribadi (mis.
Tidak mampu mandi/mengenakan meningkat Parfum, sikat gigi, dan sabun mandi)
pakaian/makan/ke toilet/berhias Mempertahankan kebersihan diri Dampingi dalam melakukan perawatan
secara mandiri meningkat diri sampai mandiri
Minat melakukan perawatan diri Mempertahankan kebersihan mulut Fasilitasi untuk menerima keadaan
kurang meningkat ketergantungan
……………… Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
……………… mampu melakukan perawatan diri
Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi
Anjurkan melakukan perawatan diri
secara konsisten konsisten sesuai
kemampuan
342
Gangguan komunikasi verbal Setelah dilakukan intervensiPromosi komunikasi Efektif
berhubungan dengan keperawatan selama ………. Jam,Observasi
Penurunan sirkulasi serebral Komunikasi Verbal meningkat teratasi Identifikasi prioritas metode
Gangguan neuromuskuler dengan kriteria hasil : komunikasi yang digunakan sesuai
Gangguan pendengaran Kemampuan berbicara meningkat dengan kemapuan
Gangguan musculoskeletal Kemampuan mendengar Identifikasi sumber pesan secara jelas
Kelainan palatum meningkat (siapa seharusnya mengatakannya)
Hambatan fisik (mis. Terpasang Kesesuaian ekspresi wajah/tubuh
trakheostomi, intubasi, meningkat Terapeutik
krikotiroidektomi) Kontak mata meningkat Fasilitasi mengungkapkan isi pesan
Hambatan individu (mis. Afasia menurun dengan jelas
Ketakutan, kecemasan, merasa Disfasia menurun Fasilitasi penyampaian struktur pesan
malu, emosional, kurang privasi) Apraksia menurun secara logis
Hambatan psikologis (mis. Ggn Disleksia menurun Dukung pasien dan keluarga
psikotik, gangguan konsep diri, Disatria menurun menggunakan komunikasi efektif
harga diri rendah, ganguan emosi) Afonia menurun
Hambatan lingkungan (mis. Dislalia menurun Edukasi
Ketidakcukupan informasi, Pelo menurun Jelaskan perlunya komunikasi efektif
ketidadaan orang terdekat, Gagap menurun Ajarkan memformulasikan pesan
ketidaksesuaian budaya, Bahasa Respon perilaku membaik dengan tepat
asing) Pemahaman komunikasi membaik
Data Subjektif
…………….
…………….
Data Objektif
Tidak mampu berbicara atau
mendengar
Menunjukkan respon tidak sesuai
Afasia
Disfasia
343
Apraksia
Disleksia
Disartria
Afonia
Dislalia
Pelo
Gagap
Tidak ada kontak mata
Sulit memahami komunikasi
Sulit menggunakan ekspresiwajah
atau tubuh
Tidak mampu menggunakan
ekspresi wajah atau tubuh
Sulit menyusun kalimat
Verbalisasi tidak tepat
Sulit mengungkapkan kata-kata
Disorientasi orang, ruang, waktu
Deficit penglihatan
Delusi
344
Suhu lingkunga yang ekstrem Nyeri menurun Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
Factor mekanis (mis. Penekatan, Perdarahan menurun Lakukan pemijatan pada area
gesekan) atau factor elektris Kemerahan menurun penonjolan tulang jika perlu
(elektrodiatermi, energy listrik Hematoma menurun Bersihkan perneal dengan air hangat,
bertegangan tinggi) Pigmentasi abnormal menurun terutama selama periode diare
Terapi radiasi Jaringan parut menurun Gunakan produk berbahan petroleum
Kelembapan Nekrosis menurun atau minyak pada kulit kering
Proses penuaan Abrasi kornea menurun Gunakan produk berbahan
Neuropati perifer Suhu kulit membaik ringan/alami dan hipoalergik pada kulit
Perubahan pigmentasi Sensasi membaik sensitive
Perubahan hormonal Tekstus membaik Hindari produk bebahan dasar alcohol
Penekanan pada tonjolan tulang Pertumbuhan rambut membaik pada kulit kering
Kurang terpapar informasi tentang
upaya Edukasi
mempertahankan/melindungi Anjurkan menggunakan pelembab
integritas jaringan Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkann meningkatkan asupan
nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan buah
dan sayur
Anjurkan menghindari terpapar suhu
ekstrem
Anjukan menggunakan tabir surya SPF
minimal 30 saat berada dluar rumah
Anjurkan madid an menggunakan
sabun secukupkan
345
Gangguan mobilitas fisik BerhubunganSetelah dilakukan intervensi keperawatanDukungan Ambulasi
dengan selama ………. Jam, Mobilitas fisikObservasi
Kerusakan integritas strukturmeningkat dengan kriteria hasil Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
tulang Pergerakan ekstremitas meningkat fisik lainnya
Perubahan metabolism Kekuatan otot meningkat Identifikasi toleransi fisik melakukan
Ketidakbugaran fisik Rentang gerak (ROM) meningkat ambulasi
Penurunan kendali otot Nyeri menurun Monitor frekuensi jantung dan tekanan
Keterlambatan perkembangan Kecemasan menurun darah sebelum memulai ambulasi
Kekakuan sendi Kaku sendi menurun Monitor kondisi umum selama
Kontraktur Gerakan tidak terkoordinasi melakukan ambulasi
Malnutrisi menurun
Gangguan musculoskeletal Gerakan terbatas menurun Terapeutik
Indeks masa tubuh diatas Kelemahan fisik menurun Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
peersentil k-75 sesuai usia bantu (mis. Tongkat, kruk)
Efek agen farmakologis Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik
Program pembatasan gerak Libatkan keluarga untuk membantu
Nyeri pasien dalam meningkatkan ambulasi
Kurang terpapar informasi tentang
aktivitas fisik Edukasi
kecemasan Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
gangguan kognitif Anjurkan melakukan ambulasi dini
Keengganan melakukan Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
pergerakan dilakukan (mis. Berjalan dan tempat
tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat
Gangguan sensoripersepsi
tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai
toleransi)
Data Subjektif
Mengeluh sulit menggerakkan
ekstremitas
Nyeri saat bergerak
Enggan melakukan pergerakan
346
Merasa cemas saat bergerak
Data objektif
Kekuatan otot rentang menurun
Rentang gerak (ROM) menurun
Sendi kaku
Gerakan tidak terkoordinasi
Gerakan terbatas
Fisik lemah
347
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
SIROSIS HEPAR
UPTD. RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
BANTEN
1. Pengertian Sirosis adalah cidera pada struktur seluler
dari hati menyebabkan fibrosis terkait
dengan radang kronis dan perubahan
necrotic. Ada perubahan modular pada
hati. Saluran empedu dan pembuluh darah
melalui hati mungkin akan terhambat
karena perubahan nodular maupun
fibrosis.
2. Assesment 1. Lemah, lelah karena penyakit kronis
Keperawatan 2. Kram otot
3. Berat badan menurun
4. Anoreksia
5. Mual sampai muntah
6. Ascites : akumulasi cairan di lubang
perut karena hipertensi portal
7. Nyeri abdomen
8. Hepatomegaly
9. Dyspnea karena tekanan pada diafragma
akibat ascites
3. Diagnosis Defisit Nutrisi (D.0019)
Keperawatan Nyeri akut (D.0077)
Intoleransi Aktivitas (D.0056)
Pola Napas Tidak Efektif (D.0005)
Hipervolemia (D.0022)
4. Kriteria Evaluasi Status Nutrisi Membaik(L. 03030)
Porsi makanan yang dihabiskan
meningkat
kekuatan otot mengunyah dan
menelan meningkat
Berat badan dan indeks masa tubuh
membaik
Frekuensi makan menbaik
Nafsu makan membaik
Bising usus menbaik
Membran mukosa membaik
351
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
SIROSIS HEPAR
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intrevensi Keperawatan
5. Defisit Nutrisi (Berhubungan dengan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi
Ketidakmampuan menelan makanan selama…x…jam maka status nutrisi Observasi
Ketidakmampuan mencerna makanan membaik dengan kriteria hasil : Identifikasi status nutrisi
Ketidakmampuan mengabsorbsi Porsi makanan yang dihabiskan Identifikasi alergi dan intoleransi
nutrien meningkat makanan
Peningkatan kebutuhan metabolisme Kekuatan otot pengunyah meningkat Identifikasi makanan yang disukai
Faktor ekonomi (mis, finansial tidak Kekuatan otot menelan meningkat Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
mencukupi) Serum abumin meningkat nutrien
Faktor psikologis (mis, stres, Verbalisasi keinginan untuk Identifikasi perlunya penggunaan
keengganan untuk makan) meningkatkan nutrisi meningkat nasogastrik
Pengetahuan tentang pilihan makanan Monitor asupan makanan
Ditandai dengan : yang sehat meningkat Monitor berat badan
DS : Pengetahuan tentang pilihan Monitor hasil pemeriksaan
Cepat kenyang setelah makan minuman yang sehat meningkat laboratorium
Kram/nyeri abdomen Pengetahuan tentang standart asupan
Nafsu makan menurun nutrisi yang tepat meningkat Terapeutik
Penyiapan dan penyimpanan Lakukan oral hygiene sebelum makan
DO : makanan yang aman meningkat jika perlu
Berat badan menurun minimal 10% Penyiapan dan penyimpanan Fasilitasi menentukan pedoman diet
dibawah rentang ideal minuman yang aman meningkat (mis, piramida makanan)
Bising usus hiperaktif Sikap terhadap makanan/minuman Sajikan makanan secara menarik dan
Otot pengunyah lemah sesuai dengan tujuan kesehatan suhu yang sesuai
meningkat Berikan makanan tinggi serat untuk
352
Otot menelan lemah Perasaan cepat kenyang menurun mecegah konstipasi
Membran mukosa pucat Nyeri abdomen menurun Berikan makanan tinggi kaori dan
Sariawan Sariawan menurun tinggi kalori
Serum abumin turun Rambut rontok menurun Berikan suplemen makanan jika perlu
Rambut rontok berlebihan Diare menurun Hentikan pemberian makan melalui
Diare Berat badan membaik selang nasogastrik jika asupan oral
IMT (Indeks Masa Tubuh) dapat ditoleransi
Frekuensi makan
Nafsu makan Edukasi
Bising usus Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Tebal lepatan kulit trisep Ajarkan diet yang diprogramkan
Membran mukosa
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan mis, pereda nyeri, anti
emetik (jika perlu)
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumaah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan.
353
sehari-hari
Monitor berat badan
Monitor albumin, limfosit dan elektrolit
serum
Terapeutik
Berikan perawatan mulut sebelum
pemberian makan jika perlu
Sediakan makanan yang tepat sesuai
kondisi pasien misal makanan dengan
tekstur halus, makanan yang
diblender, makanan cair yang diberikan
melalui NGT atau gastrostomi, total per
enterat nutrision sesuai indikasi
Hidangkan makanan secara menarik
Berikan suplemen jika perlu
Berikan pujian pada pasien atau
keluarga untuk peningkatan yang
dicapai
Edukasi
Jelaskan jenis makanan yang bergizi
tinggi namun tetap terjangkau
Jelaskan peningkatan asupan kalori
yang dibutuhkan
354
6. Nyeri akut berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nyeri
Agen pencedera fisiologis (mis : selama ………. jam masalah nyeri akut Observasi
inflamasi, leukemia, neoplasma) menurun dengan kriteria hasil : Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Agen pencedera kimiawi (mis : Kemampuan menuntaskan aktivitas frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
terbakar, bahan kimia iritan) meningkat Identifikasi skala nyeri
Agen pencedera fisik (mis: abses, Keluhan nyeri menurun Identifikasi respon nyeri non verbal
amputasi, terbakar, terpotong, Meringis menurun Identifikasi faktor yang memperberat
mengangkat berat, prosedur Sikap protektif menurun dan memperingan nyeri
operasi, trauma, latihan fisik Gelisah menurun Identifikasi pengetahuan dan
berlebihan) Kesulitas tidur menurun keyakinan tentang nyeri
Menarik diri menurun Identifikasi pengaruh budaya terhadap
Ditandai dengan : Berfokus pada diri sendiri menurun respon nyeri
DS : Anoreksia menurun Identifikasi pengaruh nyeri pada
Mengeluh nyeri Muntah menurun kualitas hidup
DO : Monitor keberhasilan terapi
Mual menurun
Tampak meringis komplementer yang sudah diberikan
Frekuensi nadi membaik
Bersikap protektif (mis: waspada, Monitor efek samping penggunaan
Pola nafas membaik
menghindari nyeri) analgetik
Tekanan darah membaik
Gelisah
Proses berfikir membaik
Frekuensi nadi meningkat Terapeutik
Focus membaik
Sulit tidur Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Perilaku membaik
Tekanan darah meningkat mengurangi nyeri (mis ; TENS,
Nafsu makan membaik
Pola nafas berubah hypnosis, akupresur, terapi music,
Pola tidur membaik
Nafsu makan berubah biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
Proses berfikir terganggu teknik imajinasi terbimbing, kompres
Menarik diri hangat/ dingin, terapi bermain)
355
Berfokus pada diri sendiri Control lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis : suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesic
secara tepat
Ajarkan tehnik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika
perlu
7. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Energi
dengan : selama…x…jam maka Toleransi Aktivitas Observasi
meningkat dengan kriteria hasil : Identifikasi gangguan fungsi tuuh yang
Ketidakseimbangan antara suplai mengakibatkan kelelahan
dan kebutuhan oksigen Frekuensi nadi meningkat ( ) Monitor kelelahan fisik dan emosional
356
Tirah baring Saturasi oksigen meningkat ( ) Monitor pola dan jam tidur
Kelemahan Kemudahan dalam melakukan Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
Imobilitas aktivitas sehari –hari meningkat selama melakukan aktivitas
Gaya hidup monoton Kecepatan berjaan meningkat
Jarak berjalan meningkat Terapeutik
Ditandai dengan : Kekuatan tubuh bagian atas Sediakan lingkungan nyaman dan
meningkat rendah stimulus (mis, cahaya, suara,
DS. Kekuatan tubuh bagian bawah kunjungan)
Mengeluh lelah meningkat Lakukan latha rentang gerak pasif
Dispnea saat/setelah ativitas Toleransi dalam menaiki tangga dan/atau aktif
Merasa tidak nyaman setelah meningkat Berikan aktivitas distraksi yang
beraktivitas Keluahan lelah menurun menyenangkan
Merasa lemah Dispnea saat aktivitas menurun Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur,
Dispea setelah aktivitas menurun jika tidak dapat berpindah atau
DO. Perasaan lemah menurun berjalan
Frekuensi jantung meningkat >20% Aritmia saat aktivitas menurun
dari kondisi istirahat Aritmia setelah aktivitas menurun Edukasi
Tekanan darah berubah >20% dari Anjurkan tirah baring
Sianosis menurun
kondisi istirahat Anjurkan melakukan aktivitas secara
Warna kulit membaik
Gambaan EKG menunjukan aritmia bertahap
Tekanan darah membaik
saat/setelah aktivitas Anjurkan menghubungi perawat jika
Frekuensi napas membaik
Sianosis tanda dan gejala kelelahan
EKG iskemia membaik
tidakberkurang
Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
357
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
8. Pola Napas Tidak efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan Respirasi
dengan selama …x jam maka pola nafas membaik Observasi
dengan kriteria hasil : Monitor frekuensi,irama,kedalaman
Depresi pusat pernapasan dan upaya nafas,
Hambatan upaya napas (mis. Nyeri Ventilasi semenit meningkat Monitor pola nafas (bradipnea,
saat bernapas, kelemahan otot Kapasitas Vital meningkat takipnea, hiperventilasi,
pernapasan) Diameter thoraks anterior-posterior kussmaul,Cheyno-stokes)
Deformitas dinding dada meningkat Monitor kemampuan batuk efektif
Deformitas tulang dada Tekanan inspirasi meningkat Monitor adanya produksi sputum
Gangguan neuro muskular Tekanan ekspirasi meningkat Monitor adanya sumbatan jalan nafas,
Gangguan neurologis (mis. Dispnea menurun Palpitasi kesemetrisan ekspansi paru
Elektroensefalogram (EEG) positif, Penggunaan otot bantu nafas Auskultasi bunyi nafas, Pantau
cedera kepala, gangguan kejang) menurun saturasi Oksigen
Imaturitas neurologis
Pemanjangan fase ekspirasi menurun Pantau nilai AGD, Pantau Hasil Xray
Penurunan energi
Ortopnea menurun
Obesitas
Pernafasan Pursed-tip menurun Teurapeutik
Posisi tubuh yang menghambat
Penafasan cuping hidung menurun Atur interval Waktu Pemantauan
ekspansi paru
Frekuensi nafas membaik respirasi sesuai kondisi pasien
Sindrom hipoventilasi
Kedalam nafas membaik Dokumentasi hasil pemantauan pola
Kerusakan inervasi diafragma
Ekskursi dada membaik nafas
(kerusakan saraf C5 ke atas)
Cedera pada medulla spinalis
Edukasi
Efek agen farmakologis
Jelaskan tujuan dan prosedur
Kecemasan
358
pemantauan
Manajemen jalan nafas
Ditandai dengan : Observasi
Monitor pola napas (frekuensi,
DS. kedalaman, usaha napas)
Dispnea Monitor bunyi napas tambahan (mis.
Ortopnea Gurgling, mengi, weezing, ronkhi
kering)
DO: Monitor sputum (jumlah, warna,
Pernapasan pursed-lip. aroma)
Pernapasan cuping hidung.
Diameter thoraks anterior— Terapeutik
posterior meningkat Pertahankan kepatenan jalan
Ventilasi semenit menurun napas dengan head-tilt dan chin-lift
Kapasitas vital menurun (jaw-thrust jika curiga trauma cervical)
Tekanan ekspirasi menurun Posisikan semi-Fowler atau
Tekanan inspirasi menurun Fowler
Ekskursi dada berubah Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan endotrakheal
Keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsepMcGill
Berikan oksigen, jika perlu
359
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
9. Hipervolemia berhubungan dengan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Hipervolemia
Gangguan mekanisme regulasi selama …x jam maka keseimbangan Observasi
Kelebihan asupan cairan cairan meningkat dengan kriteria hasil : Periksa tanda dan gejala hypervolemia
Kelebihan asupan natrium Identifikasi penyebab hypervolemia
Gangguan aliran balik vena Asupan cairan meningkat Monitor status hemodinamik, tekanan
Efek agen farmakologis (mis: Output urin meningkat darah, MAP, CVP, PAP, PCWP, CO jika
kortikosteroid, chlorpropamide, Membrane mukoa lembab meningkat tersedia
tolbutamide, vincristine, Edema menurun Monitor intaje dan output cairan
tryptilinescarbamazepine) Dehidrasi menurun Monitor tanda hemokonsentrasi
Tekanan darah membaik ( kadar Natrium, BUN, hematocrit,
Ditandai dengan : Frekuensi nadi membaik berat jenis urine)
Kekuatan nadi membaik Monitor tanda peningkatan tekanan
DS. Tekanan arteri rata-rata membaik onkotik plasma
Pasien mengeluh sesak Mata cekung membaik Monitor kecepatan infus secara ketat
Turgor kulit membaik Monitor efek samping diuretic
DO:
Ederma anasarka dan/atau ederma Therapeutik
perifer Timbang berat bada setiap hari pada
360
Berat badan meningkat dalam waktu waktu yang sama
singkat Batasi asupan cairan dan garam
Jugular Venous Pressure (JVP) Tinggikan kepala tempat tidur 30-40
dan/atau Cental Venous Pressure derajat
(CVP) meningkat
Refleks hepatojugular positif Edukasi
Ditensi vena jugularis Anjurkan melapor jika haluaran urine
Terdengar suara nafas tembahan <0.5 ml/kg/jam dalam 6 jam
Hepatomegali Anjurkan melapor jika BB bertambah >
Kadar Hb/Ht turun 1 kg dalam sehari
Oliguria Ajarkan cara mengukur dan mencatat
Intake lebih banyak dari output asupan dan haluaran cairan
(balance cairan positif) Ajarkan cara membatasi cairan
Kongesti paru
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuritik
Kolaborasi penggantian kehilangan
kalium akibat diuretic
Kolaborasi pemberian continuous renal
replacement therapy
Pemantauan Cairan
Observasi
Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
Monitor frekuensi nafas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
361
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor elastisitas atau turgor kulit
Monitor jumlah, waktu dan berat jenis
urine
Monitor kadar albumin dan protein
total
Monitor hasil pemeriksaan serum (mis.
Osmolaritas serum, hematocrit,
natrium, kalium, BUN)
Identifikasi tanda-tanda hipovolemia
(mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi menyempit,
turgor kulit menurun, membrane
mukosa kering, volume urine
menurun, hematocrit meningkat, haus,
lemah, konsentrasi urine meningkat,
berat badan menurun dalam waktu
singkat)
Identifikasi tanda-tanda hypervolemia
mis; Dyspnea, edema perifer, edema
anasarka, JVP meningkat, CVP
meningkat, refleks hepatojogular
positif, berat badan menurun dalam
waktu singkat)
Identifikasi factor resiko
ketidakseimbangan cairan (mis.
362
Prosedur pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka bakar,
apheresis, obstruksi intestinal,
peradangan pankreas, penyakit ginjal
dan kelenjar, disfungsi intestinal)
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
363
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
365
Status Nutrisi Membaik(L. 03030)
Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
kekuatan otot mengunyah dan menelan
meningkat
Berat badan dan indeks masa tubuh
membaik
Frekuensi makan menbaik
Nafsu makan membaik
Bising usus menbaik
Membran mukosa membaik
367
https://www.verywellhealth.com/tuberculosis-
overview-1958923
3) Agyeman AA & Aseno R.O. 2017. Tuberculosis
– an Overview. Journal Of Public Health And
Emergency. Vol 1. No.1. 2017.
https://jphe.amegroups.com/article/view/366
8/4421
4) PPNI, 2017. Standart Diagnosis Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II. DPP PPNI. Jakarta
5) PPNI, 2018. Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II. DPP PPNI. Jakarta
6) PPNI, 2019. Standart I Luaran Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II. DPP PPNI. Jakarta
368
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
TB PARU
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intrevensi Keperawatan
1 Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan nafas
Berhubungan dengan: keperawatan selama x jam maka
Bersihan jalan nafas meningkat Observasi
Spasme jalan nafas dengan kriteria hasil : Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
Hipersekresi jalan nafas Usaha nafas)
Disfungsi neuromuskuler Produksi sputum menurun ( ) Monitor bunyi nafas tambahan(gurgling,
Benda asing dalam jalan nafas Batuk Efektif ( ) mengi, weezing, ronkhi)
Adanya jalan nafas buatan Frekuensi nafas membaik ( ) Monitor Sputum (jumlah, warna, Aroma)
Sekresi yang tertahan Dispnea menurun ( )
Hiperplasia dinding jalan nafas Sianosis menurun ( ) Terapeutik
Proses infeksi Gelisah berkurang( ) Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan
Respon alergi Pola nafas membaik ( ) head-tilt dan chin-lift (jaw-trust jika curiga
Efek agen farmakologis (mis. anastesi) trauma servical)
Posisikan semi fowler/ fowler
Ditandai dengan : Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
DS : Lakukan penghisapan lendir kurang dari
Dispnea 15 detik
sulit bicara Lakukan hiperoksigenisasi sebelum
Ortopnea penghisapan endotrakheal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan
DO : forcep McGill
Batuk tidak efektif Berikan Oksigenisasi
Tidak mampu batuk
Sputum berlebih Edukasi
Mengi, wheezing dan atau ronkhi kering Ajarkan teknik batuk Efektif
369
Mekonium dijalan nafas (pada neonatus) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
Gelisah tidak kontraindikasi
Sianosis
Bunyi nafas menurun Kolaborasi
Frekuensi nafas berubah Kolaborasi pemberian bronkodilator,
Pola nafas berubah ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Observasi
Identifikasi kemampuan batuk
Monitor adanya retensi sputum
Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
nafas
Monitor input dan out put cairan (misal :
jumlah dan karakteristik )
Terapeutik
Atur posisi semi fowler atau fowler
Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
pasien
Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
Anjurkan tarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik,di tahan selama 2
detik kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu ( di bulatkan )
370
selama 8 detik
Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam
hingga 3 kali
Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik nafas dalam yg ke 3
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian mukolitik
/ekspektoran
2 Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan Respirasi
dengan : selama…x… jam maka Obsevasi
Pertukaran gas meningkat dengan Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi kriteria hasil : upaya napas
Perubahan membran alveolus-kapiler Monitor pola napas (seperti bradipnea,
Dispnea menurun takipnea, hiperventilasi, kusmaul, cheyne-
Ditandai dengan : Bunyi napas tambahan menurun stoke, biot, ataksik)
DS: Pusing menurun Monitor kemapuan batuk efektif
Dispnea Penglihatan kabur menurun Monitor adanya produksi sputum
Pusing Diaphoresis menurun Monitor adasnMonitor frekuensi, irama,
Penglihatan kabur Gelisah menurun kedalaman, dan upaya napas
Napas cuping hidung menurun Monitor pola napas (seperti bradipnea,
DO: PCO2 membaik takipnea, hiperventilasi, kusmaul, cheyne-
PCO2 meningkat PO2 membaik stoke, biot, ataksik)
PO2 menurun Takikardia membaik Monitor kemapuan batuk efektif
Takikardia PH arteri membaik Monitor adanya produksi sputum
pH arteri meningkat/menurun Sianosis membaik Monitor adasnya sumbatan jalan napas
Bunyi napas tambahan Pola napas membaik Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Sianosis Warna kulit membaik Auskultasi bunyi napas
Diaforesis Monitor saturasi oksigen
Gelisah Monitor nilai AGD
371
Napas cuping hidung Monitor hasil x-ray thorax
Pola napas abnormal
(cepat/lambat/reguler/ireguler, Terapeutik
dalam/dangkal) Atur interval kemantauan respirasi sesuai
Warna kulit abnormal (mis. Pucat, kondisi pasien
kebiruan) Dokumentasikan hasil pemantauan
Kesadaran menurun
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan jika perlu
Terapi Oksigen
Observasi
Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor posisi alat terapi oksigen
Monitor aliran oksigen secara priodik dan
pastikan fraksi yang diberikan cukup
Monitor efektivitas terapi oksigen misal,
oksimetri, analisa gas darah
Monitor kemampuan melepaskan oksigen
saat makan
Monitor tanda-tanda hipoventilasi
Monitor tanda dan gelaja toksikasi
oksigen dan aktelektasis
Monitor tingkat kecemasan akibat terapi
oksigen
Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
372
Terapeutik
Bersihan sekret pada mulut, hidung dan
trakea jika perlu
Pertahankan kepatenan jalan napas
Siapkan dan atur peralatan pemberian
oksigen
Berikan oksigen tambahan jika perlu
Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai
dengan tingkat mobilitas pasien
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktivitas dan atau tidur
3 Defisit Nutrisi Berhubungan dengan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi
selama…x…jam maka status nutrisi Observasi
Ketidakmampuan menelan makanan membaik dengan kriteria hasil : Identifikasi status nutrisi
Ketidakmampuan mencerna makanan Identifikasi alergi dan intoleransi
Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien Porsi makanan yang dihabiskan makanan
Peningkatan kebutuhan metabolisme meningkat Identifikasi makanan yang disukai
Faktor ekonomi (mis, finansia tidak Kekuatan otot pengunyah Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
mencukupi) meningkat nutrien
Faktor psikologis (mis, stres, keengganan Kekuatan otot menelan meningkat Identifikasi perlunya penggunaan
untuk makan) Serum abumin meningkat nasogastrik
373
Verbaisasi keinginan untuk Monitor asupan makanan
Ditandai dengan : meningkatkan nutrisi meningkat Monitor berat badan
DS : Pengetahuan tentang pilihan Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Cepat kenyang setelah makan makanan yang sehat meningkat
Kram/nyeri abdomen Pengetahuan tentang pilihan Terapeutik
Nafsu makan menurun minuman yang sehat meningkat Lakukan oral hygiene sebelum makan
Pengetahuan tentang standart jika perlu
DO: asupan nutrisi yang tepat Fasilitasi menentukan pedoman diet
Berat badan menurun minimal 10% meningkat (mis, piramida makanan)
dibawah rentang ideal Penyiapan dan penyimpanan Sajikan makanan secara menarik dan
Bising usus hiperaktif makanan yang aman meningkat suhu yang sesuai
Otot pengunyah lemah Penyiapan dan penyimpanan Berikan makanan tinggi serat untuk
Otot menelan lemah minuman yang aman meningkat mecegah konstipasi
Membran mukosa pucat Sikap terhadap Berikan makanan tinggi kaori dan tinggi
Sariawan makanan/minuman sesuai dengan kalori
Serum abumin turun tujuan kesehatan meningkat Berikan suplemen makanan jika perlu
Rambut rontok berlebihan Perasaan cepat kenyang menurun Hentikan pemberian makan melalui
Diare Nyeri abdomen menurun selang nasogastrik jika asupan oral dapat
Sariawan menurun ditoleransi
Rambut rontok menurun
Diare menurun Edukasi
Berat badan membaik Anjurkan posisi duduk, jikamampu
IMT (Indeks Masa Tubuh) Ajarkan diet yang diprogramkan
Frekuensi makan
Nafsu makan Kolaborasi
Bising usus Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
Tebal lepatan kulit trisep makan mis, pereda nyeri, anti emetik
Membran mukosa (jika perlu)
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumaah kalori dan jenis
374
nutrien yang dibutuhkan.
Terapeutik
Berikan perawatan mulut sebelum
pemberian makan jika perlu
Sediakan makanan yang tepat sesuai
kondisi pasien misal makanan dengan
tekstur halus, makanan yang diblender,
makanan cair yang diberikan melalui
NGT atau gastrostomi, total per enterat
nutrision sesuai indikasi
Hidangkan makanan secara menarik
Berikan suplemen jika perlu
Berikan pujian pada pasien atau
keluarga untuk peningkatan yang dicapai
Edukasi
Jelaskan jenis makanan yang bergizi
tinggi namun tetap terjangkau
375
Jelaskan peningkatan asupan kalori
yang dibutuhkan
4 Ketidakpatuhan Berhubungan dengan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Kepatuhan Program pengobatan
selama…x…jam maka tingkat Observasi
Disabilitas (mis. penurunan daya ingat, kepatuhan meningkat dengan kriteria Identifikasi kepatuha menjaani
defisit sensorik/motorik) hasil : programn pengobatan
Efek samping program
perawatan/pengobatan Verbalisasi kemauan, mematuhai Terapeutik
Beban pebiayaan program program perawatan/pengobatan Buat komitmen menjalani program
perawatan/pengobatan meningkat pengobatan dengan baik
Lingkungan tidak terapeutik Verbaisasi mengikuti anjuran Buat jadwal pendampingan keluarga
Program terapi kompleks dan/atau meningkat untuk bergantian menemani pasien
lama Resiko komplikasi penyakit/masalah selama menjalani program pengobatan
Hambatan mengakses pelayanan kesehatan menurun jika perlu
kesehatan (mis. gangguan mobilisasi, Perilaku mengikuti program Dokumentasikan aktivitas selama
masalah transportasi, ketiadaan orang perawatan/pengobatan membaik menjalani proses pengobatan
merawat anak dirumah, cuaca tidak Perilaku menjalankan anjuran Diskusikan hal-hal yang dapat
menentu membaik medukung atau menghambat
Program terapi tidak ditanggung Tanda dan gejala penyakit membaik berjalannya program pengobatan
asuransi Libatkan keluarga untuk mendukung
Ketidakadekuatan pemahaman program pengobatan yang dijalani
(sekunder akibat defisit kognitif,
kecemasan, gangguan Edukasi
penglihatan/pendengaran,kelelahan,kuran Informasikan program pengobatan yang
g motivasi harus dijalani
Informasikan manfaat yang akan
Ditandai dengan : diperoleh jika teratur menjaani program
pengobatan
DS: Anjurkan keluarga untuk mendampingi
Menolak menjalani perawatan / dan merawat pasien selama menjalani
376
pengobatan program pengobatan
Menolak mengikuti anjuran Anjurkan pasien dan keluarga
melakukan konsultasi ke pelayanan
DO: kesehatan terdekat jika perlu
perilaku tidak mengikuti program
perawatan/pengobatan Dukungan tanggung jawab pada diri sendiri
Perlikau tidak menjalankan anjuran Observasi
Tamapak tanda/gejala Identifikasi persepsi tentang masalah
penyakit/masalah kesehatan masih ada kesehatan
atau meningkat Monitor pelaksanaan tanggung jawab
Tampak kompilasi penyakit/masalah
kesehatan menetap atau meningkat Terapeutik
Berikan kesempatan merasakan memiliki
tanggung jawab
Tingkatkan rasa tanggung jawab atas
perilaku sendiri
Hindari berdebat atau tawar menawar
tentang perannya diruang perawatan
Berikan penguatan dan umpan balik
positif jika melaksanakan tanggung
jawab atau mengubah perilaku
Edukasi
Diskusikan tanggung jawab terhadap
profesi pemberi asuhan
Diskusikan konsekuensi tidak
melaksanakan tanggung jawab
5 Defisit Pengetahuan Berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Edukasi kesehatan
dengan : selama…x…jam maka tingkat Observasi
pengetahuan meningkat dengan Identifikasi kesiapan dan kemampuan
377
Keteratasan kognitif kriteria hasil : menerima informasi
Gangguan fungsi kognitif Identifikasi faktor-faktor yang dapat
Kekeliruan mengikuti anjuran Perilaku sesuai anjuran meningkat meningkatkan dan menurunkan motifasi
Kurang terpapar informasi Verbalisasi minat dalam belajar perilaku hidup bersih dan sehat
Kurang minat dalam belajar meningkat
Kurang mampu mengingat Kemampuan menjelaskan Terapeutik
Ketidaktahuan menemukan sumber pengetahuan tentang suatu topik Sediakan materi dan media pendidikan
informasi meningkat kesehatan
Kemampuan menggambarkan Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
Ditandai dengan : pengalaman sebelumnya yang sesuai kesepakatan
dengan topik meningkat Berikan kesempatan untuk bertanya
DS: Perilaku sesuai dengan pengetahuan
Menanyakan masalah yang dihadapi meningkat Edukasi
Pertanyaan tentang masala yang Jelaskan faktor resiko yang dapat
DO: dihadapi menurun mempengaruhi kesehatan
Menunjukan perilaku tidak sesuai Persepsi yang keliru terhadap masaah Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
anjuran menurun Ajarkan strategi yang dapat digunakan
Menunjikan presepsi yang keliru Menjalani pemeriksaan yang tidak untuk meningkatkan perilaku hidup
terhadap masala tepat menurun bersih dan sehat
Menjalani pemeriksaan yang tepat Perilaku membaik
Menunjikan perilaku berlebihan (mis.
apatis, bermusuhan, agitasi,histeria)
378
4. Area Keperawatan Kritis
ASFIKSIA
UPTD. RUMAH
SAKIT UMUM
DAERAH BANTEN
Pengertian Pengertian Asfiksia menurut beberapa sumber:
a. WHO Asfiksia neonatorum adalah kegagalan
bernapas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir.
b. National Neonatology Forum of India
Asfiksia merupakan keadaan yang ditandai
dengan megap megap dan pernapasan tidak
efektif atau kurangnya usaha napas pada
menit pertama setelah kelahiran.
c. American College of Obstetric and
Gynaecology (ACOG) dan American
Academy of Paediatrics (AAP) Asfiksia
merupakan kondisi terganggunya
pertukaran gas darah yang menyebabkan
hipoksemia progresif dan hiperkapnia
dengan asidosis metabolik signifikan.
d. Standar pelayanan medis ilmu kesehatan
anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI
2004) Asfiksia neonatorum adalah
kegagalan bayi bernapas spontan dan
teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir yang ditandai dengan
hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis
Faktor resiko
Factor IBU
1.Antepartum 2 Intrapartum
Sosioekonomi penggunaan anastesi atau
rendah opiat
Primipara partus lama
Kehamilan ganda persalinan sulit dan
Infeksi saat traumatic
kehamilan meconium dalam ketuban
Hipertensi dalam ketuban pecah dini
kehamilan induksi oksitosin
Anemia kompresi tali pusat
Diabetes mellitus prolapse talipusat
Perdarahan trauma lahir
antepartum
Riwayat
kematian
sebelumnya
Factor janin
1.Antenatal 2.Pascanatal
(intrauterine) Sumbatan jalan nafas atas
Malpresentasi Sepsis Kongenital
( missal sungsang,
distosia bahu)
Prematuritas
Bayi Berat lahir
rendah (BBLR)
Pertumbuhan Janin
379
terhambat (PJT)
Anomaly kongenital
Pneumonia
Intrauterin
Aspirasi meconium
berat
Assesment Tanda dan gejala Asfiksia berdasarkan berat
Keperawatan ringannya:
Dengan menilai Apgar Score pada menit ke 1:
Hasil Apgar Score : 0 – 3 : Asfiksia Berat
Hasil Apgar Score : 4 – 6 : Asfiksia Sedang
Hasil Apgar Score : 7 – 10 : Normal
klinis 0 1 2
Denyut tidak < 100 >100
Jantung ada
Pernafasan tidak lambat menangis
ada
Tonus Otot lumpuh ekstremitas Reaksi
sedikit melawan
fleksi
Refleks Tidak Gerakan Reaksi
bereaksi sedikit melawan
warna Seluruh Tubuh Seluruh
kulit tubuh merah tubuh
biru/ muda, merah
pucat ekstremitas muda
biru
Tabel Sumber : Sinopsis Obstetri Gynekologi
382
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
ASFIKSIA
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Bersihan Jalan Nafas Tidak EfektifSetelah dilakukan tindakanManajemen Jalan nafas
berhubungan dengan: keperawatan selama jam maka Observasi
Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, Usaha
Spasme jalan nafas Bersihan jalan nafas meningkat
nafas)
Hipersekresi jalan nafas (L.01001) dengan kriteria hasil : Monitor bunyi nafas tambahan(gurgling, mengi,
Disfungsi neuromuskuler
weezing, ronkhi)
Benda asing dalam jalan nafas Produksi sputum menurun
Monitor Sputum (jumlah, warna, Aroma)
Adanya jalan nafas buatan Batuk Efektif meningkat
Sekresi yang tertahan Terapetik
Hiperplasia dinding jalan nafas Frekuensi nafas membaik
Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-
Proses infeksi Dispnea menurun tilt dan chin-lift (jaw-trust jika curiga trauma
Respon alergi servical)
Sianosis menurun Posisikan semi fowler/ fowler
Gelisah berkurang Berikan minum hangat
Ditandai dengan : Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
DS : Pola nafas membaik Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Dispnea, sulit bicara, Ortopnea
Lakukan hiperoksigenisasi sebelum penghisapan
DO :
endotrakheal
Tidak mampu batuk
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forcep
Sputum berlebih
McGill
Mengi, wheezing dan atau ronkhi kering
Berikan Oksigenisasi
Mekonium dijalan nafas (pada neonatus)
Gelisah Edukasi
Sianosis Ajarkan teknik batuk Efektif
Bunyi nafas menurun Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
Frekuensi nafas berubah kontraindikasi
383
Pola nafas berubah 4.Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
384
Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi
yang diberikan cukup
Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. oksimetri, analisa
gas darah ), jika perlu
Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
Monitor tanda-tanda hipoventilasi
Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis
Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan
oksigen
Terapeutik
Bersihkan secret pada mulut, hidung dan trachea, jika
perlu
Pertahankan kepatenan jalan nafas
Berikan oksigen tambahan, jika perlu
Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengat tingkat
mobilisasi pasien
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen
dirumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen dan
penggunaan oksigen saat aktivitas dan atau tidur
Kolaborasi pemilihan mode ventilator (mis. Control
volume, control tekanan, CPAP dll)
Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot, sedative,
analgesic, sesuai kebutuhan
385
Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk
meminimalkan hipoventilasi alveolus.
Resusitasi Neonatus
Observasi
Lakukan penilaian awal (apakah bayi cukup bulan,
apakah bayi menagis atau bernafas, apakah tonus otot
bayi baik)
Monitor secara periodic pernapasan, frekuensi denyut
jantung, dan Oksigenasi
Terapeutik
Tempatkan bayi baru lahir dibawah pemancar yang
hangat
Lakukan langkah awal stabilisasi (berikan kehangatan,
bersihkan jalan nafas, keringkan bayi, berikan
rangsangan taktil, dengan mengososk punggung bayi atau
telapak kaki bayi, atur posisi kaki dengan meletakan
gulungan kain pada bahu bayi)
Berikan Ventilasi Tekanan Positif (VTP) jika bayi tetap
apnea atau kesulitan bernafas
Pastikan perlekatan sungkup tepat menutupi dagu,
mulut, dan hidung
Berikan ventilasi dengan frekuensi napas 40-60 kali/mnt
untuk mencapai dan mempertahankan frekuensi denyut
jantung lebiih dari 100 /mnt
Lakukan kompresi dada dan ventilasi dengan rasio 3:1
jika frekuensi denyut jantung kurang dari 60 per menit
setelah ventilasi adekuat dengan oksigen selama 30 detik
Berikan kompresi 90 kompresi dan 30 ventilasi per menit
386
Berikan epinefrin dan atau cairan penambah volume
sesuai protocol
Pasang kateter orogastrik jika ventilasi diberikan selama
lebih dari 2 menit.
Hentikan resusitasi jika tidak terdeteksi detak jantung
selama 10 menitt
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur kepada orangtua dengan
metode komunikasi terapeutik
Kolaborasi
Kolaborasi intubasi endotrakeal jika ventilasi dengan
balon sungkp (buble-CPAP) tidak efektif atau memerlukan
waktu lama
3 Pola nafas tidak efektif berhubunganSetelah dilakukan tindakanPemantauan Respirasi
dengan keperawatan selama …x jam makaObservasi
Monitor frekuensi,irama,kedalaman dan
Depresi pusat pernapasan pola nafas membaik dengan kriteria
upaya nafas,
Hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat
hasil : Monitor pola nafas (bradipnea, takipnea,
bernapas, kelemahan otot pernapasan)
Deformitas dinding dada
hiperventilasi, kussmaul,Cheyno-stokes)
Ventilasi semenit meningkat
Deformitas tulang dada Monitor kemampuan batuk efektif
Gangguan neuro muskular
Kapasitas Vital meningkat Monitor adanya produksi sputum
Gangguan neurologis (mis. Diameter thoraks anterior-posterior Monitor adanya sumbatan jalan nafas,
Elektroensefalogram (EEG) positif, cedera Palpitasi kesemetrisan ekspansi paru
kepala, gangguan kejang) meningkat Auskultasi bunyi nafas, Pantau saturasi
Imaturitas neurologis Tekanan inspirasi meningkat Oksigen
Penurunan energi Pantau nilai AGD, Pantau Hasil Xrays
Obesitas Tekanan ekspirasi meningkat
Teurapeutik
387
Posisi tubuh yang menghambat ekspansi Dispnea menurun Atur interval Waktu Pemantauan respirasi
paru sesuai kondisi pasien
Sindrom hipoventilasi
Penggunaan otot bantu nafas
Dokumentasi hasil pemantauan pola nafas
Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan menurun
saraf C5 ke atas)
Cedera pada medulla spinalis Pemanjangan fase ekspirasiEdukasi
Efek agen farmakologis menurun Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Kecemasan
Ortopnea menurun Manajemen jalan nafas
Ditandai oleh pernafasan Pursed-tip menurun
DS: Dispnea Observasi
DO: Penafasan cuping hidung menurun Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
Pernapasan pursed-lip. usaha napas)
frekuensi nafas membaik Monitor bunyi napas tambahan (mis.
Pernapasan cuping hidung.
Diameter thoraks anterior—posterior Kedalam nafas membaik Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering)
meningkat Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Ventilasi semenit menurun Ekskursi dada membaik
Kapasitas vital menurun Terapeutik
Tekanan ekspirasi menurun Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
Tekanan inspirasi menurun head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
Ekskursi dada berubah trauma cervical)
Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakheal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsepMcGill
Berikan oksigen, jika perlu
388
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
jika tidak kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
389
Terapetik
Atur posisi kepala 45-60o untuk mencegah
aspirasi
Reposisi pasien setiap 2 jam, jika perlu
Lakukan perawatan mulut secara rutin,
termasuk sikat gigi setiap 12 jam
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir sesuai kebutuhan
Ganti sirkuit ventilator setiap 24 jam atau
sesuai ptotokol
Siapkan bag-valve mask disamping tempat tidur
untuk antisipasi malfungsi mesin. berikan
media untuk berkomunikasi (mis kertas,
pulpen)
Dokumentasi respon terhaddap ventilator
Kolaborasi
Kolaborasi pemilihan mode ventilator (mis.
Control volume, control tekanan, CPAP dll)
Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot,
sedative, analgesic, sesuai kebutuhan
Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk
meminimalkan hipoventilasi alveolus.
390
4 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakanPENCEGAHAN INFEKSI
Berhubungan dengan Observasi
keperawatan selama …x jam Tingkat
Efek prosedur Infasif Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat
BBLR infeksi menurun dengan kriteria alergi
Aspirasi meconium berat hasil : Identifikasi kontraindikasi pemberian
Peningkatan paparan organisme imunisasi
patogen lingkungn Kebersihan tangan meningkat, Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan
Ketidakadekuatan pertahanan tubuh kebersihan badan meningkat, ke pelayanan kesehatan
perifer : nafsu makan meningkat,
Ketuban pecah lama demam menurun Terapeutik
Ketuban pecah sebelum sputum berwarna hijau menurun Berikan suntikan pada pada bayi dibagian
waktunya periode malaise menurun paha anterolateral
Aspirasi meconium berat periode mengigil menurun Dokumentasikan informasi vaksinasi
Ketidakadekuatan pertahan tubuh letarghi menurun, kadar sel Jadwalkan imunisasi pada interval waktu
sekunder : darah putih membaik yang tepat
Riw. vaksinasi tidak adekuat kultur darah membaik
Edukasi
Prematuritas kultur urine membaik,
Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi,
kultur sputum membaik,
jadwal dan efek samping
kultur feses membaik
Informasikan imunisasi yang diwajibkan
pemerintah
Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus
Informasikan penundaan pemberian imunisasi
tidak berarti mengulang jadwal imunisasi
kembali
Informasikan penyedia layanan pekan
imunisasi nasional yang menyediakan vaksin
gratis
391
Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat
alergi
Identifikasi kontraindikasi pemberian
imunisasi
Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan
ke pelayanan kesehatan
Terapeutik
Berikan suntikan pada pada bayi dibagian
paha anterolateral
Dokumentasikan informasi vaksinasi
Jadwalkan imunisasi pada interval waktu
yang tepat
Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi,
jadwal dan efek samping
Informasikan imunisasi yang diwajibkan
pemerintah
Informasikan imunisasi yang
melindungiterhadap penyakit namun saat ini
tidak diwajibkan pemerintah
Informasikan vaksinasi untuk kejadian
khusus
Informasikan penundaan pemberian imunisasi
tidak berarti mengulang jadwal imunisasi
kembali
Informasikan penyedia layanan pekan
imunisasi nasional yang menyediakan vaksin
gratis
392
PANDUAN ASUHANKEPERAWATAN
393
8 Penelaah kritis Bidang Keperawatan, Sub komite mutu
keperawatan
9 Kepustakaan 1) Janes J, dkk. 2021. Dasar-dasar
Asuhan Keperawatan Penyakit
Dalam dengan Pendekatan
Klinis.Yayasan Kita Menulis,
cetakan 1.
2) Riasmini, Ni Made (dkk), 2017.
Panduan asuhan Keperawatan,
Jakarta: Universitas Indonesia
(uipress).
3) Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017.
Standar Diagnosis keperawatan
indonesia: definisi dan Indikator
diagnostik, edisi 1, Jakarta selatan:
DPP PPNI.
4) Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018.
Standar Intervensi keperawatan
indonesia: definisi dan Tindakan
keperawatan, edisi l, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
5) Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019.
Standar luaran Keperawatan
indonesia: definisi dan kriteria Hasil
keperawatan, edisi l, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
394
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Hipervolemia berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi
Gangguan mekanisme regulasi keperawatan selama ……. Jam
Kelebihan asupan cairan masalah hypervolemia teratasi
Kelebihan asupan natrium dengan kriteria hasil :
Gangguan aliran balik vena Asupan cairan meningkat
Efek agen farmakologis (kortikosteroid, chlorpropamide, Haluaran urine meningkat
tolbutamide, vincristine, tryptilinesscarbamazepine) Kelembababan membrane
mukosa meningkat
Ditandai dengan : Asupan makanan meningkat
DS : Edema menurun
Ortopneu Dehidrasi menurun
Dispneu Asites menurun
Paroxysmal nocturnal dispneu Konfusi menurun
DO : Tekanan darah membaik
Edema anasarka/ perifer Denyut nadi radial membaik
Berat badan meningkat dalam waktu singkat Tekanan arteri rata-rata
Jugular venous pressure (JPV) dan / CVP meningkat membaik
Reflek hepatojugular positif Membrane mukosa membaik
Distensi vena jugularis Mata cekung membaik
Terdengar suara nafas tambahan Turgor kulit membaik
Hepatomegaly Berat badan membaik
Kadar HB/Ht menurun
Oliguria
Intake lebih banyak dari output
Kongesti paru
395
2 Defisit Nutrisi berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi
Ketidakmampuan menelan makanan keperawatan selama ………. Masalah
Ketidakmampuan mencerna makanan deficit nutrisi membaik dengan
Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien kriteria hasil :
Peningkatan kebutuhan metabolism Porsi makanan yang
Faktor ekonomis (finansial tidak mencukupi) dihabiskan meningkat
Faktor psikologis (stress, Keengganan untuk makan) Serum albumin meningkat
Pengetahuan tentang pilihan
Ditandai dengan : makanan yang sehat
DS : Perasaan cepat kenyang
Cepat kenyang setelah makan menurun
Kram/ nyeri abdomen Nyeri abdomen menurun
Nafsu makan menurun Berat badan membaik
Frekuensi makan membaik
DO : Nafsu makan membaik
Bising usus hiperaktif Membrane mukosa membaik
Otot pengunyah lemah
Membrane mukosa pucat
Sariawan
Serum albumin turun
Rambut rontok berlebihan
Diare
3 Nausea berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensi
Gangguan biokimiawi (uremia, KAD) keperawatan selama ……….. jam
Gangguan pada esophagus masalah Nausea teratasi dengan
Distensi lambung kriteria hasil :
Iritasi lambung Nafsu makan meningkat
Gangguan pancreas Keluhan mual menurun
Peregangan kapsul limpa Perasaan ingin muntah
Tumor (missal : neuroma akustik, tumor otak primer menurun
396
atau sekunder, metastase tulang didasar tengkorak) Perasaan asam dimulut
Peningkatan tekanan intraabdominal (missal keganasan menurun
intraabdomen) Sensasi panas menurun
Peningkatan tekanan intrakranial Sensasi dingin menurun
Peningkatan tekanan intraorbital Frekuensi menelan menurun
Mabuk perjalanan Diaphoresis menurun
Kehamilan Jumlah saliva menurun
Aroma tak sedap Pucat membaik
Rasa makanan/minuman yang tidak enak Takikardia membaik
Stimulus penglihatan tidak menyenangkan Dilatasi pupil membaik
Faktor psikologis (cemas, stress, takut)
Efek agen farmakologis
Efek toksin
Ditandai dengan :
DS :
Mengeluh mual
Merasa ingin muntah
Tidak berminat makan
DO:
Saliva meningkat
Pucat
Diaphoresis
Takikardia
Pupil dilatasi
397
Kelebihan/kekurangan volume cairan teratasi dengan kriteria hasil :
Penurunan mobilitas Elastisitas meningkat
Bahan kimia iritatif Hidrasi meningkat
Suhu lingkungan yang ekstrem Perfusi jaringan meningkat
Faktor mekanis (penekanan pada tonjolan tulang, Kerusakan jaringan menurun
gesekan) Kekrusakan lapisan kulit
Efek samping terapi radiasi menurun
Kelembaban Nyeri menurun
Proses penuaan Perdarahan menurun
Neuropati perifer Kemerahan menurun
Perubahan pigmentasi Hematoma menurun
Perubahan hormonal Pegmentasi abnormal menurun
Kurang terpapar informasi tentang upaya Jaringan parut menurun
melindungi/mempertahankan integritas jaringan Nekrosis menurun
Abrasi kornea menurun
Ditandai dengan : Suhu kulit membaik
DS : Sensasi membaik
Tidak tersedia Tekstur membaik
DO : Pertumbuhan rambut membaik
Kerusakan jaringan dana tau lapisan kulit
Nyeri
Perdarahan
Kemerahan
Hematoma
398
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
Klasifikasi CAD/PJK:
1. Angina Pectoris atau Stable Angina
2. Angina Tidak Stabil atau Unstable
Angina
3. Prinzmetal Angina
4. Infark Miokard Akut (STEMI dan N-
STEMI)
Assesment Nyeri dada (Angina) merasa tekanan
Keperawatan Sesak Napas
kelelahan ekstrem tanpa tenaga.
Rasa mual atau nyeri ulu hati
Keringat Dingin
Rasa terbakar
Serangan Jantung Jika arteri koroner
obstruksi total.
Terdapat salah satu atau lebih faktor
risiko: kencing manis, kolesterol, darah
tinggi, keturunan
Diagnosis Gangguan sirkulasi spontan D.0007
Keperawatan Resiko Perfusi miokard tidak efektif D.
00014
Penurunan curah jantung D. 0008
Resiko penurunan curah jantung
D.00011
399
Nyeri Akut D.0077
400
Batuk menurun
Tekanan darah membaik
Capillary Refill Time membaik
Pulmmonary Artery Wedge
pressure membaik
Penurunan Curah jantung L.01003
Kekuatan nadi perifer meningkat
Ejection Fraction (EF) meningkat
Palpitasi menurun
Bradikardi menurun
Takikardi menurun
Gambaran EKG aritmia menurun
Lelah menurun
Edema menurun
Distensi Vena Jugularis menurun
Dispnea menurun
Oliguria menurun
Pucat/sianosis menurun
Paroxymal Nocturnal Dyspnea
(PND) menurun
Batuk menurun
Tekanan darah membaik
Capillary Refill Time membaik
Pulmmonary Artery Wedge
pressure membaik
Tingkat nyeri menurun L.08066
Kemampuan menuntaskan
aktivitas meningkat
Keluhan nyeri menurun
Meringis menurun
Sikap protektif menurun
Gelisah menurun
Kesulitan tidur menurun
Menarik diri menurun
Berfokus pada diri sendiri
menurun
Diaforesis menurun
Perasaan depresi
(tertekan)menurun
Perasaan takut mengalami cedera
berulang menurun
Anoreksia menurun
Perineum terasa tertekan
menurun
Uterus teraba membulat menurun
Ketegangan otot menurun
Pupil dilatasi menurun
Muntah menurun
Mual menurun
Frekuensi nadi membaik
401
Pola nafas membaik
Tekanan darah membaik
Proses berfikir membaik
Focus membaik
Fungsi berkemih membaik
Perilaku membaik
Nafsu makan membaik
Pola tidur membaik
Intervensi Resusitasi jantung Paru 1.02083
Keperawatan Resusitasi cairan 1.03098
Manajemen defibrilasi 1.02038
Manajemen aritma 1.02035
Manajemen Syok kardiogenik 1. 02051
Pencegahan emboli 1.02066
Perawatan jantung 1. 02075
Perawatan jantung 1.02075
Perawatan Jantung Akut 1.02076
Perawatan jantung 1.02075
Perawatan Jantung Akut 1.02076
Manajemen Nyeri 1.08238
Pemberian analgetik 1.08243
Informasi Dan Edukasi Edukasi terapi antikoagulan
Edukasi berhenti merokok
Edukasi manajemen stress
Edukasi manajemen nyeri
Edukasi prosedur tindakan
Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif
setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan
Penelaah Kritis Sub komite mutu keperawatan, Bidang
Keperawatan
Kepustakaan 1) Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017.
Standar Diagnosis keperawatan
indonesia: definisi dan Indikator
diagnostik, edisi 1, Jakarta selatan: DPP
PPNI.
2) Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar
Intervensi keperawatan indonesia:
definisi dan Tindakan keperawatan,
edisi l, Jakarta selatan: DPP PPNI.
3) Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019.
Standar luaran Keperawatan indonesia:
definisi dan kriteria Hasil keperawatan,
edisi l, Jakarta selatan: DPP PPNI.
4) Nursalam. (2001). Proses dan
dokumentasi Keperawatan: konsep dan
praktik, Jakarta : Salemba medika.
402
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
CORONARY ARTERIAL DESEASE
403
Tekanan vena central membaik napas
Berat badan membaik Kompresi dengan tumit telapak tangan
menumpuk diatas telapak tangan yang lain
tegak lurus pada pertengahan dada (seperdua
bawah sternum)
Kompresi dengan kedalaman kompresi 5-6cm
dengan kecepatan 100-120 kali/menit
Bersihkan dan buka jalan napas dengan head
tilt-chin lift atau jaw thrust (jika curiga cedera
servikal)
Berikan bantuan napas dengan menggunkan
bag valve mask dengan teknik EC-clamp
Kombinasikan kompresi dan ventilasi selama
2 menit atau sebanyak 5 siklus
Hentikan RJP jika ditemukan adanya tanda-
tanda kehidupan ,penolong yang lebih mahir
dating, ditemukan adanya tanda-tanda
kematian biologis, do not resuscitation (DNR)
Edukasi
Jelaskan tujuan dan procedure tindakan
kepada keluarga atau pengantar pasien
Kolaborasi
Kolaborasi tim medis untuk bantuan hidup
lanjut
404
Manajemen defibrilasi
Observasi
Periksa irama pada monitor setelah RJP 2
menit
Teraupetik
Lakukan resusitasi jantung paru (RJP) hingga
mesin defibrillator siap
Siapkan dan hidupkan mesin defibrillator
Pasang monitor EKG
Pastikan irama EKG henti jantung (VF atau
VT tanpa nadi)
Atur jumlah energy dengan mode
asynchronized (360 joule untuk monofasik
dan 120-200 joule untuk bifasik)
Angkat paddle dari mesin dan oleskan jeli
pada paddle
Tempelkan paddle sternum (kanan) pada sisi
kanan sternum dibawah klavikula dan paddle
apeks (kiri) pada garis midaksilaris setinggi
elektroda V6
Isi energi dengan menekan tombol charge
pada paddle atau tombol charge pada mesin
defibrillation dan menunggu hingga energy
yang diinginkan tercapai
Hentikan RJP saat defibrillation siap
Teriak bahwa defibrillation telah siap (mis “I’m
405
clear, you’re clear, everybody’s clear)
Berikan syok dengan menekan tombol pada
kedua paddle bersamaan
Angkat paddle dan langsung lanjutkan RJP
tanpa menunggu hasil irama yang muncul
pada monitor setelah pemberian defibrilasi
Lanjutkan RJP sampai 2 menit
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian kardoversi
Kolaborasi pemberian defibrilasi
2 Resiko perfusi miokard tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatanManajemen Aritmia
berhubungan dengan dalam waktu x jam maka perfusi miokardObservasi
Hipertensi meningkat dengan kriteria: Periksa onset dan pemicu aritmia
Hiperlipidemia Gambaran EKG iskemia/injuri/infark
Identifikasi jenis aritmia
Hiperglikemia menurun
Monitor frekuensi dan durasi aritmia
Hipoksemia Nyeri dada menurun
Monitor keluhan nyeri dada (intensitas, lokasi,
Hipoksia Arteri apikal membaik
factor pencetus dan factor pereda)
Kekurangan volume cairan Tekanan arteri rata-rata (mean arterial
Monitor respon hemodinamik akibat aritmia
Pembedahan jantung pressure/MAP) membaik
Monitor saturasi oksigen
Penyalahgunaan zat Takikardia membaik
Monitor kadar elektrolit.
Spasme arteri koroner Bradikardia membaik
Peningkatan protein C-reaktif Tekanan darah membaik
Terapetik
Tamponade jantung Berikan lingkungan yang tenang
Efek agen farmakologis Pasang jalan nafas buatan (mis. OPA, NPA,
406
Riwayat penyakit kardiovaskuler LMA,ETT) jika perlu
pada keluarga Pasang akses intravena
Kurang terpapar informasi tentang Pasang monitor jantung
faktor risiko yang dapat diubah Rekam EKG 12 sadapan
(misalnya merokok, gaya hidup Periksa interval QT sebelum dan sesudah
kurang gerak, obesitas) pemberian obat yang dapat memperpanjang
interval QT
Lakukan maneuver valsava
Lakukan masase karotis unilateral
Berikan oksigenasi, sesuai indikasi
Siapkan pemasangan ICD (implantable
Cardioverter Defibrilator
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia
Kolaborasi pemberian kardoversi
Kolaborasi pemberian defibrilasi
407
adanya DOTS (deformity/deformitas, open
wound/luka terbuka, tenderness/nyeri tekan,
swelling/bengkak)
Monitor EKG 12 lead
Monitor rontgen dada (mis: kongesti paru,
edema paru, pembesaran jantung)
Monitor enzim jantung (mis: CK, CKMB,
Troponin)
Identifikasi penyebab masalah utama (mis:
volume, pompa atau irama)
Terapeutik
Pertahankan jalan napas paten
Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen > 94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika
perlu
Pasang jalur IV
Pasang kateter urin untuk menilai produksi
urin
Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi
lambung, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian inotropik (mis:
dobutamine), jika TDS 70 – 100 mmHg tanpa
408
disertai tanda/gejala syok
Kolaborasi pemberian vasopressor (mis:
dopamine), jika TDS 70 – 100 mmHg disertai
tanda/gejala syok
Kolaborasi pemberian vasopressor (mis:
norefinefrin), jika TDS < 70 mmHg
Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
Kolaborasi pompa intra-aorta, jika perlu
Pencegahan Emboli
Observasi
Periksa Riwayat penyakit secara rinci untuk
melihat faktor risiko (mis: pascaoperasi, fraktur,
kemoterapi, kehamilan, pasca persalinan,
imobilisasi, kelumpuhan, edema ekstremitas,
PPOK, stroke, Riwayat DVT sebelumnya)
Periksa trias Virchow (stasis vena,
hiperkoagulabilitas, dan trauma yang
mengakibatkan kerusakan intima pembuluh
darah)
Monitor adanya gejala baru dari mengi
(hemoptisis, nyeri saat inspirasi, nyeri pleuritik)
Monitor sirkulasi perifer (mis: nadi perifer,
edema, CRT, warna, suhu, dan adanya rasa sakit
pada ekstremitas)
Terapeutik
409
Posisikan anggota tubuh yang beresiko emboli
20 derajat diatas posisi jantung
Pasangkan stoking atau alat kompresi
pneumatic intermitten
Lepaskan stoking atau alat kompresi
pneumatic intermiten selama 15-20 menit setiap
8 jam
Lakukan Latihan rentang gejak aktif dan pasif
Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam
Hindari memijat atau menekan otot
ekstremitas
Edukasi
Anjurkan melakukan fleksi dan ekstensi kaki
paling sedikit 10 kali setiap jam
Anjurkan melaporkan perdarahan yang
berlebihan (mis: mimisan yang tidak biasa,
muntah darah, urin berdarah, gusi berdarah,
perdarahan pervaginam, perdarahan menstruasi
yang berat, feses berdarah), nyeri atau bengkak
yang tidak biasa, warna biru atau ungu pada jari
kaki, nyeri di jari kaki, bisul atau bitnik putih di
mulut atau tenggorokan.
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan minum obat antikoagulan sesuai
dengan waktu dan dosis
Anjurkan asupan makanan yang tinggi vitamik K
410
Ajarkan menghindari duduk dengan kaki
menyilang atau duduk lama dengan kaki
tergantung
Ajarkan melakukan tindakan pencegahan (mis:
berjalan, banyak minum, hindari alkohol, hindari
imobilitas jangka Panjang)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian trombolitik, jika perlu
Kolaborasi pemberian antikoagulan dosis rendah
atau antiplatelet dosis tinggi (mis: heparin,
clopidogrel, warfarin, aspirin, dipyridamole,
dekstran), jika perlu
Kolaborasi pemberian prometazin intravena
dalam larutan NaCl 0,9% 25 cc – 50cc dengan
aliran lambat
Perawatan jantung
Observasi
Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
curah jantung (meliputi: dispnea, kelelahan,
edema, ortopnea, PND, peningkatan CVP).
Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan
curah jantung (meliputi: peningkatan berat
badan, hepatomegaly, distensi vena jugularis,
palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit
pucat)
411
Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah
ortostatik, jika perlu)
Monitor intake dan output cairan
Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang
sama
Monitor saturasi oksigen
Monitor keluhan nyeri dada (mis: intensitas,
lokasi, radiasi, durasi, presipitasi yang
mengurangi nyeri)
Monitor EKG 12 sadapan
Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
Monitor nilai laboratorium jantung (mis:
elektrolit, enzim jantung, BNP, NTpro-BNP)
Monitor fungsi alat pacu jantung
Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
sebelum dan sesudah aktivitas
Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
sebelum pemberian obat (mis: beta blocker, ACE
Inhibitor, calcium channel blocker, digoksin)
Terapeutik
Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan
kaki ke bawah atau posisi nyaman
Berikan diet jantung yang sesuai (mis: batasi
asupan kafein, natrium, kolesterol, dan makanan
tinggi lemak)
Gunakan stocking elastis atau pneumatik
412
intermitten, sesuai indikasi
Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi
gaya hidup sehat
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
stress, jika perlu
Berikan dukungan emosional dan spiritual
Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen > 94%
Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
Anjurkan berhenti merokok
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat
badan harian
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake
dan output cairan harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
Rujuk ke program rehabilitasi jantung
3 Penurunan Curah JantungSetelah dilakukan tindakan keperawatanPerawatan jantung
berhubungan dengan dalam waktu x jam maka curah jantungObservasi
Perubahan irama jantung meningkat dengan kriteria Hasil: Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
Perubahan frekwensi jantung Kekuatan nadi perifer meningkat curah jantung (meliputi: dispnea, kelelahan,
Perubahan kontraktilitas Ejection Fraction (EF) meningkat edema, ortopnea, PND, peningkatan CVP).
Perubahan preload Palpitasi menurun Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan
413
Perubahan afterload Bradikardi menurun curah jantung (meliputi: peningkatan berat
Takikardi menurun badan, hepatomegaly, distensi vena jugularis,
Dibuktikan dengan : Gambaran EKG aritmia menurun palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit
Lelah menurun pucat)
DS: Monitor tekanan darah (termasuk tekanan
Perubahan irama jantung : Palpitasi Edema menurun
Distensi Vena Jugularis mrenuurn darah ortostatik, jika perlu)
Perubahan Preload : Lelah
Dispnea menurun Monitor intake dan output cairan
Perubahan afterload : Dispnea
Monitor berat badan setiap hari pada waktu
Perubahan kontraktilitas : Oliguria menurun
yang sama
Paroxysmal nocturnal dispnea (PND), Pucat/sianosis menurun
Monitor saturasi oksigen
Ortopnea, Batuk Paroxymal Nocturnal Dyspnea (PND)
Monitor keluhan nyeri dada (mis: intensitas,
menurun
lokasi, radiasi, durasi, presipitasi yang
Objektif Batuk menurun
Perubahan irama jantung : mengurangi nyeri)
Tekanan darah membaik
Bradikardia/Takikardia, Gambaran Monitor EKG 12 sadapan
Capillary Refill Time membaik Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
EKG aritmia atau gangguan
Pulmmonary Artery Wedge pressure Monitor nilai laboratorium jantung (mis:
konduksi
membaik elektrolit, enzim jantung, BNP, NTpro-BNP)
Perubahan Preload : Edema, Distensi
vena jugulari,Central venous Monitor fungsi alat pacu jantung
pressure (CVP) meningkat/menuru, Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
Hepatomegaly sebelum dan sesudah aktivitas
Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
sebelum pemberian obat (mis: beta blocker,
ACE Inhibitor, calcium channel blocker,
digoksin)
Terapeutik
Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan
414
kaki ke bawah atau posisi nyaman
Berikan diet jantung yang sesuai (mis: batasi
asupan kafein, natrium, kolesterol, dan
makanan tinggi lemak)
Gunakan stocking elastis atau pneumatik
intermitten, sesuai indikasi
Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi
gaya hidup sehat
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
stress, jika perlu
Berikan dukungan emosional dan spiritual
Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen > 94%
Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
Anjurkan berhenti merokok
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat
badan harian
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake
dan output cairan harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
Rujuk ke program rehabilitasi jantung
415
PERAWATAN JANTUNG AKUT : AKUT
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi
faktor pemicu dan dan pereda, kualitas, lokasi,
radiasi, skala, durasi dan frekuensi)
Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST
dan T
Monitor Aritmia( kelainan irama dan frekuensi)
Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan
resiko aritmia( mis. kalium, magnesium serum)
Monitor enzim jantung (mis. CK, CK-MB,
Troponin T, Troponin I)
Monitor saturasi oksigen
Identifikasi stratifikasi pada sindrom koroner
akut(mis. Skor TIMI, Killip, Crusade)
Terapeutik
Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
Pasang akses intravena
Puasakan hingga bebas nyeri
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
ansietas dan stres
Sediakan lingkungan yang kondusif untuk
beristirahat dan pemulihan
Siapkan menjalani intervensi koroner perkutan,
416
jika perlu
Berikan dukungan spiritual dan emosional
Edukasi
Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
Anjurkan menghindari manuver Valsava (mis.
Mengedan sat BAB atau batuk)
Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan
ketakutan
4 Resiko penurunan curah jantungSetelah dilakukan tindakan keperawatanPerawatan jantung
dibuktikan dengan dalam waktu x jam maka curah jantungObservasi
Perubahan afterload meningkat dengan kriteria Hasil: Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
Perubahan frekuensi jantung Kekuatan nadi perifer meningkat curah jantung (meliputi: dispnea, kelelahan,
Perubahan irama jantung Ejection Fraction (EF) meningkat edema, ortopnea, PND, peningkatan CVP).
Palpitasi menurun Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan
Perubahan kontraktilitas
Bradikardi menurun curah jantung (meliputi: peningkatan berat
Perubahan preload Takikardi menurun badan, hepatomegaly, distensi vena jugularis,
Gambaran EKG aritmia menurun palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit
Lelah menurun pucat)
Edema menurun Monitor tekanan darah (termasuk tekanan
Distensi Vena Jugularis mrenuurn darah ortostatik, jika perlu)
Dispnea menurun Monitor intake dan output cairan
Monitor berat badan setiap hari pada waktu
Oliguria menurun
yang sama
Pucat/sianosis menurun
Monitor saturasi oksigen
Paroxymal Nocturnal Dyspnea (PND)
Monitor keluhan nyeri dada (mis: intensitas,
menurun
lokasi, radiasi, durasi, presipitasi yang
Batuk menurun mengurangi nyeri)
Tekanan darah membaik Monitor EKG 12 sadapan
417
Capillary Refill Time membaik Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
Pulmmonary Artery Wedge pressure Monitor nilai laboratorium jantung (mis:
membaik elektrolit, enzim jantung, BNP, NTpro-BNP)
Monitor fungsi alat pacu jantung
Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
sebelum dan sesudah aktivitas
Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
sebelum pemberian obat (mis: beta blocker,
ACE Inhibitor, calcium channel blocker,
digoksin)
Terapeutik
Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan
kaki ke bawah atau posisi nyaman
Berikan diet jantung yang sesuai (mis: batasi
asupan kafein, natrium, kolesterol, dan
makanan tinggi lemak)
Gunakan stocking elastis atau pneumatik
intermitten, sesuai indikasi
Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi
gaya hidup sehat
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
stress, jika perlu
Berikan dukungan emosional dan spiritual
Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen > 94%
Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
Anjurkan berhenti merokok
418
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat
badan harian
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake
dan output cairan harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
Rujuk ke program rehabilitasi jantung
.
PERAWATAN JANTUNG AKUT : AKUT
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi
faktor pemicu dan dan pereda, kualitas, lokasi,
radiasi, skala, durasi dan frekuensi)
Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST
dan T
Monitor Aritmia( kelainan irama dan frekuensi)
Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan
resiko aritmia( mis. kalium, magnesium serum)
Monitor enzim jantung (mis. CK, CK-MB,
Troponin T, Troponin I)
Monitor saturasi oksigen
Identifikasi stratifikasi pada sindrom koroner
akut(mis. Skor TIMI, Killip, Crusade)
Terapeutik
Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
Pasang akses intravena
Puasakan hingga bebas nyeri
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
419
ansietas dan stres
Sediakan lingkungan yang kondusif untuk
beristirahat dan pemulihan
Siapkan menjalani intervensi koroner perkutan,
jika perlu
Berikan dukungan spiritual dan emosional
Edukasi
Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
Anjurkan menghindari manuver Valsava (mis.
Mengedan sat BAB atau batuk)
Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan
ketakutan
420
Data Objektif berulang menurun yang sudah diberikan
Tampak meringis Anoreksia menurun Monitor efek samping penggunaan analgetik
Bersikap protektif (mis. Perineum terasa tertekan menurun Terapeutik
Waspada, posisi menghindari Uterus teraba membulat menurun Berikan teknik nonfarmakologis untuk
nyeri) Ketegangan otot menurun mengurangi nyeri (mis ; TENS, hypnosis,
Gelisah Pupil dilatasi menurun akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
Frekuensi nadi meningkat Muntah menurun pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
Sulit tidur Mual menurun terbimbing, kompres hangat/ dingin, terapi
Tekanan darah meningkat Frekuensi nadi membaik bermain)
Pola nafas berubah Pola nafas membaik Control lingkungan yang memperberat rasa
Proses berpikir terganggu Tekanan darah membaik nyeri (mis : suhu ruangan, pencahayaan,
Menarik diri kebisingan)
Proses berfikir membaik
Berfokus pada diri sendiri Fasilitasi istirahat dan tidur
Focus membaik
Diaphoresis Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
Fungsi berkemih membaik
………. pemilihan strategi meredakan nyeri
Perilaku membaik
……….. Nafsu makan membaik
Edukasi
Pola tidur membaik
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesic secara
tepat
Ajarkan tehnik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu
421
Pemberian analgesic
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri (mis. Pencetus,
Pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi,
durasi)
Identifikasi riwayat alergi obat
Identifikasi kesesuaian jenis analgetik (mis.
Narlotika, non-narkotik, atau NSOIO) dengan
tingkat keparahan nyeri
Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah pemberian analgetik
Monitor efektifitas analgesic
Terapeutik
Diskusi jenis analgesic yang disukai untuk
mencapai analgesia optimal, jika perlu
Pertimbangkan penggunaan infus continue
atau bolus opioid untuk mempertahankan
kadar dalam serum
Tetapkan target afektifitas analgetik untuk
mengoptimalkan respon pasien
Dokumentasikan respons terhadap efek
analgetik dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
422
analgesic, jika perlu
423
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
GAGAL NAFAS
UPTD. RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
BANTEN
Pengertian Adalah suatu kondisi ketidakmampuan
sistem pernapasan untuk mengambil oksigen
yang cukup dan mengeluarkan karbon
dioksida, yang disebabkan oleh gangguan
pada sistem pernapasan dan sistem lainnya,
termasuk gangguan sistem saraf.
Tipe gagal nafas:
1. Gagal nafas hipoksemia murni (tipe I):
sesuai dengan defisit oksigen dalam
darah arteri saja (tekanan parsial O2
dalam darah arteri kurang dari 60
mmHg) dengan karbon dioksida (CO2)
normal
2. Gagal nafas hipoksemia-hiperkapnia
(tipe II): berhubungan dengan adanya
defisit O2 yang bersamaan dengan
kelebihan CO2 dalam darah arteri
(tekanan parsial CO2 dalam darah
arteri lebih besar dari 45 mmHg)
Assesment Sesak
Keperawatan Bibir, kuku, dan kulit terlihat pucat.
pada pemeriksaan dengan stetoskop
ditemukan suara napas tambahan
( Mengi, ronkhi).
Irama jantung yang tidak teratur (aritmia)
Penurunan kesadaran.
Diagnosis Keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif D.0001
Gangguan penyapihan Ventilator D. 0002
Gangguan pertukaran gas D. 0003
Gangguan Ventilasi spontan D.0004
Pola nafas tidak efektif D.0005
Kriteria Evaluasi Bersihan jalan nafas meningkat L01001.
Batuk efektif meningkat, Produksi sputum
menurun, Mengi menurun dan wheezing
menurun, dispnea menurun, Ortopnea
menurun, Sulit bicara menurun, Sianosis
menurun, Gelisah menurun, Frekuensi nafas
membaik, pola nafas membaik
424
arteri membaik, Upaya nafas membaik,
Auskultasi suara inspirasi membaik, Warna
kulit membaik
425
terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan
Penelaah Kritis Sub komite mutu keperawatan, Bidang
Keperawatan
Kepustakaan 1) Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar
Diagnosis keperawatan indonesia: definisi
dan Indikator diagnostik, edisi 1, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
2) Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar
Intervensi keperawatan indonesia: definisi
dan Tindakan keperawatan, edisi l, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
3) Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar
luaran Keperawatan indonesia: definisi dan
kriteria Hasil keperawatan, edisi l, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
4) Nursalam. (2001). Proses dan dokumentasi
Keperawatan: konsep dan praktik,
Jakarta : Salemba medika.
426
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
GAGAL NAFAS
No Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan nafas
berhubungan dengan: keperawatan selama jam maka Observasi
Spasme jalan nafas Bersihan jalan nafas meningkat Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, Usaha
Hipersekresi jalan nafas nafas)
dengan kriteria hasil :
Disfungsi neuromuskuler Monitor bunyi nafas tambahan(gurgling, mengi,
Benda asing dalam jalan nafas Produksi sputum menurun weezing, ronkhi)
Adanya jalan nafas buatan Monitor Sputum (jumlah, warna, Aroma)
Batuk Efektif meningka
Sekresi yang tertahan
Hiperplasia dinding jalan nafas Frekuensi nafas membaik Terapetik
Proses infeksi Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilt
Dispnea menurun
Respon alergi dan chin-lift (jaw-trust jika curiga trauma servical)
Efek agen farmakologis (mis. anastesi) Sianosis menurun Posisikan semi fowler/ fowler
Berikan minum hangat
Gelisah berkuran
Ditandai dengan : Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
DS : Pola nafas membaik Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Dispnea, sulit bicara, Ortopnea Lakukan hiperoksigenisasi sebelum penghisapan
DO : endotrakheal
Batuk tidak efektif Keluarkan sumbatan benda padat dengan forcep
Tidak mampu batuk McGill
Sputum berlebih Berikan Oksigenisasi
Mengi, wheezing dan atau ronkhi kering
Mekonium dijalan nafas (pada neonatus) Edukasi
Gelisah Ajarkan teknik batuk Efektif
Sianosis Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
427
Bunyi nafas menurun kontraindikasi
Frekuensi nafas berubah Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
Pola nafas berubah mukolitik, jika perlu
Terapeutik
Atur posisi semi fowler atau fowler
Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama
4 detik,di tahan selama 2 detik kemudian
keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu ( di
bulatkan ) selama 8 detik
Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam hingga 3
kali
Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik
nafas dalam yg ke 3
428
Kolaborasi
kolaborasi pemberian mukolitik /ekspectoran
Perawatan Tracheostomi
Observasi
Monitor adanya sekresi, balutan kotor , lembab,
atau tanda dan gejala sumbatan jalan nafas yang
membutuhkan pengisapan
Monitor tanda tanda peradangan, infeksi, edema,
atau sekresi yang berubah warna pada stoma
Terapeutik
Posisikan semi fowler
Pasang sarung tangan steril, gaun dan pelindung
mata
Lakukan penghisapan tracheostomy, sesuai indikasi
Lepaskan balutan kotor, lepaskan sarung tangan dan
cuci tangan
Siapkan set ganti balutan steril
Pasang sarung tangan steril
Lepaskan selang oksigen jika terpasang
lepaskan kanula bagian dalam dengan tangan
nondominan
Bersihkan stoma dan kulit sekitar dengan kasa dan
atau kapas lidi
Keringkan kulit sekitar stoma dengan kasa steril
Lepaskan ikatan trakheostomi yang kotor
Pasang balutan steril dan ikatan pada trakheostomi
429
Edukasi
Jelaskan prosedur tindakan
Ajarkan tanda dan gejala yang perlu dilaporkan.
(misal. Tanda dan gejala infeksi stoma)
2 Gangguan penyapihan vetilatorSetelah dilakukan tindakanPENYAPIHAN VENTILASI MEKANIK
berhubungan dengan keperawatan dalam waktu x jamObservasi
Penyapihan Ventilator meningkat Periksa kemampuan untuk disapih (meliputi
Fisiologis Kesinkronan bantuan ventilator hemodinamik stabil, kondisi optimal, bebas infeksi)
Hipersekresi jalan nafas meningkat Monitor predictor kemampuan untuk mentolelur
ketidakcukupan energi Penggunaan otot bantu nafas penyapihan
hambatan upaya nafas ( mis. Nyeri saat menurun Monitor tanda tanda kelelahan otot pernafasan
bernafas, kelemahan otot pernafasan, Monitor status cairan dan elektrolit
efek sedasi Napas mengap mengap
Psikologis /Gasping menurun Terapeutik
kecemasan Nafas dangkal menurun Posisikan pasien semi fowler (30-45 derajat)
perasaan tidak berdaya Agitasi menurun Lakukan pengisapan jalan nafas, jika perlu
kurang terpapar informasi tentang Lelah menurun Berikan fisioterapi dada jika perlu
proses penyapihan Hindari pemberian sedasi farmakologis selama
Nafas paradoks abdominal
penurunan motivasi percobaan penyapihan
menurun Berikan dukungan psikologis
situasional
ketidakadekuatan dukungan sosial Diaforesis menurun
ketidaktepatan proses penyapihan Frekuensi nafas membaik Edukasi
riwayat kegagagalan berulang dalam Nilai gas arteri membaik Ajarkan cara pengontrolan nafas saat penyapihan
upaya penyapihan
Upaya nafas membaik
riwayat ketergantungan ventilator > 4 Kolaborasi
Auskultasi suara inspirasi Kolaborasi pemberian obat yang meningkatkan
hari
membaik kepatenan jalan nafas dan pertukaran gas.
Ditandai dengan Warna kulit membaik
DS:
PEMANTAUAN RESPIRASI
430
DO: Observasi
RR …x ..mnt, TD: N: Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
SaO2: napas
Mode venti: Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea,
penggunaan otot bantu nafas hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot,
gasping ataksik0
Upaya napas dan bantuan ventilator Monitor kemampuan batuk efektif
tidak sinkron Monitor adanya produksi sputum
nafas dangkal Monitor adanya sumbatan jalan napas
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
agitasi Nilai AGD….
Auskultasi bunyi napas
warna kulit
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
3 Gangguan pertukaran gas berhubunganSetelah dilakukan tindakan PEMANTAUAN RESPIRASI
dengan keperawatan selama x jam Observasi
Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi pertukaran gas meningkat Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
Perubahan membrane alveolus- napas
kapiler Dengan kriteria hasil : Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea,
Tingkat kesadaran meningkat hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot,
Dispnea menurun ataksis
Ditandai dengan Monitor kemampuan batuk efektif
431
DS: Bunyi nafas tambahan menurun Monitor adanya produksi sputum
Pusing menurun Monitor adanya sumbatan jalan napas
Penglihatan kabur menurun Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Diaforesis menurun Auskultasi bunyi napas
DO: Gelisah Menurun Monitor saturasi oksigen
PCO2 meningkat/menurun Nafas cuping hidung menurun Monitor nilai AGD
PO2 menurun Monitor hasil x-ray toraks
PCO2 membaik
PH arteri meningkat/ menurun PO2 membaik
Bunti nafas tambahan Terapeutik
Takikardi membaik
Takikardi Atur interval waktu pemantauan respirasi
PH arteri membaik
HR….x..mnt sesuai kondisi pasien
Sianosis membaik Dokumentasikan hasil pemantauan
SaO2 Pola nafas membaik
Kesadaran menurun Warna kulit membaik Edukasi
GCS: … E/M/V : ….
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Nafas cuping hidung
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Sianosis
Diaforesis TERAPI OKSIGEN
Gelisah Observasi
Pola nafas Abnormal (cepat/lambat, Monitor kecepatan aliran oksigen
reguler/irreguler, dalam/dangkal) Monitor posisi alat terapi oksigen
Agitasi Nilai AGD Monitor aliran oksigen secara periodic dan
pastikan fraksi yang diberikan cukup
Monitor efektifitas terapi oksigen (mis.
oksimetri, analisa gas darah ), jika perlu
Monitor kemampuan melepaskan oksigen
saat makan
Monitor tanda-tanda hipoventilasi
Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen
dan atelektasis
Monitor tingkat kecemasan akibat terapi
432
oksigen
Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik
Bersihkan secret pada mulut, hidung dan
trachea, jika perlu
Pertahankan kepatenan jalan nafas
Berikan oksigen tambahan, jika perlu
Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengat
tingkat mobilisasi pasien
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan
oksigen dirumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen dan
penggunaan oksigen saat aktivitas dan atau tidur
4 Gangguan ventilasi spontan berhubunganSetelah dilakukan tindakan DUKUNGAN VENTILASI
dengan Observasi
keperawatan selama x jam Ventilasi
Gangguan metabolisme Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas
Kelelahan Otot Pernafasan spontan meningkat Dengan kriteria Identifikasi efek perubahan posisi terhadap ststus
pernafasan
hasil :
Ditandai dengan Monitor status respirasi dan oksigenasi
DS: Dispnea Dispnea menurun
Terapeutik
DO: Penggunaan otot bantu nafas Pertahankan kepatenan jalan nafas
RR …x ..mnt menurun Berikan posisi semi fowler atau fowler
HR….x..mnt Fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
433
Penggunaan otot bantu nafas meningkat Takikardi menurun Gunakan bag- valve mask, jika perlu
Volume tidal menurun
Gelisah menurun Edukasi
PCO2 meningkat
PO2 menurun volume tidal membaik Ajarkan melakukan tehnik relaksasi nafas dalam
SaO2 menurun Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
PCO2 membaik Ajarkan tehnik batuk efektif
Gelisah
Takikardi PO2 Membaik
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronchodilator, jika perlu
PEMANTAUAN RESPIRASI
Observasi
Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
napas
Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot,
ataksik0
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produksi sputum
Monitor adanya sumbatan jalan napas
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
434
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
5 Pola nafas tidak efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan PEMANTAUAN RESPIRASI
Observasi
dengan keperawatan selama …x jam maka
Monitor frekuensi,irama,kedalaman dan upaya
Depresi pusat pernapasan pola nafas membaik dengan kriteria nafas,
Hambatan upaya napas (mis. Nyeri Monitor pola nafas (bradipnea, takipnea,
hasil :
saat bernapas, kelemahan otot hiperventilasi, kussmaul,Cheyno-stokes)
pernapasan) Ventilasi semenit meningkat Monitor kemampuan batuk efektif
Deformitas dinding dada Monitor adanya produksi sputum
Deformitas tulang dada Kapasitas Vital meningkat
Monitor adanya sumbatan jalan nafas,
Gangguan neuro muskular Diameter thoraks anterior-posterior Palpitasi kesemetrisan ekspansi paru
Gangguan neurologis (mis. Auskultasi bunyi nafas, Pantau saturasi Oksigen
Elektroensefalogram (EEG) positif, meningkat
Pantau nilai AGD, Pantau Hasil Xrays
cedera kepala, gangguan kejang) Tekanan inspirasi meningkat
Imaturitas neurologis
Tekanan ekspirasi meningkat Teurapeutik
Penurunan energi
Atur interval Waktu Pemantauan respirasi sesuai
Obesitas Dispnea menurun kondisi pasien
Posisi tubuh yang menghambat
Dokumentasi hasil pemantauan pola nafas
ekspansi paru Penggunaan otot bantu nafas
Sindrom hipoventilasi
menurun Edukasi
Kerusakan inervasi diafragma
(kerusakan saraf C5 ke atas) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Pemanjangan fase ekspirasi
Cedera pada medulla spinalis
menurun
Efek agen farmakologis
Kecemasan Ortopnea menurun
435
DO: Penafasan cuping hidung menurun Observasi
Pernapasan pursed-lip. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
Pernapasan cuping hidung. frekuensi nafas membaik usaha napas)
Diameter thoraks anterior—posterior Kedalam nafas membaik Monitor bunyi napas tambahan (mis.
meningkat Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering)
Ventilasi semenit menurun Ekskursi dada membaik Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Kapasitas vital menurun
Tekanan ekspirasi menurun Terapeutik
Tekanan inspirasi menurun Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
Ekskursi dada berubah head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma cervical)
Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrakheal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsepMcGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
436
Observasi
Monitor posisi selang endotrakeal (ETT), terutama
setelah mengubah posisi
Monitor tekanan balon ETT setiap 4-8 jam
Monitor kulit area stoma trakheostomi (mis.
Kemerahan, drainase, perdarahan)
Terapeutik
Kurangi tekanan balon secara periodic tiap shift
Pasang OPA untuk mencegah ETT tergigit
Cegah ETT terlipat (kingking)
Berikan pre-Oksigenisasi 100 % selama 30 detik (3-
6 kali ventilasi) sebelum dan setelah penghisapan
Berikan Volume Pre-Oksigenasi (Bagging atau
Ventilasi mekanik) 1,5 Volume tidal
Lakukan Penghisapan lender kurang dari 15 detik
jika diperlukan
Ganti fiksasi ETT setiap 24 jam
Ubah posisi ETT secara bergantian (kiri dan kanan)
setiap 24 jam.
Lakukan perawatan mulut (mis. Dengan sikat gigi,
kasa, pelembap bibir)
Lakukan perawatan stoma tracheostomy
Edukasi
Jelaskan pasien atau keluaarga tujuan dan
Prosedur pemasangan jalan napas buatan
Kolaborasi
437
Kolaborasi intubasi ulang jika terbentuk mucous
plug yang tidak dapat dilakukan penghisapan
Terapetik
Atur posisi kepala 45-60o untuk mencegah aspirasi
Reposisi pasien setiap 2 jam, jika perlu
Lakukan perawatan mulut secara rutin, termasuk
sikat gigi setiap 12 jam
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
438
Lakukan penghisapan lendir sesuai kebutuhan
Ganti sirkuit ventilator setiap 24 jam atau sesuai
ptotokol
Siapkan bag-valve mask disamping tempat tidur
untuk antisipasi malfungsi mesin. berikan media
untuk berkomunikasi (mis kertas, pulpen)
Dokumentasi respon terhaddap ventilator
Kolaborasi
Kolaborasi pemilihan mode ventilator (mis.
Control volume, control tekanan, CPAP dll)
Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot,
sedative, analgesic, sesuai kebutuhan
Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk
meminimalkan hipoventilasi alveolus.
439
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
UPTD. RUMAH
SAKIT UMUM
DAERAH BANTEN
Menderita sirosis
Assesment
Keperawatan
Gejala Gangguan Elektrolit
Gangguan elektrolit ringan umumnya tidak
menunjukkan gejala. Gejala biasanya mulai
muncul ketika kondisi sudah semakin berat.
Berikut ini adalah gejala-gejala yang dapat
timbul akibat ketidakseimbangan kadar
elektrolit di dalam tubuh:
Sakit kepala
Lemas
440
Mual
Muntah
Diare
Sembelit
Detak jantung cepat
Kram otot
Sering buang air kecil
Kejang
Kesemutan
Mati rasa
Kram perut
Kebingungan
Mudah marah
Diagnosis Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)
Keperawatan Pola nafas tidak efektif (D.0005)
Nausea (D.0076)
Risiko ketidakseimbangan elektrolit
(D.0037)
Kriteria Evaluasi Pertukaran gas meningkat L.01003
Tingkat kesadaran meningkat
Dispnea menurun
Bunyi nafas tambahan menurun
Pusing menurun
Penglihatan kabur menurun
Diaforesis menurun
Gelisah Menurun
Nafas cuping hidung menurun
PCO2 membaik
PO2 membaik
Takikardi membaik
PH arteri membaik
Sianosis membaik
Pola nafas membaik
Warna kulit membaik
441
Kedalaman nafas membaik
Ekskursi dada membaik.
442
2) Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar
Diagnosis keperawatan indonesia: definisi
dan Indikator diagnostik, edisi 1, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
3) Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar
Intervensi keperawatan indonesia: definisi
dan Tindakan keperawatan, edisi l,
Jakarta selatan: DPP PPNI.
4) Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar
luaran Keperawatan indonesia: definisi
dan kriteria Hasil keperawatan, edisi l,
Jakarta selatan: DPP PPNI.
443
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN ELEKTROLIT
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
444
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
atau tidur
2 Pola nafas tidak efektif berhubunganSetelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan Respirasi
dengan
selama …x jam maka pola nafas membaik ( Observasi
Depresi pusat pernapasan
Monitor frekuensi,irama,kedalaman dan
Hambatan upaya napas (mis. Nyeridengan kriteria hasil :
upaya nafas,
saat bernapas, kelemahan otot
Ventilasi semenit meningkat Monitor pola nafas (bradipnea, takipnea,
pernapasan)
Deformitas dinding dada hiperventilasi, kussmaul,Cheyno-stokes)
Kapasitas Vital meningkat
Deformitas tulang dada Monitor kemampuan batuk efektif
Gangguan neuro muskular Diameter thoraks anterior-posterior Monitor adanya produksi sputum
Gangguan neurologis (mis. meningkat Monitor adanya sumbatan jalan nafas,
Elektroensefalogram (EEG) positif, cedera Palpitasi kesemetrisan ekspansi paru
kepala, gangguan kejang) Tekanan inspirasi meningkat Auskultasi bunyi nafas, Pantau saturasi
Imaturitas neurologis Oksigen
Tekanan ekspirasi meningkat
Penurunan energi Pantau nilai AGD, Pantau Hasil Xrays
Obesitas Dispnea menurun
Posisi tubuh yang menghambat Teurapeutik
Penggunaan otot bantu nafas menurun
ekspansi paru Atur interval Waktu Pemantauan respirasi
Sindrom hipoventilasi Pemanjangan fase ekspirasi menurun sesuai kondisi pasien
Kerusakan inervasi diafragma Dokumentasi hasil pemantauan pola nafas
(kerusakan saraf C5 ke atas) Ortopnea menurun
Cedera pada medulla spinalis pernafasan Pursed-tip menurun Edukasi
Efek agen farmakologis Jelaskan tujuan dan prosedur
Kecemasan Penafasan cuping hidung menurun pemantauan
frekuensi nafas membaik
Ditandai oleh
DS: Dispnea Kedalam nafas membaik
DO:
Ekskursi dada membaik
Pernapasan pursed-lip.
Pernapasan cuping hidung. Manajemen jalan nafas(I.01004)
445
Diameter thoraks anterior—posterior Observasi
meningkat Monitor pola napas (frekuensi,
Ventilasi semenit menurun kedalaman, usaha napas)
Kapasitas vital menurun Monitor bunyi napas tambahan
Tekanan ekspirasi menurun (mis. Gurgling, mengi, weezing, ronkhi
Tekanan inspirasi menurun kering)
Ekskursi dada berubah Monitor sputum (jumlah, warna,
aroma)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust
jika curiga trauma cervical)
Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari
15 detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakheal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsepMcGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
446
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
447
Monitor keseimbangan cairan dan
elektrolit
Terapeutik
Atur posisi untuk mencegah aspiorasi
Pertahankan kepatenan jalan nafas
Bersihkan mulut dan hidung
Edukasi
Anjurkan memperbanyak istirahat
4 Resiko ketidakseimbangan elektrolit Setelah dilakukan tindakan keperawatan PENCEGAHAN INFEKSI
Berhubungan dengan Observasi
selama …x jam keseimbangan elektrolit
Ketidakseibangan cairan ( Misal Identifikasi kemungkinan penyebab
dehidrasi ) meningkat dengan kriteria hasil : ketidakseimbanga elektrolit
Kelebihan cairan Monitor mual muntah dan diare
Serum natrium membaik
Diare Monitor kehilangan cairan jika perlu
Serum kalium membaik
Muntah
Serum klorida membaik
Terapeutik
Serum kalsium membaik
Atur interval waktu pemantauan sesuai
Serum magnesium membaik dengan kondisi pasien
Serum posfor membaik Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan, dan prosedur pemantaun
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
448
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
Faktor resiko
1. Lahir secara bedah Caesar sebelum ada
kontraksi,
2. Lahir dari ibu dengan riwayat diabetes,
3. Lahir dari ibu dengan riwayat asma,
4. Makrosomia atau kondisi bayi yang
terlahir dengan berat badan lebih dari
normal,
5. Partus lama
6. Sedasi berlebihan
7. Skor apgar rendah (1 menit <7).
Assesment Tanda dan gejala berdasarkan berat ringannya:
Keperawatan
Dengan menilai apgar score pada menit ke 1:
450
Kepustakaan 1. Bobak, lowdermik. 2005.Buku ajar
keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta :
EGC
2. Leifer, Gloria. 2007. Introduction to
maternity dan pediatric nursing. Suanders
Elswvier : StLouis Missouri
3. Ngatisyah. 2005. Perawatan anak sakit
edisi 2. Jakarta : EGC
4. Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar
Diagnosis keperawatan indonesia: definisi
dan Indikator diagnostik, edisi 1, Jakarta
selatan: DPP PPNI.
5. Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar
Intervensi keperawatan indonesia: definisi
dan Tindakan keperawatan, edisi l,
Jakarta selatan: DPP PPNI.
6. Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar
luaran Keperawatan indonesia: definisi
dan kriteria Hasil keperawatan, edisi l,
Jakarta selatan: DPP PPNI.
451
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
TTN ( Transient Tachypnea Of The Newborn)
452
Pernapasan pursed-lip. Edukasi
Penggunaan otot bantu pernafasan Anjurkan asupan cairan 2000
Pola napas abnormal ml/hari, jika tidak kontraindikasi.
Pernapasan cuping hidung. Ajarkan teknik batuk efektif
Diameter thoraks anterior—posterior meningkat
Ventilasi semenit menurun Kolaborasi
Kapasitas vital menurun Kolaborasi pemberian
Tekanan ekspirasi menurun bronkodilator, ekspektoran,
Tekanan inspirasi menurun mukolitik, jika perlu.
Ekskursi dada berubah
Pemantauan Respirasi
Observasi
Monitor frekuensi,irama,kedalaman
dan upaya nafas,
Monitor pola nafas (bradipnea,
takipnea, hiperventilasi,
kussmaul,Cheyno-stokes)
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produksi sputum
Monitor adanya sumbatan jalan nafas,
Palpitasi kesemetrisan ekspansi paru
Auskultasi bunyi nafas, Pantau
saturasi Oksigen
Pantau nilai AGD,
Pantau Hasil Xrays
Teurapeutik
Atur interval Waktu Pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan pola
453
nafas
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
454
imunisasi tidak berarti mengulang
jadwal imunisasi kembali
Informasikan penyedia layanan pekan
imunisasi nasional yang menyediakan
vaksin gratis
Terapeutik
Berikan suntikan pada pada bayi
dibagian paha anterolateral
Dokumentasikan informasi vaksinasi
Jadwalkan imunisasi pada interval
waktu yang tepat
Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat, resiko
yang terjadi, jadwal dan efek samping
Informasikan imunisasi yang
diwajibkan pemerintah
Informasikan imunisasi yang
melindungiterhadap penyakit namun
saat ini tidak diwajibkan pemerintah
Informasikan vaksinasi untuk
455
kejadian khusus
Informasikan penundaan pemberian
imunisasi tidak berarti mengulang
jadwal imunisasi kembali
Informasikan penyedia layanan
pekan imunisasi nasional yang
menyediakan vaksin gratis
456
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
UPTD. RUMAH
SAKIT UMUM
DAERAH BANTEN
KANKER
Pengertian Kanker adalah pembentukan jaringan baru yang
bersifat ganas (malignan) dan abnormal. Kanker
tumbuh dengan cara infiltrasi, invasi, destruksi, dan
penetrasi progresif ke jaringan sekitar. Kanker terjadi
karena perubahan atau mutasi pada gen di dalam
sebuah sel yang menyebabkan pertumbuhan sel
tersebut di luar kendali sinyal dari bagian tubuh
lainnya dan akhirnya sel kanker dapat menyebar ke
bagian tubuh yang jauh dari tempat asal sel
tersebut.
Klasifikasi kanker
1. Karsinoma
kanker yang berasal dari kulit atau jaringan
yang menutupi organ internal.
2. Sarkoma
kanker yang berasal dari tulang, tulang rawan,
lemak, otot, pembuluh darah, atau jaringan
ikat.
3. Limfoma
kanker yang berasal dari kelenjar getah bening
dan jaringan sistem kekebalan tubuh.
4. Adenoma
kanker yang berasal dari tiroid, kelenjar
pituitari, kelenjar adrenal, dan jaringan
kelenjar lainnya.
5. Leukemia
kanker yang berasal dari jaringan pembentuk
darah seperti sumsum tulang dan sering
menumpuk dalam aliran darah.
Assesment Gejala kanker cukup bervariasi dan tergantung
Keperawatan lokasi kanker, tahap penyebaran, dan ukuran tumor.
Beberapa kanker dapat dirasakan atau dilihat
melalui kulit seperti benjolan pada payudara atau
testikel dan dapat dijadikan indikator lokasi kanker
tersebut. Kanker kulit sering diidentifikasi dengan
perubahan kutil atau tahi lalat pada kulit. Beberapa
kanker mulut memberikan gambaran bercak putih di
dalam mulut atau bintik putih di lidah.
457
pankreas biasanya terlalu kecil untuk menyebabkan
gejala sehingga rasa sakit terjadi akibat dorongan
terhadap saraf terdekat. Selain daripada itu, ia juga
mengganggu fungsi hati sehingga tampilan kulit dan
mata menguning yang dikenal sebagai ikterus.
458
pernapasan pursed-tip menurun
pernapasan cuping hidung menurun
frekuensi nafas membaik
kedalaman nafas membaik
ekskursi dada membaik
459
Anoreksia menurun
Perineum terasa tertekan menurun
Uterus terasa membulat menurun
Ketegangan otot menurun
Pupil dilatasi menurun
Muntah menurun
Mual menurun
Frekuensi nadi Membaik
Pola napas membaik
Tekanan darah membaik
Proses berpikir membaik
Fokus membaik
Fungsi berkemih membaik
Perilaku membaik
Nafsu makan membaik
Pola tidur membaik
462
PPNI.
4) National Cancer Institute. 2009. Breast Cancer.
http://cancerweb.ncl.ac.uk/cancernet/100013.
html. 3 maret 2009.
5) American Cancer Society, 2010, Guideline
Breast Cancer, American Cancer Society,
(online),
(http://www.cancer.org/acs/groups/cid/docum
ents/ webcontent/003090-pdf.pdf
6) Fayed, L 2009. Symptoms of Cancer : Cancer
Symptoms You Need to Know. About.com.
(online) Available from
:http://cancer.about.com/od/causes
/a/symptomscancer.htm
463
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
KANKER
No Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Respirasi
Berhubungan dengan: keperawatan selama …x... jam maka Observasi
Depresi pusat pernapasan Pola Napas Membaik Monitor frekuensi,irama,kedalaman dan upaya
Hambatan upaya napas (mis. Nyeri dengan kriteria hasil : nafas,
saat bernapas, kelemahan otot Ventilasi semenit meningkat Monitor pola nafas (bradipnea, takipnea,
pernapasan) Kapasitas Vital meningkat hiperventilasi, kussmaul,Cheyno-stokes)
Deformitas dinding dada Diameter thoraks anterior-posterior Monitor kemampuan batuk efektif
Deformitas tulang dada meningkat Monitor adanya produksi sputum
Gangguan neuro muskular Tekanan inspirasi meningkat Monitor adanya sumbatan jalan nafas,
Gangguan neurologis (mis. Tekanan ekspirasi meningkat Palpitasi kesemetrisan ekspansi paru
Elektroensefalogram (EEG) positif, Dispnea menurun Auskultasi bunyi nafas, Pantau saturasi Oksigen
cedera kepala, gangguan kejang) Penggunaan otot bantu nafas Pantau nilai AGD, Pantau Hasil Xrays
Imaturitas neurologis
menurun
Penurunan energi
Pemanjangan fase ekspirasi Teurapeutik
Obesitas
menurun Atur interval Waktu Pemantauan respirasi
Posisi tubuh yang menghambat
Ortopnea menurun sesuai kondisi pasien
ekspansi paru
pernafasan Pursed-tip menurun Dokumentasi hasil pemantauan pola nafas
Sindrom hipoventilasi
Penafasan cuping hidung menurun
Kerusakan inervasi diafragma
frekuensi nafas membaik Edukasi
(kerusakan saraf C5 ke atas)
Kedalam nafas membaik Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Cedera pada medulla spinalis
Efek agen farmakologis Ekskursi dada membaik
Kecemasan
464
Ditandai dengan: Manajemen Jalan Napas
DS: Observasi
Dispnea Monitor pola napas (frekuensi,
DO: kedalaman, usaha napas)
Pernapasan pursed-lip. Monitor bunyi napas tambahan (mis.
Pernapasan cuping hidung. Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering)
Diameter thoraks anterior—posterior Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
meningkat
Ventilasi semenit menurun Terapeutik
Kapasitas vital menurun Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
Tekanan ekspirasi menurun head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
Tekanan inspirasi menurun trauma cervical)
Ekskursi dada berubah Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakheal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsepMcGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
jika tidak kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk efektif
465
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
Terapeutik
Kurangi tekanan balon secara periodic tiap shift
Pasang OPA untuk mencegah ETT tergigit
Cegah ETT terlipat (kingking)
Berikan pre-Oksigenisasi 100 % selama 30 detik
(3-6 kali ventilasi) sebelum dan setelah
penghisapan
Berikan Volume Pre-Oksigenasi (Bagging atau
Ventilasi mekanik) 1,5 Volume tidal
Lakukan Penghisapan lender kurang dari 15
detik jika diperlukan
Ganti fiksasi ETT setiap 24 jam
Ubah posisi ETT secara bergantian (kiri dan
kanan) setiap 24 jam.
Lakukan perawatan mulut (mis. Dengan sikat
466
gigi, kasa, pelembap bibir)
Lakukan perawatan stoma tracheostomy
Edukasi
Jelaskan pasien atau keluaarga tujuan dan
prosedur pemasangan jalan napas buatan
Kolaborasi
Kolaborasi intubasi ulang jika terbentuk mucous
plug yang tidak dapat dilakukan penghisapan
467
perubahan status mental)
Monitor kondisi yang meningkatkan konsumsi
oksigen (demam, mengigigl, kejang dan nyeri)
Monitor gangguan mukosa oral, nasal, trakea
dan laring
Terapetik
Atur posisi kepala 45-60o untuk mencegah
aspirasi
Reposisi pasien setiap 2 jam, jika perlu
Lakukan perawatan mulut secara rutin,
termasuk sikat gigi setiap 12 jam
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir sesuai kebutuhan
Ganti sirkuit ventilator setiap 24 jam atau sesuai
ptotokol
Siapkan bag-valve mask disamping tempat tidur
untuk antisipasi malfungsi mesin. berikan media
untuk berkomunikasi (mis kertas, pulpen)
Dokumentasi respon terhaddap ventilator
Kolaborasi
Kolaborasi pemilihan mode ventilator (mis.
Control volume, control tekanan, CPAP dll)
Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot,
sedative, analgesic, sesuai kebutuhan
468
Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk
meminimalkan hipoventilasi alveolus.
469
kondisi yang dihadapi
Edukasi
Sulit berkonsentasi
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
DO:
mungkin dialami
Tampak gelisah Informasikan secara faktual mengenai
Tampak tegang diagnosis, pengobatan, dan prognosis
Sulit tidur Anjurkan keluarga untuk tetap Bersama
pasien, jika perlu
Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri
yang tepat
Latih Teknik relaksasi
Kolaborasi
Terapi relaksasi
Observasi
Identifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain
yang mengganggu kemampuan kognitif
470
Identifikasi Teknik relaksasi yang pernah
efektif digunakan
Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan
penggunaan Teknik sebelumnya
Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah
Latihan
Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
Edukasi
471
dipilih
Anjurkan mengambil posisi nyaman
Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
Anjurkan sering mengulangi atau melatih
Teknik yang dipilih
Demonstrasikan dan latih Teknik relaksasi
(mis: napas dalam, peregangan, atau imajinasi
terbimbing)
472
dari kondisi istirahat Dispnea saat aktivitas menurun
Tekanan darah berubah >20% dari Dispea setelah aktivitas menurun Edukasi
kondisi istirahat Perasaan lemah menurun Anjurkan tirah baring
Gambaan EKG menunjukan aritmia Aritmia saat aktivitas menurun Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
saat/setelah aktivitas Aritmia setelah aktivitas menurun Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
Sianosis Sianosis menurun gejala kelelahan tidakberkurang
Warna kulit membaik Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
Tekanan darah membaik kelelahan
Frekuensi napas membaik Kolaborasi
EKG iskemia membaik Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
4. Nyeri Akut Berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensiManajemen Nyeri
Agen pencedera fisiologis (mis :keperawatan selama ...x… jam makaObservasi
inflamasi, leukemia, neoplasma) Tingkat nyeri Menurun Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Agen pencedera kimiawi (mis : terbakar, dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Kemampuan menuntaskan Identifikasi skala nyeri
bahan kimia iritan)
aktivitas meningkat Identifikasi respon nyeri non verbal
Agen pencedera fisik (mis: abses,
Keluhan nyeri menurun Identifikasi faktor yang memperberat dan
amputasi, terbakar, terpotong,
Meringis menurun memperingan nyeri
mengangkat berat, prosedur operasi,
trauma, latihan fisik berlebihan) Sikap protektif menurun Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
Gelisah menurun nyeri
Kesulitas tidur menurun Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
Menarik diri menurun nyeri
Ditandai dengan : Berfokus pada diri sendiri menurun Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
DS :
Anoreksia menurun Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
Mengeluh nyeri
Muntah menurun sudah diberikan
DO :
473
Tampak meringis Mual menurun Monitor efek samping penggunaan analgetik
Bersikap protektif (mis: waspada, Frekuensi nadi membaik Terapeutik
menghindari nyeri) Pola nafas membaik Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Gelisah Tekanan darah membaik mengurangi nyeri (mis ; TENS, hypnosis,
Frekuensi nadi meningkat Proses berfikir membaik akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
Sulit tidur Focus membaik pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing,
Tekanan darah meningkat kompres hangat/ dingin, terapi bermain)
Perilaku membaik
Pola nafas berubah Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Nafsu makan membaik
(mis : suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Nafsu makan berubah Pola tidur membaik
Fasilitasi istirahat dan tidur
Proses berfikir terganggu
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
Menarik diri
pemilihan strategi meredakan nyeri
Berfokus pada diri sendiri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesic secara tepat
Ajarkan tehnik farmakologis untuk mengurangi
nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu
Pemberian analgesik
Observasi
474
Identifikasi karakteristik nyeri (mis: pencetus,
pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi,
durasi)
Identifikasi Riwayat alergi obat
Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis:
narkotika, non-narkotik, atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
Monitor efektifitas analgesic
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
475
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik, sesuai indikasi
5. Nyeri Kronis Berhubungan dengan : Setelah dilakukan intervensiManajemen Nyeri
Kondisi muskuloskeletal kronis keperawatan selama ...x... jam makaObservasi
Kerusakan sistem saraf Tingkat nyeri menurun Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Penekanan saraf
Keluhan nyeri menurun Identifikasi skala nyeri
Infiltrasi tumor
Perasaan depresi menurun
Ketidakseimbangan neurotransmiter, Identifikasi respon nyeri non verbal
Meringis menurun
neuromodulator, dan reseptor Identifikasi faktor yang memperberat dan
Gelisah menurun
Gangguan imunitas (mis: neuropati memperingan nyeri
Kemampuan menuntaskan
terkait HIV, virus varicella-zoster) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
aktivitas meningkat
Gangguan fungsi metabolik nyeri
Riwayat posisi kerja statis Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
Peningkatan indeks massa tubuh nyeri
Kondisi pasca trauma Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Tekanan emosional Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
Riwayat penganiayaan (mis: fisik, sudah diberikan
psikologis, seksual) Monitor efek samping penggunaan analgetik
Riwayat penyalahgunaan obat/zat
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Ditandai dengan:
mengurangi nyeri (mis ; TENS, hypnosis,
DS: akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing,
Mengeluh nyeri
kompres hangat/ dingin, terapi bermain)
Merasa depresi (tertekan)
Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis : suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
476
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
DO: pemilihan strategi meredakan nyeri
Kolaboratif
Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu
Perawatan Kenyamanan
Observasi
Terapeutik
477
Berikan posisi yang nyaman
Berikan kompres dingin atau hangat
Ciptakan lingkungan yang nyaman
Berikan pemijatan
Berikan terapi akupresur
Berikan terapi hipnosis
Dukung keluarga dan pengasuh terlibat
dalam terapi/pengobatan
Diskusikan mengenai situasi dan pilihan
terapi/pengobatan yang diinginkan
Edukasi
Kolaborasi
Terapi relaksasi
Observasi
478
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain
yang mengganggu kemampuan kognitif
Identifikasi Teknik relaksasi yang pernah
efektif digunakan
Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan
penggunaan Teknik sebelumnya
Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah
Latihan
Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
Edukasi
479
napas dalam, relaksasi otot progresif)
Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang
dipilih
Anjurkan mengambil posisi nyaman
Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
Anjurkan sering mengulangi atau melatih
Teknik yang dipilih
Demonstrasikan dan latih Teknik relaksasi
(mis: napas dalam, peregangan, atau imajinasi
terbimbing)
6. Defisit Nutrisi Berhubungan dengan : Setelah dilakukan tindakanManajemen Nutrisi
Ketidakmampuan menelan makanan keperawatan selama …x… jam makaObservasi
Ketidakmampuan mencerna makanan Status Nutrisi Membaik Identifikasi status nutrisi
dengan kriteria hasil : Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
Porsi makanan yang dihabiskan Identifikasi makanan yang disukai
Peningkatan kebutuhan metabolisme meningkat
Faktor ekonomi (mis, finansial tidak Kekuatan Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
otot pengunyah
mencukupi) Identifikasi perlunya penggunaan nasogastrik
meningkat
Faktor psikologis (mis, stres, Kekuatan otot menelan meningkat Monitor asupan makanan
keengganan untuk makan) Monitor berat badan
Serum abumin meningkat
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Verbalisasi keinginan untuk
Ditandai dengan :
DS: meningkatkan nutrisi meningkat Terapeutik
Cepat kenyang setelah makan Pengetahuan tentang pilihan Lakukan oral hygiene sebelum makan jika perlu
Kram/nyeri abdomen makanan yang sehat meningkat Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis,
Nafsu makan menurun Pengetahuan tentang pilihan piramida makanan)
DO: minuman yang sehat meningkat Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
480
Berat badan menurun minimal 10% Pengetahuan tentang standart sesuai
dibawah rentang ideal asupan nutrisi yang tepat Berikan makanan tinggi serat untuk mecegah
Bising usus hiperaktif meningkat konstipasi
Otot pengunyah lemah Penyiapan dan penyimpanan Berikan makanan tinggi kaori dan tinggi kalori
Otot menelan lemah makanan yang aman meningkat Berikan suplemen makanan jika perlu
Membran mukosa pucat Penyiapan dan penyimpanan Hentikan pemberian makan melalui selang
Sariawan minuman yang aman meningkat nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Serum abumin turun Sikap terhadap makanan/minuman
Rambut rontok berlebihan sesuai dengan tujuan kesehatan Edukasi
meningkat Anjurkan posisi duduk, jikamampu
Diare
Perasaan cepat kenyang menurun Ajarkan diet yang diprogramkan
Nyeri abdomen menurun
Kolaborasi
Sariawan menurun
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
Rambut rontok menurun
mis, pereda nyeri, anti emetik (jika perlu)
Diare menurun
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
Berat badan membaik
jumaah kalori dan jenis nutrien yang
IMT (Indeks Masa Tubuh) dibutuhkan.
Frekuensi makan
Nafsu makan Promosi berat badan
Bising usus Observasi
Tebal lepatan kulit trisep Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
Membran mukosa Monitor adanya mual dan muntah
Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi sehari-
hari
Monitor berat badan
Monitor albumin, limfosit dan elektrolit serum
481
Terapeutik
Berikan perawatan mulut sebelum pemberian
makan jika perlu
Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi
pasien misal makanan dengan tekstur halus,
makanan yang diblender, makanan cair yang
diberikan melalui NGT atau gastrostomi, total per
enterat nutrision sesuai indikasi
Hidangkan makanan secara menarik
Berikan suplemen jika perlu
Berikan pujian pada pasien atau keluarga untuk
peningkatan yang dicapai
Edukasi
Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi
namun tetap terjangkau
Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan
482
7. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan Setelah dilakukan tindakanPerawatan Integritas Kulit
Berhubungan dengan : keperawatan selama ...x... Jam maka
Perubahan sirkulasi Integritas Kulit dan JaringanObservasi
Perubahan status nutrisi (kelebihan Meningkat
atau kekurangan) dengan kriteria hasil : Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Elastisitas meningkat (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan status
Kelebihan/kekurangan volume cairan
Hidrasi meningkat nutrisi, peneurunan kelembaban, suhu
Penuruna mobilitas
Perfusi jaringan meningkat lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
Bahan kimia iritatif
Kerusakan jaringan menurun
Suhu lingkungan yang ekstrem
Kerusakan lapisan kulit menurun Terapeutik
Faktor mekanis (mis. penekanan pada
Nyeri menurun
tonjolan tulang,gesekan) Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah
Perdarahan menurun
Efek samping terapi radiasi baring
Kemerahan menurun Lakukan pemijatan pada area
Kelembaban
Hematoma menurun penonjolan tulang, jika perlu
Proses penuaan
Pigmentasi abnormal menurun Bersihkan perineal dengan air hangat,
neuropati perifer
Jaringan parut menurun terutama selama periode diare
Perubahan pigmentasi
Nekrosis menurun Gunakan produk berbahan petrolium
Perubahan hormonal
Abrasi kornea menurun atau minyak pada kulit kering
Kurang terpapar informasi tentang
Suhu kulit membaik Gunakan produk berbahan
upaya
Sensasi membaik ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
Ditandai dengan : Tekstur membaik Hindari produk berbahan dasar alkohol
Pertumbuhan rambut membaik pada kulit kering
DS:-
Edukasi
DO:
Kerusakan jaringan dan/atau lapisan Anjurkan menggunakan pelembab (mis.
Nyeri Lotin, serum)
483
Perdarahan Anjurkan minum air yang cukup
Kemerahan Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Hematoma Anjurkan meningkat asupan buah dan
saur
Anjurkan menghindari terpapar suhu
ektrime
Anjurkan menggunakan tabir surya SPF
minimal 30 saat berada diluar rumah
Perawatan Luka
Observasi
Terapeutik
484
Pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahan kan teknik seteril saaat
perawatan luka
Ganti balutan sesuai jumlah eksudat
dan drainase
Jadwalkan perubahan posisi setiap dua
jam atau sesuai kondisi pasien
Berika diet dengan kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dan protein1,25-1,5
g/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral
(mis vitamin A,vitamin C,Zinc,Asam
amino),sesuai indikasi
Berikan terapi TENS(Stimulasi syaraf
transkutaneous), jika perlu
Edukasi
Kolaborasi
485
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika
perlu
486
Vaksinasi tidak adekuat. Kultur sputum membaik penyakit namun saat ini tidak diwajibkan
Kultur area luka membaik pemerintah
Kultur feses membaik Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus
Kadar sel darah putih membaik Informasikan penundaan pemberian imunisasi
tidak berarti mengulang jadwal imunisasi
kembali
Informasikan penyedia layanan pekan imunisasi
nasional yang menyediakan vaksin gratis
Manajemen Imunisasi/Vaksin
Observasi
Terapeutik
Edukasi
487
Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi,
jadwal dan efek samping
Informasikan imunisasi yang diwajibkan
pemerintah
Informasikan imunisasi yang melindungiterhadap
penyakit namun saat ini tidak diwajibkan
pemerintah
Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus
Informasikan penundaan pemberian imunisasi
tidak berarti mengulang jadwal imunisasi
kembali
Informasikan penyedia layanan pekan imunisasi
nasional yang menyediakan vaksin gratis
9. Gangguan Citra Tubuh BerhubunganSetelah dilakukan tindakan
Promosi Citra Tubuh
dengan : keperawatan selama ...x... Jam maka
Perubahan struktur/bentuk tubuh Citra tubuh meningkat Observasi
(mis: amputasi, trauma, luka bakar, dengan kriteria hasil :
obesitas, jerawat) Melihat bagian tubuh membaik Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan
Perubahan fungsi tubuh (mis: proses tahap perkembangan
Menyentuh bagian tubuh
penyakit, kehamilan, kelumpuhan) Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan
membaik
Perubahan fungsi kognitif umur terkait citra tubuh
Verbalisasi kecacatan bagian
Ketidaksesuaian budaya, keyakinan, Identifikasi perubahan citra tubuh yang
tubuh membaik
atau sistem nilai mengakibatkan isolasi sosial
Verbalisasi kehilangan bagian
Transisi perkembangan Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap
tubuh membaik
Gangguan psikososial diri sendiri
Monitor apakah pasien bisa melihat bagian
Efek Tindakan/pengobatan (mis:
tubuh yang berubah
488
pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi)
Terapeutik
Ditandai dengan : Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
DS: Diskusikan perbedaan penampilan fisik
terhadap harga diri
Mengungkapkan Diskusikan perubahan akibat pubertas,
kecacatan/kehilangan bagian tubuh kehamilan, dan penuaan
DO: Diskusikan kondisi stress yang
mempengaruhi citra tubuh (mis: luka, penyakit,
Kehilangan bagian tubuh pembedahan)
Fungsi/struktur tubuh Diskusikan cara mengembangkan harapan
berubah/hilang citra tubuh secara realistis
Diskusikan persepsi pasien dan keluarga
tentang perubahan citra tubuh
Edukasi
489
Latih pengungkapan kemampuan diri kepada
orang lain maupun kelompok
Promosi koping
Observasi
Terapeutik
490
sendiri
Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan
rasa bersalah dan rasa malu
Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya
pada diri sendiri
Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang
dibutuhkan
Berikan pilihan realistis mengenai aspek-
aspek tertentu dalam perawatan
Motivasi untuk menentukan harapan yang
realistis
Tinjau Kembali kemampuan dalam
pengambilan keputusan
Hindari mengambil keputusan saat pasien
berada dibawah tekanan
Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung
yang tersedia
Damping saat berduka (mis: penyakit kronis,
kecacatan)
Perkenalkan dengan orang atau kelompok
yang berhasil mengalami pengalaman sama
Dukung penggunaan mekanisme pertahanan
yang tepat
Kurangi rangsangan lingkungan yang
mengancam
491
Edukasi
492
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
2 Asessmen
Keperawatan Jenis Etiologi Faktor Tanda &
Pneumonia resiko Gejala
Sindroma Steptoc Sickl Onset
Tipikal occus e cell mendadak
pneum disea dingin,
oniae se menggiil
jenis Hipog dan
pneum amm demam
onia aglob (39-40°C)
tanpa uline Nyeri dada
penyuli mia pleuritis
t Multi Batuk
Steptoc ple produktif,
occus Myelo sputum
pneum ma hijau,
oniae purulen
dengan dan
penyuli mungkin
t mengandu
ng bercak
darah,
serta
hidung
kemerahan
, retraksi
interkostal,
penggunaa
n otot
aksesorius
dan bisa
timbul
sianosis
Sindroma Haemo Usia Onset
Atipikal philus tua bertahap
Influen COPT dalam 3-5
zae Flu hari
Staphy Malaise,
lococcu nyeri
493
s ureus Anak kepala,
-anak nyeri
Mycopl Dewa tenggoroka
asma sa n, dan
pneum muda batu
onia kering
Virus Nyeri dada
patoge karena
n batuk
Aspirasi Aspiras Kondi Anaerobik
i baian si campuran
gram lema mulanya
negatif h onset
: karen berlahan
Kllebsi a Demam
ela, kons rendah
Pseudo umsi dan batuk
monas, alkoh Produksi
Entero ol sputum/ba
bacter, Peraw u busuk
Escheri atan Foto dada :
chia (misal jaringan
proteu infeks interstitial
s, dan i yang
basil nosok terkena
gram omial tergantung
positif, ) bagian
Sthapil Gang yang
ococcu guan terkena di
s kesad paru-
Aspiras aran parunya
i asam Infeksi ram
lambu negatif
ng atau positif
Gambaran
klinik
mungkin
sama
dengan
pneumoni
klasik
Disstress
respirasi
mendadak,
dispnea
berat,
sianosis,
batuk,
hpoksemia,
dan diikuti
tanda
infeksi
sekunder
Hematogen Terjadi Katet Gejala
bila er IV pulmonal
kuman yang timbul
patogen terinf minimal
menyeba eksi dibanding
r ke area Endo gejala
paru- kardit septikemia
494
paru is Batuk
melaui Drug nonproduk
aliran abuse tif dan
darah :S Abses nyeri
thapyloc intra pleuritik
ocus, abdo sama
E.coli men dengan
dan Pylon yang
Anaerob efritis terjadi
Enterik Empi pada
ema emboli
kand paru-paru
ung
kemi
h
3 Diagnosa Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif (D.0001)
Keperawatan (SDKI) Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)
Resiko Infeksi (D.0142)
Intoleransi Aktivitas (D.0056)
Nyeri akut (D.0077)
495
Toleransi dalam menaiki tangga meningkat
Keluahan lelah menurun
Dispnea saat aktivitas menurun
Dispea setelah aktivitas menurun
Perasaan lemah menurun
Aritmia saat aktivitas menurun
Aritmia setelah aktivitas menurun
Sianosis menurun
Warna kulit membaik
Tekanan darah membaik
Frekuensi napas membaik
EKG iskemia membaik
496
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
PNEUMONIA
497
neonatus) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
Gelisah tidak kontraindikasi
Sianosis Kolaborasi
Bunyi nafas menurun Kolaborasi pemberian bronkodilator,
Frekuensi nafas berubah ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Pola nafas berubah
Observasi
Identifikasi kemampuan batuk
Monitor adanya retensi sputum
Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
Monitor input dan out put cairan (misal :
jumlah dan karakteristik )
Terapeutik
Atur posisi semi fowler atau fowler
Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
pasien
Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung
selama 4 detik,di tahan selama 2 detik
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
mencucu ( di bulatkan ) selama 8 detik
Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam hingga
3 kali
498
Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah
tarik nafas dalam yg ke 3
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian mukolitik /ekspectoran
2. Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan Respirasi
dengan : selama …x… jam maka Obsevasi :
Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi Pertukaran Gas Meningkat dengan Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
Perubahan membran alveolus-kapiler kriteria hasil : upaya napas
Dyspnea menurun Monitor pola napas (seperti bradipnea,
Bunyi napas tambahan menurun takipnea, hiperventilasi, kusmaul, cheyne-
Ditandai dengan : Pusing menurun stoke, biot, ataksik)
DS: Penglihatan kabur menurun Monitor kemapuan batuk efektif
Dispnea Diaphoresis menurun Monitor adanya produksi sputum
Pusing Gelisah menurun Monitor adasnMonitor frekuensi, irama,
Penglihatan kabur Napas cuping hidung menurun kedalaman, dan upaya napas
DO: PCO2 membaik Monitor pola napas (seperti bradipnea,
PCO2 meningkat PO2 membaik takipnea, hiperventilasi, kusmaul, cheyne-
PO2 menurun Takikardia membaik stoke, biot, ataksik)
Takikardia PH arteri membaik Monitor kemapuan batuk efektif
pH arteri meningkat/menurun Sianosis membaik Monitor adanya produksi sputum
Bunyi napas tambahan Pola napas membaik Monitor adasnya sumbatan jalan napas
Sianosis Warna kulit membaik Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Diaforesis Auskultasi bunyi napas
Gelisah Monitor saturasi oksigen
Napas cuping hidung Monitor nilai AGD
Pola napas abnormal Monitor hasil x-ray thorax
(cepat/lambat/reguler/ireguler,
dalam/dangkal) Terapeutik
Warna kulit abnormal (mis. Pucat, Atur interval kemantauan respirasi sesuai
kebiruan) kondisi pasien
499
Kesadaran menurun Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan jika perlu
Terapi Oksigen
Observasi
Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor posisi alat terapi oksigen
Monitor aliran oksigen secara priodik dan
pastikan fraksi yang diberikan cukup
Monitor efektivitas terapi oksigen misal,
oksimetri, analisa gas darah
Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat
makan
Monitor tanda-tanda hipoventilasi
Monitor tanda dan gelaja toksikasi oksigen dan
aktelektasis
Monitor tingkat kecemasan akibat terapi
oksigen
Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik
Bersihan sekret pada mulut, hidung dan
trakea jika perlu
Pertahankan kepatenan jalan napas
Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
Berikan oksigen tambahan jika perlu
Tetap berikan oksigen saat pasien
500
ditransportasi
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai
dengan tingkat mobilitas pasien
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan atau tidur
3. Resiko Infeksi Berhubungan dengan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi
Penyakit kronis selama …x… jam maka Tingkat Infeksi Observasi
Efek prosedur invasive Menurun dengan kriteria hasil : Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
Malnutrisi. Demam menurun sistemik
Peningkatan paparan organisme Nyeri menurun
patogen lingkungan. Sputum warna hijau menurun Terapeutik
Periode malaise menurun Batasi jumlah pengunjung
Ditandai dengan : Periode menggigil menurun Berikan perawatan kulit pada area edema
DS: Kadarsel darah putih membaik Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
Demam Kultur sputum membaik dengan pasien dan lingkungan pasien
Nyeri Pertahankan teknik aseptic pada pasien
DO: berisiko tinggi
Sputum warna hijau
Periode malaise Edukasi
Periode menggigil Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Kadarsel darah putih Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Kultur sputum Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
501
luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
4. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Energi
dengan : selama …x… jam maka Toleransi Observasi
Ketidakseimbangan antara suplai dan Aktivitas Meningkat dengan kriteria Identifikasi gangguan fungsi tuuh yang
kebutuhan oksigen hasil : mengakibatkan kelelahan
Tirah baring Frekuensi nadi meningkat Monitor kelelahan fisik dan emosional
Kelemahan Saturasi oksigen meningkat Monitor pola dan jam tidur
Imobilitas Kemudahan dalam melakukan Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
Gaya hidup monoton aktivitas sehari –hari meningkat melakukan aktivitas
Kecepatan berjaan meningkat
Ditandai dengan : Jarak berjalan meningkat Terapeutik
DS: Kekuatan tubuh bagian atas Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
Mengeluh lelah meningkat stimulus (mis, cahaya, suara, kunjungan)
Dispnea saat/setelah ativitas Kekuatan tubuh bagian bawah Lakukan latha rentang gerak pasif dan/atau
Merasa tidak nyaman setelah meningkat aktif
beraktivitas Toleransi dalam menaiki tangga Berikan aktivitas distraksi yang
Merasa lemah meningkat menyenangkan
Keluahan lelah menurun Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak
Dispnea saat aktivitas menurun dapat berpindah atau berjalan
Dispea setelah aktivitas menurun
DO: Perasaan lemah menurun Edukasi
Frekuensi jantung meningkat >20% Aritmia saat aktivitas menurun Anjurkan tirah baring
dari kondisi istirahat Aritmia setelah aktivitas menurun Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Tekanan darah berubah >20% dari Sianosis menurun Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
kondisi istirahat Warna kulit membaik dan gejala kelelahan tidakberkurang
502
Gambaan EKG menunjukan aritmia Tekanan darah membaik Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
saat/setelah aktivitas Frekuensi napas membaik kelelahan
Gambaran EKG menunjukan iskemia EKG iskemia membaik
Sianosis Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
5. Nyeri Akut Berhubungan dengan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri
Agen pencedera fisiologis (mis. selama …x… jam maka Tingkat Nyeri Observasi
inflamasi, leukemia, neoplasma) Menurun dengan kriteria hasil : Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Kemampuan menuntaskan aktivitas frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
membaik Identifikasi skala nyeri
Ditandai dengan : Keluhan nyeri menurun Identifikasi respon nyeri non verbal
DS. Meringis menurun Identifikasi faktor yang memperberat dan
- Gelisah menurun memperingan nyeri
DO. Frekuensi nadi membaik Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
Tampak meringis Pola napas membaik tentang nyeri
Bersikap protektif (mis. waspada, posisi Tekanan darah membaik Identifikasi pengaruh budaya terhadap
menghindari nyeri) respon nyeri
Gelisah Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
Frekuensi nadi meningkat hidup
Sulit tidur Monitor keberhasilan terapi komplementer
Tekanan darah meningkat yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan
Pola napas berubah
analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
503
bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Pemberian Analgetik
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri (mis:
pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas,
frekuensi, durasi)
Identifikasi Riwayat alergi obat
Identifikasi kesesuaian jenis analgesik
(mis: narkotika, non-narkotik, atau NSAID)
dengan tingkat keparahan nyeri
Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
504
sesudah pemberian analgesik
Monitor efektifitas analgesic
Terapeutik
Diskusikan jenis analgesik yang disukai
untuk mencapai analgesia optimal, jika perlu
Pertimbangkan penggunaan infus kontinu,
atau bolus opioid untuk mempertahankan
kadar dalam serum
Tetapkan target efektifitas analgesik untuk
mengoptimalkan respons pasien
Dokumentasikan respons terhadap efek
analgesik dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik, sesuai indikasi
505
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
UPTD. RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
BANTEN
HIPERTENSI
506
4 Kriteria 1. Curah Jantung Meningkat (L. 02008)
Evaluasi Kekuatan nadi perifer meningkat
Ejection fraction (EF) meningkat
Cardiiac index (CI) meningkat
Left ventricular strok work index (LVSWI)
meningkat
Stroke volume indek meningkat
Palpitasi menurun
Bradikardia menurun
Takikardia menurun
Gambaran EKG aritmia menurun
Lelah menurun
Edema menurun
Distensi vena jogularis menurun
Dispnea menurun
Oliguria menurun
Pucat/sianosis menurun
Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
menurun
Ortopnea menurun
Batuk menurun
Suara jantung S3 menurun
Duara jantung S4 menurun
Murmur jantung menurun
Berat badan menurun
Hepatomegali menurun
Pumonary vaskular resistance (PVR)
menurun
Systemic vascular resistance menurun
Tekanan darah membaik
Capilary refil time (CRT) membaik
Pulmonary artery wedge presure (PAWP)
membaik
Central venous presure membaik
507
Kemampuan meningkatkan aktivtas
meningkat
Keluhan nyeri menurun
Meringis menurun
Sikap protektif menurun
Gelisah menurun
Kesulitan tidur menurun
Menarik diri menurun
Berfokus pada diri sendiri menurun
Diaforesis menurun
Perasaan depresi (tertekan) menurun
Perasaan takut mengalami cidera berulang
menurun
Anoreksia menurun
Ketegangan otot menurun
Pupil dilatasi menurun
Muntah menurun
Mual menurun
Frekuensi nadi membaik
Pola napas membaik
Tekanan darah membaik
Proses berfikir membaik
Fokus membaik
Fungsi berkemih membaik
Perilaku membaik
Nafsu makan membaik
Pola tidur membaik
508
Edukasi bertahap
Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari
Jelaskan teknik non farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Jelaskan manjemen sensasi perifer
Jelaskan tirah baring
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah
dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
serta analisis terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan yang telah
ditetapkan
8 Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan, Bidang
Keperawatan
9 Kepustakaan 1. Riasmini, Ni Made (dkk), 2017. Panduan
Asuhan Keperawatan, Jakarta:
Universitas Indonesia (UI- Press).
2. PPNI, 2017. Standart Diagnosis Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan III. DPP PPNI.
Jakarta
3. PPNI, 2018. Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.
Jakarta
4. PPNI, 2019. Standart I Luaran Keperawatan
Indonesia edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.
5. Nursalam. (2001). Proses dan
Dokumentasi Keperawatan: Konsep
dan Praktik, Jakarta : Salemba
Medika.
509
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
HIPERTENSI
510
Periksa tekanan darah dan frekuensi
nadi sebelum dan sesudah aktivitas
Periksa tekanan darah dan frekuensi
nadi sebelum pemberian obat (mis. Beta
blocker, ACE inhibitor, calcium channel
blocker, digoxin)
Terapeutik
Posisikan pasien semi fowler atau fowler
dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman
Berikan diet jantung yang sesuai (mis.
Batasi asupan kafein, natrium, kolesterol,
dan makanan tinggi lemak)
Gunakan stocking elastis atau
pneumatik intermiten, sesuai indikasi
Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
memotivasi gaya hidup sehat
Berikan terapi relaksasi untuk
mengurani stress, jika perlu
Berikan dukungan emosional dan
spiritual
Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
Anjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan pasien dan keluarga mengukur
511
berat badan
Anjurkan pasien dan keluarga mengukur
intake dan output cairan harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika
perlu
Rujuk ke program rehabilitasi jantung
2 Intoleransi Aktivitas Berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi Aktivitas
dengan : selama…x…jam maka Toleransi Aktivitas Observasi
Ketidakseimbangan antara suplai dan meningkat dengan kriteria hasil : Identifikasi defisit tingkat aktivitas
kebutuhan oksigen Identifikasi kemampuan berpartisipasi
Tirah baring Frekuensi nadi meningkat dalam aktivitas tertentu
Kelemahan Saturasi oksigen meningkat Identifikasi sumber daya untuk aktivitas
Imobilitas Kemudahan dalam melakukan aktivitas yang diinginkan
Gaya hidup monoton sehari –hari meningkat Identifikasi strategi meningkatkan
Kecepatan berjaan meningkat partisipasi dalam aktivitas
Ditandai dengan: Jarak berjalan meningkat Identifikasi makna aktivitas rutin (mis.
DS: Kekuatan tubuh bagian atas meningkat Bekerja) dan waktu luang
Mengeluh lelah Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat Monitor respon emosional, fisik, sosial, dan
Dispnea saat/setelah ativitas Toleransi dalam menaiki tangga meningkat spiritual terhadap aktivitas
Merasa tidak nyaman setelah Keluahan lelah menurun
beraktivitas Dispnea saat aktivitas menurun Terapeutik
Merasa lemah Dispea setelah aktivitas menurun Fasilitas fokus pada kemampuan, bukan
Perasaan lemah menurun devisit yang dialami
DO: Aritmia saat aktivitas menurun Sepakati komitmen untuk meningkatkan
Frekuensi jantung meningkat >20% Aritmia setelah aktivitas menurun frekuensi dan rentang aktivitas
dari kondisi istirahat Sianosis menurun Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan
Tekanan darah berubah >20% dari Warna kulit membaik tujuan aktivitas yang konsisten sesuai
kondisi istirahat kemampuan fisik, psikologis, dan sosial
Tekanan darah membaik
Gambaan EKG menunjukan aritmia Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai
Frekuensi napas membaik
512
saat/setelah aktivitas EKG iskemia membaik usia
Gambaran EKG menunjukan iskemia Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
Sianosis Fasilitasi transportasi untuk menghadiri
aktivitas, jika sesuai
Fasilitasi pasien dan keluarga dalam
menyesuaikan lingkungan untuk
mengakomodasi aktivitas yang dipilih
Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis.
Ambulasi, mobilisasi, dan perawatan diri) ,
sesuai kebutuhan
Fasilitasi aktivitas pengganti saat
mengalami keterbatasan waktu, energi, atau
gerak
Fasilitasi aktivitas motorik kasar untuk
pasien hiperaktif
Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara
berat badan, jika sesuai
Fasilitasi aktivitas motorik untuk
merelaksasi otot
Fasilitasi aktivitas dengan komponen
memori implisit dan emosional (mis.
Kegiatan keagamaan khusus) untuk pasien
demensia, jika sesuai
Libatkan dalam permainan kelompok yang
tidak kompetitif, terstruktur, da aktif
Tingkatkan keterlibatan dalam aktivitas
rekreasi dan diversifikasi untuk
menurunkan kecemasan
Libatkan keluarga dalam aktivitas, jika
perlu
513
Fasilitas mengembangkan motivasi dan
penguata diri
Fasilitasi pasien dan keluarga memantau
kemajuannya sendiri untuk mencapai
tujuan
Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-
hari
Berikan penguatan positif atas partisipasi
dalam aktivitas
Edukasi
Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari,
jika perlu
Ajarkan cara melakukan aktivitas yang
dipilih
Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial,
spiritual, dan kognitif dalam menjaga fungsi
dan kesehatan
Ajarkan terlibat dalam aktivitas kelompok
atau terapi, jika sesuai
Anjurkan keluarga untuk memberi
penguatan positif atas partisipasi dalam
aktivitas
Kolaborasi
Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam
merencanakan dalam memonitor program
aktivitas, jika sesuai
Rujuk pada pusat atau program aktivitas
komunitas, jika perlu
514
3 Nyeri Akut Berhubungan dengan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri
Agen pencedera fisiologi (mis. selama…x…jam maka Tingkat Nyeri Observasi
Inflamasi, iskemia, neoplasma) Menurun dengan kriteria hasil : Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Agen pencedera kimiawi ( mis. Kemampuan meningkatkan aktivtas frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Terbakar, bahan kimia iritan) meningkat Identifikasi skala nyeri
Agen pencedera (mis. Abses, Keluhan nyeri menurun Identifikasi respon nyeri non verbal
amputasi, terbakar, terpotong, Meringis menurun Identifikasi faktor yang memperberat
mengangkat berat, prosedur operasi, Sikap protektif menurun dan memperingan nyeri
trauma, latihan fisk berlebihan) Gelisah menurun Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
Kesulitan tidur menurun tentang nyeri
Ditandai dengan: Menarik diri menurun Identifikasi pengaruh budaya terhadap
DS: respon nyeri
Berfokus pada diri sendiri menurun
Mengeluh nyeri Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
Diaforesis menurun
hidup
Perasaan depresi (tertekan) menurun
DO: Monitor keberhasilan terapi
Perasaan takut mengalami cidera berulang komplementer yang sudah diberikan
Tampak meringis menurun
Bersikap protektif (mis. Waspada, Anoreksia menurun Monitor efek samping penggunaan
posisi menghindari nyeri) analgetik
Ketegangan otot menurun
Gelisah Pupil dilatasi menurun Terapeutik
Frekuensi nadi meningkat Muntah menurun Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Sulit tidur Mual menurun mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
Tekanan darah meningkat Frekuensi nadi membaik hypnosis, akupresur, terapi musik,
Pola napas berubah Pola napas membaik biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
Nafsu makan berubah Tekanan darah membaik teknik imajinasi terbimbing, kompres
Proses berpikir terganggu Proses berfikir membaik hangat/dingin, terapi bermain)
Menarik diri Fokus membaik Kontrol lingkungan yang memperberat
Berfokus pada diri sendiri Fungsi berkemih membaik rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
Diaforesis Perilaku membaik pencahayaan, kebisingan)
Nafsu makan membaik Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
515
Pola tidur membaik dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
516
Othopnea Membran mukosa membaik plasma (mis.kadar protein dan albumin
Dispnea Mata cekung membaik meningkat)
Parixysmal nocturnal dyspnea Turgor kulit membaik Monitor kecepatan infus secara ketat
(PND) Berat badan membaik Monitor efek samping diuretik (mis.
Hipotensi ortortostatik, hipovolemik,
DO: hipokalemia, hiponatremia)
Edema anasarka dan/atau edema
perifer Terapeutik
Berat badan meningkat dalam Timbang BB setiap hari pada waktu yang
waktu singkat sama
Jogular Venous Pressure (JVP) Batasi asupan cairan dan garam
dan/atau Central Venous Pressure Tinggikan kepala tempat tidur 30-40°
(CVP) meningkat
Refleks hepatojogular positif Edukasi
Distensi vena jogularis Anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5
Terdengar suara napas tambahan mL/kg/jam dalam 6 jam
Hepatomegali Anjurkan melapor jika BB bertambah >1 k
Oliguria dalam sehari
Intake lebih banyak dari output Ajarkan cara mengukur dan mencatat
(balance cairan positif) asupan dan haluaran cairan
Konesti paru Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
Kolaborasi penggantian kehilangan lakium
akibat diuretik
Kolaborasi pemberian continuous renal
replacement therapy (CRRT), jika perlu
5 Resiko disfungsi neurovaskuler Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Sensasi Perifer
perifer Berhubungan dengan : selama…x…jam maka Neurovaskular Perifer Observasi
517
Hiperglikemia Meningkat dengan kriteria hasil : Mengidentifikasi penyebab perubahan
Obstruksi vaskuler Sirkulasi arteri meningkat sensasi
Fraktur Sirkulasi vena meningkat Identifikasi penggunaan alat pengikat,
Imobilisasi Nyeri menurun protesis, sepatu, dan pakaian
Penekanan mekanis (mis.torniket, Nadi membaik Periksa perbedaan sensasi tajam dan
gips, balutan, restraint) Suhu tubuh membaik tumpul
Pembedahan ortopedi Tekanan darah membaik Periksa perbedaan sensasi panas atau
Trauma dingin
Luka bakar Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi
Ditandai dengan : dan tekstur benda
DS: Monitor terjadiny parestesia, jika perlu
Nyeri Monitor perubahan kulit
Monitor adanya tromboflebitis dan
DO: tromboemboli vena
Sirkulasi arteri menurun
Sirkulasi vena menurun Terapeutik
Nadi lemah Hindari pemakaian benda-benda yang
Temam berlebiha suhunya (terlalu panas atau
Tekanan darah tinggi dingin)
Edukasi
Anjurkan penggunaan termometer untuk
menguji suhu air
Anjurkan penggunaan sarung tangan termal
saat memasak
Anjurkan pemakaian sepatu lembut dan
bertulit rendah
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
518
Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika
perlu
519
BAB IV
PENUTUP
520
REFERENSI
521