Anda di halaman 1dari 17

1

PANDUAN
PELAYANAN PASIEN POPULASI KHUSUS

TAHUN 2019
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Rahmat-Nya sehingga Panduan pelayanan pasien populasi khusus ini dapat
diselesaikan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

Panduan ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan pelayanan


pasien terminal di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai.

Panduan ini akan dievaluasi kembali dan dilakukan perbaikan bila


ditemukan hal-hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi di rumah sakit. Dan
kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Tim Penyusun atas
segala upayanya menyelesaikan Panduan ini.

Tim Penyusun :

1. Dr. Emmy Kartahara Malik, MARS


2. Drg. Andi Fatmawaty yusuf
3. Dr. Nur Rachmat Adi Sawe, Sp.GK., M.Kes
4. Nurzakiah, S.Kep
5. Sri Indrahayu, A.Md.Gz
6. Mulki Rezky Mustika, A.Md.Keb
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………. i


KATA PENGANTAR …………………………………………………………..…… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….…… 4
A. Latar Belakang ………………….…………………………….…. 4
B. Pengertian………………………………………………………….. 4
BAB II RUANG LINGKUP…………..…………………………………………. 6
BAB III KEBIJAKAN…………………………………………………………….. 7
BAB IV TATA LAKSANA………………….……………………………………. 8
BAB V DOKUMENTASI ……………………………………………………… 12
1

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI


KANTOR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Alamat :Jl. JenderalSudirman No. 47,KabupatenSinjai,PropinsiSulawesiSelatan
Kode pos 92611 Telp (0482) 21132, Fax (0482) 21133, E-Mail :rsudsinjai@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI
NOMOR 260 TAHUN 2019

TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN PELAYANAN PASIEN POPULASI KHUSUS


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI,


Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
asuhan pasien di Rumah Sakit yang berorientasi
kepada kesalamatan pasien, diperlukan suatu
standar yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
pelayanan pasien populasi khusus;

bahwa agar pelayanan dan asuhan pasien di Rumah


b.
Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu ditetapkan
regulasi sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan dan asuhan pasien di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Sinjai;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


c.
dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Sinjai tentang
Pemberlakuan Panduan pasien populasi khusus di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai;

Mengingat : 1. Undang-Undang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2

2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1419/Menkes/Per/X/2005 tentang
Penyelenggaraan Praktik Kedokteran;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
308);

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah
Sakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1023);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN SINJAI TENTANG
PEMBELAKUAN PANDUAN PELAYANAN POPULASI
KHUSUS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
SINJAI.
KESATU : Menetapkan Panduan Pelayanan Populasi Khusus
Rumah Sakit Umum Kabupaten Sinjai sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Pembinaan dan pengawasan pelayanan populasi khusus
dilaksanakan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sinjai dibantu oleh Kepala Bidang Pelayanan
dan Keperawatan.
KETIGA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
3

Kabupaten Sinjai ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan dan akan ditinjau ulang paling lama 2 tahun.
KEEMPAT : Dengan berlakunya Panduan pelayanan populasi
khusus Rumah Sakit Umum Kabupaten Sinjai ini, maka
panduan sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.

Ditetapkan di Sinjai
pada tanggal 20 Maret 2019
4

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN SINJAI
NOMOR 260 TAHUN 2019
TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN
PELAYANAN POPULASI KHUSUS RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI

PANDUAN PELAYANAN POPULASI KHUSUS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit memberi asuhan kepada pasien untuk bebagai
kebutuhannya, beberapa pasien digolongkan masuk kategori risiko tinggi,
karena umurnya, kondisinya dan kebutuhan pada keadaan kritis. Anak –
anak dan lanjut usia umumnya dimasukkan dalam kelompok ini.
Pelayanan pada pasien berisiko tinggi berorientasi untuk dapat
secara optimal memberikan pelayanan dan perawatan pasien dengan
menggunakan sumber daya, obat-obatan dan peralatan sesuai standard
dan pedoman yang berlaku.
Rumah sakit membuat kebijakan dan prosedur yang merupakan alat
yang sangat penting bagi staf untuk memahami pasien tersebut dan
pelayanannya.
B. Pengertian
Beberapa pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah :
1. Pelayanan pasien lanjut usia, pasien yang cacat, anak-anak dan
populasi pasien dengan risiko kekerasan adalah bentuk pelayanan
yang diberikan kepada pasien lanjut usia, pasien yang cacat, anak-
anak dan populasi pasien dengan risiko kekerasan pada saat
mendapatkan perawatan/pengobatan di rumah sakit.
2. Pasien lanjut usia adalah pasien yang berusia 60 tahun ke atas yang
dirawat di rumah sakit.
5

3. Pasien yang cacat adalah pasien yang mempunyai keterbatasan fisik


atau mental yang dirawat di rumah sakit.
4. Pasien anak adalah pasien yang berusia 15 tahun ke bawah yang
dirawat di rumah sakit. Tindakan itu antara lain berupa memukul,
menendang, menampar, menikam, mendorong paksa.
5. Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit,
jatuh sakit atau luka berat.
6. Kekerasan fisik adalah tindakan yang dilakukan terhadap orang lain
atau kelompok yang mengakibatkan luka fisik, seksual dan psikologis
7. Populasi pasien dengan risiko kekerasan adalah populasi pasien
yang mempunyai risiko mendapat kekerasan fisik, yaitu bayi, anak-
anak, orang cacat dengan keterbatasan, lanjut usia dan pasien-
pasien korban kekerasan (korban pemerkosaan, korban pemukulan,
tahanan, dan pasien dengan risiko bunuh diri)
6

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Sasaran
1. Direktur bertanggung jawab untuk memastikan tatalaksana yang
termuat dalam panduan ini dan dokumen yang terkait tersedia untuk
implementasi, monitoring dan revisi kebijakan ini secara keseluruhan
serta dapat diakses dan dimengerti oleh semua staf yang terkait.
2. Direktur bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua kepala
unit/instalasi mengimplementasikan panduan ini di unit yang menjadi
tanggung jawabnya.
3. Semua Kepala unit /Instalasi bertanggung jawab untuk memastikan
pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap kepatuhan pelaksanaan
panduan dan spo yang ada pada panduan ini.
4. Semua profesi pemberi asuhan mengimlementasikan panduan
pemberian pelayanan pasien populasi khusus dalam proses asuhan
pasien.
5. Kategori pasien yang tergolong populasi khusus yaitu :
a. Pasien dengan cacat fisik dan mental
b. Pasien lanjut usia
c. Pasien bayi dan anak-anak
d. Pasien dengan kekerasan rumah tangga
e. Pasien nara pidana, korban dan tersangka tindak pidana, risiko
bunuh diri.
B. Lingkup Area
1. Instalasi rawat inap
2. Instalasi rawat jalan
3. Instalasi Gawat Darurat (IGD)/PONEK.
4. ICU
7

BAB III
KEBIJAKAN

1. Undang-Undang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Undang-undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307);
4. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam
medis;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 Tahun 2008 tentang persetujuan
tindakan Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438 Tahun 2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran (Berita Negara RI Tahun 2010 No.
464);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 308);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2017
tentang Akreditasi Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 1023);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2018
tentang Pelayanan Kegawatdaruratan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1799)
11. Keputusan direktur rumah sakit umum daerah kabupaten sinjai Nomor
266 tahun 2019 Tentang kebijakan asesemen di rumah sakit umum daerah
kabupaten sinjai.
8

12. Keputusan direktur rumah sakit umum daerah kabupaten sinjai Nomor
173 tahun 2019 Tentang pemberlakuan panduan asesmen tambahan di
rumah sakit umum daerah kabupaten sinjai.
13. Keputusan direktur rumah sakit umum daerah kabupaten sinjai Nomor
267 tahun 2019 Tentang kebijakan pelayanan dan asuhan pasien di rumah
sakit umum daerah kabupaten sinjai.
9

BAB IV
TATA LAKSANA

A. Identifikasi pasien
1. Semua pasien yang berisiko kekerasan diidentifikasi pada saat di
lakukan asesmen awal.
2. Pasien yang teridentifikasi diasesmen lanjut dengan menggunakan
format asesmen korban kekerasan.
3. Pastikan pengamanan secara ketat pada pasien selama pasien
mendapatkan perawatan.
B. Pelayanan Rawat Jalan
1. Pendampingan pasien oleh petugas/keluarga pasien dan
mengantarkan pasien sampai tempat periksa yang dituju dengan
memakai alat bantu bila diperlukan.
2. Untuk pasien anak dan anak dengan ketergantungan, lanjut usia, ca-
cat tubuh, diberikan prioritas pelayanan pada saat pendaftaran den-
gan membedakan loket pendaftaran pasien rawat jalan.
3. Untuk pasien anak dan anak dengan ketergantungan, lanjut usia,
cacat tubuh, diberikan prioritas pada saat penerbitan jaminan.
4. Perawat poli umum, spesialis dan gigi mendampingi pasien pada saat
dilakukan pemeriksaan.
C. Pelayanan Rawat Inap
1. Penempatan pasien dikamar rawat inap sedekat mungkin dengan
kamar perawat
2. Perawat memastikan dan memasang pengaman tempat tidur
3. Perawat memastikan bel yang ada dalam kamar pasien berfungsi
dengan baik dan dapat digunakan.
10

4. Meminta keluarga untuk menjaga pasien baik oleh keluarga atau


pihak yang ditunjuk dan dipercaya.
D. Pelayanan Pasien Lanjut usia
1. Petugas menanyakan identitas pasien pada saat pendaftaran.
2. Pasien lanjut usia yang akan berobat di rawat jalan disiapkan kursi
roda/brandkar untuk keperluan ambulasi.
3. Pasien lanjut usia yang masuk melalui IGD menggunakan brankar
untuk keperluan ambulasi.
4. Pasien lanjut usia harus didampingi oleh keluarganya setiap saat
termasuk pada saat menerima edukasi, mendapat penjelasan tentang
kondisi penyakit pasien, pada saat dilakukan tindakan/prosedur,
dan lain-lain.
5. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga terdekat pasien
apabila akan dilakukan tindakan risiko tinggi dan keluarga pasien
memberikan persetujuan dengan menandatangani lembar informed
consent.
6. Petugas senantiasa melakukan pemantauan/observasi pada pasien
lanjut usia.
7. Di unit rawat inap, petugas memberikan edukasi kepada keluarga
pasien untuk pemenuhan kebutuhan dasar pasien lanjut usia dalam
hal pelaksanaan tugas sehari-hari seperti mandi, memotong kuku,
menyisir rambut, dan lain-lain karena pasien lanjut usia tidak
mandiri (ketergantungan bantuan).
8. Di Intensive Care Unit, pemenuhan kebutuhan dasar pasien lanjut
usia dalam hal pelaksanaan tugas sehari-hari seperti mandi,
memotong kuku, menyisir rambut, dan lain-lain dilakukan oleh
petugas bersama dengan keluarga pasien.
9. Petugas mendokumentasikan pelayanan pasien dalam berkas rekam
medis.
E. Pelayanan Pasien Yang Cacat
1. Petugas melakukan identifikasi pasien yang cacat pada saat
assesmen.
11

2. Pasien yang cacat harus didampingi oleh keluarganya setiap saat


termasuk pada saat menerima edukasi, mendapat penjelasan tentang
kondisi penyakit pasien, pada saat dilakukan tindakan/prosedur,
dan lain-lain.
3. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga terdekat pasien
apabila akan dilakukan tindakan risiko tinggi dan keluarga pasien
memberikan persetujuan dengan menandatangani lembar informed
consent.
4. Memastikan bel yang ada dalam kamar pasien berfungsi dengan
baik.
5. Perawat/bidan memastikan pengaman tempat tidur pasien dalam
keadaan baik dan terpasang.
6. Petugas senantiasa melakukan pemantauan/observasi pada pasien
yang cacat.
7. Petugas mendokumentasikan pelayanan pasien dalam berkas rekam
medis.
F. Pelayanan Pasien bayi dan Anak-Anak
1. Ruang perinatologi harus dijaga minimal 2 orang perawat.
2. Ruangan tidak boleh kosong/ditinggalkan tanpa ada perawat yang
jaga.
3. Pasien bayi diruang perinatologi hanya boleh di jaga oleh kedua orang
tua atau wali yang telah ditunjuk jika orang tua tidak ada.
4. Dokter/perawat memberikan penjelasan dan meminta persetujuan
hanya pada kedua orang tua apabila akan dilakukan tindakan,
kecuali jika kedua orang tua tidak ada maka diberikan pada keluarga
yang telah di tunjuk sebagai wali.
5. Petugas menjelaskan kepada keluarga pasien agar selalu memasang
pengaman yang ada di tempat tidur pasien.
6. Pasien anak harus didampingi oleh orang tua setiap saat termasuk
pada saat menerima edukasi, mendapat penjelasan tentang kondisi
penyakit pasien, pada saat dilakukan tindakan/prosedur, dan lain-
lain.
12

7. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga terdekat pasien


apabila akan dilakukan tindakan risiko tinggi dan keluarga pasien
memberikan persetujuan dengan menandatangani lembar informed
consent.
8. Petugas senantiasa melakukan pemantauan/observasi pada pasien
anak.
9. Di unit rawat inap, petugas memberikan edukasi kepada keluarga
pasien untuk pemenuhan kebutuhan dasar pasien anak-anak dalam
hal pelaksanaan tugas sehari-hari seperti mandi, memotong kuku,
menyisir rambut, dan lain-lain karena pasien anak tidak mandiri
(ketergantungan bantuan).
10. Di Intensive Care Unit, pemenuhan kebutuhan dasar pasien anak
dalam hal pelaksanaan tugas sehari-hari seperti mandi, memotong
kuku, menyisir rambut, dan lain-lain dilakukan oleh petugas
bersama dengan keluarga.
11. Modifikasi lingkungan yang bernuansa anak-anak dapat
menciptakan keceriaan dan rasa nyaman bagi pasien.
12. Kamar bayi dijaga oleh petugas secara bergantian, apabila ada
keluarga pasien yang ingin melihat harus seizin petugas.
13. Closed Circuit Television (CCTV) terpasang di perawatan anak dan
kamar bayi untuk pengawasan.
14. Petugas mendokumentasikan pelayanan pasien dalam berkas rekam
medis.
G. Pelayanan Populasi Pasien Dengan Risiko Kekerasan dan risiko bunuh diri
1. Petugas mengidentifikasi pasien dengan risiko kekerasan pada saat
assesmen dan mendokumentasikannya pada format assesmen pasien
korban kekerasan.
2. Petugas menempatkan pasien yang berisiko kekerasan pada ruangan
yang telah ditetapkan disetiap unit masing-masing dan memasang
simbol sesuai dengan panduan kekerasan fisik.
13

3. Jika dibutuhkan penjagaan yang ketat, contoh pasien tahanan


kepolisian maka petugas koordinasi dengan satpam untuk
melakukan penjagaan secara bergantian.
4. Unit perawatan perinatologi dipasang CCTV untuk pengawasan.
5. Pasien dengan risiko kekerasan harus selalu didampingi oleh
keluarganya.
6. Petugas mendokumentasikan pelayanan pasien dalam berkas rekam
medis.
7. Pasien yang korban kekerasan seperti kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT), Kekerasan pada anak, atau korban kekerasan lainnya
di tempatkan pada kamar yang telah di tetapkan di unit masing dan
diberi tanda atau lambang stop kekerasan.
8. Identifikasi pengunjung
a. Petugas mengidentifikasi pengunjung yang akan mengunjungi
pasien korban kekerasan.
b. Pengunjung yang berkunjung diluar jam besuk harus
menggunakan tanda pengenal yang masih berlaku seperti
KTP/SIM dan di simpan di pos satpam
c. Pastikan pengunjung pasien menggunakan atribut pengunjung
selama berada di lingkungan rumah sakit yang diberikan oleh
satpam.
d. Untuk pengunjung yang merupakan tamu penting rumah sakit
harus didampingi oleh pihak manajemen rumah sakit.
14

BAB IV

DOKUMENTASI

1. SPO Pelayanan Pasien Lanjut usia


2. SPO Pelayanan Pasien Anak
3. SPO Pelayanan Pasien Cacat
4. Asesmen Pasien Berisiko Kekerasan Fisik

Anda mungkin juga menyukai