Anda di halaman 1dari 27

1

PANDUAN
TINDAKAN KLINIS DAN TINDAKAN DIAGNOSTIK

TAHUN 2019

KATA PENGANTAR
2

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas Rahmat-Nya sehingga Panduan Pelayanan Pasien Terintegrasiini dapat
diselesaikan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

Panduan ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan pelayanan


pasien terintegrasidi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai.

Panduan ini akan dievaluasi kembali dan dilakukan perbaikan bila


ditemukan hal-hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi di rumah sakit.
Dan kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Tim
Penyusun atas segala upayanya menyelesaikan Panduan ini.

Sinjai,19 Maret 2019

Direktur,

Dr. H. Amaluddin, Sp.PD


Nip.19630618 198910 1 002

Tim Penyusun :
1. dr. Emmy Kartahara Malik, MARS
2. dr. Sarifah Husnah
3. dr. Nur Rachmat Adi Sawe, Sp.GK., M.Kes
4. Nurzakiah, S.Kep
5. Mujiati, SKM
6. Mulki Rezki Mustika, A.Md.Keb
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………. i


KATA PENGANTAR …………………………………………………………..…… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….….. 4
A. Latar Belakang ………………….…………………………….….. 4
B. Pengertian…………………………………………………………… 4
BAB II RUANG LINGKUP…………..…………………………………………. 6
BAB III KEBIJAKAN…………………………………………………………….. 8
BAB IV TATA LAKSANA………………….……………………………………. 11
BAB V DOKUMENTASI ……………………………………………………… 15
1

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI


KANTOR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Alamat :Jl. JenderalSudirman No. 47,KabupatenSinjai,PropinsiSulawesiSelatan
Kode pos 92611 Telp (0482) 21132, Fax (0482) 21133, E-Mail :rsudsinjai@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI
NOMOR 226 TAHUN 2019
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN TINDAKAN KLINIS DAN TINDAKAN
DIAGNOSTIK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan dan


asuhan pasien di Rumah Sakit yang berorientasi
kepada kesalamatan pasien, diperlukan suatu
standar yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam pelayanan pasien terintegrasi;

b. bahwa agar pelayanan dan asuhan pasien di


Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu
ditetapkan regulasi sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan dan asuhan pasien di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai tentang
Pemberlakuan Panduan Pelayanan Pasien
Terintegrasi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sinjai;
Mengingat : 1. Undang-Undang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
2

Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik


Indonesia Nomor 5063);

2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


18 Tahun 1980 Tentang Transfusi Darah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980
Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3165);

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


28 Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu Dan Gizi
Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4424);

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1419/Menkes/Per/X/2005 tentang
Penyelenggaraan Praktik Kedokteran;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 308);

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah
Sakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 1023);
3

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN SINJAI TENTANG
PEMBELAKUAN PANDUAN TINDAKAN KLINIS DAN
TINDAKAN DIAGNOSTIK RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN SINJAI.
KESATU : Menetapkan Panduan Tindakan Klinis dan Diagnostik
Rumah Sakit Umum Kabupaten Sinjai sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Pembinaan dan pengawasan Pelayanan Tindakan
Klinis dan Diagnostik dilaksanakan oleh Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai
dibantu oleh Kepala Bidang Pelayanan dan
Keperawatan.
KETIGA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sinjai ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan dan akan ditinjau ulang paling lama 2
tahun.
KEEMPAT : Dengan berlakunya Panduan Pelayanan Pasien
Terintegrasi Rumah Sakit Umum Kabupaten Sinjai
ini, maka panduan sebelumnya dinyatakan tidak
berlaku lagi.

Ditetapkan di Sinjai
pada tanggal 20 Maret 2019

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN SINJAI
4

Dr. H. Amaluddin, Sp.PD


Nip. 19630618 198910 1 002

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI
NOMOR 226 TAHUN 2019
TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN
TINDAKAN KLINIS DAN TINDAKAN
DIAGNOSTIK RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN SINJAI

PANDUAN TINDAKAN KLINIS DAN TINDAKAN DIAGNOSTIK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menegakkan diagnosis penyakit kadang-kadang tidaklah
mudah terutama pada permulaan penyakit. Gejala klinis penyebabnya
masih berupa kemungkinan, meskipun biasanya dapat menetapkan
kemungkinan yang paling tinggi. Karena itu dibutuhkan pemeriksaan
penunjang, karena melalui pemeriksaan ini kita dapat menegakka suatu
diagnose penyakit.
Rumah sakit sebagai suatu badan usaha, tentu mempunyai misi
tersendiri, produk utama rumah sakit adalah pelayanan medis,
pembedahan dan pelayanan perawatan orang sakit, sedangkan sasaran
utamanya adalah perawatan dan pengobatan.
Dalam proses pengintegrasian Rumah sakit umum daerah sinjai
membuat regulasi yang dapat memandu mengenai tindakan klinis dan
5

tindakan diagnostic untuk mencapai hasil asuhan yang lebih baik


sehingga meningkatkan mutu pelayanan diseluruh aspek rumah sakit.
B. Pengertian
1. Tindakan Medik adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien
berupa diagnostik atau terapeutik yang dilakukan oleh dokter atau dokter
gigi.
2. Tindakan Invasif adalah tindakan medik yang langsung dapat mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh.
3. Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi
observasi, diagnose, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medis
dengan menginap di ruang rawat inap pada saran kesehatan rumah
sakit pemerintah atau swasta, serta puskesmas perawatan dan rumah
bersalin yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap.
4. Panduan praktik klinis adalah istilah teknis sebagai pengganti standar
prosedur operasional (SPO) dalam undang-undang praktik kedokteran
dan undang-undang keperawatan/ kebidanan yang merupakan istilah
administratif. Jadi secra teknis standar prosedur operasional (SPO)
dibuat berupa Panduan paktik klinis (PPK) yang dapat berupa atau
disertai dengan salah satu atau lebih : alur klinis(Clinical pathway),
protocol, prosedur algoritme dan standing order. Pedoman
penyusunan panduan praktek klinis dan Clinical pathway dalam
asuhan terintegrasi sesuai standar akreditasi sangatlah pnting dalam
melakukan kendali mutu dan kendali biaya dan ini dijelaskan dalam
undang –undang RI no.44 tahun 2009 tentang Rumah sakit.
5. Jenis-jenis pemeriksaan diagnostic : USG, Rontgent, CT.Scan, EEG
dan EKG dan jenis pemeriksaan specimen yaitu pemeriksaan darah,
urine, sputum dan Faeces.
6. Resiko Medik adalah keadaan atau situasi yang tidak diinginkan yang
mungkin setelah dilakukannya tindakan medik oleh dokter.
7. Tindakan Non invasif adalah pengobatan konservatif yang tidak
memerlukan sayatan kedalam tubuh atau penghapusan jaringan.
6

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Sasaran
1. Direktur bertanggung jawab untuk memastikan tatalaksana yang
termuat dalam panduan ini dan dokumen yang terkait tersedia untuk
implementasi, monitoring dan revisi kebijakan ini secara keseluruhan
serta dapat diakses dan dimengerti oleh semua staf yang terkait.
2. Direktur bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua kepala
unit/instalasi mengimplementasikan panduan ini di unit yang
menjadi tanggung jawabnya.
3. Semua Kepala unit /Instalasi bertanggung jawab untuk memastikan
pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap kepatuhan
pelaksanaan panduan dan spo yang ada pada panduan ini.
4. DPJP mengimplementasikan PPK dan CP yang ada
5. Pelaksanaan panduan tindakan klinis dan diagnostik
a. Pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawatdarurat yang akan
dilakukan tindakan invasif.
b. Pasien yang akan dilakukan tindakan diagnostic
A. Lingkup Area
1. Instalasi rawat jalan
2. Instalasi rawat inap
3. ICU
4. IGD/ Ponek
5. Kamar Operasi
6. Penunjang

B. Lingkup Area
7. Instalasi rawat jalan
7

8. Instalasi rawat inap


9. ICU
10. IGD/ Ponek
11. Kamar Operasi
12. Penunjang

BAB III
KEBIJAKAN

1. Setiap tindakan invasif yang dilakukan harus ada surat persetujuan


tindakan kedokteran agar tidak muncul gugatan atau tuntutan
malprkatek medik.
2. Tindakan klinis dan tindakan diagnostik oleh DPJP disertai dengan
alasan klinis dan didokumentasikan dalam form CPPT pada kolom
instruksi.
3. Hasil tindakan klinis dan tindakan diagnostic dicatat dalam rekam
medis.(CPPT) dan hasil pemeriksaan diagnostik di simpan dalam
berkas rekam medis
4. Pelayanan tindakan klinis dan tindakan diagnostic dilaksanakan
sesuai kebutuhan pasien, bermutu dan memperhatikan keselamatan
pasien.
8

5. Pasien dari rawat jalan yang akan menjalani prosedur tindakan invasif
pembedahan terdaftar sebagai pasien rawat inap satu hari sebelum
tindakan di lakukan.
6. Pasien poli mata yang akan menjalani prosedur tindakan operasi
dengan anastesi lokal tidak terdaftar sebagai pasien rawat inap (one
day care)

BAB IV
TATA LAKSANA
A. Tindakan Invasif
1. Pasien terdaftar sebagai pasien rawat jalan atau rawat inap, atau
pasien gawat darurat.
2. Dokter penanggung jawab pasien merencanakan tindakan klinis
sesuai berdasarkan dari hasil pemeriksaan.
3. Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang rencana tindakan
yang akan di lakukan, prosedur, manfaat, dan risiko.
4. Bila pasien atau keluarga setuju maka dokter melakukan konsul ke
dokter spesialis lainnya sesuai dengan kebutuhan pasien.
5. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium atau
radiologi.
6. DPJP menentukan dokter konsulen dan menghubungi dokter tersebut serta
menjelaskan secara lisan mengapa diperlukan konsul dan menulis di
lembar konsul. Permintaan konsul ini juga dapat dilakukan melalui perawat
9

7. Dokter konsulen melakukan pemeriksaan dan evaluasi


8. Bila tidak perlu dilakukannya tindakan pembedahan, maka dokter
konsulen akan mengisi lembar konsultasi dan konsul selesai.
9. Dokter anastesi meminta dan mempelajari hasil-hasil pemeriksaan dan
konsultasi yang diperlukan untuk tindakan anastesi
10. Dokter anastesi membuat rencana asuhan anastesi dan
didokumentasikan pada CPPT.
11. Dokter anastesi menentukan obat-obatan dan teknik yang diperlukan
untuk tindakan anastesi
12. Dokter anastesi menjelaskan tentang kondisi pasien kepada pasien
atau keluarga, meliputi diagnosis kerja, rencana tindakan dan faktor
penyulit anastesi serta kemungkinan komplikasi intra maupun paska
anastesi
13. Dokter anastesi mengisi form ceklist assesmen anastesi dan menanda
tangani blangko terkait dengan anastesi
14. Dokter memberikan surat persetujuan (inform concent) untuk
dilakukan tindakan invasif (tindakan pembedahan), setelah
mendapatkan penjelasan dari DPJP.
15. Pasien poli gigi yang akan dilkakukan Tindakan invasif di berikan
edukasi tentang Prosedur , manfaat dan resiko tindakan.
16. Tindakan anastesi pada pasien di poli gigi di lakukan oleh dokter gigi
yang akan melakukan tindakan.
B. Tindakan Diagnostik
1. Pasien rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat di lakukan
pemeriksaan diagnostik setelah dilakukan asesmen dan
pemeriksaan fisik oleh DPJP atau dokter jaga.
2. Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan dilakukan pemeriksaan diagnostik.
3. Jika keluarga setuju untuk dilakukan pemeriksaan maka dokter
membuat pengantar permintaan pemeriksaan tindakan diagnostik.
10

BAB V
DOKUMENTASI

1. SPO Permintaan pemeriksaan penunjang


2. SPO Tindakan – Tindakan invasive
3. SPO Pemeriksaan CT-SCAN
4. Panduan praktek klinik
5. Format Informed Consent
11

PENGISIAN FORMAT CATATAN


PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
RSUD SINJAI
B.04.29 C 1/2
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
20/03/2019 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
STANDAR DAERAH KABUPATEN SINJAI,
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. H. Amaluddin Sp.PD.


NIP. 19630618 198910 1 002
Pelayanan pasien terintegrasi adalah suatu proses
Pengertian asuhan/pelayanan pasien yang bersifat dinamis dan
berkesinambungan, yang melibatkan banyak praktisi
pelayanan kesehatan dan berbagai unit kerja atau
pelayanan.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
pengisian format Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi (CPPT).
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sinjai Nomor 226 Tahun 2019 Tentang
12

Pemberlakuan Panduan Pelayanan Pasien Terintegrasi


Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai.
Prosedur 1. Semua praktisi pemberi asuhan menulis pada lembar
Catatan Terintegrasi.
2. Petugas mengisi tanggal, jam, profesi pada format.
3. Petugas mengisi catatan perkembangan pasien dengan
format SOAP (S : Data Subjektif, O : Data Objektif,
A : Assesment, P : Planning) disertai dengan target yang
terukur.
4. Dokter menuliskan Planning berupa target yang terukur
dan pengobatan yang direncanakan.
5. Perawat/ bidan menuliskan Planning berupa target yang
terukur sesuai hasil assesmen
6. Ahli gizi/ Apoteker/ Fisioterapis menuliskan Planning
berupa target terukur dan terapi diet sesuai hasil
assesmen.
7. Dokter menuliskan rencana tindakan/ koloboratif pada
kolom instruksi

PENGISIAN FORMAT CATATAN


PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
RSUD SINJAI
B.04.29 C 1/2
STANDAR TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
PROSEDUR 20/03/2019 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
OPERASIONAL DAERAH KABUPATEN SINJAI,

dr. H. Amaluddin Sp.PD.


13

NIP. 19630618 198910 1 002


Prosedur 8. Perawat/ bidan/ apoteker/ ahli gizi/ fisioterapis
menuliskan rencana asuhan pada kolom instruksi.
9. Petugas menuliskan nama/stempel nama disertai
dengan tanda tangan di setiap akhir pendokumentasian.
10. Hasil pemeriksaan, analisa, rencana dan instruksi
diverifikasi oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP) setiap akhir 24 jam pelayanan .
11. DPJP menuliskan catatan/ notasi pada kolom SOAP
disertai dengan paraf.
12. Semua praktisi pemberi asuhan menulis pada lembar
Catatan Terintegrasi.

Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat / PONEK


2. Instalasi Rawat Inap
3. Intensive Care Unit
4. Instalasi Gizi
5. Unit Fisioterapi

RSUD SINJAI
ASSESMEN TERINTEGRASI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


B.04.30 C 1/2
14

TANGGAL TERBIT DITETAPKAN


20/03/2019 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
STANDAR DAERAH KABUPATEN SINJAI
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. Amaluddin, Sp. PD
NIP: 19630618 198910 1 002
Pengertian Assesmen pasien adalah tahapan dari proses dimana
dokter, perawat/ bidan dan ahli gizi mengevaluasi data
pasien baik subyektif maupun obyektif untuk membuat
keputusan.
Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk
pelaksanaan pelayanan pasien terintegrasi.
2. Pasien yang dilayani di rumah sakit dapat terindentifikasi
kebutuhan pelayanannya melalui suatu proses assesmen
yang baku.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kebijakan Kabupaten Sinjai Nomor 226 Tahun 2019 tentang
Pemberlakuan Panduan Pelayanan Pasien Terintegrasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai.
Prosedur 1. Asesmen Medis
DPJP secara menyeluruh dan sistematis mengidentifikasi
masalah kesehatan pasien dengan melakukan:
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Skrining nyeri
2. Asesmen Keperawatan
a. Asesmen awal keperawatan
Mengidentifikasi masalah keperawatan pada pasien
antara lain:
1) Riwayat pasien sekarang;
2) Riwayat pasien dahulu;
15

3) Riwayat alergi.
b. Aktifitas dan istirahat;
c. Proteksi;
d. Nutrisi;
e. Respon emosi;
f. System sosio spiritual.

ASESMEN TERINTEGRASI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUD SINJAI B.04.02 C 2/2
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
20/03/2019 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
STANDAR DAERAH KABUPATEN SINJAI
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. Amaluddin, Sp. PD
NIP: 19630618 198910 1 002
3. Asesmen Gizi
a. Asesmen gizi pasien dewasa;
b. Asesmen ibu hamil.
4. Asesmen Individual
a. Asesmen resiko jatuh
1) Resiko jatuh pada pasien dewasa
a) Pencegahan resiko jatuh pada pasien dewasa;
b) Assesmen resiko jatuh pada pasien dewasa
menggunakan Morse Fall Scale (skala jatuh
Morse).
2) Resiko jatuh pada pasien anak
a) Pencegahan resiko jatuh pada pasien anak;
b) Asesmen resiko jatuh pada pasien anak
menggunakan Humpty Dumpty.
b. Asesmen nyeri;
16

c. Asemen tahap terminal;


d. Asesmen kebutuhan rohani;
e. Asesmen kebutuhan privasi;
f. Asesmen pediatrik;
g. Asesmen kulit dan kelamin;
h. Asesmen neurologis;
i. Asesmen rehabilitasi medic;
j. Perawatan anak dan neonates;
k. Perawat jiwa;
l. Kebidanan.
1. Instalasi rawat inap
2. Instalasi rawat jalan
Unit Terkait 3. Instalasi gizi
4. IGD
5. ICU

KONSUL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUD SINJAI B.04.31 C 1/2
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
20/03/2019 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
STANDAR DAERAH KABUPATEN SINJAI
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. Amaluddin, Sp. PD
NIP: 19630618 198910 1 002
Permintaan penatalaksanaan dan atau pengobatan pada
pasien dari dokter penanggungjawab pelayanan utama
Pengertian kepada dokter spesialis lainnya untuk mendapatkan
rekomendasi atau advis terkait masalah kesehatan
pasien.
17

1. Sebagai acuan/prosedur dalam melakukan konsul


pasien
Tujuan 2. Memperoleh pengobatan atau terapi dari dokter/PPA
lain berdasar dari hasil assesmen dari dokter DPJP
3. Mendapatkan advis dari DPJP sesuai kebutuhan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sinjai Nomor 226 Tahun 2019 tentang
Kebijakan
Pemberlakuan Panduan Pelayanan Pasien Terintegrasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai.
1. DPJP memberikan penjelasan pada pasien atau
keluarga bahwa pasien memerlukan konsul lebih
lanjut
2. DPJP menanyakan kesediaan pasien untuk di konsul
ke dokter spesialis lainnya
3. Apabila pasien setuju dokter mengisi lembar konsultasi,
mulai dari:
a. Identitas pasien
b. Konsulen yang dituju
Prosedur
c. Diagnosa
d. Tata laksana yang telah diberikan
4. Apabila pasien tidak setuju dokter melanjutkan per-
awatan tanpa konsul kedokter spesialis dan pasien atau
keluarga membuat surat pernyataan penolakan nasehat
medis.
5. Perawat menghubungi dokter spesialis yang dimaksud
untuk menetukan waktu konsul pasien (kedatangan
dokter spesialis untuk memeriksa pasien)

KONSUL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUD SINJAI B.04.31 C 2/2
18

TANGGAL TERBIT DITETAPKAN


20/03/2019 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
STANDAR DAERAH KABUPATEN SINJAI
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. Amaluddin, Sp. PD
NIP: 19630618 198910 1 002
6. Dokter spesialis yang dimaksud melakukan pemerik-
saan dan memberikan penjelasan kepada pasien ten-
tang tindakan yang akan konsul ke dokter spesialis
lainnya
7. Apabila pasien setuju dokter mengisi lembar konsultasi,
mulai dari :
a. Identitas pasien
b. Konsulen yang dituju
c. Diagnosa
d. Tata laksana yang telah diberikan
8. Apabila pasien tidak setuju dokter melanjutkan per-
awatan tanpa konsul kedokter spesialis dan pasien atau
keluarga membuat surat pernyataan penolakan nasehat
medis.
9. Perawat menghubungi dokter spesialis yang dimaksud
untuk menetukan waktu konsul pasien (kedatangan
dokter spesialis untuk memeriksa pasien)
10. Dokter spesialis yang dimaksud melakukan pemerik-
saan dan memberikan penjelasan kepada pasien ten-
tang tindakan yang akan dilakukan serta menjawab
konsul pada lembar tersebut tentang hasil pemeriksaan
pada pasien dan apa saran tindakan/ pengobatan se-
lanjutnya.
Unit terkait 1. Instalasi rawat jalan
2. Instalasi rawat inap
19

3. ICU

PEMBERIAN INSTRUKSI MEDIS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUD SINJAI B.04.32 C 1/1
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
20/03/2019 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
STANDAR DAERAH KABUPATEN SINJAI
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. Amaluddin, Sp. PD
NIP: 19630618 198910 1 002
Instruksi medis adalah segala bentuk tindakan,
Pengertian pemberian obat-obatan yang diperintahkan oleh dokter
yang merawat pasien ataubila diperlukan oleh dokter jaga
1. Sebagai acuan/prosedur dalam pemberian instruksi
medis
Tujuan
2. Untuk memperjelas dan menyeragamkan tata cara pem-
berian instruksi yang dapat dipertanggungjawabkan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sinjai Nomor 226 Tahun 2019 tentang
Kebijakan
Pemberlakuan Panduan Pelayanan Pasien Terintegrasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai.
Prosedur Kepada perawat/bidan atau dokter jaga melalui telepon.
1. Untuk pasien yang belum pernah diperiksa sendiri oleh
DPJP, maka pemberian instruksi melalui telepon hanya
boleh diberikan kepada dokter jaga yang memeriksa
pasien tersebut
20

2. Dokter jaga atau perawat yang menerima instruksi


tersebut akan menuliskan dan membacakan ulang in-
struksi untuk pengecekan (SBAR/TBAK)
3. DPJP harus memberikan paraf pada Catatan instruksi
pada stempel TBAK. Dalam waktu 1 x 24 jam.
1. Instalasi rawat inap
Unit terkait 2. IGD
3. ICU

PERMINTAAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


PASIEN IGD DAN RAWAT INAP
RSUD SINJAI NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
B.04.33 C 1/2
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
20/03/2019 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
STANDAR DAERAH KABUPATEN SINJAI
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. Amaluddin, Sp. PD
NIP: 19630618 198910 1 002
Permintaan penatalaksanaan dan atau pemeriksaan
penunjang pada pasien dari dokter penanggungjawab
Pengertian pelayanan utama kepada dokter spesialis patologik linik/
spesialis radiologi untuk mendapatkan hasil pemeriksaan
penunjang dalam menunjang penegakan diagnosis
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
21

melakukan permintaan pemeriksaan penunjang pasien


IGD dan Rawat Inap.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sinjai Nomor 226 Tahun 2019 tentang
Kebijakan
Pemberlakuan Panduan Pelayanan Pasien Terintegrasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai.
1. DPJP memberikan penjelasan pada pasien atau kelu-
arga bahwa pasien memerlukan pemeriksaan penun-
jang.
2. DPJP menanyakan kesediaan pasien untuk dilakukan
pemeriksaan penunjang
3. Permintaan pemeriksaan Radiologi
Dokter mengisi lembar permintaan pemeriksaan
penunjang radiologi dan lembar konsultasi mulai dari :
a. Identitas pasien
Prosedur b. Diagnosa klinik
c. Dokter memilih jenis pemeriksaan radiologi yang
dibutuhkan
4. Permintaan pemeriksaan Laboratorium
Dokter mengisi lembar permintaan pemeriksaan
laboratorium, dimulai dari :
a. Identitas pasien
b. Diagnosa klinik
c. Dokter memilih jenis pemeriksaan Laboratorium
yang dibutuhkan
PERMINTAAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
PASIEN IGD DAN RAWAT INAP
RSUD SINJAI NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
B.04.33 C 2/2
STANDAR TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
PROSEDUR 20/03/2019 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
OPERASIONAL DAERAH KABUPATEN SINJAI
22

Dr. H. Amaluddin, Sp. PD


NIP: 19630618 198910 1 002
5. Perawat ruangan menghubungi unit penunjang yang di-
tuju ( Laboratorium/ Radiologi)
6. Untuk pasien pemeriksaan radiologi perawat unit per-
awatan mengantar pasien ke ruang radiologi setelah ada
konfirmasi dari petugas Radiologi dengan membawa lem-
bar permintaan pemeriksaan radiologi.
7. Untuk pemeriksaan laboratorium, petugas ruangan
menyerahkan lembar permintaan pemeriksaan laborato-
rium ke petugas laboratorium setelah petugas laborato-
rium berada di ruang perawatan untuk pengambilan
sampel yang akan diperiksa.
1. IGD
Unit terkait 2. Instalasi rawat inap
3. ICU
23

PERMINTAAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


PASIEN RAWAT JALAN
RSUD SINJAI NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
B.04.34 C 1/2
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
20/03/2019 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
STANDAR DAERAH KABUPATEN SINJAI
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. Amaluddin, Sp. PD
NIP: 19630618 198910 1 002
Permintaan penatalaksanaan dan atau pemeriksaan
penunjang pada pasien dari dokter penanggungjawab
Pengertian pelayanan utama kepada dokter spesialis patologi klinik/
spesialis radiologi untuk mendapatkan hasil pemeriksaan
penunjang dalam menunjang penegakan diagnosis
Sebagai acuan penerpan lagkah-langkah melakukan
Tujuan
permintaan pemeriksaan penunjang pasien rawat jalan.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sinjai Nomor 226 Tahun 2019 tentang
Kebijakan
Pemberlakuan Panduan Pelayanan Pasien Terintegrasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai.
Prosedur 1. DPJP memberikan penjelasan pada pasien atau kelu-
arga bahwa pasien memerlukan pemeriksaan penun-
jang.
2. DPJP menanyakan kesediaan pasien untuk dilakukan
pemeriksaan penunjang
3. Permintaan pemeriksaan Radiologi
Dokter mengisi lembar permintaan pemeriksaan
penunjang radiologi dan lembar konsultasi mulai dar i:
a. Identitas pasien
b. Diagnosa klinik
24

c. Dokter memilih jenis pemeriksaan radiologi yang


dibutuhkan
4. Permintaan pemeriksaan Laboratorium
Dokter mengisi lembar permintaan pemeriksaan
laboratorium, dimulai dari :
a. Identitas pasien
b. Diagnosa klinik
c. Dokter memilih jenis pemeriksaan Laboratorium
yang dibutuhkan

PERMINTAAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


PASIEN RAWAT JALAN
RSUD SINJAI NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
B.04.34 C 2/2
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
20/03/2019 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
STANDAR DAERAH KABUPATEN SINJAI
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. H. Amaluddin, Sp. PD
NIP: 19630618 198910 1 002
5. Perawat ruangan poli menyerahkan lembar permintaan
pemeriksaan penunjang ke pasien/keluarga pasien.
6. Perawat ruangan poli mengarahkan pasien ke ruang
Laboratorium/ Radiologi untuk dilakukan pemeriksaan
penunjang dengan Membawa lembar permintaan pe-
meriksaan penujang yang telah dibuat oleh DPJP.
Unit terkait Instalasi rawat jalan

Anda mungkin juga menyukai