KESINAMBUNGAN PELAYANAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIKALONGWETAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RSUD CIKALONGWETAN
NOMOR : 445/H.1/RSUD-CW/0003/I/2022
TENTANG
PEMBERLAKUKAN PANDUAN KESINAMBUNGAN PELAYANAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG BARAT
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Cikalongwetan
Pada tanggal : 02 Januari 2022
DIREKTUR RSUD CIKALONGWETAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat serta hidayah-
Nya sehingga panduan kesinambungan pelayanan di Rumah Sakit Umum
Daerah Cikalongwetan ini dapat tersusun dengan baik.
Buku panduan ini dibuat berdasarkan surat Keputusan Direktur Nomor
445/H.1/RSUD-CW/0003/I/2022 Tentang Panduan Kesinambungan
Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Cikalongwetan.
Panduan ini dibuat sebagai acuan pelaksanaan kesinambungan
pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Cikalongwetan untuk mendukung
pelayanan yang profesional terhadap pasien di Rumah Sakit Umum Daerah
Cikalongwetan.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membantu sehingga Panduan Kesinambungan Pelayanan ini dapat
diselesaikan dan dapat diterbitkan. Kritik dan saran yang membangun serta
bermanfaat selalu diterima guna pengembangan panduan ini agar menjadi
lebih baik.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
4
4. Perencanaan pemulangan pasien (P3)/discharge planning terintegrasi;
5. Asuhan gizi terintegrasi; dan
6. Manajer pelayanan pasien/case manager.
5
Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) adalah dokter yang
bertanggung jawab sepenuhnya atas pengelolaan asuhan medis seorang
pasien di RSUD Cikalongwetan (apabila pasien hanya perlu asuhan medis
dari 1 orang dokter). DPJP Utama adalah dokter koordinator yang
memimpin proses pengelolaan asuhan medis bagi pasien yang harus
dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter. DPJP Tambahan adalah
dokter yang ikut memberikan asuhan medis pada seorang pasien, yang
oleh karena kompleksitas penyakitnya memerlukan perawatan bersama
oleh lebih dari 1 orang dokter.
6
BAB II
RUANG LINGKUP
7
4. Kolaborasi/kerjasama
Pasien dan keluarga adalah mitra pemberi pelayanan
kesehatan. Pemberi pelayanan kesehatan bekerjasama
dengan pasien dan keluarga dalam pengembangan
implementasi dan evaluasi kebijakan dan program.
B. Tujuan
Tujuan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) adalah untuk
melibatkan pasien dalam asuhan yang dialaminya. Bilamana
pasien merasa menjadi bagian dalam keputusan pengobatan dan
rencana asuhan, maka mereka akan memperoleh manfaat. Hal
yang sama juga berlaku bagi keluarganya. Bila keluarga yang
mempunyai relasi erat, suatu kemitraan dengan rumah sakit yang
melayani orang yang mereka kasihi, mereka akan kurang merasa
khawatir tentang logistik dan akan lebih banyak fokus terhadap
kesehatan pasien.
C. Hubungan Profesional
Para MPP harus mempunyai hubungan kerja profesional
dengan para dokter dan staf klinis. Mereka juga harus terbiasa
dengan pelayanan penagihan (billing), pelayanan bantuan
finansial, bantuan/dukungan dari komunitas serta pelayanan
kerohanian
8
E. Kelompok Pasien
MPP sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada pasien
– pasien dalam kelompok: anak – anak, usia lanjut, dan dengan
penyakit kronis. Dalam pelaksanaan manajemen pelayanan
pasien, MPP menangani 25 – 50 pasien, tergantung kondisi
kerumitan, sistem pelayanan klinis, budaya kerja rumah sakit.
9
lain. MPP diharapkan melakukan advokasi untuk pilihan
pengobatan yang dapat diterima setelah berkonsultasi
dengan DPJP, termasuk rencana pemulangan yang
aman.advokasi perlu mempertimbangkan sistem nilai pasien,
kemampuan finansial termasuk atas jaminan pembiayaan,
pilihan, serta kebutuhan pelayanan kesehatannya.
G. Tanggung Jawab
MPP bertanggungjawab ke direktur medis.
10
2.2 Proses Asuhan Pasien Oleh Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP)
A. Hak DPJP
1. Mengelola asuhan medis seorang pasien secara mandiri dan
otonom, yang mengacu pada standar pelayanan medis rumah
sakit, secara komprehensif mulai dari diagnosa, terapi, tindak
lanjut sampai rehabilitasi.
2. Melakukan konsultasi dengan disiplin lain yang dianggap
perlu untuk meminta pendapat atau perawatan bersama ,
demi kesembuhan pasien.
B. Kewajiban DPJP
1. Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas rekam
medis yang memuat segala aspek asuhan medis yang akan
dilakukan, termasuk konsultasi, rehabilitasi dll.
11
2. Memberikan penjelasan secara rinci kepada pasien dan
keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan baik tentang
pengobatan, prosedur maupun kemungkinan hasil yang tidak
diharapkan.
3. Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang
kewajibannya terhadap dokter dan rumah sakit, yang dicatat
dalam berkas rekam medis.
4. DPJP berkewajiban memberikan kesempatan kepada pasien
atau keluarganya untuk bertanya atas hal-hal yang
tidak/belum dimengerti.
E. Kebijakan
1. Setiap pasien yang berobat di RSUD Cikalongwetan harus
memiliki DPJP.
12
2. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka DPJP nya
adalah dokter klinik terkait.
3. Apabila pasien berobat di IGD dan tidak dirawat inap, maka
DPJP nya adalah dokter jaga IGD
4. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP nya adalah dokter
spesialis disiplin yang sesuai.
5. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter
spesialis , makaharus ditunjuk seorang sebagai DPJP utama
dan yang lain sebagai DPJP tambahan.
13
BAB III
TATA LAKSANA
14
b) Melakukan supervisi dan evaluasi kelengkapan dokumen
rekam medis.
c) Bertindak sebagai penasehat pasien, mengidentifikasi
kejadian-kejadian yang merugikan, dan melakukan
pendidikan pada pasien, keluarga dan staff yang
berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya,
perencanaan pulang dan aspek psikososial pelayanan
kesehatan.
d) Memobilisasi sumber daya yang efektif dan efisien sesuai
kebutuhan untuk mencapai hasil klinis yang diinginkan.
e) Memastikan keta’atan pemeriksaan pasien, diperlukan
dilakukan dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
hasilnya segera tersedia.
f) Mengevaluasi kepuasan pasien dan kualitas keperawatan
yang diberikan.
g) Kolaborasi dengan dokter penanggungjawab pasien dan
keluarga pasien secara berkala selama masa perawatan
pasien dan mengembangkan hubungan kerja yang efektif
h) Memfasilitasi dan berkolaborasi dalam perawatan
interdisipliner dengan Profesi Pemberi Asuhan (PPA) untuk
meninjau tujuan pengobatan, mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya, memberikan edukasi pada keluarga dan
mengidentifikasi kebutuhan paska perawatan.
i) Memfasilitasi pasien dan keluarganya dalam penyelesaian
administrasi dan pembiayaan pelayanana di rumah sakit,
baik pembayaran mandiri maupun asuransi kesehatan.
j) Menyelenggarakan pelayanana dan asuhan dengan
berfokus terhadap keselamatan pasien (safety pasien).
15
2. Asuhan Keperawatan
a) Menerima konsultasi pengkajian keperawatan lanjutan
b) Menerima konsultasi analisis data keperawatan komplek
c) Menerima konsultasi rencana tindakan keperawatan
komplek
d) Menerima konsultasi evaluasi keperawatan komplek pada
individu dan kelompok
16
4. Pengembangan Profesi
a) Mengajar/ melatih pada diklat / SDM keperawatan dan
lainnya
b) Menjadi anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional
Keperawatan
c) Menjadi pengurus aktif organisasi profesi keperawatan
d) Mengarahkan dan berpartisipasi dalam pengembangan dan
pelaksanaan kebijakan serta protokol perawatan pasien
untuk memberikan saran dan bimbingan dalam menangani
kasus-kasus khusus atau kebutuhan pasien
5. Pelatihan
a) Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan klinis terkait
dengan penyusunan dan penerapan SPO Pelayanan
Kedokteran yang terdiri dari Panduan Praktik Klinis. Alur
Klinis (clinical pathway), Algoritme, Protokol, Standing order.
b) Pelatihan pelayanan Fokus pada pasien/Patient Centered
Care (PCC)
c) Pelatihan tentang perasuransian, jaminan kesehatan
nasional, INA-CBG’s
d) Pelatihan tentang Perencanaan pulang (Discharge planning)
untuk kontinuitas pelayanan.
e) Pelatihan manajemen risiko.
f) Pelatihan untuk meningkatkan soft skill (pengetahuan aspek
psiko-sosial, hubungan interpersonal, komunikasi dan
sebagainya).
17
3.2 Proses Asuhan Pasien oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien
(DPJP)
A. PENENTUAN DPJP
1. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk
rumah sakit (baik rawat jalan, IGD maupun rawat inap) dengan
mempergunakan cap stempel pada berkas rekam medis
pasien.
2. Cap stempel “ DPJP Dr ...... “ untuk pasien yang dirawat oleh
seorang dokter.
3. Cap stempel “ DPJP UTAMA Dr ......” untuk pasien yang dirawat
Bersama beberapa dokter.
Klarifikasi DPJP
1. Klarifikasi DPJP di Ruang Rawat
Apabila dari IGD maupun rawat jalan DPJP belum
ditentukan, maka petugas ruangan wajib segera melakukan
klarifikasi tentang siapa DPJP pasien tersebut. Apabila pasien
dirawat bersama petugas ruangan juga wajib melakukan
klarifikasi siapa DPJP Utama dan siapa DPJP Tambahannya.
2. Penentuan DPJP bagi pasien baru di ruangan
Pengaturan penetapan DPJP dapat berdasarkan :
a. Jadwal konsulen jaga di IGD atau Ruangan ; konsulen jaga
hari itu menjadi DPJP dari semua pasien masuk pada hari
tersebut, kecuali kasus dengan surat rujukan.
b. Surat rujukan langsung kepada konsulen ; dokter spesialis
yang dituju otomatis menjadi DPJP pasien tsb, kecuali
dokter yang dituju berhalangan, maka beralih ke konsulen
jaga hari itu.
c. Atas permintaan keluarga ; pasien dan keluarga berhak
meminta salah seorang dokter spesialis untuk menjadi
DPJP nya sepanjang sesuai dengan disiplinnya. Apabila
penyakit yang diderita pasien tidak sesuai dengan disiplin
18
dokter dimaksud,maka diberi penjelasan kepada pasien
atau keluarga, dan bila pasien atau keluarga tetap pada
pendirinnya maka dokter spesialis yang dituju yang akan
mengkonsulkan kepada disiplin yang sesuai.
d. Hasil rapat Komite medis pada kasus tertentu ; pada kasus
yang sangat kompleks atau sangat spesifik maka
penentuan DPJP berdasarkan rapat komite medis.
3. Rawat Bersama :
a. Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai
bidang / disiplin dan kompetensinya saja. Bila ditemukan
penyakit yang memerlukan penanganan multidisiplin, maka
perlu dilakukan rawat bersama.
b. DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada
disiplin lain sesuai kebutuhan.
c. Segera ditentukan siapa yang menjadi DPJP Utama
dengan beberapa cara antara lain; Penyakit yang terberat,
atau penyakit yang memelukan tindakan segera atau
dokter yang pertama mengelola pasien.
19
pengelolaan pasien dengan tetap berkoordinasi dengan DPJP
awal pasien atau DPJP Utama (bila pasien dirawat bersama
sebelum masuk ICU).
2. DPJP Utama di OK
Adalah dokter operator yang melakukan operasi dan
bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pembedahan,
sedangkan dokter anestesi sebagai DPJP tambahan. Dalam
melaksanakan tugas mengikuti SOP masing-masing, akan
tetapi semua harus mengikuti prosedur Save Surgery check list
(sign in, time out dan sign out) serta dicatat dalam berkas rekam
medis.
3. Pengalihan DPJP di IGD
Pada pelayanan di IGD, dalam memenuhi respons time
yang adekuat dan demi keselamatan pasien, maka apabila
konsulen jaga tidak dapat dihubungi dapat dilakukan
pengalihan DPJP kepada konsulen lain yang dapat segera
dihubungi.
20
berkas rekam medis, tetapi antar departemen/kelompok SMF
harus menggunakan formulir khusus /lembar Konsultasi
5. Konsultasi bisa biasa, atau segera/cito
6. Dalam keadaan tertentu seperti konsul diatas meja operasi,
lembar konsul bias menyusul sebelumnya melalui telepon
7. Konsultasi dari dokter jaga IGD kepada konsulen jaga bisa lisan
pertelepon yang kemudian ditulis dalam berkas rekam medis oleh
dokter jaga.
21
BAB IV
DOKUMENTASI
22
4. Resume Pasien
5. Berkas Rekam Medis.
Ditetapkan di : Cikalongwetan
Pada tanggal : 02 Januari 2022
DIREKTUR RSUD CIKALONGWETAN
23