Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmatnya
sehigga telah berhasil disusun buku Panduan Skrining Pasien di lingkungan RSU Baitul
Hikmah Kendal
Buku panduan ini perlu dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam proses
skrining pasien sebagai bagian dari proses pelayanan di RSU Baitul Hikmah. Dalam
buku Panduan Skrining diuraikan bagaimana skrining dilakukan, siapa yag melakukan
serta tindak lanjut dari hasil skrining. Skrining dilaksanakan dalam upaya mengetahui
kebutuhan pelayanan pasien dan disesuaikan dengan visi misi dan sarana yang dimiliki
RSU Baitul Hikmah Kabupaten Kendal.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu penyusunan buku Panduan Skrining Pasien di RSU Baitul Hikmah Kendal

Kendal, 29 Maret 2018


Penyusun

iv
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


BAB II RUANG LINGKUP ........................................................................... 2
BAB III TATA LAKSANA ............................................................................ 3
BAB IV DOKUMENTASI .............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 10

v
BAB I
DEFINISI

1. Pengertian
Skrining adalah deteksi dini dari suatu penyakit atau usaha mengidentifikasi
penyakit atau kelainan secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes,
pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk
membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi sesungguhnya menderita
suatu kelainan.

2. Tujuan
Skrining bertujuan untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit
dengan pengobatan dini terhadap kasus yang ditemukan, mengidentifikasi penyakit
pada komunitas awal, sehingga memungkinkan intervensi lebih awal. Dengan
skrining memastikan pasien pada jalur pelayanan yang tepat.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Skrining pasien RSU Baitul Hikmah Kendal dilakukan untuk pasien rawat jalan
maupun rawat Inap. Skrining dilakukan sejak kontak pertama pasien dengan rumah
sakit atau bahkan sebelum masuk rumah sakit. Skrining dilakukan oleh petugas rumah
sakit yang kontak pertama dengan pasien yaitu security, bagian pendaftaran, dan di
lakukan oleh perawat baik di Instalasi rawat jalan maupun Instalasi Gawat Darurat.
Skrining khusus pasien IGD akan diatur lebih lanjut dalam Panduan Triase.

2
BAB III
TATA LAKSANA

A. Skrining Di Luar Rumah Sakit


Skrining di luar rumah sakit merupakan proses deteksi dini atau usaha untuk
mengidentifikasi keadaan pasien yang dilakukan dengan komunikasi melalui
telephon. Dalam pelaksanaanya melalui tahapan
1. Identifikasi pasien
Pelaksanaan identifikasi pasien dilakukan melalui telepon, petugas menanyakan
identitas pasien saat dihubungi oleh pihak luar.
2. Penilaian berkelanjutan
Petugas menanyakan secara terperinci tentang diagnosa,keadaan umum pasien,
tanda vital, tindakan dan terapi apa saja yang sudah diberikan kepada pasien.
Petugas menilai apakah pasien sesuai dengan misi dan sumberdaya rumah sakit.
3. Dokumentasikan di formulir skrining diluar rumah sakit.

B. Skrining Di Dalam Rumah Sakit


Skrining didalam rumah sakit merupakan proses deteksi dini atau usaha untuk
mengidentifikasi penyakit atau kelainan. Skrining dapat dilaksanakan melalui
kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan, pertanyaan, pemeriksaan fisik,
psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imaging pasien.
1) Pertama kontak dengan petugas rumah sakit
Petugas keamanan / Security sebagai petugas terdepan yang menyambut
kedatangan pasien melakukan skrining dengan :
 Secara visual mengamati kebutuhan pasien dan mengarahkan pasien ke unit
Rawat Jalan atau ke unit Gawat Darurat.
 Mengamati kebutuhan khusus pasien akan alat bantu dan menyiapkan jika
diperlukan.
 Mengamati secara visual apakah pasien termasuk dalam resiko pasien jatuh,
memasangkan kalung gambar resiko jatuh dengan memperkenalkan diri
terlebih dahulu dan memberi penjelasan sebelumnya.
2) Saat admisi pasien masuk
Petugas TPPRI maupun TPPRJ melakukan skrining dengan mengacu kepada
 Rujukan dari fasilitas primer yang ada.
 Kartu kontrol pada pasien paska rawat inap.
 Keluhan pasien untuk dapat diarahkan ke bidang ilmu kedokteran yang
sesuai.

3
3) Kontak dengan paramedik
Petugas melakukan assesmen keperawatan dan memberikan asuhan
keperawatan. Petugas harus mampu menggunakan kriteria untuk pemanfaatan
unit perawatan khusus.
Skrining kebutuhan pasien untuk menetapkan pelayanan preventif, paliatif,
kuratif dan rehabilitatif diprioritaskan berdasarkan atas kondisi pasien pada
waktu proses admisi. Hal tersebut dilakukan pada proses assesmen awal pasien.
Penjelasan dari pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif sebagai
berikut:
1. pelayanan preventif
Adalah suatu usaha yang dilakukan indiviu alam mencegah terjadinya
sesuatu yang tidak diinginkan. Preventif secara etiomologi berasal dari
bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau
mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas
prevensi dapat diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk
mencegah terjadinya gangguan, kerusakan atau kerugian bagi seseorang
atau masyarakat.
Usaha - usaha yang dilakukan yaitu :
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (bumil)
b. Pmberian vitamin A, pemberian anti Tetanus pada luka yang dalam
c. Pemeriksaan kehamilan, nifas dan menyusui
d. Deteksi dini faktor dan resiko (maternal, balita, penyakit)
e. Imunisasi terhadap bayi, anak balita dan ibu hamil
2. pelayanan paliatif
Pelayanan paliatif adalah pelayanan interdisipliner yang berfokus pada
pasien penyakit serius atau mengancam jiwa. Tujuan pelayanan palitif
adalah mengurangi beban penyakit, meringankan penderitaan, dan
mempertahankan kualitas hidup dari saat setelah diagnosis. Tujuan ini
dicapai melalui intervensi yang mempertahankan kesejahteraan fisik,
psikologis, sosial dan spiritual, meningkatkan komunikasi dan koordinasi
pelayanan, memastikan pelayanan yang layak secara budaya dan konsisten
dengan nilai-nilai dan preferensi pasien, memberi bantuan kongkrit jika
diperlukan dan meningkatkan kemungkinan bahwa pasien meninggal dengan
penderitaan minimal.
3. Pelayanan kuratif
Kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok
yang menderita penyakit atau masalah kesehatan. Usaha-usaha yang
dilakukan yaitu:

4
 Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis
penderita TB.
 Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit.
 Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan
nifas.
 Perawatan payudara, perawatan tali pusat bayi baru lahir.
 Pemberian obat : Fe, Vit A, Oralit.
4) Pelayanan rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat
dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama. Usaha yang dilakukan yaitu :
 Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperi, patah tulang,
kelainan bawaan
 Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC
(latihan nafas dan batuk), stroke (fisiotherapi).
5) Saat pemeriksaan pasien oleh dokter
Tenaga medis melakukan skrining sesuai dengan kompetensinya dengan
melakukan anamnesa, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan penunjang yang
dibutuhkan.
6) pemeriksaan penunjang standart di IGD
pemeriksaan penunjang diagnostic standar yang harus sudah dilakukan di
Instalasi Gawat Darurat sebelum pasien dipindahkan ke ruangan biasa, ruangan
khusus atau dirujuk.
1. Pasien Dewasa (18 – 40 tahun)
a. Darah Rutin (Hb, Hct, Leco, Trombosit)
b. Urin Rutin
c. Gula Darah Sewaktu
d. Thorax Foto (sesuai indikasi)
2. Pasien Dengan Usia > 40 tahun
a. Darah Rutin (Hb, Hct, Leco, Trombosit)
b. Urin rutin
c. Gula Darah Sewaktu
d. Thorax Foto
e. ECG
f. Ureum / Creatinin (sesuai indikasi)
3. Pasien dengan febris > 1 hari
a. Darah Rutin

5
4. Pasien dengan febris > 3 hari
a. Darah Rutin
b. Urin Rutin
c. Ig G/Ig M (sesuai indikasi)
d. Malaria (riwayat malaria, tinggal / pergi di daerah endemic)
5. Pasien dengan febris > 5 hari
a. Darah Rutin
b. Urin Rutin
c. Widal / Salmonella Typhi Ig M
d. SGOT / SGPT
e. Malaria (riwayat malaria, tinggal / pergi di daerah endemic)
6. Pasien GE
a. Darah Rutin
b. Elektrolit (sesuai indikasi)
c. Feses rutin
d. Ureum / Creatinin (sesuai indikasi)
7. Pasien Cito Operasi
a. Umur < 40 tahun
1) Darah Rutin
2) PT / APTT atau CT / BT
3) GDS
4) Thorax foto (sesuai indikasi: bila ada riwayat asma / sakit paru)
b. Umur > 40 tahun
1) Darah Rutin, golongan darah, Rhesus, CT/BT
2) GDS
3) Ureum / Creatinin
4) SGOT / SGPT (sesuai indikasi)
5) Elektrolit (sesuai indikasi missal operasi intra abdomen)
6) Thorax Foto (sesuai kondisi: bila ada riwayat asma atau sakit paru)
7) ECG
8. Pasien Stroke
a. CT-scan kepala (sesuai a)
b. EKG
c. Thorax Foto
d. Laboratorium:
1) Darah rutin
2) GDS
3) Ureum / Creatinin / Asam Urat
4) SGOT / SGPT

6
5) Cholesterol /Trigliserid / HDL / LDL
6) Elektrolit
9. Pasien Nyeri Dada
a. EKG
b. Thorax Foto
c. Laboratorium:
1) CKMB (sesuai advise DPJP)
2) Darah rutin
3) GDS
4) SGOT/SGPT
5) Ureum / Creatinin
6) Cholesterol / Trigliseride / HDL / LDL
10. Pasien Gangguan Ginjal
a. Ureum / creatinin
b. Urin rutin
c. Darah rutin
d. Elektrolit
11. Pasien Cedera Kepala
a. CT-scan Kepala (sesuai advise DPJP)
b. Darah rutin
c. GDS
d. Ureum / Creatinin
12. Pasien Sakit Perut
a. Darah rutin
b. Urin rutin
c. PPtest (untuk wanita usia subur)
d. USG abdomen (sesuai indikasi)
e. BNO (sesuai indikasi)
f. SGOT/SGPT
13. Pasien Anak
a. Darah rutin
b. GDS (sesuai indikasi: pasien kejang, tidak mau makan, tanda dehidrasi,
bayi prematur)
c. Elektrolit (bila kejang, diare, penurunan kesadaran, bayi prematur)
d. Feses rutin (bila GE)
e. Urin rutin, Ureum / Creatinin (sesuai indikasi )
f. Ig M /Ig G dengue sesuai indikasi
g. IgM Salmonella sesuai Indikasi
h. Widal pada febris 3 hari

7
Hasil pemeriksaan standart minimal separuh dari pemeriksaan sudah ada
hasilnya sebelum pasien pindah ke ruangan, ruangan khusus atau dirujuk.

C. Tindak Lanjut Hasil Skrining


Dokter sebagai penanggung jawab pelayanan setelah menjalankan langkah-langkah
dalam skrining pasien dapat mengambil keputusan :
1. Merawat pasien apabila dari hasil skrining yang telah didukung pemeriksaan
penunjang menunjukkan bahwa kebutuhan pasien sesuai dengan sarana dan
prasarana yang dimiliki RSU Baitul Hikmah Kendal. Pelayanan yang ada di RSU
Baitul Hikmah Kendal berdasar spesialisasi yaitu:
a. Penyakit Dalam
b. Penyakit Anak
c. Penyakit Kebidanan dan Kandungan
d. Penyakit Bedah umum
e. Penyakit Syaraf
f. Penyakit Kulit dan Kelamin
2. Menentukan prioritas pelayanan pasien apakah preventif, kuratif, rehabilitatif
ataukah paliatif.
3. Merujuk pasien apabila hasil skrining yang telah didukung pemeriksaan yang
akurat menunjukkan bahwa kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi dikarenakan
tidak sesuai dengan misi dan sarana prasarana yang dimiliki RSU Baitul Hikmah
Kendal Rujukan keluar dari RSU Baitul Hikmah Kendal ditujukan ke rumah sakit
lain yang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan pasien.

8
BAB IV
DOKUMENTASI

Dalam proses skrining ada beberapa dokumen yang dibutuhkan :


1. Surat rujukan
2. Berkas rekam medis
3. formulir Triase
4. formulir Assesmen IGD (dokter dan perawat)
5. formulir skrining dari luar Rumah Sakit

9
DAFTAR PUSTAKA

Admission Criteria Sets For Acute Hospitalization Indications For Hospitalization,


Treatments, Discharge Screens.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Nomor


129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar pelayanan Minimal Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2008,


No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis / Medical Record, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2017, Nomor 11 tahun 2017


tentang Keselamatan Pasien, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia, 2009, Nomor 44 tahun 2009 tentang : Rumah


Sakit.

10

Anda mungkin juga menyukai