Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN

LAYANAN SKRINING / KAJIAN PASIEN

KLINIK PANDAAN MEDIKA


Jalan Raya Karangjati 25 Pandaan
Pasuruan, Jawa Timur 67156
Telp. (0343) 633684 Email: pandaanmedika@gmail.com
BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang
Skrining merupakan pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan
orang yang sehat dari orang yang memiliki keadaan patologis yang tidak
terdiagnosis atau mempunyai resiko tinggi (Kamus Dorland ed . 25 : 974).
Sehingga skrining dapat dikatakan sebagai suatu upaya mengidentifikasi
penyakit atau kelainan pasien sehingga didapat keterangan tentang kondisi dan
kebutuhan pasien saat kontak pertama. Keterangan hasil skrining digunakan
untuk mengambi keputusan untuk menerima pasien rawat inap atau pasien
rawatjalan dan merujuk ke pelayanan kesehatan lainnya dengan menyesuaikan
kebutuhan pasien dengan misi dan sumberdaya rumahsakit.
Skrining dilaksanakan melalui, evaluasi visual atau pengamatan,
pemeriksaan fisik atau hasil pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik
sebelumnya. Skrining dilakukan apabila pasien tiba di Klinik.
Kebutuhan pasien akan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan
rehabilitatif di prioritaskan berdasarkan kondisi pada waktu proses admisi
sebagai pasien rawat jalan. Hal tersebut terdapat pada proses assesmen awal
pasien yang dilakukan petugas, adapun penjelasan dari pelayanan preventif,
paliatif, kuratif dan rehabilitasi sbb :

1. Pelayanan Preventif
Adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal
dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau
mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas,
prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah
terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau
masyarakat.
Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Usaha-
usaha yang dilakukan, yaitu:
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, dll)
b. Pemberian Vitamin A, Yodium
c. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
d. Deteksi dini kasus dan factor resiko (maternal, balita, penyakit).
e. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil

2. Pelayanan Paliatif
Pelayanan paliatif adalah pelayanan interdisipliner yang berfokus pada
pasien penyakit serius atau mengancam jiwa. Tujuan pelayanan paliatif
adalah mengurangi beban penyakit, meringankan penderitaan, dan
mempertahankan kualitas hidup dari saat setelah diagnosis. Tujuan ini dicapai
melalui intervensi yang mempertahankan kesejahteraan fisik, psikologis,
sosial dan spiritual, meningkatkan komunikasi dan koordinasi pelayanan,
memastikan pelayanan yang layak secara budaya dan konsisten dengan nilai-
nilai dan preferensi pasien, memberi bantuan konkrit jika diperlukan dan
meningkatkan kemungkinan bahwa pasien meninggal dengan penderitaan
minimal.

3. Pelayanan Kuratif
Kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga,
kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan. Usaha-usaha
yang dilakukan, yaitu :
a. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis
penderita TB
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan
nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
f. Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit.

4. Pelayanan Rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang
dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang
menderita penyakit yang sama. Usaha yang dilakukan, yaitu:
a. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang,
kelainan bawaan
b. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan
nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).
Dalam pelaksanaannya skrining didalam rumah sakit dilaksanakan melalui
tahapan berikut :
1. Pemeriksaan saat pasien datang
Semua pasien yang datang ke klinik harus diprioritaskan pada saat
kedatangan, oleh tenaga terlatih dan perawat berpengalaman. Penilaian
awal umumnya harus tidak mengambil lebih dari 2 - 5 menit.
2. Skrining dilakukan melalui :
a. Evaluasi visual atau pengamatan, (keadaan umum pasien)
b. Pertanyaan (anamnesa pasien)
c. Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik,
d. Psikologik,
e. Hasil laboratorium klinik atau diagnostik imajing pasien.
f. Identifikasi kebutuhan pasien berkenaan dengan pelayanan preventif,
paliatif, kuratif, dan rehabilitatif
3. Dokumentasi dilakukan melalui status Rekam Medis yang mencakup:
a. Identitas pasien
b. Anamnesis pasien
c. Pemeriksaan fisik
4. Dokumentasi dilakukan melalui status Rekam Medis di admisi yang
mencakup:
a. Identitas pasien
b. Anamnesis pasien
c. Pemeriksaan penunjang

B. Tujuan
Pasien diterima sesuai dengan sumber daya yang tersedia di Klinik
sehingga pasien dapat dilayani sesuai dengan fasilitas yang tersedia di Klinik
dan memperoleh informasi yang tepat tentang masalah kesehatan yang
dihadapi pasien. Dengan skrining awal sangat perlu dilakukan untuk
menentukan dan mengambil keputusan tentang pengobatan dan tindak lanjut.
BAB II
RUANG LINGKUP

Skrining dilakukan pada area :


1. Tempat Skrining Awal

Skrining dilakukan melalui :


1. Evaluasi visual atau pengamatan.
2. Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologis
3. Pemeriksaan laboratorium atau diagnostic imajing sebelumnya.

Skrining di Klinik Pandaan Medika

SKRINING VISUAL RAWAT JALAN


Nama :
No. RM :
MERAH ORANGE KUNING HIJAU

Tanda dan o ALERGI OBAT o RESIKO o RESIKO JATUH o KONDISI KHUSUS


Gejala ……………….. PENULARAN 1. Menggunakan alat 1. Disabilitas
INFEKSI bantu jalan
1. HIV-AIDS 2. Gangguan pola
2. COVID 19 berjalan
3. TBC 3. Menggunakan
4. CAMPAK penutup pada
5. HEPATITIS setidaknya satu mata
BAB III
TATA LAKSANA

A. Petugas Penanggung Jawab


Perawat
B. Perangkat Kerja
1. Stetoscope
2. Tensimeter
3. Status medis
C. Tata Laksana Skrining
1. Petugas skrining melakukan identifikasi pasien yang akan mendaftar di
administrasi rawat jalan dan menilai kondisi pasien secara visual.
2. Skrining dilakukan untuk memastikan adanya ketersediaan layanan sesuai
kebutuhan pasien
3. Menetapan hasil skrining apakah membutuhkan pelayanan poliklinik atau
pelayanan gawat darurat
4. Pelaksanaan
a. Ucapkan salam, perkenalkan diri dengan melakukan salam
terapeutik (senyum, sapa, perkenalan diri).
b. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien
yang membutuhkan pelayanan segera dipoliklinik atau pelayanan
gawat darurat di instalasi gawat darurat.
c. DPJP merekomendasikan pemeriksaan penunjang diagnostik
(laboratorium, radiologi) untuk menentukan tindak lanjut skrining
yang dilakukan.
d. DPJP memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang
prosedur yang akan dilakukan.
e. Petugas skrining segera membantu mempercepat proses
pendaftaran dan menghubungi poliklinik terkait dan memberikan
data nama, tanggal lahir,
5. Nama ibu kandung dan nomor rekam medik.
Pasien yang membutuhkan pelayanan gawat darurat, petugas segera
mengantar pasien ke instalasi gawat darurat, dibantu oleh petugas pos
dirawat jalan.
BAB IV
DOKUMENTASI

Indikator mutu dan keselamatan pasien yang digunakan di Klinik Pandaan


Medika dalam memberikan pelayanan adalah angka keterlambatan penanganan
kegawat daruratan dengan dilakukan skrining awal masuk sangat menentukan
ketepatan dan keselamatan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
Dalam pelaksanaan indikator mutu dan skrining awal rawat jalan menggunakan
kurva harian dalam format tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan
pada panitia mutu dan kepala klinik.
BAB V
PENUTUP

Dengan ditetapkannya buku Panduan Skrining dibuat sebagai acuan dalam


pelaksanaan pelayanan pasien di Klinik Pandaan Medika

Ditetapkan di : Pandaan
Pada tanggal : 06 Januari 2023
KEPALA KLINIK PANDAAN MEDIKA

dr. Mohammad Shouni Sholahuddin

Anda mungkin juga menyukai