Anda di halaman 1dari 8

DETASEMEN WILAYAH 01.04.

01
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 01.07.02

PANDUAN PEMULANGAN PASIEN DISERTAI KRITERIA PEMULANGAN


PASIEN DAN PASIEN YANG RENCANA PEMULANGANNYA KOMPLEKS
(DISCHARGE PLANNING) UNTUK KESINAMBUNGAN ASUHAN SESUAI
DENGAN KONDISI KESEHATAN DAN KEBUTUHAN PELAYANAN PASIEN

RUMAH SAKIT TK.IV 01.07.02 Binjai

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang profesional serta bermutu
dan berkelanjutan di Rumah Sakit Tk IV 01.07.02 Binjai maka perlu dilakukan
discharge planning / rencana pemulangan terhadap semua pasien yang akan
menjalani perawatan di Rumah Sakit Tk IV 01.07.02 Binjai baik dari poliklinik serta
UGD. Keluarga dan pasien harus segera mendapatkan informasi dan memahami
yang terkait dengan perawatan yang akan dilakukan terhadap pasien dan
keluarga baik selama perawatan dan setelah menjalani perawatan serta tindak
lanjut perawatan di rumah.

B. Definisi Discharge Planning


Adalah suatu proses yang dinamis dan sitematis agar tim kesehatan
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan klien dan keluarga
selama perawatan di Rumah Sakit dan melakukan perawatan mandiri di Rumah.
Pelaksanaan pemulangan pasien telah diatur oleh undang – undang Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, serta tertuang dalam Peraturan Kepala
Rumah Sakit Tk IV 01.07.02 Binjai Nomor SK/ / / 2018

C. Tujuan
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Discharge Planning yang efektif juga menjamin
perawatan yang berkelanjutan disaat keadaan yang penuh dengan stress.
Rencana pulang yang dimulai pada saat pasien masuk Rumah Sakit dan secara
periodik diperbaiki mencapai tahap akhir dan segera dilaksanakan, periksa
apakah pasien / orang terdekat telah mendapat instruksi tertulis atau intruksi
verbal tentang penanganan, obat – obatan, dan aktivitas yang boleh dilakukan di
Rumah. Tanda dan gejala yang menunjukkan perlunya kontak yang terus –
menerus dengan pelayanan kesehatan perlu ditinjau.
Discharge planning bertujuan memberikan informasi kepada klien dan keluarga
pada saat:
a. Pasien datang pertama kali di Rumah Sakit.
b. Persiapan pasien akan pulang.

D. Manfaat Discharge Planning

2
1. Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan (policy maker), manfaat
pemulangan pasien adalah membantu penghematan dana, karena tidak
perlu menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap
sarana kesehatan, memperjelas sistem pelayanan kesehatan yang
tersedia dan memudahkan administrasi terutama pada aspek
perencanaan.
2. Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan (health
consumer), manfaat sistem rujukan adalah meringankan biaya
pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara
berulang – ulang, mempermudah masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan, karena telah diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang
setiap sarana kesehatan.
3. Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelanggara pelayanan
kesehatan (health provider), manfaat sistem rujukan adalah memperjelas
jenjang karier tenaga kesehatan dengan sebagai akibat positif lainya
seperti semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi; membantu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan, yaitu: kerjasama yang terjalin;
memudahkan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana
kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.

3
BAB II
TATA LAKSANA DISCHARGE PLANNING

A. Kriteria Discharge Planning


Pemulangan pasien dari Rumah Sakit Tk IV 01.07.02 Binjai dilakukan kepada :
1. Semua pasien yang telah menjalani perawatan di Rumah Sakit Tk IV
01.07.02 Binjai baik dari poliklinik reguler dan bangsal serta UGD di
Rumah Sakit Tk IV 01.07. 02 Binjai
2. Semua pasien yang akan menjalani rawat inap dan yang akan menjalani
rawat jalan di Rumah Sakit Tk IV 01.07. 02 Binjai
Rencana pemulangan pasien (Discharge Planning) dilakukan oleh dokter dan
perawat baik pada kondisi pasien pulang dalam kondisi sembuh, pulang kondisi
kritis, ataupun pulang atas permintaan sendiri.

B. Tahap – Tahap Discharge Planning


1. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien.
Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga merupakan bagian dari
unit perawatan. Klien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses
discharge planning agar transisi dari rumah sakit kerumah dapat efektif, baik
kepada pasien yang baru datang pertama kali di rumah sakit maupun
persiapan pasien yang akan pulang sembuh maupun kondisi kritis.
Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah :
a. Data kesehatan.
b. Data pribadi.
c. Pemberi perawatan.
d. Lingkungan.
e. Keuangan dan pelayanan yang dapat mendukung.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan berdasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga
sebagai unit perawatan berdampak terhadap anggota keluarga yang
membutuhkan perawatan. Adalah penting untuk menentukanapakah masalah
tersebut aktual atau potensial, serta dapat menentukan apakah klien datang
pertama kali akan menjalani persiapan akan pulang.

3. Perencanaan : Hasil Yang Diharapkan

4
Menurut Luverne dan Barbara, 1998, perencanaan pemulangan pasien
membutuhkan identifkasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus
pada kebutuhan perawatan selanjutnya dengan baik serta untuk
mempersiapkan pemulangan klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu :
a. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah
pulang.
b. Environment (lingkungan)
Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya
aman. Pasien sebaiknya juga memiliki fasilitas pelayanan yang
dibutuhkan untuk kontinuitas perawatanya serta penentuan tanggal
kapan klien akan kontrol dan fasilitas kesehatan yang akan dituju.
c. Treatment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa perawatan dan pengobatan di
rumah sakit dapat berjalan baik sesuai dengan kebutuhan klien, serta
dapat melanjutkan perawatan lanjutan dengan baik setelah klien
pulang, yang dilakukan klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak
memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat
berkunjung kerumah untuk memberikan keterampilan perawatan, serta
antisipasi terhadap klien yang harus diketahui oleh keluarga klien,
apabila kien mengalami kondisi kegawatan.
d. Health Teaching (pengajaran kesehatan)
Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana
mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang
mengindikasikan kebutuhan perawatan kesehatan tambahan.
e. Outpatient referral
Klien seharusnya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatkan perawatan yang kontinu
selama dirawat di rumah sakit serta kaluarga mengetahui kapan klien
akan menjalani kontrol, dimana dan kepada siapa klien akan menjalani
kontrol.
f. Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya.
Sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.

5
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pemulangan dan refferal. Seluruh
rencana pemulangan yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan
perawat dan ringkasan pulang (discharge planning). Instruksi tertulis diberikan
kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan
pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukanya dengan alat
yang akan digunakan di rumah.
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja
discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan
cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan
terus – menerus dan membutuhkan revisi dan juga perubahan.
Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah
klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau
kunjungan rumah (home visite).

C. Penyerahan
Penyerahan home care dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien dan
perawatanya diberikan kepada agen tersebut. Seperti informasi tentang jenis
pembedahan, pengibatan (termasuk kebutuhan terapi cairan IV di rumah), status
fisik dan mental klien, faktor sosial yang penting (misalnya rumah), status fisik dan
mental klien, faktor sosial yang penting (misalnya kurangnya pemberian
perawatan, atau tidak ada pemberi perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan
oleh klien. Transportasi harus tersedia pada saat ini.

D. Keberhasilan Rencana Pemulangan Tergantung Pada 6 Variabel


1. Derajat penyakit.
2. Hasil yang diharapkan dari perawatan.
3. Durasi perawatan yang dibutuhkan.
4. Jenis – jenis pelayanan yang dibutuhkan.
5. Komplikasi tambahan.
6. Ketersediaan sumber – sumber.

6
BAB III
DOKUMENTASI

Setiap pelayanan kesehatan harus memberikan peyanan kesehatan kepada


pasien secara kesinambungan dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan
kesehatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien / patient safety.
Pelayan kesehatan tersebut meliputi: pelayan intra rumah sakit yang didokumentasikan
pada lembar catatan perkembangan dan rencana pemulangan pasien dibuat dan
direncanakan sejak pasien di rumah sakit.
Discharge planning terhadap pasien yang menjalani rawat inap baik dari poliklinik
dan UGD meliputi: tempat perawatan pasien, lokasi kamar perawatan, tarif kamar dan
fasilitas yang ada, kapan akan mendapatkan perawata lanjutan, pemenuhan kebutuhan
selama pasien mendapat perawatan, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien, perkiraan biaya selama perawatan, kapan pasien akan
menjalani rawat jalan / perawatan lanjutan, dimana pasien akan menajalani kontrol,
tindakan apa yang harus dilakukan apabila dirumah mengaami kegawatan, serta cara
melakukan kontrol terhadap pasien sesuai dengan kondisi terakhir. Kurun waktu
penyusunan discharge planning: pasien harus dibuatkan discharge planning maksimal 2
x 24 jam setelah pasien rawat inap memnuhi kriteria sebagai berikut: Umur > 65 tahun,
terdapat keterbatasan mobilitas fisik, memerlukan perawatan atau pengobatan lanjutan,
memerlukan bantuan dalam memenuhi kebutuhan ADL. Sedangkan rawat inap dalam
kondisi pemulangan kritis seperti:
a. Pasien geriatri dengan gangguan pengelihatan dan pendengaran.
b. Pasien dengan gangguan mobilitas misalnya: stroke, pasien post operasi, multiple
fraktur, luka bakar yang luas, paska amputasi, pasien lumpuh, pasien dengan ulkus
diabetikum.
c. Pasien yang tidak mampu melanjutkan pengobatan secara mandiri misalnya: ibu
post partum, luka bakar daerah punggung.
d. Pasien yang tidak mandiri, misal: bayi dan anak.
e. Pasien dengan katarak, pasien buta dan pasien tersebut tinggal sendiri tanpa
keluarga.

7
Maka discharge planning harus dibuatkan sesegera mungkin maksimal 2 x 24 jam
setelah pasien rawat inap dengan melibatkan keluarga pasien. Discharge planning dibuat
kurang 1 bulan dan kondisi pasien sama baik pada waktu masuk maupun pulang
discharge planning tidak dibuat kembali kecuali ada kondisi dan keadaan yang berbeda.
Untuk pasien yang tidak termasuk kriteria diatas pembuatan discharge planning
maksimal diselesaikan 2 x 24 jam sebelum pasien pulang.

Ditetapkan di Binjai
Pada tanggal 12 Januari 2018 Kepala Rumah Sakit T

dr. I Gede Wardhana Tohjiwa, Sp.PK


Mayor Ckm NRP 11030000120570

Anda mungkin juga menyukai