Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN DISCHARGE PLANNING

UPTD RUMAH SAKIT UMUM TEUNGKU PEUKAN


KABUPATEN ACEH BARAT DAYA
PROVINSI ACEH

RUMAH SAKIT UMUM TEUNGKU PEUKAN


KABUPATEN ACEH BARAT DAYA
TAHUN 2023
BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang
Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang profesional serta bermutu dan
berkelanjutan di RSU Teungku Peukan malta perlu dilakukan Discharge Planning /
rencana pemulangan terhadap semua pasien yang akan menjalani perawatan di RSU
Teungku Peukan baik dari poliklinik serta IGD. Keluarga dan pasien harus segera
mendapatkan informasi dan memahami yang terkait dengan perawatan yang akan
dilakukan terhadap pasien dan keluarga baik selama perawatan dan setelah menjalani
perawatan serta tindak lanjut perawatan di rumah.
B. Definisi Discharge Planning
Adalah suatu proses yang dinamis dan sistematis agar tim kesehatan mendapatkan
kesempatan yang cukup untuk menyiapkan klien dan keluarga selama perawatan di
Rumah Sakit dan melakukan perawatan mandiri di Rumah. Pelaksanaan pemulangan
pasien telah diatur oleh undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
C. Tujuan
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Discharge Planning yang efektif juga menjamin perawatan yang
berkelanjutan disaat keadaan yang penuh dengan stress. Rencana pulang yang dimulai
pada saat pasien masuk Rumah Sakit dan secara periodik diperbaiki mencapai tahap akhir
dan segera dilaksanakan, periksa apakah pasien / orang terdekat telah mendapat instruksi
tertulis atau intruksi verbal tentang penanganan, obat-obatan, dan aktivitas yang boleh
dilakukan di Rumah. Tanda dan gejala yang menunjukkan perlunya kontak yang terus-
menerus dengan pelayanan kesehatan perlu ditinjau.
Discharge Planning bertujuan memberikan informasi kepada klien dan keluarga pada saat:
a. Pasien datang pertama kali di Rumah Sakit.
b. Persiapan pasien akan pulang. D. Manfaat Discharge Planning
D. Manfaat Discharge Planning
1. Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan (policy maker), manfaat pemulangan
pasien adalah membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai
macam peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan, memperjelas sistem
pelayanan kesehatan yang tersedia dan memudahkan administrasi terutama pada aspek
perencanaan.
2. Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan (health consumer), manfaat
sistem rujukan adalah meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari
pemeriksaan yang sama secara berulang ulang, mempermudah masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan, karena telah diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang
setiap sarana kesehatan.
3. Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelanggara pelayanan kesehatan (health
provider), manfaat sistem rujukan adalah memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan
dengan sebagai akibat positif lainya seperti semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi;
membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, yaitu: kerjasama yang
terjalin; memudahkan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan
mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Kriteria Discharge Planning


Pemulangan pasien dari RSU Teungku Peukan dilakukan kepada:
1. Semua pasien yang telah menjalani perawatan di RSU Teungku Peukan baik dari
poliklinik reguler dan bangsal serta 1GD di RSU Teungku Peukan
2. Semua pasien yang akan menjalani rawat inap dan yang akan menjalani rawat jalan di
RSU Teungku Peukan. Rencana pemulangan pasien (Discharge Planning) dilakukan
assesmen oleh dokter dan perawat termasuk rencana pemulangan pasien kritis.
B. Tahap Tahap Discharge Planning
1. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien. Ketika
melakukan pengkajian kepada klien, keluarga merupakan bagian dari unit perawatan.
Klien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses Discharge Planning agar
transisi dari rumah sakit kerumah dapat efektif, baik kepada pasien yang baru datang
pertama kali di rumah sakit maupun persiapan pasien yang akan pulang sembuh
maupun kondisi kritis.
Elemen penting dari pengkajian Discharge Planning adalah:
a. Data kesehatan.
b. Data pribadi.
c. Pemberi perawatan
d. Lingkungan
e. Keuangan dan pelayanan yang dapat mendukung.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan berdasarkan pada pengkajian Discharge Planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga sebagai
unit perawatan berdampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan perawatan.
Adalah penting untuk menentukanapakah masalah tersebut aktual atau potensial, serta
dapat menentukan apakah klien datang pertama kali akan menjalani persiapan akan
pulang.
3. Perencanaan : Hasil Yang Diharapkan
Menurut Luverne dan Barbara, 1998, perencanaan pemulangan pasien membutuhkan
identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan
perawatan selanjutnya dengan baik serta untuk mempersiapkan pemulangan klien,
yang disingkat dengan METHOD, yaitu:
a. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.
b. Environment (lingkungan)
Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien
sebaiknya juga memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas
perawatanya serta penentuan tanggal kapan klien akan kontrol dan fasilitas
kesehatan yang akan dituju.
c. Treatment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa perawatan dan pengobatan di rumah sakit dapat
berjalan baik sesual dengan kebutuhan klien, serta dapat melanjutkan perawatan
lanjutan dengan baik setelah klien pulang, yang dilakukan klien atau anggota
keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga
seseorang dapat berkunjung kerumah untuk memberikan keterampilan perawatan,
serta antisipasi terhadap klien yang harus diketahui oleh keluarga klien, apabila
kien mengalami kondisi kegawatan
d. Health Teaching (pengajaran kesehatan) Klien yang akan pulang sebaiknya
diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala
yang mengindikasikan kebutuhan perawatan kesehatan tambahan.
e. Outpatient referral
Klien seharusnya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain
yang dapat meningkatkan perawatan yang kontinu selama dirawat di rumah sakit
serta keluarga mengetahui kapan klien akan menjalani kontrol, dimana dan
kepada siapa klien akan menjalani kontrol.
f. Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Sebaiknya mampu
memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4. Implementasi Implementasi adalah pelaksanaan rencana pemulangan dan refferal.
Seluruh rencana pemulangan yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan
perawat dan ringkasan pulang (Discharge Planning), Instruksi tertulis diberikan
kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan pemberi
perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukanya dengan alat yang akan
digunakan di rumah.
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap Discharge Planning adalah penting dalam membuat kerja
Discharge Planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk
menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus menerus dan
membutuhkan revisi dan juga perubahan. Evaluasi lanjut dari proses pemulangan
biasanya dilakukan seminggu setelah klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan
melalui telepon, kuisioner atau kunjungan rumah (home visite).
C. Penyerahan
Penyerahan home care dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien dan
perawatannya diberikan kepada agen tersebut. Seperti tentang informasi tentang jenis
pembedahan, pengobatan, (termasuk kebutuhan terapi cairan IV di rumah), status fisik
dan mental klien, faktor sosial yang penting (misalnya kurangnya pemberian perawatan,
atau tidak ada pemberi perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan oleh klien.
Transportasi harus tersedia pada saat ini.
D. Kebersihan Rencana Pemulangan Tergantung Pada 6 Variabel :
1. Derajat penyakit
2. Hasil yang diharapkan dari perawatan
3. Durasi perawatan yang dibutuhkan
4. Jenis-Jenis pelayanan yang dibutuhkan
5. Komplikasi tambahan
6. Ketersedian sumber-sumber
BAB III
TATA LAKSANA

Setiap pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien


secara kesinambungan dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan kesehatan tersebut
bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien / patient safety. Pelayanan kesehatan
tersebut meliputi: pelayanan intra rumah sakit yang didokumentasikan pada lembar catatan
perkembangan dan rencana pemulangan pasien dibuat dan direncanakan sejak pasien masuk
rumah sakit.
Discharge Planning terhadap pasien yang menjalani rawat inap baik dari poliklinik
dan IGD meliputi: tempat perawatan pasien, lokasi kamar perawatan, tarif kamar dan fasilitas
yang ada, kapan akan mendapatkan perawatan lanjutan, pemenuhan kebutuhan selama pasien
mendapat perawatan, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang akan dilakukan terhadap
pasien, perkiraan biaya selama perawatan, kapan pasien akan menjalani rawat jalan/
perawatan lanjutan, dimana pasien akan menjalani kontrol, tindakan apa yang harus dilakukan
apabila dirumah mengalami kegawatan, serta cara melakukan kontrol terhadap pasien sesuai
dengan kondisi terakhir. Kurun waktu penyusunan Discharge Planning: pasien harus
dibuatkan Discharge Planning maksimal 1 x 24 jam setelah pasien rawat inap memenuhi
kriteria sebagai berikut: Umur > 65 tahun, terdapat keterbatasan mobilitas fisik, memerlukan
perawatan atau pengobatan lanjutan, memerlukan bantuan dalam memenuhi kebutuhan ADL.
Sedangkan rawat inap dalam kondisi pemulangan kritis seperti:
a. Pasien geriatri dengan gangguan pengelihatan dan pendengaran.
b. Pasien dengan gangguan mobilitas misalnya: stroke, pasien post operasi, multiple fraktur,
luka bakar yang luas, paska amputasi, pasien lumpuh, pasien dengan ulkus diabetikum.
c. Pasien yang tidak mampu melanjutkan pengobatan secara mandiri misalnya: ibu post
partum, luka bakar daerah punggung.
d. Pasien yang tidak mandiri, misal: bayi dan anak
e. Pasien dengan katarak, pasien buta dan pasien tersebut tinggal sendiri tanpa keluarga.
Maka Discharge Planning harus dibuatkan sesegera mungkin maksimal 1 x 24 jam setelah
pasien rawat inap dengan melibatkan keluarga pasien. Discharge Planning dibuat kurang 1
bulan dan kondisi pasien sama baik pada waktu masuk maupun pulang Discharge Planning
tidak dibuat kembali kecuali ada kondisi dan keadaan yang berbeda.
Untuk pasien yang tidak termasuk kriteria diatas pembuatan Discharge Planning
maksimal diselesaikan 2 x 24 jam setelah pasien dirawat inap.
BAB IV
DOKUMENTASI

Proses Rencana pemulangan pasien didokumentasikan dalam rekam medis berupa discharge
planning list.

Di tetapkan di : Blangpidie
Pada Tanggal : Agustus 2023
Direktur UPTD RUMAH SAKIT UMUM TEUNGKU PEUKAN
KAB. ACEH BARAT DAYA

Dr. ARIS FAZERIANDY


NIP. 19830818 200904 1 003

Anda mungkin juga menyukai