DEFINISI
[Type text]
BAB II
RUANG LINGKUP
[Type text]
BAB III
TATA LAKSANA
A. DISCHARGE PLANNING
Discharge planning sebaiknya dilakukan sejak pasien diterima di rumah sakit
dimana rentang waktu pasien untuk menginap semakin diperpendek. Discharge
planning yang efektif seharusnya mencakup pengkajian berkelanjutan untuk
mendapatkan informasi yang komprehensif tentang kebutuhan pasien yang
berubah-ubah, pernyataan diagnosa, keasuhan , perencanaan untuk memastikan
kebutuhan pasien sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pemberi layanan
kesehatan.
Proses discharge planning harus dilakukan secara komprehensif dan
melibatkan multidisplin, mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang terlibat
dalam memberi layanan kesehatan kepada pasien (Perry & Potter,2006).
Seseorang yang merencanakan pemulangan atau koordinator asuhan berkelanjutan
(Continuing care coordinator) adalah staf rumah sakit yang berfungsi sebagai
konsultan untuk proses discharge planning bersamaan dengan fasilitas kesehatan,
memyediakan pendidikan kesehatan, dan memotivasi staf rumah sakit untuk
merencanakan dan mengimplementasikan discharge planning.
Memulangkan pasien ke rumah atau ke tempat keluarga harus berdasarkan
kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan akan kelanjutan pelayanan. DPJP yang
bertanggungjawab atas pelayanan pasien tersebut, menentukan kesiapan pasien
untuk dipulangkan berdasarkan kriteria pemulangan pasien. Kebutuhan pelayanan
yang berkelanjutan dapat berupa rujukan ke dokter spesialis, terapis rehabilitasi,
home visit dan kebutuhan pelayanan preventif yang dilaksanakan di rumah oleh
keluarga. Proses yang terorganisisr dibutuhkan untuk memastikan bahwa kebutuhan
pelayanan yang berkelanjutan ditangani oleh ahli yang tepat di luar rumah sakit dan
apabila diperlukan proses ini dapat mencakup merujuk pasien ke rumah sakit lain.
Keluarga pasien juga dilibatkan dalam proses pemulangan yang terbaik atau sesuai
dengan kebutuhan pasien.
Proses discharge planning dilakukan dalam 48 jam pertama sejak pasien
masuk ruang rawat, pada saat pengkajian awal pasien. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pengkajian awal pasien yang berhubungan dengan pemulangan
pasien adalah :
1. Kajian apakah pasien termasuk dalam kriteria pasien risiko tinggi:
a. Usia lebih dari 65 tahun
b. Tinggal sendiri tanpa pendamping
[Type text]
c. Keterbatasan mobilitas
d. Memerlukan bantuan untuk aktivitas sehari-hari
2. Kajian mengenai penanggung jawab asuhan pasien di rumah
3. Kajian mengenai kondisi rumah pasien (penerangan, lokasi kamar dan kamar
mandi serta penggunaan kamar kecil)
4. Kajian mengenai asuhan kebutuhan dasar pasien
5. Kajian mengenai alat bantu khusus yang diperlukan
6. Kajian nutrisi
7. Kajian mengenai kebutuhan pasien untuk di rujuk ke pelayanan kesehatan lain,
termasuk pemetaan lokasi pelayanan kesehatan di sekitar tempat tinggal pasien
8. Kajian mengenai kebutuhan transportasi pasien untuk pulang
9. Kajian kebutuhan pasien untuk pelayanan home visit
[Type text]
5. Pasien rawat jalan dengan multidiagnosis dan melibatkan multidisiplin ilmu
antar departemen, maka harus dibuatkan resume rawat jalan, yang wajib diisi
oleh dokter pemeriksa saat melakukan kunjungan rawat jalannya.
6. Pasien dapat dipulangkan jika telah menjalani asuhan dan dinyatakan sembuh
oleh dokter yang merawat pasien. Pasien dapat melakukan kontrol kesehatan
di RSU GMIM BETHESDA TOMOHON atau ditempat lain, misalnya di praktisi
kesehatan, puskesmas, rumah sakit dan badan-badan penyedia jasa kesehatan
lainnya, diluar rumah sakit yang ada di lingkungan tempat tinggal pasien atau
asal pasien sebelum dirujuk ke RSU GMIM BETHESDA TOMOHON.
7. Pasien dapat dirujuk ke rumah sakit lain atau badan penyedia jasa kesehatan
lain sesuai dengan kebutuhan pasien.
B. PEMULANGAN PASIEN
Pasien yang telah menjalani asuhan dan telah dinyatakan sembuh oleh
dokter yang merawat (DPJP) dapat dipulangkan. DPJP didampingi oleh perawat
menjelaskan kepada pasien bahwa proses asuhan pasien tersebut di rumah sakit
telah selesai dan pasien dapat dipulangkan.
Sebelum pasien dipulangkan, DPJP akan mengevaluasi discharge planning
dan melengkapi resume medis termasuk discharge instruction serta hasil
pemeriksaan penunjang. Jika pasien masih memerlukan asuhan berkelanjutan,
petugas rumah sakit mejelaskan untuk kelanjutan asuhan pelayanan pasien
dirumah. Untuk pasien yang membutuhkan pelayan penunjang setelah asuhan
pelayanan seperti konsul ke bagian gizi, fisioterapi, dan lain-lain, maka rumah sakit
akan membuatkan surat pengantar untuk memastikan kesinambungan pelayanan
tetap dilakukan. Bagi pasien yang berasal dari daerah lain/akan melanjutkan
pengobatan di pusat kesehatan yang lain di daerah tempat tinggal pasien (Rumah
sakit/Puskesmas/Dokter praktik/dokter keluarga), maka pihak rumah sakit membuat
surat rujukan dilengkapi dengan salinan resume medis serta menghubungi pusat
kesehatan tersebut untuk kesinambungan pelayanan kesehatan pasien selanjutnya.
Pasien dijelaskan waktu-waktu untuk melakukan kontrol kesehatan baik di
RSU GMIM BETHESDA TOMOHON, maupun di pusat pelayanan kesehatan lain
yang telah dihubungi. Pasien pulang dengan dilengkapi resume medis, hasil
pemeriksaan penunjang dan kartu kontrol.
[Type text]
C. PENGISIAN RESUME
Resume medis pasien pulang dilengkapi oleh DPJP sebelum pasien
pulang selambat-lambatnya telah diisi 24 jam sebelum pasien meninggalkan
rumah sakit/dipulangkan. Resume medis pasien pulang dibuat 3 rangkap untuk
dimasukkan dalam rekam medis, diberikan kepada pasien/keluarga dan praktisi
kesehatan yang akan bertanggung jawab untuk pelayanan berkelanjutan untuk
pasien. Resume medis menggambarkan tindakan yang dilakukan selama pasien
tinggal di rumah sakit, yang meliputi :
1. Alasan masuk rumah sakit
2. Penemuan fisik dan lainnya yang penting
3. Prosedur diagnostik dan terapetik yang telah dilakukan
4. Pemberian medikamentosa dan pemberian obat waktu pulang
5. Status/kondisi pasien waktu pulang
6. Instruksi tindak lanjut
[Type text]
E. PASIEN IJIN PULANG SEMENTARA/CUTI
Pasien rawat inap dapat mengajukan permintaan untuk pulang
sementara/cuti. Pasien berhak untuk keluar rumah sakit maksimal 2x24 jam
setelah kondisinya dipastikan layak oleh DPJP. Edukasi diberikan oleh DPJP
kepada pasien/keluarga mengenai kondisi pasien, risiko yang dapat terjadi,
asuhan selama di rumah serta nomor kontak yang dapat dihubungi apabila
terjadi keadaan darurat.
[Type text]
BAB IV
DOKUMENTASI
[Type text]