Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

DINAS KESEHATAN
UPT PPK BLUD PUSKESMAS CICURUG
Jalan Raya Siliwangi Nomor 113 Telp (0266) 6725183
Email:puskesmascicurug1@gmail.com Facebook : Puskesmas Cicurug
Kecamatan Cicurug Kode Pos. 43359

PANDUAN PEMULANGAN PASIEN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang profesional serta
bermutu dan berkelanjutan di Puskesmas Cicurug maka perlu dilakukan
discharge planning / rencana pemulangan terhadap semua pasien yang akan
menjalani perawatan di Puskesmas Cicurug baik dari poliklinik serta UGD.
Keluarga dan pasien herus segera mendapatkan informasi dan memahami
yang terkait dengan perawatan yang akan dilakukan terhadap pasien dan
keluarga baik selama perawatan dan setelah menjalani perawatan serta tindak
lanjut perawatan di rumah.

B. Definisi Perencanaan Pulang


Adalah suatu proses yang dinamis dan sitematis agar tim kesehatan
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan klien dan keluarga
selama perawatan di Puskesmas dan melakukan perawatan mandiri di
Rumah. Pelaksanaan pemulangan pasien telah diatur oleh undang – undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, serta tertuang dalam Peraturan
Kepala Puskesmas Cicurug nomor.

C. Tujuan
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Discharge Planning yang efektif juga menjamin
perawatan yang berkelanjutan disaat keadaan yang penuh dengan stress.
Rencana pulang yang dimulai pada saat pasien masuk Puskesmas dan
secara periodik diperbaiki mencapai tahap akhir dan segera dilaksanakan,
periksa apakah pasien / orang terdekat telah mendapat instruksi tertulis atau
intruksi verbal tentang penanganan, obat – obatan, dan aktivitas yang boleh
dilakukan di Rumah. Tanda dan gejala yang menunjukkan perlunya kontak
yang terus – menerus dengan pelayanan kesehatan perlu ditinjau.
Discharge planning bertujuan memberikan informasi kepada klien dab
keluarga pada saat:
a. Pasien datang pertama kali di Puskesmas.
b. Persiapan pasien akan pulang.

1
D. Manfaat Perencanaan Pulang
1. Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan (policy maker), manfaat
pemulangan pasien adalah membantu penghematan dana, karena tidak
perlu menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap
sarana kesehatan, memperjelas sistem pelayanan kesehatan yang
tersedia dan memudahkan administrasi terutama pada aspek
perencanaan.
2. Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan (health
consumer), manfaat sistem rujukan adalah meringankan biaya
pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara
berulang – ulang, mempermudah masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan, karena telah diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang
setiap sarana kesehatan.
3. Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelanggara pelayanan
kesehatan (health provider), manfaat sistem rujukan adalah memperjelas
jenjang karier tenaga kesehatan dengan sebagai akibat positif lainya
seperti semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi; membantu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, yaitu: kerjasama yang
terjalin; memudahkan atau meringankan beban tugas, karena setiap
sarana kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.

BAB II
TATA LAKSANA PERENCANAAN PULANG

A. Kriteria Perencanaan Pulang


Pemulangan pasien dari Puskesmas Cicurug dilakukan kepada :
2
1. Semua pasien yang telah menjalani perawatan di Puskesmas Cicurug
2. Semua pasien yang akan menjalani rawat inap dan yang akan menjalani
rawat jalan di Puskesmas Cicurug.
Rencana pemulangan pasien (Discharge Planning) dilakukan oleh dokter dan
perawat baik pada kondisi pasien pulang dalam kondisi sembuh, pulang
kondisi kritis, ataupun pulang atas permintaan sendiri.

B. Tahap – Tahap Perencanaan Pulang


1. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang
klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga merupakan
bagian dari unit perawatan. Klien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam
proses discharge planning agar transisi dari Puskesmas kerumah dapat
efektif, baik kepada pasien yang baru datang pertama kali di rumah sakit
maupun persiapan pasien yang akan pulang sembuh maupun kondisi
kritis.
Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah :
a. Data kesehatan.
b. Data pribadi.
c. Pemberi perawatan.
d. Lingkungan.
e. Keuangan dan pelayanan yang dapat mendukung.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan berdasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga
sebagai unit perawatan berdampak terhadap anggota keluarga yang
membutuhkan perawatan. Adalah penting untuk menentukanapakah
masalah tersebut aktual atau potensial, serta dapat menentukan apakah
klien datang pertama kali akan menjalani persiapan akan pulang.
3. Perencanaan : Hasil Yang Diharapkan
Menurut Luverne dan Barbara, 1998, perencanaan pemulangan pasien
membutuhkan identifkasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat
berfokus pada kebutuhan perawatan selanjutnya dengan baik serta untuk
mempersiapkan pemulangan klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:
a. Obat
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah
pulang.
b. Lingkungan
Lingkungan tempat klien akan pulang dari Puskesmas sebaiknya
aman. Pasien sebaiknya juga memiliki fasilitas pelayanan yang
dibutuhkan untuk kontinuitas perawatan nya serta penentuan
tanggal kapan klien akan kontrol dan fasilitas kesehatan yang akan
dituju.
c. Pengobatan

3
Perawat harus memastikan bahwa perawatan dan pengobatan di
Puskesmas dapat berjalan baik sesuai dengan kebutuhan klien,
serta dapat melanjutkan perawatan lanjutan dengan baik setelah
klien pulang, yang dilakukan klien atau anggota keluarga. Jika hal ini
tidak memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga
seseorang dapat berkunjung kerumah untuk memberikan
keterampilan perawatan, serta antisipasi terhadap klien yang harus
diketahui oleh keluarga klien, apabila kien mengalami kondisi
kegawatan.
d. Pengajaran kesehatan
Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana
mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang
mengindikasikan kebutuhan perawatan kesehatan tambahan.
e. Rujukan Paien
Klien seharusnya mengenal pelayanan dari Puskesmas atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatkan perawatan yang kontinue
selama dirawat di Puskesmas serta kaluarga mengetahui kapan
klien akan menjalani kontrol, dimana dan kepada siapa klien akan
menjalani kontrol.
f. Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya.
Sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pemulangan dan refferal.
Seluruh rencana pemulangan yang diberikan harus didokumentasikan
pada catatan perawat dan ringkasan pulang. Instruksi tertulis diberikan
kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan
pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukanya dengan
alat yang akan digunakan di rumah.
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat
kerja discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti
dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai.
Evaluasi berjalan terus – menerus dan membutuhkan revisi dan juga
perubahan.
Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu
setelah klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon,
kuisioner atau kunjungan rumah (home visite).

C. Penyerahan
Penyerahan home care dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien
dan perawatanya diberikan kepada agen tersebut. Seperti informasi tentang
jenis pembedahan, pengibatan (termasuk kebutuhan terapi cairan IV di

4
rumah), status fisik dan mental klien, faktor sosial yang penting (misalnya
rumah), status fisik dan mental klien, faktor sosial yang penting (misalnya
kurangnya pemberian perawatan, atau tidak ada pemberi perawatan) dan
kebutuhan yang diharapkan oleh klien. Transportasi harus tersedia pada saat
ini.

D. Keberhasilan Rencana Pemulangan Tergantung Pada 6 Variabel


1. Derajat penyakit.
2. Hasil yang diharapkan dari perawatan.
3. Durasi perawatan yang dibutuhkan.
4. Jenis – jenis pelayanan yang dibutuhkan.
5. Komplikasi tambahan.
6. Ketersediaan sumber – sumber.

BAB III
DOKUMENTASI

Setiap pelayanan kesehatan harus memberikan peyanan kesehatan kepada


pasien secara kesinambungan dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan
kesehatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien / patient
safety. Pelayan kesehatan tersebut meliputi: pelayan intra Puskesmas yang
didokumentasikan pada lembar catatan perkembangan dan rencana pemulangan
pasien dibuat dan direncanakan sejak pasien di Puskesmas.
Discharge planning terhadap pasien yang menjalani rawat inap baik dari
poliklinik dan UGD meliputi: tempat perawatan pasien, lokasi kamar perawatan, tarif
kamar dan fasilitas yang ada, kapan akan mendapatkan perawata lanjutan,
pemenuhan kebutuhan selama pasien mendapat perawatan, pemeriksaan
penunjang dan tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien, perkiraan biaya
selama perawatan, kapan pasien akan menjalani rawat jalan / perawatan lanjutan,
dimana pasien akan menajalani kontrol, tindakan apa yang harus dilakukan apabila
dirumah mengaami kegawatan, serta cara melakukan kontrol terhadap pasien
sesuai dengan kondisi terakhir. Kurun waktu penyusunan discharge planning:
pasien harus dibuatkan discharge planning maksimal 1 x 24 jam setelah pasien
rawat inap memenuhi kriteria sebagai berikut: Umur > 65 tahun, terdapat
keterbatasan mobilitas fisik, memerlukan perawatab atau pengobatan lanjutan,
memerlukan bantuan dalam memenuhi kebutuhan ADL. Sedangkan rawat inap
dalam kondisi pemulangan kritis seperti:

5
a. Pasien geriatri dengan gangguan pengelihatan dan pendengaran.
b. Pasien dengan gangguan mobilitas misalnya: stroke, pasien post operasi,
multiple fraktur, luka bakar yang luas, paska amputasi, pasien lumpuh, pasien
dengan ulkus diabetikum.
c. Pasien yang tidak mampu melanjutkan pengobatan secara mandiri misalnya:
ibu post partum, luka bakar daerah punggung.
d. Pasien yang tidak mandiri, misal: bayi dan anak.
e. Pasien dengan katarak, pasien buta dan pasien tersebut tinggal sendiri tanpa
keluarga.
Maka Plerencanaan Pulang harus dibuatkan sesegera mungkin maksimal 1 x 24 jam
setelah pasien rawat inap dengan melibatkan keluarga pasien. Discharge planning
dibuat kurang 1 bulan dan kondisi pasien sama baik pada waktu masuk maupun
pulang discharge planning tidak dibuat kembali kecuali ada kondisi dan keadaan
yang berbeda.
Untuk pasien yang tidak termasuk kriteria diatas pembuatan Perencanaan
Pulang maksimal diselesaikan 1 x 24 jam sebelum pasien pulang.

Kepala UPT PPK BLUD Puskesmas Cicurug

dr. Teddy Mulyadi

Anda mungkin juga menyukai