Anda di halaman 1dari 3

SOP PEMBERIAN ANESTESI LOKAL DAN

SEDASI DI PUSKESMAS
No.Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
PUSKESMAS YUPITA
NANGA NIP.19670703
TAYAP 1989012 003

1. Pengertian Tindakan menghilangkan nyeri/sakit secara lokal tanpa disertai


hilangnya kesadaran.

1. Tujuan Menghilangkan rasa nyeri atau sakit pada saat dilakukan


tindakan pembedahan.

2. Kebijakan Langkah-langkah didalam proses anestesi lokal dengan


menerapkan langkap-langkah SPO yang telah ditetapkan.

3. Referensi  Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani I.W, Setiowulan W, 2000,


Kapita Selekta kedokteran, Edisi ketiga Jilid Kedua, Media
Aesculapius, FKUI.
 Siregar M.B, Bachsinar B, 1995, Atlas Berwarna dan Dasar-
Dasar Bedah Minor, Edisi I (Revisi), Widya Medika, Jakarta.

4. Prosedur Anestesi lokal dengan menggunakan lidokain.


1. Petugas mempersiapkan alat dan bahan:
a. Lidocain 2% atau lidocain compositum (lidocain dan
epinephrine)
b. Spuit jarum suntik 1 ml atau 3 ml
c. Kapas alcohol 70%
d. Larutan Iodin Povidon 10%
2. Jika menggunakan lidocain compositum (kombinasi
epinephrine) petugas memastikan bukan merupakan
kontraindikasi, meliputi:
a. Organ akral (end organ), misalnya telinga, jari tangan dan
kaki, cuping hidung dan penis
b. Penderita lanjut usia (geriatri)
c. Penderita hipertensi
d. Penderita penyakit kardiovaskular
e. Penderiata diabetes melitus
f. Penderita tirotoksikosis
g. Infiltrasi,blok sarat, blok spinal pada persalinan spontan
dengan bayi ayng belum lahir.
3. Petugas mempersiapkan pasien :
a. Identitas pasien
b. Memberitahukan pasien/keluarga atas tindakan yang akan
dilakukan dengan pengisian lembar persetujuan tindakan
medis (informed consent)
c. Mempersilakan pasien untuk posisi berbaring yang
nyaman.
4. Langkah-langkah kegiatan:
Tiga teknik pilihan dalam anestasi lokal dengan lidokain:
a. Teknik Infiltrasi : penyuntikan lidokain langsung
diarahkan di sekitar tempat lesi, luka, atau insisi. Cara
yang sering digunakan adalah blokade lingkar dan obat
disuntikan intradermal atau subkutan.
b. Teknik Field Block : Obat ditempatkan pada cabang-
cabang sarat yang lebih besar mengelilingi daerah tindakan
c. Teknik Block saraf : Obat ditempatkan pada batang sarat
yang besar,sehingga daerah yang dilayani (distal) sarat yang
bersangkutan akan teranestesi.

Prosedur I (Teknik Infiltrasi):


Untuk lesi-lesi permukaan (superfisialis)
a. Bersihkan sekitar luka dengan antiseptik
b. Tusukan jarum suntik biasa menyusur kulit secara
subkutan
c. Lakukan aspirasi
d. Bila tidak masuk pembuluh darah obat disuntikkan
perlahan-lahan sambil mencabut jarum
e. Pada saat mencabut jarum selanjutnya pada jarak
tertentu,dilakukan aspirasi kembali dan penyuntikkan,
demikian seterusnya sampai daerah yang dimaksud selesai
dianestesi
f. Dilakukan pengurutan pada tempat yang telah dianestesi
agar zat anestetik merata sambil menunggu kerja obat.

Prosedur II (Teknik Field Block) :


Digunakan pada pengangkatan lesi kecil hingga sedang.
a. Bersihkan sekitar luka dengan antiseptik
b. Masukan jarum suntik, arahkan pada satu sisi daerah yang
akan dianestesi
c. Lakukan aspirasi
d. Suntikkan obat sambil jarum ditarik mundur
e. Tarik jarum tapi tidak sampai habis lalu suntikan ke arah
yang bersudut dengan arah suntikan pertama (sisi lain dari
lesi)
f. Lakukan aspirasi
g. Suntikan obat sambil jarum ditarik mundur
h. Ulangi prosedur diatas pada benjolan satunya
i. Ujung-ujung suntikan pada kedua sisi harus bertemu
dengan ujung suntikan yang dibuat pada benjolan lainnya
j. Bila perlu, berikan suntikan pada lapisan yang lebih dalam
atau pada jaringan di bawah lesi.

Prosedur II (Teknik Blok Saraf) :


Biasa digunakan untuk tindakan yang agak luas .
a. Bersihkan sekitar luka dengan antiseptik
b. Masukan jarum suntik pada daerah proksimal dari daerah
yang akan dilakukan tindakan
c. Tanyakan pada pasien apakan merasa kesemutan pada
saat jarum ditusukkan ( jika merasa kesemutan berarti
posisi suntikan sudah tepat)
d. Setelah suntikan selesai, lakukan masase (pijatan pada
daerah suntikan untuk membantu penyerapan obat
e. Alihkan perhatian pasien misalnya dengan diajak bicara
sambil melakukan tes apakah obat sudah bekerja, dengan
menusuk daerah yang akan dilakukan tindakan dengan
benda tajam seperti jarum
f. Bila pasien tidak kesakitan, berarti blok berhasil.

5. Unit Terkait  Sub unit BP Umum

Anda mungkin juga menyukai