Anda di halaman 1dari 5

PERDARAHAN PASCA SALIN

KAUSA ATONIA UTERI

No. Dokumen : 440/SOP.PND.001/418.25.3.60/2019


No. Revisi : 01
SOP
Tanggal Terbit : 22 Januari 2019
Halaman :1/5
UPTD dr. Rini Hidayat
NIP. 19760628
PUSKESMAS 201101 2 006
SEMEN
Perdarahan pasca salin adalah perdarahan ≥ 500 cc setelah bayi lahir atau
1. Pengertian
yang berpotensi mempengaruhi hemodinamik ibu
Sebagai acuan pada penanganan kasus perdarahan pada ibu bersalin
2. Tujuan
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Semen Nomor :
3. Kebijakan
188/SK.P.VII.013/418.25.60/2019 tentang Pedoman Pelayanan Ruangan
PONED Kepala UPTD Puskesmas Semen
1. Kegawatdaruratan maternal dan neonatal bagi dokter umum, bidan, dan
4. Referensi
perawat - Jakarta:Kementerian Kesehatan RI, 2018
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 Pusat Kesehatan
Masyarakat

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2016,


tentang Pedoman Manajemen Puskesmas

5. Alat dan Alat :


1. Tensimeter
bahan 2. Stetoskope
3. Box Emergency Set rujukan
4. HB sahli set
5. Termometer
6. Bed Gynekologi
7. Lampu Halogen
Bahan :
1. Alat Pelindung diri (APD)
- Sarung tangan steril
- Sarung tangan panjang stiril
- Cap
- Masker
- Apron
2. Obat Uterotonika
- Oksitosin 10 IU ( 8 ampul )
- Methergin 0,2 mg ( 5 ampul )
- Misoprostol 200 mg 5 tab (800 mgr)
3. Blood set / Transfusi Set
4. Cairan Infus RL 4 flas
5. Chateter vena no.16-18
6. Chateter set / Uro Bag
7. Oksigen dan kanul nasal O2
8. Spuit 3 cc
9. Asam Traneksamat 1 ampul

6. Prosedur Penatalaksanaan Perdarahan karena atonia uteri


1. Panggil bantuan
2. Menyapa pasien / keluarga
3. Melakukan pemeriksaan TTV ,kontraksi uterus dan mengukur
perdarahan

1 /5
4. Konsul dokter
5. Memberikan inform consent pada pasien dan keluarga (tentang kondisi
ibu)
6. Petugas melakukan cuci tangan
7. Memberikan Oksigen Nasal 4-6 L
8. Memposisikan pasien
9. Memastikan placenta dan selaput plasenta lahir lengkap
10. Memasang Infus kristaloid 2 jalur (1 jalur grojok RL kosongan, 2-3 x
ganti darah yang hilang dan infus drip uterotonika 20 IU ( 2 ampul) 60
TPM), dan ambil sample darah untuk cek hb
11. Bila perdarahan tidak berhenti memberikan suntikan metylergometrin
maleat 0,2 mg IM diberikan tiap 4 jam tidak boleh lebih dari 5 dosis
( kontra indikasi hypertensi) dan memberikan misoprostol 800 mcg ( 4
tablet ) per rektal
12. Bila perdarahan berlanjut, memberikan injeksi 1 gr asam traneksamat
IV
13. Memakai sarung tangan panjang DTT/steril
14. Memastikan kandung kemih kosong, bila penuh lakukan kateterisasi
(Dower cateter )
15. Melakukan Kompresi Bimanual Internal / KBI selama 5 menit bila
terjadi kontraksi teruskan selama 2 menit
16. Keluarkan tangan perlahan dan pantau kala IV dengan ketat tiap 15
menit pada jam ke 1 dan tiap 30 menit pada jam ke 2
17. Bila tidak terjadi kontraksi lakukan KBE dan dilanjutkan pasang
kondom kateter (pasang nelaton kateter dalam kondom kemudian
dimasukkan dalam cavum uteri dan diisi cairan sebanyak 300 cc
secara bertahap kemudian pasang roll tampon sedikit demi sedikit
sebagai fiksasi dan pastikan sudah terpasang dower kateter )
18. Berikan antibiotik profilaksis dosis tunggal Ampisilin 2 g dan
Metronidazol 500 mg IV (pastikan sudah di skintes )
19. Pantau tanda- tanda vital
20. Lakukan kolaborasi dengan Rumah Sakit rujukkan
21. Lakukan dokumentasi
22. Merujuk dengan BAKSOKU ( Pertahankan infus dan uterotonika
sesuai kondisi ibu )

7. Bagan Alir
Bidan memanggil bantuan dan menyapa
pasien dan keluarga

Melakukan pemeriksaan TTV dan kontraksi


uterus serta mengukur perdarahan

Konsul dokter

Memberikan inform consent pada pasien dan keluarga.

Petugas melakukan cuci tangan

Bila ibu merasa sesak memberikan oksigen nasal 4-6 liter

2 /5
Pasang infus intravena 2 jalur
- Grojok RL kosongan
- RL drip oksi 20 IU 60 tpm
- Pasang O2

Bila perdarahan tidak berhenti  suntikan metylergometrin


maleat 0,2 mg IM ( kontra indikasi hypertensi) & misoprostol
800 mcg ( 4 tablet) per rektal

Pasang kateter  Lanjut KBI selama 5 menit


Bila terjadi kontraksi lanjutkan selama 2 menit

Tidak
Terjadi Kontrkasi Rujuk + KBE dan
Uterus dan
Perdarahan berhenti
pasang kondom
kateter

ya

Observasi TFU,UC, dan


perdarahan

Lakukan dokumentasi

3 /5
1. Ketika mencuci tangan pastikan semua jari-jari tangan dan pergelangan
8. Hal-hal yang
tangan bersih
perlu
2. Waktu merujuk kondisi ibu harus sudah dalam keadaan stabil
diperhatikan
3. Transportasi dengan cara ACCEPT yang dicatat di buku rujukkan
- Assesmen, yaitu penilaian terkait kondisi ibu
- Control, yaitu pengawasan terhadap tim yang akan merujuk dan
kelengkapan perlengkapan merujuk
- Communication, yaitu melakukan komunikasi dengan fasilitas tujuan
merujuk dan komunikasi terhadap keluarga terkair kondisi dan rencana
rujukan
- Evaluation, yaitu mencermati ulang kondisi ibu
- Prepration dan packaging, yaitu tim melakukan penyiapan terakhir
mulai dari tenaga merujuk, alat dan obat emergency / box emergengy,
kendaraan, surat rujukan, keluarga, uang/dana
- Transportasi, yaitu berangkat ke tempat rujukan dan memberikan
informasi medis kepada tenaga kesehatan di tempat rujukan
4. Catat proses rujukkan di buku rujukkan (kondisi saat dirujuk perjalanan
dan saat tiba di RS)

1. Rumah sakit PONEK


9. Unit terkait
2. Puskesmas PONED

1. Rekam medis
10.Dokumen
2. Catatan tindakan
terkait
3. Buku Rujukkan

4 /5
11. Rekaman Tanggal mulai
Yang
Historis No Isi Perubahan diberlakukan
diubah
Perubahan

Keputusan Kepala UPTD Puskesmas


Semen Nomor :
188/SK.P.VII.013/418.25.60/2019
1 Kebijakan
tentang Pedoman Pelayanan
Ruangan PONED Kepala UPTD
Puskesmas Semen

22 Januari 2019
Kegawatdaruratan maternal dan
neonatal bagi dokter umum, bidan,
2 Referensi
dan perawat- Jakarta:Kementerian
Kesehatan RI, 2018

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


75 tahun 2014 Pusat Kesehatan
Masyarakat

Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2016, tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas

Sesuai dengan SK PONED tahun


Prosedur
2019

5 /5

Anda mungkin juga menyukai