Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :

SOP
Halaman :

PUSKESMAS
LARANGAN UTARA
PUSKESMAS Dr. Hj. Any Ernawati
TTD. Kepala Puskesmas NIP. 196802212002122004
LARANGAN UTARA

1.Pengertian Suatu prosedur tindakan asuhan segera yang diberikan kepada bayi baru lahir
2.Tujuan  Memberikan pertolongan segera
 Mengetahui segera kondisi bayi baru lahir
 Mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir
3.Kebijakan Semua perawat atau bidan yang melakukan tindakan keperawatan sesuai
dengan standar prosedur kerja yang berlaku
4.Referensi
5.Prosedur PERSIAPAN ALAT :
1. Bak instrumen berisi :
- 2 klem tali pusat
- Penjepit tali pusat
- Gunting tali pusat
2. 3 handuk atau kain kering
3. Neo k ( ampul )
4. Spuit 1 cc
5. Kateter penghisap dee lee ( penghisap lendir )
6. Salep mata

PELAKSANAAN
1. Menilai bayi dengan cepat :
- bayi cukup bulan
- Air ketuban jernih, tidak bercampur meconium
- Bayi menangis atau bernafas
- Tonus otot bayi baik
2. Segera mengeringkan bayi
3. Bersihkan jalan nafas
4. Tetap jaga kehangatan bayi
5. Menjepit tali pusat dengan menggunakan klem kira kira 3 cm dari pusar
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan
memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama.
6. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting
dan memotong tali pusat diantara 2 klem tersebut.
7. Mengganti handuk bayi dengan handuk yang kering dan menyelimuti
bayi.
8. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan memulai pemberian ASI.
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

9. Memberikan salep mata antibiotika tertrasiklin 1 % pada kedua mata.


10. Memberikan suntikan neo k 1 mg IM di paha kanan setelah inisiasi
menyusui dini.
6.Distribusi Ka Puskesmas, Tim mutu pelayanan klinis
7.Dokumen Terkait Kamar bersalin, Unit kamar bayi

MENERIMA PASIEN BARU DI KAMAR


BERSALIN
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :

SOP
Halaman :

PUSKESMAS
LARANGAN UTARA
PUSKESMAS Dr. Hj. Any Ernawati
TTD. Kepala Puskesmas NIP. 196802212002122004
LARANGAN UTARA

1.Pengertian Melakukan penerimaan pasien baru yang akan bersalin


2.Tujuan Sebagai acuan petugas untuk mengetahui kesiapan fisik ibu bersalin,
mengetahui adanya penyakit penyakit persalinan, mempersiapkan persalinan.
3.Kebijakan 1. Semua bidan dan perawat berkewajiban melaksanakan prosedur
kebidanan dan keperawatan sesuai dengan intruksi kerja yang dibuat.
2. Petugas ruangan bertanggung jawab atas kebutuhan persiapan pasien
yang akan bersalin.
4.Referensi
5.Prosedur PERSIAPAN ALAT :
1. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai
2. Meja dan kursi pasien
3. Berkas catatan medis
4. Perawatan untuk pemeriksaan fisik :
 Thermometer
 Tensimeter
 Timbangan berat badan
 Pengukur tinggi badan
 Format pengkajian obstetri
 Metlin
 Dopler
 Jam tangan
 Sarung tangan steril
 Kapas DTT

PELAKSANAAN
1. Pasien diterima dengan ramah dan penuh perhatian
2. Pasien diantar ke ruang pemeriksaan dan keluarga dipersilahkan
menunggu di luar
3. Bila pasien dapat berdiri diukur tinggi badan dan berat badan
sebelum dibaringkan di tempat tidur
4. Dilakukan :
 Anamnesa
 Pemeriksaan fisik yang meliputi, pemeriksaan keadaan
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

umum dan pemeriksaan status obstetri, inspeksi, palpasi,


auskultasi dan periksa dalam
 Mencatat semua hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik
dalam catatan perawatan di catatan medis pasien/ status
 Hasil pemeriksaan yang sudah ada dan terapi dari rumah
diminta dari pasien dan dicatat
5. Memberikan blanko permintaan rawat inap kepada keluarga dan
minta keluarga untuk melakukan pendaftaran rawat inap jika ada
indikasi untuk rawat inap
6. Melaporkan pasien baru tersebut kepada penanggung jawab ruangan
7. Pasien dan keluarga diberi penjelasan mengenai tata tertib dan
peraturan rumah sakit ( waktu kunjungan, dll )
8. Mencatat dalam buku register perawatan data pasien
6.Distribusi Ka Puskesmas, Tim mutu pelayanan klinis
7.Dokumen Terkait Kamar bersalin

PERSALINAN NORMAL
SOP No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

Halaman :

PUSKESMAS Dr. Hj. Any Ernawati


TTD. Kepala Puskesmas NIP. 196802212002122004
LARANGAN UTARA

1.Pengertian Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
pengeluaran hasil konsepsi setelah pembuahan berumur lebih dari 37 minggu dan
setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi
2.Tujuan Membantu persalinan supaya bersih dan aman serta mencegah terjadinya
komplikasi dalam persalinan
3.Kebijakan Dilakukan oleh bidan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan
4.Referensi
5.Prosedur PERSIAPAN ALAT :
 Bak instrumen berisi partus set ( klem 2, gunting tali pusat 1, gunting
epis 1, stengah kocher 1, kom 1 )
 Sarung tangan steril
 Kom berisi kapas dan dan air DTT
 Penghisap lendir atau dee lee
 Oksitosin
 Spuit 3 cc
 Umbilikal klem
 Kassa steril
 Kain untuk ibu dan bayi
 Bengkok
 Tempat plasenta
 Baskom berisi air DTT dan waslap
 Baskom berisi cairan klorin 0,5 %
 Tempat sampah basah dan kering

PELAKSANAAN
MENGENAL TANDA DAN GEJALA KALA II
Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II ( ibu merasakan adanya
dorongan kuat untuk meneran, ibu merasakan tekanan rektum dan vagina
semakin meningkat, perineum tampak menonjol, vulva dan spingter ani
membuka
II MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
Pastikan kelengkapan peralatan bahan dan obat obatan esensial untuk menolong
persalinan dan penatalaksanaan komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir.
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi ( siapkan )


 Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat
 3 handuk
Menggelar kain diatas perut ibu
11. Menilai bayi dengan cepat : - bayi cukup bulan
- Air ketuban jernih, tidak bercampur meconium
- Bayi menangis atau bernafas
- Tonus otot bayi baik
12. Segera mengeringkan bayi
13. Bersihkan jalan nafas
14. Tetap jaga kehangatan bayi
15. Menjepit tali pusat dengan menggunakan klem kira kira 3 cm dari pusar
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan
memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama.
16. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan
memotong tali pusat diantara 2 klem tersebut.
17. Mengganti handuk bayi dengan handuk yang kering dan menyelimuti bayi.
18. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan memulai pemberian ASI.
19. Memberikan salep mata antibiotika tertrasiklin 1 % pada kedua mata.
20. Memberikan suntikan neo k 1 mg IM di paha kanan setelah inisiasi
menyusui dini.
6.Distribusi Ka Puskesmas, Tim mutu pelayanan klinis
7.Dokumen Unit kamar bayi
Terkait

PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

No. Revisi :
Tanggal Terbit :

SOP
Halaman :

PUSKESMAS Dr. Hj. Any Ernawati


TTD. Kepala Puskesmas NIP. 196802212002122004
LARANGAN UTARA

1.Pengertian Persalinan pada presentasi belakang kepala hamil cukup bulan dengan lama kala I
antara 8 – 14 jam dan berakhir dengan kelahiran bayi tanpa memerlukan bantuan
alat (Vakum atau Cunam )
2.Tujuan Tujuan Umum :
Meningkatkan Mutu Pelayanan Medis

Tujuan Khusus :
Adanya Panduan untuk melaksanakan penanganan persalinan normal mengacu
prinsip APN

3.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Larangan Utara, nomor.................................tentang


kebijakan pelayanan PONEK Puskesmas Larangan Utara

4.Referensi
5.Prosedur Meminta persetujuan tindakan persalinan kepada pasien / keluarga
Persiapan Pasien
- Mengikuti 60 langkah APN
- Pasien dalam posisi litotomi dan bokong disanggah dengan kain steril / DTT
- Vulva hygiene
- Inform consent pasien untuk pimpinan persalinan

Persiapan Penolong
- Penolong menggunakan pakaian pelindung lengkap ( sepatu boot, celemek,
masker, kacamata google, sarung tangan steril)
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

- Kesiapan tenaga 1 orang dokter, 1 orang bidan,1 orang pos.


- Memberikan penjelasan proses pimpinan persalinan
- Universal precaution

Tahap Pelaksanaan :
- Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan terpenuhinya persyaratan
persalinan normal,pembukaan lengkap, kepala sudah di bidang Hodge III-IV /
dasar panggul).
- Masukkan tangan kedalam wadah yang mengandung larutan klorin 0.5%,
bersihkan darah dan cairan tubuh yang melekat pada sarung tangan, lepaskan
secara terbalik dan rendam dalam larutan tersebut.
- Pakai sarung tangan DTT / steril yang baru.
- Ibu dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his
- Kepala janin turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di perineum
meregang, tampak suboksiput di bawah simfisis. Dengan suboksiput sebagai
hipomoklion, kepala mengadakan defleksi maksimal sehingga berturut-turut
lahir UUB, dahi, muka, dagu, dan seluruh kepala, hidung dan mulut
dibersihkan dengan kassa
- Dengan pegangan biparietal, tarikan ke belakang dan ke depan, dilahirkan
bahu depan dan belakang, kemudian seluruh lengan
- Dengan pegangan samping badan, dilahirkan trokanter depan dan belakang,
kemudian seluruh tungkai
- Lahir spontan bayi, bayi dikeringkan dan diselimuti, tali pusat dijepit dan
dipotong, Ibu disuntik oksitosin 10 IU IM
- DIlakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
- Dilakukan peregangan tali pusat terkendali, lahir spontan plasenta, dilakukan
masase fundus
- Eksplorasi jalan lahir, bila ada robekan perineum dilakukan perineorafi.
- Observasi 2 jam postpartum: Observasi TNSP, kontraksi dan perdarahan

Tahap perawatan pasca persalinan :


1. Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan instruksi
apabila ditemui kelainan / gangguan pasca tindakan.
2. Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan di dalam kolom
yang tersedia pada catatan medik penderita.
3. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting yang memerlukan
pemantauan ketat (oksitosin drip diberikan hingga 6 jam pasca tindakan. Bila
keadaan umum baik, lepaskan infus).
4. Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai
dilaksanakan dan pasien masih memerlukan perawatan.
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

5. Bersama petugas yang akan melakukan perawatan, jelaskan perawatan apa


yang masih diperlukan, lama perawatan serta laporkan pada petugas jika ada
keluhan / gangguan pasca tindakan.
6. Tugaskan pada petugas yang merawat untuk menjalankan instruksi perawatan
dan pengobatan serta laporkan segera bila pada pemantauan lanjut ditemukan
perubahan-perubahan seperti yang ditulis dalam catatan pasca tindakan.

6.Distribusi Ka Puskesmas, Tim mutu pelayanan klinis


7.Dokumen 8. Kamar Bersalin
Terkait 9. Perinatologi
10. Rawat Inap Bersalin

RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI


Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :

SOP
Halaman :

PUSKESMAS
LARANGAN UTARA
PUSKESMAS Dr. Hj. Any Ernawati
TTD. Kepala Puskesmas
LARANGAN UTARA NIP. 196802212002122004

1.Pengertian Memberikan pelayanan kepada bayi baru lahir dimana bayi ditempatkan beserta
ibunya dalam satu ruangan
2.Tujuan 1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
2. Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada disamping ibu setiap
saat.
3. Menstimulasi supaya bayi memperoleh kolostrum dan ASI.

Memperoleh stimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak.

4.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : .................................................... tentang


Pemberlakuan standar prosedur Operasional (SPO) di Puskesmas Larangan Utara

5.Referensi
6.Prosedur A. Persyaratan dalam rawat gabung terdiri dari :
1. Kondisi Bayi
o Semua bayi
o Kecuali bayi berisiko dan mempunyai kelainan yang tidak
memungkinan untuk menyusu pada ibu.
2. Ibu
o Dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
3. Ruang rawat gabung
a. Untuk bayi
1. bayi ditempatkan dalam boks tersendiri dengan tempat tidur ibu.
2. Bila tidak terdapat tempat tidur, bayi diletakkan di tempat tidur di
samping ibu ( bedding in).
3. Agar mengurangi bahaya bayi jatuh, sebaiknya diberi penghalang.
4. Tersedianya pakaian bayi.
b. Untuk ibu
1. Tempat tidur diusahakan rendah agar memudahkan ibu naik /turun
(bila disediakan ada tangga injakan untuk naik ketempat tidur).
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

2. Tersedia perlengkapan perawatan nifas.


c. Ruangan
1. Ruangan cukup hangat, sirkulasi udara cukup, suhu minimal 28⁰C.
2. Ruangan unit/bayi yang masih memerlukan pengamatan khusus harus
dekat dengan ruang petugas (di RS/RB).
d. Sarana
1. Lemari pakaian (ibu dan bayi).
2. Tempat mandi bayi dan perlengkapannya.
3. Tempat cuci tangan ibu (air mengalir).
4. Kamar mandi tersendiri bagi ibu.
5. Tersedianya poster, brosur, leaflet, buku-buku, model tentang
manajemen laktasi.

B. Pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayi


1. Bayi dipindahkan dari ruang perinatologi ke ruang perawatan nifas
2. Awali dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada kamar bersalin jika tidak
memungkinkan dilakukan di ruang perawatan nifas.
3. Tempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan sedemikian rupa sehingga ibu
dapat melihat dan menjangkau bayi. Bayi dapat diletakkan di tempat tidur
bersama ibunya (bedding in) atau dalam boks disamping tempat tidur ibu.
4. Berikan asuhan pada bayi baru lahir yan meliputi :
1. Pencegahan hipotermi.
2. Pemeriksaan klinis bayi.
3. Perawatan umum (merawat tali pusat, mengganti popok, memandikan
bayi baru lahir.
4. Deteksi dini bayi baru lahir.
5. Ajarkan pada ibu mengenai tanda-tanda bayi ingin menyusu.
6. Berikan asuhan pada ibu nifas meliputi :
1. Breast Care, termasuk memerah dan menyimpan ASI.
2. Pendampingan menyusui, termasuk perlekatan dan posisi menyusui
yang benar, mengenali tanda bayi ingin menyusu, dan tanda bayi telah
puas dalam menyusu.
3. Bantu ibu bila ditemukan penyulit dalam menyusui (kelainan puting,
pembengkakan mamae, engorgement, dll).
7. Berikan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Informasi yang diberikan sebagai berikut :
a. Nutrisi ibu menyusui.
b. Pengetahuan tentang menyusui secara eksklusif.
c. Kerugian bila bayi tidak mengdapatkan ASI
d. Manajemen laktasi yang benar, termasuk kendala-kendala dalam
menyusui bayi.
e. Mengenali tand-tanda bahaya pada ibu dan bayi.
f. Perawatan payudara.
g. Cara memerah, menyimpan dan memberikan ASI dengan sendok.
8. Berikan imunisasi Hepatitis B pada bayi.
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

9. Jika bayi sakit atau perlu pengawasan yang intensif, pindahkan bayi
keruang khusus.
10. Lakukan pencatatan perkembangan bayi rawat gabung
11. Anjurkan agar bayi yang dipulangkan melakukan kunjungan ulang.
C. Monitoring dan evaluasi

Indikator – indikator yang digunakan dalam penilaian program atau kegiatan


berhasil atau antara lain :

1. Semua ibu dan bayi mendapat perawatan gabung.


2. Tidak ada susu formula di rawat gabung.

Menyusui secara eksklusif 100%


7.Distribusi Ka Puskesmas, Tim mutu pelayanan klinis
8.Dokumen Terkait 2. Kamar Bersalin
3. Perinatologi
4. Rawat Inap Bersalin

PEMBERIAN MgSO4 PADA


PASIEN PEB DAN EKLAMSI
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

PUSKESMAS Dr. Hj. Any Ernawati


TTD. Kepala Puskesmas NIP. 196802212002122004
LARANGAN UTARA

1. Peng Penggunaan/pemakaian larutan MgSO4, baik secara intravena (drip) ataupun


ertian intramuscular, dalam rangka mencegah atau menghentikan kejang yang terjadi
pada eklamsi dan preeklamsi

5.Tujuan Tujuan Umum :


Adanya panduan untuk melaksanakan pemberian MgSO4 pada pasien PEB dan
Eklamsi sehubungan dengan peningkatan mutu pelayanan.

Tujuan Khusus :
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam pemberian MgSO4 pada pasien
PEB dan eklamsi di Instalasi Kebidanan dan Kandungan Puskesmas Larangan
Utara

6.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Larangan Utara, nomor …………….tentang


kebijakan pelayanan PONEK Puskesmas Larangan Utara

7.Referensi

8.Prosedur 9. Memberikan penjelasan tindakan yang dilakukan, efek samping dari


pemberian MgSO4
10. Tersedia antidotum
11. Pernapasan ≥ 16 x/ menit
12. Replek patella + / +
13. Produksi urine ≥ 30 cc / jam
14. MgSO4 ada yang 20% dan ada yang 40%
15. Pemberian bolus MgSO4 sebanyak 4 gram diberikan intravena selama 10-
15 menit (pelan-pelan). Beritahukan kepada pasien bila obat MgSO4
diberikan intravena akan ada perasaan panas pada tubuh.
16. Cara mengambil 4 gram MgSO4 dalam vial yang berisi 25cc, ambil 10cc
MgSO4 dalam spuit 20cc, kemudian encerkan dengan aqua 10cc, sehingga
dalam spuit ada 20cc cairan MgSO4 yang baru dalam 20cc cairan dalam
spuit.
17. Bila kemasan MgSO4 20%, ambil sebanyak 20 cc MgSO4 20% sebanyak
20 cc = 4 gram, berikan intrevena selama 10-15 menit.
18. Masukan MgSO4 4 gram dalam 20 cc dalam intravena pelan-pelan (10-15
menit)
19. Dilanjutkan dengan pemberian MgSO4 6 gram per drip dalam RL 500 cc,
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

habiskan selsma 6 jam. Untuk mendapatkan 6 gram, diambil 15 cc MgSO4


40%.
Pemberian 6 gram MgSO4 dalam drip diberikan sampai 24 jam post partum

20. Distribusi Ka Puskesmas, Tim mutu pelayanan klinis

21. Dokumen Instalasi kebidanan ( kamar bersalin, ruang nifas)


Terkait

ATONIA UTERI

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :
PUSKESMAS
LARANGAN UTARA
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

PUSKESMAS Dr. Hj. Any Ernawati


TTD. Kepala Puskesmas NIP. 196802212002122004
LARANGAN UTARA

22. Pengertia Suatu kondisi di mana miometrium tidak dapat berkontraksi


n
23. Tujuan Tujuan Umum :
Meningkatkan Mutu Pelayanan Medis

Tujuan Khusus :
Adanya panduan untuk melaksanakan penanganan atonia uteri

24. Kebijaka Keputusan Puskesmas Larangan Utara nomor ………….. tentang kebijakan
n pelayanan PONEK Puskesmas Larangan Utara

25. Referens
i
26. Prosedur Meminta persetujuan tindakan kepada pasien / keluarga

A. Persiapan alat dan obat


1. Sarung tangan panjang steril
2. Sarung tangan steril
3. Syntosinon
4. Ergometrin
5. Spuit 3 cc
6. Noprostol
7. Selang infus
8. Bethadine sol
9. Kassa steril
10. Blood set
11. IV catheher no.18
12. Nearbeken
13. Cairan ringer laktat

B. Prosedur pelaksanaan
1. Segera lakukan kompresi bimanual interna (KBI)
- Cuci tangan
- Pakai sarung tangan panjang steril sebelah kanan, dengan lembut secara
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

obstetric masukkan tangan ke dalam vagina ibu


- Periksa vagina dan serviks, jika ada selaput ketuban atau bekuan darah
pada cavum uteri bersihkan
- Kepalkan tangan dan tempelkan pada forniks posterior, tekan dinding
anterior uterus kearah tangan luar yang menahan dan mendorong
dinding posterior uterus ke arah depan sehingga uterus di tekan dari arah
depan dan belakang
- Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berhenti, lakukan KBI selama 2
menit, perlahan-lahan keluarkan tangan
- Jika uterus berkontraksi, perdarahan berlangsung, periksa ulang
perineum, vagina dan servik apakan ada laserasi, jika ada lakukan
penjahitan
- Jika uterus tidak berkontraksi selama 5 menit anjurkan keluarga / petugas
lain untuk melakukan KBE

2. Berikan suntikan ergometrin 0,2 mg IM atau noprostol 600-1000 Mcg per


rectal
.

27. Distribus Ka Puskesmas, Tim mutu pelayanan klinis


i
28. Dokume 29. Kamar Bersalin
n Terkait 30. Kamar Operasi
31. ICU/ HCU
Rawat Inap

ASUHAN KEBIDANAN PADA


PENJAHITAN PERINEUM

SOP No. Dokumen :


No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : PUSKESMAS
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

LARANGAN UTARA
PUSKESMAS Dr. Hj. Any Ernawati
TTD. Kepala Puskesmas
LARANGAN UTARA NIP. 196802212002122004

32. Pengertia Robekan perineum di bagi atas 4 tingkat


n
- Tingkat I :
Robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai
kulit perineum

- Tingkat II :
Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinea transversalis, tetapi
tidak mengenai otot sfingter ani

- Tingkat III :
Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani

- Tingkat IV :
Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa rectum

33. Tujuan Tujuan Umum :


Meningkatkan Mutu Pelayanan Medis

Tujuan Khusus :
Adanya panduan langkah-langkah tehnik periniorapi

34. Kebijaka Keputusan Kepala Puskesmas Larangan Utara, nomor........................ tentang


n kebijakan pelayanan PONEK Puskesmas Larangan Utara

35. Referens
i
36. Prosedur Bahan dan alat :

 Bak instrument berisi


o 1 buah Needle Holder
o 1 Buah gunting jaringan
o 1 buah vincet anatomi
o 1 buah vincet cirurgis
o 2 buah jarum hecting otot / kulit
o Kasa steril
o benang sesuai yang di buah
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

o 1 Pasang sarung tangan Steril


o Kapas DTT
o Kom berisi air DTT
o Behetadin solution 20 cc
o Baskom berisi air clorin 0,5 %

Persiapan petugas :

 APD

Bersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5 %, lepaskan dalam keadaan
terbalik
14. Siapkan alat untuk penjahitan
15. Posisikan bokong ibu pada ujung tempat tidur dan posisi lithotomic
16. Pasang duk steril di bawah bokong ibu
17. Atur lampu sorot kearah vulva
18. Pakai satu sarung tangan
19. Isi spuit 10 cc dengan lidokain 1 % ( tanpa adrenalin )
20. Lengkapi pemakaian sarung tangan pada kedua lengan
21. Beritahu ibu akan di suntik dan mungkin rasa kurang nyaman
22. Tusukkan jarum suntik pada ujung luka secara subcutis sepanjang luka dan
lakukan aspirasi
23. Tanpa menarik jarum suntik keluar, arahkan jarum suntik sepanjang tepi luka
pada mukosa vagina, lakukan aspirasi
24. tunggu 1-2 menit untuk menghasilkan efek anastesi
25. Lakukan inspeksi vagina untuk melihat luka perineum
26. Jika ada perdarahan menutupi luka episiotomi, tutup dengan tampon
27. Tempatkan jarum jahit pada pemegang jarum kemudian kunci
28. Pasang benag jahit pada mata jarum
29. Lakukan penjahitan pertama 1 cm di atas puncak luka dalam vagina
30. Jahit mukosa vagina denga jelujur sampai lingkaran hymen
31. Tusukkan jarum pada mukosa vagina dari belakang lingkaran hymen hingga
menembus luka robekan perineum dan lakukan penjahitan jelujur sampai
bagian bawah luka robekan
32. Jahit jaringan subcutis kanan-kiri kearah atas hingga tepat lingkaran hymen
-

37. Distribus Ka Puskesmas, Tim mutu pelayanan klinis


i
38. Dokume Instalasi kebidanan (Kamar Bersalin )
n Terkait
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

KEGAWATDARURATAN
KEBIDANAN

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman : PUSKESMAS
LARANGAN UTARA
PUSKESMAS Dr. Hj. Any Ernawati
TTD. Kepala Puskesmas
LARANGAN UTARA NIP. 196802212002122004
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

39. Pengertia Suatu kondisi yang timbul secara tiba-tiba dan mengancam keselamatan jiwa
n pasien yang terjadi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas yang memerlukan
tindakan segera guna mencegah terjadinya kematian dan kecacatan pada ibu dan
bayi.

40. Tujuan Tujuan Umum :


Adanya Panduan untuk melaksanakan Kegawatdaruratan kasus obstetri gynekologi
guna menjaga mutu pelayanan.

Tujuan Khusus :
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penatalaksanaan Kegawatdarutan
kasus obstetri gynekologi di Instalasi Kebidanan dan Kandungan Puskesmas
Larangan Utara

41. Kebijaka Keputusan Kepala Puskesmas Larangan Utara nomor........................ tentang


n kebijakan pelayanan PONEK Puskesmas Larangan Utara

42. Referens
i
43. Prosedur Menjelaskan kepada keluarga / Suami kondisi ibu dan bayinya, serta kemungkinan
resiko yang terjadi

Dilaksanakan oleh Tim Gawat Darurat oleh 5 orang

1. Satu orang sebagai kapten ( Instruktor ) Yaitu seorang dokter obgyn


penanggung jawab kamar bersalin atau Ketua Shift jaga (Bidan senior).
Tugasnya menetapkan diagnosis pasien dan menginstruksikan penanganan
kasus gawat darurat sesuai tugas anggota tim.

2. Empat orang anggota tim


Satu orang bertanggung jawab terhadap Airway dan Breathing
- Posisi extensi kepala pasien
- Pasang oksigen
- Pasang gudel bila perlu
- Pasang ET(endotrachial tuba) bila diperlukan
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

Satu orang bertanggung jawab terhadap


- Pasien IV line (bila perlu dua IV line)
- Ambil darah untuk laboratorium
- Pemberian obat-obatan (MgSO4, Antibiotik, dll sesuai kasus)

Satu orang bertanggung jawab pencatatan semua kegiatan ditulis dalam status
pasien

Satu orang sebagai pembantu, termasuk konsultasi pihak lain.

3. Respontime mengikuti panduan PONEK RS 24 jam yaitu :


T1 – T2 < 10 menit
T1 – T3 < 30 menit
T2 – T4 < 1 Jam

Yang termasuk dalam kasus-kasus kegawat daruratan obstetri ginekologi :


1. Eklamsia dan PEB
2. Perdarahan ante partum
3. Perdarahan post partum
4. Kehamilan Ektopik Tergangu
5. Syok Hipovolemik
6. Syok Septik
7. Abortus Mola
8. Sepsis puerpuralis
9. Distosia bahu
10. Asfiksia Neonatus
11. Fetal distress

44. Distribus Ka Puskesmas, Tim mutu pelayanan klinis


i
45. Dokume 1. Instalasi Kebidanan
n Terkait
2. Instalasi Bedah
3. KSM Anestesi
4. KSM Kardiologi
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

5. KSM Penyakit Dalam


6. KSM Anak
7. KSM Paru
8. Instalasi ICU

PEMERIKSAAN
GYNECOLOGI

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
PUSKESMAS
Halaman :
LARANGAN UTARA
PUSKESMAS Dr. Hj. Any Ernawati
TTD. Kepala Puskesmas NIP. 196802212002122004
LARANGAN UTARA

46. Pengertia Untuk menilai kondisi vagina,vulva,rahim ( uterus ) indung telur di daerah kanan,
n kiri dan rongga belakang rahim

47. Tujuan Tujuan Umum :

Meningkatkan Mutu Pelayanan Medis

Tujuan Khusus :

Adanya panduan untuk melaksanakan penanganan pemeriksaan gynekologi


rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas Larangan Utara.
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

48. Kebijaka Keputusan Kepala Puskesmas Larangan Utara, nomor....................... tentang


n pelayanan prosedur tetap medis

49. Referens
i
50. Prosedur A. Persiapan alat
33. Kapas DTT
34. Kom berisi air DTT
35. Sarung tangan steril
36. Meja instrument
37. Spekulum cocor bebek
38. Tampon tang
39. Kassa steril
40. Selimut
41. Handuk bersih
B. Prosedur pelaksanaan
1. Mintalah persetujuan tertulis
2. Jelaskan prosedur pemeriksaan dan tujuannya
3. Beritahu mungkin akan menimbulkan rasa khawatir dan tidak nyaman
4. Anjurkan pasien untuk berkemih dan melepas pakaian dalam
5. Atur posisi pasien lithotomic
6. Hidupkan lampu sorot dan arahkan dengan benar pada bagian yang akan di
periksa
7. Cuci tangan kemudian keringkan dengan handuk kering
8. Pasang sarung tangan steril
9. Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan
10. Ambil kapas DTT yang telah di basahi air DTT, kemudian lakukan vulva
hygiene
11. Lakukan pemeriksaan pandang pada daerah vulva dan perineum
12. Buka labia mayora perhatikan muara uretra, raba labia mayora kanan dan
kiri dengan ibu jari dan telunjuk, perhatikan bila ada kelainan
13. Ambil speculum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada
introitus vagina tekan kea rah perineum agar terbuka, masukkan ujung
speculum sejajar introitus, dorong ke dalam vagina

51. Distribus
i
52. Dokume 53. Kamar Bersalin
n Terkait Rawat Inap Bersalin
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

PENANGANAN EKLAMPSIA

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : PUSKESMAS
LARANGAN UTARA
PUSKESMAS Dr. Hj. Any Ernawati
TTD. Kepala Puskesmas NIP. 196802212002122004
LARANGAN UTARA

54. Pengertia Terjadinya kejang dan atau koma (penurunan kesadaran) pada wanita hamil ≥ 20
n minggu yang sebelumnya menderita preeklamsia (PER/PEB) tanpa adanya
kelainan neurologi sebelumnya.

55. Tujuan Tujuan Umum :

Adanya Panduan untuk melaksanakan /tatakelola penanganan eklamsia dalam


meningkatkan mutu pelayanan.

Tujuan Khusus :

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penatalaksanaan eklamsia pada


pasien-pasien dirawat di Ruang Rawat Inap Kebidanan dan Kandungan Puskesmas
Larangan Utara

56. Kebijaka Keputusan Kepala Puskesmas Larangan Utara, nomor ……………. tentang
n kebijakan pelayanan PONEK Puskesmas Larangan Utara

57. Referens
i
58. Prosedur  Menjelaskan kondisi ibu dan janin, tindakan yang akan dilakukan serta faktor
resiko yang kemungkinan terjadi terhadap ibu dan bayinya
 Prinsipnya eklamsia harus segera dilakukan terminasi kehamilan tanpa
memandang usia kehamilan, sebaiknya diupayakan kelahiran pervaginam,
dengan mempersingkat kala II.
 Pengobatan yang dilakukan adalah untuk stabilisasi kondisi pasien dalam
rangka terminasi kehamilan tersebut.
 Pada pasien yang belum inpartu, dapat dilakukan induksi persalinan dan
diharapkan dalam 12 jam induksi persalinan telah memasuki fase aktif.
 Bila > 12 jam ternyata belum mencapai fase aktif, dapat dilakukan seksio
sesarea dengan mengingat syarat, komplikasi dan kontraindikasi pada pasien
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

 Anti konvulsan
Dosis awal

- MgSO4 bolus 40% 4 g IV selama 5 menit


- Segera dilanjutkan dengan 15 ml MgSO4 (40%) 6 g dalam larutan Ringer
Laktat/ Dextrose selama 6 jam
- Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan MgSO4 40% 2 g IV selama 5
menit

Dosis pemeliharaan :
- MgSO4 1 g / jam melalui infus Ringer Laktat/ Dextrose yang diberikan
sampai 24 jam postpartum

 Antihipertensi adalah Nifedipin, yang diberikan 5-10 mg oral yang dapat


diulang sampai 8 kali/24 jam
 Perlengkapan pengelolaan kejang
 Lindungi dari trauma
 Aspirasi mulut dan tenggorokan
 Baringkan pada sisi kiri, tredelenberg
 O2 4-6 Liter/Menit

59. Distribus
i
60. Dokume 61. Instalasi Kebidanan
n Terkait 62. Instalasi Bedah
63. SMF Anestesi

ICU

PERAWATAN PAYUDARA
POST PARTUM

SOP No. Dokumen :


No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

Halaman :
PUSKESMAS
PUSKESMAS Dr. Hj. Any Ernawati
TTD. Kepala Puskesmas NIP. 196802212002122004
LARANGAN UTARA

64. Pengertia Perawatan yang dilakukan pada ibu menyusui agar produksi ASI meningkat serta
n membantu pengeluaran ASI

65. Tujuan Tujuan Umum :

Meningkatkan Mutu Pelayanan Medis

Tujuan Khusus :

Adanya Panduan langkah-langkah untuk melaksanakan perawatan payudara post


partum

66. Kebijaka Mengacu pada Pedoman Pelayanan Medis yang berlaku di Puskesmas Larangan
n Utara, Bila ada komplikasi dilaksanakan penyesuaian prosedur guna mengatasi
komplikasi

67. Referens
i
68. Prosedur A. Persiapan alat dan bahan

- Minyak

- Washlap 2 buah

- Handuk 2 buah

- Baskom

- Air hangat

- Air dingin

- Kapas
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

- Baby oil

B. Pelaksanaan :

C. Minta persetujuan tindakan yang akan dilakukan

42. Jaga privasi pasien dan ciptakan lingkungan aman dan nyaman

43. Cuci tangan

44. Bantu klien membuka pakaian

45. Licinkan kedua telapak tangan dengan baby oil. Tempatkan kedua telapak
tangan di antara kedua payudara. Pengurutan di mulai ke arah atas, ke
samping telapak tangan kiri kearah sisi kiri, telapak kanan kea rah sisi
kanan

46. Telapak tangan kiri menopang payudara, tangan lainnya menggenggam dan
mengurut dari pangkal menuju keputing susu, gerakan ini di ulangi selama
20 kali

47. Selama pengurutan jika puting susu kotor di bersihkan dengan kapas yang
dibasahi baby oil

48. Untuk merangsang payudara di kompres dengan air hangat dan dingin
secara bergantian 5 menit

49. Apabila puting susu masuk, untuk memperbaiki dengan cara Hoffman atau
alat suntik untuk menarik puting susu

.
69. Distribus
i
70. Dokume 71. Kamar Bersalin
n Terkait 72. Perinatologi
Rawat Inap Bersalin
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

SENAM NIFAS
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :

SOP
Halaman :
PUSKESMAS
LARANGAN UTARA
PUSKESMAS Dr. Hj. Any Ernawati
TTD. Kepala Puskesmas NIP. 196802212002122004
LARANGAN UTARA

73. Pengertia Latihan fisik yang dilakukan setelah pasca salin


n
74. Tujuan Tujuan Umum :

Meningkatkan Mutu Pelayanan Medis

Tujuan Khusus :

Adanya panduan senam nifas yang berguna untuk pemulihan paska salin

75. Kebijaka Keputusan Kepala Puskesmas Larangan Utara, nomor ............................ tentang
n pelayanan prosedur tetap medis

76. Referens
i
77. Prosedur A. Persiapan alat

- Matras

- Stetoskop

- Tensimeter

- Jam tangan

- Air minum
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

- Minta persetujuan tindakan yang akan di latih

B. Tekhnik senam nifas

Hari Pertama

50. Posisi tidur telentang kedua tangan dan kaki lurus

51. Tarik nafas melalui hidung sambil merelaksasikan otot perut

52. Keluarkan nafas pelan sambil mengontraksikan otot perut

53. Tahan nafas selama 3-5 detik untuk relaksasi

54. Lakukan secara perlahan

55. Ulangi gerakan sebanyak 8 kali

Hari Kedua

1. Posisi tidur telentang kedua tangan dan kaki lurus

2. Kedua tangan di tarik lurus ke atas sampai kedua telapak tangan bertemu

3. Turunkan tangan sampai sejajar dada (posisi tangan telentang)

4. Lakukan secara perlahan

5. Ulangi gerakan sebanyak 8 kali

Hari Ketiga

1. Posisi tidur telentang

2. Kedua tangan berada di samping badan

3. Kedua kaki di tekuk 45 derajat

4. Bokong di angkat ke atas

5. Kembali ke posisi semula


Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

6. Lakukan secara perlahan dan jangan menghentak

7. Ulangi gerakan sebanyak 8 kali

78. Distribus
i
79. Dokume 80. Kamar Bersalin
n Terkait 81. Perinatologi
Rawat Inap Bersalin

Anda mungkin juga menyukai