Anda di halaman 1dari 5

PRE EKLAMPSI/EKLAMPSI

No. Dokumen :
SOP 445/VK.SOP/002/2022
No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 14
September20
22
Halaman :1/3
UPTD
PUSKESMAS dr. SENDY DWI PERTIWI
KALIWATES NIP. 19860406 201412 2 001

1.Pengertian Pre eklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan di atas


20 minggu yang ditandai dengan adanya disfungsi placenta dan
respon maternal terhadap adanya inflamasi spesifik dengan
aktivasi endotel dan koagulasi. Tanda utama penyakit ini adanya
hipertensi dan proteinuria. Pre-eklamsia merupakan masalah
kedokteran yang serius dan memiliki tingkat komplesitas yang
tinggi. Besarnya masalah ini bukan hanya karena Pre-eklamsia
berdampak pada ibu saat hami dan melahirkan , namun juga
menimbulkan masalah pasca persainan.(Mansjoer, 2000).

2.Tujuan Mencegah terjadinya Eklamsia

3.Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Kaliwates Nomor :


445 /SK.01 /311.03/2022 tentang Pelayanan Klinis di UPTD
Puskesmas Kaliwates

4.Referensi Buku Acuan PONED


Permenkes ( 2014 : 464 )
1. Tata Laksana pre-eklamsia ringan.
5.Prosedur / a. Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal :
Langkah - Tekanan darah, berat badan, tinggi badan, indeks masa
langkah tubuh, ukuran uterus dan gerakan janin.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Pada pre-ekalmsia ringan ditandai adanya
peningkatan tekanan darah >/ 140/90mmHg
2) Pada Pre-eklamsia berat : tekanan darah >/
160/110 mmHg, edema, pandangan kabur, nyeri
epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas
abdomen ( akibat teregangnya kapsula glissos ),
sianosis, adanya pertumbuhan janin yang
terhambat.
c. Pemeriksaan Penunjang ( Protein Urine)
d. Rawat Jalan
- Ibu hamil banyak istirahat (berbaring / tidur miring )
- Konsumsi susu dan air buah
- Obat anti hipertensi
Indikasi utama pemberian antihipertensi pada
kehamilan adalah untuk keselamatan ibu dalam
mencegah penyakit serebrovaskular. Meskipun
demikian, penurunan tekanan darah dilakukan
dilakukan secara bertahap tidak lebih dari 25%
penurunan dalam waktu 1 jam. Hal ini untuk
mencegah terjadinya penurunan aliran darah
uteroplesenter.
Obat antihipertensi yang dapat diberikan :
a) Nifedipin 10 mg tablet per Oral, dulang tiap 15-30
menit, dgn disis maksimal 30mg.
- Tidak perlu diberikan obat-obatan seperti : diuretic
dan sedative.
2. Tata Laksana Pre Eklamsia Berat
Pemberian MGSO4 dosis awal dengan cara : ambil 4mg
MGSO4 (10 ml MGSO4 40%) dan larutkan 10 ml aquades.
Berikan secara perlahan IV selama 20 menit. Jika akses IV
sulit berikan masing – masing 5 mg MGSO4 ( 12,5 ml
larutan MGSO4 40%) IM di Bokong kiri dan kanan.
3. Persiapan Rujukan
Rujuk Bila ada satu atau lebih gejala dan tanda-tanda pre-
eklamsia berat ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder
yang memiliki dokter spesialis obstetric dan ginekologi
setelah dilakukan tata laksana pre-eklamsia berat.

7. Diagram Alir

8. Unit Terkait Ruang Bersalin

9. Dokumen 1. Status rekam medik pasien


terkait 2. Register persalinan

10. Rekaman Historis Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai


diberlakukan
1 No dokumen : No dokumen : 14 September 2022
445/VK.SOP/002/2022
445/VK.SOP/002/2018
2 No revisi :00 No revisi :01 14 September 2022
3 Nama Kepala Nama Kepala Puskesmas: 14 September 2022
Puskesmas:
dr Sendy Dwi Pertiwi
dr. Sri Isna Amelia A
4 Kebijakan: Kebijakan: 14 September 2022

Keputusan Kepala UPT Keputusan Kepala UPTD


Puskesmas Kaliwates Puskesmas Kaliwates
Nomor : 445/C.VII.SK/ Nomor :
042/2018 tentang 445/SK.019/311.03/2022
Standar Layanan Medis tentang Pelayanan Klinis di
di UPT. Puskesmas UPTD.Puskesmas Kaliwates
Kaliwates
5 UPT. Puskesmas UPTD. Puskesmas Kaliwates 14 September2022
Kaliwates
Unit : ……………………………………………………………………

NamaPetugas : ……………………………………………………………………

Tanggal Pelaksanaan : ……………………………………………………………………


No Langkah Kegiatan Ya Tidak
1. Apakah petugas memastikan jalan nafas ibu
terbuka/ bebas
2. Apakah petugas mulai melakukan tindakan
resusitasi, bila diperlukan
3. Apakah petugas memberikan oksigen 4-6
liter/menit melalui sungkup atau kanula.
4. Apakah petugas memasang infus intravena
dengan menggunakan larutan ringer laktat
5. Apakah petugas melakukan pemasangan
kateter
6. Apakah petugas memberikan dosis awal
magnesium sulfat:
Apakah petugas mencuci tangan menggunakan
sabun, air mengallir dan keringkan
Apakah petugas memberitahu ibu bahwa akan
merasakan panas pada saat magnesium sulfat
diberikan
7. Apakah petugas memberikan 4g MgSO4 40%
( 10 ml ) dalam 10 ml aquades IV secara
perlahan lahan selama 15 menit.
8. Apakah petugas melanjutkan dengan 6 g
MgSO4 40% ( 15 ml ) dalam larutan ringer
asetat / ringer laktat 500 ml selama 6 jam.
9. Apakah jika kejang berulang setelah 15 menit,
petugas memberikan MgSO4 40% 2g dalam 5
ml aquadest secara IV selama 5 menit
10. Apakah petugas melakukan pengawasan
kesadaran, tensi, nadi, nafas (setiap 30 mnt
sekali), produksi urin tiap 2 jam, denyut jantung
janin tiap 30 mnt sekali.
11. Apakah bila terjadi henti nafas:
 Petugas membebaskan jalan nafas
 Petugas memberikan kalsium glukonatPemantauan :
1 g
 Hitung nafas selama 1 menit
setiap jam
( 10 ml dari larutan 10% ) melalui suntikan
 Periksa reflek patela setiap jam
 Pasang poli kateter dan lakukan
intravena perlahan-lahan sampai terjadi urin setiap 4 jam
pengukuran

pernafasan spontan kembali.


Dokumentasi
12. Apakah petugas mencatat pemberian obat dan
temuan dalam catatan medik untuk ibu.

Compliance rate (CR) : ……………………………%


…………..,…………….

Pelaksana/Auditor

Anda mungkin juga menyukai