No.
:
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 4 Januari 2016
Terbit
Halaman : 1 dari 5
PUSKESMAS
TEGALREJO dr. Prie Aka Mahdayanti
KOTA NIP.197306222006042012
YOGYAKARTA
Pengertian Ruptur perineum adalah suatu kondisi robeknya perineum yang terjadi pada
persalinan pervaginam. Diperkirakan lebih dari 85% wanita yang
melahirkan pervaginam mengalami ruptur perineum spontan, yang 60% -
70% di antaranya membutuhkan penjahitan (Sleep dkk, 1984; McCandlish
dkk, 1998). Angka morbiditas meningkat seiring dengan peningkatan
derajat ruptur.
Tujuan Sebagai pedoman kerja dalam tatalaksana kasus hemorrhoid
Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tegalrejo
Pada literatur lain dikatakan faktor risiko ruptur perineum antara lain :
Pemeriksaan Penunjang: -
2 dari 5
b. Derajat II
Robekan mengenai selaput lender vagina dan otot perinea transversalis,
tetapi tidak melibatkan kerusakan otot sfingter ani.
c. Derajat III
Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dengan
pembagian sebagai berikut: III. a. Robekan < 50% sfingter ani eksterna
III. b. Robekan > 50% sfingter ani ekterna III. c. Robekan juga meliputi
sfingter ani interna
Derajat IV
Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dan
mukosa rektum
Bila hanya ada luka lecet, tidak diperlukan penjahitan. Tidak usah
menjahit ruptur derajat I yang tidak mengalami perdarahan dan mendekat
3 dari 5
dengan baik.
b. Derajat II
c. Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3 sampai 4
kali perhari.
4 dari 5
Unit Terkait Poli Umum
5 dari 5