Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN

DISCHARGE PLANNING

RSUD dr SOERATNO GEMOLONG


KABUPATEN SRAGEN
TAHUN 2016
BAB I

DEFINISI

A. LATAR BELAKANG

Discharge planning ( perencanaan pulang ) merupakan komponen


system perawatan berkelanjutan, baik dalam proses penyembuhan maupun
dalam mempertahankan derajat kesehatan pasien, serta membantu keluarga
menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber
yang tepat dengan harga yang terjangkau.

Semua pasien dilakukan penilaian kebutuhan perencanaan


pemulangan yang dimulai pada saat pasien masuk rumah sakit. Discharge planner
mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang
berhubungan untuk mengidentifikasi masalah aktual dan potensial, periksa
apakah pasien atau keluarga telah mendapat instruksi verbal tentang
penanganan, obat – obatan dan aktivitas yang boleh dilakukan di rumah.
Menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan
tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji individu dalam
mempertahankan dan memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal serta
membantu pasien memperoleh tujuan utamanya dalam meningkatkan derajat
kesehatannya.
B. TUJUAN

Tujuan utama adalah meningkatkan kontinuitas pelayanan dan


memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan. Discharge planning
dapat mengurangi hari rawat pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan
perkembangan kondisi kesehatan pasien, dan menurunkan beban perawatan
pada keluarga untuk mencapai kesehatan yang optimal.

C. MANFAAT DISCHARGE PLANNING

Manfaat discharge planning bagi pasien antra lain :


1. Dapat memenuhi kebutuhan pasien.
2. Dapat merasakan sebagai bagian yang aktif bukan obyek yang tidak
berdaya.
3. Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya.
4. Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh suport
sebelum timbulnya masalah.
5. Dapat memilih prosedur perawatannya.
6. Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat
dihubunginya.
7. Menurunkan jumlah kekambuhan dan kunjungan kedaruratan yang tidak
perlu kecuali untuk beberapa diagnosa.
8. Membantu memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya
pengobatan.

BAB II

RUANG LINGKUP

Panduan ini berlaku pada semua unit pelayanan rumah sakit, baik rawat
jalan, rawat inap, maupun penunjang.

1. Pasien yang diperbolehkan pulang dalam jangka waktu sementara atau cuti.
2. Pasien pulang normal.
3. Pasien pulang kritis.
4. Pasien pulang atas permintaan sendiri masih ketergantungan baik dengan
alasan medis maupun nonmedis.
BAB III

TATA LAKSANA

Tahap – tahap perencanaan pulang :

1. Pengkajian.

Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang


pasien ketika melakukan pengkajian pada pasien dan keluarga. Pasien dan
keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses discharge planning agar transisi
dari rumah sakit ke rumah dapat efektif.

Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah:

a) Data kesehatan.
b) Data pribadi.
c) Pemberi pelayanan perawatan.
d) Lingkungan.
e) Keuangan dan pelayanan yang dapat mendukung atau penanggung jawab
biaya.
2. Diagnosa.
Diagnosa didasarkan pada pengkajian discharge planning, dikembangkan
untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga. Keluarga dilibatkan karena
memberi dampak pada perawatan pasien. Adalah penting untuk menentukan
apakah masalah yang dialami aktual atau potensial.

3. Perencanaan.
Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi
kebutuhan spesifik pasien yang dapat dibagi sesuai kriteria pasien berdasarkan
kondisi kesehatan dan kebutuhan akan pelayanan berkelanjutan seperti pasien
pulang normal, pulang kritis, pulang atas permintaan sendiri atau masih
ketergantungan. Discharge planner berfokus pada kebutuhan rencana
pengajaran yang baik untuk persiapan pasien pulang meliputi:
a. Medikasion ( obat )
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang seharusnya dilanjutkan setelah
pulang.
b. Environment ( lingkungan )
Lingkungan tempat pasien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya
aman, pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang
dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya.
c. Treatment ( tindakan perawatan )
Petugas dan keluarga harus memastikan bahwa perawatan dapat
berlanjut setelah pasien pulang. Jika hal ini tidak memungkinkan,
perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke
rumah untuk memberikan ketrampilan perawatan.

d. Health Teaching ( pengajaran kesehatan )


Pasien diberi pendidikan bagaimana mempertahankan kesehatan
termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan perawatan
kesehatan tambahan.

e. Out Patient Referal ( rujukan )


Pasien dikenalkan dengan pelayanan fasilitas kesehatan lain yang dapat
meningkatkan perawatan yang berkelanjutan.
d. Diet

Pasien dan keluarga diberitahu tentang pembatasan dan anjuran diet

sehingga pasien / keluarga mampu memilih diet yang sesuai untuk

pasien

4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran. Reveral seluruh
pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada rekam medis pasien .
Instruksi tertulis diberikan kepada pasien, demonstrasi ulang harus
memuaskan. Pasien dan pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan
melakukannya dengan alat yang akan digunakan di rumah.

5. Penyerahan Home Care


Penyerahan home care dibuat sebelum pasien pulang. Informasi tentang
pasien dan perawatannya diberikan kepada agen tersebut, seperti informasi
tentang jenis pembedahan, pengobatan ( termasuk kebutuhan therapy cairan
di rumah ), status fisik dan mental pasien , faktor sosial yang penting ( misalnya
kurangnya pemberi perawatan atau tidak ada pemberi perawatan di rumah )
dan kebutuhan yang diharapkan oleh pasien. Transportasi harus tersedia pada
saat ini.

6. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah membuat proses kerja discharge
planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk
menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus menerus
dan membutuhkan revisi juga perubahan. Evaluasi lanjut dari proses
pemulangan dilakukan tiga hari sampai dengan seminggu setelah pasien
berada di rumah. Ini dapat dilakukan saat pasien kontrol, melalui telpon,
kuesioner atau kunjungan rumah ( home visite ).

7. Dokumentasi
Semua tindakan yang dilakukan pada pasien harus mendapat persetujuan
pasien dan atau keluarga setelah mendapat penjelasanyang cukup tentang hal-
hal yang berkaitan dengan tindakan tersebut. Seluruh isian formulir discharge
planning didokumentasikan secara lengkap dalam catatan rekam medis dan
diinformasikan kepada pasien.

BAB IV

PENUTUP

Keselamatan pasien di dalam rumah sakit merupakan prioritas utama


dalam bentuk kegiatan rumah sakit. Untuk mencapai kondisi pelayanan yang
efektif , nyaman dan aman bagi pasien itu diperlukan komitmen dan tanggung
jawab yang baik dari seluruh personil pemberi pelayanan di rumah sakit sesuai
dengan kompetensi dan wewenangnya.

Semua pasien dilakukan penilaian kebutuhan untuk perencanaan


pemulangan yang dimulai pada saat pasien masuk rumah sakit dan secara
periodik diobservasi hingga mencapai tahap akhir dan segera dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai