Anda di halaman 1dari 28

PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI RAWAT JALAN

RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH


JOMBANG
2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Tujuan Pedoman ............................................................................. 2
C. Ruang Lingkup ................................................................................ 3
D. Batasan Operasional ........................................................................ 3
E. Landasan Hukum ............................................................................ 5

BAB II STANDARD KETENAGAAN ............................................................ 7

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ................................................ 7


B. Distribusi Ketenagaan ..................................................................... 8
C. Pengaturan Jaga .............................................................................. 9

BAB III STANDARD FASILITAS .................................................................... 10

A. Denah Ruangan ............................................................................... 10


B. Standard Fasilitas ............................................................................ 15

BAB IV TATALAKSANA PELAYAN ............................................................. 16

BAB V LOGISTIK ............................................................................................ 19

BAB VI KESELAMATAN PASIEN ................................................................. 23

BAB VII KESELAMATAN KERJA .................................................................. 26

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU .................................................................. 28

BAB IX PENUTUP ............................................................................................. 30


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pada saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan dalam hal ini
rumah sakit, harapan pasien adalah mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-
baiknya dan dengan waktu sesingkat-singkatnya. Pelayanan kesehatan seperti rumah
sakit, puskesmas, klinik swasta maupun dokter praktek sesungguhnya tidak hanya
memberikan pelayanan medis profesional namun juga memberikan pelayanan umum
kepada masyarakat. Selain mendapatkan pelayanan kesehatan sebaik- baiknya, pasien
dan keluarga juga mengharapkan kenyamanan dan keamanan baik dari segi petugas
yang cekatan, kenyamanan ruang tunggu, antrian yang tidak terlalu lama, kebersihan
toilet maupun dari sumber daya manusia yang bertugas ditempat pelayanan kesehatan
tersebut harus profesional. Selain itu instalasi rawat jalan sebagai salah satu tempat
pelayanan yang pertama, yang diharapkan pasien maupun keluarga pasien adalah
sebagai tempat pemberi informasi yang jelas sebelum pasien mendapatkan tindakan /
pelayanan berikutnya bahkan sampai memerlukan rawat inap.
Sebagai bagian dari rumah sakit, instalasi rawat jalan berupaya meningkatkan
pelayanan kesehatan dan berusaha memenuhi segala aspek mutu kesehatan. Dalam
pertumbuhan dan perkembangannya serta tuntutan masyarakat akan pemenuhan
kesehatan yang prima maka instalasi rawat jalan sampai tahun ini menambah
pelayanan diantaranya klinik mata, THT, saraf, kedokteran jiwa, orthopedi,
rehabilitasi medik, paru, gizi, serta tidak menutup kemungkinan pelayanan ini akan
terus bertambah.
Pedoman Pelayanan Rawat Jalan dibuat agar pelayanan Rawat Jalan memiliki acuan
atau standar dalam melakukan pelayanan rawat jalan, sehingga tercapai standar mutu
dan keselamatan pasien yang diharapkan.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya serta tuntutan masyarakat akan
pemenuhan kesehatan yang prima maka instalasi rawat jalan Rumah Sakit
Muhammadiyah Jombang Provinsi Jawa Timur memberikan pelayanan diantaranya
terdiri dari;

1. Klinik Dalam
2. Klinik Bedah
3. Klinik Anak
4. Klinik Obgyn
5. Klinik Gigi
6. Klinik Mata
7. Klinik Umum
8. Klinik TB- DOTS
9. Klinik Gizi

1.2. TUJUAN PEDOMAN

A. TUJUAN UMUM
Sebagai panduan atau acuan yang jelas dalam melaksanakan kegiatan pelayanan di
rawat jalan sehingga keselamatan pasien dan peningkatan mutu di Rumah Sakit
Muhammadiyah Jombang dapat tercapai.

B. TUJUAN KHUSUS
1. Sebagai pedoman pelayanan yang baku yang dapat dipakai dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan pasien di rawat jalan
2. Mempermudah admistrasi pelayanan di rawat jalan
3. Tercapainya indikator mutu dan keselamatan pasien di rawat jalan
4. Tersedianya Sumber Daya Manusia/ petugas baik Medis, Tenaga Keperawatan,
Penunjang sesuai standar
5. Tersedianya sarana prasarana baik medis maupun non medis untuk menunjang
kelancaran pelayanan
6. Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan
7. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai standar yang berlaku di rumah sakit: Pedoman
Praktik Klinik (PPK), Standard Pelayanan Minimal (SPM), Indikator Mutu Klinik,
Indikator Pelayanan, Standard Prosedur Operasional ( SPO )
8. Meningkatkan keselamatan pasien
9. Meningkatkan keselamatan kerja
10. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
11. Menyediakan wahana pendidikan,pelatihan dan penelitihan
1.3. RUANG LINGKUP
1. Ruang lingkup pelayanan klinik umum : Memberikan pelayanan dengan lingkup
yang terbatas yaitu pasien dengan diagnosa yang ringan dan di periksa oleh dokter
umum.
2. Ruang lingkup pelayanan klinik spesialis : Memberikan pelayanan kepada pasien
yang memerlukan penanganan lebih lanjut dengan dilayani oleh dokter spesialis.
3. Jenis pembiayaan pasien meliputi : Asuransi, BPJS dan Non BPJS/ UMUM

1.4. BATASAN OPERASIONAL


a. Pelayanan poliklinik :
1. Klinik Umum dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan penentuan
diagnosa dan yang memeriksa adalah dokter umum.
2. Klinik Obgyn dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan kehamilan,
konsultasi kandungan / alat kontrasepsi, penentuan diagnosa, tindakan pemasangan dan
lepas alat kontrasepsi iud. yang melayani adalah dokter Sp.Obgyn.
3. Klinik Bedah dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan
diagnosa dan rawat luka. Dokter yang melayani adalah dokter Sp.Bedah.
4. Klinik Dalam dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan penentuan
diagnosa. Dokter yang melayani adalah dokter Sp.PD
5. Klinik Anak dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,penentuan diagnosa
serta pelayanan imunisasi.doter yang melayani adalah doter Sp.A
6. Klinik Mata dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,penentuan
diagnosa.doter yang melayani adalah dr.Sp.M
7. Klinik Gizi dimana didalamnya mencakup pelayanan konseling gizi.yang akan di layani
oleh instalasi Gizi.
8. Klinik Syaraf dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan
diagnosa dimana dokter yang melayani adalah Sp.S.
9. Klinik TB dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan screening dan
konseling TB yang akan melayani adalah dokter umum sub divisi TB.
10. Klinik Gigi dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnose
dimana dokter yang melayani adalah drg.
b. Pelayanan Administrasi
1. Menerima daftar  dari bagian admisi untuk didata dan membagi pendistribusian ke poli
pelayanan yang di tuju.
2. Mendata jumlah pasien untuk tiap tiap dokter.
3. Mencatat dan menerima pendaftaran per telepon bagi pasien yang kembali kontrol klinik
yang selanjutnya akan didaftarkan ke petugas pendaftaran.
4. Pelayanan rujukan Non PRB (rujuk balik)
c. Pelayanan Care Solution
a) Menampung complain pasien dan keluarga
b) Sebagai pusat informasi bagi pasien dan keluarga
c) Kepanjangan tangan dari pendaftaran:
1) Membantu atau mengisikan form pendaftaran pasien baru
2) Melayani pendaftaran via telepon
3) Membantu dan memfasilitasi pasien daftar online
d) Melakukan skrining kondisi pasien
e) Menelepon pasien yang daftar online ketika dipanggil oleh pendaftaran sebanyak
3 kali tidak datang

1.5. LANDASAN HUKUM


A. Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan pedoman pelayanan rawat jalan RS Muhammadiyah
Jombang adalah sebagai berikut:

1. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;


2. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Undang-Undang nomor 29 tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Corona virus Disease 2019 (Covid-19);
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5l2I/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
8. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;
9. Kepmenkes RI No 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktek
Perawat;
10. Permenkes No 17 th 2013 tentang Perubahan atas Permenkes No HK
02.02/Menkes/148/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat;
11. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan;
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 16191/Menkes/Per/VIII/2011 tentang
keselamatan pasien;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 432/menkes/sk/iv/2007
tentang Pedoman manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di rumah sakit;
14. Peraturan Menteri Kesehatan 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medik;
15. Peraturan Menteri Kesehatan 290/Menkes/Per/III/2008 tentang persetujuan tindakan
kedokteran;
16. Peraturan Direktur RS Muhammadiyah Jombang No. 001 Tahun 2018 tentang
Kebijakan pelayanan RS Muhammadiyah Jombang.

1.6.  KEBIJAKAN
A. KEBIJAKAN UMUM
1. Semua perawat rawat jalan wajib memiliki ijin sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Setiap perawat rawat jalan wajib bekerja sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional yang berlaku, menjujung tinggi etika profesi dan
norma kesopanan, menghormati hak pasien, serta mengutamakan keselamatan
pasien.
3. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
4. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi petugas wajib mengikuti
pelatihan yang sudah diprogramkan oleh diklat
5. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
6. Pelayanan di unit rawat jalan harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
7. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin satu
bulan sekali.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan kinerja.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di instalasi rawat jalan adalah :
1. Kepala Instalasi
a. Pendidikan : Dokter Spesialis, Dokter Umum, S1
Fisioterapi, Registered Dietisien
b. Pelatihan : 1. Pelatiahan Manajemen Rumah Sakit
2. Pelatihan dasar : K3, PPI, PS, BLS
c. Pengalaman Kerja dan : 1. Dokter Spesialis dan Dokter Umum
Jenjang Karir minimal 1 tahun
2. S1 Keperawatan+Ners/DIII Keperawatan
menjadi Kepala Ruangan minimal 5
tahun
d. Syarat lain : 1. Memiliki kemampuan dalam
kepemimpinan
2. Berdedikasi tinggi
3. Dapat bekerja sama dengan bagian lain
4. Cepat dan tanggap
5. Bertanggung jawab
6. Usia 25-56 tahun
7. Sehat jasmani dan rohani

2. Tenaga Medis
Tenaga medis yang ada di instalasi rawat jalan adalah tenaga medis yang
bersertifikat,dan berkompeten dibidangnya dalam arti sudah lulus dari pendidikan
kedokteran baik sebagai dokter umum maupun dokter spesialis serta lulus dalam
kredential yang di lakukan oleh rumah sakit.
3. Kepala Ruang
a. Pendidikan : S1 Keperawatan+Ners/DIII Keperawatan
b. Pelatihan : 1. Manajemen Kepala Ruang
2. Pelatihan CI
3. Pelatihan dasar: K3, PPI, PS, BLS
c. Pengalaman Kerja dan : Menjadi Pelaksana perawatan minimal 3
Jenjang Karir tahun
d. Syarat lain : 1. Memiliki kemampuan dalam
kepemimpinan
2. Berdedikasi tinggi
3. Dapat bekerja sama dengan bagian lain
4. Cepat dan tanggap
5. Bertanggung jawab
6. Usia 25-56 tahun
7. Sehat jasmani dan rohani

4. Tenaga Perawat
Untuk menunjang pelayanan perawatan di instalasi rawat jalan harus di dukung oleh
tenaga perawat yang memiliki ketrampilan, pendidikan dan pelatihan yang
mendukung dalam pelayanan instalasi rawat jalan.
a. Pendidikan : Minimal DIII Keperawatan
b. Pelatihan : 1. Pelatihan dasar: K3 PPI, PS, BLS
2. Pelatihan BTCLS
c. Pengalaman Kerja : Menjadi perawat pelaksana
d. Syarat lain : 1. Berdedikasi tingi
2. Dapat bekerja sama dengan pelaksana
perawat lain
3. Cepat dan tanggap
4. Bertanggung jawab
5. Sehat jasmani dan rohani

5. Tenaga kesehatan lain


Dalam hal ini tenaga kesehatan lain juga juga diperlukan oleh instalasi rawat jalan
untuk mendukung berjalannya pelayanan rawat jalan,diantaranya ahli gizi, farmasi,
dan pekarya kesehatan yang terdidik dan terlatih.

Instalasi rawat jalan mempunyai Sumber Daya Manusia yang terdiri dari :
NO KUALIFIKASI TENAGA PENDIDIKAN
1 Penanggung Jawab Rawat Jalan Dokter Umum
2 Kepala Instalasi Laboratorium S1 Keperawatan
3 Staff Laboratorium S1 Keperawatan & DIII Keperawatan

2.1. DISTRIBUSI KETENAGAAN


Jumlah tenaga ruang poliklinik adalah 9 orang yang meliputi:

No Pendidikan Jumlah Distribusi Jabatan


1 S1 Kep + Ners 1 1 Kepala Ruang
2 S1 Kep + Ners 1 1 Perawat Pelaksana
3 DIII Keperawatan 5 5 Perawat Pelaksana
4 S1 Gizi 1 1 Gizi

Metode penugasan di poliklinik dengan metode fungsional, dengan alasan :


1. Memilih metode fungsional karena keterbatasan tenaga professional
2. Melalui metode fungsional tersebut, diharapkan pemberian asuhan keperawatan
dapat optimal

2.2. PENGATURAN JAGA


a) Jam Kerja Poliklinik
Jam kerja pegawai dalam satu minggu minimal 78 jam, terdistribusi sebagai
berikut:
Senin s/d Sabtu dari jam 07.00 – 20.00 WIB
b) Mekanisme pengaturan jadwal dinas
Pengaturan jaga poliklinik terdiri dari perawat shift masuk secara bergantian pagi ,
siang dan middle ( ritme jadwal menyesuaikan SDM yang tersedia ).

NO KUALIFIKASI TENAGA WAKTU KERJA

1 Penanggung Jawab Rawat Jalan Setiap hari Senin-Sabtu jam 08.00-14.00


2 Kepala Instalasi Rawat Jalan Senin – Sabtu Jam 07.00-14.30
Senin-Sabtu, 12 jam(3 shift; pagi,
3 Staff Perawat
middle, sore)
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1. DENAH RUANG


DENAH RUANG RAWAT JALAN

B
A
C

D E

F
G J
I H

Ket :

A: Poli Anak G : Ruang Perawat

B : Ruang tunggu H : Poli Mata

C : Tempat pendaftaran I : Ruang tunggu

D: Poli Dalam, Syaraf, Bedah J : Ruang Tunggu

E : Ruang Tunggu K : Ruang Tunggu

F: Meja perawat

3.2. STANDAR FASILITAS


Poliklinik dibagi menjadi beberapa area yang terdiri dari :
a. Area pasien
1) Klinik Mata
a) Meja periksa
b) ARK
c) Gluco DR
d) Wastafel
e) AC
f) USG Mata
g) Slide Lamp
h) Snellent Chart Elektrik
i) Tensimeter air raksa
j) Stetoscope
k) Bantal
l) Tempat tidur
m)Kursi dokter
n) Meja dokter
o) Tempat sampah medis dan non medis
p) Laptop
2) Klinik Dalam, Bedah, Syaraf, Obgyn dan Umum
a) Wastafel
b) AC
c) Meja periksa
d) Timbangan
e) Tensimeter digital
f) Stetoscope
g) Termometer digital
h) EKG
i) View rontgen medical film
j) USG
k) Bed Gynecologi
l) Lampu sorot
m)Meja Administrasi
n) Laptop, Mouse
o) Kursi dan meja dokter
p) Kursi pasien
q) Tempat sampah medis dan non medis
r) Troli alkes
3) Klinik Anak
a) Meja periksa
b) Bantal
c) Tensi air raksa
d) Stetoscope anak
e) Termometer digital
f) Timbangan digital
g) Nebulizer
h) Meja Admistrasi
i) Tempat sampah medis dan non medis
j) Kursi dan meja dokter
k) Kursi pasien
l) Freser
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Tata laksana palayanan dalam instalasi rawat jalan pada umumnya dikerjakan secara
team work, dilakukan sesuai asuhan keperawatan dan terdokumentasikan dengan baik.

4.1. Pasien –pasien yang dilayani di poliklinik sesuai dengan:


1. Penyakit Dalam
2. Penyakit Bedah
3. Penyakit Anak
4. Obgyn
5. Penyakit Mata
6. Gizi
7. TB- DOTS
A. Adapun system pembayaranya memakai:
1. Asuransi
2. BPJS
3. Non BPJS
B. Mekanisme pendaftaran melalui online (WA), onsite.
1. Ketentuan umum pendaftaran online:
a. Pendaftaran online pasien rawat jalan, sementara ini hanya berlaku bagi pasien
yang telah memiliki nomor rekam medis (RM) RS Muhammadiyah Jombang.
b. Pendaftaran melalui online (WA) dilayani pada saat pasien akan periksa
1) Senin – Jumat mulai jam 08.00 – 19.00 WIB
2) Sabtu mulai jam 08.00 – 13.00 WIB
c. Pendaftaran online pasien rawat jalan dilakukan satu hari sebelum hari periksa (H-
1).
d. Jadwal dokter dapat berubah sewaktu – waktu ( akan ada konfirmasi via telepon ).
e. Pasien yang mendaftar online akan mendapatkan bukti pendaftaran melalui WA.
f. Apabila mendaftar atau ingin membatalkan reservasi dapat melakukan melalui WA
online.
g. Pasien yang sudah daftar online tetapi pada saat datang periksa kondisi pasien
dalam keadaaan gawat darurat bisa langsung datang ke IGD RS Muhammadiyah
Jombang
h. Bagi pasien BPJS diharuskan membawa persyaratan periksa dan ditunjukan ke
loket pendaftaran online di gedung rawat jalan RS Muhammadiyah Jombang
setelah itu dilakukan skrining administrasi dan skrining kondisi pasien oleh
petugas. Dan bagi pasien non BPJS langsung menuju poliklinik yang dituju
i. Pasien yang telah melakukan registrasi online diharapkan datang tepat waktu
(minimal 15 menit sebelum waktu panggilan pendaftaran).
2. Ketentuan umum pendaftaran onsite :
Pendaftaran onsite dilayani pada saat pasien periksa, setelah dilakukan skrining oleh
petugas pasien diberikan nomor antrian pendaftaran. Jika daftar pasien baru maka
pasien mengisi form pendaftaran pasien yang dipandu oleh petugas care solution. Jika
daftar pasien lama setelah mendapatkan nomor antrian pendaftaran maka pasien
langsung diarahkan ke poliklinik tujuan pasien periksa. Bagi pasien BPJS diharuskan
menyerahkan bukti persyaratan administrasinya.
3. Mekanisme alur kegiatan pelayanan di rawat jalan adalah sbb: Pasien datang
dilakukan skrining administrasi oleh petugas pendaftaran dan skrining kondisi oleh
petugas. Pasien daftar melalui online, WA langsung menuju ke pendaftaran loket
online.
4. Di poliklinik pasien diperiksa oleh DPJP, jika ada pemeriksaan penunjang maka
pasien menuju ruang pemeriksaan penunjang sesuai dengan advice DPJP. Jika hasil
pemeriksaan penunjang sudah jadi, pasien kembali lagi ke poliklinik untuk
menyerahkan hasil. DPJP memberikan terapi kemudian pasien ke farmasi untuk
menyerahkan resep. Setelah itu ke kasir untuk membayar biaya pelayanan (untuk
pasien umum), menyerahkan persyaratan BPJS untuk diverifikasi(bagi pasien BPJS).
5. Jam praktek dokter sesuai dengan jadwal pelayanan kesehatan di RS Muhammadiyah
Jombang Pronvinsi Jawa Timur.
6. Apabila DPJP berhalangan ( tidak bisa praktek ) maka DPJP memberikan informasi
kepada kepala ruang poliklinik atau kepala instalasi rawat jalan H-2 ( kecuali sakit ).
7. Penentuan jumlah kuota pasien yang dilayani berdasarkan jam praktek di polillinik.
8. Pembagian kuota pendaftaran online sebesar 25% dari jumlah kuota keseluruhan.
9. Perawat melakukan pemeriksaan vital sign dan pengkajian kepada pasien.
10. Perawat melengkapi rekam medis dan menyiapkan administrasi pasien.
11. Selama menunggu pemeriksaan dan pada saat dilakukan pemeriksaan pasien dalam
kondisi gawat darurat maka pasien dikirim ke IGD oleh perawat poliklinik.
12. Ketentuan umum pasien rawat inap dari poliklinik yaitu setelah dinyatakan rawat inap
oleh DPJP maka perawat poliklinik menyiapkan administrasi pasien rawat inap
dilanjutkan mengantar pasien ke TPPRI dan mengambil obat ke farmasi rawat inap
kemudian mengantar pasien ke ruang perawatan sesuai tujuan.
13. Apabila ruang perawatan pasien yang dituju penuh maka ruang tersebut menitipkan di
ruang perawatan lain setype yang kosong.
14. Perawat poliklinik melakukan input semua tindakan yang dilakukan dan anamnesa
pasien di SIM RS.
15. Perawat poliklinik mengisi kelengkapan dokumen rekam medis dan mengembalikan
ke ruang rekam medis setelah selesai pelayanan.
BAB V
LOGISTIK

Untuk menunjang keberhasilan pelayanan yang bermutu diperlukan


pengelolaan permintaan, penyimpanan dan pemakaian barang maupun bahan habis
pakai yang benar.

A. Tujuan
1. Mendapatkan barang dalam jumlah cukup dan berkualitas
2. Mencapai daya guna yang optimal
3. Memberikan kepuasan dan rasa nyaman bagi pasien
4. Memberikan kemudahan bagi perawat
B. Jenis peralatan keperawatan
1. Peralatan tekstil pasien
2. Peralatan kedokteran dan kesehatan dasar
3. Barang-barang farmasi rutin
4. Barang kelontong
5. Barang cetakan
6. Barang kantor non rutin
7. Alat tulis kantor
8. Alat rumah tangga
C. Ruang lingkup
1. Perencanaan logistik
a.Tujuannya agar barang yang diterima sesuai dengan
standar kebutuhan ruangan rawat inap baik kualitas
maupun kuantitasnya
b. Perencanaan barang di ruang rawat adalah Kepala
Ruang Rawat.
c.Cara:
1) Rencana kebutuhan disusun berdasarkan jenis,
prioritas, standart, jumlah dan kualitas
2) Permintaan ditulis pada formulir yang tersedia
3) Waktu: barang rutin direncanakan tiap akhir bulan
dan barang non rutin direncanakan setiap akhir
tahun anggaran

d. Alur Perencanaan
Kepala Ruang Rawat Kepala Instalasi

Bidang Pelayanan

Bidang perencanaan

Panitia Pengadaan PPTK Bidang pelayanan

Direktur

2. Pengadaan Barang
Pengadaan barang dilaksanakan oleh Panitia yang ditunjuk dengan Surat Keputusan
Direktur

3. Pendistribusian
a. Dilaksanakan oleh gudang farmasi dan atau gudang umum/
laundry
b. Pelaksanaan pendistribusian dilakukan setelah barang ada.
c. Cara :
1) Barang datang diterima oleh:
a) Gudang farmasi: berupa alat kesehatan
b) Gudang umum: alat rumah tangga/ kantor
c) Instalasi Laoundry: alat tenun/ linen
2) Setelah barang diterima oleh ketiga tempat tersebut
maka barang didistribusikan ke instalasi rawat
jalan.
3) Prosedur permintaan dari ruangan – ruangan di
instalasi rawat jalan diketahui oleh kepala ruang
masing – masing.
4) Barang didistribusikan ke ruang rawat jalan
kemudian dicatat dalam buku inventaris ruangan,
selanjutnya dapat digunakan untuk pelayanan
sesuai kebutuhan.
d. Untuk barang- barang non rutin/ tertentu.
Pengalokasian barang dibuat bersama yaitu oleh Pengurus Barang (asset) /
Bidang Perencanaan bersama Bidang Pelayanan.

4. Logistik keperawatan
a.Barang yang telah diterima disimpan dan dicatat dengan
baik menurut kelompok dan jenisnya.
b. Barang ditempatkan sedemikian rupa sehingga
memudahkan pengecekan setiap waktu dan pengeluaran
jika dibutuhkan.
c.Peralatan yang dibutuhkan sehari-hari tiap pagi disiapkan.
d. Selesai pemakaian, alat dibersihkan kemudian di
simpan sesuai tempatnya.
e.Alat –alat secara periodik sesuai jadwal IPSRS dilakukan
perawatan/ service/ perbaikan. Alat yang rusak dan tidak
bisa dipakai dikembalikan ke bagian aset rumah sakit.
5. Penghapusan
a. Penghapusan adalah kegiatan pembebasan barang dari pertanggungjawaban
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, peralatan yang rusak berat
dan tidak dapat diperbaiki/ tidak layak pakai yang telah dinyatakan oleh IPSRS,
barang hilang akibat kecelakaan, bencana alam, tercecer atau tidak ditemukan,
dilaporkan oleh kepala ruang kepada sub.bag.rumah tangga dengan bukti buku
pengembalian barang.
b. Dari Ka.Sub.Bag.RT selanjutnya barang tersebut diambil dan diserahkan kepada
IPSRS
c. Pencatatan inventaris ruangan dikurangi barang yang dikembalikan dan secara
kontinu lapor kebagian asset baik menerima maupun mengembalikan barang
6. Pengawasan/ Pengendalian
Pengawasan peralatan dilaksanakan oleh petugas inventaris ruangan atas nama kepala
ruang.

a. Pencatatan dan pelaporan.


Setiap barang yang diterima oleh ruang rawat jalan dicatat oleh petugas
inventaris ruangan dan dimasukkan ke buku inventaris.

b. Pencatatan dan pelaporan inventaris barang dilaporkan kepada :


1) Kepala ruang setiap bulan
2) Kepala Instalasi
3) Kepala Bidang pelayanan
c. Pengambilan barang
Barang dari gudang diambil oleh ruangan. Petugas RT dan rawat jalan mencatat
barang yang masuk di buku inventaris induk dan KIR , serta mencatat dan
menulis barang yang rusak / hilang.

d. Setiap akhir tahun dilaksanakan inventaris peralatan dari bidang keperawatan


e. Laporan barang rusak.
1) Kepala ruang melaporkan barang yang rusak kepada kepala Instalasi, kepala
instalasi mengirim barang untuk perbaikan ke IPSRS/ RT.
2) Barang yang masih bisa diperbaiki, diusulkan oleh pengurus barang untuk
diperbaiki dan barang yang sudah rusak berat dilaporkan kepada kuasa barang
untuk dilelang atau dimusnahkan
f. Rencana Perbaikan.
Ruang rawat jalan melaporkan ke petugas tehnik setempat untuk menilai barang
tersebut dan diperbaiki, jika tidak dapat diatasi dilaporkan ke Kepala Instalasi,
kemudian dilaporkan ke IPSRS.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessment risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
WHO Collaborating Centre for Patient Safety, dimotori oleh Joint Commission
International, Suatu badan akreditasi dari Amerika Serikat, mulai tahun 2005
mengumpulkan pakar keselamatan pasien dari lebih 100 Negara, dengan kegiatan
mengidentifikasi dan mempelajari berbagai masalah keselamatan pasien, dan mencari
solusi berupa sistem atau intervensi sehingga mampu mencegah atau mengurangi cedera
pasien dan meningkatkan keselamatan pasien. Pada tgl 2 Mei 2007 WHO Colaborating
Centre for Patient Safety resmi menerbitkan panduan “Nine Life-Saving Patient Safety
Solutions” (“Sembilan Solusi Keselamatan Pasien Rumah Sakit”).
Sembilan topik yang diberikan solusinya adalah sbb:

1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-Alike


Medication Names)
2. Pastikan Identifikasi pasien
3. Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
5. Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated)
6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
7. Hindari salah kateter dan salah sambung slang (tube)
8. Gunakan alat injeksi sekali pakai
9. Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan infeksi nosokomial
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Didalam instalasi rawat jalan ada beberapa standar yang harus
dilaksanakan dalam keselamatan pasien :
 Ketepatan identitas, dalam hal ini target yang harus terpenuhi adalah 100
%. Label identitas tidak tepat apabila tidak terpasang, salah pasang, salah penulisan nama,
salah penulisan gelar ( Tn,Ny,Sdr,An ) salah jenis kelamin dan salah alamat.
 Terpasang gelang identitas bagi pasien yang akan rawat inap, dalam hal ini target yang
harus terpenuhi adalah 100 %.
 Bagi perawat atau petugas kesehatan yang memerlukan konsul dengan dokter via telpon
harus menggunakan metode SBAR, target yang harus terpenuhi 100 %.
 Ketepatan penyampaian hasil penunjang harus 100 %.yang dimaksud tidak tepat apabila
salah ketik, salah memasukkan diberkas pasien / list pasien lain.
 Ketepatan pemberian obat yang meliputi tepat identitas/pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat
cara/rute (oral, parental, topikal, rektal, inhalasi ), tepat waktu dan tepat dokumentasi.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya
perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah
sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja disana perlu
dilaksanakan, seperti misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi,
penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap
pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
rumah sakit juga “concern” keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk kedalam program
patient safety.

1. Keselamatan dan keamanan


a. Menyusun rencana perbaikan fasilitas di ruangan
b. Pemasangan kamera pada daerah yang dianggap rawan
c. Semua staf, pengunjung, vendor diiedntifikasi dan diberi tanda pengenal sementara atau
permanen.
2. Bahan-bahan berbahaya
a. Melakukan inventarisasi bahan-bahan dan limbah berbahaya
b. Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya
c. Pelaporan dan penyelidikan tumpahan, paparan terhadap bahan/limbah berbahaya
d. Peralatan pelindung dan prosedur yang benar dalam penanganan tumpahan bahan
berbahaya
e. Pemberian label bahan dan limbah berbahaya secara tepat
3. Kesiapan menghadapi bencana
a. Menentukan jenis, kemungkinan terjadi, konsekuensi bahaya, ancaman dan kejadian
b. Mengidentifikasi dan penugasan terhadap staf bila terjadi bencana
c. Mengelola kegiatan selama kejadian bencana
4. Penanganan kebakaran
a. Mencegah kebakaran melalui pengurangan risiko, penyimpanan dan penanganan bahan-
berbahaya
b. Menyediakan jalan keluar yang aman dan tidak terhalang apabila terjadi kebakaran
c. Menyediakan system peringatan dini, deteksi dini, alarm kebakaran
5. Peralatan medis
a. Melakukan inventarisasi peralatan medis di ruangan
b. Melakukan pengujian/ kalibrasi secara berkala
c. Melakukan pemeliharan preventif
6. Sistem utilisasi
Mengusahakan air dan listrik tersedia 24 jam untuk memenuhi kebutuhan penting dalam
perawatan pasien.

7. Pendidikan staf
Mengusulkan semua staf mendapatkan pelatihan untuk menangani kebakaran, keamanan,
bahan-bahan berbahaya dan keadaan darurat
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Jenis Standar Pelayangan Minimal


No Pelayana Keterangan
Indikator Nilai
n
1 Rawat 1 Dokter pemberi 100% Dokter Di Poliklinik RS
Jalan pelayanan di Spesialis dan Dokter Muhammadiyah
poliklinik Spesialis Umum Jombang Provinsi
dan poliklinik umum Jawa Timur sudah
100% Dokter
Spesialis dan Dokter
Umum
2 Ketersediaan 1. Klinik Penyakit 1. Klinik Penyakit
pelayanan Dalam Dalam
2. Klinik Anak 2. Klinik Anak
3. Klinik Obgyn 3. Klinik Obgyn
4. Klinik Bedah 4. Klinik Bedah
5. Klinik Syaraf 5. Klinik Syaraf
6. Klinik Gigi 6. Klinik Gigi
7. Klinik Umum 7. Klinik Umum
8. Klinik Gizi 8. Klinik Gizi
9. Klinik Fisioterapi 9. Klinik Fisioterapi
10. Klinik TB-DOTS 10. Klinik TB-DOTS
3 Jam buka pelayanan Senin – Sabtu 08.00 Jam 08.00 – 20.00
– 20.00
4 Waktu tunggu di ≤ 60 menit
rawat jalan
5 Kepuasan pelanggan ≥ 90%
6 Rawat jalan TB:
a. Penegakkan
diagnosis TB a. ≥ 60%
melalui
pemeriksaan
mikroskopis TB
b. Terlaksananya
b. ≥ 60%
kegiatan
pencatatan dan
pelaporan TB di
RS
BAB IX
PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan instalasi rawat jalan adalah bagian pelayanan dari Rumah Sakit
Muhammadiyah Jombang Provinsi Jawa Timur yang tidak hanya memberikan pelayanan
berdasarkan pemenuhan target finansial saja, tetapi sebuah pelayanan yang mengedepankan dan
mengutamakan keselamatan pasien dengan cara meningkatkan sumber daya manusia melalui
pendidikan ataupun pelatihan – pelatihan.

Semoga dengan adanya pedoman pelayanan ini pelayanan di instalasi rawat jalan dapat
berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat. Pedoman pelayanan di instalasi
rawat jalan ini akan dilakukan ecaluasi dan tindak lanjut serta direview secara berkala, paling
lambat tiga tahun sekali.

DIREKTUR

RS MUHAMMADIYAH JOMBANG

dr. H. Abdul Ghofir, Sp. PD, M.MR.

Anda mungkin juga menyukai