Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN

PEMULANGAN PASIEN

RUMAH SAKIT MALEO


KOTA SORONG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. DEFINISI
B. Perencanaan Pemulangan Pasien adalah suatu yang dinamis dan sistematis agar tim
kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien dan
keluarga selama perawatan di Rumah Sakit dan melakukan perawatan mandiri di
rumah . Pelaksanaan perencanaan pemulangan pasien telah diatur oleh undang –
undang nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit .

B. TUJUAN PEDOMAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan diharapkan Ruang Yang
mampu menerapkan discharge planning.

2. TUJUAN KHUSUS
 Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan
 Mengidentifikasi masalah pasien
 Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga setelah pemulangan
 Meningkatkan kontinuitas perawatan
 Meningkatkan kualitas perawatan
 Memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan
 Mengurangi hari perawatan pasien
 Mencegah kekambuhan
 Menurunkan beban perawatan pada keluarga pasien
 Membantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya
pengobatan.
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Dalam memberikan pelayanan kepada pasien termasuk salah satunya merencanakan
kepulangan pasien maka harus diberlakukan pedoman perencanaan pemulangan pasien
untuk menyelaraskan kebutuhan asuhan pasien dengan pelayanan yang tersedia. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit maka perlu pelayanan yang terkoordinir yang
melibatkan semua bagian yang terkait salah satunya merencanakan pemulangan dan
tindakan selanjutnya. Dalam memberikan pelayanan yang efisien kepada pasien,
termasuk memberikan informasi kepada pasien maka keluarga pasien juga perlu dilibatkan
dari awal pasien masuk sampai perencanaan proses pemulangan yang terbaik atau sesuai
kebutuhan pasien.
1. Lingkup Area
a. Panduan ini diterapkan kepada semua pasien rawat inap yang termasuk dalam
kriteria pasien kritis.
b. Pelaksana panduan ini adalah Tim Discharge Planners atau para tenaga kesehatan:
(Dokter, Kepala Instalasi / Kepala ruang, Perawat, Bidan, Farmasi, Ahli gizi,
Fisioterapis dan tenaga kesehatan lainnya) , Staff di ruang rawat inap, Staff
Administrasi, dan staff pendukung lainnya.

2. Kewajiban dan Tanggung Jawab


a. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
 Memberikan informasi tentang hasil pengkajian medis, diagnosis, tatalaksana,
prognosis dan rencana pemulangan pasien serta tindak lanjut
 Memberikan perintah bahwa pasien boleh pulang.
 Menentukan kapan pasien harus control

b. Perawat atau Bidan yang bertugas (Perawat / Bidan penanggung jawab pasien):
 Melakukan identifikasi kondisi pasien, kebutuhan perawatan lanjut, termasuk
masalah social ekonomi dan merancang persiapan perencanaan pemulangan
pasien.
 Bertanggung jawab melaksanakan Discharge Planning pada pasien yang masuk
pada kriteria kritis.
 Memastikan bahwa Perencanaan Pemulangan pasien terlaksana dengan baik
dan benar.
 Mencatat semua perkembangan perencanaan pemulangan pasien kedalam rekam
medis.

c. Kepala Instalasi/ Kepala Ruangan:


 Peninjauan ulang rekam medis pasien (Anamnesa, hasil pemeriksaan fisik,
diagnosis, pemeriksaan penunjang dan tata kelola)
 Mengkoordinasi semua aspek perawatan pasien termasuk discharge planning,
asesmen, dan peninjauan ulang rencana perawatan
 Memastikan dan evaluasi bahwa semua rencana berjalan dengan lancar
 Mengambil tindakan segera bila terdapat masalah
 Mendiskusikan dengan pasien mengenai perkiraan tanggal pemulangan pasien
dan persiapannya.
 Finalisasi Discharge planning pasien 48 jam sebelum pasien dipulangkan, dan
konfirmasikan dengan pasien dan keluarga/ petugas yang merawat pasien

d. Petugas lain (Ahli Gizi, Farmasi, Tim Rehabilitasi Medik)


Memahami dan melaksanakan edukasi sesuai bidangnya untuk memenuhi
kebutuhan pasien dalam mempersiapkan rencana pemulangan pasien.
BAB II

TATALAKSANA PELAYANAN

A. TAHAP-TAHAP DISCHARGE PLANNING

1. PENGKAJIAN

Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien. Ketika

melakukan pengkajian kepada klien, keluarga merupakan bagian dari unit perawatan.

Klien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses discharge planning agar transisi

dari rumah sakit kerumah dapat efektif, baik kepada pasien yang baru datang pertama kali

di rumah sakit maupun persiapan pasien yang akan pulang sembuh maupun kondisi kritis

maupun atas permintaan sendiri.

Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah :

a. Data kesehatan

b. Data pribadi

c. Pemberi perawatan

d. Lingkungan

e. Keuangan dan pelayanan yang dapat mendukung

2. DIAGNOSA

Diagnosa keperawatan berdasarkan pada pengkajian discharge planning,

dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga sebagai unit

perawatan berdampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan perawatan. Adalah

penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual atau potensial, serta dapat

menentukan apakah klien datang pertama kali akan menjalani persiapan akan pulang.
3. PERENCANAAN (Hasil Yang Diharapkan)

Menurut Luverne dan Barbara, 1998, perencanaan pemulangan pasien

membutuhkan identifkasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus pada

kebutuhan perawatan selanjutnya dengan baik serta untuk mempersiapkan pemulangan

klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:

a. Medication (obat)

Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.

b. Environment (lingkungan)

Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien

sebaiknya juga memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas

perawatanya serta penentuan tanggal kapan klien akan kontrol dan fasilitas kesehatan

yang akan dituju.

c. Treatment (pengobatan)

Perawat atau bidan harus memastikan bahwa perawatan dan pengobatan di rumah

sakit dapat berjalan baik sesuai dengan kebutuhan klien, serta dapat melanjutkan

perawatan lanjutan dengan baik setelah klien pulang, yang dilakukan klien atau

anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan harus dibuat

sehingga seseorang dapat berkunjung kerumah untuk memberikan keterampilan

perawatan, serta antisipasi terhadap klien yang harus diketahui oleh keluarga klien,

apabila kien mengalami kondisi kegawatan.

d. Health Teaching (pengajaran kesehatan)


Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan.

Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan perawatan kesehatan

tambahan.

e. Outpatient referral

Klien seharusnya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain

yang dapat meningkatkan perawatan yang kontinu selama dirawat di rumah sakit

serta kaluarga mengetahui kapan klien akan menjalani kontrol, dimana dan kepada

siapa klien akan menjalani kontrol.

f. Diet

Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Sebaiknya mampu

memilih diet yang sesuai untuk dirinya.

4. IMPLEMENTASI

Implementasi adalah pelaksanaan rencana pemulangan dan refferal. Seluruh

rencana pemulangan yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat

dan ringkasan pulang (discharge planning). Instruksi tertulis diberikan kepada klien.

Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan pemberi perawatan harus

memiliki keterbukaan dan melakukanya dengan alat yang akan digunakan di rumah.

5. EVALUASI

Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja

discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk

menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus – menerus dan

membutuhkan revisi dan juga perubahan.


Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah

klien berada di rumah atau sesuai dengan instruksi dokter untuk kembali melakukan

pemeriksaan dalam periode waktu tertentu, hal ini di dokumentasikan dalam form

ringkasan pulang.

6. PROSEDUR PEMULANGAN PASIEN

1. PEMULANGAN PASIEN IGD

1.1. Dokter IGD memutuskan bahwa pasien tersebut tidak perlu perawatan

lebih lanjut.

1.2. Pasien dan keluarga diberi penjelasan bahwa pasien boleh pulang

1.3. Keluarga pasien dianjurkan untuk menyelesaikan administrasi di kasir

1.4. Pasien dan keluarga diberi informasi dan edukasi mengenai perawatan

dan aturan minum obat di rumah

1.5. Pasien diberi kartu kontrol, dan diberi tahu kapan pasien kembali untuk

kontrol

2. PEMULANGAN PASIEN RAWAT JALAN

2.1. Pasien mengakhiri kunjungannya dengan dokter spesialis dan

mendapatkan advice atau terapi berupa resep, rencana tindakan diagnostik

maupun tindakan lainnya ( hemodialisa, bedah minor, One Day Care)

atau formulir penunjang lainnya (laboratorium, radiologi).

2.2. Perawat poliklinik mengantar atau mengarahkan kembali pasien untuk

menyelesaikan administrasi di loket pembayaran atau melanjutkan

rencana tindakan diagnostik lainnya bila ada keperluan penunjang medis

lainnya.
2.3. Petugas administrasi menyelesaikan semua keperluan administrasi dengan

pasien atau keluarga pasien.

2.4. Untuk dibawakan pulang : obat, hasil pemeriksaan penunjang.

3. PEMULANGAN PASIEN RAWAT INAP

3.1. Pasien pulang sesuai instruksi DPJP

3.2. Semua pasien yang dipulangkan harus berdasarkan kondisi kesehatannya

yang diputuskan oleh DPJP

3.3. RS Maleo Sorong memberikan izin kepada pasien rawat inap untuk

meninggalkan rumah sakit jika :

 Pulang atas izin DPJP sesuai kriteria pemulangan pasien

 Rujuk ke rumah sakit lain

 Atas permintaan pasien, dengan menandatangani formulir

“pernyataan pulang Atas Permintaan Sendiri (APS)”

3.4. Kriteria pasien yang diizinkan pulang :

 Keadaan umum baik

 Dapat memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri (baik personal

maupun dengan bantuan keluarga)

 Dapat meminum obat yang diberikan secara mandiri (tidak

personal maupun dengan bantuan keluarga)

 Secara klinis dapat dilakukan perawatan di rumah

3.5. Proses rencana pemulangan pasien dibuat sejak awal pasien masuk rumah

sakit serta harus mempertimbangkan kebutuhan akan kelanjutan layanan

medis dan layanan pendukung lainnya.


3.6. RS Maleo Sorong tidak memfasilitasi izin/cuti bagi pasien rawat inap

3.7. Proses pasien pulang dari rawat inap :

 DPJP mengizinkan pasien pulang

 DPJP mengisi resume medis

 Perawat mengisi resume keperawatan

 Perawat menginformasikan ulang kepada pasien bahwa pasien

boleh pulang dan penjelasan proses administrasi pasien pulang

 Perawat mengidentifikasi alat transportasi yang dibutuhkan pasien

untuk pulang ke rumah

 Perawat menghubungi petugas ambulan jika pasien memerlukan

transport ambulan

3.8. Perawat menyiapkan file pasien, obat-obatan dan alat kesehatan milik

pasien yang akan di retur

3.9. Obat dan alkes yang diretur diantar oleh perawat atau bidan ke apotik

beserta buku retur

3.10. Petugas administrasi menghitung jasa tindakan medis, tindakan

keperawatan, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi dan

pemakaian alat medis di ruangan

3.11. Keluarga pasien menyelesaikan administrasi di loket pembayaran

3.12. Bagi pasien pengguna asuransi penyelesaian administrasi oleh petugas

administrasi di ruangan masing masing


3.13. Petugas apotik memberikan obat untuk dirumah dengan menunjukan

kwitansi pembayaran sebagai bukti bahwa telah menyelesaikan

administrasi

4. Pasien pulang atas permintaan sendiri

1. Dari ruang rawat inap

a) Saat menerima informasi pasien akan pulang atas permintaan pasien sendiri,

maka DPJP atau perawat melakukan edukasi bahwa pasien sebenarnya belum

diperbolehkan pulang.

b) Pasien / keluarga harus mengisi formulir “pernyataan pulang atas permintaan

sendiri” untuk mengetahui alasan pasien melakukan tindakan tersebut.

c) DPJP mengisi resume medis pasien

d) Perawat mengisi resume keperawatan.

e) Bila DPJP tidak dapat mengisi resume Medis Pasien dikarenakan alasan yang

jelas, maka pengisiannya dapat didelegasikan kepada dokter jaga ruangan atau

atas izin DPJP.

f) Perawat menjelaskan obat-obatan yang dibawa pulang dan rencana perawatan

di rumah.

g) Resume Medis Pasien diserahkan saat pasien akan pulang.

h) Petugas administrasi menghitung jasa tindakan medis, tindakan keperawatan,

pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi dan pemakaian alat medis

di ruangan.

i) Keluarga pasien menyelesaikan administrasi di loket pembayaran


j) Pasien diijinkan pulang setelah administrasi selesai.

k) Perawat menghubungi petugas ambulan jika pasien memerlukan ambulan

l) Perawat melepas semua alat medis yang ada pada pasien sebelum

meninggalkan ruang perawatan, kecuali oksigen. Oksigen dilepas oleh

keluarga setelah sampai di pintu keluar rumah sakit atau tempat penjemputan

pasien pulang.

2. Dari ICU dengan ventilator

Tahap pelepasan ventilator pada pasien pulang atas permintaan sendiri

adalah sebagai berikut :

a) Dokter anastesi memberikan informasi kepada keluarga tentang kejadian

yang mungkin muncul pada pasien akibat pelepasan ventilator.

b) Setelah keluarga mengerti dan menyetujui, kemudian keluarga inti (suami/

istri, orang tua, anak, kakak/ adik) mengisi dan menandatangani surat

persetujuan pelepasan ventilator. Jumlah keluarga harus jelas dan disaksikan

oleh keluarga lain.

c) Perawat mengajari keluarga untuk melakukan proses pelepasan ventilator

(ventilator dilepas oleh keluarga inti di ruang perawatan dimana pasien

dirawat).

d) Setelah ventilator dilepas, maka pasien tidak dilakukan bagging lagi.

e) Pasien dinyatakan meninggal oleh Dokter kemudian dilakukan perawatan

jenazah.
3. Pasien Pulang Meninggal

a) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) / perawat memberitahukan

bahwa pasien sudah meninggal

b) DPJP mengisi surat keterangan sebab kematian

c) Perawat melepas semua alat medis yang ada pada pasien dan melepas

gelang identitas pasien

d) Perawat menghubungi petugas Instalasi Pemulasaran Jenazah (bila

diperlukan)

e) Keluarga pasien menyelesaikan administrasi dan biaya perawatan ke loket

pembayaran
BAB III

DOKUMENTASI

Dokumen yang diperlukan dalam proses pemulangan pasien adalah:

1. Resume Medis

2. Resume Keperawatan

3. Resep pulang

4. Cek list pemulangan pasien

5. Kuitansi pembayaran

6. Hasil pemeriksaan penunjang

7. Surat istirahat dokter

8. Surat keterangan pulang

9. Formulir Pulang atas permintaan sendiri

10. Pengkajian edukasi pasien

11. Catatan edukasi

12. Keterangan sebab kematian


BAB IV

PENUTUP

Perencanaan pulang (discharge planning) Adalah suatu proses yang dinamis dan

sitematis agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan klien dan

keluarga selama perawatan di rumah sakit dan melakukan perawatan mandiri di rumah. Tujuan

dari discharge planning ini adalah Terciptanya tertib administrasi pemulangan pasien, pasien

akan mengetahui rencana perawatan selanjutnya. Diharapkan dengan tersusunya buku Pedoman

Perencanaan Pemulangan Pasien akan bermanfaat bagi seluruh staf kesehatan di RS Maleo Sorong

dalam mengimplementasikan dan mengevaluasi kemajuan, perkembangan pelayanan terhadap

pasien yang akan pulang.

a. Dokter memberikan penjelasan bahawa pasien boleh pulang

b. Perawat/bidan melepas infus, chateter, tampon, GV, sesuai dengan kondisi pasien

c. Untuk pasien meninggal, dilakukan perawatan jenazah dengan menyiapak administrasi

pulang pasien, untuk dapat diselesaikan oleh keluarga pasien

d. Petugas mempersilahkan keluarga pasien untuk segera mengurus administrasi sebelum

pasien pulang

e. Kasir melakasnakan administrasi pasien pulang

f. Perawat atau bidan memberikan penjelasan informasi dan edukasi ke pasien tentang

perawatan pasien dirumah, kartu kontrol dan kapan harus kembali ke RS untuk kontrol

(bila perlu)

g. Obat dan alkes yang direturn diantar oleh nurse aid ke farmasi

h. Formulir administrasi pasien diantar ke kasir rawat inap


i. Semua billing akan diproses oleh kasir rawat inap

j. Kasir akan menghubungi perawat ruangan saat billing proses selesai

k. Perawat menginformasikan kepada pasien untuk menyelesaikan semua administrasi di kasir

rawat inap

l. Pasien menyelesaikan administrasi di kasir

m. Pasien akan memberikan kartu pulang sebagai bukti bahwa telah menyelesaikan

administrasi dan sudah bisa pulang

Anda mungkin juga menyukai