Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUN TERORITIS

2.1 Pengertian discart planning


Discarge planning ( perencanaan pasien pulang ) Merupakan komponen sisitem
keperawatan yang berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan
dan bantuan untuk perawatan yang berkelanjutan pada klien dan membantu keluarga
untuk menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik pada saat tepat dan sumber yang
tepat dengan harga terjangkau. Menurut carpenito2009; kozier 2004 discarge planning
adalah proses mempersiapkan pasien yang di rawat di rumah sakit agar mampu mandiri
merawat diri pasca rawatan (https://sholar.unand.ic.id )
Perencanaan pulang (Discharge Planning) menurut National Council Of Sosial
Service/ NCSS (2006) adalah suatu rencana pulang pada pasien yang di tulis di lembar
catatatan medis yang merupakan tujuan dari perencanaan perawatan pasien, yang akhirnya
bertujuan untuk memperdayakan klien untuk membuat keputusan dan berupaya untuk
memaksimalkan potensi hidup secara mandiri, dan untuk memperdayakan pasien degan
melalui dukungan dan sumber – sumber yang ada dalam keluarga dan masyarakat (Silvi
dan Norman, 2021)

2.2 Tujuan discar planning


Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Discarge planning yang efektif juga menjamin perawatan
yang berkelanjutan di saat keadaan yang penuh dengan stress. Menurut Nursalam
(2011)“Discage planning bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik untuk
menjamin keberlanjutan asuhan yang berkualitas” (https://scholar.unand.ic.id , 2019)
Seorang discharge planners bertugas membuat rencana, mengkordinasi dan
memonitor dan memberikan tindakan proses kelanjutan perawatan (Powel, 1996).
Harper, 1998 mengatakah bahwa perawat di anggap sebagai seseorang yang memiliki
kompetensi lebih dan punya keahlian dalam melakukan pengkajian secara akurat,
mengelola dan memiliki komunikasi yang baik dan menyadari setiap kondisi dalam
masyarakat ( https://sinta.unud.ic.id, 2017)

2.3 Manfaat Discart Planning


Manfaat Discharge Planning Menurut Doengoes, Moorhause & Murr, 2016

1
1. Bermanfaat dalam dalam menurunkan jumlah kekambuhan
2. Menurunkan perawatan kembali dan keruang kedaruratan yang tidak perlu
kecuali untuk beberapa diagnose
3. Membantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan di rumah sakit
4. Dapat di gunakan sebagai bahan dokumentasi keperawatan

Menurut Nursalam 2016, manfaat discharge planning ;

1. Memberi tindak lanjut secara sistematis guna memberikan perawatan lanjutan


kepada pasien
2. Mengevaluasi pengaruh dari rencana yang telah di susun
3. Mengidentifikasi adanya kekambuhan dan perawatan baru yang di butuhkan
4. Membantu pasien supaya mandiri dan siap untuk melakukan perawatan di
rumah.

2.4. Prinsip Discart Planning


Menurut Silvi dan Norman 2021, Ketika melakukan discharge Planning dari
suatu lingkungan ke lingkungan yang lain, ada beberapa prinsip yang harus di ikuti di
perhatikan yaitu:
a. Discharge planning harus merupakan proses multidisiplin, dimana sumber2
mempertemukan kebutuhan pasien dengan pelayanan kesehatan di tempatkan
dalam satu tempat.
b. Prosedur Dischage Planning harus dilakukan secara konsisten dan kualitas
tinggi pada semua pasien.
c. Rencana pemulangan pasien mempertimbangkan pelayanan penunjang dan
kelanjutan pelayanan medis
d. Kebutuhan pemberian asuhan ( care giver) juga harus di kaji
e. Pasien harus di pulangkan pada lingkungan yang aman dan ade kuat
f. Keberlanjutan perawatan antar lingkungan merupakan hal yang utama, bila
memungkinkan merujuk ke fasilitas kesehatan berbadan hukum secara
spesifik.
g. Informasi tentang menyususnan pemulangan harus di informasikan antara tim
kesehatan dengan pasien / Care giver ( Pengasuh), dan kemampuan terakhir di
sediakan dalam bentuk tertulis tentang perawatan kelanjutan.

2
h. Kebutuhan atas kepercayaan dan budaya pasien harus di pertimbangkan ketika
menyusun discharge Planning.
i. Discharge planning berisi :
 Diagnosa masuk, diagnose keluar, diagnose keperawatan
 Obat- obatan yang masih di minum
 Nasehat, aktifitas dan istirahat
 Tanggal, tempat Kontrol
 Hasil pemeriksaan yang di bawa pulang
 Kedaan waktu pulang
 Fasilitas terdekat yang bisa di hubungi

Berikut beberapa karakteristik indikasi kebutuhan discharge planning yang harus


di pertimbangkan:

 Berfokus pada pasien. Nilai, keinginan dan kebutuhan pasien merupakan


hal penting dalam perencanaa.
 Kebutuhan dasar pasien pulang harus di indentifikasi pada waktu masuk
dan terus di pantau pada masa perawatan.
 Kriteria evaluasi menjadi panduan dalam menilai keberhasilan dan
implementasi dan evaluasi secara periodic.

Beberapa cara penyampaian menurut Silvi dan Norman 2021

 Ikut sertakan keluarga dalam proses pemulangan pasien


 Gunakan bahasa yang jelas dan ringkas
 Jelaskan langkah langkah dalam melaksanakan suatu perawatan
 Perkuat penjelasan lisan dengan intruksi tertulis
 Motivasi pasien untuk mengikuti langkah langkah tersebut dalam
melakukan perawatan dan pengobatan
 Kenali tanda tanda komplikasi dan gejala komplikasi yang harus di
laporkan pada tim kesehatan.
 Berikan nama dan no telepon fasilitas kesehatan terdekat yang dapat di
hubungi pasien.
j. Prioritas pasien yang mendapatkan Discarge Planning
 Umur diatas 70 thn.

3
 Resiko kematian yang tinggi
 Terbatas mobilitas fisik
 Keterbatasan merawat diri sendiri
 Penurunan status kognitif
 Resiko terjadi cidera
 Tuna wisma
 Fakir miskin
 Penyakit kronis
 Pasien diagnosis baru
 Penyalah gunaan zat
 Sering keluar masuk emergensi.
2.5. Tahap tahap discart planning
2.5.1 Pengkajian
Pengkajian mencangkup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien
Ketika melakukan pengkajian kepada klien keluaga merupakan bagian dari unit
perawatan. Klien dan keluarga harus akti di libatkan dalam proses discharge planning
agar transaksi dari rumah sakit ke rumah dapat efektif. Elemen penting dari discharge
planning adalah
1. Data kesehatan
2. Data pribadi
3. Pemberi perawatan
4. Lingkungan
5. Keungan dan pelayanan yang dapat mendukung

2.5.2 Diagnosa

Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkaian discharge planning, di


kembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga.Keluarga sebagai
unit perawatan memberi dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan
perawatan. Keluarga penting untuk menentukan apakah masalah itu actual atau
pontensial

4
2.5.3 Hasil yang di harapkan

Menurut Luverne & Barbara (1998), perencanaan pemulangan pasien


membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik pasien. Kelompok perawat berfokus
pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang pasien yang
di singkat dengan “ METHOD”, Yaitu :

1. Medicine ( obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus di lanjutkan setelah pulang

2. Emvironment ( Lingkungan)
Lingkungan tempat tinggalpasien setelah pulang dari rumah sakit
sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya mempunyai fasilitas pelayanan
yang di butuhkan untuk kontunuitas perawatannya

3. Trieatment ( Pengobatan )
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah
Pasien pulang, yang di lakukan oleh klien atau anggota keluarga. Jika hal
ini tidak memungkinkan perencanaan harus di buat sehingga seseorang
dapat berkunjung ke rumah untuk memberikan keterampilan perawatan.

4. Healt teaching (Penkes)


Klien yang akan pulang sebaiknya di beritahu bagaimana cara
mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang
mengindikasikan kebutuhan perawatan kesehatan tambahan.

5. Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas
lain yang dapat meningkatakan perawatan yang continue.

6. Diet
Klien sebaiknya di beritahu tentang pembatasan dietnya. Pasien sebaiknya
mampu memilih diet yang sesuai dengan dirinya maupun penyakitnya.

2.5.4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral.
Seluruh pengajaran yang di berikan harus harus di dokumentasikan pada

5
cataatan perawat dan ringkasan pulang ( Discarge planning). Intruksi tertulis
di berikan kepada pasien. Demontrasi uang harus memuaskan. Klien dan
pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukan nya degan alat
yang ada di rumah.

Penyerahan home care di buat sebelum pasien pulang. Informasi


tentang pasien dan perawatannya harus di berikan kepada keluarga pasien.
Seperti informasi tentang pembedahan pengobatan ( termasuk kebutuhan
terapycairan di rumah. Transfortasi harus tersedia pada saat ini

2.6. Evaluasi

Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja


proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus di teliti degan
cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan
terus menerus dan membutuhkan revisi dan juga perubahan.

Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya di pulangkan biasanya


dilakukan seminggu setelah pasien berada di rumah. Ini dapat di lakukan melalui
telepon kuisioner atau kunjungan rumah. ( Home visit).

2.7. Penatalaksanaan

Penata laksanaan dapat di bedakan dalam dua bagian yaitu penata laksanakan
yang dilakukan sebelum hari pemulangan dan penata laksanakan pada hari
pemulangan .

a. Persiapan sebelum hari pemulangan pasien


 Menganjurkan cara merubah rumah demi memenuhi kebutuhan pasien
 Mempersiapkan pasien dan keluarga degan memberikan informasi tentang
sumber sumber pelayanan kesehatan komunitas. Rujukan dapat dilakukan
sekalipun pasien masih di rumah.
 Setelah menentukan segala hambatan untuk belajaa serta kemauan untuk
belajar, mengadakan sesi pengajaran dengan pasien dan keluarga secepat
mungkin selama di rawat di rumah sakit ( Seperti tanda dan gejala terjadi
komplikasi kepatuhan terhadap pengobatan, kegunaan alat- alat medis,

6
perawatan lanjutan, diet, latihan pembatasan yang di sebabkan oleh
penyakit ataupun pembedahan)
 Komunikasikan respon pasien dan keluarga terhadap penyuluhan dan
usulan perencanaan pulang pada anggota tim kesehatan lain yang terlibat
dalam perawatan pasien.
b. Penatalaksanaan pada hari pemulangan
 Periksa intruksi pemulangan dokter masukan dalam terapi dan kebutuhan akan
alat- alat medis yang khusus ( intruksi harus dilakukan sedini mungkin)
 Tentukan/ fasilitasi kendaraan pulang
 Berikan informasi tentang jadwal control/ periksa dokter
 Kursi roda untuk pasien yang tidak mampu beralan ke kendaraan jemput
pasien
 Bantu pasien menuju kursi roda
 Bantu pasien pindah ke mobil.
2.7 Tindakan Keperawatan Pada waktu perencanaan waktu pulang
Tindakan perawatan yang di berikan pada waktu perennaaan pulang yaitu meliputi :
 Pendidikan.
Pendidikan kesehatan diharapkan mampu mengurangi angka kambuh dan
meningkatkan pengetahuan pasien.
 Program pulang bertahap
Bertujuan untuk melatih pasien kembali kelingkungan keluarga dan masyarakat
antara lain apa yang harus di lakukan pasien di rumah sakit apa yang di lakukan
keluarga.
 Rujukan
Intergritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan lansung antara
perawatan dan rumah sakit sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien di
rumah
2.8 Kriteria pasien pulang

 Pasien di perbolehkan pulang berdasarkan status kesehatan


 Saat pasien tidak memerlukan lagi perawatan rumah sakit sebaiknya pasien di
pulangkan dan memperoleh discharge planning yang sesuai.

7
 Yang berwenang memutuskan pasien pulang atau tidak adalah dokter penanggung
jawab pelayanan (DPJP)
 Lakukan penilaian pasien secara menyeluruh ( holistic)
 Tentukan tempat perawatan selanjutnya.

2.9. Hak pasien sebelum di pulangkan


 Memperoleh informasi yang lengkap mengenai diagnosis, assessment
medis,Rencana perawatan, detail kontak yang dapat di hubungi dan informasi
relevan lainnya.
 Terlibat sepenuhnya dalam discharge planning dirinya, bersama degan
kerabat,carer atau teman pasien
 Di berika surat pemulangan yang resmi
 Memperoleh akses untuk memberikan complain mengenai peraturan discharge
planning dan memperoleh penjelasannya.
2.10. Jenis pemulangan pasien
1. Kontitional discharge ( Pulang sementara atau cuti)
2. Absolute discharge ( Pulang mutlak atau selamanya) cara ini merupakan akhir dari
pada hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien pelu dirawat
kembali maka prosedur perawatan dapat di lakukan kembali.
3. Judical Discarge ( Pulang paksa) Kondisi inipasien diperbolehkan pulang walaupun
kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapimpasien harus di
pantau degan melakukan kerja sama dengan perawat puskesmas terdekat.
2.10 Hal – hal yang perlu dimperhatikan dalam discart planning
Meskipun pasien telah di pulangkan, penting bagi pasien dan keluarga mengetahui
apa yang telah di laksanakan dan bagaimana mereka dapat meneruskan untuk
meningkatkan status kesehatan pasien. Selain itu ringkasan pulang tersebut dapat di
sampaiakn oleh perawat/praktisi/ perawat home care dan mungkin di kirim ke dokter
primer/ dokter yang telibat untuk di masukan ke dalam catatan institusi untuk
meningkatkan kesinambungan perawatan dengan perawatan yang kontinue kearah
tujuan dan pemantauan kebutuhan yang berubah ( Doengues & Moourhouse, 2000)
Discarge planning harus di sesuaikan degan
1. Kebutuhan klien, tersedianya tim kesehatan
2. Derajat Penyakit
3. Hasil yang di harapkan dari perawatan
8
4. Durasi perawatan yang di butuhkan
5. Jenis2 Pelayanan yang di butuhkan
6. Komplikasi tambahan
7. Ketersediaan sumber sumber

9
10

Anda mungkin juga menyukai