Anda di halaman 1dari 32

PANDUAN PERENCANAAN PULANG (DISCHARGE PLANNING)

RUMAH SAKIT PKT BONTANG

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa
siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa proses
formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan
sekelompok orang ke kelompok lainnya (RCP,2001).
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge
planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang
berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan tujuan
dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan
dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi
pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan
Asuhan Keperawatan. Merupakan usaha keras perawat demi kepentingan pasien
untuk mencegah dan meningkatkan kondisi kesehatan pasien, dan sebagai anggota tim
kesehatan, perawat berkolaborasi dengan tim lain untuk merencanakan, melakukan tindakan,
berkoordinasi dan memfasilitasi total care dan juga membantu pasien memperoleh tujuan
utamanya dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

B. Tujuan
Tujuan utama adalah meningkatkan kontinuitas perawatan, meningkatkan kualitas
perawatan dan memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan. Discharge Planning
dapat

mengurangi

hari

rawatan

pasien,

mencegah

kekambuhan,

meningkatkan

perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan pada keluarga
dapat dilakukan melalui Discharge Planning ( Naylor, 1990 ). Dan menurut Mamon et al
(1992), pemberian discharge planning dapat meningkatkan kemajuan pasien, membantu
pasien untuk mencapai kualitas hidup optimum disebelum dipulangkan, beberapa penelitian
bahkan menyatakan bahwa discharge planning memberikan efek yang penting dalam

menurunkan komplikasi penyakit, pencegahan kekambuhan dan menurunkan angka


mortalitas dan morbiditas (Leimnetzer et al,1993: Hester, 1996)
Seorang Discharge Planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan dan
memonitor dan memberikan tindakan dan proses kelanjutan perawatan (Powell,1996).
Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses
pengobatan pasien dan dalam team discharge planner rumah sakit, pengetahuan dan
kemampuan perawat dalam proses keperawatan dapat memberikan kontinuitas perawatan
melalui proses discharge planning ( Naylor,1990 ) . Perawat dianggap sebagai seseorang yang
memiliki kompetensi lebih dan punya keahlian dalam melakukan pengkajian secara akurat,
mengelola dan memiliki komunikasi yang baik dan menyadari setiap kondisi dalam
masyarakat. (Harper, 1998 ).
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan
yang optimal. Discharge planning yang efektif juga menjamin perawatan yang berkelanjutan
di saat keadaan yang penuh dengan stress.
Rencana pulang yang dimulai pada saat pasien masuk rumah sakit dan secara periodik
diperbaiki mencapai tahap akhir dan segera dilaksanakan, Periksa apakah pasien/orang
terdekat telah mendapat instruksi tertulis atau instruksi verbal tentang penanganan, obatobatan dan aktivitas yang boleh dilakukan di rumah. Tanda dan gejala yang menunjukkan
perlunya kontak yang terus-menerus dengan pelayanan kesehatan perlu ditinjau.

BAB II
PEMBAHASAN
A Pengertian
Discharge Planning (Perencanaan Pulang) merupakan komponen sistem perawatan
berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk
perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan pemecahan
masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau
(Doenges & Moorhouse: 94-95).

B Manfaat Discharge Planning


1 Bagi Pasien :
-

Dapat memenuhi kebutuhan pasien

Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian yang aktif
dan bukan objek yang tidak berdaya.

Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya

Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh support sebelum


timbulnya masalah.

Dapat memilih prosedur perawatannya

Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat dihubunginya.

Bagi Perawat :

Merasakan bahwa keahliannya diterima dan dapat digunakan

Menerima informasi kunci setiap waktu

Memahami perannya dalam system

Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru

Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara yang berbeda.

Bekerja dalam suatu system dengan efektif.

Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali di rumah sakit, dan kunjungan


ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa.

Membantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya


pengobatan.

Bahan pendokumentasian keperawatan.

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Meskipun pasien telah dipulangkan, penting bagi pasien dan keluarga mengetahui apa
yang telah dilaksanakan dan bagaimana mereka dapat meneruskan untuk meningkatkan status
kesehatan pasien. Selain itu, ringkasan pulang tersebut dapat disampaikan oleh perawat
praktisi/perawat home care dan mungkin dikirim ke dokter primer/dokter yang terlibat untuk
dimasukkan dalam catatan institusi untuk meningkatkan kesinambungan perawatan dengan
kerja yang kontinu ke arah tujuan dan pemantauan kebutuhan yang berubah (Doenges &
Moorhouse: 126).
Discharge Planning harus disesuaikan dengan:
1
2
3

Kebutuhan klien, tersedianya tim kesehatan.


Dimulai sejak awal masuk rumah sakit.
Disusun oleh tim.

E. Tahap-tahap Discharge Planning


1.Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien. Ketika
melakukan pengkajian kepada klien, keluarga merupakan bagian dari unit perawatan. Klien
dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses discharge agar transisi dari rumah sakit ke
rumah dapat efektif. Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah:
a.Data Kesehatan
b.Data Pribadi
c.Pemberi Perawatan
d.Lingkungan
e. Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung

2. Diagnosa
Diagnosa

keperawatan

didasarkan

pada

pengkajian

discharge

planning,

dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga sebagai unit
perawatan memberi dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan perawatan.
Adalah penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual atau potensial.
3. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan
Menurut Luverne & Barbara, 1988, perencanaan pemulangan pasien membutuhkan
identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana
pengajaran yang baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:
a. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.
b. Environment (Lingkungan)
Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga
sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya.
c. Treatrment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah klien pulang, yang
dilakukan oleh klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan
harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke rumah untuk memberikan
keterampilanperawatan.
d. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan.
Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan pearwatan kesehatan
tambahan.
e. Out patient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain yang dapat
meningkatan perawatan yang kontinu.
f. Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya mampu
memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh pengajaran


yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan ringkasan pulang
(Discharge summary). Instruksi tertulis diberikan kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi
harus memuaskan. Klien dan pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan
melakukannya dengan alat yang akan digunakan di rumah.
Penyerahan home care dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien dan
perawatannya diberikan kepada agen tersebut. Seperti informasi tentang jenis pembedahan,
pengobatan (termasuk kebutuhan terapi cairan IV di rumah), status fisik dan mental klien,
factor social yang penting (misalnya kurangnya pemberi perawatan, atau tidak ada pemberi
perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan oleh klien. Transportasi harus tersedia pada saat
ini
5

Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja proses

discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk
menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus-menerus dan
membutuhkan revisi dan juga perubahan.
Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah klien
berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau kunjungan rumah (home
visit).
Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam variabel:
a.Derajat penyakit
b.Hasil yang diharapkan dari perawatan
c.Durasi perawatan yang dibutuhkan
d.Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan
e.Komplikasi tambahan
f. Ketersediaan sumber-sumber

BAB III
RUANG LINGKUP
PENERIMA DISCHARGE PLANNING
Semua pasien yang dihospitalisasi memerlukan discharge planning (Discharge Planning
Association, 2008). Namun ada beberapa kondisi yang menyebabkan pasien beresiko tidak
dapat memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan setelah pasien pulang,
seperti pasien yang menderita penyakit terminal atau pasien dengan kecacatan permanen
(Rice, 1992 dalam Perry & Potter,2005). Pasien dan seluruh anggota keluarga harus
mendapatkan informasi tentang semua rencana pemulangan (Medical Mutual of Ohio, 2008).
Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah dapat di kelompokkan sebagai berikut :
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial
Discharge planning tidak hanya melibatkan pasien tapi juga keluarga, teman-teman,
serta pemberi layanan kesehatan dengan catatan bahwa pelayanan kesehatan dan sosial bekerja
sama (Nixon et al, 1998 dalam The Royal Marsden Hospital, 2004).
Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali di rumah sakit, dan kunjungan ke
ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa.
Membantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya pengobatan.
Meliputi pemulangan pasien Rawat Jalan, Rawat Inap, dan ruang perawatan Intensif di area :
1. Rawat Jalan Poliklinik
2. Rawat Inap
3. Kebidanan
4. Perawatan Bayi
5. HCU / ICU
6. OK

BAB IV
TATALAKSANA
PENGAJARAN PERENCANAAN PULANG PASIEN
Mengajar pasien,keluarga dan memberi pelayanan merupakan tanggung jawab penting
bagi seorang perawat .Perawat mempunyai tanggung jawab untuk memberi instruksi pada
pasien tentang masalah kesehatan hal yang harus di hindari , penggunaan obat-oabatan di
rumah. Hal yang paling terpenting adanya kesepakatan bersama tentangrencana tersebut
sehingga semua pemberi pelayanan dapat memberi informasi pelayanan yang sama .
Penjelasan dua pemberi pelayanan yang berbeda dapat membuat pasien bingung dan
dapat menyebabkan pengambilan keputusan tidak tepat untuk perawatan dirinya .
Dan disini perawat harus waspada terhadap kemungkinan adanya hambatan belajar yang
berakibat pada pasien terutama pada pasien yang lansia. Ketika membuat perencanaan pulang
, perawat perlu mengidentifikasikan yang akan membantu pasien di rumah.
Maka dari itu, perawat di tantang utnuk memberi pendidikan pasien yang efektif dalam
rentang waktu kontak dengan pasien yang terbatas . Jika perencanaan pemulangan pasien
berhasil dengan baik, maka ke pulangan pasien tidak akan mengalami hambatan dan
memantau keadaan pasien secara terus-menerus, bila pasien telah berhasil memenuhi hasil
perawatan yang di harapkan , maka akan terpenuhi dan pasien akan mencapai tingkat
kesehatan yang lebih baik.
Faktor risiko dalam pemulangan pasien
1. Kurangnya pengetahuan tentang pengobatan
2.Labil nya emosi dan mental
3.Program perawatan yang komplek dari rumah
4.Kurangnya sumber dana
Pasien yang perlu di berikan perawatan di rumah adalah mereka yang memerlukan
bantuan selama penyembuhan dari sakit atau untuk mencegah penurunan kondisi pasien.
Semua pemberi pelayanan yang merawat pasien dengan masalah kesehatan yang spesifik
harus berpartisipasi dalam perenanaan pulang.
Pada saat pulang , pasien harus mempunyai pengetahuan, keterampilandan sumber yang
di perlukan untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya . Sebagian besar pasien mampu
kembali ke rumah nya . Perawat dan tim kesehatan menentukan apakah ada sumber yang
tersedia untuk membantu di rumah atau apakah pasien membutuhkan perawatan di rumah .
Perawat rumah sakit mungkin akan berbicara langsung dengan pemberi perawatan dari
lembaga lainnya, atau memberi rancangan bagaiman cara perawatan di rumah dalam
dokumen pulang . Perawatan harus di lanjutkan di tempat yang baru tanpa mengalami
gangguan sedikit pun.
PERENCANAAN PASIEN PULANG
1.Sejak pertama penerimaan pasien , lakukan pengkajian tentang kebutuhan pelayanan
kesehatan untuk pasien
2.Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien dari keluarga yang berhubungan dengan
terapi di rumah, hal-hal yang harus di hindarkan akibat gangguan dari ksesehatan yang

dialami, dan komplikasi yang akan terjadi kelak.


3. Bersama pasien dan keluarga , kaji faktor-faktor lingkungan di rumah yang dapat
mengganngu perawatan diri, contoh : ukuran kamar, dan kebersihan lingkungan sekitar.
4. Berkolaborasi dengan dokter dan disiplin ilmu yang lain, contoh terapi fisik mengkaji
rujukan untuk mendapatkan perawatan di rumah atau tempat pelayanan
PERSIAPAN SEBELUM KEPULANGAN PASIEN
1. Anjurkan cara-cara untuk merubah pengaturan fisik di rumah sehingga kebutuhan pasien
dapat terpenuhi dengan baik.
2. Berikan informasi tentang sumber sumber pelayanan di masyarakat kepada pasien
3. Lakukan pendidikan untuk pasien dan keluarga informasi tentang pemberian obat yang
benar seperti pengaturan diet, dan hal yang harus di hindari.
PADA HARI PEMULANGAN PASIEN
1. Berikan peluang kepada pasien dan keluarga untuk bertanya cara perawatan di rumah
2. Periksa order pulang dari dokter tentang resep , perubahan tindakan pengobatan ,
atau alat alat khusus yang di perlukan .
3. Pastikan kepada pasien untuk transportasi pulang
4. Tawarkan kepada pasien dan keluarga untuk minta bantu jika di butuhkan
5. Periksa semua kamar apakah masih ada barang yang tertinggal
6. Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah masih ada sisa pembayaran
yang harus di lunasi.
Discharge Planning menunjukkan beberapa proses formal yang melibatkan team atau
memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan sekelompok orang ke
kelompok lainnya (RCP,2001). Perawat adalah salah satu anggota team DischargePlanner,
dan sebagai discharge planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan
dan menggunakan data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan
potensial, menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga,memberikan
tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan
atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi
kesinambungan Asuhan Keperawatan. Merupakan usaha keras perawat demi kepentingan
pasien untuk mencegah dan meningkatkan kondisi kesehatan pasien, dan sebagai anggota tim
kesehatan, perawat berkolaborasi dengan tim lain untuk merencanakan melakukan tindakan,
berkoordinasi dan memfasilitasi total care dan juga membantu pasien memperoleh tujuan
utamanya dalam meningkatkan derajat kesehatannya
Seorang Discharge Planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan dan
memonitor dan memberikan tindakan dan proses kelanjutan perawatan (Powell,1996).
Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses
pengobatan pasien dan dalam team discharge planner rumah sakit, pengetahuan dan
kemampuan perawat dalam proses keperawatan dapat memberikan kontinuitas perawatan
melalui proses discharge planning ( Naylor,1990 ) .
Perawat dianggap sebagai seseorang yang memiliki kompetensi lebih dan punya
keahlian dalam melakukan pengkajian secara akurat,mengelola dan memiliki komunikasi
yang baik dan menyadari setiap kondisi dalam masyarakat. (Harper, 1998 ).
Keuntungan Discharge Planning Bagi Pasien :
a. Dapat memenuhi kebutuhan pasien
b. Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian yang aktif
dan bukan objek yang tidak berdaya.

c. Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya


d. Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh support sebelum
timbulnya masalah
e. Dapat memilih prosedur perawatannya
f. Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat dihubunginya
Bagi Perawat :
a. Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan
b. Menerima informasi kunci setiap waktu
c. Memahami perannya dalam system
d. Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
f. Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan carayang berbeda.
g. Bekerja dalam suatu system dengan efektif.
h. Justifikasi Metode Discharge Planning
DI SINI ADA PRINSIP LIMA B (LIMA BENAR)
BENAR TUGAS
Tugas tugas yang di lakukan dengan baik dan benar memerlukan penyelesaian masalah
BENAR SITUASI
Tempat pelayanan pasien yang tepat dengan sumber tersedia dan waktu yang benar
BENAR ORANG
Benar orang adalah benar pasien yang akan di rawat
BENAR ARAHAN
Gambarkan jelas singkat dan tepat termasuk tujuan dan tindakan yang akan di lakukan
BENAR PENGAWASAN
Pengawasan , intervensi, evaluasi, dan feed back yang tepat.
Di Indonesia semua pelayanan keperawatan di Rumah Sakit , telah merancang berbagai
bentuk format Discharge Planning, namun discharge planning kebanyakan dipakai hanya
dalam bentuk pendokumentasian resume pasien pulang, berupa informasi yang harus
disampaikan pada pasien yang akan pulang seperti intervensi medis dan non medis yang
sudah diberikan, jadwal kontrol, gizi yang harus dipenuhi setelah dirumah.
Cara ini merupakan pemberian informasi yang sasarannya ke pasien dan keluarga hanya
untuk sekedar tahu dan mengingatkan, namun tidak ada yang bisa menjamin apakah
pasien dan keluarga mengetahui factor resiko apa yang dapat membuat
penyakitnya kambuh,penanganan apa yang dilakukan bisa terjadi kegawat daruratan
terhadap kondisi penyakitnya, untuk itu pelaksanaan discharge planning di rumah sakit
apalagi dengan penyakit kronis seperti Stroke, Diabetes Mellitus, penyakit Jantung dan lainlain yang memiliki resiko tinggi untuk kambuh dan berulangnya kondisi kegawatan sangat
penting dimana akan memberikan proses Deep-Learning pada pasien hingga terjadinya
perubahan perilaku pasien dan keluarganya dalam memaknai kondisi kesehatannya

BAB V.
DOKUMENTASI

Menurut Mc.Kecnan dan Coulton (1970) yang dikutip oleh Jackson (1994) menyatakan
bahwa struktur dari perencanaan pemulangan terdiri dari struktur formal dan informal.Model
informal adalah model tradisional dimana perawat harus berkonsultasi dengan dokter
ataupekerja sosial dalam menyusun dalam sebuah perencanaan pemulangan dan belum
adanya suatu dokumentasi tertulis dalam pelaksanaannya.Struktur formal dimana
perencanaan pemulangan dibuat secara tertulis yang berisikan tentang uraian peran, proses
seleksi, penilaian sistem dokumentasi serta metode evaluasi yang berkelanjutan.
Dugan dan Mossel (1992) yang dikutip oleh Jackson (1994) menyatakan bahwa pada saat ini
telah terjadi perubahan dalam pelaksanaan perencanaan pemulangan dengan struktur
tersendiri dimana perawat sebagai koordinasi dalam pelaksanaannya dan selalu berkonsultasi
dengan klien dan keluarga serta para profesional lainnya dalam perencanaan pemulangan baik
dalam pelaksanaannya.
Menurut Anne. M, Angela. D (2000) prinsip dari perencanaan pemulangan terdiri dari
penemuan kasus, pengkajian, koordinasi dan implementasi.
a. Penemuan kasus adalah kegiatan yang dilakukan dengan kerjasama antar profesi kesehatan
yang meliputi profesi keperawatan, medis, dan profesi lain untuk mengidentifikasi faktor
resiko yang akan dapat diatasi oleh pasien selama perawatan di rumah. Faktor resiko
tersebut adalah status kognitif atau pengetahuan dari pasien mengenai penyakit dan
pengobatannya, keadaan tempat tinggal yang dapat mendukung perawatan pasien,
lingkungan masyarakat yang aman, faktor kultur dan usia.
b. Pengkajian adalah dimulainya mencari dan mengidentifikasikan kebutuhan dari pasien
dengan mencari informasi melalui wawancara dengan pasien dan keluarga, serta
pemeriksaan fisik dan lingkungan yang dapat membantu untuk menentukan tingkat
ketergantungan daripasien.
Hasil pengkajian tersebut untuk selanjutnya akan didiskusikan dengan tim kesehatan
Lainnya untuk menyusun perencanaan pemulangan.
c. Koordinasi adalah komunikasi dan kerjasama antar tim dari multidisiplin profesi dan ilmu
termasuk kerjasama dengan klien dan keluarga dalam menyusun dan melaksanakan
rencana pemulangan.
d. Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana pemulangan yang berisi rujukan,
pelaksanaan dan evaluasi dari perencanaan pemulangan yang dikerjakan sesuai bidang
ilmu keperawatan.
Proses
Proses perencanaan pemulangan mengikuti struktur yang sama dengan proses
perawatan yang meliputi : pengkajian, analisa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
kebutuhan klien ( Kee & Borchers, 1998).
a.Pengkajian
Pengkajian perencanaan pemulangan terdiri dari apa dan kapan maksud dari APA adalah

apa yang harus dikaji dalam perencanaan pemulangan dan kapan yang berarti kapan
pengkajian tersebut dilaksanakan (Bull & Robert, 2001). Pengkajian tentang apa meliputi
lima area yaitu pengkajian area kognitif, psikologis, status ekonomi atau finansial, akses
dan dukungan lingkungan baik formal maupun informal. Sedangkan untuk mengetahui
kapan pengkajian perencanaan pemulangan dilakukan adalah sejak pasien masuk ke Rumah
Sakit atau pada saat screeningatau kontrol kesehatan. Pada tahap ini diharapkan discharge
Planner mengetahui semua kebutuhan pasien (Bull &Robert, 2001).
Pengkajian memerlukan seseorang yang diharapkan mampu melakukan pengkajian
yang meliputi pengkajian terhadap keluarga dan pengkajian pada support dan dukungan dari
masyarakat yang dapat mendukung dalam perencanaan pemulangan dan pengkajian tentang
pengetahuan dan ketrampilan dari pasien tentang penyakit yang dihadapi, selanjutnya
pengkajian untuk rencana pemulangan akan didiskusikan oleh tim dari multidisiplin ilmu,
pasien dan keluarga. Dalam hal ini perlu kerjasama dengan tim dari komunitas yaitu
puskesmas (Bull & Robert, 2001).
b.Perencanaan
Penyusunan sebuah rencana pemulangan perlu dibentuk sebuah tim dari berbagai disiplin
ilmu yang melibatkan keluarga, sebab keluarga akan membantu proses pelaksanaan dari
perencanaan pemulangan setelah pasien dipulangkan dari Rumah Sakit.
Literatur Medis menjelaskan bahwa rencana pemulangan merupakan tanggung jawab dari
dokter, sehingga disini dokterlah yang berhak mengendalikan kerja dari tim dan setiap
anggota tim bekerja dan berinteraksi dalam rangka memenuhi kebutuhan dari klien dan
keluarga atas dasar keahlian masing-masing (Jackson, 1994).
Menurut Markey dan Igo (1987)dikutip oleh Jackson (1994) menyatakan bahwa yang
memiliki peran penting disini justru perawat terutama dalam menyusun rencana pendidikan
kesehatan klien dan keluarga, hal ini didasarkan bahwa perawat lebih mengerti pada
kebutuhan klien selama dua puluh empat jam (24 jam),terutama setelah klien di rumah atau
post hospitalisasi.
Perencanaan pemulangan dengan menyiapkan klien dan keluarga bagaimana memberikan
perawatan lanjutan di rumah diantaranya :
1) Mengajarkan pasien dan anggota keluarga tentang cara menangani perawatan di
rumah. Menyakinkan bahwa pasien dan keluarga memahami apa masalahnya.
Memberitahu mereka kemungkinan yang akan terjadi dan kapan mereka diharapkan
pulih total. Memberitahu mereka bagaimanamengenali kemungkinan masalah
kesehatan, dan apa yang dilakukan bila mereka melihat tanda dan gejala masalah
tersebut.
2) Memberitahu pembatasan aktifitas pasien, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan
pasien. Sebagai contoh pasienharus tidur pada sisi yang tidak dioperasi. Pasien
mungkin perlu menghindari aktifitas yang meningkatkan tekanan pada mata seperti
meregang sewaktu buang air besar.
3) Mendiskusikan dengan pasien dan keluarga hal-hal yang perlu mereka lakukan untuk
membuat rumah lebih aman dan lebih mudah untuk pasien.
Bila pasien tidur jauh dari kamar mandi dan belum dapat berjalan dengan baik karena
gangguan penglihatan perlu menaruh wadah disamping tempat tidur dan mendekatkan
benda-benda yang kesehariannya dibutuhkan klien.
4) Memberitahu pasien dan keluarga tentang medikasi yang perlu digunakan pasien.
Menyakinkan mereka memahami kapan meminumnya dan seberapa banyak.

5)

6)

7)

8)

9)

Menyakinkan bahwa pasien dan keluarga memahami penggunaan obat minum sesuai
dengan aturan.
Mendiskusikan perlunya pola makan atau diit nutrisi yang adekuat.
Memberitahu keluarga ada dan tidaknya makanan pantang tertentu sehubungan
dengan penyakit yang diderita.
Memberi pasien dan keluarga instruksi jelas untuk mengatasi nyeri. Mencoba untuk
membantu pasien menjalankan jadwal medikasi sehingga tidak perlu bangun malam
hari. Nyeri berkurang bila obat diberikandengan teratur sesuai jadwal. Menjelaskan
bahwa nyeri terkontrol bila obat digunakan sebelum nyeri menjadi hebat.
Memberi pasien bahan atau alat yang diperlukan atau memberikan instruksi tentang
cara mendapatkan hal-hal yang diperlukan. Memberitahu pasien dengan jelas hal-hal
yang harus dilakukan dengan instruksi tertulis. Memeriksa pemahaman mereka
dengan meminta mereka untuk menunjukan cara melakukan prosedur tersebut.
Berbicara dengan hati-hati pada pasien dan keluarga tentang ramuan buatan rumah
dan penyembuh tradisional. Mendorong keluarga untuk memberitahu dokter atau
perawat bila pasien mengalami masalah kesehatan serius.
Jika pasien perlu mengikuti perawatan lanjutan di rumah, membuat rujukan sebelum
pasien meninggalkan rumah sakit (Monica, 2005).
Ketika menyiapkan pasien dan keluarga untuk pulang, selalu mengikuti prinsip dasar
penyuluhan pasien yang baik yaitu:
1) Menjadwalkan penyuluhan ketika pasien sadar dan berminat terhadap
pembelajaran.
2) Memulai dengan bahan yang paling ingin pasien ketahui.
3) Bila mempunyai beberapa hal yang ingin diberitahukan kepada pasien, selalu
dengan informasi yang paling sederhana. Selanjutnya informasi yang lebih rumit.
4) Menggunakan kata-kata yang jelas, umum, bukan kata-kata medis.
5) Menghentikan bila pasien tampakbingung dan tanyakan apakah ia memahami.
6) Bila perlu mengulangi informasi tersebut, atau menjelaskan dalam kata-kata yang
berbeda sampai anda yakin bahwa ia memahami anda.
7) Mendorong pasien untuk memberikan komentar dan mengajukan pertanyaan dan
untuk menunjukan pada anda apa yang ia ketahui.
8) Mendorong anggota keluarga untuk mengajukan pertanyaan. Memastikan bahwa
mereka memahami apa yang perlu dilakukan.
9) Menggunakan gambar dalam penyuluhan anda dan berikan makalah, leflet/ folder
sederhana dalam bahasa pasien.
10). Memberikan jawaban yang jelas untuk pertanyaan dan memberikan kenyamanan
setenang mungkin, dengan cara tanpa mengatakan bahwa ada yang tidak benar
(Ester, 2005).

c.Implementasi
Menurut Feater dan Nicholas (1985) dikutip oleh Jackson (1994) menyatakan hubungan
yang aktif dan baik antar tim pelaksana dan tersedianya dukungan dari semua pihak serta
adanya
fleksibilitas dari organisasi pelayanan yaitu Rumah Sakit dan Puskesmas. Hal ini adalah
faktor
yang berpengaruh pada keberhasilan dalam rencana pemulangan.
Oleh karena itu untuk pelaksanaan pasien meninggalkan rumah sakit perlu diperhatikan yaitu:

1) Ketika pasien meninggalkan rumah sakit, sekali lagi menekankan informasi yang telah

2)
3)

4)
5)

anda berikan sebelumnya dan program dokter untuk medikasi, tindakan, atau peralatan
khusus.
Menekankan perjanjian rujukan sehingga pasien jelas tentang hal-hal yang harus
dilakukan.
Menyakinkan pasien dan keluarga memahami keterbatasan pasien, seberapa lama hal ini
akan berlangsung, bagaimana mengenali tanda dan gejala yang perlu diwaspadai, dan
tindakan yang harus mereka lakukan untuk membantu pemulihan pasien semaksimal
mungkin.
Mendorong pasien dan keluarga untuk datang kembali ke rumah sakit bila kondisinya
tidak membaik atau memburuk.
Ketika pasien pulih, memberikan motivasi untuk kembali ke kehidupan dan perannya
yang normal seperti sebelum sakit (Ester, 2005).

d.Out Come
Menurut Staff (1983) dikutip olehJackson (1994) bahwa suatu hasil rehabilitasi yang
efektif merupakan kombinasi dari penyusunan perencanaan pemulangan sebelum klien
masuk hingga klien keluar dari Rumah Sakit.
Menurut Coble dan Mayers (1983)dikutip oleh Jackson (1994) menyatakan evaluasi
secara kualitatif akan memberikan gambaran adanya hubungan antara lamanya hari
perawatan dengan besarnya biaya pelayanan yang dikeluarkan dan proses kepuasan klien
terhadap hal tersebut.
Unsur-Unsur Discharge Planning
Discharge Planning Association (2008) mengatakan bahwa unsur- unsur yang harus ada pada
sebuah form perencanaan pemulangan antara lain :
1. Pengobatan di rumah, mencakup resep baru, pengobatan yang sangat dibutuhkan,
dan pengobatan yang harus dihentikan.
2. Daftar nama obat harus mencakup nama, dosis, frekuensi, dan efek samping yangumum
terjadi.
3. Kebutuhan akan hasil test laboratorium yang dianjurkan, dan pemeriksaan lain,dengan
petunjuk bagaimana untuk memperoleh atau bilamana waktu akandiadakannya.
4. Bagaimana melakukan pilihan gaya hidup dan tentang perubahan aktivitas, latihan,diet
makanan yang dianjurkan dan pembatasannya.
5. Petunjuk perawatan diri (perawatan luka, perawatan kolostomi, ketentuan insulin,
(dan lain-lain).
6. Kapan dan bagaimana perawatan atau pengobatan selanjutnya yang akan dihadapisetelah
dipulangkan. Nama pemberi layanan, waktu, tanggal, dan lokasi setiap janjiuntuk control .
7. Apa yang harus dilakukan pada keadaan darurat dan nomor telepon yang bisa dihubungi
untuk melakukan peninjauan ulang petunjuk pemulangan.
8. Bagaimana mengatur perawatan lanjutan (jadwal pelayanan di rumah, perawat yang
menjenguk, penolong, pembantu jalan; walker , kanul, oksigen, dan lain-lain)
besertadengan nama dan nomor telepon setiap institusi yang bertanggung jawab
untuk menyediakan pelayanan.

No. Rekam Medis

RINGKASAN KEPERAWATAN
Nama pasien
:.L/P Kelas : Kamar : ..
Tanggal Lahir
: Umur : .Tanggal Keluar :
Tanggal Masuk
:.. DPJP
:
Diagnosa Medis
:..
Alasan Pulang : Sembuh
Pindah Rumah Sakit
Pulang Paksa
Meninggal
Mobilisasi saat pulang :
Mandiri
Dibantu sebagian
Dibantu penuh
Alat Bantu :Tongkat
Kursi roda
Brancard
Lain-lain
Alat kesehatan yang terpasang :
IV Catheter
Double Lumen Roda
Tracheastube
CVP
Lain-lain
DIISI OLEH PERAWAT / BIDAN
Keadaan pasien saat pulang :Suhu .c Nadi x/mt Pernafasan x/mt Tensi .mmHg
Diet / Nutrisi :
Oral
NGT
Diet khusus : jelaskan :..
Batasan cairan :
BAB
Normal
Ilieostomi/ Kolostomi
Inkontinensia alvi
BAK
Normal
D.Chateter
Tanggal pemakaian terakhir :
.
Inkontinensia urine
Retensi urine
DIISI OLEH BIDAN ( KHUSUS KEBIDANAN)
Kontraksi uterus
:
Vulva
:
Baik
Tidak baik
..
Bersih
Bengkak
Luka perineum
:
Kering
Basah
Lochea
:
Banyak
Sedikit
.
Luka / Luka operasi
:
Bersih
Kering
..

Tinggi fundus uteri :


Kotor
Warna : .

Bau

Ada jairan dari luka, jelaskan :

EDUKASI / PENYULUHAN KEPenyakit dan pengobatannya


Mengatasi nyeri
Perawatan
Keluarga
berencana
Perawatan ibu dan
Persiapan lingkungan dan fasilitas untuk perawatan di rumah
Perawatan di rumah
Masalah keperawatan selama di rawat
1..
2...

Anjuran perawatan khusus setelah pulang


1.
2.
Manajemen nyeri
1.Obat di minum / anti nyeri .
2.Efek samping yang timbul ..
3.Bila nyeri bertambah berat segera ke rumah sakit ..

OBAT YANG DI TERUSKAN


Tulis nama obat, dosis dan jumlah obat yang di bawa pulang
1.. 611
2... 7...12
3.. 8... 13
4.. 9... 14..
5. 10.. 15
BARANG DAN HASIL PEMERIKSAAN DISERAHKAN PADA KELUARGA
1.Hasil laboratorium
: ..lembar
2.Foto Ro/ CT Scan / MSTC / MRI-MRA : ..lembar
3.Hasil USG
: ..lembar
4.Ringkasan pulang
:
Ada
Tidak ada
5.Surat keterangan sakit
: lembar
6.Asuransi
:
Ada
Tidak ada
7.Buku bayi
:
Ada
Tidak ada
8.Kartu golongan darah
:
Ada
Tidak ada
9.Surat keterangan lahir
:
Ada
Tidak ada
10.Surat kontrok
:
Ada
Tidak ada
11.Bayi di serahkan oleh
:
12.Lain-lain
:
RENCANA KONTROL SELANJUTNYA
Ruang perawatan
: .
No Tangg
Hari
Jam Nama Dokter
No Klinik
al
1
2
3
4
5
6
7
Bontang, .
Di serahkan oleh
Perawat

Diterima oleh
Pasien/ keluarga

(.)
Tanda tangan dan nama perawat

()
Tanda tangan dan nama pasien

Di ketahui oleh
Ka. Ruang/ Ka.Perawatan/ Ka.shif

(.)
Tanda tangan dan nama jelas

Rumah Sakit Pupuk Kaltim


Jl.Oxigen No. 1 Bontang 75313, Kalimantan Timur
Telp. 0548-41118,41444 Fax. 0548-41555,41188
Customer Service : 0548-5110055
email, Humas@rspkt.com.
Sekretariat@rspkt.com,clik.www.rspkt.com
RESUME MEDIS
Tanggal Lahir/Usia
Tanggal masuk
Keluhan saat masuk

Sex P/L
Tanggal keluar /meninggal

Nama
No. Rekam Medis
Ruang Rawat terakhir
Penanggung pembayaran

Ringkasan Riwayat Penyakit :


Pemeriksaan Penunjang :

Terapi Pengobatan Selama Di Rumah Sakit :

Hasil Konsultasi :
Diagnosa Utama :
Diagnosa Sekunder 1.
2.
3.
4.
Tindakan / Prosedur 1.
2.
3.
4

ICD 10
ICD 10

ICD 9 CM

Alergi (Reaksi obat) :


RMI 45-1

Rumah Sakit Pupuk Kaltim


Jl.Oxigen No. 1 Bontang 75313, Kalimantan Timur
Telp. 0548-41118, 41444 Fax. 0548-41555,41188
Customer Service : 0548-5110055
email, Humas@rspkt.com.
Sekretariat@rspkt.com,clik.www.rspkt.com
Nama Pasien

Tanggal Lahir

Instruksi Pulang

Kontrol Poliklinik

Tanggal :

No. Rekam
Medis
Tempat :

Jenis Kelamin P/L

Rencana Diet
Edukasi

Segera kembali ke Gawat darurat


Rumah Sakit jika terjadi :

Kondisi waktu keluar


Rumah Sakit
Pengobatan
dilanjutkan
Terapi Pulang
Nama obat

Sembuh
Pindah RS
Meninggal 48 jam
Di rujuk ke : ...........
Meninggal 48 jam
Lain-lain :...............
Poliklinik RS PKT
Rumah Sakit lain
Lain-lain .................
Jumlah

Dosis

Pulang Atas Permintaan Sendiri

PUSKESMASDokter luar
Frekuensi

Cara Pemberian

Bontang, ...........................
Dokter Penanggung Jawab Pasien
Lembar 1
Lembar 2
Lembar 3
RMI 45-2

: Rekam Medis
: Pasien
: Penjamain

(....................................................)

PEMULANGAN PASIEN RAWAT INAP


No. Dok :

Revisi ke : 0

Hal 1 dari 2

Ditetapkan oleh :
PROSEDUR

Tanggal Terbit
Dr. Nurul Fathoni M.Kes
Direktur

I.PENGERTIAN :

A.Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien


mendapatkan pelayanankesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam prosespenyembuhanmaupun dalam
mempertahankan derajat kesehatannya sampaipasien merasa siap
untuk kembali ke lingkungannya.
B. Proses pemulangan pasien rawat inap dari ruang rawat inap yaitumerupakan
suatu rencana yang disusun untuk klien, sebelum keluar dari Rumah Sakit yang
dimulai dari mengumpulkan data sampai dengan masuk area perawatan yaitu
meliputi pengkajian,rencana perawatan, implementasi dan evaluasi
(Fisbach, 1994).
II.TUJUAN :
Perencanaan pemulangan pasien adalah :
a. Meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang masalah
kesehatan,kemungkinan komplikasi dan pembatasan yang diberlakukan pada
pasien di rumah.
b. Mengembangkan kemampuan merawat pasien dan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan pasien dan memberikan lingkungan yang aman untuk pasien di
rumah.
c. Menyakinkan bahwa rujukan yang diperlukan untuk perawatan selanjutnya
dibuat dengan tepat (Ester, 2005).
III.KEBIJAKAN :
1.Dokter boleh menginformasikan kepada pasien bahwa pasien boleh pulang apabila
Keadaan pasien sudah memenuhi kriteria pasien pulang sesuai SPM
2.Dokter tidak boleh menginstruksikan tindakan kepada pasien setalah pasien
diinformasikan boleh pulang
IV.PROSEDUR :
1. Dokter menginformasikan kepada pasien bahwa pasien boleh pulang
2. Dokter menginstruksikan kepada perawat bahwa pasien boleh pulang dan melengkapi

a.Resume medik
b.Surat Pulang
c.Surat kontrol
d.Resep obat yang dibawa pulang
3. Perawat melakukan pengecekan ulang mengenai tindakan-tindakan pelayanan yang
telah dilakukan
4. Perawat menginformasikan pelayanan yang telah dilakukan kepada petugas
administrasi
5. Pihak administrasi verifikasi data dan jaminan pasien
6. Petugas administrasi menginformasikan total biaya rawat inap kepada pasien/keluarga
pasien
7. Keluarga pasien mengurus pembayaran di kasir
8. Menyerahkan bukti pembayaran kepada perawat yang bertugas
9. Perawat memberikan surat pulang, obat, dan edukasi kepada pasien
10. Perawat mengantar pasien sampai ke tempat penjemputan
IV.UNIT TERKAIT :
1. Dokter yang merawat
2. Perawat
3. Unit Farmasi
4. Administrasi
5. Kasir
6. Asuransi terkait

Rumah Sakit Pupuk Kaltim


Jl.Oxigen No. 1 Bontang 75313, Kalimantan Timur
Telp. 0548-41118, 41444 Fax. 0548-41555,41188
Customer Service : 0548-5110055
email, Humas@rspkt.com.
Sekretariat@rspkt.com,clik.www.rspkt.com
EVALUASI PELAKSANAAN PERSIAPAN PASIEN PULANG
Nama:
Tanggal :
No Medrec :
Diagnosa Medis :
NO
1
2
3
4

5
6

VARIABEL
Format Asuhan Keperawatan ( Pengkajian-CatatanPerkembangan)
terisi dengan lengkap.
Tersedianya prosedur pemulangan dan atau formulir rujukanbagi
pasien yang membutuhkan tindak lanjut perawatan di rumah.
Perawat yang merawat melakukan persiapan pasien pulang.
Perawat memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan sesuai
dengan kebutuhan pasien mengenai :
a. Kapan dan siapa yang dapat dimintaibantuan/pertolongan
apabila terjadi sesuatu yang terkait dengan perawatan/
pengobatan di rumah
b. Cara makan atau memakai obat
c. Perubahan diet
d. Alat dan prosedur yang harus dipergunakan di rumah
e. Tekhnik ambulasi
f. Langkah-langkah pengamanan yang harus dilakukan dirumah
g. Rencana pemecahan masalah yang mungkin muncul
Tersedianya leaflet/media yang berkaitan dengan perawatan dirumah.
Perawat melakukan koordinasi dengan unit-unit yang terkaituntuk
pemulangan pasien.

PASIEN/KELUARGAPERAWAT

(..)

( .)

YA

TIDAK

Rencana pemulangan

Petugas yang
Menjelaskan

PJ Perawatan
pasien

A.Informasi Kesehatan
Pemberian informasi tentang hasil
pengkajian medis, diagnosis, tatalaksana,
prognosis, rencana pemulangan pasien
Rencana pemulangan pasien di diskusikan
dengan keluarga /PJ perawat pasien di
Rumah
Pemberitahuan tanggal rencana
pemulangan pasien
Tanda dan gejala yang perlu di laporkan
Tindakan / pengobatan yang dapat
dilakukan sebelum ke rumah sakit
Pemberian Nomor telepon yang bisa di
hubungi saat pasien membutuhkan bantuan
B . E d u k a s i Ke s e h a t a n U n t u k
Pa s i e n D i r u m a h
Pemberian edukasi kesehatan sesuai
dengan diagnosis
Informasi tentang clinical pathway
Pemberian leaflet edukasi kesehatan
Pemberian informasi pada pasien / PJ
perawatan pasien di rumah tentang aktifitas
pasien
Pemberian edukasi tentang nutrisi
Pemberian edukasi tentang pemberian obatobatan
C.Persiapan Pemulangan
Pasien
Tempat perawatan selanjutnya
Obat untuk di rumah
Alat bantu / peralatan kesehatan untuk di
rumah
Rencana Kontrol
Format ringkasan pulang /resume medis
yang sudah terisi
Format ringkasan keperawatan yang sudah
terisi
Alat transportasi yang digunakan untuk
pulang : ambulance /mobil pribadi
Kelengkapan administrasi

1..Berikut adalah beberapa peralatan tambahan yang diperlukan pasien


sepulangnya dari
rumah sakit (bila diperlukan) :

a.Peralatan yang portable dan sederhana : mudah digunakan,


intruksi penggunaan
minimal. Contoh : tongkat, toilet duduk.
b.Peralatan yang membutuhkan pelatihan mengenai cara
menggunakannya.
Contoh : tempat tidur khusus, pegangan terfksasi, (grab rails),oksigen.
c . Ku r s i r o d a ( m a n u a l d a n l i s t r i k )

2.Pilihan transportasi yang dapat digunakan adalah :


a. Amb u l an ce
b. Mobil pribadi

c.Helicopter (bila di perlukan) biasanya digunakan untuk pasien


dengan penyakit akut yang berat dan harus di transper ke rumah sakit lain
d.Taxi

3.IdentiFikasi dan latihan profesional kesehatan yang dapat merawat pasien


Serta lakukan koordinasi dengan tim multidisiplin dalam merancang Discharge planning
Pasien.
4.Yang dimaksud tim multi disiplin ini adalah para prfoessional kesehatan dari
disiplin ilmu yang berbeda-beda, seperti pekerja social, perawat, terapis, dokter
5 .Lakukan diskusi dengan pasien dan keluarga mengenai alasan pasien di rawat, tatalaksana,
prognosis dan rencana pemulangan pasien.
6.Tanyakan kepada pasien : Anda ingin di rawat siapa sepulangnya dari rumah sakit ?
7.Biasanya pasien akan memilih untuk dirawat oleh anggota keluarganya
8.Tanyakan kepada keluarganya mengenai kesediaan mereka untuk merawat pasien.Pastikan
mereka di informasikan mengenai/ berikanlah mereka waktu untuk memutuskan.
9.Berikut adalah hal-hal yang harus diketahui oleh pemberi layanan perawatan pasien
sepulangnya dari rumah sakit/ carer (biasanya Keluarga)
a .R en c an a n p e mul a ng an pa s i en s e ca r a t er t ul i s da n l is an
b.Kondisi medis pasien
c. Hak carer untuk memperoleh asesmen.
d.Penjelasan mengenai seperti apa terlibat dalam perawatan pasien
e.Keuntungan yang di dapat
f.Dampak -inancial
g.Akses penerjemah untuk memungkinkan komunikasi dan pemahaman yang
efektif.
h.Pemberitahuan mengenai kapan pasien akan di pulangkan.
i.Pengaturan transportasi
j.Demonstrasikan cara menggunakan peralatan tertentu sebelum pasien di pulangkan dan
pastikan terdapat jadwal pengecekan alat yang rutin.
k.Aturlah jadwal pertemuan berikutnya dengan pasien dan pendamping / PJ
perawatan

Tabel Asesmen dan rencana perawatan oleh pendamping pasien / PJ Perawatan Pasien
Kebutuhan Pendampingan pasien/ PJ Perawatan pasien
Tindakan
Oleh siapa
dan kapan
Tugas Asuhan keperawatan
Bagaimana mencari sarana dan bantuan
Informasi mengenai perawatan
Informasi mengenai gangguan jiwa
Keterlibatan dalam perencanaan perawatan dan
tatalaksana
Dukungan untuk pendamping pasien / PJ
perawatan pasien
Hubungan dengan pasien
Keluarga dan teman

Uang
Kesehatan pendamping pasien
Resiko dan keamanan

Pilihan perawatan
Masalah lainnya
Lampiran satu salinan di rekam medis pasien dan berikan salinan lainnya kepada
pendamping pasien
10.Jika pasien menolak keterlibatan keluarga dalam diskusi, staf harus memberitahukannya
kepada keluarga dan menghargai keinginan pasien.
11.Jika terdapat konflik antara keinginan pasien dan keluarganya dalam merancang
discharge planning, staf harus melakukan peninjauan ulang mengenai rencana perawatan
dan mencari solusi realistic dari masalah yang timbul.
Salah satu cara adalah dengan konferensi kasus yang melibatkan multidisipliner.
Saat pasien akan di pulangkan dari Rumah Sakit
1.Saat pasien tidak lagi memerlukan perawatan rumah sakit, pasien sebaiknya
dipulangkan dan memperoleh discharge planning yang sesuai
2.Yang berwenang memutuskan bahwa pasien boleh pulang atau tidak adalah DPJP
/ konsultan penanggung jawab pasien (atau oleh orang lain yang mendapat delegasi
kewenangan dari konsultan)
3.Pastikan bahwa pasien dan keluarganya berperan aktif dalam perenc anaan dan
pelaksanaan pemulangan pasien.
4.Lakukan penilaian pasien secara menyeluruh (holistik).
5.Nilailah kondisi fisik, mental, emosional, dan spiritual pasien.
6.Pertimbangkan juga aspek social, budaya, etnis, dan finansial pasien.

7.Tentukan tempat perawatan selanjutnya (setelah pasien dipulangkan dari rumah


Sakit) yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Penentuan tempat ini
dilakukan oleh DPJP dan tim perawatan bersama dengan penanggung jawab pasien.
Berikut adalah beberapa contoh tempat perawatan :
a.Perawatan di rumah dengan penggunaan peralatan tambahan untuk
menunjang perawatan pasien
b.Pemulangan pasien ke rumah tanpa perlu perawatan khusus
c.Perawatan di rumah dengan di damping oleh perawat/pendamping pasien
d. R u ma h s ak it /f a s i l i ta s pe ra w a t an j a ng ka p an j a ng .
e. F a s i l i ta s ke pe r aw at a n ya n g t er l at i h
f. R u ma h p er aw a ta n u mu m, s e pe r ti pa nt i j o mpo , d an s eb ag a in ya .
8 .J ika tempat perawatan selanjutnya tidak memadai (tidak dapat memenuhi
Kebutuhan pasien ), maka pasien tidak dapat di pulangkan.
9.Tim discharge planners (DPJP, Ka Unit, Tim PKRS) harus berusaha untuk mencari tempat
perawatan yang dapat menunjang kebutuhan pasien.
10.Pastikan terjadinya komunikasi efektif antara pelaksana perawatan primer, sekunder, dan
social untuk menjamin bahwa setiap pasien menerima perawatan dan penanganan yang
sesuai dan adekuat.
11.Petugas rumah sakit sebaiknya melakukan komunikasi dengan dokter keluarga pasien /
tim layanan primer mengenai rencana pemulangan pasien.
12.Identifikasi pasien-pasien yang memerlukan perawatan khusus/ ekstra seperti kebutuhan
perawatan kebersihan diri, social, dan sebagainya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan
pasien dan berikan dukungan tambahan
13.Diskusikan kembali dengan pasien dan buatlah kesepakatan mengenai rencana
keperawatan.
14.Finalisasi rencana keperawatan dan aturlah proses pemulangan pasien
15.Pastikan bahwa pasien dan keluarga / pendamping telah memperoleh informasi yang
adekuat.
16.Hak pasien sebelum di pulangkan :
a.Memperoleh informasi yang lengkap mengenai diagnosis, asesmen medis,
rencana perawatan, detail kontak yang dapat dihubungi, dan informasi relevan lainnya
mengenai rencana perawatan dan tatalaksana selanjutnya.
b.Terlibat sepenuhnya dalam discharge planning dirinya, bersama dengan kerabat,
pendamping, atau teman pasien
c.Rancangan rencana pemulangan dimulai sesegera mungkin baik
sebelum/saat pasien masuk rumah sakit
d.Memperoleh informasi lengkap mengenai layanan yang rele van dengan
perawatannya dan tersedia di masyarakat
e.Memperoleh informasi lengkap mengenai fasilitas perawatan jangka panjang,
termasuk dampak finansialnya
f.Diberikan nomor kontak yang dapat di hubungi saat pasien membutuhkan
bantuan/ saran mengenai pemulangannya
g.Diberikan surat pemulangan yang resmi, dan berisi detail layanan yang dapat
diakses
h.Memperoleh informasi lengkap mengenai kriteria dilakukan perawatan yang
berkesinambungan
i.Tim discharge planners (DPJP, Ka Unit, Tim PKR) tersedia sebagai orang yang dapat di
hubungi oleh pasien dalam membantu memberikan saran
j. Memperoleh akses untuk memberikan komplin mengenai pengaturan discharge
planning pasien dan memperoleh penjelasannya.

17.Pada pasien yang ingin pulang dengan sendirinya atau pulang paksa
(dimana bertentangan dengan saran dan kondisi medisnya), dapat dikategorikan
sebagai berikut :
a.Pasien memahami resiko yang dapat timbul akibat pulang paksa
b.Pasien tidak kompeten untuk memahami risiko yang berhubungan dengan pulang paksa,
dikarenakan kondisi medisnya
c.Pasien tidak kompeten untuk memahami risiko yang berhubungan
dengan pulang paksa dikarenakan gangguan jiwa
18. Dokumentasikan rencana pemulangan pasien di rekam medis dan berikan salinannya
kepada pasien dan dokter keluarganya.
19.Ringkasan/ resume /discharge planning pasien berisi :
Resume perawatan pasien selama di rumah sakit
Resume rencana penanganan / tatalaksana pasien selanjutnya
Regimen pengobatan pasien
Detail mengenai pemeriksaan lebih lanjut yang diperlukan dan terapi selanjutnya.
Janji temu dengan prfoessional kesehatan lainnya
Detail mengenai pengaturan layanan di komunitas / publik dan waktu pertemuannya
Nomor kontak yang dapat dihubungi jika terjadi kondisi emergency / pembatalan
pertemuan / muncul masalah-masalah medis pada pasien.
20.Rencanakan dan aturlah pertemuan selanjutnya dengan pasien
Evaluasi
Monitor dan evaluasi efikasi dan kelayakan rencana perawatan pasien secara periodik,
dengan cara :
1.P en in j a ua n u la ng re ka m m e di s / ca t a t an pas i en
2.Gunakan check list untuk menilai perkembangan dan kemajuan discharge
planning
3.Lak uk an pe re n ca na a n u la ng , j i ka di p er l uk an
Penincauan ulang dan Audit
Peninjauan ulang dan audit harus dilakukan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa
panduan berjalan dengan lancar dan diterapkan oleh seluruh profesional kesehatan di rumah
sakit.
Dokumentasi Discharge Planning berisi :
1.
2.
3.
4.

Resume perawatan pasien selama di Rumah Sakit.


Resume rencana penanganan/ tatalaksana pasien selanjutnya.
Resume pengobatan pasien
Detail mengenai pemeriksaan lebih lanjut yang diperlukan dan
terapi selanjutnya
5. Janji temu dengan profesional kesehatan lainnya
6. Detailmengenai pengaturan layanan di kominitas/ publik dan waktu
pertemuannya
7. Nomor kontak yang dapat dihubingi jika terjadi kondisi Emergency/
pembatalan pertemuan/ muncul masalah medis pada pasien.

PEMULANGAN PASIEN RAWAT INAP

No Dok :

Revisi ke :

Hal ;
Ditetapkan Oleh :

PROSEDUR

Tanggal Terbit

dr.Nurul Fathoni M.Kes


Direktur

I. PENGERTIAN : Suatu proses dimana pasien mulai mendapat pelayanan kesehatan


yang diberikan dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya
sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya.
II. TUJUAN

: 1.Memastikan proses pemulangan pasien dapat berjalan efektif dan


efisien dengan menghormati hakhak pasien dan tidak merugikan
pasien
2.Pemulangan pasien dapat berjalan lancar

III. KEBIJAKAN : 1.Pasien boleh pulang jika semua pemeriksaan penunjang sudah
selesai dan tidak dilakukan pemeriksaan lain lagi saat pasien
diijinkan pulang.
2. Pasien boleh pulang jika administrasi sudah selesai
IV. PROSEDUR :
1.Pasien dinyatakan boleh pulang oleh dokter, Dokter penanggung jawab pasien
Memberikan resep pulang melalui perawat jaga.
2.Perawat membuat discharge planning dan menjelaskan kepada pasien dan atau

Keluarga Pasien.
3.Perawat bangsal melengkapi catatan pemakaian obat, alat, serta visite dokter di
komputer di hari terakhir pasien pulang, dan memberikan resep ke petugas untuk
diambilkan resep pasien pulang.
4.Administrasi bangsal menerima catatan rekap dari peeawat dan menyerahkan rekap
ke kasir utama,Pasien dan atau keluarganya menyelesaikan administrasi,Keuangan
menghitung dan merinci kembali biaya dan mencetak serta mensyahkan biaya untuk
bukti pembayaran.
5.Keluarga pasien diberikan informasi dan diminta ke kasir serta membayar dan
diberikan bukti pembayaran, Keluarga pasien menyerahkan bukti pembayaran kepada
perawat bangsal.
6.Perawat menyerahkan obat dan memberi informasi tentang dosis dan cara pemakaian
obat serta kapan pasien kontrol.
IV. UNIT TERKAIT : 1. Rawat Inap
2. Penunjang Medis
3. Administrasi
4. Keuangan

SPO PEMULANGAN PASIEN RAWAT INAP


I.PENGERTIAN :

Reference :
Depkes RI ( 2002 ), Pedoman nasional penanggulangan Tuberkulosis, cetakan ke 8. Jakarta.
Depkes RI.
..., Plan for Follow-up Care, http://whttp://www.mass.gov/dph/cdc/tb/cmsprotocols.pdf
tanggal 26 September 2007).
Harper E.A. (1998). Discharge planning: An interdisciplinary method. Silverberg Press:
Chicago, IL.
New Brunswick Department of Health and Wellness (2002). Job definition of a discharge
planning coordinator. Author: Fredericton, NB.

Anda mungkin juga menyukai